Home Blog Page 1907

Kesuksesan Pencuri Membuatnya Tertangkap

0

Selama masa pemerintahan Kaisar Qianlong di abad ke-18, ada seorang pencuri yang mengkhususkan diri dalam mencuri harta karun istana. Pencuri itu bisa masuk dan keluar dari istana tanpa meninggalkan jejak meskipun ada tembok tinggi, parit dalam, dan penjaga istana.

Kaisar Qianlong di abad ke-18
Kaisar Qianlong dalam baju zirah seremonial menunggang kuda. (Gambar: Oleh Giuseppe Castiglione – MondoMostre, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=773934)

Kegigihan pencuri itu sama sekali tidak membuat sang kaisar kesal sampai pada suatu hari, Qianlong mendapati segel gioknya hilang dari ruang belajar istana. Itu membuatnya marah. Dia memerintahkan pencarian menyeluruh, tanpa ada batu yang terlewat.

Tiga hari kemudian, segel giok misterius telah muncul di meja Qianlong. Qianlong panik, seperti yang dia pikirkan: “Pencuri ini bergerak begitu bebas masuk dan keluar dari istana. Kali ini, itu hanya segel giok. Bagaimana jika lain kali, dia menginginkan kepalaku? “Dia langsung memanggil pejabatnya untuk membahas bagaimana cara menangkap si pencuri.

Menteri Heshen mengatakan bahwa dia memiliki rencana yang sangat mudah. “Pertama, gunakan tiga ribu penjaga tambahan agar pencuri tidak bisa lolos. Kedua, meningkatkan pengawasan istana untuk mencegah orang merencanakan kegiatan berbahaya apa pun. Ketiga, semua orang yang masuk dan keluar harus digeledah. Jika Anda mengikuti petunjuk ini, si pencuri tidak akan bisa melarikan diri.”

Qianlong setuju, tapi pencuri itu masih belum tertangkap dan pencurian masih terus berlanjut, maka pertemuan lain dipanggil. Kali ini kaisar bertanya pada Yong Liu, “Menteri Liu, Anda selalu memiliki akal. Apakah Anda punya ide?”

Liu menjawab, “Yang Mulia, kasus ini bisa dipecahkan dengan ketiga tindakan ini. Pertama, lepaskan semua penjaga tambahan. Kedua, lepaskan semua kunci dari ruang harta karun. Ketiga, buka semua peti harta karun. Setelah melakukannya, kita pasti akan menangkap pencuri itu.”

Qianlong bingung mendengar jawaban seperti itu. “Menteri Liu, Anda biasanya sangat pintar. Bagaimana rencana bodoh semacam itu bisa berhasil? “

Liu tersenyum, “Yang Mulia, tolong coba dan lihatlah.” Qianlong memerintahkan rencananya untuk diikuti, dan dalam sepuluh hari pencuri tertangkap.

Menteri Liu menjelaskan, “Pencuri itu telah bertahun-tahun mencengangkan. Melalui semua pengalaman itu, dia belajar bagaimana menyelinap masuk, menghindari para penjaga, pergi ke pintu, dengan cepat membuka kunci, lalu mengambil harta itu, dan dengan segera melarikan diri. Selama langkah-langkah berturut-turut ini dilakukan secara tepat dan akurat, harta karun itu bisa dicuri meski istana tersebut benar-benar diamankan. Namun, saat ini, saat si pencuri masuk, tidak ada penjaga tambahan, tidak ada kunci di pintu, dan semua peti harta karun terbuka. Skenario tersebut menimbulkan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, jadi dia panik.”

Sebenarnya, kehidupan kita sendiri penuh dengan situasi seperti ini. Kesuksesan kita melestarikan kebiasaan yang membawa kita menuju kesuksesan itu, tapi begitu situasi berubah mudah jatuh karena sudah menjadi puas dengan kebiasaan lama dan gagal saat kita berada dalam situasi baru.

Itu bukan karena rencana keamanan yang sangat mudah yang menangkap si pencuri. Bukan tembok tinggi, parit yang dalam, atau banyak penjaga, tetapi itu adalah pengalaman sebelumnya milik pencuri yang mengalahkannya. (ran)

ErabaruNews

Opsi “Preemptive Strike” Hingga Jurus “Dekapitasi” dan Upaya Menekan Angka Korban Peperangan dengan Korut

0

Oleh Matthew Little

Analisis Berita

Tak seorang pun, bahkan Korea Utara sekalipun, yakin bisa memenangkan perang melawan Amerika Serikat. Namun, sebagian besar bagaimana perang akan pecah bergantung pada dua hal: siapa yang menyerang terlebih dahulu dan seberapa akurat Amerika Serikat dapat mengidentifikasi dan menemukan posisi rudal dan artileri Korea Utara.

Jika Amerika Serikat memutuskan bahwa perang tidak dapat dielakkan, perang tersebut dapat pecah dengan opsi menyerang lebih dulu dan melenyapkan banyak kekuatan serangan Korea Utara sebelum dapat mengancam Seoul. Itu semua tapi mustahil, walau bagaimanapun, Amerika Serikat dan sekutunya sepenuhnya bisa menggayang kemampuan serangan apapun.

Itu berarti roket-roket dan peluru-peluru artileri akan mendarat di ibukota Korea Selatan yang memiliki kepadatan penduduk. Seberapa parah korban tewas akan tergantung pada seberapa cepat Amerika Serikat bisa mengakhiri perang.

Preemptive strike atau “serangan duluan” dikombinasikan dengan strategi dekapitasi seperti menghilangkan tokoh kunci, menghambat bahkan sabotase tanpa konfrontasi berujung kesuksesan merebut kepemimpinan Korea Utara di pemerintahan dan militer merupakan peluang yang bisa secepatnya dieksekusi.

Baik Amerika Serikat dan Korea Selatan telah membuat strategi dekapitasi menjadi elemen yang banyak dipublikasikan dari upaya serangan mereka. Pada bulan Desember, Korea Selatan menggelontorkan uang $ 310.000 untuk peralatan bagi unit dekapitasi seperti dilaporkan Korea Herald.

Pembom Angkatan Udara B-1B AS dan jet tempur Korea Selatan terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan militer pada 20 Juni. (Kementerian Pertahanan Korea Selatan)

“Peralatan tersebut mencakup pesawat tak berawak, pesawat pengintai, dan senapan mesin granat,” kata seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan kepada Herald.

Korea Selatan mengeluarkan anggaran militer $ 39,7 miliar pada bulan Desember.

Sementara itu adalah sebagian kecil dari anggaran militer $ 700 miliar yang ditandatangani Trump pada 12 Desember, hal itu masih merupakan ancaman kuat bagi rezim Kim.

Mengingat bahwa kedua negara memiliki kekuatan terlatih yang telah dilatih bertahun-tahun untuk melawan serangan Korea Utara dan dengan cepat memenangkan perang, mungkin saja mereka dapat dengan cepat menguasai kekuatan Korea Utara.

Kapal induk Angkatan Laut yang dikerahkan ke depan ASS Ronald Reagan dan kapal perusak Arleigh Burke yang dikirim ke depan USS Stethem bersama kapal-kapal dari Angkatan Laut Republik Korea di perairan timur Semenanjung Korea pada tanggal 18 Oktober 2017. Foto yang diambil pada 18 Oktober , 2017. (Kenneth Abbate / US Navy / Handout via REUTERS)

Peranan intelijen sangat penting untuk keberhasilan skenario. Mengetahui di mana pejabat utama rezim berada, serta infrastruktur militer krusial dan lokasi peluncuran rudal akan sangat menentukan.

Dalam skenario terbaik, serangan duluan yang menghancurkan hingga melenyapkan pejabat kunci utama rezim dapat meyakinkan kepada barisan kedua dan ketiga untuk menegosiasikan konklusi yang cepat terhadap perang jika mereka memiliki harapan keselamatan yang proporsional.

Agar hal itu terjadi, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya perlu mengkomunikasikan skenario proporsional ke rezim yang akan meyakinkan kepada elit terhadap apa yang mereka lakukan dengan baik untuk negosiasi perdamaian daripada berjuang sampai akhir yang pahit.

Ancaman terbesar dalam skenario ini adalah bahwa rezim Tiongkok akan lebih cenderung membela Korea Utara jika Amerika Serikat bergerak lebih dulu.

Rudal Hwasong-12 dalam foto kombinasi yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara (KCNA) pada 16 September 2017. Sebuah misil Hwasong-12 terbang ke Hokkaido, pulau terbesar kedua di Jepang, dalam sebuah uji coba Korea Utara pada 15 September (KCNA via Reuters)


Cukup membunuh Kim Jong Un atau melenyapkan Jenderal utamanya adalah kemungkinan lain, tapi hanya ketika Amerika Serikat yakin rezim tersebut tak akan segera melancarkan serangan balasan.

Mengingat isolasi ekstrem Korea Utara, membuat penilaian itu tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, perancang strategi perang Amerika Serikat percaya bahwa tindakan terbaik adalah kombinasi opsi dekapitasi dengan serangan penuh untuk membatasi serangan balasan Korea Utara.

Skenario lain bisa melibatkan Amerika Serikat yang mempertaruhkan serangan besar-besaran Korea Utara dalam upaya meyakinkan Kim Jong Un bahwa dia tidak memiliki pilihan kecuali melepaskan diri dari kekuatan nuklirnya saat ini.

Alih-alih meluncurkan serangan secara total, Amerika Serikat dan sekutunya bisa melakukan serangan terbatas untuk melakukan uji coba rudal balistik Korea Utara sebelum meluncurkan atau menghancurkan kapal selam yang saat ini dalam pembangunan, yang diyakini mampu meluncurkan nuklir – sebelum misil balistik bisa dikerahkan.

Jika serangan semacam itu gagal menakut-nakuti Kim ke meja perundingan, Korea Utara hampir pasti akan melakukan pembalasan. Rezim tersebut telah membuktikan bahwa pihaknya bersedia mengambil risiko perang berulang kali seperti di masa lalu.

Kim Jong Un presiden korea utara
Diktator Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat komunis lainnya di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara. (Kantor Berita Pusat Korea)

Di bawah pemimpin Korea Utara sebelumnya, Kim Jong Il, rezim tersebut menembakkan sekitar 170 peluru artileri dan roket ke Pulau Yeonpyeong di Korea Selatan, menewaskan empat orang dan melukai 19 lainnya di tahun 2010.

Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas klaim teritorial di perairan yang berdekatan, terungkap ada Fasilitas pengayaan uranium Korea utara dan latihan militer Korea Selatan.

Awal tahun itu rezim tersebut juga menenggelamkan korvet Korea Selatan di Laut Kuning, menewaskan 46 pelaut, meskipun Korea Utara menyangkal bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tapi suhu di Semenanjung saat ini jauh berbeda dari tahun 2010. Saat itu rezim mungkin memiliki kepastian yang jauh bahwa ia tidak akan berhadapan dengan invasi. Kali ini tidak ada kepercayaan seperti itu. Jika Kim yakin pembalasan akan menyebabkan perang, dan perang akan menyebabkan kematiannya sendiri, dia mungkin akan mengikuti jalur rasional dan melanjutkan dialog. (asr)

Sumber : The Epochtimes

Amankan Perwakilan RI di Negara-negara Rawan, TNI Kirim Prajurit-prajurit Terbaik

0

Epochtimes.id- TNI akan menyiapkan prajurit-prajurit terbaik, yang memiliki dedikasi, loyalitas, profesional dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mengamankan perwakilan RI di luar negeri yang rawan dan atau berbahaya.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tentang penugasan  prajurit TNI pada perwakilan Indonesia di luar negeri di Gedung  Pancasila Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2017).

Marsekal Hadi mengatakan bahwa guna mengantisipasi perkembangan situasi keamanan di Afganistan, yang berpotensi mengancam jiwa dan materiil  perwakilan RI, paska meningkatnya insiden serangan di area komplek Diplomat di kota Kabul, Afganistan selama tahun 2017.

“Maka dari itu diperlukan adanya tindakan penanganan segera atas keamanan perwakilan RI khususnya di negara yang rawan dan berbahaya,” katanya dalam rilis Puspen TNI.

 “Pengamanan perwakilan Indonesia di luar negeri yang mendesak untuk mendapatkan pengamanan dari TNI yaitu Kedutaan RI di Kabul Afganistan,” ungkap Panglima TNI.

Panglima TNI mengucapkan terimakasih kepada Menteri Luar Negeri atas kepercayaan yang diberikan kepada TNI untuk berpartisiasi dalam mewujudkan pengabdian kepada negara dan bangsa, melalui pengamanan perwakilan RI di luar negeri.

“Tugas yang kita emban ini merupakan keterpanggilan TNI secara moral dan fungsional dalam rangka turut serta membantu pengamanan perwakilan RI di negara rawan atau berbahaya,” ujarnya.

“Tujuan Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama yang dilakukan antara TNI dengan Kemenlu RI untuk dijadikan sebagai pedoman dan payung hukum bagi para pihak dalam melaksanakan kegiatan sesuai yang telah disepakati,” imbuhnya. (asr)

DJ Brasil Tewas Tertimpa Panggung ketika Festival Musik Dihantam Angin Kencang

0

ErabaruNews – Artis musik Brasil yang populer, Kaleb Freitas, tewas ketika menghibur penggemarnya. Ketika manggung angin kencang membuat rangkaian atap suprastruktur di atas panggung roboh, pada 17 Desember 2017 lalu.

DJ berusia 30 tahun itu tengah tampil dihadapan 5000 pecinta musik pada festival Atmospheres electric dance music (EDM) di Esteio, Brasil, sekitar 400 mil selatan ibukota, Sao Paulo.

Ketika menghibur pecinta EDM, angin kencang dari badai yang aneh menyebabkan suprastruktur baja yang melengkung di atas panggung ambruk dan menimpa sang DJ tepat di bagian kepala.

https://twitter.com/rafamaroni/status/942464479144677378

DJ Kaleb, yang bernama asli Kalleby Frietas de Rosa, kemudian dibawa ke Rumah Sakit São Camilo di Esteio. Namun, sang Artis lalu dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut, seperti dikutip dari NTD.tv, Rabu (20/12/2017).

Sejumlah penonton festival lainnya juga dilaporkan mengalami luka ringan. Jumlah pastinya tidak jelas, meski New York Daily News melaporkan hanya tiga orang.

Sebuah surat kabar Brasil, Gauchazh, melaporkan bahwa tujuh orang dibawa ke rumah sakit. Sebanyak tiga terluka dalam keruntuhan panggung, dua orang lainnya dilaporkan mengalami disorientasi, dan satu orang lainnya ditemukan tewas pada pagi hari berikutnya karena penyebab yang belum diketahui.

https://www.instagram.com/p/BZwlXzLAmhL/

Sergio Bandoca, salah satu penyelenggara acara tersebut, mengatakan kepada New York Daily News bahwa insiden tersebut sangat gila. Skala tragedi bisa jadi jauh lebih buruk.

“Benda-benda terbang di mana-mana. Sementara ribuan orang dilanda kepanikan,” tutur Bardoca.

Penyelenggara Festival memposting sebuah pesan di Facebook yang mengatakan, “Kami selalu menghargai keselamatan publik kami, mengikuti semua proses, laporan dan otorisasi yang diminta oleh pemerintah setempat,” tulis mereka.

“Kami hancur. Kami kehilangan teman, seniman. Prioritas kami adalah membantu orang-orang yang terluka dan keluarga mereka,” lanjut pernyataan tertulis tersebut.

https://twitter.com/rafamaroni/status/942443091654529025

Komandan Pemadam Kebakaran Esteio, Sersan Luciano Machado Morais, melaporkan bahwa festival tersebut memiliki semua izin yang diperlukan. Panggung yang digunakan juga sudah sesuai dengan standar keamanan, namun cuaca yang luar biasa parah membuat suprastruktur atap panggung tidak sanggup bertahan.

“Investigasi sedang dilakukan mengapa penyelenggara konser tidak menghentikan pertunjukan hingga badai berakhir. Apalagi angin kencang menyapu daerah tersebut,” ujar Morais. (NTDTV/waa)

Perdagangan, Tiongkok, dan Konsekuensi

0

Oleh David Kilgour

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengakhiri kunjungannya ke Tiongkok baru-baru ini, namun gagal untuk mengantisipasi negosiasi Free Trade Agreement (FTA). Hal ini tampaknya berawal dari penyuaraan komitmen Kanada terhadap peraturan perundangan, lingkungan yang bersih, kebebasan media, kesetaraan jender, serta Charter of Rights and Freedoms.

Warga negara Kanada yang mengerti ekonomi Tiongkok menjadi lega dengan beloknya kejadian tersebut. Jonathan Manthorpe dari Vancouver telah menggambarkan kapitalisme negara bagian Beijing sebagai variasi dari Skema Ponzi: “Pemerintah daerah tanpa sistem yang berfungsi untuk meningkatkan pendapatan pajak dan penuh dengan korupsi menjual lahan pembangunan untuk mengumpulkan uang (pertama menyingkirkan petani yang tinggal di darat) … Kotamadya memiliki wewenang tersebut untuk menginstruksikan bank agar memberi pinjaman uang kepada perusahaan pembangunan untuk penjualan tersebut. Jadi pemerintah daerah mendapatkan uangnya, perusahaan milik pemerintah daerah tersebut membangun kompleks perumahan atau industri spekulatif, dan semuanya tampak baik.”

Pada tahun 2008, Selandia Baru menjadi ekonomi maju pertama yang masuk ke dalam FTA dengan Tiongkok. Saat ini, Profesor Anne-Marie Brady dari University of Canterbury di NZ, seorang pembicara mandarin dan pakar tentang Tiongkok, mendesak pemerintahnya untuk merancang undang-undang baru untuk melindungi orang-orang Selandia Baru dari “kegiatan-kegiatan yang memiliki pengaruh politik paksaan, korupsi, tersembunyi dari Tiongkok, yang sekarang pada tingkat kritis … Upaya Tiongkok merongrong integritas sistem politik kita, mengancam kedaulatan kita, dan secara langsung mempengaruhi hak-hak orang Selandia Baru Tiongkok untuk kebebasan berbicara, berasosiasi, dan beragama.”

FTA Tiongkok-Australia mulai berlaku pada tahun 2015. Pada bulan Juni lalu, campur tangan Beijing dalam politik Australia begitu terasa sehingga sebuah laporan investigasi, “Power and Influence” (Kekuasaan dan Pengaruh), diterbitkan mengenai ancaman terhadap kedaulatan Australia. Perdana Menteri Malcolm Turnbull bergerak seminggu yang lalu untuk melarang sumbangan politik luar negeri, dengan mengutip “laporan-laporan yang menggelisahkan tentang pengaruh Tiongkok” terhadap politik Australia.

Tekanan media tampaknya telah menyebabkan pengunduran diri baru-baru ini oleh senator Australia Sam Dastyari, yang memiliki hubungan dekat dengan seorang donor Tiongkok yang kaya raya dan telah mengambil posisi yang mendukung partai tersebut. Dia juga dilaporkan telah berusaha, namun tidak berhasil, menekan wakil pemimpin partainya agar tidak bertemu dengan aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Pola ini sedikit berbeda di tempat lain. Di Eropa, misalnya, badan mata-mata Jerman, Kantor untuk Perlindungan Konstitusi (BfV), melaporkan bahwa Beijing menggunakan profil media sosial palsu yang berusaha menyusup ke dalam politik dan bisnis Jerman. BfV melaporkan selama sembilan bulan penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 warga Jerman telah dihubungi melalui LinkedIn oleh mata-mata Tiongkok yang menggunakan profil palsu yang menyamar sebagai konsultan, pemburu kepala, dan ilmuwan.

Banyak pemerintah yang terganggu oleh berbagai masalah lain yang diakibatkan oleh FTA yang ditandatangani dengan Beijing: tidak adanya peraturan hukum dan pengadilan independen; pembatasan perusahaan asing yang beroperasi di Tiongkok; kehilangan pekerjaan dan upah menurun untuk pekerja di rumah; kurangnya perlindungan kekayaan intelektual; dan yang terpenting adalah “kapitalisme kroni / pemerintahan Lenin.”

Pemerintah Australia pada tahun 2005 mengadopsi pendekatan “kesepakatan positif” dalam pelanggaran hak asasi manusia dalam perundingan FTA-nya. Pada saat itu, masyarakat sipil secara bertahap berkembang di Tiongkok dengan gerakan hak dan LSM yang berkembang. Sayangnya, tindakan keras terhadap media, komunitas spiritual, gerakan hak-hak sipil dan internet diluncurkan kembali dalam beberapa tahun terakhir, yang menghancurkan jajaran pengacara dan advokat hak asasi manusia.

Rekor Beijing dalam menjaga usaha dan menghormati kesepakatan internasional telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Juni lalu, ia telah mendeklarasikan bahwa deklarasi bersama dengan Inggris di Hong Kong adalah dokumen sejarah tanpa signifikansi praktis. Kemudian “diinterpretasikan ulang” Hukum Dasar Hong Kong untuk mendiskualifikasi legislator pro-demokrasi terpilih. Telah memungkiri pada tahun 2016 sebuah keputusan terhadap dirinya sendiri dalam kasus mengenai perairan yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan ketika sebuah pengadilan internasional di Den Haag turun untuk mendukung klaim oleh Filipina.

Pemerintah dan warga di Eropa, Afrika, dan Asia sudah menjadi sasaran pelukan Beijing. Orang-orang Kanada tidak sendirian di dalam kekhawatiran FTA apapun dengan Beijing akan membahayakan nilai-nilai nasional inti kita, termasuk demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.

Taktik partai-negara yang digunakan di Selandia Baru dan Australia, apalagi, sudah muncul di Kanada. Globe and Mail melaporkan bahwa sejak 2006, anggota parlemen Kanada dan senator mengambil 36 perjalanan ke Tiongkok yang disponsori oleh pemerintah Tiongkok atau kelompok yang mencari bisnis dengan Beijing.

Pemerintah Trudeau seharusnya lebih fokus untuk memperluas perdagangan dan investasi dengan penuh semangat di tempat lain di seluruh dunia, termasuk Asia, terutama dengan negara-negara demokrasi lawas seperti India, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. (ran)

penulis buku Bloody Harvest: The Killing of Falun Gong for Their Organs” (Panen Berdarah: Membunuh Falun Gong demi Organ-organ Mereka."
Mantan Sekretaris Negara Kanada, Hon. David Kilgour (Diane Schneider)

David Kilgour, pengacara berprofesi, bertugas di House of Commons Kanada selama hampir 27 tahun. Di Kabinet Jean Chretien, dia adalah sekretaris negara (Afrika dan Amerika Latin) dan sekretaris negara (Asia-Pasifik). Dia adalah penulis beberapa buku dan rekan penulis dengan David Matas dari “ Bloody Harvest: The Killing of Falun Gong for Their Organs” (Panen Berdarah: Membunuh Falun Gong demi Organ-organ Mereka.”

ErabaruNews

Puluhan Polisi Amerika Tewas Ketika Bertugas Trump Harap Pembunuhnya Dihukum Mati

0

ErabaruNews – Sedikitnya 57.180 insiden penyerangan terhadap petugas kepolisian saat menjalankan tugas terjadi pada 2016. Jumlah tersebut hampir 10 persen dari semua petugas kepolisian di Amerika Serikat.

Sebanyak 66 polisi diantaranya tewas dalam serangan tersebut. Seperti dikutip dari The EPoch Times, Selasa (20/12/2017).

“Kematian ini mengisi hati kita dengan rasa sakit dan dengan dukacita. Setiap tetes darah yang tumpah dari pria dan wanita kita dalam balutan seragam biru adalah luka yang ditimbulkan pada bangsa kita,” kata Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ketika berpidato di Akademi Nasional FBI di Quantico, Virginia, baru-baru ini.

Dalam sambutannya, Trump mengatakan terjadi indikasi peningkatan serangan kekerasan yang mengejutkan yang dilakukan terhadap polisi.

Presiden Donald Trump dan Jaksa Agung Jeff Sessions menghadiri upacara wisuda FBI National Academy pada 15 Desember 2017 di Quantico, Virginia. (NICHOLAS KAMM/AFP/Getty Images/The EPoch Times)

Trump mengatakan bahwa alih-alih polisi diperlakukan sebagai panutan dan mentor, namun mereka malah menjadi sasaran serangan berbahaya. Ini adalah serangan terhadap karakter dan integritas mereka.

“Sentimen anti-polisi ini salah, dan ini berbahaya, dan kami tidak tahan untuk itu,” sambung Trump.

Segera setelah menjabat pada 9 Februari 2017, Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menginstruksikan Departemen Kehakiman untuk meningkatkan perlindungan dan keamanan petugas polisi.

Instruksi Presiden itu juga menyerukan peningkatan, sesuai dengan kekuatan Konstitusi, dalam hukuman terhadap orang-orang yang melakukan kekerasan terhadap petugas polisi.

Dalam sambutannya, Trump memuji polisi atas pengabdian dan pekerjaan mereka.

https://youtu.be/mRt4P2mVr1Y

“Ini adalah orang-orang hebat. Ini benar-benar pahlawan bagi kita semua. Jadi terima kasih banyak,” imbuh Trump.

Trump juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga petugas penegak hukum atas pengorbanan mereka.

“Keluarga Amerika bisa tidur nyenyak di malam hari karena beban yang Anda bawa untuk kita semua. Jadi atas nama rakyat Amerika, untuk setiap keluarga penegak hukum di sini hari ini, terima kasih, terima kasih, terima kasih banyak,” tutup Trump, dalam pidatonya.

Kejahatan dengan kekerasan di Amerika Serikat meningkat hampir tujuh persen secara nasional mulai 2015-2016. Pembunuhan meningkat hingga 20 persen dan insiden pemerkosaan meningkat hampir 11 persen.

Bulan lalu Jaksa Agung Jeff Sessions mengumumkan hibah 98 juta dolar AS untuk lembaga penegak hukum di seluruh negeri guna menyewa petugas tambahan. (waa)

Media Lokal Afghanistan Diperas Agar Membayar ‘Pajak’ yang Dipaksakan Taliban

0

Epochtimes.id- Beberapa media terpaksa membayar ‘pajak’ untuk milisi Taliban sementara mereka secara hukum membayar pajak kepada pemerintah, sebagaimana dituturkan oleh pemilik beberapa media di Provinsi Ghazni Selatan.

Untuk menjaga kebebasan berekspresi dan keselamatan karyawan mereka, setiap pemilik media akhirnya terpaksa membayar sekitar 200 ribu Rupee Pakistan atau sekitar Rp 24 Juta seperti yang dikatakan Taliban ‘Pajak’ kepada kelompok militan tersebut.

“Beberapa ‘pajak’ telah dipaksakan oleh kelompok oposisi bersenjata yang juga mencakup media tahun ini. Kami menerima telepon dari militan yang mengancam kami untuk membayar pajak,” kata seorang pemilik gerai media di Ghazni yang tidak mau disebut namanya.

Sementara itu, beberapa institusi yang mendukung media di dalam negeri menyatakannya sebagai bahaya besar terhadap kebebasan berekspresi.

Petugas keamanan Afghanistan di dinding berlubang setelah orang-orang bersenjata menyamar dengan seragam polisi menyerbu sebuah stasiun televisi di Kabul pada 7 November 2017. (SHAH MARAI / AFP / Getty Images)

Sejumlah lembaga juga mendesak pemerintah untuk mencegah pemerasan semacam itu terhadap media.

“Melindungi kebebasan berbicara merupakan tanggungjawab pemerintah Afghanistan. Kapan pun kebebasan berbicara dirugikan, itu berarti pemerintah gagal melakukannya, “kata Mujib Khalwatgar, Ketua NAI yang mendukung keterbukaan media di Afghanistan.

Anggota Komite Keselamatan Jurnalis Afghanistan, Sediqullah Tawhidi selanjutnya mengutip beberapa pejabat keamanan bahwa mereka telah “meyakinkan pasukan keamanan Afghanistan akan melindungi media apapun kapanpun terancam”.

Dia menambahkan bahwa media tidak perlu membayar satu orang Afghani sebagai ‘pajak’ kepada pemberontak.

Unit khusus pasukan Afghansitan dikerahkan saat TV di Kabul diserbu militan (Dailypakistan/Ariananewws.af)

Kebebasan berbicara dan berekspresi adalah salah satu prestasi terpenting setelah penggulingan Taliban.

Media dan jurnalis Afghanistan telah banyak membayar harga tinggi selama era pasca-Taliban.

Selain banyak kasus kekerasan terhadap wartawan dan kantor media, lebih dari 50 wartawan telah kehilangan nyawa mereka saat menjalankan tugas hanya untuk berbagi berita kepada publik. (asr)

Sumber : Ariananews.af

Pulau di Indonesia Menyimpan Banyak Lukisan Gua Kuno

0

Sebuah pulau kecil di Indonesia, sejumlah besar lukisan gua kuno telah ditemukan. Pulau ini disebut Kisar, yang berukuran hanya 81 kilometer persegi, dan sebelumnya belum dieksplorasi oleh para arkeolog.

Kini, tim peneliti dari Australian National University (ANU) telah menemukan total 28 situs seni batu. Situs tersebut kembali paling tidak 2.500 tahun yang lalu; pulau itu sendiri terletak di utara Timor Leste.

lukisan gua kuno di pulai Kisar
Kisar, menunjukkan situs seni yang dibahas dan situs-situs seni lainnya teridentifikasi. (Gambar: S. O’Connor)

Seorang arkeolog dan profesor terkemuka, Sue O’Connor, dari Sekolah Kebudayaan, Sejarah dan Bahasa, yakin bahwa pulau ini sangat kaya akan lukisan gua kuno, dengan mengatakan bahwa lukisan tersebut membantu menceritakan sejarah perdagangan dan budaya di kawasan tersebut.

“Arkeologi, belum pernah ada yang pernah menjelajahi pulau kecil ini sebelumnya. Pulau-pulau di Indonesia ini merupakan jantung dari perdagangan rempah-rempah yang kembali selama ribuan tahun.
“Lukisan yang kami temukan menggambarkan kapal, anjing, kuda, dan orang-orang, sering memegang tampang seperti perisai. Adegan lain menunjukkan orang bermain drum, mungkin melakukan upacara.”
pulau kisar menyimpan banyak lukisan gua kuno
Tokoh manusia dinamis digambarkan dalam profil memutar parsial: (a) Jawalang 2; (b) Jawalang 4; (c dan d) Ile Kere Kere, Timor-Leste. (Gambar: S. O’Connor)

Penemuan tersebut mengindikasikan bahwa ada sejarah bersama yang jauh lebih besar dengan pulau tetangga Timor dari yang diperkirakan sebelumnya, Profesor O’Connor menjelaskan.

“Lukisan Kisar termasuk gambar yang sangat mirip dengan yang ada di ujung timur Timor Leste.
“Ciri khas seni di kedua pulau ini adalah ukuran manusia dan hewan yang sangat kecil, kebanyakan kurang dari 10 sentimeter.
“Meskipun ukuran mereka, bagaimanapun, mereka sungguh dinamis.”
lukisan gua kuno periode Neolitik 3.500 tahun yang lalu
(a) Komposisi dengan dua antropomorf laki-laki di posisi depan; (b) antropomorf yang ditunjukkan dengan hewan. (Gambar: S. O’Connor)

Periset percaya ada indikasi kuat bahwa kedua pulau memiliki hubungan yang kemungkinan besar lebih lama lagi ke periode Neolitik 3.500 tahun yang lalu. Ini adalah saat ketika ada masuknya pemukim Austronesia yang mengenalkan hewan piaraan, dan bahkan mungkin telah mengenalkan tanaman sereal.

lukisan gua kuno di pulau kisar periode Neolitik 3.500 tahun yang lalu
Motif matahari dari Jawalang 4 (a, b, c, d) dan Jawalang 6 (e, f & g). (Gambar: foto S. O’Connor)
lukisan kuno di gua pulau kisar
Kapal Lene Cece (Gambar: foto S. O’Connor)

Namun, beberapa lukisan menunjukkan tanggal yang lebih baru. Beberapa gambar dan gambar yang dilukis pada drum logam; ini mulai diproduksi di Vietnam utara dan barat daya Tiongkok sekitar 2.500 tahun yang lalu, dan diperdagangkan di seluruh wilayah ini. Profesor O’Connor mengatakan:

“Lukisan-lukisan ini barangkali menandai masuknya sistem simbolis baru yang didirikan sekitar dua ribu tahun yang lalu, mengikuti pertukaran barang-barang prestise dan awal masyarakat hierarkis.”
lukisan gua kuno pulau kisar periode Neolitik 3.500 tahun yang lalu
(a & b) Perahu dari HSE; (c) Jawalang 6, perahu kecil dengan antropomorf. (Gambar: S. O’Connor)

Sebuah makalah yang menggambarkan lukisan batu di lima situs yang ditemukan tersebut telah diterbitkan di Cambridge Journal of Archaeology. (ran)

ErabaruNews

Pemahaman Tiga Kondisi yang Diajukan Amerika pra Serangan Militer ke Korea Utara

0

EpochTimesId – Tanda-tanda perang di semenanjung Korea terus bermunculan. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dengan Tiongkok telah membahas beberapa langkah darurat untuk mengatasi situasi di DPRK bila perubahan drastis itu terjadi.

Analis media Hongkong berpendapat, ucapan Tillerson itu menyiratkan adanya permintaan dukungan dari pihak Beijing atas ‘3 kondisi’. Sesuatu yang telah mereka sampaikan kepada Tiongkok bila AS menggunaan kekuatan militer untuk menghadapi Korea Utara.

Menurut sebuah artikel bertandatangan yang dipublikasikan media Hongkong ‘Economic Times’ bahwa, Ucapan Tillerson yang ditujukan kepada Dewan Atlantik berisikan tiga hal utama yakni;

Pemerintah AS tidak akan menanti hingga jatuhnya politik Korea Utara atau mencari percepatan penyatuan kembali kedua Korea.

Pasukan AS yang memasuki wilayah Korea Utara untuk melakukan penggerebekan dan pelucutan fasilitas nuklir, akan ditarik kembali usai tugas tersebut ke bagian selatan dari zona demiliterisasi. Jadi tidak ada penempatan pasukan dalam wilayah Korea Utara.

Amerika Serikat berjanji untuk melindungi senjata nuklir yang sudah dikembangkan oleh Korea Utara. Ini berarti bahwa militer AS akan berusaha sebaik mungkin guna memastikan senjata nuklir itu tidak diledakkan, sehingga menimbulkan polusi nuklir yang akan mempengaruhi daratan Tiongkok.

kontrol ketat terhadap media masa
Presiden Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping berjalan bersama di perkebunan Mar-a-Lago di West Palm Beach, Florida, pada tanggal 7 April 2017. (JIM WATSON / AFP / Getty Images)

Analisis mengatakan bahwa jika berita itu benar, maka ini dapat diartikan sebagai Washington sedang menanti dukungan dari Beijing. Atau setidaknya, meminta Beijing untuk tidak menentang Washington menggunakan kekuatan militer dalam penyelesaian isu Korut.

Tetapi Beijing juga memiliki beberapa pertimbangan, termasuk bagaimana memastikan bahwa sejumlah besar pengungsi Korea Utara tidak masuk ke wilayah Tiongkok. Bagaimana Washington bisa memastikan bahwa Korea Utara tidak akan melakukan serangan nuklir mendahului AS sebelum pasukan AS berhasil menguasai dan menghancurkan fasilitas nuklir milik DPRK.

Dan bagaimana memprediksikan sejumlah situasi yang akan dihadapi Beijing bila tindakan militer AS itu menghadapi kegagalan yang mungkin saja terjadi.

Laporan komunitas analis militer AS, Rand Corporation bulan Oktober tahun ini menunjukkan bahwa jika terjadi situasi darurat, maka besar kemungkinan militer Tiongkok akan dikerahkan menuju bagian selatan dari kota Pyongyang untuk menguasai Yongbyon Nuclear Research Center.

Jika Beijing memilih rencana ini, maka ia akan menghadapi pasukan militer AS dan Korea Selatan di daerah yang berjarak 250 km dari Nampo sampai Wonsan. Namun, pasukan Tiongkok mungkin juga akan melepas Pyongyang untuk berkonsentrasi pada penguasaan basis fasilitas nuklir Yongbyon.

Wadah pemikir tersebut memperkirakan bahwa ada satu kesamaan yang terkandung dalam program serangan yang mana saja, yaitu Beijing tidak akan menarik pasukannya bila militer AS masih berada di Semenanjung Korea. Dan pada saat bersamaan Beijing akan menuntut Washington untuk menarik pasukannya paling sedikit dari Korea Utara ke bagian selatan kota Seoul atau penarikan total dari semenanjung.

Untuk itu, pihak Seoul perlu membuktikan kepada pihak Beijing tentang kemampuannya untuk menguasai situasi dan menstabilkan gejolak yang terjadi di seluruh wilayah Korea Utara. (ET/Sinatra/waa)

Kapal Perang Termahal dan Terbaru Inggris Seharga Tiga Miliar Poundsterling Bocor

0

EpochTimesId – Kapal perang terbesar dan terbaru Kerajaan Inggris, kapal induk HMS Queen Elizabeth seharga 3,1 miliar pound (4,2 miliar dolar AS), dikabarkan bocor. Kementerian Pertahanan Inggris Raya mengatakan kapal tersebut naik dok untuk diperbaiki.

Kapal berkapasitas 65.000 ton itu dipuji sebagai kapal militer paling maju di Inggris. HMS Queen Elizabeth secara resmi ditugaskan oleh ratu Inggris sekitar dua minggu lalu. Dia dikabarkan memiliki masalah dengan segel poros yang diidentifikasi selama uji coba di laut.

“Ini dijadwalkan untuk diperbaiki saat dia berada di sekitar Portsmouth. Itu tidak mencegahnya berlayar lagi dan program uji coba lautnya tidak akan terpengaruh,” kata juru bicara Royal Navy, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters, Rabu (20/12/2017).

Surat kabar the Sun melaporkan bahwa kapal perang sepanjang 280 meter (920 kaki) itu bisa dimasuki 200 liter air setiap jam. Biaya perbaikan kapal induk masa depan itu diperkirakan bisa mencapai jutaan pound.

Awak kapal induk Royal Navy HMS Queen Elizabeth di HM Naval Base di Portsmouth, Inggris selatan pada tanggal 7 Desember 2017. (Richard Pohle/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Sebuah sumber pertahanan mengatakan angkatan laut sudah menyadari bahwa kapal tersebut memiliki masalah saat diserahkan oleh produsen. Kontraktor dikabarkan harus harus membayar biaya perbaikan dari kapal yang membutuhkan waktu delapan tahun untuk membangunnya.

HMS Queen Elizabeth dibangun oleh konsorsium Aliansi Pengangkut Pesawat. Perusahaan teknik Inggris, BAE Systems dan Babcock, dan divisi Inggris dari Perusahaan Perancis, Thales, tergabung dalam Aliansi.

Mereka juga tengah membangun kapal induk kembaran HMS Queen Elizabeth, yaitu HMS Prince of Wales. Ini adalah proyek dengan anggaran terpisah, yaitu senilai 6,2 miliar pound.

“Ini adalah kondisi normal ketika volume pekerjaan dipadatkan untuk mengejar deadline agar kapal bisa segera diserahkan,” tulis BAE Systems dalam sebuah pernyataan. “Ini (perbaikan) akan selesai sebelum kapal induk memulai kembali programnya di laut pada tahun 2018.”

Kapal induk Royal Navy HMS Queen Elizabeth berlabuh beberapa saat sebelum secara resmi ditugaskan oleh Ratu Elizabeth di Portsmouth, 7 Desember 2017. (Si Ethell/Royal Navy/ handout via Reuters/The Epoch Times)

Chris Parry, mantan perwira senior Royal Navy, mengatakan semua kapal pasti akan dimasuki air laut.

“Itu sebabnya Anda punya pompa. Bila Anda mendapatkan mobil baru tidak semuanya sempurna, Anda harus mengirimkannya kembali ke diler untuk mendapatkan beberapa hal yang bisa di-rapikan. Ini persis di dalam braket itu,” kata Chris kepada Sky News.

Pada hari Selasa, komite pertahanan parlemen mengajukan pertanyaan tentang pengadaan jet tempur F-35 dari sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Lockheed Martin yang pada akhirnya akan beroperasi atas perintah Ratu Elizabeth.

Komite tersebut mengatakan bahwa telah terjadi kekurangan transparansi yang tidak dapat diterima mengenai program tersebut. Kementerian Pertahanan dinilai telah gagal memberikan rincian biaya penuh dari setiap pesawat yang diperkirakan oleh sebuah surat kabar bisa mencapai 155 juta pound.

“Kapal induk baru kami adalah lambang desain dan ketangkasan Inggris, merupakan inti usaha kami untuk membangun Angkatan Bersenjata yang sesuai untuk masa depan,” kata Menteri Senior Pertahanan Inggris, Gavin Williamson pada komisioning Ratu Elizabeth. (waa)

Militer Irak : 35.000 Ribu Pasukan Tewas Selama Tiga Tahun Beperang Melawan ISIS

0

Epochtimes.id- Seorang sumber dari militer Irak menyebutkan, lebih dari 35.000 jiwa prajurit keamanan Irak tewas dalam perang tiga tahun melawan ISIS.

“Perang anti-IS telah menyebabkan lebih dari 35.000 orang keamanan Irak terbunuh, dan 35.000 lainnya terluka,” sumber tersebut, yang lebih memilih ak disebutkan namanya, mengatakan kepada Al-Quds Al-Arabi, Senin (18/12/2017).

Dia menambahkan bahwa korban tersebut termasuk personil tentara dan polisi, pejuang al-Hashd al-Shaabi dan Pasukan Kontra Terorisme.

“Ribuan tentara Irak menderita luka parah, dan harus dibawa ke luar negeri untuk operasi tapi pemerintah tidak dapat melakukannya karena kebijakan penghematan yang baru saja diterapkan,” katanya.

“Pemerintah Irak harus memperhatikan keluarga korban dan membantu biaya perjalanan yang terluka ke luar negeri untuk menjalani operasi sesegera mungkin,” kata sumber tersebut.

Rumah-rumah yang hancur karena pertempuran antara Pasukan Demokratik Suriah dan militan ISIS digambarkan di kota tua Raqqa di Suriah pada 5 Oktober 2017. Gambar yang diambil pada 5 Oktober 2017. (Reuters / Erik De Castro)

Dia menyoroti bahwa militer Irak telah kehilangan miliaran dolar dalam perang melawan militan IS, yang menghancurkan banyak peralatan militer dan pesawat tempur di negara tersebut.

“Perang terakhir melawan Daesh adalah salah satu perang paling dahsyat dalam sejarah Irak karena ini menyebabkan melemahnya militer Irak dan penghancuran infrastruktur negara tersebut,” tegasnya.

Irak menyatakan runtuhnya pengaruh teritorial ISIS di Irak pada awal November dengan merebut kembali Rawa, sebuah kota di perbatasan barat Anbar dengan Suriah, yang merupakan benteng terakhir kelompok tersebut di Irak.

IS mendeklarasikan “kekhalifahan” yang dibuat sendiri di sepertiga wilayah Irak dan tetangganya Suriah pada tahun 2014.

Kampanye pemerintah, yang didukung oleh koalisi internasional yang dipimpin AS, diluncurkan pada tahun 2016 untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai IS. Serangan ini berhasil merebut kembali semua tempat-tempat dikuasai ISIS, terutama kota Mosul, ibukota kelompok ini yang sebelumnya diproklamirkan.

Milisi dari Hashed al-Shaabi, yang mendukung pasukan Irak, berpose untuk sebuah foto dengan bendera kelompok teroris ISIS di distrik pusat Qalea Tal Afar saat sebuah operasi untuk merebut kembali kota tersebut dari para jihadis pada 27 Agustus 2017. (Ahmad Al-Rubaye/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

PBB mengatakan hampir lima juta orang telah mengungsi sejak militan Daesh mengambil alih wilayah yang luas di Irak pada tahun 2014.

Pekan lalu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan akhir atas ISIS. Dia juga mengumumkan berakhirnya perang tiga tahun melawan kelompok militan tersebut.

“Pertarungan kami melawan musuh, yang ingin menghancurkan peradaban kita, sudah berakhir. Dengan demikian, kami meraih kemenangan melalui persatuan dan tekat kami yang membuat kami kekalahan IS dalam waktu singkat, “katanya.

Pengumuman Abadi dikeluarkan dua hari setelah Rusia mengumumkan kemenangan serupa atas militan Syiah di negara tetangga Suriah. Abadi mendeklarasikan 10 Desember sebagai hari libur nasional nasional di Irak. (asr)

Sumber ;  Al-Quds Al-Arabi via Iraqinews.com

Astronot Amerika Jepang dan Rusia Berangkat Bareng Menuju Stasiun Luar Angkasa

0

EpochTimesId – Astronot Amerika Serikat dan Jepang bersama kosmonot Rusia berangkat menuju luar angkasa dari Kazakhstan, Minggu (18/12/2017) lalu. Mereka akan melakukan perjalanan selama dua hari menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional, seperti dikutip The Epoch Times dari reuters.

Anggota ekspedisi Stasiun Luar Angkasa Internasional 54/55, kosmonot Roscosmos Anton Shkaplerov (tengah), astronot NASA Scott Tingle (kanan) dan Norishige Kanai (kiri) dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) selama upacara keberangkatan, setelah memeriksa pesawat antariksa sebelum peluncuran pesawat ruang angkasa Soyuz MS-07 di kosmodrom Baikonur, di Kazakhstan, 17 Desember 2017. (Maxim Shipenkov/Pool/Reuters/The Epoch Times)

Komandan Anton Shkaplerov dari Roscosmos dan insinyur penerbangan Norishige Kanai dari Japan Aerospace Exploration Agency serta Scott Tingle dari NASA diangkat dengan roket dari Kosmodrom Baikonur pada pukul 1:21 dinihari, waktu setempat (07:21 GMT/02:21 EST).

Pesawat ruang angkasa Soyuz MS-07 yang membawa awak Norishige Kanai dari Jepang, Anton Shkaplerov dari Rusia dan Scott Tingle dari roket AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari launchpad di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan 17 Desember 2017. (Shamil Zhumatov/Reuters/The Epoch Times)
Pesawat ruang angkasa Soyuz MS-07 yang membawa awak Norishige Kanai dari Jepang, Anton Shkaplerov dari Rusia dan Scott Tingle dari roket AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari launchpad di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan 17 Desember 2017. (Shamil Zhumatov/Reuters/The Epoch Times)

Awak akan secara bertahap mendekati stasiun luar angkasa yang mengorbit sekitar 250 mil (400 km) di atas Bumi. Mereka diperkirakan menempuh perjalanan selama dua hari sebelum berlabuh di stasiun luar angkasa.

Pesawat ruang angkasa Soyuz MS-07 yang membawa awak Norishige Kanai dari Jepang, Anton Shkaplerov dari Rusia dan Scott Tingle dari ledakan AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari launchpad di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada 17 Desember 2017. (Shamil Zhumatov/Reuters/The Epoch Times)

Shkaplerov, Kanai dan Tingle akan bergabung dengan kompatriot mereka di stasiun luar angkasa. Mereka yang sudah tiba lebih dahulu adalah Alexander Misurkin dari Roscosmos serta Mark Vande Hei dan Joe Acaba dari NASA, yang telah berada di pos orbit sejak September 2017.

Kamera onboard menunjukkan anggota awak membuat gerakan jempol setelah ledakan peluncuran roket. Boneka anjing juga tampak terbawa, yang diberikan oleh putri Shkaplerov untuk menjadi indikator gravitasi nol pesawat antariksa.

Soyuz tiba dengan selamat pada orbit bumi setelah sekitar 10 menit usai peluncuran dengan roket. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Bagaimana Kemungkinan Reaksi Tiongkok Terhadap Perang di Semenanjung Korea

0

Analisis Berita

Jika perang pecah di Semenanjung Korea, rezim Tiongkok akan memainkan peran yang menentukan dalam nasib sepupu komunisnya. Tapi apa yang akan dilakukan Tiongkok dalam membela Korea Utara akan bergantung pada siapa yang menembak terlebih dahulu dan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Rusia.

Nasib Korea Utara telah berada di tangan Beijing sejak tentara Tiongkok mencegah pasukan PBB untuk mengganyang rezim Kim setelah invasinya yang gagal ke Korea Selatan pada tahun 1950. Dan sementara rezim Tiongkok sering menjadi pelindung dewan kedutaan Korea Utara dengan enggan, dukungannya untuk rezim Kim berturut-turut telah menjadi kepentingan Beijing sendiri.

Yang mungkin menjelaskan mengapa Tiongkok telah cukup melakukan dan terlihat kooperatif, namun tidak cukup untuk menghentikan program rudal nuklir dan balistik Korea Utara.

“Saya tidak yakin bahwa Tiongkok tidak bisa begitu saja memanggil Kim Jong Un dan, dalam satu percakapan saja, katakan padanya untuk mundur dan melakukan denuklirisasi,” kata Anders Corr, pendiri konsultan risiko Corr Analytics dan penerbit Journal of Political Risk.

keterlibatan tiongkok dalam perang korea utara
Truk menunggu di kota Dandong di Tiongkok, Propinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, sebelum melintasi Jembatan Persahabatan ke kota Sinuiju di Korea Utara pada tanggal 5 September 2017.(GREG BAKER / AFP / Getty Images)

Corr, yang sebelumnya menasihati Komando Pasifik A.S. dan Komando Operasi Khusus A.S. Pasifik, mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan tentang dan pengaruh yang terbatas pada Korea Utara dari pemimpin Tiongkok Xi Jinping kurang memiliki kredibilitas.

“Saya pikir dia memang memiliki pengaruh. Tentu, jika Tiongkok memberlakukan sanksi ekonomi kejam terhadap Korea Utara, hal itu dapat membuat Korea Utara tidak stabil sampai batas tertentu sehingga mengancam kekuatan Kim Jong Un.”

Corr mengatakan bahwa rezim Tiongkok memiliki kunci untuk menyelesaikan krisis Korea Utara, sebagian besar perdagangan luar negeri Korea Utara berlimpah, namun memilih untuk tidak menggunakannya. Itu mungkin karena Korea Utara mengalihkan perhatian Amerika Serikat dari isu-isu yang penting ke Beijing, termasuk Taiwan dan klaim teritorial rezim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan dan Timur.

Namun ancaman Korea Utara ditujukan pada Amerika Serikat adalah eksistensial yang harus dilakukan rezim tersebut dan menggunakan rudal balistik antar benua melawan kota A.S., kata Corr. Langkah tersebut bisa menghancurkan kekuatan ekonomi yang saat ini memungkinkan Amerika Serikat untuk terus maju mengerahkan militer dan memberikan keamanan di Eropa dan Asia.

keuntungan tiongkok jika terjadi perang korea utara
Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN-76) terlihat saat kunjungan pelabuhan di Hong Kong pada 2 Oktober 2017. (Anthony Wallace / AFP / Getty Images)

Jika Amerika Serikat harus menarik kembali kekuatan militernya, Rusia dan Tiongkok dapat bergerak dengan memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, atau melalui pendudukan militer.

Ini skenario probabilitas rendah dan berisiko tinggi, tapi skenario yang harus dipertimbangkan karena dampaknya bisa menjadi bencana besar, kata Corr.

“Ini adalah bagian dari alasan mengapa Korea Utara merupakan ancaman, dan mengapa A.S. bersedia berpotensi menimbulkan risiko konflik besar dengan Korea Utara.”

Tiongkok menyumbang 75-90 persen perdagangan luar negeri Korea Utara dan telah menerapkan apa yang beberapa orang anggap sebagai “kelalaian yang disengaja” ketika harus menutup perusahaan-perusahaan barisan depan Korea Utara di Tiongkok yang mendapatkan komponen senjata penting untuk rezim Kim tersebut.

Fakta bahwa Korea Utara meluncurkan ICBM dari truk penegak buatan Tiongkok pada 28 November adalah salah satu contoh keterlibatan yang lebih terlihat. Untuk mengatasi putaran sanksi sebelumnya, truk tersebut dijual ke Korea Utara dibawah penyamaran yang sulit dipercaya dengan wujud sebuah kendaraan pembalakan kayu.

perang korea utara amerika
Truk peluncur penegak pengangkut buatan Tiongkok digunakan untuk menempatkan rudal Hwasong-15 Korea Utara sesaat sebelum diluncurkan pada 28 November 2017. (Media pemerintah Korea Utara)

Sementara itu, rezim Tiongkok telah mencoba untuk menangkis kritik dengan menunjukkan kepatuhannya terhadap sanksi Dewan Keamanan PBB yang disahkan pada bulan September. Faktanya tetap, bagaimanapun, bahwa Partai Komunis Tiongkok yang mengendalikan Tentara Pembebasan Rakyat, penyokong keamanan tersebut yang telah melestarikan Korea Utara selama 67 tahun.

Sekretaris Negara Rex Tillerson mengatakan kepada audiens Atlantic Council-Korea Foundation Forum 2017 pada 12 Desember bahwa Presiden Donald Trump sangat condong ke Tiongkok untuk akhirnya mendukung embargo minyak yang bisa mencegah perang.

“Terakhir kali Korea Utara datang ke meja perundingan, itu karena Tiongkok memangkas minyaknya. Tiga hari kemudian, orang Korea Utara di meja itu bicara. Dan Presiden tersebut merasa kita benar-benar berada di panggung itu.”

perang nuklir korea utara
Tentara Korea Utara berbaris dalam sebuah parade militer melewati lapangan Kim Il-Sung yang memperingati 60 tahun gencatan senjata perang Korea, di Pyongyang pada tanggal 27 Juli 2013. (Ed Jones / AFP / Getty Images)

Namun harapan bahwa pemangkasan minyak setelah Korea Utara datang untuk pendekatan ICBM yang diperkirakan memiliki perang nuklir mungkin terlalu optimis, terutama dengan laporan yang kredibel bahwa Rusia bersedia mengambil risiko kecaman internasional dengan meningkatkan ekspor minyak ke Korea Utara.

Dan mengingat Tiongkok dan Rusia mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan sanksi tambahan, tindakan militer mungkin satu-satunya pilihan yang tersisa jika Amerika Serikat benar-benar ingin agar Korea Utara gagal dengan rudal nuklirnya yang mampu menyerang tanah air A.S..

Tillerson memberikan upaya yang langka dalam usaha untuk mendapatkan izin dari Tiongkok untuk mengambil tindakan itu, berjanji bahwa invasi akan bersifat sementara.

“Kita telah melakukan percakapan bahwa jika terjadi sesuatu dan kita harus melewati batas, kita telah memberikan jaminan Tiongkok bahwa kita akan kembali dan kembali ke selatan dari paralel ke-38,” katanya.

“Satu-satunya tujuan kita adalah untuk melakukan denuklirisasi Semenanjung Korea, dan hanya itu saja.”

campur tangan tiongkok dalam korea utara
Marinir A.S. dan Korea Selatan mengambil posisi setelah mendarat di pantai selama latihan gabungan gabungan amfibi di Pohang, Korea Selatan, pada 12 Maret 2016. (Kim Jun-bum / Yonhap via AP)

Perubahan rejim bukanlah pilihan, dari perspektif Tiongkok dan rezim Tiongkok tersebut telah meminta Amerika Serikat berjanji untuk tidak mencari keruntuhan atau perubahan rezim, atau mencoba mempercepat penyatuan kembali Korea Utara dan Selatan. Amerika Serikat juga sepakat untuk tidak mencari alasan untuk mengirim pasukan militer menggempur utara zona demiliterisasi yang membentang sepanjang paralel ke-38.

Namun jika pasukan A.S. memasuki Korea Utara, bagaimana Tiongkok merespons akan sangat bergantung pada mengapa, kata Carl Schuster, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut yang sekarang kuliah di Hawaii Pacific University.

“Katakanlah Korea Utara melakukan sesuatu yang bodoh seperti meluncurkan rudal yang mendarat di Korea Selatan atau mencapai markas AS, atau Korea Utara tiba-tiba menembakkan beberapa putaran artileri di DMZ dan Seoul, jika Korea Utara melakukan itu, Tiongkok tidak akan bermasalah dengan kita. menghantam pemerintah Korea Utara ke dalam tanah tersebut,” katanya.

Tetapi ada perbedaan antara serangan udara dan pasukan di darat, dan bagaimana rezim Tiongkok tersebut akan bereaksi pada salah satunya adalah tidak pasti. Paling tidak, Beijing akan mencari tekanan internasional untuk menghentikan serangan A.S.

Tapi saat melintasi paralel ke-38 dapat ditolerir dalam beberapa situasi, mengambil ibukota Korea Utara tidak akan, katanya.

“Jika terlihat seperti kita akan pergi ke utara Pyongyang, dalam pikiran mereka, itu akan menjadi garis merah.”

jika terjadi perang nuklir korea utara dan sekutu amerika
Hotel Ryugyong, terlihat pada tanggal 3 April 2011 di Pyongyang, Korea Utara. (Feng Li / Getty Images)

Tiongkok mungkin mentolerir pasukan A.S. yang melintasi perbatasan untuk menghancurkan tentara Korea Utara, katanya, namun dia memperkirakan Beijing akan mengirim pasukan untuk menduduki Pyongyang. Ibukota Korea Utara akan tetap menjadi zona larangan terbang, katanya.

“Jika Korea Utara memulai konflik, Tiongkok akan mengawasinya dengan ketat, bersiap menghadapi kekalahan Korea Utara, tapi mereka tidak akan campur tangan jika tidak melangkah terlalu jauh.”

Namun, semua perubahan matematika itu seharusnya melibatkan Rusia dalam persamaan tersebut. Schuster mengatakan Tiongkok dapat dipaksa untuk membela Korea Utara jika Rusia mulai mengirim pasukan.

“Tiongkok khawatir akan pengaruh Rusia di sana,” katanya.

“Namun kalau tidak seperti itu, Tiongkok membiarkan rezim Korea Utara mendapat kepalanya ditendang. Apakah mereka membiarkan rezim tersebut jatuh atau tidak adalah cerita yang berbeda.”

Jika perang pecah dan pasukan A.S. masuk dan kemudian menarik diri dari Korea Utara, banyak ahli telah menyampaikan Korea Utara menjadi wilayah perlindungan Tiongkok sesudahnya. Ini adalah hubungan kedua negara sebelumnya, dengan Tiongkok mengawasi sebagian besar urusan pemerintahan Korea sebelumnya di tahun-tahun pra-Komunis Asia. (ran)

ErabaruNews

Lawan Ancaman Rudal Korut, Jepang Siapkan Sistem Anti Rudal Aegis AS

0

Epochtimes.id- Jepang secara resmi memutuskan pada Selasa (19/12/2017) akan memperluas sistem pertahanan rudal balistiknya dengan sistem radar Aegis buatan AS. Sistem ini sebagai respons terhadap ancaman yang berkembang dari roket Korea Utara.

Sebuah proposal untuk membangun sistem anti rudal Aegis Ashore disetujui oleh kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe.

Namun demikian, sistem anti rudal yang dibeli tanpa rudal. Sistem ini ditaksir menelan biaya setidaknya $ 2 miliar dan mungkin beroperasi sampai 2023.

Hal demikian dibeberkan oleh sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters.

“Perkembangan rudal nuklir Korea Utara merupakan ancaman baru bagi Jepang dan seperti yang telah kita lakukan di masa lalu, kita akan memastikan bahwa kita dapat mempertahankan diri dengan perbaikan pertahanan rudal balistik,” kata Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera kepada wartawan setelah rapat kabinet.

Keputusan untuk mendapatkan versi dasar sistem pertahanan rudal Aegis, sudah digunakan di kapal perang Jepang yang akan ditingkatkan.

Korea Utara pada 29 November menguji rudal balistik baru yang disebut dapat menyerang kota besar Amerika Serikat termasuk Washington, dan terbang melintasi pertahanan Jepang saat ini.

Roket tersebut mencapai ketinggian lebih dari 4.000 km (2.485 mil), jauh di atas jangkauan anti rudal di kapal Jepang yang beroperasi di Laut Jepang.

Korea Utara mengatakan program persenjataannya diperlukan untuk melawan agresi Amerika Serikat.

Sistem Aegis terbaru mungkin tidak dipesan dengan radar paling canggih, yang dijuluki Spy-6, yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat.

Tanpa itu, Jepang tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan jangkauan anti rudal terbaru yang diperluas, SM-3 Block IIA, yang harganya sekitar $ 30 juta.

Upgrade teknologi akan dilakukan, setelah militer Amerika Serikat menempatkan Spy-6 di kapal-kapalnya sekitar tahun 2022 mendatang.

Dana awal akan didukung dengan anggaran Kementerian Pertahanan berikutnya yang dimulai pada bulan April.  “Namun tidak ada keputusan mengenai radar, atau biaya keseluruhan, atau jadwal dari penempatan,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan pada sebuah konferensi pers.

Perencana militer Jepang juga sempat mengevaluasi sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) Amerika Serikat sebelum memutuskan sistem Aegis Ashore.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera mengatakan bulan ini Jepang akan mendapatkan rudal jelajah jarak menengah yang dapat diluncurkan dari pesawat tempur F-15 dan F-35 ke lokasi di Korea Utara. Langkah ini sebagai upaya untuk mencegah serangan apapun.

Pembelian amunisi jarak jauh dalam persenjataan militer Jepang menjadi kontroversial. Jepang selama ini menolak hak untuk melakukan perang melawan negara-negara lain berdasarkan konstitusi pasca Perang Dunia Kedua. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Seekor Anjing Selamat dari Pesawat Jatuh yang Menewaskan Tiga Orang

0

EpochTimesId – Sebuah pesawat kecil jatuh di hutan dekat North Hamburg Road di Oldenburg, Indiana, akhir pekan lalu. Sebanyak tiga orang dan seekor anjing tewas dalam kecelakaan pesawat pada Sabtu (16/12/2017) lalu itu.

Pesawat latih itu dipastikan jatuh di hutan Kepolisian Negara Bagian Indiana. Sebelumnya, pesawat itu dilaporkan menghilang dari radar Cincinnati Air Traffic Control.

Ketika petugas polisi tiba, mereka menemukan api masih menyala pada serpihan pesawat di hutan lebat. Petugas pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian dan langsung berupaya memadamkannya.

Tiga jenasah pilot dan penumpang ditemukan bersama seekor mayat anjing dalam reruntuhan pesawat.

Ajaibnya, seekor anjing lain nya ditemukan selamat dalam kecelakaan pesawat ini. Anjing itu ditemukan di sekitar reruntuhan pesawat.

“Anjing itu dibawa ke dokter hewan setempat untuk dirawat karena mengalami luka-luka,” kata Polisi Negara Bagian Indiana dalam sebuah keterangan pers.

Kantor Investigasi Koroner, Kabupaten Franklin sedang melakukan otopsi terhadap tiga jenazah. Mereka juga masih berusaha untuk mengkonfirmasi identitas korban.

“Saya tidak tahu apakah mereka sudah cukup untuk mengidentifikasi orang-orang secara positif pada otopsi. Mereka mendapatkan beberapa catatan gigi untuk dibandingkan,” kata Sersan Stephen Wheeles, petugas informasi publik Polisi Negara Bagian Indiana untuk Distrik Versailles.

Wheeles tidak memiliki informasi tentang keberadaan atau kondisi anjing yang masih hidup. Dia mengatakan seorang petugas Departemen Kepolisian Greensburg membawanya ke dokter hewan di Greensburg.

Sebuah konfirmasi tentang anjing tersebut ke Departemen Kepolisian Greensburg tidak terjawab.

Pesawat bermesin tunggal pribadi itu berjenis Cessna T210M Turbo Centurion. Menurut FlightRadar, berangkat dari Frederick, Maryland, pada hari Sabtu sekitar jam 7:22 pagi, guna melakukan perjalanan ke Kansas City dan, menurut polisi, akan kembali ke Frederick hari itu juga.

Petugas tanggap darurat di lokasi kecelakaan pesawat kecil di Oldenburg, Indiana, pada 16 Desember 2017. (Kepolisian Negara Bagian Indiana)

Pesawat itu jatuh hanya sekitar dua mil dari bandara kecil KHLB Batesville. Tidak jelas apakah pilot tersebut sedang berupaya melakukan pendaratan darurat di bandara kecil.

Polisi Negara Bagian Indiana menyatakan sedang melakukan penyelidikan bersama dengan Federal Aviation Administration dan National Transportation Safety Board.(Petr Svab/The Epoch Times/waa)