Home Blog Page 1885

Kebiasaan Merokok Kim Jong-un Nyaris Mencelakakan Dirinya

0

ErabaruNews – Kebiasaan merokok Kim Jong-un telah menimbulkan kecaman dari masyarakat Korea Utara. Seperti yang dilaporkan media Korea Selatan, walau berada di depan pejabat yang berusia lebih tua atau saat mengunjungi taman kanak-kanak, diktator itu sering tidak peduli dengan lingkungannya dan tetap merokok.

Kim Jong-un bahkan menghisap cerutunya hanya beberapa meter dari rudal antar benua yang siap diluncurkan. Ini membuat orang-orang yang berada di sekitarnya terkejut, karena rudal itu memiliki bahan yang mudah terbakar. Bukan tidak mungkin, api cerutu menyulut ledakan rudal di tempat.

Kebiasaan Kim Jong-un merokok mudah ditemukan dalam foto-fotonya atau dari tayangan televisi. Masyarakat Korea Utara mengkritik Kim Jong-un karena memberi contoh yang tidak baik dan mempengaruhi mereka yang ingin meninggalkan kebiasaan itu.

Media Korea Selatan, ‘Daily NK’ baru-baru ini mengutip penjelasan dari seorang wanita asal Hwanghaenam do, Korea Utara. Media itu memberitakan bahwa pemerintah melalui berbagai propaganda mendorong warga untuk berhenti merokok, tapi banyak pejabat merokok di depan umum.

Dia mengatakan, beberapa wanita mengeluh bahwa uang di rumah dihabiskan untuk rokok oleh suami atau anggota keluarga laki-laki mereka. Padahal, uang untuk membeli sebungkus rokok dapat digunakan untuk membeli satu kilogram beras.

Seorang warga asal Hwanghae-do mengatakan, dari gambar yang ditayangkan di televisi pun mereka bisa melihat Kim Jong-un merokok di depan pejabat-pejabat senior. Ini membuat mereka tidak senang, seperti dikutip dari NTD.TV, Kamis (11/1/2018).

Koki ahli masakan sushi almarhum Kim Jong-il, Kenji Fujimoto mengatakan bahwa dirinya pernah ditunjuk sebagai teman bermain saat Kim Jong-un masih kecil. Karena itu dia tahu, Kim Jong-un sudah mulai menghisap rokok sejak ia berusia 13 atau 14 tahun.

Usai merokok ia tak lupa berpesan, “Jangan melapor ke ayah, OK?!”

Ini menunjukkan Kim Jong-un sudah kecanduan rokok selama belasan tahun. Dari foto-foto resmi yang disajikan pemerintah dapat terlihat, di antara jari tangan Kim Jong-un selalu ada rokok yang menemani.

Bahkan di tempat-tempat yang seharusnya seseorang tidak boleh merokok, ia tetap menghisapnya. Termasuk ketika ia mengunjungi asrama anak-anak di Mangyongdae, Pyongyang.

Yang paling ngeri adalah pada bulan Juli tahun lalu, Kim Jong-un menghisap cerutunya hanya berjarak beberapa meter dari rudal balistik antarbenua ‘Hwasong-14′ yang siap diluncurkan.

Pejabat Korea Utara lainnya yang berada di lokasi tidak berani menegur Kim untuk membuang cerutunya. Bahkan membiarkan Kim menikmati cerutunya sambil berjalan mengelilingi rudal.

Padahal rudal itu sarat dengan bahan bakar cair, dan sangat tidak stabil serta mudah tersulut oleh api kecil sekalipun. Tindakan merokok Kim itu amat berbahaya, karena dapat menyebabkan roket tersulut dan meledak seketika.

Banyak netizen menulis komentar, mereka hampir saja tidak melihat Kim Jong-un lagi. Ada pula yang berkomentar, “Sayang! Roket tidak tersulut! Ia nyaris terbang ke angkasa dengan menumpang roket!”

Artikel yang dirilis Think Tank AS ’38 North’ menyebutkan, kecerobohan Kim Jong-un dengan jelas menunjukkan bahwa ancaman kecelakaan nuklir Korea Utara itu sangat mungkin timbul karena kecerobohan sang diktator. (NTDTV/Li Yun/Sinatra/waa)

Kasus Pertama Kali Saat Musim Dingin Unggas Terdeteksi Terkena Flu Burung Dilaporkan di Jepang

0

Epochtimes.id- Wabah flu burung pertama saat musim dingin di Jepang telah dilaporkan oleh kementerian pertanian setempat seperti dalam laporan Reuters.

Kementerian tersebut mengumumkan pada Rabu (10/1/2018) bahwa kasus suspek flu burung dilaporkan di prefektur Kagawa, Jepang barat.

Jika dikonfirmasi, ini menandai wabah flu burung pertama di Jepang pada unggas musim dingin ini.

Menurut Reuters, Kementerian Pertanian Jepang mengatakan bahwa beberapa ayam di sebuah peternakan di daerah kota Sanuki di Kagawa diuji positif flu burung saat pemeriksaan awal pada Rabu .

Ada 100.000 ekor ayam di peternakan dan semua mungkin disarankan untuk dimusnahkan.

Sebuah keputusan apakah akan dilanjutkan dengan proses pemusnahan akan didasarkan pada hasil uji genetik yang diharapkan selesai Rabu ini.

Sebanyak 55 ayam ditemukan mati di peternakan tersebut, dan pihak berwenang diberitahu tentang wabah suspek flu burung pada 10 Januari 2018.

Wabah flu burung terakhir Jepang terjadi pada Maret 2017.

Antara November 2016 dan Maret 2017, total 1,67 juta ayam dimusnahkan karena virus H5N6 dalam laporan kementerian Pertanian Jepang seperti dilaporkan Reuters.

Risiko terhadap manusia yang tertular virus flu burung H5N6 sangat rendah, menurut WHO.

Kasus virus H5N6 pertama yang dilaporkan pada manusia terjadi di Tionkok pada Mei 2014.

Seorang pria berusia 49 tahun dengan peternakan unggas di Provinsi Sichuan meninggal karena pneumonia berat yang disebabkan oleh virus tersebut.

WHO mengatakan bahwa dia kemungkinan terinfeksi oleh unggas yang sakit di peternakannya.

Beberapa virus flu burung berat dapat menginfeksi manusia, biasanya dalam kasus di mana mereka terkena unggas yang terinfeksi.

Sementara beberapa infeksi berakibat fatal, banyak yang ringan dan bahkan subklinis pada manusia seperti dilaporkan WHO.

Pasien yang terinfeksi dapat menunjukkan gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, infeksi mata, dan pada kasus yang lebih buruk, pneumonia, dan penyakit pernafasan, dan komplikasi berat lainnya.

Bagi kebanyakan orang risiko terjangkit flu burung sangat rendah, dan tidak akan terjadi jika unggas dan telur ditangani dengan benar. (asr)

Sumber : Reuters via NTD.TV

Mayoritas Warga Kanada Menentang Anggota Parlemen Melakukan Perjalanan Bersponsor

0

Sembilan dari sepuluh orang Kanada menentang anggota parlemen dan senator melakukan perjalanan yang disponsori, sebuah survei baru menunjukkan.

Survei yang dilakukan oleh Nanos Research for The Globe and Mail, menunjukkan bahwa 73 persen orang Kanada menganggap praktik tersebut tidak dapat diterima, dan 16 persen merasa tidak dapat menerima.

Catatan-catatan dari Office of the Conflict of Interest and Ethics Commissioner (Kantor Konflik Kepentingan dan Etika Komisaris)  menunjukkan bahwa sejak 2007, anggota parlemen telah menerima hampir 1.000 perjalanan-perjalanan bersponsor, dengan lebih dari 95 persen ke negara-negara asing.

Para sponsor perjalanan berkisar dari pemerintah asing hingga asosiasi dan perusahaan swasta. Tiongkok juga termasuk tujuan yang dikunjungi, dengan perjalanan yang disponsori oleh instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau asosiasi luar negeri pro Beijing.

Tiongkok telah disebut oleh pejabat intelijen sebagai salah satu negara asing yang paling agresif dalam mencoba memberi pengaruh di Kanada.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2010, kepala Badan Keamanan Intelijen Kanada, Richard Fadden, mengatakan bahwa beberapa pejabat Kanada sudah berada di bawah pengaruh rezim asing, dan mengisyaratkan bahwa Tiongkok adalah salah satu yang paling aktif.

“Anda mengundang seseorang kembali ke tanah air. Anda membayar [untuk] perjalanan mereka dan tiba-tiba Anda menemukan bahwa ketika sebuah peristiwa terjadi yang sangat menarik bagi negara ‘X’, Anda akan menelepon dan Anda meminta orang tersebut untuk memberikan pandangan tertentu,” kata Fadden.

Mantan anggota parlemen, John McCallum, sekarang duta besar Kanada untuk Tiongkok, adalah salah satu pengguna perjalanan bersponsor terberat ke Tiongkok saat menjadi anggota parlemen.

Anggota parlemen Liberal, Geng Tan, dan Senator Konservatif, Victor Oh, juga sering berkunjung ke Tiongkok, Globe melaporkan.

Laporan online di Tiongkok di situs Overseas Chinese Affairs Office (OCAO) menunjukkan pertemuan Tan dengan kepala organisasi tersebut, yang beroperasi di bawah aparat Front United (Front Persatuan) Tiongkok.

Oh, McCallum, dan menteri kabinet Ontario, Michael Chan, juga termasuk di antara kelompok yang menyambut kepala OCAO di Toronto, menurut laporan di situs Konsulat Tiongkok di Toronto. Tan juga hadir sebagai bagian dari eksekutif sebuah asosiasi lokal.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan Front Persatuan untuk menjalankan operasi melalui kedutaan dan konsulat luar negeri Beijing, yang secara khusus berusaha menciptakan “front persatuan” untuk PKT dengan menumbangkan dan mempengaruhi pemerintah dan masyarakat asing.

‘Mereka memperlakukan saya seperti seorang kaisar’

Pada tahun 2010, setelah kembali dari perjalanan ke Tiongkok, sesudah itu, walikota Ottawa Larry O’Brien mencabut dukungannya untuk sebuah pengumuman yang mengakui praktisi Falun Dafa setempat, yang juga dikenal sebagai Falun Gong, sebuah kelompok spiritual yang orang-orangnya dianiaya oleh rezim Tiongkok. Dia dilaporkan menjelaskan perubahan hatinya ke seorang anggota dewan Ottawa sebagai hasil dari “komitmen” yang dia buat saat berada di Tiongkok.

Menurut Chen Yonglin, mantan diplomat Tiongkok yang membelot ke Australia pada tahun 2005, Falun Dafa termasuk di antara lima kelompok sasaran yang disebut Partai Komunis Tiongkok sebagai ancaman besar. Kelima tersebut termasuk orang-orang buangan Tibet, orang Taiwan, Muslim Uighur, aktivis demokrasi, dan praktisi Falun Dafa.

Sementara di kantor, mantan walikota Vancouver, Sam Sullivan, yang telah diundang ke Tiongkok beberapa kali, menguber tindakan pengadilan untuk menutup area protes praktisi Falun Dafa di luar Konsulat Tiongkok di Vancouver. “Ketika saya pergi ke Tiongkok, mereka memperlakukan saya seperti seorang kaisar,” kata Sullivan kepada Vancouver Sun pada tahun 2006.

Mantan walikota London, Ken Livingstone, diterbangkan ke Beijing selama Olimpiade 2008 sebagai bagian dari sebuah pesta makan oleh rezim Tiongkok dengan biaya lebih dari $30.000. Dia mengatakan kepada London Evening Standard bahwa Tiongkok “menuju ke arah yang benar” mengenai hak asasi manusia. Sementara ini Tiongkok secara konsisten berhasil membuat daftar teratas sebagai pelanggar hak asasi manusia di dunia setiap tahunnya. “Pemerintah Tiongkok melanggar janjinya untuk memperbaiki hak asasi manusia di dalam hubungannya dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2008,” Human Rights Watch melaporkan dalam laporan tahunan 2009-nya.

Menurut Chen Yonglin, Tiongkok juga sering menggunakan “jebakan madu” untuk menjebak politisi Barat, termasuk satu pejabat Australia yang Chen katakan dipaksa untuk mengadvokasi kepentingan rezim tersebut setelah dijerat dengan menggunakan jebakan madu.

Kemudian wakil walikota London, Ian Clement, tergoda dan merampas informasi penting mengenai operasi-opersi London saat dia melakukan perjalanan ke Olimpiade Beijing pada tahun 2008. Hal ini terjadi segera setelah sebuah insiden yang melibatkan seorang asisten perdana menteri Inggris, yang menderita karena keadaan sulit yang serupa seminggu sebelumnya. (ran)

ErabaruNews

Mantan Perokok Bisa Perbaiki Paru-Paru dengan Makan Tomat

0

ErabaruNews – Mantan perokok dapat mengurangi penurunan fungsi paru-paru dengan mengkonsumsi tomat dan buah, terutama apel. Paru-paru perokok, termasuk yang sudah berhenti, biasanya mengalami penurunan fungsi lebih cepat seiring bertambahnya usia.

Temuan penelitian ini meningkatkan kemungkinan dan harapan mantan perokok. Bahwa nutrisi dalam makanan ini dapat membantu memulihkan jaringan paru-paru yang telah rusak akibat merokok.

Peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi lebih dari dua tomat atau tiga porsi buah segar per hari. Mereka rata-rata mengalami penurunan fungsi paru lebih lambat dibandingkan subjek yang makan kurang dari satu tomat atau kurang dari satu buah sehari.

Efek perlindungan fungsi paru hanya muncul dengan buah dan sayuran segar, bukan buah yang dimasak. Olahan seperti saus tomat, atau makanan olahan yang mengandung buah dan sayuran juga tidak memiliki fungsi buahsegar ini.

Konsumsi tomat yang tinggi juga mengakibatkan penurunan fungsi paru yang lebih lambat di antara semua orang dewasa. Itu termasuk bukan perokok dan mantan perokok.

“Studi ini menunjukkan bahwa diet dapat membantu memperbaiki kerusakan paru pada orang-orang yang telah berhenti merokok,” kata Vanessa Garcia-Larsen, asisten profesor kesehatan internasional di Johns Hopkins University, Bloomberg School of Public Health.

“Ini juga menunjukkan bahwa makanan yang kaya buah dapat memperlambat proses penuaan alami paru-paru, bahkan jika Anda belum pernah merokok,” kata Garcia-Larsen, penulis utama penelitian tersebut.

“Temuan ini mendukung kebutuhan akan rekomendasi diet, terutama bagi orang-orang yang berisiko terkena penyakit pernafasan seperti COPD.”

Fungsi paru-paru yang buruk dikaitkan dengan risiko kematian akibat semua penyakit. Termasuk penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.

Penelitian tersebut, yang merupakan bagian dari penelitian penuaan paru-paru di European Cohorts Study (ALEC), muncul dalam European Respiratory Journal.

Para ilmuwan memeriksa fungsi paru-paru lebih dari 650 orang dewasa pada tahun 2002. Setelah mengkonsumsi tomat dan apel dalam jumlah tertentu, fungsi paru-oaru mereka diperiksa lagi 10 tahun kemudian.

Subjek penelitian tinggal di Jerman, Norwegia, dan Inggris.

Para peneliti mengukur berapa banyak udara yang bisa dikeluarkan setiap orang dari paru-paru mereka dalam satu detik. Mereka juga diukur berapa banyak udara yang bisa mereka hirup dalam enam detik.

Penelitian ini mempertimbangkan umur, tinggi badan, jenis kelamin, indeks massa tubuh, status sosial ekonomi, aktivitas fisik, dan asupan energi total.

“Penurunan fungsi paru yang lebih lambat di antara mantan perokok yang mengonsumsi makanan tinggi tomat dan buah, terutama apel, menunjukkan bahwa nutrisi dalam makanan mereka membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh rokok,” Garcia-Larsen mengatakan.

“Fungsi paru mulai menurun sekitar usia 30, dengan kecepatan bervariasi tergantung pada kesehatan umum dan spesifik individu,” jelasnya.

“Studi kami menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak buah secara teratur dapat membantu menipiskan penurunan seiring bertambahnya usia, dan bahkan dapat membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh merokok. Diet bisa menjadi salah satu cara untuk memberantas diagnosis PPOK di seluruh dunia.”
(Brandon Howard/John Hopkins University/The Epoch Times/waa)

Catatan : Artikel ini awalnya diterbitkan oleh John Hopkins University. Diterbitkan melalui Futurity.org di bawah Creative Commons License 4.0.

Xi Jinping Hadapi Himpitan Luar Dalam, Pakar Jelaskan ‘Jalan Keluar dari Masalah’

0

oleh Wu Min-zhou

Epochtimes.id- Meskipun Xi Jinping berhasil mencapai puncak kekuasaan tetapi dia menghadapi situasi politik dari dalam dan luar negeri yang terus menghimpitnya.

Dalam urusan internal, ia menghadapi korupsi pejabat yang merajalela dan warganya yang menentang kekerasan. Dalam tiga tahun ke depan, masalah kemiskinan dan polusi juga menjadi tantangannya.

Sedangkan dalam urusan luar negeri, ia menghadapi ketegangan yang disebabkan oleh ancaman nuklir Korea Utara dan upaya untuk lepas dari blokade politik dan ekonomi Amerika Serikat.

Cai Qi, yang baru menduduki jabatan Sekretaris Komite Partai Kota Beijing tidak lama ini tiba-tiba menerapkan 3 operasi penertiban kota termasuk membersihkan penduduk kelas rendah, membongkar bangunan sipil tanpa ijin dan mengalihkan pemakaian batubara ke gas alam.

Di luar dugaan, hal itu menyulut demonstrasi warga di berbagai pelosok Beijing untuk menentang cara pengusiran dengan kekerasan yang diperlakukan otoritas. Akhirnya ketiga operasi penertiban kota itu terpaksa tidak diteruskan.

pejabat rendahan korupsi jutaan dolar di pemerintahan tiongkok
Seorang penjaga keamanan memblokir akses ke Menara Genderang bersejarah di Beijing. (Mark Ralston / AFP / Getty Images)

Akhir-akhir ini, masyarakat internasional termasuk Australia, New Zealand, Kanada, Jerman dan lainnya menuduh Tiongkok telah melakukan tindakan infiltrasi dan mencampuri urusan dalam negeri mereka yang merusak kedaulatan. Presiden AS Trump pun berujar akan  memperkenalkan sanksi perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok.

Menghadapi situasi politik yang dihadapi Xi Jinping saat ini, Chen Pokong menyebutkan bahwa ‘model Tiongkok’ itu tak lain adalah totaliter kekuasaan di tangan satu partai yakni mengerahkan semua kekuatan negara mengatas masalah yang dihadapi. Satu perintah turun semua pihak bergerak untuk menjunjung tinggi spirit partai dan mengalahkan segalanya.

Tetapi dari ketiga peristiwa penertiban kota tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat kini sudah berubah pikiran, dan pihak berwenang juga takut dengan ‘kena batu’ gara-gara hendak menjunjung tinggi spirit partai.

Chen Pokong mengatakan, bahkan sebelum dan sesudah Kongres Nasional ke 18, otoritas sudah menghadapi 2 pilihan. Ketika itu, terjadi korupsi yang sangat serius. Menghadapi situasi para kelompok kepentingan merebut kekayaan negara, otoritas seharusnya menggunakan cara demokrasi dalam mengatasinya, melalui kebebasan bicara, kebebasan pers, independensi peradilan, menerapkan pemerintahan yang transparan dalam memberantas korupsi. Cara inilah yang ditempuh oleh banyak negara.

Pembasmian korupsi secara permanen hanya dapat dicapai melalui jalan demokrasi meskipun slogan anti korupsi untuk sementara dapat mengatasinya.

Namun dalam menghadapi situasi demikian ini, Xi Jinping justru memilih jalan pemecahan masalah dengan tangan besi yang terpusat.

Menurut Chen, sementara Xi Jinping ingin membongkar kelompok-kelompok kepentingan melalui anti-korupsi dan sekaligus memperbaiki disiplin partai, mengkonsolidasikan kediktatoran satu partai.

persekongkokolan faksi Jiang Zemin partai komunis tiongkok
Penjaga paramiliter Tiongkok berjalan di depan Aula Besar Rakyat selama Kongres Nasional ke-19 di Beijing pada 19 Oktober 2017. (Fred Dufour / AFP / Getty Images)

Tetapi korupsi pejabat PKT yang sudah sangat parah itu adalah akibat rakyat tidak dapat memantau partai yang diktator. Bila otoritas tetap membiarkan masyarakat berada di luar arena pengawasan terhadap jalannya pemerintahan, maka anti korupsi itu hanyalah sebuah slogan. Akhirnya membiarkan korupsi berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Chen percaya bahwa jika Xi Jinping ketika usai Kongres Nasional ke 18 karena menghadapi rongrongan kekuasaan terpaksa menggunakan mesin partai untuk menghabisi para koruptor, maka setelah kekuasaan penuhnya diraih melalui Kongres Nasional ke 19, ia seharusnya tidak lagi menggunakan cara kediktatoran satu partai dalam menangani masalah.

Seperti ucapan yang pernah disampaikan Wang Qishan : “Membersihkan terlebih dahulu yang ada di permukaan lalu yang ada di pedalaman, pembersihan permukaan akan menyediakan waktu guna mempersiapkan pembersihan di pedalaman.”

Dengan demikian, seharusnya usai Kongres Nasional ke 19 ini  adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembersihan yang ada di dalam. Ingat, Sejarah telah membuktikan bahwa hanya demokrasi dan peradilan yang dapat membersihan yang ada di dalam.

Chen Pokong mengatakan, situasi Tiongkok saat ini hampir sama seperti situasi pada masa sebelum dan sesudah Kongres Nasional ke 18, yaitu menghadapi pilihan antara kediktatoran atau demokrasi.

Jika sosialisme yang sesuai dengan karakteristik Tiongkok di era baru Xi Jinping dikaitan erat dengan tetap menerapkan kediktatoran satu partai, maka siapapun pemimpinnya yang ngotot menempuh jalan ini dapat dipastikan pada akhirnya akan menghadapi kebuntuan.

Luo Yu, mantan sekretaris jenderal Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok yang kini tinggal di Amerika Serikat juga percaya bahwa, meski Xi Jinping sudah memegang kekuasaan penuh dan mengatur partai secara ketat, dia tidak akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi Tiongkok saat ini. Karena korupsi dalam tubuh PKT sudah sangat parah.

“Tanpa rencana menyelesaikan masalah status PKT, jangan harap untuk menyelesaikan masalah lainnya,” katanya.

partai komunis tiongkok

Polisi di luar Balai Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 12 November 2013. (Foto oleh Feng Li / Getty Images)

Demokrasi adalah cara satu-satunya Tiongkok keluar dari permasalahan yang dihadapi sekarang ini.

“Saya pikir Xi Jinping adalah orang pintar, ia tidak berpendirian sebuah kediktatoran akan berusia panjang. Maka baik dirinya maupun rakyat Tiongkok, tidak mungkin bersedia dalam waktu yang lebih lama lagi untuk hidup dalam kekuasaan itu,” imbuhnya.

“Jadi bagaimana ? Satu-satunya cara adalah menempuh demokratisasi”. Ditegaskan oleh Luo Yu bahwa satu-satunya itu berarti tidak ada cara kedua. Tanpa itu, hancurlah rezim.

Ia mengatakan, banyak bidang di Tiongkok sudah mengalami masalah serius, seperti politik, ekonomi, pendidikan, medis, kesehatan, pensiunan, Keluarga Berencana dan lainnya. “Apapun masalah yang ada di sana semua terkait dengan persoalan partai komunis. Persoalan partai komunis adalah mengejar kekuasaan absolut, akhirnya ya korupsinya absolute.”

Oleh karena itu, isu mendasar Tiongkok adalah korupsinya PKT. Satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah secara bertahap dan teratur melangkah menuju demokratisasi.

Meskipun langkah itu tidak mudah, tetapi bukannya tidak ada contoh. Kata Luo Yu, Tiongkok ingin melangkah menuju demokrasi, resiko dan tantangan pasti akan muncul menghadang. Tetapi mantan Presiden Taiwan mendiang Chiang Ching-kuo telah melewatinya di masa lalu. Bahkan resiko dan tantangan yang ia hadapi jauh lebih besar.

Jadi masalahnya adalah apakah Presiden Xi Jinping memiliki tekad itu. Tetapi Luo Yu tetap memberikan imbauan kepada Xi agar ia menempuh jalan demokratisasi jika menghendaki Tiongkok berubah lebih baik. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com

Penelitian Ungkap Durasi Istirahat Penting dalam Hasil Belajar

0

EpochTimesId – Pepatah lama mengatakan ‘latihan membuat sempurna’, dan ini berlaku untuk banyak hal. Tapi, jangan lupa bahwa semua kegiatan membutuhkan fokus dan konsentrasi, baik itu belajar, berlatih instrumen, atau bermain olahraga. Kita juga perlu istirahat teratur agar tidak terbakar habis.

Penelitian baru pada hal ini telah menemukan bahwa belajar yang sukses mungkin bergantung pada lama waktu jeda. Temuan menunjukkan bahwa ada batasan berapa banyak informasi yang dapat disimpan oleh otak, jika sesi belajar atau latihan terlalu pendek dan terganggu.

‘Persepsi manusia’ menjadi fokus penelitian, yang dilakukan oleh sebuah tim termasuk David F. Little, seorang rekan postdoctoral di Whiting School of Engineering di Johns Hopkins University. Hasil penelitian diyakini memberikan bukti pertama bahwa terobosan latihan yang signifikan mempengaruhi pembelajaran perseptual.

Tugas yang dipilih untuk penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan suara. Empat puluh peserta diminta untuk membedakan nada antara dua suara.

Mereka juga diminta mendengar perbedaan suku kata dalam ucapan yang tidak dapat dibedakan dengan penutur bahasa Inggris. Namun suku kata itu memiliki makna berbeda dalam bahasa lain.
Misalnya, kombinasi “mba,” yang muncul dalam bahasa Thailand dan bahasa Hindi, terdengar seperti “ba” untuk penutur asli bahasa Inggris.

Subyek dibagi dalam kelompok yang terdiri dari delapan orang yang melakukan tugas dalam kondisi yang berbeda. Kelompok pertama berlatih selama 40 menit tanpa jeda.

Kelompok kedua berlatih selama 40 menit dengan istirahat selama 30 menit. Kelompok ini berisirahat setelah 20 menit pertama.

Kelompok tiga berlatih hanya 20 menit. Dan kelompok terakhir berlatih selama 40 menit dengan lima kali istirahat masing-masing enam menit.

Peserta diberi ratusan babak untuk mempelajari perbedaan nada di antara dua nada. Tugas itu mereka latih selama tujuh hingga sembilan hari.

Para peneliti menemukan bahwa subjek membutuhkan latihan yang cukup tanpa istirahat panjang untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran yang paling efektif terjadi dengan kelompok terakhir dalam penelitian ini, yang mengambil lima kali jeda masing-masing selama 6 menit.

Kelompok dua, yang memiliki waktu istirahat 30 menit di tengah, tidak berhasil mengingat apa yang mereka pelajari dalam sesi latihan 40 menit mereka.

“Saat mempelajari keterampilan baru, Anda bisa menghabiskan banyak waktu dan tenaga, namun sedikit manfaatnya, terutama jika Anda beristirahat 30 menit sebelum berlatih dengan cukup,” kata Little.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa otak memiliki area penyimpanan sementara untuk ingatan perseptual. Setelah ambang batas tertentu, bahan pelajaran dikirim ke penyimpanan jangka panjang yang berlangsung selama berhari-hari.

Mereka berharap bahwa studi mereka berguna untuk pembelajaran keterampilan terus-menerus, seperti pelatihan telinga untuk pemusik dan pelatihan visual untuk dokter yang membaca tes diagnostik seperti sinar-X atau MRI. Metode latihan ini juga tepat untuk orang-orang yang baru sembuh dari gangguan pendengaran.

Devon Andre meraih gelar sarjana sains forensik dari University of Windsor. Dia menyelesaikan pendidikan juris doctor di University of Pittsburgh. (Devon Andre/www.belmarrahealth.com/The Epoch Times/waa)

Sisi Gelap Teknologi Wireless yang Hadirkan Masalah Kesehatan Tersembunyi

0

EpochTimesId – Teknologi wireless adalah sihir modern. Denganmembeli perangkat dan paket data, Anda diberi kekuatan untuk berkomunikasi dan terhubung ke World Wide Web melalui layar berukuran saku.

Tapi beberapa bukti menunjukkan bahwa sihir ini memiliki sisi gelap. Kita mungkin harus membayar mahal untuk hal itu, tanpa kita sadari.

Dengan perkiraan 4,8 miliar pengguna ponsel di seluruh dunia, sulit untuk membayangkan bahwa sesuatu yang biasa terjadi dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain itu, sejak tahun 1990an, pakar pemerintah dan industri telah memastikan bahwa ponsel aman, dan telah menunjukkan penelitian yang mengungkapkan tidak ada masalah yang terkait dengan paparan nirkabel.

Namun ada bukti menyakitkan. Pada tahun 2016, Program Toksikologi Nasional mengeluarkan sebuah laporan dari penelitian 16 tahun senilai 25 juta dolar AS yang meneliti dampak kesehatan dari radiasi nirkabel.

Peneliti menyatakan bahwa lapangan gelombang micro yang mengalir dari telepon kita terbukti berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Efeknya meliputi peningkatan risiko kanker, peningkatan radikal bebas berbahaya, kerusakan genetik, perubahan struktural dan fungsional pada sistem reproduksi, pembelajaran dan defisit memori, gangguan neurologis, dan dampak negatif pada kesehatan umum kita.

Peneliti menyatakan bahwa gelombang micro yang mengalir dari telepon seluler terbukti berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Kesimpulan ini tidak mengherankan di sebagian besar negara maju, di mana pejabat kesehatan masyarakat telah melakukan tindakan membahayakan yang serius selama bertahun-tahun. Di Inggris, Prancis, Belgia, Rusia, dan negara lain, penggunaan nirkabel, khususnya bagi anak-anak, didesak untuk meminimalkan paparan radiasi gelombang mikro.

Tapi di Amerika Serikat, pejabat kesehatan masyarakat telah ragu untuk membunyikan alarm. Pada tahun 2014, Centers for Disease Control mengeluarkan sebuah pernyataan publik yang mendesak agar berhati-hati dengan penggunaan ponsel, namun mencabut pernyataan tersebut beberapa minggu kemudian.

Bulan lalu, Departemen Kesehatan Masyarakat California (CDPH) mengeluarkan panduan konsumen tentang bagaimana mengurangi paparan radiasi nirkabel, terutama untuk anak-anak, dengan alasan kemungkinan hubungan dengan kondisi kesehatan yang berbahaya seperti kanker dan jumlah sperma yang lebih rendah. Tapi itu hampir tidak terjadi. CDPH membuat rekomendasi mereka beberapa tahun yang lalu, namun menolak untuk merilis ke publik sampai sebuah tuntutan hukum memaksa badan tersebut untuk melakukannya.

Menurut San Francisco Chronicle, seorang pengacara yang membela keputusan CDPH untuk menahan rekomendasi tersebut mengatakan bahwa CDPH tidak ingin menyebabkan kepanikan yang tidak perlu.

Di Inggris, Prancis, Belgia, Rusia, dan negara-negara lain, penggunaan nirkabel, terutama untuk anak-anak, didesak untuk meminimalkan paparan radiasi gelombang mikro. (Subbotina Anna/ Shutterstock/The Epoch Times)

Generasi Zapped
Seorang pembuat film, Sabine El Gemayel percaya bahwa masyarakat berhak mendapat penjelasan yang lebih baik mengenai dampak kesehatan yang terkait dengan teknologi nirkabel. Itulah misi dokumenter barunya, ‘Generation Zapped’.

“Saya membuat film karena tidak ada yang akan mempercayai saya,” kata El Gemayel kepada The Epoch Times.

“Tapi itulah kekuatan media. Ketika dilakukan dengan baik, didokumentasikan dengan baik, dan tidak mengikuti teori persekongkolan atau berita palsu, maka orang-orang mendengarkan informasi tersebut dan bersedia melakukan perubahan gaya hidup untuk kesehatan keluarga mereka.”

Tapi sang Produser mengaku sulit menyampaikan pesannya kepada publik. Perwakilan jaringan telah menyatakan minatnya untuk mendistribusikan filmnya, namun setelah berkonsultasi dengan perusahaan mereka, subjek tersebut sering dianggap terlalu merusak merek mereka.

“Netflix, misalnya, mereka melakukan streaming, jadi mereka tidak akan menunjukkan film ini karena sifat bisnis mereka,” kata El Gemayel.

Film dokumenter ‘Generation Zapped’ menampilkan ilmuwan yang membahas bahaya mengenai paparan nirkabel, dan individu yang mengaku telah sakit karenanya. Film ini juga menceritakan tentang industri nirkabel yang kuat yang telah membentuk kebijakan selama beberapa dekade, memastikan bahwa perangkat dan bidang mereka yang memberi kekuatan mereka sedikit mendapat pengawasan.

“Ini seperti industri tembakau, kimia, atau farmasi. Mereka mengatakan bahwa barang ini aman, dan kemudian, beberapa dekade kemudian, Anda tahu bahwa mereka menyembunyikan semua bukti bahwa hal itu membahayakan kita,” kata El Gemayel.

Salah satu ahli yang tampil di ‘Generation Zapped’ adalah George Carlo, seorang ilmuwan industri yang mengkritik teknologi nirkabel tanpa suara. Pada 1990-an, Carlo memimpin sebuah proyek penelitian senilai 27 juta dolar yang didanai oleh industri ponsel untuk memeriksa risiko kesehatan dari perangkat ini.

Tujuannya adalah untuk mengurangi kekhawatiran konsumen bahwa teknologi tersebut mungkin berbahaya. Tapi hasil penelitian tidak terungkap seperti yang direncanakan.

Tim Carlo menemukan apa yang telah disuarakan dalam banyak studi lainnya: korelasi antara emisi ponsel dan kerusakan DNA, serta tingkat tumor otak yang sedikit lebih tinggi pada pengguna sel dibandingkan dengan non-pengguna. Namun industri tersebut membantah untuk mengakui temuan Carlo dan berusaha mendiskreditkan reputasinya.

Dengan kekuatan lobinya, industri ini juga berhasil menempatkan Komisi Komunikasi Federal-sebuah agen yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengevaluasi dampak buruk dan kesehatan-yang bertanggung jawab atas keamanan ponsel.

“Sistem ini rusak untuk melindungi konsumen dari sinyal nirkabel,” kata Carlo.

Penyakit gelombang mikro
Teknologi nirkabel berkomunikasi melalui pita frekuensi yang dikenal sebagai gelombang mikro, dinamai untuk panjang gelombang mungil mereka. Semua ilmuwan setuju bahwa paparan gelombang mikro dapat merusak biologi kita. Perdebatannya adalah tentang berapa banyak kerusakan yang dibutuhkan untuk menyebabkan penyakit.

“Gagasan konvensional mengenai keamanan nirkabel bergantung pada asumsi bahwa hanya gelombang mikro yang cukup kuat sehingga menyebabkan reaksi termal, seperti dalam oven gelombang mikro, yang dianggap berbahaya,” kata Carlo.

Karena radiasi nirkabel turun di bawah ambang batas termal ini, para pejabat secara otomatis menganggap frekuensi ini aman. Akibatnya, ponsel tidak pernah mengalami pengujian di pasar premarket.

Tapi banyak penelitian menantang asumsi ini. Sekitar 100 ulasan ilmiah menunjukkan bahwa paparan gelombang mikro di tingkat nonthermal menyebabkan efek kesehatan.

“Studi di seluruh dunia telah menunjukkan dengan jelas bahwa ini adalah efek tidak langsung yang paling memprihatinkan saat ini,” kata Carlo.

“Ketika ponsel pertama kali muncul di awal tahun 1980an, gadget berukuran mahal dan hanya terbatas pada beberapa orang terpilih. Saat ini, nirkabel ada dimana-mana. Bahkan jika Anda adalah satu dari sedikit orang yang tidak membawa ponsel, Anda masih terus terpapar radiasi gelombang mikro yang memancarkan dari router Wi-Fi dan menara ponsel, yang memenuhi lingkungan kita atas nama kualitas hidup yang baik.”

Menurut Olle Johansson, profesor ilmu saraf di Institut Karolinska di Swedia, tubuh kita mengalami radiasi satu quintillion (1.000.000.000.000.000.000) lebih banyak dibandingkan satu dekade yang lalu.

Tapi jika teknologi yang ada di mana-mana ini benar-benar sangat berbahaya, mengapa kita tidak melihat lebih banyak masalah yang terkait dengannya?

Menurut Dafna Tachover, seorang pengacara dan pendiri We the the Evidence – sebuah kelompok advokasi yang didedikasikan untuk melindungi mereka yang telah terluka akibat radiasi nirkabel – bukti masalah kesehatan yang berkaitan dengan nirkabel ada di sekitar kita. Tapi mayoritas dokter buta terhadap tanda-tanda itu.

Sebelum Tachover belajar hukum, dia adalah seorang perwira telekomunikasi, terus-menerus di komputer. Tapi segera setelah membeli laptop baru di tahun 2009, dia jatuh sakit dengan berbagai gejala, seperti jantung yang berdebar kencang, sakit kepala yang tajam, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Setelah enam bulan, gejala menjadi melemah.

Begitu dia mengenali nirkabel sebagai masalahnya, Tachover pindah ke Pegunungan Catskill, di mana radiasi gelombang mikro sangat minim, dan gejalanya hilang.

Tachover memiliki apa yang disebut electromagnetic hypersensitivity (EHS), suatu kondisi kontroversial yang biasanya ditandai oleh serangkaian gejala fisik dan dermatologis nonspesifik seperti sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, atau sensasi terbakar.

Organisasi Kesehatan Dunia telah mengakui EHS sejak tahun 2005, namun mencatat kesulitan dalam mengukur seberapa luas cakupannya. Beberapa penelitian memperkirakan hingga 10 persen populasi menderita EHS, dan memproyeksikan angka ini akan tumbuh.

Pada tahun 2015, seorang wanita di Prancis memenangkan sebuah tuntutan untuk mendapatkan tunjangan cacat yang terkait dengan EHS-nya, dalam kasus pertama apa dari jenisnya yang harus diakui di pengadilan.

Tachover menolak istilah EHS. Dia lebih suka menggunakan istilah ‘penyakit gelombang micro’, sebuah istilah yang digunakan militer sejak 60 tahun yang lalu ketika tentara di Amerika Serikat dan Rusia menemukan gejala neurologis setelah kontak radar yang berkepanjangan.

“Dengan menyebutnya kepekaan, Anda hanya menggambarkan orang yang memilikinya, daripada memusatkan perhatian pada lingkungan yang membuat orang sakit,” kata Tachover.

Gejala penyakit microwave termasuk sakit kepala, jantung berdebar-debar, kelelahan, mual, pusing, dan banyak lagi. Tapi Tachover mengatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami gejala penyakit ini tidak berpikir untuk mengaitkannya dengan teknologi nirkabel.

“Saya berbicara dengan seorang manajer hotel baru-baru ini yang mencatat bahwa setiap kali dia menggunakan ponselnya, tangannya menjadi lumpuh,” katanya. “Tapi dia tidak pernah menyangka dia harus berhenti menggunakannya. Dia masih menunggu pemerintah mengatakan kepadanya bahwa ini berbahaya.”

Permintaan Konsumen untuk Teknologi yang Lebih Aman
Meski kita hidup nyaman tanpa ponsel beberapa dekade yang lalu, wireless kini telah menjadi cara hidup. Ada banyak aplikasi sembrono, namun banyak mata pencaharian kita sekarang bergantung pada akses ponsel, dan jaringan nirkabel telah menjadi alat yang sangat diperlukan bagi industri yang tak terhitung jumlahnya.

Tapi tidak ada alasan kita harus dimandikan dalam radiasi gelombang mikro tanpa henti. Satu pesan yang jelas dari ‘Generation Zapped’ adalah bahwa ada kebiasaan sederhana tanpa rasa sakit yang dapat kita adopsi untuk mengurangi paparan mikro kita secara substansial, seperti mengubah telepon Anda ke mode pesawat saat tidak digunakan, atau mematikan router Wi-Fi Anda sebelum tidur.

Carlo percaya ada cara agar teknologi nirkabel dan biologi manusia dapat hidup berdampingan secara damai, kita hanya memerlukan sebuah dorongan dan langkah awal untuk memulai hal itu.

“Industri ini merespons apa yang orang inginkan di gadget mereka: lebih banyak data, unduhan lebih cepat, lebih banyak piksel,” katanya. “Tapi tidak ada insentif untuk mengubah bentuk sinyal, misalnya, sehingga dia tidak memicu kerusakan biologis.”

El Gemayel percaya bahwa filmnya dapat membantu mendorong permintaan konsumen akan teknologi yang lebih aman, namun hanya jika orang melihatnya. Dengan tidak adanya jaringan distribusi, film ini hanya ditampilkan dalam komunitas kecil.

Tapi satu skrining baru-baru ini dapat membantu secara signifikan memperkuat dampak filmnya. Pada bulan Desember, ‘Generation Zapped’ ditampilkan di Festival Film Internasional Silicon Valley, sebuah festival pribadi untuk karyawan Google.

“Ini adalah prestasi bagi saya, karena film ini menunjukkan dengan tepat di mana teknologi diciptakan,” kata El Gemayel. “Inilah orang-orang yang bisa membuat perbedaan.”(waa)

Pandangan Tentang ‘One Belt, One Road’ Kebijakan Tiongkok

0

ANALISIS BERITA

Memanfaatkan kekayaan dan industri bisa jadi hanya yang kedua bagi Amerika Serikat, rezim Tiongkok telah menggunakan penggambaran Silk Road (Jalan Sutra) dalam kisah kuno sebagai bagian dari sebuah visi untuk menjadi pusat perhatian dalam pengaruh ekonomi dan politik di Asia dan Eropa.

One Belt, One Road” (OBOR), yang juga dikenal sebagai Belt and Road Initiative, telah menjadi batu pondasi bagi pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, dalam membuat kebijakan luar negeri sejak dia menjadi kepala Partai Komunis pada tahun 2013. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah menginvestasikan ratusan miliar dolar, dan telah meminta untuk mengerahkan hingga $5 triliun, proyek energi, transportasi, dan pelabuhan dalam kemitraan dengan sejumlah negara selama lima tahun ke depan.

Meliputi lebih dari 60 negara, proyek OBOR sejauh ini memiliki hasil yang beragam. Di satu sisi, memompa miliaran dolar ke dalam ekonomi yang sedang berkembang (atau berjuang) memiliki keuntungan-keuntungan diplomatik yang jelas.

Namun belum terlihat apakah Tiongkok akan dapat mengumpulkan pembayaran untuk pinjaman besar yang ditawarkannya di negara-negara yang kurang makmur dan berpotensi tidak stabil, dan bahkan sekutu-sekutu dekat Beijing telah ragu untuk sepenuhnya berkomitmen terhadap OBOR.

Pada bulan November 2017, Pakistan menarik diri dari investasi $14 miliar yang menurut wakil pemerintah “bertentangan dengan kepentingan-kepentingan kita.” Beberapa hari sebelumnya, Nepal membatalkan pembangkit listrik tenaga air $2,5 miliar yang dibangun oleh perusahaan yang dikelola negara Tiongkok sebagai bagian dari One Belt, One Road. Myanmar mengakhiri rencana serupa, mengatakan bahwa mereka tidak lagi tertarik pada bendungan pembangkit listrik tenaga air.

OBOR terdiri dari enam koridor ekonomi yang berdasar negara yang telah diusulkan, secara kolektif disebut Economic Silk Road (Jalan Sutra Ekonomi), yang memancar keluar dari Tiongkok ke Asia tengah, selatan, dan tenggara, serta Siberia. Ini juga mencakup Maritime Silk Road (Jalan Sutra Maritim) yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan Tiongkok dengan tujuan di pantai Samudra Hindia sejauh Afrika bagian timur.

Membeli Pengaruh

Pemeriksaan cermat internasional terhadap kelayakan ekonomi OBOR telah terpasang dengan kekhawatiran bahwa pengemudinya, Partai Komunis Tiongkok, mencoba untuk membeli kesetiaan politik untuk mengkonsolidasikan posisi geostrateginya. Di era di mana PKT mengaku menghindari ekspor revolusi komunis, tawaran-tawaran melimpah untuk proyek-proyek ambisius seperti bendungan dan jalur kereta api berkecepatan tinggi tampaknya disesuaikan untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan pemerintahan setempat dengan tujuan-tujuan jangka panjang Beijing.

Strategi Keamanan Nasional Pemerintahan Donald Trump, yang dikeluarkan pada 18 Desember, meminta Amerika Serikat untuk mengenali dan memeriksa upaya Tiongkok dan Rusia untuk mengerat tatanan internasional pasca Perang Dingin yang secara tradisional dipelihara oleh kekuatan ekonomi, peraturan hukum, dan supremasi militer.

“Musuh kita tidak akan melawan kita berdasarkan persyaratan kita. Kita akan meningkatkan permainan kompetitif kita untuk memenuhi tantangan tersebut, untuk melindungi kepentingan Amerika, dan untuk memajukan nilai-nilai kita,” kata surat kabar tersebut, sambil mencatat bahwa “Tiongkok dan Rusia menargetkan investasi mereka di negara-negara berkembang untuk memperluas pengaruh dan mendapatkan keuntungan kompetitif melawan Amerika Serikat.”

Pada bulan Juli 2016, sebuah pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim teritorial rezim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan tidak berdasar. Namun di Filipina, yang memiliki perselelisihan wilayah terbesar dengan Tiongkok dan telah memperkenalkan arbitrase tiga tahun sebelumnya, pemilihan presiden Rodrigo Duterte telah membawa perubahan dalam sikap Manila.

Filipina adalah bagian dari Jalan Sutra Maritim OBOR dan berdiri untuk mendapatkan keuntungan dari investasi miliaran dolar Tiongkok yang dapat membawa jaringan transportasi dan energi negara ke pulau tersebut.

penggambaran Silk Road (Jalan Sutra)  menurut xi jinping
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan kepala delegasi lainnya berpose untuk foto bersama saat mereka menghadiri Belt and Road Forum di tempat Yanqi Lake di pinggiran Beijing, Tiongkok pada tanggal 15 Mei 2017. (Damir Sagolj-Pool / Getty Images)

Menurut PhilStar Global, hubungan ini “menekankan pentingnya mengambil sikap yang lebih tenang terhadap hak kedaulatan kita sebagai kunci untuk mendapatkan keuntungan lebih besar secara keseluruhan.”

Setelah arbitrase atas Laut Tiongkok Selatan tersebut, Duterte, yang telah membuat nama untuk dirinya sendiri dengan menghina pemimpin-pemimpin asing dan menindak para pedagang obat terlarang dan pengguna dengan kekuatan mematikan, menyarankan agar Filipina bertindak secara langsung dengan Beijing untuk menyelesaikan perselisihan teritorial mereka.

Di tempat lain di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan Tiongkok mempelopori jalur rel berkecepatan tinggi senilai $5 miliar di Laos dan telah mengumpulkan $20 miliar gabungan ke dalam Melaka Gateway (Pintu Gerbang Malaka) dari pulau-pulau buatan sebuah jalur kereta api pantai di Malaysia. Proyek-proyek serupa ada di Thailand, Kamboja, dan Indonesia.

Pada bulan Desember 2017, pemerintah Sri Lanka sepakat untuk menyewa pelabuhan Samudera Hindia yang strategis di Hambantota ke Tiongkok selama 99 tahun. Keputusan tersebut untuk mambantu oleh karena ketidakmampuan dalam melunasi utang senilai $8 miliar. Sri Lanka telah berutang pada perusahaan-perusahaan milik Negara (BUMN) Tiongkok.

Jalan Sutera Baru atau Jalan Tidak Menuju ke mana-mana?

Sekitar dua ribu tahun yang lalu, tentara dari suku Han mengawal suku-suku nomad dan membuka Jalan Sutra, menciptakan hubungan dagang melalui Asia Tengah yang membawa kemegahan peradaban Tiongkok sampai ke Kerajaan Romawi.

Koridor ekonomi OBOR melalui Rusia dan Asia Tengah pada akhirnya mengarah ke Eropa, memfasilitasi perdagangan di atas tanah dan menempatkan Beijing sebagai karunia yang baik untuk pemerintah-pemerintah setempat. Kazakhstan dan negara-negara Asia Tengah pasca Soviet lainnya banyak berinvestasi di OBOR dan menjadi tempat menarik yang utama di dalam ambisi-ambisi timur-barat milik Beijing.

Rusia menderita hubungan antagonis kronis dengan NATO dan Uni Eropa, dan telah sering beralih ke Tiongkok untuk mendapatkan dukungan. Kedua negara adalah mitra dagang yang kuat dan Moskow telah menyatakan antusiasnya terhadap OBOR. Pada bulan Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa proyek tersebut telah “membuka jalan bagi tahap baru kerja sama di Eurasia.”

Belt and Road Initiative
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping menghadiri sebuah pertemuan puncak di Forum Belt and Road di Beijing, Tiongkok pada tanggal 15 Mei 2017. (Thomas Peter-Pool / Getty Images)

Meskipun konflik dengan intensitas rendah terjadi antara Rusia dan Ukraina di wilayah timur kedua, Tiongkok juga merayu Kiev. Tiongkok telah mengumumkan rencana untuk menghabiskan $7 miliar untuk mengembangkan infrastruktur transportasi di Ukraina dan melihat negara berpenduduk 45 juta itu sebagai batu loncatan penting ke Eropa.

Menurut analis Franklin Holcomb, yang memberikan wawancara dengan Daily Signal, “Keadaan akhir yang dapat diterima untuk kedua negara kemungkinan besar akan menjadi Ukraina yang berada di bawah pengaruh politik dan militer Rusia, yang sedang dibangun kembali dengan dana Tiongkok, dan berfungsi sebagai saluran untuk Pengaruh Tiongkok ke Eropa, di mana pengaruh Barat diminimalkan,” kata Holcomb.

Bagaimanapun jangkauan luas tentang tawaran pembuka dari Beijing tersebut, masih harus dilihat seberapa baik ia dapat mendukung retorikanya. Di samping  kerja sama Tiongkok-Rusia baru-baru ini di sisi utara OBOR tersebut tampaknya akan berkembang pada kecepatan glasial. Upaya tersebut, seperti dicatat dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Oktober 2017 oleh Diplomat, tidak banyak mengalami perkembangan nyata dan terhambat oleh kenyataan birokrasi dan keuangan di sektor infrastruktur Rusia.

Kehadiran independen kuat atau kekuatan-kekuatan pro AS, terutama India, Australia, dan Jepang, juga menimbulkan teka-teki bagi rezim Tiongkok, dengan banyak proyek “Jalan Sutra” maritime dan darat dari OBOR yang berpusat di Asia Selatan dan Tenggara.

Pada bulan Desember, menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mendesak India untuk mendukung OBOR, yang telah memboikot sebagian besar yang meyebabkan betapa besar hal itu melibatkan Pakistan, sekutu Tiongkok lama. New Delhi memprotes fakta tersebut bahwa sebagian Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan berjalan melalui wilayah Kashmir yang disengketakan.

Bergabung pada Tiongkok, dan demi perluasan OBOR, kekhawatiran-kekhawatiran finansial adalah pemotongan pajak AS baru-baru ini. Reformasi tersebut, yang dikritik Beijing dengan keras, memberi tekanan pada struktur ekonomi Tiongkok yang paling berat yang lebih suka memberi dukungan sekelompok perusahaan negara besar dibanding sektor swasta. (ran)

ErabaruNews

Profesor Jaswir Asal Medan yang Mengajar di Malaysia Peraih King Faisal International Prize 2018

0

Epochtimes.id- Prof. Irwandi Jaswir dari Indonesia terpilih sebagai pemenang King Faisal International Prize 2018 dalam kategori pelayanan Islam.

Sekretariat Jenderal Raja Faisal International Prize mengumumkan pemenang Hadiah Nobel ke-40 dalam sebuah upacara yang diadakan di hadapan Pangeran Khaled Al-Faisal, emir Makkah, penasihat Kustodian Dua Masjid Suci dan ketua Yayasan Raja Faisal dan pejabat lainnya di Aula Sultan Prince of Al-Faisaliah Centre di Riyadh pada Rabu (10/1/2018) malam.

Anggota panitia seleksi, ilmuwan terkemuka, tokoh budaya dan media juga hadir dalam acara tersebut.

Hadiah tersebut terdiri dari sertifikat kaligrafi tulisan tangan yang meringkas karya pemenang, plakat 24 karat, medali emas 200 gram dan hadiah uang sebesar $ 200.000.

Prof Jaswir adalah seorang ilmuwan terkenal dalam ilmu halal. Dia telah dipilih untuk mendapatkan hadiah sebagai pengakuan atas layanan dan kontribusinya yang luar biasa dalam ilmu halal.

Saat ini, dia bekerja sebagai wakil dekan Institut Internasional untuk Penelitian dan Pelatihan Halal (INHART) dan Sekretaris Dewan Guru Besar di Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM).

Komite King Faisal Prize menyoroti kontribusi Profesor Jaswir dalam pembentukan dan pengembangan ‘Ilmu Halal’ melalui berbagai publikasi dan studi penelitian.

Dia juga memimpin Institut Internasional untuk Penelitian Halal di IIUM menjadikan sebagai pusat penelitian dan layanan yang terkenal terkait dengan makanan halal dan barang konsumsi.

Komite juga mempertimbangkan karyanya dalam mengembangkan metode baru untuk menganalisa zat yang digunakan dalam pembuatan ‘Alternatif Makanan Halal’, serta prosedur praktis untuk memproduksi Gelatin Halal dari berbagai sumber halal seperti unta dan ikan.

Komite tersebut juga mencatat bahwa kolaborasi Prof. Jaswir dengan ilmuwan lain mengembangkan metode baru untuk deteksi cepat zat non-halal dalam makanan, kosmetik dan barang konsumsi lainnya.

Contoh dari metode tersebut adalah ‘Portable Electronic Nose’ yang mendeteksi dalam beberapa detik adanya alkohol dan lemak babi pada makanan dan minuman.

Profesor Jaswir Lahir pada 20 Desember 1970 di Medan, Sumatera Utara. Jaswir memperoleh gelar sarjana di bidang Teknologi Pangan dan Gizi Manusia dari Universitas Pertanian Bogor (IPB) 1993, Master of Science dalam Ilmu Pangan dan Bioteknologi pada tahun 1996, serta PhD di bidang Kimia Pangan dan Biokimia pada 2000 dari Universiti Putra di Malaysia.

Profesor Jaswir telah mengambil banyak posisi akademis dan administratif selama karir produktifnya.

Sumbangannya yang besar melalui penelitiannya di bidang Ilmu Halal di mana dia telah menerbitkan lebih dari 120 artikeldi jurnal ilmiah serta menyelesaikan lebih dari 30 studi penelitian. Dia telah mengantongi lebih dari 60 penghargaan.

Pemenang lainnya penerima penghargaan King Faisal International Prize 2018 adalah Profesor Bashar Awad dari Yordania terpilih sebagai pemenang untuk kategori studi Islam dan Prof. Chokri Mabkhout dari Tunisia mengantongi penghargaan dalam kategori bahasa Arab dan sastra.

Penghargaan dalam bidang pengobatan diberikan kepada Prof. James P. Allison dari Amerika Serikat, sedangkan ilmuwan Inggris Prof. Sir John M. Ball dinyatakan sebagai pemenang dalam kategori sains.

Profesor Bashar Awad, seorang warga negara Yordania, telah memenangkan penghargaan tersebut dalam studi Islam yang topiknya “Edisi kritis dari teks sejarah dan biografi Islam.” (asr)

Sumber : Saudigazette

Tanker Iran yang Bertabrakan di Laut Timur Tiongkok Meledak

0

EpochTimesId – Sebuah kapal tanker minyak milik Iran terbakar setelah bertabrakan dengan sebuah kapal Hong Kong di perairan Laut Timur, Tiongkok. Kapal itu kemudian dikabarkan meledak pada hari Rabu (10/1/2018).

Akibat ledakan tersebut, operasi penyelamatan dan pencarian (SAR) di laut terpaksa dihentikan.

Kapal tanker Iran bernama Sanchi itu terdaftar di Panama. Kapal bertabrakan pada hari Sabtu (6/1/2018) itu membawa 32 orang awak.

Ledakan yang kerap muncul dari kapal tersebut memaksa operasi pemadaman api dan penyelamatan yang dilakukan oleh banyak negara harus mundur ke tempat yang lebih aman. Belum diketahui apakah ledakan tersebut akan cukup menyebabkan kapal tanker tersebut tenggelam.

Sebelumnya seorang pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan mengatakan kepada Reuters bahwa kapal tanker tersebut mungkin akan terus terbakar hingga satu bulan.

“Mengingat kecelakaan tannker yang pernah terjadi sebelumnya, kita percaya bahwa kebakaran akan berlangsung selama 2 minggu atau 1 bulan,” ujar pejabat bernama Park Sung-dong itu.

Kecelakaan terjadi di lokasi perairan sekitar 160 mil laut bagian timur muara Sungai Yangtze di Shanghai. Belum diketahui bagaimana kapal yang membawa 1 juta barel minyak ringan itu sampai bertabrakan dengan kapal lain.

Nyala api, cuaca buruk dan jarak pandangan yang rendah telah menghambat operasi penyelamatan dalam beberapa hari setelah kejadian. Tim penyelamat juga menghadapi ancaman gas beracun dari kapal tanker besar tersebut.

Tim penyelamat menemukan sesosok jenasah pada hari Selasa yang diyakini merupakan awak dari kapal tanker Iran tersebut. Sementara 31 awak lainnya belum diketahui nasibnya.

Perusahaan pemilik kapal tersebut mengatakan bahwa mereka berharap para awak kapal lainnya itu bisa diselamatkan.

Kantor Berita Iran, Shana memberitakan bahwa kapal tanker tersebut dijalankan oleh Perusahaan tanker BUMN Iran ‘National Iranian Tanker Company’. Kapal sedang membawa minyak bernilai sekitar 60 juta dolar AS untuk dikirim kepada pembeli di Korea Selatan.

Jurubicara perusahaan Iran tersebut, Mohsen Bahrami pada hari Selasa malam mengatakan pihak perusahaan akan terus berusaha untuk memadamkan api dan menyelamatkan orang-orang yang mungkin masih selamat.

“Kemungkinan masih selamat, karena kabin kapal tanker yang berada pada 46 kaki di bawah permukaan air belum terkena dampak langsung dari api. Jadi mudah-mudahan mereka bisa berhasil bertahan,” ujar Mohsen.

“Kami meminta negara-negara yang berada di kawasan kapal yang terbakar itu agar dapat memberikan bantuan dalam mengatasi masalah yang kami hadapi,” sambungnya.

Kapal-kapal perang Angkatan Laut AS telah berpartisipasi dalam operasi pencarian.

Menurut data dari situs pelacak transportasi laut ‘marinetraffic.com’, kapal Sanchi memiliki panjang 900 kaki (274 meter) dan berat benaman mencapai lebih dari 85.000 ton. Nyaris sama besarnya dengan kapal induk AS, ‘Nimitz’.

Ini adalah tabrakan kapal perusahaan BUMN Iran kedua yang terjadi dalam tempo kurang dari satu setengah tahun. Pada bulan Agustus 2016, salah satu kapal tanker minyak mereka bertabrakan dengan sebuah kapal kontainer Swiss di Selat Singapura dan merusak dua kapal lainnya.

Mereka masih beruntung karena insiden itu tidak menimbulkan korban jiwa atau tumpahan minyak. Jika kapal tanker sampai menumpahkan muatannya, maka kapal tersebut akan menjadi peristiwa tumpahan minyak terbesar kesepuluh dalam sejarah. (ET/Xia Yu/The Epoch Times)

Alat Musik dari Abad ke-17 Rusak Parah Saat Disimpan di Bagasi Pesawat

0

John Smithies

Epochtimes.id- Seorang musisi mengungkapkan keterkejutan dan kemarahannya saat sebuah alat musik kuno dari abad ke-17 seharga $ 200.000 rusak parah dalam penerbangan.

Musisi Myra Herzog ketika itu sedang melakukan perjalanan dengan penerbangan Alitalia dari Rio de Janeiro ke Tel Aviv, Israel. Dia mengatakan diminta agar menempatkan viola de gambanya di bagasi.

Musisi ini mengklaim tak dapat membeli tempat duduk bagi alat musiknya yang biasanya dilakukan para musisi.Ini dikarenakan penerbangan pada 3 Januari sudah penuh.

Viola de gamba, atau viol, adalah instrumen senar yang dimainkan tegak dan sedikit lebih kecil dari cello.

Maskapai Alitalia sebelumnya meyakinkan alat instrumen tersebut akan dijaga dengan baik, tapi ketika sampai di Tel Aviv alat instrumen itu tak terlihat di pengambilan bagasi.

“Mereka (bagian begasi) langsung untuk mencarinya, dan mengatakan telah rusak, dan saya harus mengisi sebuah formulir,” katanya kepada situs berita musikal Strad.

“Setelah saya melakukannya mereka membawanya, dan penglihatannya benar-benar mengkagetkan. Bahkan mereka pun kaget. ”

Herzog adalah Direktur Kelompok musik klasik Israel Phoenix, menunjukkan foto-foto alat instrumen musiknya yang hancur di media sosial. Terlihat alat musiknya tersebut hancur setengahnya.

“Saya mengantar ke ahlinya yang mengatakan akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk memperbaikinya dengan benar,” katanya kepada Strad.

Dia menambahkan, “Dalam kurun waktu 40 tahun, saya melakukan banyak perjalanan dengan biola. Orang biasa membiarkan kita memilikinya di dalam pesawat. Bila ini tidak mungkin, mereka ditangani dengan hati-hati, dan tidak ada masalah.”

“Namun, tahun demi tahun niat baik akan digantikan oleh keserakahan dan tidak menghormati musisi,” katanya.

Sesama musisi mengungkapkan rasa kekhawatiran mereka atas cara instrumen tersebut ditangani oleh pihak maskapai dalam komentar diunggah di Facebook Herzog.

Lucy Robinson, yang bekerja di Royal Welsh College of Music & Drama, menulis, “Shameful! Dear Myrna aku sangat menyesal. ”

William Relton menulis, “Hal mengerikan seperti itu terjadi. Saya berharap yang terbaik dari keberuntungan dengan mengejar klaim Anda terhadap Alitalia. Bagaimana mereka bisa membiarkan ini terjadi! ”

Musisi lain sangat kritis terhadap Herzog, namun mengatakan bahwa itu adalah kesalahannya bahwa instrumen itu rusak.

Ryan Whitehead menulis, “Itu akan mengajari Anda. Jangan menempatkan Gamba di bawah pesawat. Ini salahmu. Kenapa kau memeriksanya? ”

Dan Peter Ghirardini menulis, “Bagaimana seorang musisi bisa bertindak begitu naif? Sejak beberapa dekade para pemain cello di seluruh dunia harus membeli kursi kedua untuk mengangkut instrumen mahal mereka, tapi sepertinya Anda tidak ingin menghabiskan uang itu. ”

Alitalia mempertanyakan versi Herzog dalam sebuah pernyataan yang sudah viral secara meluas. Pihak maskapai mengklaim telah memberi diberi pilihan untuk membeli tempat duduk tambahan. Namun pihak maskapai berdalih telah ditolak oleh musisi ini.

Alitalia mengatakan telah menyampaikan kepada musisi ini bahwa “solusi terbaik untuk barang yang begitu sulit adalah membawanya ke kabin.”

Pihak maskapai menyatakan sangat menyesalkan apa yang terjadi terhadap musisi Herzog dan akan melanjutkan pemeriksaan untuk menemukan fakta serta memberikan ganti rugi sesuai peraturan internasional yang berlaku. (asr)

Sumber : The Epochtimes

Pendiri Wikileaks Julian Assange Kantongi Paspor Ekuador

0

ErabaruNews – Pendiri situs pembocor dokumen rahasia kawat diplomatik sejumlah pemerintahan di dunia, Julian Assange akhirnya mendapatkan paspor Ekuador. Seperti dikutip The EPoch Times dari NTD.TV, Kamis (11/1/2018).

Media Ekuador, El Universo melaporkan bahwa paspor Ekuador sudah resmi dikeluarkan oleh pemerintah setempat. El Universo dalam mengaku mendapat informasi tersebut dari narasumber terpercaya.

Tak lama setelah berita itu muncul, Assange, memasang foto dirinya di media sosial. Dalam foto barunya, pria 46 tahun itu mengggunakan jersey warna-warna khas Negara Ekuador.

Assange telah tinggal di Kedutaan Besar Ekuador di London sejak tahun 2012. Dia berlindung di sana dalam upaya untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual.

Berita dugaan paspor tersebut terjadi hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri Ekuador, Maria Fernanda Espinosa mengeluarkan pernyataan terbaru terkait Assange. Espinosa mengatakan kepada wartawan di Quito bahwa Ekuador sedang mencari jalan keluar dari masalah dan situasi saat ini.

Menurut Sydney Morning Herald, Espinosa mengatakan bahwa para pejabat sedang mencari negara ketiga atau tokoh internasional terkemuka. Bantuan diharapkan untuk membebaskan Assange dari kedutaan dan memindahkannya ke tempat lain.

“Seseorang tidak dapat hidup dalam kondisi seperti ini selamanya,” ujar Espinosa kepada wartawan.

Sementara itu di Twitter, dia juga menyatakan akan melakukan yangterbaik untuk melindungi Assange.

“Kami akan terus melindungi Julian Assange,” kicaunya.

Setelah komentar tersebut, perwakilan Assange mengatakan kepada Guardian bahwa dia akan menyambut sebuah perubahan.

“Jika Inggris ingin menunjukkan bahwa ini adalah sebuah negara yang menghormati kewajiban dan komitmen hak asasi manusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekarang saatnya Mr. Assange diizinkan untuk menikmati haknya atas kebebasan, dan hak fundamental untuk perlindungan terhadap penganiayaan di Amerika Serikat,” katanya. (waa)

Tanah Longsor dan Banjir Tewaskan Belasan Orang di California Amerika Serikat

0

EpochTimesId – Sedikitnya 13 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi dari rumah mereka di California Selatan, Selasa (9/1/2018) waktu setemoat. Hujan badai yang kuat memicu banjir bandang dan tanah longsor di lereng gunung.

Hujan deras terjadi pada dini hari setelah ribuan penduduk di Santa Barbara County di sepanjang pantai Pasifik utara Los Angeles diperintahkan untuk mengungsi.

“Namun, hanya sekitar 10 hingga 15 persen warga yang memenuhi perintah wajib. Petugas darurat dengan menggunakan anjing pelacak dan helikopter berhasil menyelamatkan puluhan orang yang terdampar di puing-puing,” kata Amber Anderson, juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Santa Barbara, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters, Jumat (11/1/2018).

Petugas darurat mengevakuasi seorang wanita yang diselamatkan dari rumah yang roboh setelah tanah longsor di Montecito, California, AS pada 9 Januari 2018. (Kenneth Song/Santa Barbara News-Press via Reuters/The Epoch Times)

Sheriff Santa Barbara County Bill Brown menggambarkan mencekamnya kawasan yang dilanda longsor. Pohon bertumbangan dan diselimuti lumpur longsoran.

Selain itu,puluhan mobil juga hanyut, dan akses jalan menuju kawasan tertutup lapisan lumpur yang tebal. Sejumlah ruas jalan bahkan dipenuhi oleh batu-batu besar.

“Cara terbaik untuk menggambarkannya adalah seperti kawasan medan perang dunia pertama,” kata Brown.

Jumlah korban tewas pada longsor hari Selasa melampaui jumlah korban tanah longsor di California pada 10 Januari 2005.Longsor tersebut menewaskan 10 orang saat sebuah bukit menimbun jalan di kota La Conchita, sekitar 20 mil ke arah selatan dari bencana longsor terbaru.

Ancaman tanah longsor mendorong kabupaten tersebut untuk memerintahkan 7.000 penduduk meninggalkan rumah mereka sebelum hujan datang. Mereka juga menyarankan 23.000 orang lainnya untuk mengungsi dengan sukarela.

Petugas penanggulangan bencana mengevakuasi warga dan hewan peliharaan di Montecito, California, AS pada 9 Januari 2018. (Kenneth Song/Santa Barbara News-Press via Reuters/The Epoch Times)

Daerah ini mendirikan sebuah tempat penampungan evakuasi di Santa Barbara City College. Otoritas County setempat juga memberi warga tempat untuk membawa hewan mereka.

Kebakaran hutan bulan lalu, yang terbesar dalam sejarah California, membuat daerah ini rentan terhadap tanah longsor. Api membakar rumput, semak belukar, dan pohon yang biasanya menahan tanah agar tidak longsor.

Sisa kebakaran juga menghasilkan lapisan lilin pada tanah, sehingga mencegah air hujan meresap masuk ke dalam tanah. (waa)

800 Orang Terluka dan Seorang Tewas Saat Prosesi Black Nazarene 2018 di Filipina

0

Epochtimes.id- Seorang warga tewas dan lebih dari 800 orang terluka di ibu kota Filipina, Manila, Selasa (09/01/2018).

Kejadian memakan korban ketika jutaan orang bergabung dalam prosesi keagamaan yang menampilkan patung Yesus memanggul kayu salib berwarna gelap.

Pesta tahunan Black Nazarene adalah salah satu festival Katolik terbesar di dunia, dihadiri sekitar 3,5 juta umat bertelanjang kaki.

Laporan pihak kepolisian setempat pada Selasa lalu secara umum berlangsung dengan damai meski banyak orang berdesak-desakan untuk patung kayu tersebut.

Suasana Prosesi Katolik di Filipina Selasa 9 Januari 2018 (Inquirer.net)

Seorang mantan petugas penjara meninggal karena serangan jantung saat terjadi rebutan untuk menaiki kereta yang membawa patung Black Nazarene berusia ratusan tahun seperti dikatakan pejabat kota dan polisi kepada AFP.

Patung kayu hitam atau Black Nazarene ini diduga masuk ke Filipina saat dibawa oleh misionaris dari Meksiko pada 1606 silam.

Patung kayu ini diyakini warga Katolik Filipina memiliki keajaiban. Warga negara itu percaya jika menyentuh atau dekat dengan patung itu akan mendapat keberuntungan dan memiliki kekuatan ajaib penyembuhan.

Pada tahun lalu, upacara keagamaan warga Katolik di Filipina juga memakan korban jiwa. Ketika itu, dua orang tewas saat jutaan umat katolik bergabung mengikuti proses ini.

Suasana Prosesi Katolik di Filipina Selasa 9 Januari 2018 (Inquirer.net)

Pada tahun ini, lebih dari 800 orang terluka dtermasuk orang yang menderita cedera leher dan tulang belakang. “Diperkirakan mereka terjatuh,” menurut Palang Merah Filipina.

Upacara prosesi keagamaan ini dimulai sebelum fajar pada Selasa dan berakhir setelah tengah malam, sekitar 22 jam kemudian.

Selama parade tersebut, aparat keamanan setempat memblokir sinyal telepon seluler di banyak wilayah di Manila untuk mencegah potensi serangan teror ketika prosesi tersebut berlangsung. (asr)

Sumber : abs-cbn.com/AFP

Ganjar dan Sudirman Said Head to Head di Pilkada Jawa Tengah

0

ErabaruNews – Pendaftaran Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah resmi ditutup pada Rabu (10/1/2018) malam pukul 23.59. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa Pilkada Jawa Tengah hanya diikuti oleh dua pasangan calon.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum Jateng sudah menerima pendaftaran pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin. Calon petahana didukung oleh PDIP, PPP, Demokrat, Golkar, dan Nasdem.

KPU Jateng juga sudah menerima berkas pendaftaran Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Mereka diusung Partai Gerindra, PKS, PAN dan PKB.

Dua pasangan itu selanjutnya akan pemeriksaan kesehatan di RSUP Dr Kariyadi Semarang. Pemeriksaan kesehatan tersebut akan digelar pada Kamis (11/1/2018) hari ini.

Jika semua kontestan lolos dalam tes kesehatan, maka KPU Jawa Tengah akan menetapkan mereka sebagai pasangan Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur. Penetapan Cagub-Cawagub yang akan berlaga pada Pilkada Jawa Tengah 2018 dijadwalkan akan digelar Jumat (12/1/2018) esok hari.

Suasana pendaftaran bakal calon gubernur dan bakal calon wakil Gubernur di KPU Jawa Tengah.(Photo : KPU Jateng)

Pilkada Jawa Tengah diperkirakan akan menjadi salah satu barometer hasil Pemilihan Presiden 2019. Dua kubu koalisi besar saling berhadapan di salah satu Provinsi lumbung suara dengan penduduk padat ini.

Secara keseluruhan, Pilkada 2018 juga akan menjadi salah satu tolok ukur hasil Pilpres 2019. Sebab, separuh provinsi di Indonesia turut serta dalam Pilkada kali ini.

Selain itu, empat provinsi yang dikenal sebagai lumbung suara turut serta menggelar pilkada. Empat provinsi itu adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. (waa)