Ibu Mertuaku Tinggal di Rumahku, Setelah Ibu Mertua Kembali ke Desa Aku Menemukan Tas Kain di Tempat Tidur, Aku Terkejut Saat Melihat Isinya

EtIndonesia. Keluarga suamiku berasal dari pedesaan, dia terdiri dari dua bersaudara, dia dan kakak laki-lakinya. Suamiku dan kakaknya hanya beda dua tahun. Kakaknya menikah setahun sebelum suamiku dan aku menikah.

Saat itu, orangtuaku melihat bahwa anak keluarga suamiku keduanya adalah anak laki-laki, jadi mereka minta suamiku untuk datang ke rumah kami sebagai menantu. Meskipun itu adalah menantu laki-laki, kami masih kembali ke rumah suamiku untuk menyajikan anggur ketika kami menikah. Pada dasarnya, itu dilakukan untuk menghormati ayah mertua.

Jadi, sejak menikah suamiku tinggal di rumahku. Setelah ayah mertuaku meninggal, ibu mertua tidak mau pindah ke rumah kakak ipar. Mungkin dia sudah terbiasa tinggal di rumah tua. Jadi, selama suamiku dan aku punya waktu, kami akan pergi mengunjungi ibu mertua. Meskipun rumah kakak iparku tinggalnya tidak jauh, aku masih merasa sedikit khawatir.

Setiap kali kami mengunjungi ibu mertua, ibu mertua akan menyiapkan banyak makanan enak untukku. Kadang-kadang dia membiarkan kami mengemasnya untuk dibawa pulang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ibu mertuaku cukup baik padaku.

Aku sering meminta ibu mertua untuk untuk tinggal bersamaku untuk sementara ketika dia tidak memiliki banyak pekerjaan, tetapi ibu mertua selalu menolak, bahwa dia tidak punya waktu.

Kebetulan beberapa hari lagi adalah hari ulang tahun ibu mertua dan kakak iparku juga sedang pergi ke luar kota, jadi ibu mertua ditinggal sendirian di kampung halaman.

Aku dan suamiku berdiskusi untuk membawa ibu mertua tinggal bersama kami selama beberapa hari. Pada awalnya ibu mertua tidak setuju, tetapi setelah kami terus mendesaknya dia akhirnya mau untuk pergi.

Meskipun kami juga tinggal bersama orangtuaku, rumah kami berlantai dua. Kami tinggal di lantai dua, dan orangtuaku tinggal di lantai satu, jadi tidak masalah ibu mertua datang ke rumah kami.

Setelah ibu mertua tiba, aku secara khusus meminta cuti beberapa hari, dan mengajaknya jalan-jalan di kota, karena ibu mertua biasanya tidak punya banyak waktu untuk berjalan-jalan. Selama tinggal di rumahku, aku melihat ibu mertuaku juga sangat bahagia.

Di hari ulang tahunnya, kami juga membeli kue besar untuk merayakannya. Saat itu, ibu mertua terus mengatakan bahwa kami membuang-buang uang, tetapi bagi kami, ibu mertua mungkin selama hidupnya tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya. Sekarang kami memiliki kemampuan ini, jadi kami ingin membuatnya hidup lebih bahagia.

Setelah tinggal di rumah selama seminggu, ibu mertua mengatakan bahwa dia akan pulang. Meskipun aku dan suamiku ingin menahannya agar tetap tinggal bersama kami, tapi ibu mertua tetap kukuh ingin pulang ke desa.

Setelah ibu mertua pulang, aku ingin membersihkan tempat tidurnya, agar nanti kalau ibu mertua datang lagi sudah siap.

Tetapi, ketika aku merapikan seprei, aku menemukan tas kain kecil di bawah seprei. Itu pasti milik ibu mertua, aku mencoba membukanya, dan di dalamnya aku menemukan segepok uang. Aku tidak tahu bagaimana ibu mertua bisa meninggalkan semua uangnya di sini.

Aku menghitungnya dan ada 5.000 yuan (sekitar Rp 11 juta), dan uang segitu adalah nominal yang banyak untuk orang di desa.

Aku segera mengambil ponsel dan menelepon ibu mertua bahwa uangnya tertinggal di rumah. Saat itu, ibu mertua berkata,: ” Juan Juan (namaku), uang itu sengaja ibu tinggalkan. Ibu tahu bahwa kamu tidak kekurangan uang, tetapi ketika kamu dan Xiao Gang (suamiku) menikah, kami tidak memberikan uang kepada keluargamu. Kami sudah sangat malu. Sekarang kamu telah menikah selama bertahun-tahun, ibu belum melakukan apa pun untuk kamu. Kamu dapat menggunakan uang itu untuk membeli beberapa makanan dan pakaian untuk cucu perempuanku, uangnya tidak banyak, ibu harap kamu menyukainya.”

Mendengarkan apa yang dikatakan ibu mertua, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Dia adalah ibu suamiku dan juga adalah ibu mertuaku, dan kita harus memperlakukannya dengan baik.

Meskipun saat kami menikah, mertua tidak memberikan hadiah pernikahan, tetapi kami tidak peduli.

Melihat perjuangan ibu mertua untuk mencari uang, aku berpikir, aku harus mengembalikan uang ini kepada ibu mertua. Lagi pula, tidak mudah baginya untuk hidup sendirian di pedesaan. Seharusnya kami yang muda yang memberikan uang pada yang tua, bukanya yang tua yang memberikan pada yang masih muda. (yn)

Sumber: uos