Profesor dari Departemen Ilmu Politik Universitas Fordham, New York City Berbagi Pemahamannya Setelah Membaca Artikel Pendiri Falun Gong

oleh Kiang Feng

Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong telah menerbitkan artikel berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia” 2 hari menjelang Tahun Baru Imlek. William Baumgarth, seorang profesor dari Departemen Ilmu Politik di Universitas Fordham, New York City, memperoleh banyak ilham setelah membaca artikel tersebut. Ia berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi orang baik untuk bebas dari petaka adalah dengan menjadi orang yang lebih baik.

Pada 27 Januari, William Baumgarth mengatakan kepada media Epoch Times bahwa ketika membaca artikel yang dilukiskan oleh Guru Li Hongzhi tentang bagian awal dan siklus penciptaan alam semesta, tiba-tiba dirinya teringat tulisan dalam “Book by Plato” mengenai filosofi populer di era Yunani kuno dan Roma, juga cerita yang beredar di kaum Stoikisme (Stoicism), yakni setelah perkembangan alam semesta, yang datang menyusul adalah api besar dan kelahiran kembali.

“Meskipun teori-teori ini kreatif dan bijaksana, tetapi secara intelektual kurang meyakinkan orang,” katanya.

“Yang lebih meyakinkan adalah penjelasan Guru Li Hongzhi tentang mengapa kita sekarang ditempatkan dalam keadaan alam semesta yang begitu buruk. Hal ini mengingatkan saya terhadap mitos Plato tentang Earl di akhir Republiknya. Guru Li menunjukkan pentingnya meningkatkan pengetahuan, mempromosikan kebajikan (mempertahankan moralitas yang tinggi) dan menerima takdir kita sendiri, memang kondisi zaman kita sekarang ini tampaknya menandakan beberapa kejatuhan yang menjulang. Jadi mempertahankan moralitas yang tinggi dan menerima takdir kita sendiri mungkin menjadi satu-satunya jalan yang bisa kita tempuh,” katanya.

William Baumgarth menerima gelar Ph.D. dari Universitas Harvard dan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Administrasi untuk Departemen Ekonomi di Universitas Fordham. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Politik, Ketua Sementara Departemen Klasik, Ketua Senat Fakultas, Ketua Komite Peninjau Masa Jabatan Universitas, dan Direktur Program Kehormatan Rose Hill di Fordham University. William Baumgarth telah berkecimpung dalam filsafat politik klasik, abad pertengahan, modern dan kontemporer, juga menerbitkan banyak makalah, termasuk tentang skolastik dan teolog Eropa abad pertengahan Santo Thomas Aquinas, ilmuwan dan filsuf politik Italia Niccolò Machiavelli, dan penelitian terhadap karya ekonom dan filsuf politik Inggris Friedrich August Hayek.

Dari artikel Guru Li Hongzhi, William Baumgarth memahami bahwa setiap orang perlu tahu di mana mereka berada.

“Orang perlu menjadi manusia yang lebih baik karena apa yang mereka lakukan dan apa yang ingin mereka lakukan,” ujarnya.

William Baumgarth percaya bahwa Guru Li Hongzhi tahu banyak tentang dunia dan manusia. “Ketika beliau berbicara tentang manusia, pesan pertama yang diberikan adalah, jangan berpikiran negatif tentang di mana Anda berada. Kedua, tingkatkan moralitas Anda, berkultivasi diri. Satu-satunya cara bagi orang baik agar terbebas dari petaka adalah dengan menjadi orang yang lebih baik. Manusia sekarang berada dalam keadaan kerusakan karena rendahnya moralitas, mungkin kita sudah berada di ambang kiamat. Tidak jelas seberapa dekat kita dengan kiamat,” katanya.

“Hidup memiliki makna. Ini adalah kesimpulan pertama saya (dari membaca artikel). Kedua, makna hidup Anda sendiri adalah hasil dari keputusan yang Anda buat. Keputusan yang salah menyebabkan situasi yang buruk. (Tapi) Anda harus menerima apa yang telah terjadi dan terus melangkah maju, tidak perlu marah atau frustrasi,” kata William.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah metode kultivasi diri yang diajarkan kepada masyarakat oleh pendirinya, Guru Li Hongzhi pada tahun 1992. Falun Dafa mengambil karakteristik universal yang “Sejati-Baik-Sabar” sebagai prinsip panduannya, mengajarkan praktisi untuk memulai dari menjadi orang baik, menjadi orang yang lebih baik dengan meningkatkan moralitas, untuk kembali kepada jati diri asli di alam semesta.

Pada  Juli 1999, PKT mulai menganiaya Falun Gong secara menyeluruh, dan tidak pernah berhenti hingga saat ini. Selama lebih dari 20 tahun perjuangan praktisi Falun Gong melawan penganiayaan, Falun Gong telah menyebar ke seluruh dunia, dan banyak sekali orang di lebih dari 100 negara telah menjadi praktisi yang terus berusaha menjadi individu sebagaimana yang diajarkan oleh Guru Li Hongzhi. (sin)