Wu Yingzong
Film “Saving Private Ryan” yang disadur dari kisah nyata adalah film populer Hollywood tahun 1998, ceritanya menggambarkan pemerintah AS mengirimkan 8 anggota kavaleri ke Nomandia untuk menyusup ke garis belakang musuh guna menyelamatkan seorang prajurit kelas dua bernama Ryan di tengah lautan manusia dan hujan peluru serta ketidakpastian hidup dan mati.
”Setelah Presiden Trump menjabat, dengan segera menyerahkan sebuah tugas prioritas kepada Tillerson bawa pulang warga Amerika Serikat yang ditahan secara ilegal di Luar Negeri,” kata Heather Nauert, Juru Bicara Departemen Luar Negeri di sebuah emailnya mengatakan kepada Fox News, “Kami merasa bangga bahwa berkat upaya diplomatik telah berhasil membebaskan beberapa warga AS”.
Seorang pejabat Deplu lainnya mengatakan bahwa meskipun berhasil menyelamatkan banyak WN Amerika, namun ada sedikitnya 10 warga AS yang masih menantikan penyelamatan mereka seperti Joshua Holt yang ditahan secara ilegal di Venezuela.
Otto Frederick Warmbier
Orang-orang Amerika yang diselamatkan oleh Trump pada tahun 2017, yang paling menarik perhatian dan juga paling tragis serta menyedihkan adalah Otto Frederick Warmbier, seorang mahasiswa dari University of Virginia.
Di akhir bulan Desember 2015, Warmbier yang hobi berkelana melakukan tamasya akhir tahun ke Korea Utara, usai perjalanan selama 5 hari itu ketika hendak meninggalkan Korut, ia ditangkap di bandara. Dia dituduh berusaha mencuri selembar poster propaganda politik di hotel Pyongyang dan dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa.
Setelah Washington dan Pyongyang melakukan negosiasi diplomatik, pada 13 Juni tahun yang lalu, Warmbier dibebaskan dan kembali ke AS, namun sudah dalam keadaan tidak sadar dan meninggal dunia di Rumah Sakit Cincinnati pada 19 Juni dalam usia 22 tahun. Dokter AS mengatakan otak besar Warmbier menderita “jaringan otak besar hilang dalam jumlah besar”.
Dalam sebuah pernyataan, keluarganya berkata: “Naasnya, anak kami mengalami penganiayaan serius di tangan orang-orang Korut, yang membuat kami hanya mendapatkan hasil yang menyedihkan di hari ini.”
Caitlan Coleman dan Joshua Boyle
Caitlan Coleman warga Amerika (31) dan suaminya Joshua Boyle WN Kanada (33) serta 3 orang anak mereka, pada tahun 2012 di Afghanistan diculik oleh teroris jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban.
Pertengahan bulan Oktober 2017 lalu, pasukan Pakistan berhasil menyelamatkan keluarga ini di daerah barat laut dekat perbatasan Afghnistan.
Menurut laporan Fox News, setelah mendapatkan persetujuan Trump dan informasi yang akurat, Tillerson dan Menhan James Mattis memerintahkan para diplomat dan pejabat militer untuk memberikan ultimatum kepada Pakistan: Jika Pakistan tidak menyelamatkan keluarga tersebut maka Amerika Serikat akan turun tangan sendiri.
Di hari pasangan suami-isteri itu diselamatkan dan telah kembali ke Kanada, Trump dalam cuitannya di Twitter memuji Pakistan telah “bekerjasama dalam berbagai aspek”, juga menyebutkan bahwa AS sedang memulai “pengembangan hubungan yang lebih baik dengan Pakistan dan pemimpinnya”.
Trump pernah memperingatkan Pakistan agar menghentikan perlindungan terhadap kaum militan ekstrim.
Mantan agen CIA Sabrina De Sousa
Pada Maret 2017, dibawah upaya keras pemerintahan Trump, mantan agen CIA Sabrina De Sousa yang memiliki kewarganegaraan ganda Portugis dan AS, di menit terakhir terhindar dari nasib buruk diekstradisi ke Italia.
Aya Hijazi
Pada 3 April lalu Trump menemui Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Gedung Putih, tanggal 20 April Aya Hijazi seorang pekerja amal yang telah mengalami penderitaan dalam penjara selama hampir 3 tahun dibebaskan dan kembali ke AS.
Hijazi (30) memiliki kewarganegaraan ganda AS dan Mesir, dia bersama suaminya Mohamed Hassanein mendirikan sebuah yayasan “Belady” di Mesir pada 2013, dengan tujuan memberikan bantuan kepada anak-anak terlantar di jalanan.
Pada Mei 2014, pihak berwenang Mesir menggerebek kantor Hijazi dan menangkap 7 orang termasuk Hijazi dan suaminya, dengan tuduhan “penganiayaan anak dan perdagangan manusia”.
Gedung Putih menyatakan, Trump terlibat langsung dalam proses perundingan pembebasan Hijazi dan mengutus pesawat khusus untuk menjemput Hijazi berserta suaminya di Kairo.
Tiga orang pemain bola basket Universitas California, Los Angeles (UCLA)
Pemain bola basket UCLA Amerika, LiAngelo Ball, Cody Riley dan Jalen Hill, ditangkap di daratan Tiongkok pada 8 November dengan tuduhan mengutil dan berkat intervensi Trump sewaktu berkunjung ke RRT pada 8 – 10 November, mereka dibebaskan pada 14 Nopember serta kembali ke Los Angeles.
Istri dan putri pengacara HAM Tiongkok
Chen Guiqiu istri Xie Yang, pengacara HAM insiden ‘709’ Tiongkok, pada awal tahun 2017 setelah menemukan bahwa dirinya dimasukkan dalam daftar hitam larangan bertamasya oleh PKT, dia memutuskan bersama dua putrinya meninggalkan RRT.
Putri bungsunya memiliki Warga Negara AS. Ketika transit di Thailand, jejak mereka terendus dan ditangkap oleh polisi Thailand.
Di dalam sel ketika Chen merasa nyaris tidak ada harapan lagi, seorang pejabat kedubes Amerika Serikat yang ditempatkan di Thailand masuk ke dalam ruang tahanannya dan dengan sukses membawa mereka bertiga keluar melalui pintu belakang menuju ke bandara serta terbang ke AS. Dalam suasana genting, polisi rahasia kiriman kedubes RRT menyusul dan sampai di bandara tapi pulang lagi dengan tangan hampa. (LIN/WHS/asr)
Sumber : Epochtimes.com