Masih segar ingatan kita semua, bencana banjir Zhengzhou, Tiongkok, baru saja berlalu. Namun demikian, laporan lebih parah menyusul satu demi satu membuat hati kita tidak tenang. Bila kita mengikutinya, bencana manusia sekarang benar-benar tiada hentinya. Susul menyusul muncul, akan membuat jantung kita berdebar terus.Pada akhir Juli, media utama melaporkan bahwa sejak adanya sejarah umat manusia, Greenland di Arktik atau kutub utara selalu turun salju, namun setelah banjir besar di Zhengzhou Tiongkok, ia berubah menjadi turun hujan. Yang mengejutkan adalah hujan ini berlangsung terus menerus selama 9 jam! Dari awal hingga akhir berturut-turut turun selama 3 hari! curah hujan turun sebanyak 7 miliar ton dan jumlah es yang menguap mencapai 22 miliar ton! Ini membuat para ilmuwan di seluruh dunia tercengang! Menurut data yang tercatat, hujan di Greenland ini menempati dua titik extrem.
Latihan Militer AS-Jepang di Laut Filipina untuk Mengekang Perairan PKT
Chen Yue – NTD
Baru-baru ini, Amerika Serikat dan Jepang menggelar latihan militer gabungan skala besar di Laut Filipina. Para analis percaya bahwa ketika ketegangan di Selat Taiwan dan Korea Utara meningkat, Amerika Serikat dan Jepang meningkatkan upaya mereka untuk mengejutkan Partai Komunis Tiongkok.
Angkatan Laut Amerika Serikat dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang baru-baru ini menggelar latihan militer skala besar di Laut Filipina. Latihan gabungan ini melibatkan 12 kapal perang Amerika Serikat, termasuk dua kapal induk. Latihan ini sebagai rangka meningkatkan kemampuan tempur kooperatif dan mencegah meningkatnya paksaan PKT di Selat Taiwan dan daerah sekitarnya.
Ruang lingkup latihan ini meliputi latihan pertahanan udara, pengawasan maritim, latihan taktik dan latihan lintas dek. Para ahli menganalisis bahwa Filipina terletak di lokasi geografis yang penting dalam pola strategis Asia-Pasifik dan merupakan persimpangan yang menghubungkan Asia dan Pasifik. Partai Komunis Tiongkok berencana menggunakan lokasi geografis khusus Filipina untuk memblokade dan menyerang sisi timur Taiwan.
Latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Jepang bertujuan untuk menahan atau mencegat ekspansi militer PKT di kawasan Pasifik dan mempertahankan diri dari kemungkinan perang di Selat Taiwan di masa depan.
Mark, seorang blogger militer terkenal: “Latihan ini sangat komprehensif dan merupakan operasi kelas atas. Laut Filipina secara geografis sangat penting. Terletak di sebelah timur Taiwan. Laut ini memiliki kedalaman strategis yang besar. Pada saat yang sama terhubung dengan rangkaian pulau pertama. Perairan penting rangkaian pulau kedua sebenarnya ditujukan ke bagian timur Taiwan. Jika dia bisa bergerak maju, dia bisa menguasai Selat Bashi dan Selat Osumi. Dalam hal ini , ini setara dengan memindahkan dua orang penting Partai Komunis Tiongkok masuk dan keluar dari Pasifik. Jalur air penting itu sudah terkendali.”
Selama latihan bersama, Partai Komunis Tiongkok menggunakan trik yang biasa dilakukannya dengan mengirimkan dua kapal mata-mata yang diparkir hanya 7 atau 8 kilometer jauhnya untuk melakukan pengawasan ketat.
Mark: “Partai Komunis Tiongkok sebenarnya sangat takut, termasuk insiden speedboat Tiongkok baru-baru ini di perairan Kinmen pada 14 Februari. Saya pikir ini juga semacam konflik, artinya memprovokasi masalah. Gunakan ini metode koersif untuk menunjukkan tekanan terhadap Taiwan.”
Menurut analisis para ahli, Saat ekonomi Tiongkok terus menurun, dan ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mengalami gejolak dalam negeri, konflik internal semakin memanas, kepemimpinan PKT tidak dapat mengesampingkan kemungkinan untuk mengambil beberapa tindakan drastis terhadap Taiwan untuk mengalihkan fokus perhatian di dalam negeri.
Baru-baru ini, media asing utama melaporkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Amerika Serikat akan mengerahkan lima kapal induk yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Pasifik Barat untuk menghadapi ancaman Partai Komunis Tiongkok. Beberapa ahli percaya bahwa berkumpulnya lima kapal induk di Samudra Pasifik dapat terjadi dalam waktu singkat.
Mark: “Ada sejumlah kapal induk Angkatan Laut AS di sini, dan mereka akan dirotasi, jadi ada kemungkinan mereka akan terbentuk dalam waktu singkat. AS sedang mencoba untuk menciptakan kehadiran militer yang sangat besar di Pasifik sebelum presiden Taiwan mulai menjabat pada 20 Mei mendatang.” Langkah ini mengirimkan sinyal pencegahan yang kuat kepada PKT dan Korea Utara. Militer AS tidak akan membiarkan PKT membuat masalah saat ini, sementara militer AS juga menyatakan memiliki kekuatan militer yang besar serta mampu menjamin keamanan Taiwan. (Hui)
Wawancara Khusus Tucker Carlson dengan Putin, Sengaja atau Tidak Putin “Keseleo Lidah”
Yang Wei
Praktisi media AS yang bernama Tucker Carlson melakukan wawancara khusus dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, pada 6 Februari lalu, ibaratnya bagaikan menjatuhkan sebuah bom kejut. Sejumlah kalangan menilai, Carlson telah memberikan panggung bagi Putin; akan tetapi, Putin sibuk menjelaskan tentang perang Rusia-Ukraina, menentang ekspansi NATO ke timur, dan secara samar ingin berdamai, juga berniat mendorong PKT ke depan panggung, ia melakukan tak sedikit “keseleo lidah”, yang sebenarnya merupakan hasil di luar dugaan dari wawancara Carlson ini.
Rusia Juga Pernah Berniat Bergabung Dengan NATO?
Putin mengulangi sikapnya yang menentang ekspansi NATO ke timur. Akan tetapi, Putin sendiri mengungkapkan bahwa dirinya pernah berniat bergabung dengan NATO.
Putin berkata pada Carlson, “Saya menjadi presiden sejak tahun 2000… saat bertemu dengan Presiden AS Bill Clinton yang hampir usai masa jabatannya di Istana Kremlin, saya bertanya padanya, ‘Bill, menurut Anda jika Rusia mengajukan permohonan menjadi anggota NATO, apakah hal ini akan terealisasi?’ Dia menjawab, ‘Ini sangat menarik’………. Tetapi hingga malam itu, saat kami makan malam bersama, Bill mengatakan, ‘Saya telah mendiskusikannya dengan tim saya, tidak, tidak, sekarang tidak mungkin’.”
Rusia menyebutkan menentang ekspansi NATO ke timur, tetapi mengapa dulu ingin bergabung dengan NATO? Dengan terkejut Carlson bertanya, “Apakah Anda serius? Anda akan bergabung dengan NATO?”
Putin menjawab, “Saya telah melontarkan sebuah pertanyaan: ‘apakah mungkin?’ Dan jawaban yang saya dapatkan adalah tidak.”
Carlson mengejarnya dengan pertanyaan, “Tapi jika ia setuju, apakah Anda akan bergabung dengan NATO?”
Putin menjawab, “Jika dia mengiyakan, maka proses perdamaian akan dimulai… tapi hal itu tidak terjadi.”
Tahun 1991 Perang Dingin berakhir, Pakta Warsawa yang berkonfrontasi dengan NATO pun ikut dibubarkan. Negara mantan anggota Pakta Warsawa yakni Ceko, Hungaria, dan Polandia bergabung dalam NATO pada 1999, dan disebut sebagai ekspansi NATO ke timur yang pertama. Tapi Putin berkata, pada tahun 2000 ia juga berniat mengajukan Rusia untuk bergabung dengan NATO.
Putin berusaha menjelaskan, Rusia pernah secara pro aktif ingin berbaikan dengan AS, tapi telah ditolak. Jika Rusia pernah berniat bergabung dengan NATO, maka menjadi lebih rasional bila negara-negara Eropa Timur pun ikut bergabung dengan NATO. Pada 2004, Rumania, Estonia, Latvia, Lithuania, Slowakia, Slovenia, dan Bulgaria ikut bergabung dengan NATO; disusul Albania, Kroasia juga ikut bergabung dengan NATO pada 2009; pada 2017, Montenegro ikut bergabung dengan NATO; dan tahun 2020, Makedonia Utara juga ikut bergabung dengan NATO. Negara-negara kecil dan menengah itu memilih berpihak pada Barat dan mencari jalan keluar sendiri, sebenarnya adalah karena ketakutannya terhadap Rusia. Invasi Rusia terhadap Ukraina telah membuktikan kekhawatiran ini. Lima kali ekspansi NATO ke timur, semuanya adalah negara-negara itu sendiri yang telah berpaling, tidak berbeda dengan keinginan Rusia pada 2000.
Perbedaannya adalah, Rusia hanya mencoba sekali lalu melepasnya, tapi negara lain tidak putus asa, hingga akhirnya disetujui bergabung dengan NATO. Ukraina adalah yang tertinggal di tengah keraguannya, hingga akhirnya menjadi korban, ini juga membuktikan keputusan negara lain adalah pilihan yang bijaksana. Pada April 2023, Finlandia yang netral telah bergabung dengan NATO; dan kini, halangan bagi Swedia bergabung dengan NATO juga telah tersingkirkan.
Putin menentang ekspansi NATO ke timur, juga berinisiatif mengutarakan keinginannya ikut bergabung dalam NATO, sepertinya saliing kontradiksi, tanpa disadarinya telah “keseleo lidah”.
Rusia Menghadapi Situasi Canggung yang Terus Melemahkannya
Sudah hampir dua tahun invasi Rusia ke Ukraina, sekarang Rusia terperosok ke dalam kubangan, dan dilema.
Di awal perbincangan dengan Carlson, Putin mengatakan menggunakan waktu 30 detik atau 1 menit untuk “menjelaskan latar belakang sejarah”, tapi ternyata ia menghabiskan waktu hingga 20 menit menjelaskan sejarah modern versi tertentu. Putin berusaha menjelaskan alasan rasionalnya mencaplok Ukraina, dia juga telah mengalihkan topik wawancara itu menjadi Perang Rusia-Ukraina.
Putin mengetahui ini adalah topik krusial yang tak terhindarkan, dan telah melakukan banyak persiapan; namun mayoritas audiens yang mendengar pernyataannya ini seharusnya sulit menyetujui logika Putin itu.
Sejak awal Putin telah “keceplosan”, mengungkapkan perang Rusia-Ukraina justru menjadi ganjalan besar di hatinya sekarang. Ia bahkan menertawakan diri sendiri di hadapan Carlson, “Ini mungkin sangat membosankan”.
Carlson pun mengatakan, “Bolehkah saya bertanya… Anda sedang menjelaskan, Ukraina (kawasan tertentu di timur Ukraina) realitanya merupakan wilayah milik Rusia selama ratusan tahun… sebenarnya kawasan itu adalah milik Anda. Mengapa Anda menunggu begitu lama (baru melakukan invasi)?”
Tak sedikit orang berpendapat pertanyaan Carlson itu kurang tajam. Pemikiran Carlson seharusnya adalah, saling menekan mungkin mengakibatkan wawancara itu berlangsung tidak lancar; pertanyaan yang relatif tidak tajam, justru akan memancing Putin melontarkan lebih banyak pernyataan, untuk disajikannya kepada para audiens. Invasi Rusia terhadap Ukraina pada dasarnya kurang logis, mayoritas orang tidak sependapat dengan penjelasan Putin, semakin banyak Putin menjelaskan, semakin banyak pula dia “keseleo lidah”. Cara Carlson mengemukakan pertanyaan, telah menghindari kemarahan Putin, juga secara jelas telah mendobrak logika penjelasan Putin.
Putin menjawab, “Setelah Uni Soviet runtuh, garis perbatasan kami seharusnya adalah sepanjang garis perbatasan negara bekas Uni Soviet dulu. Kami telah menyetujuinya. Tapi kami tidak pernah menyetujui ekspansi NATO ke timur, kami juga tidak pernah setuju Ukraina bergabung dengan NATO. Selama beberapa dekade, kami terus meminta: jangan lakukan itu, jangan lakukan itu.”
Logika dari pernyataan ini adalah, Ukraina hendak bergabung dengan NATO, Rusia tidak ingin membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO, sehingga terjadilah konflik militer itu. Akan tetapi, Putin berkata Rusia pernah ingin bergabung dengan NATO, yang berarti telah membantah logikanya sendiri. Rusia bisa mencari kemungkinan bergabung dengan NATO, tapi mengapa negara lain tidak boleh? Rusia mengakui perbatasan negara lain setelah Uni Soviet runtuh, sekarang ia menyesalinya, ini hanya menunjukkan Moskow plin plan.
Pada 21 April 2023, Dubes RRT untuk Prancis yakni Lu Shaye menyebutkan, “Negara bekas Uni Soviet tidak punya status hukum internasional yang sah, karena tidak ada kesepakatan internasional yang memastikan status mereka sebagai negara yang berdaulat.” Tetapi Kemenlu RRT justru telah menyangkal pernyataannya itu, dan menyebut itu hanya “pendapat individunya”. PKT juga dipaksa mengakui legalitas garis perbatasan setiap negara bekas Uni Soviet dulu.
Wawancara Carlson tidak menjadi panggung bagi Putin, saya yakin mayoritas audiens tidak sependapat dengan Putin, termasuk tujuan Rusia menginvasi Ukraina adalah untuk de-NAZI-fikasi dan lain sebagainya. Putin berupaya mematahkan kebuntuan opini publik, tapi dia juga tahu akan sangat sulit; dia menerima wawancara dengan Carlson, seharusnya ada maksud lain, yaitu: ingin berdamai.
Moskow Secara Kuat Lontarkan Sinyal Untuk Berdamai
Carlson bertanya pada Putin, “Mengapa tidak menelepon Biden dan katakan ‘ayo selesaikan masalah ini’?”
Putin menjawab, “Apa yang harus diselesaikan? Ini sangat sederhana. Kami menyampaikan informasi pada pemimpin AS, ‘Jika Anda benar ingin berhenti berperang, maka Anda harus berhenti memasok senjata. Ini hanya butuh beberapa minggu sudah berakhir… setelah sepakat dengan sejumlah ketentuan, maka akan berhenti… mengapa saya tidak meneleponnya? Apa yang harus saya katakan? Mengapa harus memohon padanya? ‘Kalian telah mengirim senjata ini dan itu bagi Ukraina, saya takut, saya takut, jangan lakukan itu.’ Apa yang perlu diperbincangkan?”
Putin hanya tidak ingin terlihat lemah di hadapan AS, tapi dia telah melontarkan salah satu kartu as untuk gencatan senjata, yakni AS harus berhenti memberikan bantuan militer bagi Ukraina. Begitu AS melakukan hal itu, Ukraina akan kehilangan kemampuan merebut kembali wilayahnya yang telah dicaplok, bahkan mungkin akan kehilangan lebih banyak lagi wilayah lainnya, pada akhirnya akan dipaksa mengakui wilayahnya yang dicaplok itu menjadi milik Rusia, untuk mendapatkan gencatan senjata sementara.
Istana Kremlin merasa, berinisiatif berdamai dengan AS, berarti telah mengaku kalah pada AS; Putin tidak bersedia mengakui kekalahan secara langsung pada Biden, tapi ia butuh wawancara dengan Carlson ini untuk melontarkan sinyal ingin berdamai.
Carlson bertanya lagi, “Apakah menurut Anda, NATO mencemaskan perang ini akan berubah menjadi perang global atau konflik nuklir?” Putin menjawab, “Mereka sepenuhnya mengerti ini hanya suatu fantasi. Mereka sedang berupaya memperbesar ancaman Rusia.”
Carlson bertanya lagi: “Fokus dari kontradiksi adalah, ia (Rusia) telah menginvasi Ukraina, sasaran wilayah (Rusia) adalah melintasi seluruh Eropa. Dan Anda secara tegas mengatakan, Anda tidak melakukannya?” Putin menjawab, “Ini mutlak tidak mungkin… terseret ke dalam perang global adalah menentang akal sehat. Tentu, deterensi itu memang ada. Mereka terus menakuti kami semua: besok Rusia akan menggunakan senjata nuklir taktis, besok Rusia akan menggunakannya, tidak, besok lusa… tujuannya adalah agar sebisa mungkin melemahkan Rusia.”
Putin menyangkal penggunaan senjata nuklir, tapi perlu menyimpan deterensi nuklir. Dia juga menyangkal akan menyerang NATO, semua ini seharusnya merupakan sinyalnya untuk berdamai. Rusia sangat jelas, perang Rusia Ukraina ini membuat AS dan NATO berpeluang “sebisa mungkin mengikis kekuatan Rusia”. Akan tetapi, Moskow sendirilah yang telah memberikan peluang bagi NATO untuk mengikis kekuatannya. Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung dua tahun, seandainya berlanjut dua tahun lagi, bahkan lima tahun lagi, apakah Moskow mampu bertahan?
Carlson bertanya, “Seberapa besar motivasi Anda untuk menelepon pemerintah AS dan mengatakan ‘mari kita capai kesepakatan’?” Putin menjawab, “Kami tidak menolak negosiasi. Anda seharusnya memberitahu pemimpin Ukraina untuk berhenti, dan kembali ke meja perundingan. Kami tidak menolaknya.”
Carlson terus bmengejar dengan pertanyaan, “Saya kira saya tidak salah paham, saya berpendapat Anda mengatakan bahwa Anda berharap untuk menyelesaikan masalah Ukraina yang sedang terjadi ini melalui perundingan.” Putin kembali menjawab, “Benar, kami telah mempersiapkan diri, kami telah bersiap-siap untuk dialog kali ini”.
Putin menerima wawancara dengan Carlson, memanfaatkan momentum ini untuk melontarkan sinyal kuat ingin berdamai dengan AS dan NATO. Akan tetapi, suatu masalah yang krusial telah terabaikan. Apakah Presiden Ukraina sekarang yakni Zelensky akan setuju menyerahkan sebagian wilayahnya untuk mencapai gencatan senjata? Jika demikian, sepertinya belum sampai pemilu berikutnya, dia akan lengser. Rusia ingin mencaplok wilayah Ukraina, juga ingin keluar dari kubangan itu, sepertinya tidak akan mudah untuk dapat mewujudkan kedua hal sekaligus.
Putin Dorong PKT Naik Ke Panggung
Dalam wawancara Carlson bertanya, “Apakah negara BRICS akan menghadapi bahaya ekonomi yang akan didominasi oleh Tiongkok? Apakah Anda mengkhawatirkannya?”
Putin menjawab, “Anda tidak bisa memilih bertetangga dengan siapa……. Kami memiliki garis perbatasan yang sama dengan mereka sepanjang 1.000 km….. Kami memiliki sejarah hidup berdampingan selama ratusan tahun, kami sudah terbiasa……. Konsep kebijakan diplomatik PKT bukan menginvasi, mereka selalu berpikir untuk berkompromi, hal ini bisa kita lihat.”
Pernyataan Putin ini, terdapat perbedaan yang sangat besar dengan hubungan Rusia-Tiongkok yang disebut “tanpa batas”. Putin tidak mengatakan Tiongkok adalah tetangga yang baik, tapi mengatakan tidak bisa memilih, hanya bisa menyesuaikan diri. Ia juga mengungkapkan, dalam proses berurusan dengan Rusia, Tiongkok telah banyak berkompromi; tapi Tiongkok sepertinya tidak ingin berkompromi saat berurusan dengan AS dan Barat. Tiongkok telah memberikan wilayah Vladivostok dan wilayah lainnya yang begitu luas kepada Rusia, seandainya berdasarkan konsep Rusia menginvasi Ukraina, maka Tiongkok seharusnya juga bisa memanfaatkan peluang di saat Rusia sedang lemah, mengirim pasukan merebut kembali Vladivostok dan wilayah lainnya.
Putin juga berkata, “Di tahun 1992, pangsa pasar negara G7 dalam ekonomi dunia mencapai 47%, dan hingga tahun 2022, saya menilai rasio ini akan turun sampai 30%.”
Di antara negara BRICS, rasio perekonomian Tiongkok adalah yang paling besar, PDB India menduduki posisi kelima dunia, Brazil di posisi kesembilan, Rusia di posisi kesebelas, Afrika Selatan di posisi ke-41. Hubungan AS dan India sedang menghangat, Brazil dan Afrika Selatan tidak akan mau berseteru dengan AS dan Barat, Putin sengaja mendorong PKT ke depan agar berhadapan langsung dengan AS.
Putin juga berkata, “Barat lebih takut pada Tiongkok yang kuat daripada Rusia yang kuat, karena Rusia hanya berpenduduk 150 juta jiwa, sedangkan di Tiongkok ada 1,5 milyar jiwa, perekonomiannya melaju pesat, setiap tahun lebih dari 5%… dalam hal daya beli dan skala ekonomi, Tiongkok adalah badan ekonomi terbesar dunia saat ini. Dan Tiongkok sudah sejak lama melampaui AS.”
Seharusnya Putin telah mendapatkan informasi sesungguhnya tentang merosotnya perekonomian Tiongkok di tahun 2023, tapi ia tetap berniat memuji kemampuan Tiongkok bahkan mengatakannya telah melampaui AS, niatnya adalah ingin mengingatkan AS, bahwa Tiongkok adalah musuh terbesar AS, bukan Rusia. Putin dengan sengaja “keseleo lidah”.
Dalam wawancara dengan Carlson, Putin dengan sengaja atau tak sengaja “keseleo lidah”, hal ini merefleksikan dilema dan kekhawatirannya, juga secara lebih akurat telah menggambarkan perubahan besar pada pola dunia saat ini. Baik Carlson maupun audiens mendapat hasil di luar dugaan, Moskow juga bisa dibilang telah memperoleh kesempatan untuk bersuara, yang kalah telak seharusnya adalah PKT. (sud/whs)
Dari Kematian Navalny Nurani Rusia, Mengenang Raibnya Gao Zhisheng
Yuan Bin
Pada 16 Februari lalu, seorang pemimpin oposisi Rusia yakni Alexei Anatolyevich Navalny telah meninggal dunia di dalam penjara, ia tutup usia pada 47 tahun. Berita ini pun sontak menggegerkan seluruh dunia.
Biro Layanan Penjara Federal Rusia (FSIN) Jum’at lalu mengeluarkan pernyataan bahwa pada hari itu setelah berjalan keluar sejenak dari selnya Navalny merasa dirinya tidak enak badan, lalu kehilangan kesadaran. Sebuah ambulans tiba di lokasi kejadian, petugas medis berusaha memberikan pertolongan pertama, namun tidak dapat menyelamatkannya.
Pihak FSIN juga mengatakan, penyebab kematian Navalny masih dalam proses “penyelidikan”. Namun berbagai kalangan berpendapat, Presiden Rusia Putin-lah yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Navalny.
VoA mengutip pernyataan seorang tokoh oposisi bekas Uni Soviet dulu yang sekarang telah menjadi politisi Israel yakni Natan Sharansky juga menyatakan kepada VoA, antara era 1970 dan 1980 dirinya juga pernah dipenjara dan disiksa di Rusia, tetapi waktu itu penguasa masih tidak berani membunuhnya. “Mereka hendak bertikai dengan saya! Kala itu opini internasional masih berpengaruh bagi mereka… Tetapi Putin pada hari ini sudah tidak peduli semua itu, itu sebabnya ia langsung saja membunuh satu persatu lawan-lawannya”, demikian ungkap Sharansky pada VoA.
Navalny sebagai penentang Putin, sejak 2009 ia terus mengkritik kepemimpinan Putin dan betapa korupnya pemerintah federal Rusia, ia pernah mengorganisir banyak sekali pawai unjuk rasa, dan pernah ditangkap jangka waktu singkat pada Desember 2011 dan Juni 2012.
Selain itu, Navalny berulang kali mencalonkan diri sebagai presiden, walikota Moskow dan berbagai jabatan pemerintahan lainnya, tetapi selalu dihalangi oleh penguasa Rusia.
Pada 19 Agustus 2020, saat Navalny kembali dari Tomsk ke Moskow dengan menumpang pesawat, ia merasa tidak enak badan, dan muncul gejala keracunan, pesawatnya lantas mendarat darurat di Omsk. Kemudian, Navalny dilarikan ke Jerman untuk mendapatkan pertolongan.
Begitu keluar dari rumah sakit saat pertama kali diwawancarai, Navalny menuding Putin adalah dalang di balik aksi meracuni dirinya, dan dirinya bersumpah akan kembali ke Rusia dan terus melakukan gerakan perlawanan. Lalu pada 17 Januari 2021, Navalny menumpang pesawat dari Jerman kembali ke Rusia, dan ia pun ditangkap saat pesawatnya mendarat di Moskow.
Pada Oktober 2021, saat di dalam penjara dirinya mendapat penghargaan HAM tertinggi Uni Eropa dari Komisi Eropa yakni Penghargaan Sakharov. Begitu berita kematian Navalny menyebar, warga Rusia berinisiatif datang ke depan batu nisan korban massal Pembersihan Besar-Besaran masa Uni Soviet dulu untuk mempersembahkan karangan bunga mengenang dirinya.
Menurut pemberitaan stasiun televisi Al Jazeera, pihak kepolisian Rusia pada Jum’at dan Sabtu, minggu lalu telah menangkap sedikitnya 177 warga peserta dalam kegiatan berkabung sekaligus unjuk rasa itu. Karangan bunga dan berbagai barang-barang untuk peringatan lainnya dari warga juga semuanya disingkirkan oleh penguasa pada malam hari Jum’at itu. Tapi warga yang berkabung membawa karangan bunga pada keesokan harinya yakni hari Sabtu tetap datang berbondong-bondong, dan aksi penangkapan oleh polisi juga masih terus berlanjut.
Kematian Navalny membuat penulis teringat akan menghilangnya pengacara HAM ternama Tiongkok yakni Gao Zhisheng. Sejak mulai berprofesi pengacara pada 1996, Gao Zhisheng terus membantu kelompok minoritas dalam menegakkan HAM, dan pernah mewakili sejumlah warga menggugat pemerintah daerah dalam kasus HAM, sehingga dirinya dijuluki sebagai “hati nurani Tiongkok”.
Ia juga berkali-kali menangani kasus penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong juga anggota gereja rumahan, dan 3 kali mempublikasikan surat terbuka menuntut para penguasa agar berhenti menganiaya praktisi Falun Gong. Kemudian ia yang mendapat julukan “Top 10 Pengacara Nasional” karena pernah blusukan di Kementerian Kehakiman dan media massa resmi Tiongkok, juga menjadi sasaran penganiayaan penguasa. Pada Agustus 2006 izin pengacaranya dicabut, ia pun diculik dan disiksa, lalu pada 22 Desember 2006 Pengadilan Beijing menjatuhkan vonis 3 tahun penjara dengan masa percobaan 5 tahun kepada Gao Zhisheng dengan tuduhan “melakukan kejahatan provokasi untuk menggulingkan rezim negara”; selama masa percobaan dirinya telah berkali-kali diculik dan disiksa.
Pada 2011 Gao dipenjara lagi selama 3 tahun di Penjara Xayar Xinjiang, lantas setelah keluar dari penjara ia kembali dikenakan tahanan rumah jangka panjang di utara Provinsi Shaanxi. Pada 13 Agustus 2017, Gao Zhisheng berhasil diselamatkan oleh dua sahabatnya, tapi dengan segera ia ditangkap lagi, dan hingga kini tidak diketahui rimbanya.
Navalny ditangkap dan dipenjara oleh penguasa Putin, setidaknya kalangan luar masih mengetahui akan keberadaannya. Tetapi pengacara Gao Zhisheng hingga kini telah menghilang hampir 7 tahun, namun sama sekali tidak ada kabar beritanya. Dan yang mengalami penganiayaan oleh PKT bukan hanya Gao Zhisheng seorang saja, teman dan kerabat Gao juga ikut terimbas dampaknya.
Istri Gao Zhisheng yakni Geng He mengatakan kepada VoA, “Sudah 20 tahun berlalu, bahkan kakak saya pun sudah tidak punya KTP lagi karena sudah disita. Lagi pula setiap bulan diharuskan untuk melapor dan tanda tangan di kantor Keamanan Publik setempat, maksudnya untuk menandakan bahwa kami tetap ada disini dan tidak pergi kemana pun. Selama ini, kakak ipar saya menderita kanker, sering kali harus ambil KTP untuk tebus obat. Setiap kali saya menelepon kakak, mereka akan mempersulit kakak saya. Tidak memberinya KTP, karena telah berhubungan dengan saya. Kakak saya berkata, ‘Saya tidak berkata apapun, saya juga tidak menghubungi dia, tapi dia adik saya yang menghubungi saya, saya tidak menghubunginya’. Dia (polisi) itu menghendaki kami putus hubungan. Kakak saya berkata, ‘Saya bisa saja tidak menghubunginya, tapi dia adalah adik saya, kami ada hubungan darah’. Tetapi polisi tetap tidak memberi ampun. Jadi dalam keluarga pun dihina, dan dipersulit seperti ini. Akhirnya kakak ipar saya bunuh diri, dengan melompat dari gedung apartemen’.” Selain Geng He dan kakak iparnya, kakak Gao Zhisheng sendiri juga terus diganggu setelah Gao Zhisheng menghilang, lalu mengalami depresi, juga kemudian bunuh diri. Bahkan dua orang yang menyelamatkan Gao Zhisheng yakni Shao Chongguo dan Li Fawang, juga divonis hukuman berat oleh PKT.
Baik kematian Navalny maupun menghilangnya Gao Zhisheng telah memperlihatkan betapa kejinya rezim otoriter. Namun dibandingkan dengan rezim Putin, PKT jelas lebih otoriter dan lebih brutal. Di Rusia, karena sedikit banyak masih terdapat sedikit ruang berbicara yang menyedihkan, setidaknya nama Navalny masih dikenal luas oleh masyarakat, sedangkan di Tiongkok, bahkan sedikit ruang yang mengenaskan itupun sudah tidak ada sama sekali, sehingga sangat sedikit orang yang mengetahui nama Gao Zhisheng.
Jika dikatakan di Rusia, penyebab kematian Navalny tidak jelas, tapi setidaknya kalangan luar masih mengetahui dimana dirinya dipenjara, dan mati dimana, sedangkan di Tiongkok, Gao Zhisheng telah menghilang hampir 7 tahun, kalangan luar bahkan tidak tahu menahu sedikit pun tentang dirinya, tidak tahu dimana ia berada, bahkan kondisinya masih hidup atau sudah meninggal pun tidak ada yang mengetahuinya.
Jika di Rusia, masih ada media massa yang memberitakan dan mengomentari kematian Navalny, sedangkan di Tiongkok, media massa jelas tidak berani memberitakan dan mengomentari tentang Gao Zhisheng, bahkan warganet pun tidak berani menyebut nama Gao Zhisheng, barang siapa yang berani melakukannya, setidaknya ia akan dipanggil menghadap polisi untuk diajak “minum teh”, bahkan mungkin akan dipenjara.
Tanggal 16 Februari 2024, berita kematian Navalny telah menimbulkan tanggapan yang kuat dari masyarakat internasional, sang istri, Yulia Borisovna Navalnaya, hadir di tengah pembukaan Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada hari itu, dan menyatakan, “Saya ingin mereka semua tahu bahwa mereka akan dihukum atas segala yang telah mereka lakukan terhadap negara kami, terhadap keluarga saya, dan terhadap suami saya. Rezim ini berikut Putin harus bertanggung jawab atas segala kejahatan yang telah dilakukannya di negara kami selama ini.”
Di mata penulis, kalimat ini juga sangat cocok ditujukan kepada PKT. Ia harus bertanggung jawab atas segala kejahatannya selama ini, karena semua yang dilakukannya terhadap Gao Zhisheng harus mendapat hukuman sejarah. (sin)
Manusia Purba Neanderthal akan “Lahir Kembali ke Dunia” Setelah 40.000 Tahun Kepunahan Mereka
Otak miniatur manusia Neanderthal yang seukuran kacang polong membawa gen NOVA1 dari leluhurnya. Setiap butir “kacang” ini memiliki sekitar 400.000 sel. Manusia Neanderthal sudah punah sekitar 40.000 tahun yang lalu, tetapi berkat sains mutakhir, sekarang ada laboratorium di California yang berisi otak manusia Neanderthal seukuran kacang polong di Cawan Petri (Peralatan gelas laboratorium).Mengapa para peneliti ingin mempelajari otak mini ini ? Menurut peneliti, blok saraf kecil ini mungkin dapat mengungkap sebab punahnya manusia Neanderthal, sementara Homo sapiens terus menaklukkan sebagian besar planet ini.
Sektor Jasa Keuangan yang Kuat dan Stabil Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Arah kebijakan OJK 2024 disampaikan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang digelar di Jakarta, Selasa (20/2) dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo. Dalam acara itu OJK juga meluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
Pada kesempatan PTIJK ini, Presiden RI mengapresiasi OJK dan kerja sama seluruh pihak dalam memajukan dan mewujudkan resiliensi industri jasa keuangan Indonesia. Dalam arahannya, Presiden RI menyampaikan untuk terus belajar dari krisis keuangan di masa lalu dan agar tetap waspada dalam menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian, terus meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan serta dukungan terhadap pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.
“Saya mengapresiasi penyempurnaan taknonomi berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan tadi oleh Ketua OJK sehingga inisiatif keuangan hijau bisa menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan inklusivitas. Terima kasih atas dedikasi Bapak/Ibu dan kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan,” kata Presiden.
OJK menilai saat ini ketidakpastian perekonomian global mulai menurun, namun masih terjadi divergensi pemulihan antarnegara. Indikator perekonomian menunjukkan pertumbuhan ekonomi termoderasi di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target inflasi sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif. Di AS, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi.
Namun demikian, pasar masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di laut merah imbas dari konflik Timur Tengah, serta penyelenggaraan pemilihan umum sepanjang tahun 2024 yang mencakup 50 persen populasi dunia terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan serta pemulihan ekonomi Tiongkok.
Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif sejak Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan perkiraan soft landing di AS, sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke Emerging Markets (EM) dan menjadi penopang penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia. Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun.
Di domestik, leading indicators perekonomian nasional masih cukup positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus dan PMI Manufaktur yang masih ekspansif. Tingkat inflasi juga terjaga rendah pada tahun 2023 di level 2,61 persen yoy. Namun demikian, masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor. (amelia)
Ngeri ! Potongan Tubuh Berserakan di Jalanan Kota Beijing, Berita Diblokir Otoritas
NTD
Pada 20 Februari, gambar sejumlah potongan tubuh berserakan di jalanan Liuliqiao, Beijing. Namun demikian, karena informasi terkait telah diblokir otoritas sehingga insiden apa yang terjadi belum dapat diketahui.
Pada 21 Februari, foto dan video kejadian ini diunggah ke platform “X”, tetapi kemungkinan telah diblokir oleh otoritas berwenang sehingga informasi relevan tidak dapat ditemukan di Internet Tiongkok.
Dari gambar yang diposting terlihat, dalam jarak beberapa puluh meter di sebelah kiri jalan Liuliqiao, berserakan banyak potongan tubuh yang ditutupi kain putih, namun masih banyak potongan yang masih dapat terlihat. Jalanan tersebut dipisahkan oleh rambu berbentuk kerucut dan ada seorang petugas polisi yang sedang berdiri di TKP.
Rambu-rambu jalan di sisi kanan jalan terdapat penunjuk arah seperti “Liuliqiao”, “Xiju” dan “Weimin Street”, yang menunjukkan bahwa lokasi kejadian berada di dekat Terminal Penumpang Liuliqiao di Distrik Fengtai, Beijing.
Sejumlah potongan tubuh berserakan di Liuliqiao, Beijing. (foto Internet)
Di saat yang sama juga beredar rekaman video yang diambil oleh seorang pengemudi mobil yang sedang melintas. Pengemudi tersebut sampai terus berseru “Edan !”. Dan ia langsung menyembunyikan kameranya di belakang kemudi ketika melewati petugas keamanan publik yang sedang berjaga, mungkin untuk menghindari pengambilan gambarnya dipermasalahkan.
Netizen yang menyebarkan gambar di atas menyebutkan, insiden tersebut terjadi pada 20 Februari 2024 pagi waktu Beijing.
Sampai saat ini belum jelas insiden apa yang terjadi.
Pada 20 Februari siang, ada sebuah pesan teks yang beredar di platform “X” yang berbunyi : Sebuah kecelakaan besar terjadi di Liuliqiao, Beijing, namun tidak berani menengok karena kejadian terlalu tragis.
Beberapa orang menduga bahwa itu mungkin akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas. Namun, sejumlah netizen mempertanyakan setelah menonton video tersebut bahwa tidak terlihat di ada kendaraan yang rusak berada di sekitar sana. Beberapa orang juga bertanya-tanya, seberapa dahsyatnya kecelakaan lalu lintas sampai bisa mencabik-cabik tubuh orang sedemikian rupa ?
Salah seorang netizen meninggalkan komentarnya : “Saya yakin ini bukan kecelakaan lalu lintas biasa”.
Saat ini, penelusuran untuk mengetahui insiden apa yang terjadi di Liuliqiao, Beijing lewat media sosial Tiongkok tidak akan berhasil. Yang jelas berita terkait sudah diblokir oleh otoritas.
Akibat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang terus melorot, menyebabkan berbagai insiden massal hingga tindak pembunuhan sering terjadi. Gerakan “Stabilisasi opini publik” yang dipromosikan PKT menjadi semakin gencar, maka banyak insiden kecil sekali pun cepat-cepat diblokir karena takut membesar lalu memicu protes massal.
Pada 4 Februari tahun ini, beredar di media sosial Tiongkok tentang sebuah bus yang terbakar hebat hingga tinggal kerangka dan menyebabkan lebih dari 20 orang penumpang tewas dan mengalami luka bakar di Jalan Guangqu di Distrik Chaoyang, Beijing. Namun berita itu dengan cepat diblokir otoritas. Berita online selanjutnya menyebutkan bahwa seorang investor saham yang mengalami kerugian besar akibat jatuhnya pasar saham Tiongkok yang membuat ledakan terjadi dalam bus lalu terbakar. Namun, sejauh ini informasi terkait belum dapat dikonfirmasikan. (sin)
Bocoran Anshun Shanghai Mengungkapkan Rincian Serangan Siber PKT terhadap Barat
Baru-baru ini, sebuah platform pengembangan perangkat lunak yang berbasis di AS menerbitkan dokumen dari Shanghai Anshun, sebuah perusahaan yang bekerja untuk Kementerian Keamanan Publik Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang mengungkapkan rincian bagaimana PKT melakukan serangan siber di luar negeri
Wang Yanqiao – NTD
Sejumlah besar dokumen internal dari Anshun, sebuah perusahaan keamanan siber Tiongkok yang bekerja untuk Kementerian Keamanan Publik, baru-baru ini bocor, yang diduga bocor karena ketidakpuasan karyawan terhadap gaji dan perusahaan.
Dokumen berskala besar tersebut ditemukan oleh seorang peneliti keamanan Taiwan dengan nama akun Azaka Sekai (@AzakaSekai_) pada Minggu (18 Februari) dan dibagikan di platform media sosial X. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa dokumen internal Anshun telah bocor.
Dokumen yang bocor ini menunjukkan bahwa Anshun memiliki area layanan yang luas, dan telah meretas atau menyerang, termasuk: Kementerian Pertahanan India, NATO, dan Badan Kejahatan Nasional Inggris, mencuri informasi sensitif dari sektor peradilan di banyak negara, dan meretas perusahaan telekomunikasi negara tetangga dalam waktu yang cukup lama.
Tang Jingyuan, seorang komentator senior urusan terkini, mengatakan: “Kita dapat melihat bahwa Anshun adalah produk yang sangat khas dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang disebut fusi sipil-militer. Meskipun seolah-olah merupakan perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan secara pribadi, pada kenyataannya, Anshun memberikan banyak layanan kepada pemerintah PKT, seperti serangan siber, peretasan, dan sebagainya. Infiltrasi dan serangan mereka di luar negeri sangat luas, dan Anshun hanyalah puncak gunung es.”
Dokumen yang bocor juga berisi: malware yang menargetkan Microsoft, Android, Twitter, dan platform lainnya, yang digunakan dalam sistem kontrol opini publik, infiltrasi jaringan dan sebagainya, melalui akuisisi sejumlah besar informasi sensitif, seperti: informasi perangkat keras, data GPS, kontak, file media, dan rekaman real-time.
Dokumen tersebut juga menunjukkan berbagai alat yang digunakan oleh Anshun untuk mencuri informasi korban, termasuk perangkat WiFi yang mampu menanamkan malware melalui sinyal WiFi, dan penggunaan berbagai jenis gadget untuk memantau informasi pribadi di platform media sosial seperti Weibo, Baidu, dan WeChat.
Diketahui bahwa Anshun Information Technology Co, Ltd didirikan pada 2010, berkantor pusat di Shanghai, oleh peretas Wu Haibo, untuk menyediakan alat dan layanan peretasan kepada pemerintah Komunis Tiongkok.
Tang Jingyuan berkata: “PKT sebenarnya menargetkan seluruh komunitas internasional, PKT memiliki rencana globalisasi, PKT tidak hanya melakukan ini untuk keamanan sibernya sendiri, ini sebenarnya melayani langkah PKT selanjutnya, PKT akan bersaing untuk mendapatkan pengaruh di arena global dan membangun apa yang disebut tatanan dunia baru yang dipimpin oleh PKT.” (Hui)
Insiden Roswell yang Tidak Anda Ketahui itu Telah Menciptakan Kedigdayaan Amerika Saat Ini !
Pada malam tanggal 4 Juli 1947, tiba-tiba dia mendengar ledakan yang lebih keras dari guntur. Saat itu, dia merasa sangat ganjil. Keesokan paginya, dia segera memeriksa ladangnya dan menemukan banyak pecahan logam tak dikenal berserakan di sekeliling ladangnya. seketika dia merasa ada yang tidak beres dan melaporkan ke sheriff setempat.Pejabat Sheriff setempat kemudian segera melaporkannya ke pihak militer setelah mendapat laporan itu. Tak lama kemudian, militer AS segera mengirim petugas profesional untuk memeriksa, yaitu mayor Jesse Marcel.