Kematian Tahanan Politik pada Tahun 1978 Mengungkapkan Sejarah Awal Panen Organ Hidup-Hidup oleh Partai Komunis Tiongkok

Wang Youqun

Pengadilan Tiongkok—–sebuah pengadilan rakyat independen yang berbasis di London—–merilis keputusan terakhirnya  pada tahun 2020, menyimpulkan bahwa “panen organ secara paksa telah dilakukan selama bertahun-tahun di seluruh Tiongkok dalam sebuah skala yang bermakna dan bahwa praktisi-praktisi Falun Gong telah menjadi salah satu korban—–dan mungkin merupakan sumber utama pasokan organ.”

Kesimpulan ini dibuat “dengan suara bulat” oleh anggota-anggota Pengadilan Tiongkok setelah sidang-sidang dan sebuah penyelidikan selama satu tahun.

Beberapa tahun sebelum penyelidikan Pengadilan Tiongkok–—tidak diketahui banyak orang—–seorang  tahanan hati nurani di Provinsi Jiangxi, tenggara Tiongkok adalah korban panen organ secara paksa.

Zhong Haiyuan, seorang guru dan kemudian menjadi seorang penyiar radio, dipenjara karena mendukung dan membela Li Jiulian, yang dijatuhi hukuman penjara karena kritiknya terhadap rezim Tiongkok dan mantan wakil ketua rezim Tiongkok, Lin Biao.

Eksekusi Berdarah dan Panen Ginjal Hidup-Hidup

Zhong Haiyuan dijatuhi hukuman mati pada 30 April 1978, dan dieksekusi mati pada hari yang sama.

Zhong Haiyuan dibawa oleh dua petugas polisi ke tempat eksekusi di Kabupaten Xinjian, Provinsi Jiangxi.

Ini bukan karena Zhong Haiyuan terlalu takut untuk berjalan sendiri.

Dalam perjalanan ke tempat eksekusi, seseorang berseragam militer dan mengenakan masker bedah berwarna putih memberi Zhong Haiyuan dua suntikan di kedua sisi punggungnya. Orang tersebut menggunakan sebuah jarum suntik logam yang panjang dan tebal, yang biasanya digunakan untuk menyuntikkan binatang-binatang, dan menusukkan jarum itu ke tubuh Zhong Haiyuan—–menembus pakaian Zhong Haiyuan. Tubuh Zhong Haiyuan dengan  segera menjadi gemetar hebat karena nyeri yang luar biasa; mulut Zhong Haiyuan disumpal untuk meredam suara apa pun.

Suntikan-suntikan itu diyakini untuk melindungi ginjal-ginjal Zhong Haiyuan.

Seorang pilot militer dan putra seorang pemimpin Partai Komunis Tiongkok berpangkat tinggi tinggal dirawat inap di Rumah Sakit Lapangan No. 92 di Nanchang pada waktu itu. Ia menderita gagal ginjal dan sangat membutuhkan transplantasi sebuah ginjal untuk menyelamatkan hidupnya. Ginjal-ginjal yang sehat diambil dari tubuh seorang wanita yang hidup yang diyakini sebagai ginjal-ginjal terbaik, terutama dari seorang wanita yang masih muda.

Rumah sakit tersebut mencari sebuah sumber ginjal dan menemukan seorang wanita muda, Zhong Haiyuan, yang akan dieksekusi. Pihak berwenang rumah sakit tersebut mengatakan kepada pemimpin tim eksekusi militer bahwa ginjal tersebut harus diambil dari tubuh Zhong Haiyuan yang hidup, bukan setelah Zhong Haiyuan mati.

Seorang algojo mengikuti perintah dan melepaskan sebuah tembakan ke punggung kanan Zhong Haiyuan, sebuah tembakan yang menjauhi jantung Zhong Haiyuan agar Zhong Haiyuan tetap hidup dan menjauhi ginjal-ginjal Zhong Haiyuan untuk menjaga keutuhan ginjal-ginjal itu. Beberapa dokter dan perawat militer segera membawa Zhong Haiyuan ke sebuah van militer yang diparkir di dekatnya.

Sebuah meja operasi sementara sudah disiapkan di dalam van tersebut. Dokter-dokter dan perawat-perawat mulai mengambil ginjal-ginjal Zhong Haiyuan secepat mungkin.

Darah menetes dari tubuh Zhong Haiyuan selama proses tersebut. Lantai van itu menjadi licin karena darah itu, dan seorang dokter harus terus-menerus mengepel lantai.

Darah bahkan menetes ke lantai di bawah van. Ketika operasi itu selesai, darah mengisi setengah ember.

Dokter-dokter dengan cepat pergi dengan ginjal-ginjal Zhong Haiyuan, dan tubuh Zhong Haiyuan ditinggalkan di tempat eksekusi, dikenakan pakaian lagi untuk foto-foto yang digunakan untuk membuktikan kematiannya. Jenazah Zhong Haiyuan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Lapangan No. 92 dan digunakan sebagai sebuah spesimen untuk pembedahan.

Zhong Haiyuan telah disiksa dengan buruk di penjara dan tulang betisnya pernah patah oleh polisi.

Kisah Zhong Haiyuan dan Li Jiulian dicatat oleh penulis Tiongkok Hu Ping dalam buku karyanya berjudul “China’s Eyes,” yang pernah tersedia tetapi sekarang dihapus dari

JD.com, sebuah situs web e-niaga yang populer di Tiongkok.

Sebuah Perjalanan yang Sulit Menuju Keadilan

Zhong Haiyuan tidak bersalah; ia tidak melakukan kejahatan apapun.

Zhong Haiyuan secara terbuka mendukung dan membela Li Jiulian dan kemudian mengkritik Ketua Partai Komunis Tiongkok Hua Guofeng.

Penduduk setempat dari Provinsi Jiangxi mengajukan petisi untuk kedua wanita tersebut. Namun, para pemohon petisi itu juga dianiaya karena keberanian mereka. “Dua orang meninggal, 60 orang dijatuhi hukuman penjara total 700 tahun, lebih dari 600 orang didisiplinkan, dan lebih dari 1.000 orang terlibat dalam kasus ini,” seperti yang dikenang oleh Zhu Yi, salah satu pemohon petisi yang berhasil menghubungi orang-orang yang berpengaruh dan melapor langsung ke badan disiplin tertinggi Partai Komunis Tiongkok.

Dai Huang, seorang reporter Tiongkok yang telah dianiaya selama Revolusi Kebudayaan, mempelajari dua kasus dari penduduk setempat selama sebuah kunjungan ke Provinsi Jiangxi. Ia datang dengan sebuah laporan penyelidikan setelah melalui tumpukan bahan-bahan arsip dan mewawancarai penduduk setempat. Ia menyerahkan laporan tersebut kepada anggota-anggota senior Partai Komunis Tiongkok sebelum malam tahun baru 1980.

Pada Januari 1980, laporan ini sampai ke Hu Yaobang, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok. Hu Yaobang segera memberikan instruksi kepada Peng Chong, Sekretaris Komite Pusat Politik dan Urusan Hukum; Jiang Hua, Presiden Mahkamah Agung Partai Komunis Tiongkok; dan Zhao Cangbi, Menteri Keamanan Masyarakat.

“Tolong tangani masalah ini dengan benar (termasuk dengan anggota-anggota keluarganya), tetapi jangan mempublikasikan hal-hal semacam itu dengan sebuah cara yang menyoroti konsekuensi-konsekuensi yang merugikan, tetapi fokus pada pelajaran-pelajaran yang didapat,” tulis Hu Yaobang dalam Yaobang-instruksinya pada 25 Januari 1980.

Pada 9 Mei 1981, Pengadilan Tinggi Provinsi Jiangxi secara resmi membebaskan Zhong Haiyuan dari semua tuduhan.

Kesimpulan

Empat puluh satu tahun yang lalu, ginjal-ginjal Zhong Haiyuan dipanen saat ia masih hidup.

Dua puluh satu tahun yang lalu, panen organ hidup-hidup oleh Partai Komunis Tiongkok menjadi sebuah industri menguntungkan, yang terutama menargetkan praktisi Falun Gong.

He Xiaoshun, Wakil Direktur Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-sen di Provinsi Guangdong dan anggota sebuah badan kesehatan terkemuka untuk eselon-eselon top Partai Komunis Tiongkok, mengatakan: “Tahun 2000 adalah sebuah titik balik bagi industri transplantasi organ di Tiongkok … jumlah transplantasi hati pada tahun 2000 mencapai 10 kali lipat dibandingkan tahun 1999; pada tahun 2005, jumlahnya meningkat tiga kali lipat,” seperti yang ditulis oleh Matthew Robertson, seorang peneliti di China Studies bersama dengan Victims of Communism Memorial Foundation, pada tahun 2017.

Pada September 2014, World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) melakukan sebuah penyelidikan melalui telepon, yang mengungkapkan bahwa Bai Shuzhong, mantan Menteri Kesehatan di Departemen Logistik Umum Tentara Pembebasan Rakyat, bersaksi bahwa Jiang Zemin (mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok) secara pribadi memerintahkan panen organ hidup-hidup dari praktisi-praktisi Falun Gong (orang-orang yang berlatih latihan spiritual Tiongkok kuno yang terdiri dari latihan dan ajaran meditasi yang sederhana dan bergerak lambat berdasarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar).

Mengapa kejahatan-kejahatan terhadap kemanusiaan ini terjadi di Tiongkok?

Perlu dicatat sifat jahat Partai Komunis Tiongkok. Pada November 2004, The Epoch Times menerbitkan serangkaian tajuk rencana berjudul “Sembilan Komentar mengenai Partai Komunis,” yang mengungkap apa itu Partai Komunis Tiongkok—–diciptakan oleh roh jahat komunis, itu adalah “kekuatan yang melawan alam dan kemanusiaan, yang menyebabkan penderitaan dan tragedi yang tidak terbatas.” (Vv)

Wang Youqun lulus dengan gelar Ph.D. Hukum dari Universitas Renmin Tiongkok. Ia pernah bekerja sebagai copywriter untuk Wei Jianxing (1931–2015), anggota Komite Tetap Politbiro PKT dari 1997 hingga 2002