Tekad Kim Jong-un Mempersatukan Korea dengan Kekuatan Senjata Tidak Berubah

oleh Chen Juncun

Epochtimes.id- Meskipun pejabat senior kedua Korea baru mengadakan dialog langsung, dan telah memastikan keikutsertaan Korea Utara dalam pesta olahraga musim dingin di Pyeongchang bulan depan, tetapi ketegangan antar kedua negara tersebut masih belum mereda.

Media Korea Selatan mengutip sumber terpercaya melaporkan bahwa tidak tampak ada perubahan sikap Korut terhadap Korsel, bahkan Kim Jong-un memerintahkan militernya untuk meningkatkan persiapan tempur dan mempertahankan tekad mempersatukan Korea dengan kekuatan senjata.

Media ‘Daily NK’ mengutip ucapan sumber asal Hamgyongbuk-do melaporkan, Kim Jong-un pada 19 Januari mengeluarkan instruksi kepada militer untuk meningkatkan pendidikan politik dan kesiapan tempur.

Menurut sumber tersebut bahwa, terlepas apakah antar partai terlibat dalam dialog, tetapi tekad menyatukan ‘Tanah Air’ tidak akan berubah. Kim mengatakan harus menjadikan politik tempur dan pelatihan pertahanan yang digabungkan dalam pelatihan sebagai suatu pertempuran sebenarnya.

Sumber menambahkan, seluruh pelatihan tersebut dikoordinir oleh staf umum Otoritas Pelatihan Tempur dan latihan akan dimulai pada 1 Februari hingga 25 Maret dan harus dan dirahasiakan secara ketat. Kim Jong-un juga memerintahkan agar amunisi hidup dikirim ke daerah perbatasan untuk digunakan selama masa pelatihan.

Yang berbeda dengan pelatihan bulan Desember tahun lalu adalah pelatihan lalu tanpa pasokan makanan, tetapi kali ini setiap individu peserta latihan akan diberi makanan sebanyak 800 gram sehari.

Hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara lebih meletakkan tekanan pada pelatihan ini, yang kelihatannya untuk mencegah penurunan disiplin militer para prajurit karena mulai longgarnya hubungan antara kedua Korea.

Namun, para prajurit Korea Utara tidak mau peduli dengan slogan pemerintah yang bunyinya : Mempersiapkan Diri Guna Mempersatukan Korea dengan Kekuatan Senjata. Sumber mengutip ucapan seorang prajurit Korea Utara mengatakan : “Olimpiade membuat situasi berubah semakin tegang, dan hanya kita (tentara) yang akan menderita di musim dingin”; “Bukankah Olimpiade menjunjung tinggi perdamaian, (pemerintah) mengapa situasi dibuat tegang ?”

Ada pula prajurit Korut yang mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini, bisa saja atasan mengirim orang untuk mengadakan inspeksi, ini akan menghambat kegiatan penyelundupan oleh para prajurit, oleh karenanya tidak disambut baik.

Seorang prajurit dengan emosi mengatakan : “Apa yang semestinya menjadi jatah makanan kita jadi berkurang” gara-gara kedatangan atasan yang melakukan inspeksi dan menyediakan makanannya.

Media ‘Daily NK’ mengutip penyampaian sumber dari Ryanggang do memberitakan bahwa setelah Korea Utara memutuskan untuk mengambil bagian dalam Olimpiade, hubungan ketegangan kedua Korea tampak sedikit mereda, tetapi sikap rezim Kim Jong-un sedikit pun tidak berubah. Akhir-akhir ini ada 6 orang warga yang karena melakukan komunikasi dengan orang Korea Selatan, dihukum penjara dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan pengkhianatan.

Menurut sumber tersebut, kata hakim yang menyidangkan kasusnya bahwa percakapannya dengan orang-orang di Korea Selatan akan menimbulkan terbongkarnya rahasia negara, dan. memiliki ponsel buatan Tiongkok itu saja sudah dapat digolongkan sebagai perbuatan mata-mata.

Selain itu, kota-kota besar seperti Pyongyang juga telah meningkatkan larangan untuk menonton film-film serial televisi Korea Selatan dalam rangka mencegah terjadinya perubahan kesadaran masyarakat yang tidak dikehendaki rezim penguasa. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com