Wasiat Berisi Ungkapan Fakta Tentang Vaksin PKT dari Profesor Tiongkok 40 Tahun yang Meninggal Dunia Akibat Kanker Darah
oleh Li Li
Qiu Yongcai, seorang profesor profesor Universitas Teknologi Tiongkok Selatan berusia 40 tahun yang meninggal dunia pada 3 Desember. Sebelum meninggal ia menuliskan wasiat berisi kebenaran tentang vaksin COVID-19 yang diposting melalui WeChat untuk kalangan teman-temannya. Namun postingan tersebut segera dihapus oleh pihak berwenang Tiongkok.
Pada 4 Desember, akun dengan nama “Qiu Yongcai — Universitas Teknologi Tiongkok Selatan” tertera tulisan dari yang bersangkutan, bahwa saat ini dirinya sedang menanti untuk dimasukkan ke dalam kabin transplantasi sel induk darah yang berada dalam bangsal VIP.
Dia juga meninggalkan pesan yang berbunyi, mengapa dibawa ke mari ? Kemungkinan besar merupakan gejala sisa yang disebabkan oleh vaksin COVID-19, setelah mendapat suntikan dari jenis vaksin COVID-19 yang dilemahkan, dirinya kemudian mengalami gangguan anemia aplastik. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ilmuwan alam, profesor, dan pembimbing doktoral. Menurut beberapa literatur yang dia teliti, ia menduga bahwa penyebab dari gangguan tersebut adalah karena beberapa bahan kimia yang digunakan untuk vaksin yang dilemahkan itu menyebabkan pengrusakan terhadap daya pengenalan diri antar sel induk darah, sehingga sel T mempengaruhi pembuatan berbagai sel darah.
Pesan juga menyebutkan bahwa ia tidak tahu apakah mereka yang mengaku ahli itu telah melakukan analisis mekanisme secara rinci pada beberapa kasus gejala sisa sebelum mengeluarkan vaksin untuk disuntikkan kepada warga masyarakat ?
Pesan tersebut juga menyebutkan bahwa sudah jatuh banyak korban vaksinasi virus komunis Tiongkok (COVID-19). “Sesungguhnya semua korban sangat mengharapkan ada pejabat yang berwenang di tingkat nasional untuk tampil atau mengirimkan ahli yang berpengalaman untuk melakukan penyelidikan atau mengklarifikasi adanya, memberikan argumen eksperimental yang kuat dan efektif sebagai penjelasan bagi masyarakat”.
Netizen mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa “Qiu Yongcai mengalami gangguan anemia aplastik gara-gara suntikan vaksin COVID-19 yang merusak susunan sel induk darah” selain terjadi “kegagalan dalam transplantasi sel induk darah”.
Informasi publik menunjukkan bahwa Qiu Yongcai adalah seorang profesor di Universitas Teknologi Tiongkok Selatan, seorang pembimbing doktoral, dan anggota Partai Komunis Tiongkok, ia diterima dalam “Program Seribu Talenta Muda Nasional Angkatan ke-13”.
Keamanan dari vaksin COVID-19 buatan Tiongkok terus diragukan oleh sejumlah kalangan. Tahun lalu, pasien leukemia dari total 30-an provinsi, kota, dan daerah otonom di Tiongkok menerbitkan 2 surat terbuka yang isinya menyebutkan bahwa mereka menderita leukemia setelah disuntik vaksin COVID-19 buatan dalam negeri Tiongkok. Tetapi mereka justru mendapat tekanan dari pihak keamanan Tiongkok dengan alasan demi menjaga stabilitas nasional ketika mengajukan petisi kepada pihak berwenang. Selain itu, wartawan ditekan oleh pihak berwenang untuk tidak mempublikasikan masalah ini, dan pengacara pun tidak boleh menangani kasus tersebut.
Surat terbuka dari kelompok penderita leukemia gara-gara suntikan vaksin yang beredar di Internet menunjukkan, bahwa setelah menerima vaksin COVID-19 pada tahun 2021, tubuh mereka mengalami demam, berkeringat di malam hari, batuk, sakit kepala, muntah, kelelahan, diare, kesulitan bernapas dan gejala lainnya dalam berbagai tingkat. Setelah diperiksa di rumah sakit, pernyataan medis yang kita peroleh adalah “Kami semua menderita Leukimia akut”.
Surat terbuka tersebut mengungkapkan bahwa sebagian dari mereka berasal dari kota madya tingkat satu dan dua, sebagian dari kabupaten, sebagian lagi dari daerah terpencil, dan berasal dari berbagai kalangan.
Dengan usia tertua adalah 70-an dan yang termuda berusia 3 tahun. Vaksin yang diberikan sebagian besar adalah vaksin Sinovac Biotech, dan lainnya termasuk vaksin dari Beijing Biotech, Wuhan Biotech, Zhifei Biotech, Changchun Biotech dan perusahaan lainnya. Kebanyakan orang mengalami masalah setelah menerima dua suntikan, meskipun beberapa orang menerima hanya satu atau tiga suntikan. Kebanyakan orang mengalami gejala beberapa hari setelah vaksinasi dan kemudian didiagnosis oleh rumah sakit menderita leukemia, terutama leukemia limfoid akut dan leukemia myeloid akut (tulang).
Para pelapor mengungkapkan bahwa sebelum menerima vaksin, mereka dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Tetapi sekarang, banyak dari mereka yang jatuh sakit, perlu perawatan rumah sakit, mengkonsumsi obat-obatan, suntikan, kemoterapi, dan transplantasi.
Lusinan anak-anak dalam kelompok ini kini terbaring di rumah sakit entah hidup atau mati. Menurut perhitungan konservatif, para pelapor memperkirakan bahwa jumlah orang yang menderita leukemia setelah vaksinasi seharusnya di atas 10,000 orang.
Pada 4 Januari 2021, media “Epoch Times” telah melaporkan bahwa banyak staf medis Tiongkok bersikap negatif terhadap mobilisasi vaksinasi bagi semua warga Tiongkok. Bahkan surat pemberitahuan darurat yang dikeluarkan pihak berwenang Kota Zhenjiang, Provinsi Jiangsu untuk vaksinasi ternyata tidak mendapat tanggapan positif dari pejabat PKT setempat, yang tercermin dari tidak satu pun dari mereka mendaftar.
Sebelumnya, seorang pakar vaksin asal Shanghai telah memposting tulisannya di Weibo yang menyebutkan, bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm, karena memiliki 73 efek samping, maka ia disebut-sebut sebagai “vaksin yang paling tidak aman di dunia”. Namun, setelah tulisan tersebut memicu perbincangan hangat, artikel tersebut langsung diblokir pihak berwenang. Sebelumnya, “Epoch Times” juga menerbitkan sebuah dokumen pencegahan epidemi untuk kalangan internal yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Tiongkok, dengan isi yang menyebutkan, bahwa Partai Komunis Tiongkok selain mengembangkan rencana pengobatan untuk mengatasi kemungkinan reaksi negatif yang timbul dari vaksinasi COVID-19 buatan dalam negeri, namun juga secara khusus melatih rumah sakit untuk menangani reaksi alergi serius yang timbul setelah vaksinasi. (sin)
Pailit, PHK, Pengangguran Terjadi di Tiongkok, Gelombang Pulang Kampung Datang Lebih Awal
oleh Chang Chun
Banyak perusahaan swasta di Tiongkok menghadapi kepailitan atau memberhentikan karyawan akibat resesi ekonomi dan dampak dari kehancuran sektor real estat. Menjelang berakhirnya tahun 2023, beredar kabar bahwa banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya, sehingga banyak pekerja migran yang pulang kampung lebih awal dibandingkan dengan tahun-tahun lampau, terutama sebelum wabah PKT.
Pemulihan ekonomi Tiongkok berjalan sangat lamban, roda perekonomian nyaris tidak berputar, penghidupan masyarakat menjadi semakin sulit 3 gelombang yang datang bersamaan, yakni gelombang pailit, gelombang PHK dan gelombang pulang kampung akhir tahun.
Ada netizen menuliskan komentarnya : Di Kota Shenzhen, gelombang pulang kampung datang lebih awal. Dengan nada sedih para pekerja migran itu berujar untuk tidak kembali lagi setelah angkat kaki hari ini. Meskipun gelombang pulang kampung halaman menjelang Tahun Baru bukanlah hal baru, tetapi tahun ini gelombang tersebut datang 4 bulan lebih cepat dari jadwalnya. Mengapa demikian ?
Masih ada lebih dari tiga bulan tersisa sebelum Tahun Baru Imlek 2024, namun di kota-kota tingkat satu Tiongkok dan wilayah yang maju secara ekonomi, gelombang pulang kampung berskala besar lantaran PHK sudah terjadi di kota-kota Shenzhen, Shanghai dan lainnya.
“Benar, banyak perusahaan yang berlibur tiga bulan lebih awal karena tidak ada kerjaan, tidak ada pesanan yang masuk. Salah satu alasannya adalah pesanan dari Eropa dan Amerika Serikat telah dialihkan ke Asia Tenggara. Alasan kedua adalah banyak perusahaan swasta Tiongkok yang demi hidup juga hengkang ke Asia Tenggara. Mereka perlu pergi ke Asia Tenggara untuk membangun pabrik, yang berarti pabrik di Tiongkok boleh ada boleh tidak. Jadi bagaimana menurut Anda, apakah dalam situasi demikian ini perekonomian Tiongkok bisa membaik ?” kata Huang Jinqiu, awak media senior Tiongkok.
Belakangan ini beredar kabar bahwa banyak perusahaan swasta besar Tiongkok melakukan PHK terhadap karyawannya. Perusahaan induk Douyin “ByteDance” telah mengonfirmasi rencananya untuk menutup unit gamenya “Nuverse”. Kabarnya bahwa ribuan orang karyawan menghadapi PHK.
Huang Jinqiu mengatakan : “Tidak diragukan lagi apa yang kita rasakan adalah tingkat konsumsi masyarakat yang menurun. Jadi harga barang tidak juga bisa naik meskipun bank sentral telah mengucurkan dana pada paruh pertama tahun ini sebesar RMB. 47 triliun, yang jauh melebihi total sepuluh tahun terakhir. Tingkat inflasi tetap tidak berubah, kenapa ? Berapapun uang baru dicetak, tetapi uang itu tidak sampai ke tangan rakyat, rakyat tetap miskin, tidak memiliki daya beli”.
Alibaba Group yang baru membantah rumor tersebut pekan lalu, kembali melaporkan PHK pada 28 November.
Berbagai media melaporkan bahwa Alibaba Group telah menutup laboratorium penelitian komputasi kuantumnya, hal ini mengindikasikan bahwa Alibaba mungkin mempertimbangkan pemotongan biaya pengeluaran demi meningkatkan laba usaha perusahaan. Penutupan laboratorium ini akan mengakibatkan sekitar 30 orang karyawan kehilangan pekerjaan.
Huang Jinqiu mengatakan : “Saya menyebutnya sebagai pengangguran institusional, karena sistem politik Tiongkok memiliki masalah besar, yang menyebabkan kesalahan dalam mengambil kebijakan luar negeri, selain menyebabkan buruknya perkembangan kebijakan ekonomi Tiongkok. Jika masalah ini tidak diselesaikan secara mendasar, tetapi hanya tambal sulam, kondisi sulit berubah”.
Tangkapan layar yang diposting online oleh netizen menunjukkan, bahwa sebuah perusahaan di Shenzhen mengeluarkan pemberitahuan pada bulan Juni dan Oktober tahun ini untuk meliburkan perusahaan total selama 10 bulan, terutama karena kurangnya pesanan yang diterima. Topik ini bahkan muncul di daftar pencarian terpopuler di Tiongkok pada 28 November.
“Daya konsumsi melemah, tentu saja banyak perusahaan tidak mampu memperoleh jumlah penjualan yang diharapkan. Omzet penjualan menurun otomatis tidak menghasilkan keuntungan, bahkan mungkin mengalami kerugian. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang beroperasi harus menghadapi kenyataan omzet penjualan semakin lama semakin menurun. Tidak ada biaya untuk mengoperasikan pabrik, sehingga pekerja semakin banyak menganggur, yang akan menyebabkan lebih banyak PHK,” kata Huang Jinqiu.
Hu Liren, seorang pengusaha yang berbasis di Shanghai yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan bahwa pengangguran berskala besar ini berpotensi menyulutkan masalah sosial yang sangat serius.
Hu Liren mengatakan : “Ketika rakyat tidak lagi memiliki uang, maka akan banyak kasus kriminal di negara ini. Ketika rakyat kebanyakan tidak punya uang, maka perubahan sosial besar bisa terjadi. Perubahan itu mungkin berupa pencurian, perampokan, penipuan. Kasus-kasus itu akan semakin banyak terjadi”.
Selain itu, muncul di platform sosial Tiongkok, postingan sejumlah besar guru di Kota Shenzhen yang mengumumkan pengunduran diri mereka. Akademisi elit dari universitas ternama ini menemukan bahwa posisi mengajar, yang tadinya mereka anggap sebagai pekerjaan yang dapat menghasilkan gaji tinggi dan cukup stabil, tetapi di Tiongkok ternyata “tidak gampang”.
Para guru yang pernah menerima gaji tahunan yang tinggi kini memilih mengundurkan diri setelah mengalami involusi, tekanan tinggi, dan pemotongan gaji yang signifikan.
Hu Liren mengatakan : “Kemudian beberapa orang mulai sadar. Sesudah sadar mereka akan merasakan bahwa hal ini mengerikan. Bagaimana dengan generasi ketiga dan anak-anak ini ? Mereka akan mencoba mendorong generasi kedua untuk meninggalkan Tiongkok, hengkang dari Tiongkok. Ya, faktanya adalah sebuah pelarian.”
Para ahli percaya bahwa ini semua adalah akibat dari kesalahan kebijakan Partai Komunis Tiongkok. Sehingga terjadi kemerosotan perekonomian Tiongkok secara keseluruhan. Kini PKT sendiri berada dalam masalah baik internal maupun eksternal, sehingga tidak berdaya untuk menangani masalah ekonomi. Oleh sebab itu masalah ekonomi Tiongkok di masa mendatang akan semakin serius. (sin)
50 Kali Lebih Kuat dari Fentanyl, Narkoba Buatan Tiongkok Mengancam Terjadinya ‘Tsunami Kematian’ di Inggris
oleh Li Zhaoxi
Saat ini, obat opioid Nitazenes sedang melanda Inggris. Para ahli memperingatkan bahwa jenis narkoba baru ini, yang 50 kali lebih kuat daripada fentanyl, dapat mengancam terjadinya “tsunami kematian” di Inggris.
Nitazenes juga dikenal sebagai obat pembunuh “Frankenstein”, sebagian besar diproduksi oleh laboratorium rahasia di Tiongkok kemudian diselundupkan ke Inggris melalui jalur penyelundupan. Dengan adanya penurunan pasokan heroin, dan setelah Taliban melarang penanaman opium, maka peredaran opioid ini kemungkinan akan terus meningkat.
Akibat pasokan heroin dari Afghanistan akan habis dalam 6 bulan mendatang, maka Nitazenes menjadi semakin populer di kalangan pengedar narkoba. Menurut penuturan Tony D’Agostino, seorang pakar narkoba pelatih pekerja garis depan, bahwa ahli kimia bawah tanah sedang mencari obat semacam itu.
Bulan lalu, polisi Inggris menemukan 150.000 butir pil Nitazenes dan uang tunai senilai GBP. 60.000,- (setara USD. 75.000,-) dalam suatu penggerebekan di wilayah utara Kota London.
Kepada media “The Mirror” Tony D’Agostino mengatakan : “Narkoba itu dikenal sebagai obat ‘Frankenstein’ karena dapat dicampur dengan pil atau bubuk. Ia tidak ‘berwajah’ atau berbentuk lainnya.”
Narkoba sintetik tersebut dicampurkan ke dalam heroin oleh para pengedar narkoba yang sangat membutuhkan uang tunai, karena harganya yang murah selain sangat membuat pemakainya ketagihan dan meningkatkan perasaan gembira berlebihan (euforia). Ketika Nitazenes dicampurkan ke dalam obat terlarang jalanan, hal ini dapat berakibat fatal karena efeknya seringkali lebih kuat dari perkiraan pengguna. Di Kota Dublin misalnya, ada 40 orang pecandu heroin mengalami overdosis hanya dalam waktu 36 jam setelah mengonsumsi obat terlarang tersebut.
Kadang-kadang pengguna pun tidak tahu jika dirinya menggunakan Nitazenes, dan ketika polisi menangkap beberapa pecandu narkoba yang mengira mereka menggunakan heroin, menemukan bahwa mereka sebenarnya menggunakan Nitrazenes, parasetamol, dan kafein.
Di Inggris, Nitazenes telah membunuh 49 orang, termasuk seorang pengusaha muda dan remaja pengembang perangkat lunak.
“Mereka bisa masuk ke rantai pasokan heroin dan obat-obatan mirip alprazolam yang bisa dibeli secara online atau melalui media sosial”, kata D’Agostino.
“Kekhawatiran yang lebih besar adalah obat terlarang ini bisa memasuki pasar ganja, karena ada sebanyak 16 Juta orang perokok ganja di Inggris”.
Polisi sedang menguji pasokan obat tersebut, namun perusahaan farmasi belum mengembangkan tes urin atau usap untuk pemakai Nitazenes, sehingga sulit untuk mendeteksinya. Bulan lalu, Nitazenes ditemukan di Inggris yang dimasukkan ke dalam 9 batch paket pil dan heroin yang diuji oleh layanan narkoba “Wedinos”.
Nitazenes awalnya dikembangkan sebagai obat penghilang rasa sakit oleh perusahaan farmasi Swiss “Ciba” pada tahun 1950an, namun tidak diperkenalkan ke pasar karena efeknya terlalu kuat.
Office for Health Improvement and Disparities (OHID) di Inggris menyatakan, bahwa Naloxone (penangkal overdosis opioid) dapat melawan Nitazenes, namun obat ini harus segera diberikan, karena efek Nitazenes terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan berhentinya napas.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang overdosis dengan Nitazenes seringkali memerlukan dua dosis Naloxone untuk menetralisirnya, sedangkan pengguna fentanyl hanya membutuhkan satu dosis.
Dengan meluasnya peredaran Nitazenes, bukan hanya pengguna narkoba yang terkena dampaknya, tetapi para gembong narkoba pun bisa mengalami pertumpahan darah ketika narkoba jenis baru buatan Tiongkok ini memasuki pasar. Keterlibatan mereka dapat memicu konflik antar geng yang bersaing.
“Kita tahu bahwa beberapa jenis narkoba yang masuk itu diproduksi secara massal di pabrik-pabrik Tiongkok. Jika geng kriminal Tiongkok memasuki pasar, hal ini dapat menyebabkan perpecahan di antara kelompok pedagang narkoba yang berbeda,” kata D’Agostino. (sin)
Patuhi Perubahan Perilaku, KPPU Hentikan Perkara PT Kobe Boga Utama
JAKARTA – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan Penetapan untuk penghentian Perkara Nomor 11/KPPU-L/2023 terkait Dugaan Pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Perjanjian Distribusi PT Kobe Boga Utama (“KOBE”), seiring dengan dilaksanakannya Pakta Integritas Perubahan Perilaku oleh KOBE.
Ketetapan tersebut disampaikan dalam Sidang Majelis Komisi Pemeriksaan Pendahuluan beragendakan Penilaian Majelis Komisi terkait Pengawasan Pakta Integritas Perubahan Perilaku yang dilaksanakan kemarin, 4 Desember 2023 di Kantor Pusat KPPU Jakarta. Bertindak sebagai Ketua Majelis Komisi dalam sidang tersebut, Komisioner Yudi Hidayat, dengan dibantu oleh Komisioner Chandra Setiawan dan Komisioner Dinni Melanie sebagai Anggota Majelis Komisi.
KOBE merupakan produsen tepung bumbu yang berlokasi di Tangerang sejak tahun 1995.Mulai tahun 2006, mereka mulai meluncurkan divisi Food Service untuk melayani pelanggan industri bidang makanan dan retail.
Pada tahun 2009 melalui tim pemasarannya, mereka mencari dan menawarkan kerja sama kepada pelaku usaha untuk menjadi distributornya dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibakukan dalam suatu perjanjian distribusi. Ketentuan dan pelaksanaan perjanjian distribusi inilah yang menjadi asal perkara yang bersumber dari laporan masyarakat tersebut.
Diduga berbagai ketentuan tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, antara lain persyaratan bahwa (i) harga jual produk ditetapkan oleh KOBE; (ii) distributor tidak diperbolehkan menyalurkan, memasarkan, dan menjual produk sejenis milik pihak lain yang bersifat kompetitif; serta (iii) menyalurkan, memasarkan, dan menjual dengan cakupan outlet modern dan tradisional di area/wilayah distribusi yang diberikan KOBE. Perjanjian distribusi tersebut dimulai sejak 2009, dan berdasarkan dokumen alat bukti yang dimiliki, ketentuan dalam perjanjian masih berlaku sampai dengan tahun 2022.
Dalam pemeriksaan pendahuluan, KOBE mengakui perjanjian distribusi tersebut memuat berbagai ketentuan yang bersinggungan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Tetapi ditegaskan bahwa perjanjian tersebut merupakan perjanjian lama, karena sebelumnya mereka tidak memiliki tim legal/hukum.
KOBE sendiri telah mulai melakukan perubahan format perjanjian distribusi, dan setidak-tidaknya pada saat pemeriksaan dilakukan, telah menggunakan format perjanjian distribusi yang telah menghilangkan berbagai ketentuan tersebut. Untuk itu KOBE mengajukan perubahan perilaku pada 26 September 2023, yang dilanjutkan dengan penandatanganan Pakta Integritas Perubahan Perilaku pada 10 Oktober 2023.
KPPU kemudian melaksanakan pengawasan perubahan perilaku selama 45 hari kerja, sejak 11 Oktober 2023. Berdasarkan hasil pengawasan, disimpulkan bahwa telah dilaksanakan perubahan perilaku oleh KOBE sebagaimana poin-poin dalam Pakta Integritas Perubahan Perilaku.
Poin-poin pelaksanaan perubahan perilaku tersebut antara lain meliputi:
- Pembatalan perjanjian dan penghentian kegiatan yang melanggar Pasal 8, Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 19 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;
- Pembatalan perjanjian distribusi dan/atau Memorandum of Understanding kepada para distributor yang telah bekerja sama dengan KOBE;
- Perbaikan perjanjian distribusi dan penyampaian bukti-bukti pelaksanaan perubahan perilaku; dan
- Telah aktif dan kooperatif dalam setiap proses verifikasi, klarifikasi dan/atau validasi bukti.
Dengan dilaksanakannya seluruh isi Pakta Integritas Perubahan Perilaku tersebut, Majelis Komisi mengeluarkan Penetapan yang menyatakan bahwa KOBE telah melaksanakan Pakta Integritas Perubahan Perilaku, dan menghentikan Perkara Nomor 11/KPPU-L/2023. (asr)
Nippo Corporation Terlambat Notifikasi, KPPU Jatuhkan Denda Rp 1 Miliar
JAKARTA – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan sanksi denda kepada Nippo Corporation sebesar Rp1 miliar atas keterlambatan pemberitahuan atau notifikasi transaksi pengambilalihan saham yang dilakukannya atas PT Kadi Indonesia Manufaktur (PT KIM).
Sanksi tersebut dijatuhkan Majelis Komisi pada Sidang Pembacaan Putusan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2023 yang dipimpin oleh Komisioner Chandra Setiawan sebagai Ketua Majelis Komisi dan didampingi oleh Komisioner Dinni Melanie dan Komisioner Yudi Hidayat sebagai Anggota Majelis Komisi, pada 4 Desember 2023 di Kantor KPPU Jakarta.
Perkara ini bermula dari penyelidikan terhadap dugaan keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan 51 persen saham yang dilakukan Nippo Corporation atas PT Kadi Indonesia Manufaktur yang berlaku efektif pada tanggal 3 Juni 2021 (berdasarkan dokumen Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Kadi Indonesia Manufaktur dengan Nomor AHU-AH.01.03-0346714 dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dengan Nomor AHUAH.01.03-0346719). Pengambilalihan saham tersebut telah mengakibatkan Nippo Corporation menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali atas PT Kadi Indonesia Manufaktur, sehingga wajib diberitahukan kepada KPPU.
Memperhatikan Peraturan KPPU Nomor 3 Tahun 2020 terkait Relaksasi Penegakan Hukum yang mengatur penambahan waktu penghitungan kewajiban Notifikasi, pemberitahuan pengambilalihan saham KIM oleh Nippo Corporation kepada Komisi disesuaikan jangka waktunya yang semula seharusnya dilakukan paling lambat 30 hari kerja yaitu pada tanggal 14 Juli 2021, menjadi paling lambat 60 hari kerja sejak tanggal efektif secara yuridis, yaitu tanggal 30 Agustus 2021.
Namun, faktanya Nippo Corporation baru menyampaikan pemberitahuan atas pengambilalihan saham tersebut pada tanggal 18 Oktober 2021. Sehingga Nippo Corporation dinilai terlambat melakukan notifikasi selama 35 hari kerja terhitung dari waktu ketentuan notifikasi.
Akibat keterlambatan tersebut, Majelis Komisi memutus bahwa Nippo Corporation terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 29 UU No. 5 Tahun 1999 dan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010, dan menjatuhkan sanksi denda kepada Nippo Corporation sebesar Rp1 miliar. Pembayaran denda tersebut wajib dibayarkan ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha, selambat-lambatnya 30 hari sejak Putusan memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht). (Amel/asr)
Wabah Pneumonia yang Tak Diketahui Menyebar ke Seluruh Dunia, Pakar Medis : Perhatikan 8 Gejalanya
NTD
Wabah radang paru-paru komunis Tiongkok yang diduga ada kaitannya dengan virus komunis Tiongkok (COVID-19) sedang menyebar luas di Tiongkok, dan saat ini kasusnya sudah banyak ditemukan di negara-negara Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Pakar medis Inggris mengingatkan kita semua untuk mewaspadai 8 gejalanya.
Dalam sebuah laporan pada 5 Desember, media Inggris “Daily Star” menyebut virus ini sebagai “virus pneumonia baru yang misterius dan mirip dengan virus corona dari Wuhan, Tiongkok”.
Menurut laporan tersebut, pejabat medis dari Denmark dan Belanda telah mengonfirmasi bahwa virus tersebut telah menyebar ke negara mereka. Pejabat Belanda mengatakan bahwa hanya dalam satu minggu, tingkat infeksi di antara anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun telah meningkat menjadi 130 per 100.000 orang. Sedangkan Denmark melaporkan bahwa peningkatan infeksi di negaranya mencapai 3 kali lipat dalam 5 minggu, dari 168 menjadi 541 kasus.
Sebelumnya dilaporkan bahwa hanya 3 gejala yang menjadi kunci untuk mendeteksi virus tersebut. Namun, Hana Patel, seorang dokter umum komunitas NHS (National Health Service), juga seorang saksi ahli medis dan hukum dokter umum, mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan “Daily Star”, bahwa ada 8 gejala yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Kedelapan gejala tersebut antara lain : demam tinggi, berkeringat dan gemetar, detak jantung cepat, nyeri dada yang sangat menusuk, sesak napas, kesulitan bernapas di saat tenang, batuk kering yang mengganggu, gangguan kesadaran atau kebingungan.
Menurut Hana Patel, bahwa pneumonia dimulai ketika bakteri, virus atau jamur menginfeksi paru-paru. Hal ini menyebabkan alveoli (kantung udara) di paru-paru meradang dan terisi cairan. Ini mungkin terjadi pada satu paru-paru atau kedua paru-paru. Pneumonia dapat membuat penderitanya cepat sakit dan berakibat fatal. Oleh karena itu, jika ada orang yang merasa menderita pneumonia, maka ia harus segera mendapatkan pengobatan.
“Ini adalah peradangan paru-paru, biasanya disebabkan oleh infeksi, dan kebanyakan orang akan membaik dalam waktu 2-4 minggu, namun bayi, orang lanjut usia, dan penderita penyakit jantung atau paru-paru berisiko mengalami penyakit parah, jadi mungkin membutuhkan perawatan rumah sakit”, kata Hana.
Dr. Hana Patel juga menyinggung soal “paru-paru putih”.
Ia mengatakan bahwa WHO sedang menyelidiki tentang lonjakan kasus pneumonia dan mengapa hal itu terjadi di Tiongkok.
Penyakit pernapasan yang mirip dengan pneumonia komunis Tiongkok ini sedang mewabah di Tiongkok, dan telah menyebabkan banyak munculnya kasus “paru-paru putih”, bahkan kematian akibatnya. Namun PKT masih berusaha keras untuk menutup-nutupi kenyataannya. Banyak orang menduga ini adalah penyebaran dari jenis virus PKT yang bermutasi. Beberapa orang menduga bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh gejala sisa dari infeksi virus PKT atau merupakan efek samping dari vaksin buatan dalam negeri Tiongkok.
Beberapa hari lalu, juru bicara WHO menyatakan bahwa wabah ini hanyalah “penyakit yang umum terjadi di musim dingin”. Sedangkan Partai Komunis Tiongkok menegaskan bahwa pihaknya “tidak menemukan adanya virus baru”, dan “wabah ini semestinya tidak akan mempengaruhi pertukaran internasional”. Konsistensi retorika antara WHO dengan pejabat PKT mengingatkan kita pada kejadian 4 tahun lalu, ketika epidemi virus komunis Tiongkok pertama kali merebak. Pada saat itu, PKT dan WHO dituduh sengaja meremehkan epidemi ini, yang mengakibatkan wabah virus PKT menyebar ke seluruh dunia. (sin)
Remaja 15 Tahun yang Peduli akan Sejarah, Berhasil Memenangkan Lomba Peneliti Belia Tingkat Nasional
SURABAYA -Generasi Z berusia di bawah 25 tahun yang saat ini hidup di era post modern, mayoritas kurang peduli akan sejarah yang telah lampau. Mereka menganggap sejarah itu kuno, ketinggalan zaman, dan tidak menarik untuk diteliti.
Beda halnya dengan Elnathan Hamonangan Parasian Manalu, 15 tahun, seorang remaja yang masih berstatus pelajar kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. Ia tertarik meneliti tentang rumah kelahiran Ir. Soekarno atau Bung Karno, Sang Proklamator, dan hasil penelitian tersebut ia ikutkan dalam Lomba Peneliti Belia (LPB) yang diadakan oleh CYS yaitu Center for Young Scientist. Lomba tersebut diadakan di Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta pada 30 November 2023 dan diikuti oleh sekitar 250 peserta dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
Awalnya karena ia membaca berita pada 6 Mei 2023 silam mengenai Eri Cahyadi, walikota Surabaya yang meresmikan sebuah rumah kecil di Jalan Pandean IV/40, Peneleh, Surabaya sebagai rumah tempat kelahiran Bung Karno. Ia pun penasaran dan ingin mengunjungi rumah tersebut. Tepat pada hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023, ia bersama keluarga datang berkunjung ke rumah tersebut.
“Namun ketika saya membagikan foto dan caption tentang rumah tersebut, beberapa anggota keluarga yang berusia 40 tahun ke atas terkejut, sebab selama ini mereka mengetahui kelahiran Bung Karno adalah di Blitar, bukan Surabaya,” kata Elnathan. Maka mulailah ia meneliti akan fakta-fakta sejarah tentang hal tersebut.
Ia menemukan adanya fakta bahwa data pribadi tempat kelahiran Bung Karno dengan sengaja dikaburkan karena alasan politis, ketika di era Orde Baru. Tempat kelahiran di Blitar ini bukan saja tertulis di buku biografi dan literatur, namun juga di buku pelajaran sekolah yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan.
Pada pidatonya di Blitar saat memperingati hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2015, presiden Joko Widodo menyebut bahwa Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur. Penulis pidato Presiden Jokowi pada saat itu, akhirnya mengakui kesalahannya. Ia mengatakan, telah menggunakan situs Tropenmuseum.nl yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di Blitar. Hal ini tercatat beritanya di harian Kompas.
Menurut Elnathan, setiap orang berhak untuk diluruskan kebenaran akan data personalnya, terlebih lagi Bung Karno, seorang bapak pendiri bangsa, seorang proklamator. Meluruskan kesalahan yang telah sangat lama terjadi, adalah salah satu bentuk penghormatan kita terhadap pahlawan bangsa ini.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada Walikota Surabaya, namun saran dalam penelitiannya, ia mengusulkan agar rumah tersebut diresmikan oleh presiden saat ini yaitu Jokowi, pada salah satu momen bersejarah. Putera tunggal dari Andreas Manalu dan Intan Tetty Siringoringo itu juga menyarankan publikasi yang massif dan efektif melalui berbagai media oleh pemerintah kota Surabaya, agar rumah tersebut dapat menjadi destinasi wisata sejarah.
Metodologi penelitian yang ia gunakan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Guru pembimbing penelitian ini adalah guru sejarah bernama Muhamad Fikri Nur Rizal. Ketika penutupan lomba, Ketua CYS, Ibu Monika Raharti, Ph.D. mengatakan bahwa para pemenang di tingkat nasional berhak untuk maju ke tingkat internasional di Januari 2024. (amel/asr)
Nama : Elnathan Hamonangan Parasian Manalu
TTL : Surabaya, 8 Juli 2008
Sekolah : SMA Negeri 16, Surabaya
Nama ayah : Andreas Nelson Manalu
Nama ibu : Intan Tetty Siringoringo
Prestasi : Juara 3 Lomba Peneliti Belia tingkat Nasional – 30 November 2023
Finalis Lomba Band Se-Jawa Timur yang diadakan oleh Dinas Pendidikan –