EpochTimesId — Ribuan orang kembali turun ke jalan-jalan di Caracas, Venezuela, pada 9 Maret 2019 waktu setempat. Mereka memprotes pemimpin rezim otoriter sosialis Nicolás Maduro, ketika pemadaman listrik secara nasional semakin meluas dan menjerumuskan negara ke dalam kegelapan.
Para pemrotes telah berulang kali mengecam pemerintah sosialis yang otoriter karena krisis dan kekurangan makanan dan obat-obatan yang meluas. Belum lagi hiperinflasi yang merajalela lebih dari 10 juta persen, dan pelanggaran hak asasi manusia yang brutal yang dilakukan oleh pasukan keamanan.
Akan tetapi pada malam 7 Maret, mereka memiliki alasan lain untuk mengangkat suara mereka. Karena negara tersebut mengalami pemadaman listrik terburuk dalam beberapa dekade.
“Kami benar-benar bosan dengan ini,” kata Mariana López, 25 tahun, di San Fernando de Apure, ibu kota wilayah selatan Apure. “Ada banyak gangguan listrik, tetapi kita belum pernah melihat sepanjang hari tanpa listrik di seluruh negeri sebelumnya.”
Sementara López cukup beruntung untuk menyelamatkan makanan, komoditas yang semakin berharga di negara anggota OPEC, yang tidak beruntung, karena kekurangan energi terburuk yang terjadi pada hari ketiga.
“Kami tidak memiliki internet, tidak ada air, tidak ada telepon, dan semua makanan kami menjadi rusak,” kata seorang penduduk di kota Valencia, yang ingin tetap anonim untuk menghindari kemungkinan dampak dari aparatur negara yang otoriter. “Ini perang tetapi tanpa lawan. Semua orang berjuang untuk bertahan hidup. Saya punya dua bayi, saya tidak tahu apakah kami bisa bertahan lebih lama lagi.”
Rakyat Venezuela dalam aksi protes terhadap rezim Maduro di Caracas pada 9 Maret 2019. (Foto : Edilzon Gamez/Getty Images/The Epoch Times)
Selain jalan yang dipenuhi oleh para pengunjuk rasa, jalan-jalan lain sebagian besar kosong. Beberapa toko yang buka mengenakan harga dan biaya dalam uang tunai dolar dan euro, karena mesin kartu kredit tidak berfungsi.
Listrik untuk sementara dipulihkan pada malam 8 Maret, akan tetapi kembali padam pada 9 Maret karena gardu listrik yang dirawat dengan buruk, gagal berfungsi, sehingga mempengaruhi 22 dari 23 negara bagian.
Juan Guaido, yang diakui oleh Washington dan lebih dari 50 negara lainnya sebagai presiden sementara Venezuela yang sah, mengecam pemerintah Maduro karena menyebabkan tragedi menyedihkan ini. Kecaman itu disampaikan di depan massa yang memenuhi Avenida Victoria di Caracas tengah. Beberapa pengunjuk rasa yang frustrasi bentrok dengan polisi datang, yang jumlahnya semakin banyak dan mencoba untuk meredam aksi demonstrasi.
“Perjuangan ini sudah sangat lama, telah membuat kami lelah, tetapi kami tidak akan berhenti,” kata pemimpin oposisi berwajah segar itu.
Dia terus berjuang keras untuk menjangkau pendengaran massa melalui megafon, karena panggung orasi telah dibongkar oleh pasukan keamanan pada malam sebelumnya.
Maduro, yang masih mendapat dukungan dari militer, muncul setelah dua hari tanpa terlihat di depan umum untuk bertemu dengan para pendukungnya, yang jumlahnya hanya ratusan orang, dari aksi-aksi serupa yang biasanya mencapai ribuan orang.
“Inilah saya, menghadapi tanggung jawab saya,” kata Maduro kepada mereka, sebelum menyalahkan kekuatan asing karena melanggar kedaulatan negara.
Juan Guaido, yang diakui oleh lebih dari 50 negara sebagai presiden sementara Venezuela, berorasi dalam aksi demonstrasi di Caracas pada 9 Maret 2019. (Foto : Federico Fede/AFP/Getty Images/The Epoch Times)
Listrik padam
Selain makanan yang rusak karena kulkas tidak dapat digunakan, obat-obatan penting seperti perawatan kanker, mulai memburuk. Pasien juga menunggu berhari-hari untuk dapat menjalani perawatan dialisis. Sebuah video yang diposting di jejaring sosial menggambarkan para dokter berjuang untuk menjaga bayi yang baru lahir tetap hidup dengan cara manual. Mereka memompa udara ke paru-paru bayi karena ventilator di unit perawatan intensif menjadi tidak berguna karena generator cadangan juga tidak dapat digunakan.
Tujuh belas orang meninggal di rumah sakit karena pemadaman listrik, menurut anggota Kongres oposisi Jose Manuel Olivares.
Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela, Jorge Rodríguez menyalahkan Amerika Serikat atas krisis terbaru ini. AS dinilai bertanggungjawab atas kerusakan sistem kontrol jaringan listrik tenaga air, yang menyediakan 70 persen energi negara itu.
Rodriguez menuding Senator AS, Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Wakil Presiden Mike Pence terlibat. Namun, mereka semua membantah dan bahkan meledek tuduhan bahwa negara asing dapat melakukan intervensi terhadap sistem pasokan listrik yang dijaga dengan ketat.
“Saya minta maaf kepada orang-orang Venezuela. Saya pasti telah menekan hal yang salah pada aplikasi ‘serangan elektronik’ yang saya unduh dari Apple. Betapa gapteknya saya,” tulis Rubio dalam tweet pada 7 Maret 2019.
Bagi mereka yang ada di darat, luka itu bukan bahan tertawaan. Sistem metro terhenti, sebagian besar penerbangan dihentikan, dan 96 persen dari populasi dibiarkan menderita tanpa akses internet.
Sedikutnya tiga juta orang Venezuela kini melarikan diri dari krisis dalam beberapa tahun terakhir. Mereka putus asa dalam mencari sarana komunikasi dengan keluarga yang mereka cintai untuk memastikan kondisi keamanan mereka.
“Saya sangat khawatir karena ibu dan anak saya ada di sana, dan mereka adalah satu-satunya yang saya miliki,” kata Alessandra Páez di Bogotá, Kolombia, yang belum melakukan komunikasi dengan keluarganya sejak pukul 6 malam, pada 6 Maret 2019. Paez biasanya mengirim uang untuk keluarganya setiap minggu.
“Jika mereka sakit, tidak ada jalan bagi rumah sakit untuk merawat mereka. Jika mereka lapar, tidak ada cara untuk membeli makanan, dan jika ada keadaan darurat, tidak ada yang bisa saya lakukan.” (LUKE TAYLOR/The Epoch Times/waa)
Epochtimes.id- Televisi milik pemerintah Ethiopian telah mengumumkan sebanyak 149 penumpang dan delapan anggota awak pesawat di dalam pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu (10/3/2019) tak ada yang selamat.
“Tidak ada yang selamat di dalam pesawat, yang membawa penumpang dari 33 negara,” demikian pernyataan media Ethiopia milik pemerintah, mengutip sumber dari maskapai seperti dilansir The Independent.
Juru bicara Ethiopian Airlines, Asrat Begashaw, dikutip oleh Associated Press mengatakan bahwa 32 warga Kenya dan 17 warga Ethiopia termasuk di antara yang tewas.
Hingga kini penyebab kecelakaan belum diketahui.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyatakan “belasungkawa mendalam” di akun twitternya.
“Kantor PM, atas nama pemerintah dan rakyat Ethiopia, ingin menyatakan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang-orang mereka cintai di Ethiopian Airlines Boeing 737 pada penerbangan terjadwal reguler ke Nairobi, Kenya pagi ini.”
Pihak maskapai penerbangan mengatakan dalam pernyataannya bahwa operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di dekat lokasi kecelakaan di sekitar kota Bishoftu.
Tidak ada informasi yang diberikan mengenai jumlah korban, tetapi maskapai mengatakan, “diyakini ada 149 penumpang dan 8 awak di dalam pesawat.”
Otoritas setempat menambahkan bahwa rincian manifes penerbangan sedang ditinjau. Lebih banyak informasi akan dirilis saat tersedia.
“Staf Ethiopian Airlines akan dikirim ke lokasi kecelakaan dan akan melakukan segala kemungkinan untuk membantu layanan darurat,” pernyataan itu menambahkan.
Ethiopian Airlines adalah masakapai penerbangan milik Ethopia. Maskapai ini menyebut dirinya maskapai terbesar di Afrika dan memiliki ambisi menjadi pintu gerbang ke benua itu.
Pesawat jeenis Boeing Max 737 ini sedang menuju dari ibukota Ethiopia Addis Ababa ke ibu kota Kenya, Nairobi. Penerbangan ET302 berangkat dari Bandara Internasional Addis Ababa Bole pukul 8.38 waktu setempat, jatuh sesaat setelah take-off. Pesawat ini kehilangan kontak pukul 8:44 pagi waktu setempat. (asr)
Epochtimes.id- Aliran listrik Venezuela tetap tidak merata pada Jumat (8/3/2019) setelah pemadaman terburuk dalam beberapa dekade membuat sebagian besar sekolah dan tempat kerja ditutup.
Listrik di negara itu padam total pada Kamis (7/3/2019) sore karena masalah di pembangkit listrik tenaga air utama Venezuela.
Namun, Presiden beraliran sosilias, Nicolas Maduro justru menyalahkan dan menuding adanya tindakan “sabotase” oleh oposisi.
Melansir dari euronews, listrik sempat pulih di beberapa bagian ibukota Caracas pada sore hari tetapi kembali langsung padam sebagaimana diungkapkan saksi mata dan media setempat.
Baik pejabat Partai Sosialis maupun perusahaan listrik negara Corpoelec tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang situasi ini.
Krisis listrik venezuela (Euronews)
Pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagian besar negara-negara Barat sebagai kepala negara Venezuela yang sah, mengkritik pemerintahan dan mengatakan Maduro adalah orang yang menyabotase bangsa.
“Sabotase mencuri uang dari Venezuela. Sabotase membakar makanan dan obat-obatan. Sabotase mencuri pemilihan, ”kata Guaido di Twitter.
Hoy declaran que el apagón, de más de 15 horas, es producto de un saboteo externo.
Saboteo es la corrupción, saboteo es que no permitieron elecciones, saboteo es que bloquearon la entrada de comida y medicinas.
Kritikan Guaido bersamaan semakin meningkatnya ketegangan di negara itu untuk melengserkan Maduro dari kekuasaan – yang didukung oleh AS dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo turut menggunakan Twitter dengan mengatakan akibat ulah Maduro atas situasi ini.
The power outage and the devastation hurting ordinary Venezuelans is not because of the USA. It’s not because of Colombia. It’s not Ecuador or Brazil, Europe or anywhere else. Power shortages and starvation are the result of the Maduro regime’s incompetence.
Venezuela terakhir kali mengalami pemadaman listrik secara total pada 2008 dan 2013, yang memengaruhi sebagian besar negara itu, tetapi mereka diselesaikan dalam waktu kurang dari enam jam.
Pemadaman listrik lokal terus terjadi, khususnya di negara bagian Zulia barat yang terik. Sejumlah penduduk di mana-mana mengeluh berhari-hari tanpa listrik. Warga juga mengeluhkan voltase listrik yang terbatas hingga menyebabkan kerrusakan peralatan elektronik. (asr)
Epochtimes.id- Warga venezuela menggelar aksi Sabtu (9/3/2019) untuk memprotes pemimpin rezim Venezuela Nicolas Maduro yang beraliran sosialis. Aksi ini digelar bersamaan terjadinya pemadaman listrik secara massal. Venezuela kini berada dalam keadaaan gelap gulita.
Massa telah berulang kali mengecam kekurangan makanan dan obat-obatan yang meluas, hiperinflasi merajalela lebih dari sepuluh juta persen di negara itu. Massa juga mengecam pelanggaran HAM brutal yang dilakukan oleh pasukan keamanan pendukung Maduro.
“Kami benar-benar bosan dengan ini,” kata Mariana López (25) di San Fernando de Apure, ibu kota wilayah selatan Apure.
“Ada banyak gangguan listrik, tetapi kita belum pernah melihat sepanjang hari tanpa listrik di seluruh negeri sebelumnya,” tambahnya.
Sementara ini López masih cukup beruntung untuk menyelamatkan makanan sebuah komoditas yang semakin berharga di negara itu.
Akan tetapi krisis listrik yang melanda membuat masyarakat dilanda sejumlah persoalan.
“Kami tidak memiliki internet, tidak ada air, tidak ada telepon, dan semua makanan kami menjadi rusak,” kata seorang penduduk di kota Valencia yang ingin tak disebutkan namanya untuk menghindari kemungkinan dampak dari negara.
“Ini perang tetapi tanpa lawan — semua orang berjuang untuk bertahan hidup. Saya punya dua bayi muda, saya tidak tahu apakah kami bisa mengambil lebih banyak, ” tambahnya.
Aliran listrik untuk sementara sempat dipulihkan pada Jumat (8/3/2019) malam tetapi padam kembali hingga pada Sabtu pagi karena gardu listrik dirawat dengan buruk. Dampaknya mempengaruhi 22 dari 23 negara.
Juan Guaido, yang diakui oleh Washington dan lebih dari 50 negara lain nya sebagai presiden sementara Venezuela yang sah, mengecam pemerintah Maduro karena menyebabkan “tragedi tanpa preseden” kepada kerumunan yang bersemangat dan bersemangat yang memenuhi Avenida Victoria di Caracas tengah.
Beberapa pengunjuk rasa yang kecewa sempat bentrok dengan kehadiran polisi yang mencoba untuk membubarkan demonstrasi.
“Jalan itu sudah sangat lama, telah membuat kami lelah, tetapi kami tidak akan berhenti,” kata Guaido. Dia berorasi dengan menjangkau orang banyak melalui megafon karena panggungnya telah dibongkar oleh pasukan keamanan pada malam sebelumnya.
Maduro, yang masih mendapat dukungan dari militer, muncul setelah dua hari tanpa terlihat di depan umum kepada para pendukungnya yang jumlahnya ratusan dan bukannya ribuan.
“Inilah saya, menghadapi tanggung jawab saya,” kata Maduro kepada mereka. Maduro pun menyalahkan kekuatan asing akibat krisis listrik di negara itu.
Listrik padam
Selain makanan yang rusak karena lemari es tidak bisa digunakan, obat-obatan penting untuk pengobatan kanker mulai rusak dan pasien berhari-hari tanpa perawatan dialisis.
Sebuah video yang diunggah di jejaring sosial menggambarkan para dokter berjuang untuk menjaga bayi yang baru lahir hidup secara manual memompa udara ke paru-paru bayi ketika ventilator di unit perawatan intensif dibiarkan berlebihan karena kegagalan generator cadangan.
Anggota Kongres partai oposisi Jose Manuel Olivares mengatakan sebanyak tujuh belas orang meninggal di rumah sakit karena pemadaman listrik.
Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela Jorge Rodríguez menyalahkan krisis terbaru gara-gara di Amerika Serikat karena “menyerang” sistem kontrol jaringan listrik tenaga air yang menyediakan 70 persen sumber listrik negara itu.
Rodriguez menunjuk Senator AS, Marco Rubio, Menlu AS Mike Pompeo, dan Wakil Presiden Mike Pence, yang semuanya menolak tudingan Venezuela.
“Saya minta maaf kepada rakyat Venezuela. Saya pasti telah menekan hal yang salah pada aplikasi ‘serangan elektronik’ yang saya unduh dari Apple. Buruk saya, ” sindir Rubio dalam tweet pada Kamis malam. Bagi mereka yang ada di tanah, luka itu bukan sebuah bahan tertawaan.
Sistem transportasi metro terhenti, sebagian besar penerbangan dihentikan. Sekitar 96 persen rakyat dibiarkan tanpa akses internet.
Sejumlah besar diaspora Venezuela yang sekarang berkekuatan tiga juta orang setelah melarikan diri dari krisis dalam beberapa tahun terakhir, putus asa mencari komunikasi dengan orang terdekat mereka. Keberadaan orang yang mereka cintai dkhawatirkan dalam bahaya.
“Saya sangat khawatir karena ibu dan anak saya ada di sana dan mereka adalah satu-satunya yang saya miliki,” kata Alessandra Páez di Bogotá, Kolombia, yang belum mengetahui keadaan keluarganya. Biasanya dia mengirim uang ke rumah untuk mendukung mereka setiap minggu.
“Jika mereka sakit, tidak ada jalan bagi rumah sakit untuk menemui mereka, jika mereka lapar tidak ada cara untuk membeli makanan, dan jika ada keadaan darurat tidak ada yang bisa saya lakukan,” tukasnya. (asr)
Orang-orang dengan berolahraga teratur memiliki kapasitas paru-paru yang lebih baik, ketika udara kotor masuk ke tubuh dan menjadi dahak yang relatif mudah untuk dikeluarkan, tetapi tidak demikian halnya dengan orang dengan kelebihan berat badan misalnya, lantas bagaimana melatih paru-paru agar dapat berfungsi lebih optimal, mari kita lihat penjelasan Dr. Chen Jinxing.
Latihan kapasitas paru-paru untuk membuatnya lebih sehat
Fungsi paru, termasuk kapasitas paru, maksudnya ialah jumlah total udara hasil dari sekali menghirup udara dengan sekuat tenaga dan sekali menghembuskan sebanyak mungkin udaranya; setelah udara tersedot ke dalam alveoli (gelembung di dalam paru-paru), masih diperlukan pertukaran oksigen.
Bagi perokok tua dan penderita penyakit paru-paru (seperti penyakit paru obstruktif kronis ataupun fibrosis paru) meskipun telah menghirup oksigen juga tidak dapat dipergunakan secara efektif dan maksimal, dalam kasus yang parah, jumlah pernafasan ditambahpun tetap tidak cukup memperoleh oksigen, yang malah dapat menimbulkan gejala kekurangan oksigen (hipoksia).
Yang bisa kita latih hanyalah kapasitas paru-paru, dan mengembangkan kebiasaan berolahraga adalah cara yag terbaik. Ketika jumlah latihan meningkat dan konsumsi oksigen tubuh juga meningkat, maka dibutuhkan lebih banyak pernapasan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Maka itu disebut latihan aerobik, selama dapat meningkatkan konsumsi oksigen.
Kapasitas paru-paru umumnya mencapai puncaknya pada usia 25, kemudian secara bertahap menurun, disaat pemeriksaan kesehatan cobalah sekalian periksakan fungsi paru-paru Anda, untuk mencari tahu berapa kapasitas paru-paru Anda.
Para atlet biasanya dapat memiliki level 5 hingga 6 liter, tapi kebanyakan orang dewasa hanya memiliki 2,5 hingga 3,5 liter.
Orang yang berolahraga secara teratur memiliki kapasitas paru-paru yang lebih baik, ketika udara kotor atau bakteri, masuk ke tubuh dan berubah menjadi dahak, mereka mudah mengeluarkan dahaknya dengan berdehem, itu membantu membersihkan paru-paru.
Begitu kapasitas paru-paru tidak mencukupi, semakin lama dahak akan menumpuk semakin banyak dan kemungkinan dapat menyebabkan pneumonia (radang paru-paru). Ini juga merupakan penyebab orang dengan kekuatan fisik lemah dan terbaring lama di ranjang, sering menderita pneumonia.
Memperkokoh tenaga otot dan meningkatkan efisiensi pernapasan
Ketika penulis masih muda, suka bermain bola basket dan voli, sekarang suka bermain tenis dan apabila tidak menemukan pasangan bermain maka diganti berlari.
Jika dihitung, usia lari saya sudah hampir 20 tahun, dahulu masih bisa berlari di jalanan, sekarang kualitas udara di luar tidak bagus, maka saya ubah berlari treadmill di rumah, biasanya berlari 3 – 5 kilometer antara ½ jam sampai 1 jam.
Berlari terlalu cepat dan terlalu keras mudah cedera, apa pun olahraga yang Anda pilih, harus masih dalam lingkup kemampuan Anda sendiri.
Bagi manula dan orang dengan kekuatan fisik yang buruk tidak ada salahnya mencoba berlatih Tai Chi atau Qigong (Chikung / senam meditasi), olahraga jenis ini dengan gerakan lembut dan perlahan, menekankan pernafasan yang selaras.
Selain itu, mengokohkan kekuatan otot dan meningkatkan efisiensi pernapasan juga merupakan metode pelatihan untuk kapasitas paru-paru. Ketika kita menarik dan mengeluarkan napas, ini akan menarik rongga dada.
Ketika menghirup nafas, rongga dada mengembang keluar dan diafragma terdesak turun, pengembangan rongga dada sulit diubah, hanya dengan mencoba melatih diafragma, seperti berlatih menggunakan pernafasan perut, baru dapat meningkatkan kapasitas paru.
Orang yang gemuk biasanya mudah sesak nafas bila berlari kencang, dikarenakan perutnya besar, maka diafragmanya tidak bisa tertekan turun, itu sebabnya ruang bernafasnya sangat kecil, jadi terpaksa harus menambah jumlah pernapasan sehingga tersengal-sengal, sedangkan mereka yang pernah berlatih musik vokal dan pandai bernyanyi, pernafasannya lebih efisien.
Metode pernapasan khusus, melatih fungsi paru-paru
Bernafas dalam-dalam
Berlatih metode ini, dianjurkan untuk dimulai dari posisi berbaring, setelah terbiasa, baru dapat menggunakan posisi duduk dan kemudian ditingkatkan ke posisi berdiri, sehingga akhirnya dapat dilakukan di posisi apa pun.
Langkah ke 1: tarik nafas melalui hidung, tulang rusuk akan mengembang dan terangkat ke atas, perut pun akan perlahan membuncit.
Langkah ke 2: terus menghirup, sehingga bagian atas paru-paru juga terisi udara, disaat itu, bagian dada atas juga akan mengembang, proses ini biasanya sekitar 5 detik.
Langkah ke 3: di saat itu, tahan nafas ringan, sekitar 3 – 5 detik.
Langkah ke 4: buang nafas perlahan dari mulut, tulang rusuk dan perut secara bertahap kembali ke posisi semula, lalu berhenti 1 – 2 detik dan ulangi, pengulangan sekitar 6 – 10 kali.
Tips:
Jika Anda memiliki masalah kardiovaskular, maka disarankan untuk meniadakan langkah ke 3 yakni gerakan menahan nafas.
Dalam proses latihan pernafasan dalam-dalam, jika ada gejala pusing, maka disarankan untuk menghentikan sementara latihan untuk kembali ke pernafasan normal.
Ketika Anda mengambil posisi berbaring, angkat kedua tangan dengan lembut di kedua sisi kepala untuk mengendurkan otot-otot dada, leher dan bahu, serta meningkatkan volume ekspansi bagian perut dan dada bawah. (HUI/WHS/asr)
Penulis adalah Direktur Bedah Thoracic Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan dan Chen Baozhong (Profesor Kehormatan Universitas Taiwan)
Tahun 2019, hari-hari peringatan yang sensitif akan datang satu demi satu. Hari sensitif pertama yang segera akan tiba adalah hari peringatan 60 tahun insiden kekerasan di Tibet pada 10 Maret 1959.
Dalam pertemuan delegasi Tibet pada Dwi Kenperensi yang diadakan di Beijing pada 7 Maret, walikota Lhasa, Tibet mengklaim bahwa pemerintah Tibet akan memperkuat kontrol agama yang memungkinkan PKT lebih kuat dalam menggenggam hak pengelolaan kuil, dan mengurangi jumlah kegiatan keagamaan yang berskala besar, baik dalam jumlah hari maupun jumlah partisipannya.
Walikota Lhasa Guoguo menekankan bahwa tujuan politik utama Lhasa adalah pemeliharaan stabilitas.
Pada pertemuan yang sama pada hari itu, Wu Yingjie, sekretaris Komite Wilayah Otonomi Tibet yang mendukung diberlakukannya pembatasan perjalanan orang asing ke wilayah Tibet, mengklaim bahwa larangan tersebut dikeluarkan dengan alasan mempertimbangkan kesehatan wisatawan asing. Sehingga wisatawan yang mau pergi ke wilayah Tiber perlu meminta izin khusus dari pihak berwenang.
Wu Yingjie mengklaim bahwa dalam beberapa tahun terakhir, banyak turis asing menghadapi keadaan khusus ketika bepergian ke daerah dataran tinggi Tibet, seperti kematian karena kekurangan oksigen. Karena itu meminta wisatawan asing yang memasuki Tibet untuk mengurus izin terlebih dahulu.
Setelah ucapan Wu Yingjie itu disebarluaskan oleh media, warganet mengejek dengan tulisan ‘omong kosong’, ‘stop membual !’ dan lainnya.
Seperti yang kita semua tahu alasannya, 10 Maret 1959 di Tibet terjadi pemberontakan masyarakat Tiber terhadap kekuasaan Partai Komunis Tiongkok. Sehingga pada 17 Maret tahun itu, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama memimpin puluhan ribu pengikutnya untuk mengasingkan diri ke India sampai sekarang.
Pada 10 Maret 2008, para biksu Tibet melancarkan protes besar-besaran untuk memperingati 49 tahun Hari Pemberontakan Tibet. Mereka mengalami penindasan secara brutal dari pihak berwenang, menyebabkan setidaknya 100 orang warga Tibet tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka. Lebih dari 5.000 orang warga ditangkap.
Penindasan brutal dari militer Tiongkok tidak memadamkan ketidakpuasan orang Tibet terhadap pemerintahan komunis. Sejak tahun 2009, tak kurang dari 150 orang warga Tibet di Tibet, Qinghai, Gansu dan Sichuan melakukan protes dengan membakar diri. Fenomena tragis ini mengejutkan komunitas internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, kendali pemerintahan komunis terhadap Tibet menjadi lebih ketat, warga Tibet setempat dilarang menggantung potret Dalai Lama di rumah. Sejak insiden 14 Maret 2008 itu, pemerintah komunis telah sepenuhnya memblokir Tibet dari wisatawan asing pada malam hari sensitif 10 Maret.
Tahun lalu, pemerintahan Trump telah memberlakukan ‘The Reciprocal Access to Tibet Act’ (Undang-undang Persamaan Perjalanan Tibet), menuntut pemerintah Tiongkok mengizinkan wartawan, diplomat, dan turis AS untuk bepergian ke Tibet tanpa batasan. Undang-undang tersebut berupaya memaksa pemerintah Tiongkok untuk membuka daerah Tibet dan menjatuhkan sanksi pada pejabat Tiongkok yang diyakini bertanggung jawab untuk membatasi orang Amerika memasuki wilayah Tibet.
Hari Peringatan Datang Berturut-Turut, Pemerintah yang Panik Acap Mengeluarkan Larangan Baru
Tahun 2019 adalah tahun yang istimewa dan menakutkan bagi PKT. Pertama, peringatan 60 tahun pemberontakan di Tibet, diikuti oleh peringatan 30 tahun pembantaian Lapangan Tiananmen 4 Juni, peringatan 10 tahun Kerusuhan Urumqi, Xianjiang pada 5 Juli dan peringatan 20 tahun penindasan kelompok spiritual Falun Gong. Perjalanan sejarah PKT diiringi oleh penindasan dan pembantaian, yang masing-masing adalah hari sensitif dan hari ketakutan bagi PKT.
Media ‘Ming Pao’ baru-baru ini mengutip sumber yang mengatakan bahwa karena hari-hari sensitif tahun ini cukup banyak, maka tahun ini akan memberlakukan kontrol yang lebih ketat terhadap media. Hal ini tidak saja diberlakukan terhadap media daratan, tetapi juga media asing dan luar negeri. Jika tidak esuai dengan irama PKT, berbagai cara akan digunakan untuk menghukum “media non-Daratan”.
Sumber itu juga mengatakan bahwa biro yang bertanggungjawab terhadap propaganda PKT telah mengeluarkan perintah yang intinya melarang keras media melaporkan berita yang dapat memperuncing keadaan.
Sebagai contoh, selama Dwi Konperensi Partai Komunis Tiongkok tahun ini, sistem propaganda telah memerintahkan media untuk melakukan “pencabutan fokus” bahkan melemahkan komentar-komentar mengenai perang dagang Tiongkok – AS, masalah nuklir Korea Utara, masalah Laut Tiongkok Selatan, dan sengketa pada proyek OBOR.
Pada saat yang sama, pihak berwenang telah meminta kepada peserta yang mengikuti Dwi Konperensi untuk berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai masalah-masalah besar seperti konflik perdagangan Tiongkok – AS, bahkan dianjurkan untuk tidak berkomentar.
Sejak tahun ini, berbagai hari yang sensitif, ditambah lagi dengan adanya beberapa faktor seperti perang perdagangan, ekonomi Tiongkok dalam kesulitan. Termasuk naiknya tingkat pengangguran, maka ucapan-ucapan seperti ‘risiko Tiongkok makin besar’, ‘perlu mencegah revolusi warna’, ‘keamanan politik dan keamanan institusional PKT harus terus dilindungi.’ Jadi ucapan-ucapan ini kian sering keluar dari mulut tingkat tinggi PKT waktu berpidato.
Pada hari pertama pertemuan Kongres Rakyat Nasional (5/3/2019), ketika Xi Jinping berpartisipasi dalam pembahasan delegasi Mongolia Dalam, ia menekankan kembali soal tugas ‘menjamin perputaran roda ekonomi’ dan ‘menstabilkan situasi masyarakat secara keseluruhan’ adalah sangat sangat penting pada saat ini.
Duncan Innes-Ker, direktur Unit Intelejen Ekonomi Asia mengatakan bahwa PKT khawatir terhadap perlawanan dari tingkat bawah, takut terhadap tuntutan masalah yang timbul akibat perlambatan ekonomi, masalah kesenjangan kaya piskin dan tuntutan reformasi politik setelah menyelesaikan terpenuhinya masalah sandang pangan.
Duncan mengatakan : “Hasrat mengontrol bukanlah fenomena khusus yang muncul pada waktu-waktu tertentu, tetapi itu sudah merupakan prinsip dasar rezim otoriter, karena mereka selalu dan terus berada dalam fantasi paranoid subversi.” (Sin/asr)
Wadah pemikir riset kebijakan diplomatik AS yakni Pusat Strategi dan Studi Internasional (CSIS) dalam laporan tahun 2019 menyebutkan, Parta Komunis Tiongkok (PKT) berusaha mewujudkan ambisinya mendominasi posisi industri semi konduktor secara global, supaya bisa meraih keunggulan intelijen, militer dan perdagangan, namun setelah menghabiskan investasi selama 40 tahun, serta telah mencuri berbagai teknologi, PKT tetap belum mampu menghasilkan chips yang canggih.
Laporan yang ditulis oleh Wakil Presiden CSIS sekaligus Direktur Program Kebijakan Sains dan Teknologi yakni James Lewis ini telah melakukan analisa dari berbagai aspek terhadap chips buatan PKT ini, serta mengungkap bahwa kebijakan industri PKT tidak hanya telah menghambat inovasi chips secara global tapi juga menghambat kemajuan inovasi di Tiongkok sendiri.
Investasi Besar Ditambah Pencurian Teknologi, RRT Tetap Tak Mampu Wujudkan Swasembada Chips
Laporan menyebutkan, semikonduktor dan mikro-elektronika adalah pilar penopang bagi ekonomi digital, dan juga terkait erat dengan keamanan nasional.
Selama puluhan tahun, PKT berusaha mengakhiri ketergantungan RRT terhadap chips dari luar negeri, dan memposisikan diri mendominasi produksi chips secara global, namun walaupun telah menghabiskan investasi selama 40 tahun ditambah dengan spionase, tetap saja belum mampu menghasilkan chips yang muktahir. Saat ini produk semikonduktor yang digunakan RRT hanya sebanyak 16% yang diproduksi di dalam negeri, dan yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok sendiri hanya 8%. Dalam hal chips terkini Beijing masih harus mengandalkan supplier dari luar negeri.
Sasaran PKT adalah menghasilkan chips buatan RRT sendiri hingga 40% di tahun 2020, dan mencapai 70% di tahun 2025. Tahun 2014 lalu, Kemenlu Beijing menetapkan hingga tahun 2030 RRT akan menjadi pemimpin pada berbagai sektor industri semikonduktor. Dalam program “Made in China 2025” juga ditegaskan akan hal ini.
Hanya dalam 5 tahun terakhir saja, pemerintah RRT telah menginvestasikan sebesar USD 118 milyar di bidang semikonduktor, termasuk USD 60 milyar di antaranya merupakan investasi pemerintah tingkat provinsi dan kota, semua investasi pemerintah ini mungkin digerogoti oleh korupsi dan politisasi.
Laporan CSIS menyebutkan, chips bukanlah suatu pasar yang mudah dimasuki, walaupun dengan kerja keras selama 40 tahun, investasi dan spionase, PKT bukan hanya tak mampu menciptakan chips yang mutakhir, bahkan justru muncul “kegagalan yang mahal dan peristiwa penipuan yang memalukan”.
Subsidi yang diberikan oleh PKT kepada perusahaan sangat mudah terjerumus ke dalam siklus mematikan. Di seluruh negeri sudah tidak asing lagi berbagai cara yang dilakukan untuk memperoleh subsidi tersebut.
Menurut laporan CSIS, seorang pengusaha Tiongkok menyatakan telah berhasil menciptakan sejenis chips yang muktahir, namun kedapatan ternyata produk tersebut adalah chips buatan AS yang nomor serinya dihapus, lalu diganti dengan nomor seri perusahaannya sendiri. Peristiwa pemalsuan chips “Hanxin #1” tersebut adalah aib terbesar PKT di bidang iptek.
Tahun 2003 lalu, Dekan Fakultas Mikro-elektronika dari Shanghai Jiaotong University yang bernama Chen Jin, mengumumkan telah berhasil menciptakan “Hanxin #1”. Peristiwa ini telah mendatangkan banyak penghargaan bagi Chen Jin yang dengan segera memiliki puluhan proyek riset ilmiah dan berhasil menipu dana riset ilmiah hingga mencapai ratusan juta Yuan.
Namun di tahun 2006, “Hanxin #1” ketahuan merupakan chips yang dibeli dari perusahaan Motorola AS, buruh migran dari desa ia pekerjakan untuk mengikis merek pada permukaan chips, lalu ditambahkan mereknya maka jadilah produk “aspal” made by “Hanxin” itu.
Laporan CSIS menjelaskan, selain aib pemalsuan seperti itu, investasi PKT selama puluhan tahun itu juga menyebabkan ‘kegagalan yang mahal’, seperti pada program pusat tahun 2000, PKT telah menghabiskan milyaran Yuan membangun fasilitas pembuatan semikonduktor (fabrikasi semikonduktor) yang tidak bisa untung.
Laporan menekankan, faktanya, struktur chips yang rumit dan proses produksinya yang presisi tidak mudah untuk dijiplak begitu saja dari perusahaan asing. Dalam membuat chips yang canggih dibutuhkan tidak hanya perlengkapan produksi dan desain yang canggih, juga menuntut “pengetahuan teknis” serta ketrampilan dan pengetahuan yang hanya bisa didapat dari pengalaman bertahun-tahun.
Walaupun PKT mendapatkan peralatan pembuatan yang canggih, pada proses pembuatan chips bermutu tinggi tetap dibutuhkan kiat-kiat teknisnya. Sebagian besar perusahaan RRT masih sangat minim akan teknik semacam ini. Ini adalah proses yang berkesinambungan.
Itulah mengapa beberapa tahun terakhir ini PKT berniat langsung membeli perusahaan Barat. Komisi Investasi Asing (CFIUS) AS telah menolak banyak rencana pembelian perusahaan AS oleh pemodal dari RRT.
Laporan menyebutkan, RRT getol sekali membesar-besarkan kemampuan teknisnya untuk mendistorsi pandangan kalangan luar. Ini merupakan bagian dari kisah ‘Triumphalisme” PKT untuk kembali ke tengah pentas dunia. Tapi faktanya, chips muktahir RRT masih tetap mengandalkan pemasok dari AS. Teknologi tinggi PKT masih sangat bergantung pada negara Barat.
Berdasarkan perilaku PKT sebelumnya, jika PKT berhasil menduduki posisi dominan di bidang semikonduktor, maka dapat melalui mengendalikan ekonomi Barat dan militer yang sangat bergantung pada rantai pasokan semikonduktor, membantu PKT mendapatkan keunggulan dalam bidang intelijen, militer, dagang dan politik.
AS Harus Waspadai Ancaman Dari PKT
Laporan menunjukkan, industri semikonduktor AS erat kaitannya dengan masalah keamanan nasional, yang apabila satu pihak melemah maka akan merusak yang lainnya. Semikonduktor adalah sebuah industri yang strategis, yang merupakan pondasi produk-produk elektronika modern, mulai dari ponsel sampai kesehatan dan satelit serta sistem persenjataan.
Karena investasi awal chips sangat besar, efeknya lama, siklusnya panjang, risikonya juga besar, sementara PKT berharap dapat langsung melihat hasil yang instan, maka beberapa tahun terakhir terus bermunculan perusahaan RRT berusaha membeli perusahaan asing, dengan harapan dapat dengan cepat mendapatkan teknologinya. Media Bloomberg mengatakan, ini adalah “tantangan jangka panjang terbesar” yang dihadapi PKT.
Laporan CSIS mengatakan, PKT khususnya berambisi menjiplak teknologi milik AS. Upaya PKT di chips ini bila berhasil, akan menciptakan aksi spionase dan peluang merusak bagi PKT.
Laporan investigasi 301 yang dilakukan AS terhadap pencurian kekayaan intelektual oleh PKT menunjukkan bahwa, PKT menginstruksikan perusahaan swasta untuk mendapatkan teknologi yang aplikatif dengan cara membeli perusahaan AS.
Teknologi ini mencakup sejumlah bidang terdepan, antara lain semikonduktor, penerbangan, mobil kemudi otomatis dan lain-lain. Laporan juga menyebutkan, dengan memaksa perusahaan asing untuk mendirikan perusahaan joint-venture, PKT sekaligus melakukan spionase dan memaksa pengalihan teknologi, berusaha menyerap teknologi dari Barat.
Walaupun mengubah perilaku PKT sangat sulit, tapi jika AS bersekutu dengan negara sahabatnya, maka hal ini tidak mustahil dilakukan. AS seharusnya berupaya mengubah perilaku merkantilisme PKT, mencegah PKT mendapatkan teknologi asing, meningkatkan mekanisme anti-spionase, dan meningkatkan investasi di bidang riset ilmiah fundamental, secara aktif melawan peraturan yang ditetapkan PKT untuk melakukan praktik dagang yang tidak adil, seperti memaksa perusahaan asing mengalihkan teknologi.
“Tidak ada orang yang menentang pertumbuhan dan modernisasi di Tiongkok. Tapi masalahnya adalah cara-cara (tidak halal) pemerintah PKT untuk mewujudkan sasaran ini, termasuk aksi spionase, pencurian kekayaan intelektual, memaksakan tuntutan pada perusahaan join-venture, perlindungan perdagangan dan kebijakan merkantilisme yang agresif,” demikian disebutkan di laporan.
Juga dinyatakan, walaupun mesin propaganda PKT menyebutkan, tren kebangkitan mereka tak terbendung, tapi mereka tetap saja menghadapi banyak hambatan. Amerika juga harus mengingat, bahwa yang paling memusuhi AS adalah PKT dan bukan rakyat Tiongkok. Pemimpin PKT khawatir akan kejadian seperti tercerai berainya Uni Soviet.
PKT menerapkan pengawasan yang luas, menyerukan penghidupan Mao-isme, dan memperkuat nasionalisme agar terhindar dari nasib naas serupa. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu bagian dari upaya tersebut. (SUD/WHS/asr)
Epochtimes.id- Seorang jutawan durian Thailand mengatakan bersedia menawarkan sekitar $ 315.000 atau sekitar Rp 4,4 miliar kepada seseorang bersedia menikahi putrinya yang kini berusia 26 tahun.
Melansir dari Dailymail, Arnon Rodthong (58) mengatakan pelamar akan mendapatkan jumlah uang dan status di kebun durian keluarganya untuk menikahi putrinya yang bernama Karnsita.
Bos durian ini mengatakan putrinya membantunya menjalankan bisnis keluarga. Selain itu, Karnsita fasih berbahasa mandarin dan Inggris.
Karnsita
Di beberapa bagian Thailand, otoritas setempat mengatakan seorang pria harus membayar mahar untuk calon pengantin wanita.
Bos durian ini mengatakan tidak ada batasan pada kewarganegaraan. Dia mengatakan calon menantunya harus “pekerja keras dan membuat Karnsita bahagia.”
“Saya ingin seseorang mengurus bisnis saya dan menjadikannya yang terakhir. Saya tidak ingin seseorang dengan gelar sarjana, atau gelar master atau filsuf,” katanya.
Dia menambahkan: “Saya ingin pria yang rajin. Saya hanya ingin seseorang dengan sikap pekerja keras. Itu saja.”
Sejumlah outlet berita lokal mewawancarainya, tetapi terganggu dengan panggilan telepon.
“Baru saja datang ke Chanthaburi pada 1 April,” kata pengusaha itu kepada si penelepon, yang tampaknya ingin menikahi putrinya.
Karnsita Rodthong
Karnsita membantu perkebunan keluarganya yang menghasilkan sekitar 50 ton duiran setiap hari. Dia mengatakan telah menerima sejumlah lamaran sejak dia berbicara di media serta statusnya “masih lajang.”
“Saya pertama kali mengetahui tentang posting ayah saya ketika teman saya menunjukkan kepada saya. Saya terkejut tetapi saya juga bisa melihat sisi lucunya,” jelasnya.
“Memang benar aku masih sendiri. Jika saya harus menikah dengan seseorang, saya hanya ingin dia menjadi orang yang rajin dan baik yang mencintai keluarganya. ”
Sementara itu, outlet berita Thailand Khaosodenglish.com melaporkan bahwa Arnon Rodthong mengatakan ketertarikan dan pertanyaan publik membuat keluarganya terganggu. Namun, siapa pun yang menikahi putrinya akan tetap mendapatkan 10 juta Baht. ” (asr)
Epochtimes.id- Sebelumnya dilaporkan banjir melanda 17 kabupaten di Jawa Timur pada Kamis (7/3/2019). Berdasarkan laporan terkini banjir di sejumlah daerah Jawa Timur sudah mulai surut.
“Saat ini sebagian besar sudah surut. Pusdalops BPBD Jawa Timur terus memantau perkembangan penanganan banjir yang dilakukan BPBD,” demikian siaran pers Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
-Genangan air cenderung stabil dengan genangan tertinggi 1 – 1,5M.
-Genangan air meluas kearah Kota.
-BPBD melakukan pendampingan di area terdampak.
Kab. Magetan
-Kec. Kartoharjo Ds. Jajar dengan genangan air tertinggi 42cm, tren turun.
-Kec. Kartoharjo, Ds. Ngelang dengan genangan air tertinggi 97cm, tren turun. Jumlah pengungsi: 84 Jiwa.
-TRC PB PBPD Magetan melakukan pendampingan di area terdampak.
Kab. Sidoarjo
-Kec. Porong Ds Pesawahan dengan genangan air tertinggi 5-20cm.
-Kec. Porong Ds Candipari, Ds. Wunut dan jalan raya porong surut total.
-BPBD Kabupaten Sidoarjo mendistribusikan bantuan sembako sebanyak 250 paket di Balai Desa Pesawahan Kecamatan Porong dan melakukan pendampingan di area terdampak.
Kab. Kediri
Genangan air sudah surut total.
Kab. Bojonegoro
-Genangan air cendenrung stabil dengan genangan tertinggi 70cm.
-Genangan air meluas kearah Kota.
-BPBD melakukan pendampingan di area terdampak.
Kab. Tuban
Genangan air sudah surut total, TIM BPBD Kab. Tuban melakukan pembersihan sisa lumpur.
Kab. Gresik
-Kec. Driyorejo: Desa Kesamben Wetan genangan tertinggi 15cm.
-Kec. Dukun: Desa Bangeran, Desa Gedong, Desa Bulangan dengan genangan tertinggi 25-30cm.
-BPBD melakukan pendampingan di area terdampak.
10.Kab. Pacitan
Genangan air sudah surut total.
11.Kab. Trenggalek
Genangan air sudah surut total.
12.Kab. Ponorogo
Rata-rata genangan air tertinggi 30cm dengan tren turun.
-BPBD melakukan pendampingan di area terdampak.
13.Kab. Lamongan
-Kec. Maduran Ds. Jangkungsumo Dusun Sawo Desa genangan air tertinggi 50cm.
-BPBD Berkoordinasi dengan Dinas (OPD) terkait untuk penanganan lebih lanjut dan melakukan pendampingan di area terdampak.
14.Kab. Tulungagung
-Kecamatan Pucanglaban, Desa Demuk: Genangan air sudah surut total.
-Kecamatan Boyolangu, Desa Waung: Genangan air 30cm.
-Bapak Plt. Bupati Tulungagung, Muspida, Kalaksa BPBD beserta Tim BPBD mengunjungi korban terdampak banjir di Desa Demuk Kec. Tulungagung. BPBD melakukan pendampingan di area terdampak.
Epochtimes.id- Hari Kamis (7/3/2019), Presiden Trump mengatakan bahwa negosiasi perdagangan dengan Tiongkok mencapai kemajuan yang cukup besar. Dikabarkan bahwa usai Dwi Konperensi, negosiator kedua negara besar harapan akan bertemu kembali dalam perundingan putaran baru di Beijing. Untuk negosiasi perdagangan ini, kedua belah pihak memiliki rencana sendiri.
Negosiasi perdagangan AS – Tiongkok telah berlangsung 4 putaran sejak bulan Desember tahun lalu. Baru-baru ini, kedua belah pihak masih mengadakan pembicaraan intensif melalui videocall.
Dua orang sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan kepada New York Times bahwa beberapa hari setelah berakhirnya Dwi Konperensi Partai Komunis Tiongkok pada 15 Maret, para perunding perdagangan AS – Tiongkok masih akan mengadakan pertemuan di Beijing.
Sumber tersebut mengatakan bahwa hambatan terbesar untuk menghasilkan kesepakatan antara kedua belah pihak masih terletak pada mekanisme penegakan hukum.
Washington : Mempertahankan hak untuk menaikkan tarif dan Tiongkok tidak boleh membalas
Dikabarkan bahwa AS bersikeras untuk mempertahankan hak menaikkan tarif jika Tiongkok melanggar komitmennya setelah perjanjian diberlakukan.
Beijing tidak dapat membalas atau mengajukan tuntutan melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Beberapa pejabat Beijing berpendapat bahwa pengaturan ini dapat dianggap sebagai pelanggar kedaulatan Tiongkok.
Selain itu, kedua belah pihak masih memiliki perbedaan pada masalah pengalihan teknologi wajib. Pihak AS meragukan apakah Tiongkok dapat benar-benar membatalkan praktik tersebut sepenuhnya?
Trump pada Rabu (6/3/2019) mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa negosiasi dengan Tiongkok apakah dapat menjadi sebuah kesepakatan yang baik atau sama sekali tidak mencapai kesepakatan. Tetapi saya pikir negosiasi berjalan sangat lancar.
Beijing : Dikhawatirkan akhirnya Tiongkok yang dirugikan, apakah KTT mampu mencapai kesepakatan ?
Dibandingkan dengan pandangan optimis Presiden Trump, Tiongkok tampaknya lebih tertutup.
The New York Times mengutip dua orang sumber yang akrab dengan cara Tiongkok menyikapi masalah melaporkan bahwa para pejabat Beijing khawatir bahwa klausul terakhir bisa jadi merugikan Tiongkok, seperti mekanisme penegakan hukum yang masih tidak pasti dan waktu Amerika Serikat untuk membatalkan sebagian atau semua tarif hukuman.
Selain itu, Presiden Trump pada hari terakhir pertemuannya dengan Kim Jong-un mengatakan bahwa jika transaksi tidak seperti yang diharapkan, ia siap untuk meninggalkan tempat pertemuan, dan ia akan melakukan hal yang sama dalam pertemuan negosiasi dengan Tiongkok. Dalam hal ini, para pejabat Beijing khawatir bahwa hal itu bisa membuat suasana KTT Trump – Xi di Florida kurang nyaman.
Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan pada Dwi Konferensi mengatakan bahwa kedua tim masih melanjutkan negosiasi dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Banyak pejabat senior Tiongkok pada Dwi Konferensi mengatakan masih ada tantangan yang dihadapi.
Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping mungkin bertemu pada akhir bulan Maret atau awal bulan April di Mar-a-Lago Florida. Bagi pejabat Tiongkok, pertemuan itu berisiko politik jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.
James Green, seorang peneliti di Universitas Georgetown di Washington yang pernah menjabat sebagai pejabat perdagangan tertinggi dari Kedutaan AS untuk Beijing mengatakan : “Sebelum pejabat Tiongkok mengirim Xi Jinping ke Florida, mereka harus dapat memastikan bahwa KTT Trump – Xi akan mencapai kesepakatan akhir.”
Pada 5 Maret 2019, ‘Federal Register’ mengumumkan bahwa Amerika Serikat saat ini masih tetap memberlakukan pengenaan pajak sebesar 10 % terhadap komoditas impor Tiongkok senilai USD. 200 miliar sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. (Sin/asr)
Epochtimes.id- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat kunjungan ke Filipina, Kamis (7/3/2019) memperingatkan negara itu agar berhati-hati berurusan dengan pinjaman dari Tiongkok.
Hal demikian disampaikan Mahathir berdasarkan pengalaman negaranya setelah pemerintahnya membatalkan proyek infrastruktur yang didukung oleh Tiongkok dengan alasa “tidak adil”.
Melansir dari Philstar, bersamaan kekhawatiran kasus korupsi, Mahathir membatalkan sejumlah proyek yang didanai Tiongkok sebesar $ 22 miliar yang dirancanakan oleh pendahulunya Najib Razak. Kini Najib menghadapi skandal keuangan besar-besaran.
Saat wawancara dengan ANC Television, Mahathir, yang berada di Manila untuk kunjungan dua hari, mengatakan Filipina harus menghindari mengulangi kesalahan yang dibuat oleh negara-negara lain yang terjebak utang setelah menerima proyek investasi infrastruktur Tiongkok.
“Jika Anda meminjam uang dalam jumlah besar dari Tiongkok dan Anda tidak dapat membayar — Anda tahu ketika seseorang adalah peminjam, ia berada di bawah kendali pemberi pinjaman. Jadi kita harus sangat berhati-hati dengan itu,” kata Mahathir.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana untuk menghabiskan triliunan peso untuk menjembatani kesenjangan infrastruktur Filipina. Mahathir meminta bantuan Beijing dan negara-negara lain untuk pendanaan guna mengurangi tekanan terhadap anggaran belanjar negara.
Meskipun hubungan hangat Duterte dengan Tiongkok, Filipina memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan terhadap hal itu karena kedua negara terus berdebat tentang Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya alam.
Sejumlah kritikus telah memperingatkan bahwa Filipina bisa menjadi korban berikutnya dari apa yang mereka katakan adalah “diplomasi perangkap utang” Tiongkok, di mana Beijing memberikan pinjaman “ramah” untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di negara-negara yang secara finansial lemah dengan imbalan kontrol atas aset strategis.
Namun para pembuat kebijakan Filipina telah berulang kali mengatakan negara itu tidak akan jatuh ke dalam “perangkap utang” dengan Tiongkok.
“Ini (diplomasi perangkap utang) adalah sesuatu yang tentu saja dituduh Tiongkok, tetapi juga kekhawatiran negara yang dapat mengatur atau membatasi semua pengaruh ini dari Tiongkok,” kata Mahathir.
Tahun lalu, lembaga think tank Capital Economics yang berbasis di London menilai “masalah korupsi” terkait dengan proyek-proyek infrastruktur Tiongkok dan kesenjangan neraca berjalan Filipina “sudah mendekati tingkat yang tidak berkelanjutan,” investasi Tiongkok “dapat membuat masalah lebih buruk” untuk negara Asia Tenggara.
“Hasilnya adalah bahwa sementara perbaikan infrastruktur negara sangat dibutuhkan, laju peningkatan perlu dikelola dengan benar untuk menghindari ketegangan neraca pembayaran lebih lanjut,” kata Capital Economics. (asr)
Badan Intelijen Korea Selatan dan dua lembaga think tank AS melaporkan pada Selasa (5/3/2019) bahwa fasilitas peluncuran rudal Korea Utara yang telah dibongkar beberapa waktu lalu diketahui sedang dibangun kembali.
Setelah mendengar berita itu, Presiden Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa ia akan sangat kecewa jika laporan itu benar.
Pada Kamis (7/3/2019) Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyebutkan bahwa militer AS dan Korea Selatan sedang bekerja sama untuk memperhatikan perkembangan terakhir dari hal ini.
Media Korea Selatan melaporkan bahwa Badan Intelijen Nasional Korea Selatan berhasil mendeteksi adanya tanda-tanda aktivitas di lokasi yang memiliki fasilitas penelitian rudal di gua gunung Korea Utara, dan bahwa kendaraan pengangkut bergerak di luar pabrik yang membuat rudal balistik antarbenua pertama di Korea Utara.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis bahwa militer AS dan Korea Selatan bekerja sama untuk mengikuti perkembangan terakhir di Korea Utara.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Choi Hyun-soo mengatakan : “Kami sedang memantau dengan cermat fasilitas rudal nuklir Korea Utara, termasuk Pusat Penelitian di Tongch’ang-ri dan Shanyindong. Selain itu, militer AS dan Korea Selatan mempertahankan kerja sama yang erat di bidang intelijen”.
Laporan itu mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Korea Selatan secara resmi mengkonfirmasikan bahwa Korea Utara masih memproduksi pengayaan uranium.
Soyoung Kim, Direktur Kantor Reuters Korea Selatan : “Satu-satunya janji yang dibuat oleh Korea Utara sejauh ini adalah bahwa mereka tidak lagi melakukan uji coba senjata. Sampai saat ini, belum ada perjanjian yang mencegah Korea Utara mengembangkan proyek-proyek nuklir. Kita mungkin masih akan melihat lebih banyak laporan tentang kegiatan itu.”
Badan Intelijen Korea Selatan dan dua lembaga think tank AS melaporkan pada hari Selasa bahwa fasilitas peluncuran roket Korea Utara yang dibongkar demi pertemuan pertama Trump – Kim, kini sedang dibangun kembali.
Trump mengatakan pada Rabu lalu bahwa ia akan sangat kecewa jika laporan itu benar.
Trump mengatakan : “Saya akan sangat, sangat kecewa dengan Ketua Kim. Saya harap tidak demikian. Mari kita tunggu, kita lihat akhirnya akan terselesaikan.” (Sin/asr)
Di tengah perdebatan yang sedang berlangsung tentang apa yang disebut berita palsu di Amerika Serikat, sejumlah outlet media AS tidak memiliki konsensus apa pun tentang apa yang disebut “berita palsu.”
Debat ini memanas. Jurnalisme advokasi sedang meningkat, dan itu meresahkan. Namun, para kritikus berpendapat bahwa suara yang berbeda masih dapat didengar di masyarakat terbuka AS, terutama dengan platform media sosial.
Meskipun tingkat kepercayaan masih kurang, rata-rata masyarakat Amerika dapat membedakan apa berita yang benar dari yang salah dan jahat. Seperti yang diamati oleh Tokoh Prancis Alexis de Tocqueville (1805-1859) satu setengah abad yang lalu, “Saya tahu tidak ada negara di mana ada begitu sedikit kemandirian pikiran dan kebebasan diskusi yang nyata seperti di Amerika.”
Namun, kekhawatiran yang paling mendesak adalah propaganda asing yang memberikan pengaruh pada AS. Terlepas dari semua tajuk utama tentang campur tangan Rusia dalam pemilu. Adapun Tiongkok secara halus dan secara diam-diam justru memprakarsai jalur ini.
Berita hoax di Republik Rakyat Tiongkok bukanlah hal baru; itu adalah bagian dari kehidupan bagi 1,4 miliar orang Tiongkok. Mengikuti jejak bekas Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mendirikan Kementerian Propaganda sendiri pada Mei 1924, yang sempat ditangguhkan selama bertahun-tahun secara penuh pergolakan Revolusi Kebudayaan (1966-76) dan dilanjutkan pada Oktober 1977.
Saat ini, Kementerian tidak hanya memonopoli gelombang udara dan materi cetak, tetapi juga internet, semua untuk tujuan pengendalian pikiran, atau lebih tepatnya, mengubah massa menjadi korban Sindrom Stockholm.
Sebagai upaya PKT untuk membentuk opini yang masuk dan keluar dari Tiongkok tentang latihan spiritual Falun Gong, orang dapat melihat seluruh gudang manipulasi media yang dipajang — sebuah studi kasus praktis tentang berita palsu dalam bentuk yang paling ekstrem.
Awalnya, PKT Memuji Falun Gong
Dari semua kampanye media yang dilakukan oleh PKT, serangannya terhadap Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, telah menjadi yang paling intens diperangi, mengingatkan pada perang propaganda selama era Revolusi Kebudayaan.
Berakar dalam tradisi Buddha, Falun Gong, yang pertama kali diajarkan secara terbuka pada tahun 1992 oleh pendirinya Mr. Li Hongzhi, terdiri dari dua bagian inti: lima perangkat latihan meditasi dan prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.
Sejalan dengan sistem kepercayaan Buddha, melatih tubuh-pikiran ini berpendapat bahwa para praktisi yang mematuhi standar-standar moral ini, dengan patuh mengikuti latihan dapat mencapai pemenuhan dan pencerahan diri. Awalnya, PKT menggunakan media milik pemerintah memuji Falun Gong terkait manfaat kesehatannya dan mengangkat moralitas masyarakat.
Di antara media yang lebih dikenal digunakan dalam upaya ini adalah sebagai berikut: China Central TV (1993 & 1998), Surat Kabar Keamanan Publik Rakyat (1993), Qigong & Science Journal (1993), Harian Beijing (1996 & 1998), Surat Kabar Kedokteran & Kesehatan (1997), Hong Kong TV (1998).
Pada 24 November 1998, Shanghai TV (STV) menyiarkan rekaman dari penduduk setempat yang berlatih Falun Gong di sebuah taman dan melaporkan: “Pagi ini, hampir 10.000 praktisi Falun Gong muncul untuk melakukan latihan …”
“Sekarang Falun Gong memiliki sejumlah lokasi sukarela di seluruh negara kita, termasuk Hong Kong, Makau, Taiwan, serta Eropa, Amerika Utara, Australia, dan negara-negara Asia lainnya. Ada sekitar 100 juta orang berlatih Falun Dafa. ”
Kepemimpinan Beijing Memantik Bermusuhan
Pada awalnya, Falun Gong menarik PKT sebagai rezim kesehatan. Menurut sebuah artikel di US News & World Report edisi Februari 1999, seorang pejabat senior Komisi Olahraga Tiongkok mengatakan, “Falun Gong dan jenis qigong lainnya dapat menghemat setiap orang 1.000 yuan dalam biaya medis tahunan. Jika 100 juta orang mempraktikkannya, itu 100 miliar yuan [US $ 14,9 miliar] dihemat per tahun dalam biaya medis. Perdana Menteri Zhu Rongji sangat senang tentang hal itu. Negara bisa menggunakan uang itu sekarang. ”
Ahli Sinologi telah menunjukkan bahwa PKT menganggap sangat mengejutkan tentang perkembangan secara pesat Falun Gong, terjadi hampir di bawah hidungnya. Jiang Zemin, Ketua Partai pada waktu itu, menganggap perkembangan itu sebagai ancaman eksistensial.
Bagaimanapun, Tiongkok, sebagai negara komunis, tidak mengizinkan adanya organisasi independen kecuali Partai mengendalikannya. Selain itu, ajaran Falun Gong yang seperti ajaran Buddha tentang Sejati, Baik, dan Sabar sangat bertentangan dengan doktrin ateisme PKT, perjuangan kelas, dan revolusi dengan kekerasan.
Mao Zedong, pendiri PKT, pernah menunjukkan bahwa kampanye politik harus terjadi “setiap tujuh atau delapan tahun.” Mengapa? alasan sebenarnya adalah bahwa Partai membutuhkan musuh baru secara berkala untuk memberikan energi kembali kepada masyarakat Orwellian yang dipelihara Partai.
Semua rezim komunis memiliki tiga sifat yang sama: 1) Memerintah dengan kekerasan dan teror. 2) Mengendalikan informasi. 3) Kontrol pikiran melalui ideologi komunis. Taktik media PKT meliputi: pencemaran nama baik, manipulasi informasi, penipuan, dan sensor.
Pada 20 Juli 1999, Jiang mengumumkan keputusannya untuk memberantas Falun Gong. Tiga bulan sebelumnya — pada 25 April — sekitar 10.000 praktisi mengadakan permohonan publik di depan Zhongnanhai, kursi markas besar PKT di Beijing, mengajukan legalitas dan perlindungan hukum.
Sayangnya, Jiang tidak tergerak; ia mendirikan departemen ekstra-yudisial mirip Gestapo yang disebut Kantor 6.10 untuk mengarahkan kampanye penganiayaan terhadap Falun Gong secara nasional.
Penangkapan secara besar-besaran terhadap praktisi Falun Gong terjadi ketika semua bentuk mesin propaganda yang dikelola pemerintah mulai melakukan “perang ruang keluarga” melawan Falun Gong dan pendirinya. Berita malam setengah jam yang biasa di CCTV diubah menjadi satu jam khusus untuk menjelekkan Falun Gong, membalikkan kata-kata positif sebelumnya untuk latihan meditasi ini.
Kantor 6.10 mengeluarkan serangkaian dekrit yang menginstruksikan semua sektor masyarakat, termasuk institusi pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas, untuk berpartisipasi dalam kampanye yang disebut “anti-sekte”.
Untuk menjelek-jelekkan Falun Gong sebagai kultus, Kementerian Propaganda PKT menelurkan adanya 1400 “kasus bunuh diri,” menyalahkan Falun Gong karena bunuh diri yang sebenarnya dilakukan oleh bukan praktisi Falun Gong. Para pengamat Tiongkok sejak lama menemukan taktik tercela dan tidak bisa dipercaya ini.
Pertama, Falun Gong, seperti denominasi Buddhis lainnya, diketahui melarang segala bentuk pembunuhan, termasuk bunuh diri.
Kedua, Falun Gong sudah ada sejak tahun 1992, dan tidak ada satu pun kasus bunuh diri Falun Gong yang pernah dilaporkan di Tiongkok sampai Kementerian Propaganda secara tiba-tiba, menghasilkan kasus-kasus ini setelah penindasan terhadap latihan pada Juli 1999.
Ketiga, Falun Gong dipraktikkan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia, namun belum ada kasus bunuh diri yang dilaporkan hingga hari ini di luar Tiongkok.
Pementasan Drama Bunuh Diri di Lapangan Tiananmen
Kisah yang paling terkenal mungkin adalah insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen pada 23 Januari 2001, yang dipentaskan, menurut beberapa wartawan Barat, oleh pihak berwenang Tiongkok.
Sementara Kementerian Propaganda PKT mengklaim bahwa lima praktisi Falun Gong berusaha untuk “masuk surga” melalui bakar diri di Lapangan Tiananmen, masyarakat internasional menemukan pernyataan yang aneh dengan fakta-faktanya.
Hanya media yang dikelola pemerintah yang diizinkan mengakses “korban Falun Gong” sementara pers internasional, termasuk anggota keluarga korban, dilarang menghubungi mereka.
Pada 23 Januari 2001, corong TV pusat PKT, CCTV menerima perintah dari kelompok Jiang Zemin untuk merekayasa Insiden Pembakaran Diri di Lapangan Tiananmen guna mengibliskan Falun Gong. Keterangan gambar keganjilan : No. 1 Botol Sprite tidak rusak terbakar; 2. Batang tenggorokan dibuka masih tetap bisa menyanyi; 3. Gubuk studi perekaman dipasang di lapangan; 4. Pembakar diri Liu Chunling (agen PKT yang menyamar menjadi praktisi Falun Gong) dipukul mati untuk membungkam mulutnya. (EPOCHTIMES)
Kementerian Propaganda memerintahkan semua media untuk menampilkan kejadian ini sebagai berita utama sampai Washington Post menerbitkan laporan investigasi, “Api Manusia Menyulut Misteri Tiongkok” pada 4 Februari 2001, yang menggambarkan salah satu korban yang diduga, seorang wanita bernama Liu Chunling, sebagai “bekerja di klub malam, mengambil uang untuk menemani pria” – perilaku yang sangat jauh dari standar moral yang dianut oleh para praktisi Falun Gong. Tidak ada tetangganya yang pernah melihat dia berlatih Falun Gong.
Lebih memalukan lagi bagi pihak berwenang Beijing, seorang produser CNN di tempat kejadian kemudian menunjukkan bahwa dia tidak melihat anak-anak di antara lima penyelundup diri sementara setiap outlet media yang dikelola pemerintah RRT telah melaporkan bahwa Liu Siying yang berusia 12 tahun adalah salah satunya.
PKT Mendirikan Firewall Internet
Untuk mencegah massa memiliki akses ke berita yang benar, PKT telah meningkatkan sensornya terhadap internet sejak tahun 2000, menciptakan sistem firewall terbesar di dunia sebagai bagian dari “Golden Shield Project” atau “Proyek Perisai Emas.” Tidak mengherankan, semua situs web yang berhubungan dengan Falun Gong diblokir, bahkan termasuk situs web The Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada satu titik, karena menampung klub Falun Gong MIT.
Sebuah studi di Harvard tahun 2016 menemukan: “Pemerintah Tiongkok telah lama dicurigai merekrut sebanyak dua juta orang untuk secara diam-diam memasukkan sejumlah besar nama samaran dan tipuan lainnya di unggahan media sosial yang nyata, seolah-olah mereka adalah pendapat asli dari orang awam … Kami memperkirakan bahwa pemerintah mengarang dan memposting sekitar 448 juta komentar media sosial per tahun.”
Komentator troll internet ini disebut wǔmáo dǎng atau “pihak 50 sen” karena mereka dilaporkan dibayar 50 sen untuk setiap unggahan. Menghasut kebencian, menyebarkan informasi yang salah, dan mempromosikan propaganda negara terhadap Falun Gong adalah tugas mereka.
Terlepas dari kenyataan bahwa kebijakan penganiayaan PKT tidak berubah, Beijing menghentikan kampanye media melawan Falun Gong dalam beberapa tahun terakhir.
Spesialis Tiongkok telah mengamati bahwa propaganda Beijing terhadap Falun Gong telah gagal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, karena pelanggaran hak asasi manusia terhadap praktisi Falun Gong.
Pengambilan organ mengerikan dari praktisi Falun Gong yang dipenjara sejak 1999, yang mana mulai diungkapkan oleh media pada tahun 2006, sangat merusak kemampuan PKT untuk membuat propaganda melawan Falun Gong.
Selama bertahun-tahun, pengaruh operasi Beijing melalui penjangkauan media di luar negeri, bagaimanapun, telah mencapai tingkat yang baru. Selain outlet media utamanya seperti China Daily (People’s Daily edisi luar negeri) dan CCTV-4 (saluran CCTV di luar negeri), Tionglpl sedang dalam proses mendirikan 1.000 Institut Konfusius pada 2020 di seluruh dunia.
Universitas McMaster Kanada harus menutup Institut Konfusiusnya pada tahun 2013 karena kasus diskriminasi, di mana Sonia Zhao, seorang instruktur yang dipekerjakan pada tahun 2010, harus menandatangani kontrak bahwa ia tidak dapat berlatih Falun Gong.
Sebagai upaya untuk melawan operasi pengaruh asing, tahun lalu Departemen Kehakiman Amerika Serikat memerintahkan Kantor Berita Xinhua dan China Global Television Network (sebelumnya CCTV), dua outlet media terbesar di Amerika, untuk mendaftar sebagai agen atau pelobi asing.
Sementara media Beijing menikmati kebebasan untuk menyebarkan konten komunis di seluruh dunia, media Barat sangat disensor di Tiongkok. Google, Facebook, Twitter, YouTube, dan banyak situs web populer lainnya diblokir di Tiongkok. Namun media yang dikelola pemerintah Tiongkok diizinkan memiliki akun Facebook dan Twitter untuk mempromosikan agenda negara-partai mereka.
Lebih buruk lagi, beberapa perusahaan teknologi Barat telah secara sukarela menandatangani apa yang disebut janji disiplin diri untuk bekerja sama dengan otoritas sensor Beijing.
Mereka melakukan sensor diri untuk memfilter kata-kata yang sensitif secara politis, seperti pembantaian Falun Gong dan Tiananmen pada tahun 1999. Apple Inc., misalnya, sekarang menjadi tuan rumah akun iCloud pengguna Tiongkok di pusat data di Tiongkok, yang mengklaim mematuhi hukum setempat . Ini memberi Big Brothers di Tiongkok untuk kemudaham akses ke informasi pengguna.
Seperti yang ditulis George Orwell pada tahun 1984, “Jika pikiran merusak bahasa, bahasa juga dapat merusak pikiran.” Media berfungsi sebagai alat propaganda untuk mengendalikan pikiran dalam masyarakat komunis. Ketika Beijing memiliki kendali bebas untuk menyebarkan pesan di seluruh dunia, dengan membenarkan penyensoran dan penindasan, merusak kemanusiaan kita, orang-orang yang tidak bersalah mungkin tertipu, dan kebohongan yang melayani diri sendiri ini dikonsumsi sebagai “kebenaran.”
Yang dibutuhkan dunia sekarang, lebih dari sebelumnya, adalah informasi yang benar dan hak untuk kebebasan hati nurani, berekspresi, dan berserikat.
Penyair dan cendekiawan John Milton mengatakan yang terbaik dalam pidato pada tahun 1644 di hadapan Parlemen Inggris, dan kemudian dicetak dalam pamflet “Areopagitica”: “Beri aku kebebasan untuk tahu, untuk mengucapkan, dan untuk berdebat secara bebas sesuai dengan hati nurani, di atas segalanya kebebasan. ” (asr)
Peter Zhang adalah seorang peneliti ekonomi politik di Tiongkok dan Asia Timur. Dia adalah lulusan dari Universitas Studi Internasional Beijing, Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher, dan Sekolah Harvard Kennedy sebagai Mason Fellow.
Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.
KTT kedua Trump – Kim Jong-un yang bubar tanpa kesepakatan telah membuat hubungan kedua negara kembali “terselimuti awan gelap”.
Media Jepang baru-baru ini mengungkapkan bahwa setelah pembicaraan gagal, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampak menyesal. Kim ingin memohon belas kasihan Trump dengan harapan dapat membebaskan beberapa sanksi. Namun, Trump tak tergerak karean sudah mengetahui trik permainan Kim.
KTT kedua yang putus di tengah jalan tanpa terduga cukup mengejutkan masyarakat internasional. Berita terbaru dari Sankei Shimbun Jepang pada 6 Maret mengungkapkan bahwa setelah pembicaraan AS-Korut yang gagal mencapai pertemuan, kedua belah pihak juga langsung membatalkan makan siang bersama yang dijadwalkan. Trump langsung memutuskan untuk meninggalkan hotel tempat ia menginap. Pada saat ini, Kim Jong-un telah “meminta maaf” kepada Trump.
Laporan itu mengungkapkan bahwa Kim Jong-un mengutus Choe Seon-hui, pejabat kedua di Departemen Luar Negeri Korea Utara untuk menemui delegasi negosiasi AS dengan maksud menyampaikan pesan bahwa Kim Jong-un telah menyesuaikan pikirannya. Sehingga, Kim memutuskan untuk membongkar sendiri fasilitas nuklir yang berada di daerah Yongbyon dengan imbalan berupa pembebasan beberapa sanksi yang diberikan Amerika Serikat kepada Korut.
Kim Jong-un yang berada dalam kendaraan tampak sangat frustasi dan terpukul. (JUI Press/AFP/Getty Images)
Namun, pihak AS menyatakan bahwa pembongkaran fasilitas nuklir Yongbyon tidak cukup untuk memenuhi tuntutan AS terhadap penghapusan nuklir secarah menyeluruh. Oleh karena itu usulan Korut itu ditolak.
Setelah pembicaraan berakhir, Presiden Trump mengadakan konferensi pers terpisah untuk menjelaskan alasan KTT “putus di tengah jalan.” Trump mengatakan bahwa Kim Jong-un hanya ingin membongkar fasilitas nuklir Yongbyon dan meminta Amerika Serikat untuk mencabut semua sanksi terhadap Korut. Hal ini sama sekali tidak konsisten dengan tiga prinsip denuklirisasi yang diminta AS, yakni secara menyeluruh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.
Trump mengatakan : “Yang kami tuntut tidak sedikit”, “Tidak hanya fasilitas nuklir di Yongbyon, tetapi juga bagian-bagian lain, termasuk pabrik yang memproduksi pengayaan uranium.”
“Kami secara jelas mengetahui ada beberapa lokasi dan tempat spesifik untuk pengembangan senjata nuklir,” kata Trump kepada Kim Jong-un bahwa ia sangat akrab dengan status penelitian dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara, yang ketepatannya mencapai ‘1 inci’ (sekitar 2,54 cm). Hal ini telah membuat Kim Jong-un terkejut karena sedemikian dalamnya. Pasalnya,Amerika Serikat menguasai situasi mereka.
Kim Jong-un terkejut bahwa pengembangan senjata nuklir yang selama ini sangat dirahasiakan, ternyata berada dalam genggaman Trump. Kim saat itu baru sadar bahwa triknya sudah diketahui lawan sebelum bermain. Sesungguhnya “angkat kaki” Trump dari tempat pertemuan adalah sebuah “tamparan” bagi Kim Jong-un.
Media Korea Selatan ‘JoongAng Ilbo’ mengutip ucapan sumber yang berkecimpung di bidang diplomatik memberitakan bahwa setelah KTT “putus di tengah jalan”, Kim Jong-un tampak sangat frustasi dan terpukul. Sampai asap cerutu terus mengepul dalam kendaraan yang membawanya kembali ke hotel tempat penginapannya.
Setelah pertemuan dengan Trump mengalami kemacetan, Korea Utara pada tengah malam keesokan harinya (1/3/2019), tiba-tiba mengadakan konferensi pers yang isinya mengemukan alasan sampai pembicaraan dengan AS mengalami kemacatan hanya karena cuma meminta AS untuk mencabut sebagian, bukan seluruh sanksi terhadap Korut.
Menurut dugaan media Jepang bahwa tindakan tersebut tak lain adalah Korut ingin mengelak kesalahan yang mereka timbulkan dengan menyalahkan AS. Meskipun tak berani berlebihan karena takut menyulut kemarahan AS. Oleh karena itu, banyak pengamat percaya bahwa terputusnya pembicaraan tingkat tinggi AS – Korut telah menyampaikan sebuah pesan tidak langsung kepada pemerintahan Trump bahwa jangan heran kalau para pemimpin Partai Komunis melakukan trik premanisme dalam perundingan.
Sesungguhnya komitmen nuklir Korea Utara telah disangsikan oleh masyarakat dunia. Pidato Trump secara tidak langsung mengkonfirmasi berita yang disampaikan oleh badan intelijen AS bahwa mereka tetap bercuriga bahwa Korea Utara masih memiliki 2 tempat untuk memproduksi bahan senjata nuklir yakni pengayaan uranium.
Media Jepang ‘Tokyo Web’ melaporkan pada 6 Maret bahwa Yongbyon memang adalah basis R&D senjata nuklir terbesar Korea Utara, tetapi bukti pemantauan satelit bertahun-tahun menegaskan bahwa tempat penelitian dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara tidak hanya di Yongbyon saja.
Yonhap News Agency mengutip sebuah agen intelijen Korea Selatan pada 5 Maret 2019 menyebutkan bahwa situs peluncuran rudal yang berada di Tongch’ang-ri, Korea Utara tampak sedang dipulihkan kembali fungsinya. Bahkan, tidak mengesampingkan kemungkinan akan digunakan kembali untuk meluncurkan rudal usai perbaikan.
Direktur Umum Organisasi Energi Nuklir Internasional (IAEA), Yukiya Amano baru-baru ini mengungkapkan bahwa Korea Utara masih melakukan kegiatan pengayaan uranium pada saat KTT kedua Trump – Kim berlangsung di Hanoi, Vietnam. (Sin/asr)