Home Blog Page 100

Lima Jenderal Dipecat, Beijing Sulit Menutupi “Rasa Malu dan Terhina”

0

Xu Ke

Pada 8 Februari lalu penguasa Beijing mengadakan acara menyambut tahun baru di Balai Agung Rakyat di Beijing, stasiun televisi CCTV menayangkan pemandangan ketika pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping berjalan beberapa detik, mau tak mau sempat memperlihatkan gerakan kakinya yang kurang leluasa. 

Dalam pidato Xi telah menyebut soal pemberantasan korupsi, dikatakan “harus terus mengukuhkan ekologi politik yang baik”, ini jelas suatu kebohongan. 

Faktanya, Menlu yang dipromosikan Xi sendiri telah dilengserkan, Menhan yang juga dipromosikannya sendiri juga hilang dari peredaran, sekelompok jenderal yang dipromosikannya sendiri, termasuk setidaknya 5 orang jenderal, ternyata merupakan oknum koruptor. Beginikah cara mengukuhkan ekologi politik?

Dalam daftar nama kader pensiunan (level wakil kepala negara ke atas) yang diberi ucapan oleh Xi Jinping dan para petinggi PKT yang dipublikasikan secara resmi oleh PKT pada Juli lalu, nama kedua orang mantan Menhan yakni Liang Guanglie dan Chang Wanquan ada di dalamnya, dan hanya penerus jabatan Menhan setelah keduanya yakni Wei Fenghe tidak ada dalam daftar nama.

Tahun lalu Wei Fenghe telah absen dalam acara resepsi “HUT PKT 1 Oktober”. Pada 29 Januari tahun ini, pertunjukan seni budaya menghibur veteran yang diadakan Komisi Militer PKT di Beijing, Wei Fenghe juga tidak tampak dalam sorotan lensa CCTV. Setelah tidak masuk dalam daftar nama kader pensiunan yang “diberi ucapan” oleh Xi Jinping, dipastikan Wei Fenghe telah “mengalami masalah”.

Wei Fenghe dilahirkan pada 1954, warga Shandong, pernah mengabdi di Korps Artileri Kedua (sekarang Angkatan Roket (AR Tentara Pembebasan Rakyat). Pada 23 November 2012, jenderal pertama yang dipromosikan oleh Xi Jinping setelah dirinya menjabat sebagai ketua Komisi Militer RRT, adalah Komandan Korps Artileri Kedua pada masa itu yakni Wei Fenghe.

Demi mengukuhkan kekuasaannya, PKT membangun pemerintahan mengandalkan laras senapan, Xi Jinping menakut-nakuti kekuatan yang menentangnya, juga dengan mengandalkan militer. Para pemimpin partai terdahulu terutama selalu mengandalkan tawaran keuntungan untuk mengambil hati militer, yang pertama harus dikuasai adalah hati jenderal. Mempromosikan jenderal, dan memberikan jabatan adalah jurus yang paling konvensional. Dengan jenderal sebagai contoh, membandingkan Jiang, Hu, dan Xi yang menguasai militer di masa kekuasaannya: Jiang Zemin mempromosikan 79 orang jenderal; Hu Jintao mempromosikan 45 orang jenderal, sementara Xi hingga kini telah mempromosikan 75 orang jenderal.

Jenderal Guo Boxiong dan Xu Caihou yang dipromosikan di era Jiang, setelah lengser satunya dipenjara, dan satunya meninggal dunia; jenderal yang dipromosikan Hu Jintao lalu dilengserkan ada 5 orang yaitu Wang Xibin, Fang Fenghui, Zhang Yang (bunuh diri), Tian Xiusi, dan Wang Jianping, selain itu Liu Yazhou yang juga dipromosikan oleh Hu Jintao, telah dilengserkan hampir dua tahun, namun tidak ada pengumuman resmi. Para jenderal tersebut telah ditangkap di masa kekuasaan Xi Jinping dengan tuduhan korupsi, pada dasarnya mereka bermasalah pada periode pertama kekuasaan Xi.

Menariknya adalah, dalam waktu hanya setahun di masa jabatannya yang ketiga yang dimulai pada Oktober 2022, Xi telah melengserkan sekelompok jenderal yang dipromosikannya, terbukti sudah ada 5 orang, dan yang masih dicurigai sedikitnya masih ada 3 orang.

Beberapa tahun terakhir jenderal militer PKT yang dilengserkan kebanyakan tidak diumumkan secara resmi, hanya diketahui dicopot dari pangkat militernya, diakhiri atau dicabut kompetensinya sebagai perwakilan kongres rakyat, dan sebagai anggota Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok. Bagi yang sudah purnawirawan, orang-orang hanya bisa menebak yang bersangkutan mengalami masalah lewat gerak gerik pemerintah, misalnya yang bersangkutan tidak hadir dalam suatu agenda penting.

Saat ini telah terbukti 5 orang jenderal bermasalah, selain mantan Menhan Wei Fenghe, ada seorang lagi mantan Menhan yang dilengserkan pada Oktober tahun lalu yakni Li Shangfu, juga mantan Komandan AU Ding Laihang, dan mantan Komandan AR (Angkatan Roket) Li Yuchao, serta mantan Komandan AR lainnya yakni Zhou Yaning.

Wei Fenghe yang setingkat wakil kepala negara dikeluarkan dari daftar nama “kamerad senior” yang mendapat perhatian khusus Zhongnanhai, bisa dibilang masalahnya sangat serius, menandakan dirinya bukan lagi “rekan kamerad” Xi Jinping, melainkan tokoh ambisius yang memusuhi Xi Jinping, dan kemungkinan sudah lama dipenjara di suatu tempat khusus. Sedangkan jenderal lainnya yang menghilang, seperti Ding Laihang, Zhou Yaning, Li Shangfu, Li Yuchao, kemungkinan juga mengalami nasib yang sama.

Dulu Xi memberantas korupsi dengan mencopot pangkat 4 orang jenderal yakni Xu Caihou, Guo Boxiong, Fang Fenghui, dan Zhang Yang, sekarang para jenderal ini dilengserkan, diperkirakan tidak akan dicopot pangkatnya, sebisa mungkin mengurangi kericuhan. 

Kuncinya adalah, para jenderal ini dipromosikan sendiri oleh Xi Jinping, khususnya Li Yuchao yang baru saja dipromosikan pada Januari 2022 lalu, seolah tangannya yang menjabat tangan Xi Jinping masih terasa hangat, tak lama kemudian dilengserkan juga, bukankah ini lelucon?

Sebenarnya, apakah mereka telah menipu Xi, atau Xi sendiri yang teledor, atau tidak cermat dalam menentukan pilihannya? Atau karena Xi sendiri terlalu curiga pada orang lain?

Ini sama halnya dengan anggota Komite Pusat PKT ke-20 yang dipilih sendiri oleh Xi Jinping, beberapa di antaranya sudah ambruk, struktur personalia pusat seolah telah runtuh, ini memang sangat tidak mengenakkan, sekarang kalangan birokrat maupun rakyat ramai-ramai menertawakannya.

Bagi Xi Jinping sang pemimpin PKT yang disebut “agung, cemerlang, dan lurus”, permainan pemberantasan korupsi yang tak kunjung berhenti ini, hingga belakangan ini, telah berubah menjadi aib besar bagi Xi, tapi sebenarnya semua itu adalah ulahnya sendiri. 

Jadi, pada ajang perayaan menyambut tahun baru Imlek kali ini, Xi Jinping pun terpaksa harus tersenyum, dan berupaya menutupi krisis yang sesungguhnya, dengan mengeluarkan kalimat “harus terus menerus mengukuhkan ekologi politik yang baik”, hanya saja semakin ditutupi justru semakin terlihat jelas! (sud/whs)

Wanita Menyelinap Keluar dari Rumah Sakit Setelah Operasi Plastik untuk Menghindari Pembayaran

EtIndonesia. Seorang wanita baru-baru ini mencoba menyelinap keluar dari rumah sakit swasta di Istanbul, Turki, beberapa jam setelah menjalani operasi plastik untuk menghindari biaya prosedur.

Insiden tersebut dilaporkan terjadi minggu lalu di sebuah rumah sakit swasta di lingkungan Sisli, Istanbul dan terekam kamera oleh orang yang lewat.

Dalam klip pendek yang beredar secara online, seorang wanita yang mengenakan jubah rumah sakit dan sandal putih terlihat berdebat dengan dokter dan perawat yang berusaha menghentikannya untuk pergi.

Wajah wanita tersebut tampak bengkak dan hampir seluruhnya tertutup perban, hal ini masuk akal mengingat dia baru saja menjalani operasi plastik ekstensif beberapa jam sebelumnya. Yang kurang masuk akal adalah motif wanita tersebut meninggalkan ranjang rumah sakit segera setelah obat biusnya hilang – berusaha menghindari biaya prosedur.

Outlet berita Turki NTV melaporkan bahwa wanita asing tersebut, yang identitas dan kewarganegaraannya belum diungkapkan, telah melakukan perjalanan ke Turki untuk menjalani operasi plastik di wajahnya. Dia telah duduk bersama dokter dan menyepakati prosedur dan biayanya, namun begitu dia bisa berjalan setelah prosedur kosmetik, dia diduga mencoba menyelinap keluar dari rumah sakit tanpa membayar.

Sayangnya bagi wanita tersebut, staf rumah sakit memperhatikannya saat dia meninggalkan rumah sakit dan menemuinya. Pertengkaran pun terjadi ketika wanita tersebut dilarang pergi sampai petugas keamanan tiba, dan dia mulai mengumpat kepada perawat dan dokter dalam bahasa asing.

Dilaporkan bahwa pasien tersebut kemudian diantar kembali ke rumah sakit, namun tidak jelas bagaimana situasi tersebut dapat diatasi.(yn)

Sumber: odditycentral

Wanita yang ‘Meninggal’ Hidup Kembali Beberapa Saat Sebelum Dikremasi

EtIndonesia. Seorang wanita India yang diperkirakan telah meninggal tiba-tiba terbangun tepat sebelum kremasinya dilakukan.

Bujji Aamma, 52 tahun, mengalami nasib naas dalam kebakaran rumah pada 1 Februari dan menderita ‘luka parah’ karena separuh tubuhnya dipenuhi luka bakar.

Aamma, dari Berhampur, India, dibawa ke MKCG Medical College and Hospital untuk menerima perawatan, namun kondisinya tampak ‘lebih buruk’ setelah ia keluar dari rumah sakit dan diperbolehkan pulang bersama keluarganya.

Keluarga tersebut berjuang untuk membiayai Aamma untuk menerima perawatan lebih lanjut, dan dia diyakini telah ‘ditemukan tewas’ beberapa hari kemudian di rumahnya.

Setelah dia dianggap ‘meninggal’, suaminya Sibaram Palo mengatur agar dia dibawa ke krematorium dengan mobil jenazah.

“Kami mengira dia sudah meninggal dan memberi tahu orang lain di sekitar untuk mengatur mobil jenazah untuk membawa jenazahnya ke tempat kremasi,” katanya kepada Times of India.

Siba Pradhan, suami dari korporator setempat, mengatakan: “Kami mengatur mobil jenazah dari Berhampur Munical Corporation, dengan bantuan penduduk setempat, keluarganya membawanya ke tempat kremasi terdekat di Bijipur.”

Namun, seorang penduduk setempat yang menemani Aamma di mobil jenazah menyadari bahwa dia telah membuka matanya.

Dia berkata: “Awalnya kami takut karena kami belum pernah melihat kejadian seperti itu, meskipun kami telah mendengar beberapa cerita.”

Sopir yang awalnya mengambil ‘jenazah’ tersebut, dipanggil kembali hanya setengah jam kemudian untuk membawanya pulang, dan dia dibawa kembali dengan mobil jenazah yang sama saat dia tiba.

Menurut pihak krematorium, penduduk setempat tidak perlu memberikan akta kematian untuk melakukan upacara terakhir anggota keluarga.

Aamma bukan satu-satunya orang yang terbangun setelah semua orang yakin dia telah meninggal.

Tahun lalu, seorang wanita Brasil berusia 90 tahun dinyatakan meninggal pada tanggal 25 November, namun ditemukan bernapas di dalam kantong mayat beberapa jam kemudian.

Norma Silveira da Silva dilarikan kembali ke rumah sakit untuk perawatan, namun meninggal secara tragis tak lama kemudian.

Pengasuhnya Jessica Martins Silvi Pereira, 30, mengatakan: “Ketika [seorang pekerja krematorium] membuka tas itu, pernapasannya sangat lemah.

“Dan, karena dia tidak sadar lagi, dia tidak bisa meminta bantuan, dia mencoba bernapas dan tidak bisa.”

Tidak diketahui apakah waktu yang dihabiskan Norma di dalam kantong jenazah menjadi faktor penyebab kematiannya.

Dia dikremasi pada tanggal 27 November dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui bagaimana hal ini bisa terjadi. (yn)

Sumber: unilad

Bocah 6 Tahun Menyelamatkan Nyawa Ibunya Saat Darurat Medis

EtIndonesia. Dalam kisah yang mengharukan tentang keberanian dan pemikiran cepat, Quinn Hill yang berusia 6 tahun menjadi pahlawan tak terduga ketika dia mengambil tindakan tegas dalam keadaan darurat medis yang menyelamatkan nyawa ibunya.

Jennifer Hill, ibu tiga anak berusia 39 tahun, sedang di rumah menyiapkan makan malam untuk Quinn dan adik laki-lakinya ketika dia tiba-tiba mulai kejang. Hal terakhir yang diingatnya adalah duduk di kursi, menatap langit-langit, dan mengalami pernapasan tidak normal. Quinn, menyadari parahnya situasi, dan langsung bertindak.

Mengingat kejadian tersebut, Jennifer mengatakan kepada GMA: “Quinn memberi tahu saya bahwa saya sebenarnya duduk di kursi yang saya duduki sekarang dan saya melihat ke langit-langit dan mulai bernapas dengan aneh. Dia mengatakan bahwa saya kemudian terjatuh dari kursi ke sisi kiriku dan tanganku terkepal, dan tubuhku mengejang. Mataku terbuka, dan dia terus berkata, ‘Bu, Bu,’ dan aku tidak mau menjawab.”

Tidak terpengaruh, Quinn secara spontan mengambil keputusan untuk membawa adik laki-lakinya yang berusia 3 tahun dan mencari bantuan dari tetangga.

“Ini pertama kalinya mereka meninggalkan rumah tanpa kita,” Jennifer menjelaskan. “Dia bahkan mengatakan kepada kami bahwa dia melihat ke dua arah sebelum menyeberang jalan. Tapi mereka pergi ke rumah salah satu tetangga dan mereka tidak ada di rumah, dan setelah itu, mereka pergi ke rumah berikutnya yang mereka kenal. Dan tetangga itu ada di rumah dan merespons dan datang ke rumah bersama anak-anak.”

Tetangganya segera menelepon 911, dan Jennifer dilarikan ke Catawba Valley Medical Center di Hickory, North Carolina. Dokter menetapkan bahwa dia mengalami kejang grand mal, kejang pertamanya.

Walikota Kyle J. Hayman dari Conover, North Carolina, mengakui keberanian Quinn dan menyatakan tanggal 5 Februari sebagai “Hari Quinn Hill”. Walikota memberikan sertifikat pengakuan kepada siswa kelas satu dalam upacara dewan kota Senin lalu.

“Wanita muda ini mempunyai kemampuan untuk mengenali keadaan darurat ini, menggandeng adik laki-lakinya, meninggalkan rumahnya, dan mencari bantuan dari tetangga yang dia kenal dan percayai,” Walikota Hayman memuji Quinn atas tanggapannya yang cepat dan tenang.

Jennifer Hill menyatakan kebanggaannya yang luar biasa atas tindakan putrinya.

“Sejujurnya, kebanggaan adalah sebuah pernyataan yang meremehkan. Dia adalah malaikatku. Dia adalah pahlawanku atas apa yang dia lakukan,” katanya. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Wanita 64 Tahun Ditangkap Karena Memalsukan Tas Mewah dengan Membuatnya Sendiri dengan Mesin Jahitnya

EtIndonesia. Seorang wanita Jepang berusia 64 tahun dari Daerah Katsushika di Tokyo mengaku memalsukan tas dan dompet mewah di kenyamanan rumahnya sendiri dan menjualnya di toko kecilnya sebagai tas asli.

Kisah wanita yang tidak disebutkan namanya ini dimulai beberapa tahun lalu ketika dia membuka toko tas kecil di Katsushika di mana dia mencoba menjual tas aslinya. Sayangnya, kondisi bisnis tidak begitu baik, terutama pada hari kerja, dan keadaan menjadi lebih buruk ketika pandemi melanda.

Namun, seperti yang sering terjadi di saat-saat tergelap kita, wanita tersebut menemukan solusi atas masalahnya di puncak pandemi. Dia sedang menonton TV ketika dia melihat segmen tentang popularitas tas dan aksesoris desainer dan memutuskan bahwa mengikuti gelombang yang sama adalah jalannya menuju kesuksesan. Setelah melakukan sedikit riset, dia menemukan kain bermerek dan kulit sintetis secara online, memesan beberapa, dan mulai membuat tiruan tas mewah menggunakan mesin jahitnya.

Selama beberapa tahun terakhir, wanita yang tidak disebutkan namanya ini diyakini telah menghasilkan lebih dari 900.000 yen (sekitar Rp 93 juta) dengan menjual tas dan aksesoris Louis Vuitton, Channel, dan Gucci palsu di toko kecil Katsushika miliknya, menjualnya hingga 3.500 yen (sekitar Rp 364 ). Ketika polisi menangkapnya awal bulan ini, mereka menemukan lebih dari 330 barang palsu menunggu untuk dijual, serta gulungan kain bermerek dan kulit imitasi.

Setelah ditangkap, wanita tua tersebut mengaku memalsukan tas dan dompet tersebut, mengklaim bahwa semuanya dibuat dengan tangan, di apartemennya, menggunakan mesin jahit sederhana. Tas dan dompet tersebut ada yang merupakan replika produk mahal, ada pula model yang merupakan desain asli miliknya sendiri yang “meminjam” merek ternama agar lebih menarik pembeli. (yn)

Sumber: odditycentral

Pasien Kanker di Singapura Membuat Cetakan Tangan Bersama Istrinya, Meninggal Keesokan Harinya

EtIndonesia. Pada saat-saat terakhirnya, pasien kanker berusia 44 tahun, Yiu, membuat cetakan tangan bersama istrinya yang sedang hamil pada saat itu.

Karena Yiu ingin melakukan sesuatu yang bisa dia tinggalkan sebagai kenang-kenangan, terapis seni mereka menyarankan untuk membuat cetakan tangan untuk dipegang oleh anak mereka di masa depan.

Pada Hari Valentine (14 Februari) kemarin, Rumah Sakit Assisi membagikan kisah mengharukan Yiu melalui postingan Facebook.

Rumah sakit menyebutkan bahwa Yiu didiagnosis menderita kanker hati pada Februari 2023, setelah berjuang dengan rasa sakit yang terus-menerus di daerah perutnya.

Karena tumornya terlalu besar, dia dianggap tidak layak untuk perawatan medis.

Mengikuti rekomendasi, Yiu dirawat di bangsal rawat inap Rumah Sakit Assisi satu bulan kemudian, di mana dia menjalani perawatan paliatif.

Saat Yiu melewati saat-saat terakhirnya, istrinya sedang hamil.

Mengetahui bahwa dia kemungkinan besar tidak akan bisa bertemu dengan anak mereka dan menghidupi istrinya, Yiu bertekad untuk meninggalkan kenang-kenangan untuk mereka.

Oleh karena itu, terapis seni mereka menyarankan untuk membuat cetakan tangan, yang mereka setujui. Ketika anak mereka lahir, dia akan dapat mengenang ayahnya.

Berbicara kepada Rumah Sakit Assisi, istrinya menceritakan bahwa selama proses pembuatan cetakan pada 16 Maret tahun lalu, Yiu sangat lemah.

Namun, dia terus bertahan dan bahkan membuat cetakan tambahan tempat dia memegang tangannya.

Dengan istrinya yang duduk di samping tempat tidurnya, pasangan itu berpegangan tangan erat-erat dan mencelupkannya ke dalam campuran alginat.

Yiu meninggal pada tanggal 17 Maret 2023, sehari setelah dia membuat cetakan tangan.

Tim medis menghadiahkan cetakan yang sudah jadi kepada istrinya.

Istrinya mengatakan bahwa cetakannya terlihat sangat realistis, bahkan memperlihatkan detail halus dari tangan Yiu. Dia berbagi.

“Saat aku merindukannya, aku akan melihat foto-fotonya, dan juga cetakan tangan yang kami buat,” ujarnya.

Selain itu, terapis seni menciptakan karya seni yang menampilkan cetakan tangan Yiu dan keluarganya.

Terapis musik di rumah sakit juga mencatat detak jantung Yiu, menambahkan kenang-kenangan itu untuk anak pasangan tersebut. (yn)

Sumber: mustsharenews

PKT Memperluas Wajib Militer dan Merekrut Kembali Para Veteran, Apakah Sedang Bersiap Menghadapi Perang ?

0

 oleh Shang Yan dan Luo Ya 

Kegiatan perekrutan anggota militer Tiongkok tahun ini sudah mulai berlangsung. Seorang sumber yang dapat dipercaya mengungkapkan, bahwa target rekrutmen yang persyaratannya telah dilonggarkan bertujuan untuk menarget para mahasiswa. Selain itu, perekrutan juga menyasar para pensiunan tentara yang belum melampaui 5 tahun.  

Kegiatan perekrutan anggota militer Tiongkok tahun ini masih berfokus terhadap para lulusan mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas di semua tingkatan. Pihak berwenang mengklaim kegiatan tahun ini bertujuan untuk memberikan kepada militer lebih banyak generasi muda yang berkualitas tinggi.

Mr. Li, seorang sumber dari Provinsi Hebei, baru-baru ini mengungkapkan bahwa PKT sedang merekrut mahasiswa dan lulusan universitas tahun ini untuk mempersiapkan perang informasi di masa depan, sekaligus untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan bagi kaum muda yang sedang menganggur di kota-kota besar dan kecil. Selain itu, ia juga menemukan bahwa di Universitas Peking, mahasiswa yang ber-KTP pedesaan direkrut secara paksa.

“Saya baru saja bertanya kepada seseorang (mahasiswa). Dia berada di sebuah universitas di Beijing. Lalu dia memberitahu saya bahwa di dalam kelasnya ada banyak mahasiswa yang ber-KTP daerah pedesaan di Provinsi Hebei. Karena mahasiswa dari pedesaan yang diterima masuk universitas dapat memiliki kartu identitas diri sementara yang dikeluarkan oleh universitas dan biasanya dicabut kembali setelah mahasiswa bersangkutan lulus. Namun ketika tahun lalu mereka lulus dan mengurus pengembalian kartu identitas sementara untuk mengambil kembali KTP pedesaan mereka. Ternyata hal itu ditolak dengan alasan wajib masuk militer, namun tidak demikian bagi mahasiswa yang ber-KTP perkotaan,” kata Mr. Li. 

Mr. Li mengatakan bahwa hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jangan-jangan karena rekrumen tahun ini yang tidak mencapai target jadi terpaksa menggunakan cara paksaan, bahkan cukup banyak melonggarkan persyaratan masuk militer. Tahun ini, persyaratan usianya adalah 18 hingga 24 tahun. Padahal tahun lalu batasan usianya masih sangat ketat, artinya mahasiswa dapat masuk militer mulai 24 tahun. Bahkan remunerasi yang diberikan kepada mereka pun cukup baik. Aneh sekali ! ” kata Mr. Li

Mr. Li juga mengungkapkan bahwa PKT merekrut kembali pensiunan tentara yang belum melampaui 5 tahun, seperti yang terjadi pada suami seorang rekannya. Masyarakat tidak tahu apakah pihak berwenang sedang mempersiapkan perang atau karena militer kekurangan tenaga akibat tidak mencapai target perekrutan.

Mr. Li mengatakan : “Saya merasa ini adalah persiapan untuk perang. Saya telah bertanya kepada beberapa anak muda, dan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka sangat khawatir jika perang lintas selat bisa terjadi, meskipun mereka sesungguhnya enggan berperang, tetapi tampaknya tidak mungkin untuk menolaknya. Karena beberapa waktu lalu, pemerintah Tiongkok sudah mengesahkan Undang-Undang Mobilisasi Darurat Pertahanan Nasional. Dan jika undang-undang itu digunakan, bahkan orang seperti saya pun bisa direkrut”.

Selain itu, pihak berwenang juga memperluas perekrutan tentara sampai ke daerah pedesaan. Dalam sebuah artikel tentang rekrutmen di situs web pemerintah Kotapraja Hebei di Kabupaten Qiqiharkeshan, diusulkan agar “pemuda yang telah pergi bekerja perlu dimobilisasi untuk kembali ke kampung halaman dan segera direkrut menjadi tentara”.

Profesor Yuan Hongbing, seorang sarjana hukum di Australia, berpendapat bahwa alasan PKT memperluas perekrutan sampai ke daerah pedesaan adalah untuk mempersiapkan operasi tempur berskala besar.

Yuan Hongbing mengatakan : “Populasi petani pedesaan adalah yang terbesar di Tiongkok, dan pedesaan bukanlah pusat ekonomi, politik dan budaya. Oleh karena itu, begitu perang terjadi dan korban-korbannya adalah tentara pedesaan, mereka tidak akan seperti tentara perkotaan yang akan dengan cepat memicu dampak besar terhadap politik dan ekonomi. Inilah alasan yang mendasari mengapa PKT sekarang dengan giat merekrut tentara pedesaan”.

Yuan Hongbing mengatakan bahwa PKT telah menyelesaikan pendataan dinas militer bagi semua warganya, hal ini merupakan ciri paling jelas dari persiapan perang.

“Kapan perang selat akan dikobarkan. Sudah kami jelaskan sebelumnya. Jadi PKT sekarang sedang menunggu hasil pemilu AS tahun 2024. Otoritas Xi Jinping memiliki penilaian dasar bahwa apa pun hasil pemilu AS, perpecahan sosial dan politik yang lebih serius itu akan terjadi dan bisa berlangsung selama beberapa tahun. Oleh karena itu, PKT yang menganggap periode ini sebagai periode jendela yang sangat cocok untuk menyelesaikan isu Taiwan. Jadi besar kemungkinan mereka akan menggunakan periode jendela yakni antara tahun 2025 – 2027 untuk meluncurkan serangan ke Taiwan,” kata Yan Hongbing.

Yu Maochun, Direktur China Center di Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa jika Xi Jinping secara pragmatis mempertimbangkan soal “biaya, peluang, dan kemampuan”, maka kemungkinan PKT menyerang Taiwan tidaklah besar. Namun Yu Maochun memperingatkan bahwa Xi Jinping, yang dikenal sebagai pemberani dalam mengambil risiko, bisa jadi ia akan menggunakan Taiwan sebagai titik awal perang umum berikutnya.

Sheng Xue, seorang penulis Tionghoa-Kanada mengatakan : “Faktanya, Xi Jinping tidak hanya meniru Mao Zedong, bahkan berambisi untuk melampaui Mao Zedong. Oleh karena itu, besar kemungkinan dia akan mengambil risiko dan bertindak sembrono, karena dia sendiri tidak tahu kalau dia tidak punya visi dan kemampuan untuk itu, tidak juga punya kebijaksanaan kecuali ambisi saja. Jadi dengan ambisi seperti itu, termasuk hari ini saat PKT sedang mengalami berbagai kesulitan yang tidak terpecahkan, bisa jadi Xi akan membuat jalan terobosan denga mengambil risiko itu.”

Sheng Xue percaya bahwa semakin banyak negara yang menyadari bahwa jika terjadi masalah dengan Taiwan, berarti bermasalah bagi Asia, dan dunia. Jika PKT benar-benar akan menggunakan kekerasan terhadap Taiwan, maka rezim otoriter ini akan berakhir. (sin)

Empat Penunggang Kuda Kitab Wahyu Mulai Bergerak? Ini Prediksi Menggemparkan Orang Terkaya Roschild

0

Penunggang kuda pertama berada di atas kuda putih, membawa busur, dan diberi mahkota, tampil sebagai sosok Penakluk, ini melambangkan WabahPenunggang kuda kedua berada di atas kuda merah, membawa pedang, diinterpretasikan merupakan pencipta Perang.Penunggang kuda ketiga berada di atas kuda hitam, membawa timbangan, diinterpretasikan sebagai pedagang, dan juga melambangkan Kelaparan.

Labradoodle Menjadi Ayah Ketiga Kalinya di Hari Valentine Setelah Kehidupan ‘Cintanya’ Gagal

EtIndonesia. Seekor labradoodle akan menjadi ayah untuk ketiga kalinya dan mengharapkan anak-anak anjingnya lahir pada Hari Valentine, meskipun sebelumnya tidak berhasil dalam cinta.

Gershwin, seekor anjing pemandu berusia lima tahun dari Leamington Spa, Warwickshire, dianggap sebagai anjing pejantan di antara staf Guide Dogs, namun badan amal tersebut mengatakan bahwa ia kurang sukses dalam kehidupan cintanya.

Labradoodle, yang merupakan bagian dari program pembiakan Guide Dogs, berhasil menjalin hubungan asmara dengan rekan Labradornya, Bella, dan memperkirakan setidaknya 10 anak anjing akan lahir pada hari Rabu (14/2) – menandai kelahiran anak anjingnya yang ketiga.

Gershwin hanya menjalani tiga kencan yang sukses dalam empat tahun karirnya, lebih rendah dari yang diharapkan karena anjing pemandu rata-rata melahirkan tiga anak per tahun.

Labradoodle hanya berjumlah 2% dari populasi anjing pemandu yang bekerja, menurut Guide Dogs, dan saat ini ia merupakan satu-satunya labradoodle dalam program pembiakan.

Gershwin kini telah dipromosikan ke posisi pudel teratas setelah pudel sebelumnya dari badan amal tersebut pensiun, dan diharapkan labradoodle tersebut akan terus menghasilkan lebih banyak anak di masa mendatang.

Meski tidak segera menemukan cinta, ia tampaknya telah memikat hati para relawan Guide Dogs karena Lucy Parkes, relawan pembiakan anjing, mengatakan melihat Gershwin adalah “cinta pada pandangan pertama”.

Parkes, yang telah merawat labradoodle sejak ia berusia 18 bulan, berkata: “Gershwin sangat tampan, tapi saya tahu saya bias.

“Dia berbeda dengan anjing lain, karena dia unik. Saya belum pernah bertemu anjing lain seperti dia.”

Parkes juga berharap kehidupan cinta Gershwin membaik dan membantu menyediakan lebih banyak anak anjing untuk amal.

Dia berkata: “Dia tidak akan memiliki banyak peluang kawin karena tidak begitu banyak labradoodle yang diproduksi setiap tahunnya. Dia dirawat dengan sangat baik.

“Dia tinggal bersama saya secara permanen dan dia menjalani tes kesuburan rutin, pemindaian prostat, tes mata, dan sebagainya.

“Saya senang menjadi Relawan Pembibitan Anjing. Ini cara yang bagus untuk memelihara anjing karena semua dukungan luar biasa yang Anda miliki.

“Mudah-mudahan Gershwin memiliki masa depan yang panjang dan sukses dalam menyediakan anak anjing untuk membantu orang-orang yang kehilangan penglihatan.”

Gershwin bergabung dengan program pembiakan badan amal tersebut pada tahun 2020 setelah menjadi bagian dari sekolah anjing pemandu di Kanada.

Guide Dogs – yang biasanya melatih Labrador, Golden Retriever, German Shepherd, dan ras persilangan lainnya – melatih lebih banyak labradoodle dengan harapan menggabungkan kekuatan pudel dan Labrador akan menghasilkan anjing pemandu yang efektif. (yn)

Sumber: indy100

Para Ilmuwan Menemukan Kera Suka Menggoda Satu Sama Lain

EtIndonesia. Kera besar – sama seperti manusia – saling menggoda satu sama lain, demikian temuan para ilmuwan.

Sebuah tim peneliti internasional menganalisis video empat spesies: simpanse, bonobo, gorila, dan orangutan.

Kera-kera remaja ini terekam sedang menjambak rambut, menyodok, dan membanting tubuh anggota kelompok lainnya serta melambaikan benda berulang kali di depan wajah mereka.

Para peneliti mengatakan, sama seperti manusia, candaan terhadap kera juga dilakukan secara terus-menerus dan mengandung unsur kejutan dan permainan.

Mereka mengatakan temuan yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B Biological Sciences, menunjukkan bahwa lelucon dan candaan mungkin telah berevolusi pada nenek moyang manusia sekitar 13 juta tahun yang lalu.

Dr. Isabelle Laumer, seorang peneliti pascadoktoral di University of California Los Angeles (UCLA) di AS dan Max Planck Institute of Animal Behaviour ( (MPI-AB) di Jerman, mengatakan: “Kera besar adalah kandidat yang sangat baik untuk diejek sambil bercanda, karena mereka mempunyai hubungan dekat dengan kita, terlibat dalam permainan sosial, menunjukkan tawa dan menunjukkan pemahaman yang relatif canggih terhadap harapan orang lain.”

Dia menambahkan: “Dari sudut pandang evolusi, kehadiran olok-olok yang lucu pada keempat kera besar dan kesamaannya dengan olok-olok dan lelucon yang lucu pada bayi manusia menunjukkan bahwa olok-olok yang lucu dan prasyarat kognitifnya mungkin ada pada nenek moyang kita yang terakhir, setidaknya 13 juta tahun yang lalu.

“Kami berharap penelitian kami akan menginspirasi peneliti lain untuk mempelajari perilaku menggoda pada lebih banyak spesies untuk lebih memahami evolusi perilaku multi-segi ini.”

Perilaku menggoda dapat dilihat pada bayi manusia sejak usia delapan bulan, menurut para peneliti, dan sering dianggap sebagai “pendahulu kognitif” untuk bercanda.

Ahli primata asal Inggris, Dr. Jane Goodall dan peneliti lainnya di bidang ini dikatakan telah mengamati perilaku ini pada kera, namun para peneliti mengatakan penelitian mereka adalah yang pertama yang secara sistematis mendokumentasikan dan menganalisis ejekan main-main pada primata.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti menganalisis rekaman video berdurasi 75 jam yang melibatkan sembilan bonobo, empat orangutan, dan empat gorila di Kebun Binatang San Diego di California, AS, dan sekelompok 17 simpanse di Kebun Binatang Leipzig di Jerman.

Tim fokus pada empat remaja – satu dari setiap spesies – yang berusia sekitar tiga hingga lima tahun.

Para peneliti mengidentifikasi 284 peristiwa yang berpotensi menggoda, 129 di antaranya memenuhi kriteria perilaku main-main dan provokatif.

Tim menemukan 18 perilaku menggoda yang berbeda, termasuk membanting tubuh, menjambak rambut, memukul, menyodok, melambaikan benda di depan wajah, menggelitik, mencuri, dan melanggar ruang pribadi.

Para peneliti mengatakan bahwa candaan terutama terjadi ketika kera sedang santai, dan memiliki kesamaan dengan perilaku manusia.

Profesor Erica Cartmill, dari UCLA, yang merupakan penulis senior studi tersebut, mengatakan: “Adalah hal yang umum bagi penggoda untuk berulang kali melambaikan atau mengayunkan bagian tubuh atau objek di tengah bidang penglihatan target, memukul atau menyodoknya, menatap dari dekat di wajah mereka, mengganggu gerakan mereka, menarik rambut mereka atau melakukan perilaku lain yang sangat sulit untuk diabaikan oleh target.”

Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi “tidak hanya bagi para ahli primata dan antropolog biologi, namun juga untuk studi tentang emosi, humor, dan kepura-puraan secara lebih luas”. (yn)

Sumber: indy100

Evergrande Dibatalkan: Ini Masih Jauh dari Akhir

0

Milton Ezrati

Lebih dari dua tahun setelah pengembang properti besar Evergrande pertama kali mengakui bahwa mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya sebesar $300 miliar, pengadilan Hong Kong akhirnya menjatuhkan vonis likuidasi terhadap perusahaan tersebut. Tindakan ini menjadi berita utama di seluruh dunia, bersama dengan berbagai spekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Saham perusahaan di Hong Kong langsung turun 20 persen setelah mendengar berita tersebut. Secara praktis, jawaban atas pertanyaan apa yang akan terjadi selanjutnya cukup mudah: tidak banyak yang akan berubah. Apa yang diputuskan pengadilan Hong Kong tidak banyak berpengaruh pada apa yang akan terjadi di seluruh Tiongkok, tempat sebagian besar aset Evergrande berada. Hal ini juga tidak banyak berpengaruh pada yurisdiksi di luar negeri. Sementara itu, tidak ada satu pun dari intrik hukum yang dapat meringankan masalah ekonomi dan keuangan Tiongkok yang cukup besar terkait properti dan secara umum.

Setelah berbulan-bulan penundaan di mana manajemen dan pengacara Evergrande menjanjikan reorganisasi secara efektif, Hakim Linda Chan, yang berbicara di pengadilan Hong Kong pada 29 Januari, mengatakan, “Cukup sudah” dan memerintahkan likuidasi perusahaan.

Kini, likuidator sementara akan mengambil alih manajemen perusahaan di Hong Kong, mengambil alih aset-asetnya di yurisdiksi tersebut, dan memulai negosiasi dengan para kreditur perusahaan untuk restrukturisasi utang. Sebagaimana halnya dengan kebanyakan kebangkrutan, langkah ini akan menciptakan sedikit perubahan dalam kegiatan sehari-hari Evergrande. Urusan-urusan di luar negeri akan tetap tidak terselesaikan.

Sementara itu, sebagian besar aset Evergrande – sekitar 90 persen menurut perkiraan pengadilan Hong Kong – berada di daratan Tiongkok, di luar yurisdiksi Hong Kong. Disposisi aset-aset tersebut menunggu keputusan atas permohonan bantuan yang diajukan oleh likuidator Hong Kong di Shanghai, Shenzhen, dan Xiamen. Dengan kata lain, masih banyak hal yang belum terselesaikan.

Betapapun keputusan ini mungkin memuaskan para penuntut di Hong Kong yang kini memiliki kesempatan untuk mendapatkan setidaknya sebagian uang mereka kembali, sebagian besar kreditur dan pelanggan Evergrande, mereka yang menaruh uang di apartemen yang tak kunjung selesai dibangun oleh Evergrande, masih berada dalam ketidakpastian seperti yang mereka derita selama lebih dari dua tahun ini.

Dan, bahkan jika pengadilan di Tiongkok berhasil menyelesaikannya dengan cepat, kegagalan Evergrande akan terus membayangi sektor properti dan sektor keuangan Tiongkok secara keseluruhan. Mereka yang telah membayar untuk apartemen yang belum selesai akan terus berada dalam kondisi finansial yang sulit, dan sebagian besar utang Evergrande akan tetap tidak terbayar, seperti halnya utang pengembang properti lain yang telah mengikuti jejak Evergrande menuju kegagalan, salah satunya adalah Country Garden yang paling menonjol. 

Dikarenakan hal ini, Beijing akan terus menghadapi banyak permasalahan ekonomi dan keuangan. Prevalensi begitu banyak utang yang meragukan telah membatasi kemampuan keuangan Tiongkok untuk menawarkan dukungan yang pernah begitu besar bagi perekonomian, seperti yang pernah terjadi ketika pengembangan properti menyumbang hampir 30 persen dari seluruh aktivitas ekonomi.

Dan, ini bukan hanya utang para pengembang dan pelanggan mereka. Pemerintah daerah juga banyak terlibat dalam pembangunan properti dan kehilangan banyak pendapatan akibat keruntuhan ini. Konsekuensinya, mereka juga mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka sendiri, menambah beban utang yang meragukan sehingga membebani keuangan Tiongkok.

Selain itu, runtuhnya berbagai perusahaan pengembang dan nasib para pembeli yang telah membayar di muka untuk apartemen yang mungkin tidak akan pernah tersedia telah mematikan jutaan calon pembeli rumah di Tiongkok, yang selanjutnya menekan sektor yang dulunya pernah menjadi sektor vital ini. Menurut China Real Estate Information, 100 pengembang terbesar mengalami penurunan penjualan rumah sebesar 34% di bulan Januari dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Sementara itu, nilai real estate terus turun. Karena adanya kontrol harga, angka resmi tidak terlihat terlalu buruk, namun di balik itu, pihak di Goldman Sachs yang dekat dengan situasi ini memperkirakan penurunan harga sebesar 20%. Hilangnya kekayaan bersih rumah tangga telah menghambat belanja konsumen.

Dengan beratnya permasalahan ini, respon Beijing sampai saat ini hanya bisa dibilang seadanya. Seandainya pihak berwenang bertindak dengan cepat – seperti memberikan pinjaman khusus untuk memungkinkan perusahaan menyelesaikan apartemen prabayar – untuk mengurangi dampak kegagalan ini ketika Evergrande pertama kali mengumumkan ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajibannya, kekurangan keuangan mungkin tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Namun Beijing tidak mau kalah.

Kini, di tahun 2024, setelah masalah ini memburuk selama bertahun-tahun, Beijing tampaknya tidak dapat menyusun program yang cukup kuat untuk menangani masalah yang semakin membesar untuk sementara waktu.  The People’s Bank of China telah memangkas suku bunga, tetapi tidak cukup untuk membuat banyak perbedaan. Penurunan suku bunga bahkan belum bisa mengimbangi deflasi yang mulai dialami oleh Tiongkok. 

Beijing telah mengatakan pada bank-bank milik negara agar meminjamkan dana kepada para pengembang untuk menyelesaikan pembangunan apartemen, namun para bankir jelas enggan. Pihak berwenang juga telah mengalokasikan dana setara dengan $49 miliar untuk membangun perumahan murah, yang tampaknya tidak cukup untuk membalikkan keadaan mengingat Evergrande saja gagal dengan komitmen sekitar $300 miliar.

Di luar real estate, ekonomi Tiongkok hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan. Tanpa tindakan yang lebih tegas dari Beijing, diragukan bahwa ekonomi akan membaik dalam waktu dekat, terutama di sektor properti. Menyadari kenyataan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi riil di Tiongkok tahun ini menjadi 4,6%, turun dari 5,2% di tahun 2023 – dan banyak yang memperdebatkan angka tersebut. Bank Dunia telah mengurangi ekspektasinya menjadi 4,5 persen pertumbuhan riil tahun ini dan 4,3 persen tahun depan. Angka-angka ini mungkin terdengar optimis.

Milton Ezrati adalah editor kontributor di The National Interest, afiliasi dari Pusat Studi Sumber Daya Manusia di Universitas Buffalo (SUNY), dan kepala ekonom untuk Vested, sebuah perusahaan komunikasi yang berbasis di New York. Sebelum bergabung dengan Vested, dia menjabat sebagai kepala strategi pasar dan ekonom untuk Lord, Abbett & Co. Dia juga sering menulis untuk City Journal dan menulis blog secara teratur untuk Forbes. Buku terbarunya adalah “Thirty Tomorrows: The Next Three Decades of Globalization, Demographics, and How We Will Live.”

ANALISIS: Apa Arti Hubungan Lebih Dekat PNG-Beijing bagi Australia?

0

 Andrew Stacey

Januari 2024 adalah bulan yang penting bagi Papua Nugini, dengan kerusuhan mematikan yang mengancam lemahnya kekuasaan Perdana Menteri James Marape.

Pada 10 Januari, kerusuhan meletus di Port Moresby ketika 200 aparat kepolisian, militer, dan petugas lembaga pemasyarakatan meluncurkan pemogokan untuk berdemonstrasi menentang gangguan penggajian yang menyebabkan pemotongan gaji secara signifikan hingga 50 persen bagi pegawai negeri.

Demonstrasi ini menciptakan kekosongan keamanan, dan menyebabkan ratusan warga memanfaatkan aksi mogok polisi, yang berujung pada kerusuhan di jalanan dan penjarahan.

Diperkirakan kekacauan tersebut menyebabkan 22 orang kehilangan nyawa di seluruh negeri, dan akibatnya, Marape mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota. Masalah sosial yang mendasari tingginya pengangguran dan kemiskinan yang meluas  turut memicu kerusuhan ini.

Beijing Mengusulkan Pakta Keamanan

Di tengah kekacauan yang terjadi pada bulan tersebut, terungkap juga bahwa Beijing telah mengajukan tawaran kepada PNG untuk mengembangkan pakta keamanan dengan negara tersebut, meskipun PNG sudah memiliki pakta keamanan dengan Australia dan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Justin Tkachenko mengatakan kepada Reuters pada 29 Januari bahwa Beijing telah menawarkan kesepakatan keamanan dan kepolisian kepada PNG pada September 2023.

Kesepakatan ini menunjukkan bahwa Beijing menawarkan bantuan kepada kepolisian PNG dengan pelatihan, peralatan, dan pengawasan, serupa dengan kesepakatan yang ditawarkan kepada Kepulauan Solomon setelah terjadinya kerusuhan di negara tersebut pada tahun 2022.

Kekuasaan Perdana Menteri Marape di Bawah Tekanan

Marape saat ini sedang bergulat dengan beberapa tantangan. Pertama, pembelotan 12 anggota parlemen dari pemerintahannya ke oposisi telah melemahkan posisinya, yang mengarah pada mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya yang diperkirakan akan terjadi pada 13 Februari 2024.

Pembelotan dan mosi tidak percaya ini dipicu oleh kekhawatiran atas distribusi sumber daya, dugaan keterlibatan dalam pembayaran yang kontroversial, dan ketidakpuasan atas kinerjanya secara keseluruhan.

Selama mosi tidak percaya, anggota Parlemen mana pun dapat meminta pemungutan suara untuk memberhentikan kepemimpinan saat ini, yang berpotensi menyebabkan pergantian perdana menteri.

Marape dipandang sebagai sekutu kuat Australia, dibuktikan dengan pidato bersejarahnya pada tanggal 8 Februari di Parlemen Australia, di mana ia menggambarkan hubungan antara kedua negara, “Yang satu terjebak dengan keluarga selamanya … kedua negara kita terjebak satu sama lain. Kami tidak punya pilihan selain akur.”

Namun dengan adanya mosi tidak percaya yang semakin dekat, Marape mungkin akan segera tidak lagi menjadi perdana menteri, atau bahkan jika ia tetap menjabat, basis kekuasaannya akan melemah dan akan membuka peluang bagi dirinya untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Di tengah ketidakstabilan politik ini, calon perdana menteri yang pro-Beijing dapat muncul dan berpotensi melemahkan hubungan kuat Australia-PNG.

Perlukah Australia Khawatir?

Iya dan tidak.

PNG hanya berjarak empat kilometer dari perbatasan paling utara Australia, Pulau Saibai di Queensland.

Jika PNG jatuh di bawah pengaruh Beijing, hal ini bisa menjadi situasi serupa di Kepulauan Solomon, yang berpotensi membuka jalan bagi kehadiran militer komunis lainnya di depan pintu Australia.

Kesepakatan Kepulauan Solomon memungkinkan Beijing untuk menempatkan pasukan, kapal angkatan laut, dan senjata di pulau tersebut—yang membandingkannya dengan situasi di sekitar Laut Tiongkok Selatan.

Pernyataan resmi dari menteri luar negeri PNG sejauh ini adalah, “Kami berurusan dengan Tiongkok pada tahap ini hanya pada tingkat ekonomi dan perdagangan. Mereka adalah salah satu mitra dagang terbesar kami, namun mereka telah menawarkan diri  membantu kepolisian dan keamanan kami di sisi keamanan internal.”

PNG juga mempertimbangkan apakah tawaran Beijing menduplikasi bantuan keamanan dan kepolisian yang sudah ditawarkan oleh Australia dan Amerika Serikat.

Perlu juga dicatat bahwa pemerintah PNG baru-baru ini menandatangani pakta keamanan dengan Australia pada  Desember 2023 dan mempertahankan Perjanjian Kerjasama Pertahanan dengan Amerika Serikat yang ditandatangani pada Mei 2023.

Namun, perjanjian keamanan apa pun antara PNG dan Beijing dapat berdampak pada perjanjian keamanan yang sudah ada.

Amerika Serikat telah mendesak PNG untuk menolak perjanjian keamanan PKT, dengan menekankan bahwa hal ini dapat menimbulkan konsekuensi dan kerugian.

Secara teori, pakta keamanan yang dimiliki PNG saat ini dengan Australia dan Amerika Serikat tampak kuat.

Namun ketidakstabilan politik yang sering melanda negara ini, serta korupsi endemik yang membuat para politisi terbuka terhadap suap sebagaimana dibuktikan dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International, berpotensi membuat PNG rentan terhadap peningkatan kehadiran Beijing.

Andrew Stacey adalah reporter yang tinggal di Melbourne, Australia. Dia memiliki pengalaman luas dalam analisis pasar dan data

ANALISIS: AS Berhadapan dengan Pengaruh Iran di Timur Tengah, Mengidentifikasi Beijing Sebagai Saingan Strategis Utama

0

Jenny Li dan Sean Tseng

Sebagai upaya bersama melawan pengaruh Iran di Timur Tengah, Pentagon menggarisbawahi bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) merupakan musuh strategis utama Amerika Serikat. Para pejabat tinggi militer AS telah menunjukkan bahwa kawasan ini menjadi arena persaingan yang melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia.

Pada 2 Februari, Amerika Serikat melakukan operasi yang menargetkan 85 fasilitas di seluruh Irak dan Suriah yang terkait dengan militer Iran dan kelompok militan sekutunya. Serangan yang ditujukan pada pusat komando dan intelijen, serta depot roket, rudal, pesawat tak berawak, dan amunisi ini merupakan tindakan balasan atas kematian tiga tentara Amerika baru-baru ini di Yordania, yang dikaitkan dengan tindakan militan.

Upaya pencegahan ini difokuskan pada basis-basis yang terletak di wilayah terpencil Irak dan Suriah, dengan sengaja menghindari wilayah Iran untuk meminimalkan risiko eskalasi. Amerika Serikat juga mengambil tindakan untuk memberikan peringatan dini, yang berpotensi mengurangi korban dari pihak Iran.

Presiden Joe Biden mengatakan, “Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia.” Menggaungkan sentimen ini, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan, “Kami akan terus bekerja untuk menghindari konflik yang lebih luas di suatu wilayah.”

Partai Komunis Tiongkok (PKT): Penantang Strategis Terbesar Amerika Serikat

Sejalan dengan pengeboman milisi yang didukung Iran, Scott Berrier, direktur Badan Intelijen Pertahanan yang akan segera pensiun, menyoroti persaingan strategis yang ditimbulkan oleh Tiongkok dalam pidato perpisahannya. Dia menyebut PKT sebagai pesaing strategis “nomor satu dan satu-satunya pesaing strategis kami”.

Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, menguraikan sudut pandang ini dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times.

Ia menjelaskan : “Tiongkok adalah pesaing strategis utama Amerika. Tiongkok memiliki kekuatan diplomatik, ekonomi, dan militer yang lebih besar daripada yang pernah diimpikan oleh Uni Soviet. Tiongkok juga jauh lebih kuat daripada Rusia. Rusia dan Iran merupakan ancaman strategis langsung. Artinya, mereka secara aktif dan secara fisik menantang kepentingan AS saat ini.”

“Tiongkok sedang mempersiapkan diri menghadapi hari di mana mereka dapat mengancam kita secara fisik, tetapi Beijing akan menunggu hingga kekuatan diplomatik, ekonomi, dan politik dalam negeri Amerika semakin menurun sebelum benar-benar melakukannya.”

Schuster mengungkapkan bahwa PKT terlibat dalam konfrontasi tidak langsung dengan Amerika Serikat, yang bertujuan untuk membongkar tatanan internasional saat ini tanpa menggunakan konflik militer. Strategi ini melibatkan perluasan dukungan kepada negara-negara seperti Iran, Korea Utara, dan Rusia, sehingga membebani sumber daya AS dan secara tidak langsung mengancam pengaruh AS.

Dukungan Strategis PKT untuk Rusia, Iran, dan Korea Utara

Dalam sebuah demonstrasi aliansi geopolitik, Menteri Pertahanan Tiongkok, Dong Jun, menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Rusia di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Kepastian ini disampaikan dalam sebuah dialog dengan mitranya dari Rusia, Sergei Shoigu, yang dibuktikan dengan sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 5 Februari.

Meskipun menghadapi tantangan dari Amerika Serikat dan Eropa, Dong menekankan bahwa PKT akan tetap memegang teguh kebijakannya terkait Ukraina, dan menegaskan bahwa tekanan dari luar tidak akan menghalangi kerja sama Tiongkok-Rusia.

Dukungan PKT meluas hingga ke Rusia dan mencakup Korea Utara, yang memiliki perbatasan signifikan dengan Tiongkok dan memiliki sejarah keterlibatan ekonomi yang meningkat. Dari 2000 hingga 2015, perdagangan antara Tiongkok dan Korea Utara berkembang secara dramatis. Peresmian rute pelayaran pada 2015, yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor batu bara Korea Utara ke Tiongkok, menandai puncak perdagangan bilateral.

Hubungan Iran dengan PKT mencerminkan kemitraan strategis, terutama dalam menghadapi sanksi Barat yang bertujuan membatasi ambisi nuklir Iran. Tiongkok telah muncul sebagai pembeli minyak utama Iran dan sekutu perdagangan utama, memfasilitasi kemajuan militer melalui pertukaran teknologi militer dan persenjataan. Kerja sama ini telah memungkinkan Iran untuk mendukung kelompok milisi di Timur Tengah, yang semakin memperumit dinamika keamanan regional.

Dampak dari aliansi ini terlihat nyata dalam meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Manifestasi nyata dari konflik ini adalah serangan drone yang dilakukan oleh milisi dukungan Iran terhadap pasukan AS di Yordania pada 28 Januari, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di antara personel militer Amerika.

Insiden ini menggarisbawahi jaringan hubungan internasional yang rumit dan sikap strategis PKT dalam mendukung negara-negara yang menantang kepentingan dan pengaruh AS di panggung global.

Berbicara kepada jurnalis pertahanan pada  Oktober lalu, Letnan Jenderal Grynkewich menekankan pentingnya Timur Tengah bagi Tiongkok, dengan mencatat bahwa kawasan ini memasok sekitar setengah dari minyak dan sebagian besar gas alam Tiongkok. Konsumsi energi ini sangat penting dalam mendorong peningkatan status global Tiongkok.

 Grynkewich menyatakan keprihatinannya atas upaya PKT dalam mengurangi pengaruh Amerika Serikat yang telah berlangsung lama di Timur Tengah. Saat ini, strategi Tiongkok melibatkan peningkatan pengaruh ekonomi dan inisiatif ” Belt and Road ” yang luas, dengan tujuan mendanai proyek-proyek infrastruktur di seluruh dunia. Namun, keterlibatan finansial ini sering kali disertai dengan ikatan yang merugikan bagi negara-negara penerima, yang mengarah kepada potensi jebakan utang.

Menyoroti perkembangan natural dari kepentingan ekonomi ke militer, Letnan Jenderal Grynkewich memperingatkan potensi PKT dalam meningkatkan jejak militernya di Timur Tengah untuk melindungi kepentingan ekonominya yang sedang berkembang.

Spekulasi ini memiliki beberapa dasar dalam perkembangan terakhir, dengan media Iran dan Rusia melaporkan bahwa Tiongkok akan melakukan latihan angkatan laut bersama dengan Iran dan Rusia, yang semakin memperkuat kolaborasi militer tripartit ini. Manuver tersebut mengikuti latihan bersama sebelumnya di Teluk Oman, menggarisbawahi persahabatan militer yang berkembang di antara negara-negara ini.

Schuster menguraikan signifikansi geostrategis Timur Tengah. Peran kawasan ini sebagai penyedia minyak dan gas alam utama menempatkannya sebagai perhatian penting bagi kekuatan global, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, terutama dua kawasan terakhir.

” Tiongkok sedang bekerja keras untuk menantang, jika tidak mengatasi, pengaruh dan kekuatan Amerika di Timur Tengah. Itulah salah satu alasan mengapa Tiongkok mendukung Iran, berinvestasi besar-besaran di Irak, dan mencoba merayu sekutu tradisional Amerika di Timur Tengah, yaitu Mesir, Arab Saudi, dan Kuwait,” ujarnya.

Postur strategis Tiongkok ini menunjukkan ambisinya yang lebih luas untuk menyelaraskan kembali dinamika kekuatan global yang menguntungkannya, dengan memanfaatkan Timur Tengah sebagai pemicu utama dalam kalibrasi ulang geopolitik ini.

Kota Kuno Eksotis dan “Aksara Tulang Orakel” ditemukan di Xinjiang

Sebuah legend urban tentang hilangnya sebuah kota kuno. Legenda ini sebanding dengan Kebudayaan Lembah Sungai Indus – “Mohenzo-daro.” Legenda “Mohenzo-daro” adalah sebuah kota kuno yang hilang karena “ledakan nuklir prasejarah”. Namun di Gurun Taklimakan, Xinjiang, Tiongkok, hilangnya sebuah “kota kuno yang eksotis” lebih aneh lagi.