Gempa Maroko Menewaskan Lebih dari 1.000 Jiwa dan 672 Terluka, Tim Penyelamat Terus Mencari Korban di Bawah Reruntuhan

Reuters

Gempa bumi dahsyat di Maroko menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai ratusan lainnya. Gempa yang terjadi merupakan gempa paling mematikan di negara itu dalam kurun waktu lebih dari enam dekade terakhir. Gempa  merobohkan rumah warga di desa-desa terpencil di pegunungan di mana para petugas penyelamat berjibaku menggali reruntuhan untuk menemukan korban yang selamat.

Gempa melanda pegunungan Atlas Tinggi Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat, merusak bangunan-bangunan bersejarah di Marrakesh, kota terdekat dari pusat gempa, sementara daerah-daerah yang terkena dampak paling parah berada di pegunungan di dekatnya.

Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan sebanyak 1.037 orang tewas dan 672 orang lainnya terluka akibat gempa tersebut, yang diukur oleh US Geological Survey berkekuatan Magnitudo 6,8 dengan pusat gempa sekitar 72 km di sebelah barat daya Marrakech.

Di desa Amizmiz dekat pusat gempa, para petugas penyelamat menggali reruntuhan dengan tangan kosong.

“Ketika saya merasakan bumi berguncang di bawah kaki saya dan rumah saya miring, saya bergegas mengeluarkan anak-anak saya. Tapi tetangga saya tidak bisa,” kata Mohamed Azaw. 

“Sayangnya tidak ada seorang pun yang ditemukan dalam keadaan hidup dalam keluarga itu. Ayah dan anak laki-laki ditemukan tewas dan mereka masih mencari ibu dan anak perempuannya.”

Sekitar 20 orang termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara berpakaian lengkap berdiri di atas reruntuhan sebuah rumah di Amizmiz ketika mereka mencoba untuk menyingkirkan puing-puing, potongan-potongan karpet dan perabotan yang menonjol dari celah-celah di antara lantai beton.

Pada 8 September 2023, gempa bumi dahsyat terjadi di Pegunungan Atlas Tinggi Maroko, menewaskan lebih 1.000 orang. Digambarkan di sini adalah peta Skala Seismisitas McCallie (MMI) Survei Geologi A.S. (Gambar diambil dari situs Survei Geologi AS)

Gempa yang terjadi sekitar pukul 23.00 (2200 GMT) itu berdampak pada seluruh wilayah pegunungan High Atlas. Getaran gempa terasa hingga ke Huelva dan Jaen di Andalusia, Spanyol selatan, demikian laporan televisi Spanyol RTVE.

Rekaman kamera jalanan di Marrakesh menunjukkan saat bumi mulai berguncang, ketika orang-orang secara tiba-tiba melihat ke sekeliling dan melompat dan yang lainnya berlari mencari tempat berlindung ke sebuah gang dan kemudian melarikan diri ketika debu dan puing-puing berjatuhan di sekitar mereka.

Di Marrakech, di mana 13 orang dipastikan tewas, warga menghabiskan malam di tempat terbuka, ketakutan untuk kembali ke rumah.

Di jantung kota tuanya, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO, sebuah menara masjid runtuh di Jemaa al-Fna Square.

Orang-orang yang terluka berdatangan ke Marrakech dari daerah-daerah sekitarnya untuk mendapatkan perawatan.

Tayangan televisi pemerintah dari daerah Moulay Ibrahim, sekitar 40 km selatan Marrakesh, menunjukkan puluhan rumah runtuh di kaki gunung, dan penduduk menggali liang lahat, sementara sekelompok perempuan berdiri di jalan.

Montasir Itri, seorang penduduk desa Asni yang berada di dekat pusat gempa, mengatakan sebagian besar rumah di sana rusak.

“Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa,” katanya.

Lebih jauh ke arah barat, dekat Taroudant, seorang guru bernama Hamid Afkar mengatakan bahwa ia telah melarikan diri dari rumahnya dan merasakan gempa susulan.

“Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu-pintu terbuka dan tertutup dengan sendirinya ketika saya bergegas turun dari lantai dua,” katanya.

Di Marrakech, warga menggambarkan pemandangan yang mencekam saat orang-orang melarikan diri demi menyelamatkan diri.

“Saya masih tidak bisa tidur di dalam rumah karena masih syok dan juga karena kota tua terdiri dari rumah-rumah tua,” kata Jaouhari Mohamed, seorang warga kota tua.

Televisi pemerintah Maroko menyiarkan gambar-gambar pasukan yang dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan.

Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, ketika sebuah gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang, menurut Survei Geologi AS. Pada kedalaman 18,5 km, para ahli mengatakan bahwa gempa ini merupakan gempa yang luar biasa besar di daerah tersebut.

Turki, di mana gempa bumi dahsyat pada Februari lalu menewaskan lebih dari 50.000 orang, mengatakan bahwa mereka siap memberikan bantuan.

Aljazair, yang memutuskan hubungan dengan Maroko tahun lalu, mengatakan akan membuka wilayah udara untuk penerbangan kemanusiaan dan medis.

“Gempa bumi dangkal biasanya lebih merusak,” kata Mohammad Kashani, Profesor Teknik Struktural dan Gempa Bumi di Universitas Southampton.

Dia membandingkan pemandangan setelah gempa dengan gambar-gambar dari Turki pada Februari: “Daerah ini penuh dengan bangunan tua dan bersejarah, yang sebagian besar terbuat dari batu. Struktur beton bertulang yang runtuh yang saya lihat … sudah tua atau di bawah standar.”

Pemerintah di seluruh dunia menyatakan solidaritas dan menawarkan bantuan.

Marrakech akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada awal Oktober.

Kerusakan di Marrakech

Di Marrakech, beberapa rumah di kota tua yang padat telah runtuh dan orang-orang menggunakan tangan mereka  menyingkirkan puing-puing sementara mereka menunggu alat berat, kata penduduk Id Waaziz Hassan.

Orang-orang di ibu kota Rabat, sekitar 350 km sebelah utara Ighil, dan di kota pesisir Imsouane, sekitar 180 km di sebelah baratnya, juga melarikan diri dari rumah mereka, karena takut akan gempa susulan yang lebih kuat.

Di Casablanca, sekitar 250 km sebelah utara Ighil, orang-orang yang bermalam di jalanan  ketakutan kembali ke rumah mereka.

“Rumah berguncang dengan hebat, semua orang ketakutan,” kata seorang warga, Mohamed Taqafi.

Oleh Ahmed Eljechtimi dan Abdulhak Balhaki