Dampak Sanksi AS : Chip Canggih Huawei Habis Terpakai, Pangsa Pasar HiSilicon Nol

NTD

Amerika Serikat terus memperluas daftar hitam perdagangan terhadap perusahaan Tiongkok. Setelah Huawei dijatuhi sanksi perdagangan oleh Amerika Serikat, sekarang beredar berita bahwa chip canggih Huawei telah habis terpakai. Selain itu, pangsa pasar anak perusahaannya, yakni HiSilicon bahkan turun menjadi nol persen pada kuartal ketiga tahun ini.

Pada Agustus 2020, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di Tiongkok tersebut dikenai sanksi perdagangan oleh Amerika Serikat dan pemutusan pasokan chip canggih untuk Huawei. Kini beredar berita bahwa Huawei sudah kehabisan stok chip canggih.

Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Counterpoint Research, bahwa pangsa pasar HiSilicon, perusahaan desain chip milik Huawei mengalami penurunan terus menerus. Dari 16% sebelum sanksi diberlakukan hingga cuma tinggal 1% pada kuartal pertama tahun ini, lalu turun lagi menjadi 0,4% pada kuartal kedua. Dan 0% pada kuartal ketiga tahun ini. Akibat sanksi, jadi HiSilicon tidak dapat mempercayakan pengecoran seperti TSMC dan Samsung untuk memproduksi chip yang dibutuhkan. Kini persediaannya telah habis, sehingga hanya dapat menggunakan chip Qualcomm 4G untuk memproduksi ponsel baru.

Bai Yihong, seorang analis di Enlighten Investment Consulting mengatakan : “Kita dapat melihat dari fakta bahwa pangsa pasar semikonduktor HiSilicon Huawei telah jatuh ke nol persen, sehingga di masa mendatang, akan ada lebih banyak perusahaan Tiongkok yang berkecimpung pada desain IC, produsen semikonduktor mengalami kesulitan dalam pengembangannya di masa mendatang. Mereka dapat terpengaruh”.

Pemerintahan Biden terus melanjutkan strategi perang teknologinya, secara bertahap dari melarang ekspor peralatan manufaktur semikonduktor dan chip AI kelas atas ke daratan Tiongkok, sampai akhir-akhir ini merayu Belanda, Jepang, dan Korea Selatan untuk lebih membatasi pengembangan semikonduktor Tiongkok. Para ahli memperkirakan bahwa perusahaan Tiongkok bakal menghadapi risiko terputusnya pengembangan teknologi chip di bawah 40 nanometer, termasuk desain IC, dan indikator pembuatan wafer.

Bai Yihong mengatakan : “Lebih dari 20% dari produk terminal ini merupakan bagian dari teknologi atau paten yang diterapkan di Amerika Serikat. Dia (Amerika Serikat) berhak meminta penjual untuk memberikan daftar putih yang relevan. Jika Anda gagal memenuhi hal ini, dia berhak mengusulkan sanksi untuk menghukum. Bagian ini dapat menjadikan fungsi ponsel Anda tidak dapat ditingkatkan lebih lanjut, begitu pula yang digunakan untuk kepentingan militer, apakah itu rudal atau satelit buatan, semuanya akan mengalami kesulitan dalam pengembangannya”.

Media Inggris “Economist” menunjukkan bahwa dalam menghadapi kebijakan pembatasan ekspor chip yang dipimpin AS, Tiongkok tidak dapat menanggulanginya secara efektif. Bahkan mereka yang telah menghabiskan RMB. 300 miliar untuk mensubsidi pengembangan perusahaan semikonduktornya sendiri, tapi hasilnya hanya sia-sia kecuali mendorong korupsi. (sin)