Home Blog Page 1937

AS : Mustahil Mengalahkan Taliban Tanpa Menghancurkan Bisnis Narkotika di Afghanistan

0

Epochtimes.id- Inspektur Jenderal Khusus Amerika Serikat untuk Rekonstruksi Afghanistan, John F. Sopko, mengatakan memenangkan perang melawan Taliban mustahil diwujudkan tanpa memusnahkan bisnis narkotika di Afghanistan.

Menurut dia, penghancuran narkotika di Afghanistan sebagai kebutuhan mendesak. Dia menekankan apalagi lalu lintas dan perdagangan narkotika mendukung 60 persen pendapatan Taliban.

Komandan Tertinggi Angkatan Darat AS di Afghanistan, Jenderal John Nicholson, mengatakan Taliban menghasilkan $ 200 juta melalui lalu lintas dan perdagangan narkoba di negara tersebut.

Bisnis kartel narkotika sebagai inti perang Taliban melawan pasukan keamanan Afghanistan dan internasional. Perdagangan ini menjadikannya sebagai militan yang tak terkalahkan di Afghanistan.

Sebuah bom yang dijatuhkan oleh Bom B-1 meledak pada posisi Taliban setelah serangan udara terjadi saat serangan pada 18 Maret 2007 di dekat Kajaki di provinsi Helmand, Afghanistan. (John Moore / Getty Images)

Temuan ini berdasarkan data terbaru dari Inspektur Jenderal Khusus Afghanistan untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR).

“Hingga menghancurkan sumber keuangan Taliban, kita tak akan memenangkan perang melawan Taliban saat ini,” kata John F. Sopko dilansir dari Ariananews.af, Minggu (3/12/2017)

“Jenderal John Nicholson juga dengan jelas menunjukkan bahwa perdagangan narkoba dan narkotika menghasilkan 60 persen pendapatan Taliban,” lanjutnya.

“Saya berpikir jika Anda ingin menang dari Taliban, Anda seharusnya bertindak melawan  narkotika,” kata tambah John F. Sopko.

Petani Afghanistan memanen getah opium dari ladang bunga popy mereka di distrik Surkh Rod, provinsi Nangarhar pada tanggal 21 April 2017. (Noorullah Shirzada / AFP / Getty Images)

Pada kesempata lain, Jenderal John Nicholson, menegaskan pendapatan Taliban melalui perdagangan obat bius lebih banyak daripada biaya perang mereka. Oleh karena itu, pemimpin kelompok Taliban dinilai hanya berjuang untuk perdagangan ilegal yang menguntungkan.

Pasukan Afghanistan-Amerika Serikat mulai mengebom laboratorium narkotika Taliban beberapa hari lalu.

Operasi serangan udara ini menghancurkan banyak pabrik narkoba dari kelompok militan, terutama di provinsi Helmand selatan. (asr)

Sumber : Ariananews.af

Bayi Baru Lahir di India Dinyatakan Dokter Meninggal Dunia, Namun Hidup Saat Hendak Dikebumikan

0

Epochtimes.id- Bayi yang baru saja lahir dinyatakan meninggal dunia oleh sebuah rumah sakit di Delhi, India. Bayi ini merupakan kembar prematur dan langsung diserahkan ke orangtua mereka.

Namun fakta mengejutkan sekaligus menyedihkan, seorang bayi ternyata masih bernyawa saat prosesi akhir kremasi.

Dilansir dari indiatoday.in, atas kejadian ini, Polisi Delhi memasukkan dalam perkara hukum berdasarkan UU setempat.

Pasal hukum yang dilanggar yakni tentang aturan kasus-kasus berkaitan dengan upaya untuk melakukan pembunuhan yang tak benar dan dapat dihukum hingga tujuh tahun penjara.

Pemerintah Delhi memerintahkan penyelidikan atas “kelalaian kriminal” dengan instruksi Menteri Utama Arvind Kejriwal yang menjanjikan “tindakan tegas”.

Orangtua, yang hancur oleh kabar meresahkan dari Max Hospital (Shalimar Bagh) juga terkejut ketika mereka menemukan salah satu dari si kembar bergerak.

“Kami merobek paketnya, ada 2-3 pakaian dan tas plastik, anak itu masih bernafas, kami membawa bayi itu ke klinik bayi terdekat di Pitampura,” kata ayah tersebut kepada wartawan.

Ibu dari bayi kembar anak laki-laki tersebut juga dibawa ke rumah sakit terdekat.

“Penyelidikan awal mengenai insiden tersebut akan dimulai dan laporan pendahuluan akan diajukan dalam waktu 72 jam dan laporan akhir akan disampaikan seminggu kemudian,” demikian perintah yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Kota, Satyendar Jain.

Sebagai respon insiden di Delhi, Menteri Kesehatan JP Nadda mengatakan pihaknya telah mengarahkan pemerintahan negara bagian Delhi untuk menyelidiki masalah ini dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Surat yang ditulis kepada sekretaris utama kesehatan pemerintahan Delhi, aparat setempat mengatakan tindakan yang diambil dalam masalah ini disampaikan ke kementerian dalam waktu dua minggu.

“Tuduhan tersebut serius dan menuntut penyelidikan yang serius. Rincian kasus tersebut perlu diverifikasi dan tindakan harus dilakukan terhadap personil yang bersangkutan, jika dinyatakan bersalah melakukan kelalaian medis,” kata pejabat setempat Athani dalam suratnya.

Polisi mengatakan pihaknya menerima telepon di Kantor Polisi Shalimar Bagh. Penelepon mengatakan one Varsha, istri Ashish, dirujuk ke Rumah Sakit Max dari sebuah rumah perawatan di Paschim Vihar karena kemungkinan persalinan prematur.

“Dia dirawat di sana pada 28 November 2017. Para dokter mengatakan kepada keluarga kemungkinan tipis harapan si kembar untuk bertahan hidup, karena dia hamil enam bulan,” kata mereka.

Varsha telah melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan. Keluarga tersebut kemudian diberitahu bahwa si kembar lahir tak bernyawa dan diserahkan ke pihak keluarga.

Rumah Sakit Max dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Kami mendapat perhatian bahwa bayi prematur (22 minggu) yang dilaporkan mendapat dukungan hidup di sebuah rumah perawatan, sayangnya tidak diberi tanda kehidupan oleh Max Hospital. Shalimar Bagh.”

“Bayi ini adalah salah satu bayi kembar yang lahir pada 30 November pagi. Bayi lainnya lahir tak bernyawa. Kami dikejutkan dan khawatir dengan kejadian langka ini,” katanya.

Pernyataan tersebut mengatakan penyelidikan terperinci dimulai dari pihak internal. Sambil menunggu agar dokter yang bersangkutan diminta untuk cuti, pihak rumah sakit menyebut mereka terus berkomunikasi dengan orangtua bayi serta memberikan semua dukungan yang dibutuhkan.

Polisi Delhi telah mengirimkan dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut ke Dewan kedokteran India dan Dewan Kedokteran Delhi memutuskan untuk menggelar pemeriksaan lebih lanjut. (asr)

Sumber : India Today

Situasi Genting, Pemulangan Mahasiswa Tiongkok dari Korea Utara Mendesak

0

oleh Tang Feng

Ancaman rudal Korea Utara yang terus meningkat telah mempercepat kenaikan suhu ketegangan di Semenanjung Korea. Stabilitas keamanan kian terancam, perang sewaktu-waktu bisa meletus.

Akhir-akhir ini Dewan Mahasiswa Tiongkok (China Scholarship Council, CSC) secara berturut-turut menerima informasi dari badan intelijen Tiongkok yang melakukan pemantauan situasi di Korea Utara mengatakan bahwa dengan meningkatnya resiko perang pihak Beijing perlu mempertimbangkan untuk secepatnya mengevakuasi mahasiswa Tiongkok dari negara itu.

Media Hongkong ‘South China Morning Post’ mengutip hasil pemantauan Zhao Dong, seorang peneliti di Pusat Kebijakan Global Tsinghua-Carnegie pada 1 Desember melaporkan bahwa dilihat dari perkembangan situasi akhir-akhir ini, tampaknya kemungkinan AS menggunakan senjata untuk menghadapi  Korea Utara cukup tinggi. Dan hubungan Tiongkok – Korea Utara juga akan memburuk, mungkin serupa hubungan AS – DPRK.

Sebagaimana yang dilaporkan sumber bahwa Dewan Mahasiswa Tiongkok baru-baru ini secara berturut-turut menerima informasi dari badan intelijen Tiongkok yang merasa khawatir dengan meningkatnya frekuensi uji coba nuklir Korea Utara belakangan ini.

Badan Intelijen Tiongkok mengatakan bahwa pihak Beijing sebaiknya sudah mulai mempertimbangkan soal evakuasi dan segera menghentikan program pertukaran mahasiswa dengan negara tersebut.

Program pertukaran mahasiswa antara Tiongkok dengan Korea Utara sudah berlangsung hampir 20 tahun dan belum pernah terhenti. Setiap tahun masing-masing negara akan mengirim lebih dari 60 orang mahasiswa untuk belajar atau mendalami ilmu pengetahuan selama 7 bulan.

Atase Pendidikan Kedutaan Besar Tiongkok untuk Korea Utara, Zhao Tiejun kepada media Tiongkok mengatakan, sebagian besar mahasiswa Tiongkok dikirim belajar di Universitas Kim Il-sung dan Universitas Pendidikan Kim Hyong-jik di Pyongyang.

Pihak Tiongkok lebih memilih siswa yang ingin mendalami bahasa Korea karena selama belajar itu mereka bisa menikmati beasiswa yang diberikan pemerintah Korea Utara, serta subsidi dan tiket pesawat pulang-pergi yang disediakan oleh pihak Tiongkok.

Menurut statistik, sejauh ini sudah lebih dari 5.000 orang mahasiswa Korea Utara telah datang ke Tiongkok untuk belajar, begitu pula ada 1.700 orang pelajar Tiongkok telah pergi ke Korea Utara.

Dilaporkan bahwa pada 29 Nopember saat Korea Utara melakukan peluncuran rudal, Dutabesar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sebuah pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB mengatakan : “Presiden Trump meminta Presiden Xi Jinping untuk menghentikan pasokan minyak mentah ke DPRK”.

Nikki Haley lebih lanjut mengatakan, jika Beijing tidak dapat mengambil tindakan tersebut, maka Amerika Serikat akan secara langsung mengambil tindakan untuk mengatasinya. Nikki memperingatkan Korea Utara : “Jika pecah perang, rezim Korut terancam punah”.

Sebelum ini, pihak berwenang Beijing telah memerintahkan perusahaan Korea Utara untuk menarik diri dari Tiongkok selambat-lambatnya pada akhir bulan Januari tahun depan.

Selain itu, visa kerja untuk para warga Korea Utara di Tiongkok juga tidak akan diperpanjang. Beijing juga membumikan pesawat udara Air China jurusan Beijing – Pyongyang pulang pergi dan menutup jembatan perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara. Analis percaya bahwa Beijing saat ini sedang bermain sungguhan terhadap Korea Utara.

Baru-baru ini, sebagian besar restoran makanan Korea Utara di kota-kota besar Tiongkok ditutup dan sebagian besar wanita pramusaji Korea Utara yang cantik-cantik beserta sejumlah tenaga kerja warga Korea Utara di Tiongkok juga berangsur-angsur dievakuasi dari Tiongkok.

Dilaporkan pula, Grup Angkatan Darat ke 78 dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang berpusat di kota Harbin, baru-baru ini bergabung dalam latihan militer ‘Yanhan 2017’ , grup militer ini bertanggung jawab untuk memantau situasi di wilayah perbatasan Tiongkok – Korea Utara.

Beberapa analisa menunjukkan bahwa latihan militer kali ini memiliki hubungan erat dengan perkembangan situasi di Semenanjung Korea, Mungkin saja mereka melakukan pemanasan untuk menghadapi perang. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv

Filipina Siapkan Skenario Terburuk Masalah Dampak Vaksin DBD

0

Epochtimes.id- Filipina dipersiapkan untuk menghadapi “skenario terburuk” menyusul peringatan vaksin anti-demam berdarah yang diberikan kepada ribuan anak-anak dapat memperburuk penyakit ini dalam beberapa kasus.

Juru Bicara Departemen Kesehatan, Eric Tayag kepada AFP mengatakan negara tersebut telah melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi dampak ketika negara itu pertama kali menggunakan vaksin ini pada tahun 2016.

Pengembang vaksin pertama di dunia untuk virus DBD, perusahaan raksasa farmasi Prancis Sanofi, mengungkapkan awal pekan ini dampaknya dapat memicu gejala yang lebih parah terhadap orang-orang sebelumnya tak pernah terinfeksi demam berdarah.

Lebih dari 733.000 anak-anak telah menerima vaksin Dengvaxia. Dampaknya menimbulkan kekhawatiran akan banyak orang dapat menyebabkan penyakit yang lebih keras.

“Departemen Kesehatan dipersiapkan untuk skenario terburuk,” kata Tayag kepada televisi ABS-CBN, sehari setelah departemen tersebut mengumumkan bahwa mereka menangguhkan program vaksinasi massal.

Tayag mengatakan bahwa pemerintah telah berhati-hati dalam menerapkan skema di daerah di mana demam berdarah sudah meluas. Vaksin hanya diberikan kepada anak-anak berusia sembilan tahun atau lebih.

“Mereka yang divaksin ditindaklanjuti karena efek samping setelah imunisasi,” katanya.

Dia menambahkan pihaknya sebelumnya mengatakan tidak ada laporan kasus infeksi yang memburuk di antara mereka yang menerima vaksin tersebut. Mereka juga sudah memeriksa catatan rumah sakit untuk kasus demam berdarah yang parah.

Sanofi telah mengatakan kasus demam berdarah akut tersebut tidak akan terlihat sampai sekitar lima tahun setelah vaksinasi.

Pengembang pada awalnya mengatakan bahwa vaksin Dengvaxia “kritis” dalam perang melawan demam berdarah, virus nyamuk yang paling umum di dunia.

Penelitian terbaru telah mengonfirmasi manfaat Dengvaxia untuk “mereka yang memiliki infeksi sebelumnya” dengan penyakit yang berpotensi mematikan.

“Bagi mereka yang sebelumnya tidak terinfeksi virus dengue, analisis tersebut menemukan bahwa dalam jangka panjang, lebih banyak kasus penyakit parah dapat terjadi setelah vaksinasi pada infeksi dengue berikutnya,” demikian keterangan pihak Sanofi.

Lebih dari 1.000 orang di Filipina meninggal karena demam berdarah tahun lalu, dari lebih 211.000 kasus suspek. (asr)

Sumber : AFP/NewIndianExpress

Kita Hidup di Era Konsumsi Modal

0

Oleh Ronald-Peter Stöferle

Saat ini, orang berpikir tentang modal dengan cara satu dimensi: Apakah itu penghematan dari individu pribadi, cadangan modal yang disimpan oleh dana pensiun, modal awal pengusaha, atau pajak keuntungan modal atas investasi, semua ini dipikirkan sebagai uang

Namun modal berbeda dari uang. Ini adalah struktur yang pasti, terdiri dari unsur-unsur yang berbeda seperti barang fisik, pengetahuan, dan gagasan, serta bakat dan pengalaman masyarakat. Uang hanya menyederhanakan cara akuntansi yang membantu kita mengukur struktur modal yang sangat kompleks dengan cara yang seragam. Ini berfungsi sebagai dasar untuk menilai nilai dari berbagai bentuk modal.

Buku teks ekonomi modern biasanya mengacu pada modal dengan huruf “C.” Pendekatan ini mengaburkan fakta penting bahwa modal tersebut bukan besaran tunggal, sebuah variabel ekonomi yang  menggambarkan replikasi sendiri secara ajaib, gumpalan homogen, namun sebenarnya adalah struktur heterogen. Di antara berbagai aliran pemikiran ekonomi, ini adalah yang pertama dan terutama yang menekankan heterogenitas modal. Lebih jauh lagi, orang-orang Austria telah mengakui dengan benar bahwa modal tidak secara otomatis tumbuh atau mengabadikan dirinya sendiri. Modal harus diciptakan dan dipelihara secara aktif melalui investasi produksi, tabungan, dan investasi yang masuk akal.

Generasi-generasi yang saat ini hidup di masyarakat kita dapat menikmati standar kehidupan yang tinggi sebagai hasil dari beberapa dekade atau bahkan berabad-abad akumulasi modal budaya dan ekonomi kita.

 Kita juga harus membedakan antara dua jenis barang dalam proses produksi: barang konsumsi dan barang modal. Kita mengkonsumsi barang-barang ini; Makanan adalah salah satu contoh tanpa ada langkah di antaranya. Barang konsumen merupakan sarana untuk mencapai tujuan secara langsung. Dengan demikian, makanan secara langsung memenuhi kebutuhan dasar akan gizi.

Barang modal berbeda dari barang konsumsi karena mereka adalah stasiun jalan menuju produksi barang konsumsi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan segera. Barang modal, oleh karena itu, adalah sarana untuk mencapai tujuan secara tidak langsung. Oven komersial (digunakan untuk tujuan komersial) adalah barang modal yang memungkinkan pembuat roti memproduksi roti untuk konsumen.

Melalui formasi modal, seseorang berpotensi meningkatkan produktivitas, jika modal membantu memperbaiki proses produksi. Tukang roti bisa memanggang roti yang lebih banyak dan lebih baik dengan oven daripada hanya memanggang adonan di atas api. Namun agar modal terbentuk, produksi barang konsumsi harus turun sementara atau bahkan berhenti, karena sumber daya langka kemudian digunakan untuk memproduksi barang modal. Untuk beberapa lama, sementara dia membangun oven, tukang roti tidak bisa memanggang sebanyak adonan di atas api. Setiap pendalaman struktur produksi melibatkan pengambilan jalan memutar.

Kembali Jangka Panjang

Tapi formasi modal adalah usaha untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang dengan mengadopsi lebih banyak rancangan dan metode produksi yang canggih. Setelah oven siap dan berjalan, tukang roti bisa mengeluarkan lebih banyak dan roti yang lebih baik dengan sedikit usaha. Hasil imbal balik yang lebih tinggi sama sekali tidak dijamin, karena metode rancangan yang dipilih dapat berubah menjadi salah arah dan perhitungannya salah.

Dalam skenario terbaik, hanya metode yang menghasilkan produktivitas lebih besar yang akan diterapkan secara luas. Karena hanya metode dan proses produksi terbaik yang menang dalam sistem persaingan, struktur produksi yang lebih padat modal akan menghasilkan lebih banyak output daripada yang tidak terlalu padat modal. Wilayah ekonomi yang semakin makmur, semakin padat struktur produksi produksinya. Kenyataan bahwa generasi yang saat ini hidup di masyarakat kita dapat menikmati standar hidup yang tinggi seperti itu adalah hasil dari beberapa dekade atau bahkan berabad-abad akumulasi modal budaya dan ekonomi kita.

Namun, begitu persediaan modal telah dibangun, itu sama sekali tidak abadi. Modal benar-benar bersifat sementara; ia habis, habis dalam proses produksi, atau menjadi sangat usang. Modal yang ada membutuhkan reinvestasi rutin berulang, yang biasanya dapat didanai langsung dari hasil yang dihasilkan dari modal. Jika reinvestasi terbengkalai karena seluruh output atau lebih dikonsumsi, hasilnya adalah konsumsi modal.

Konsumsi Modal

Bukan hanya berkurangnya pemahaman tentang sifat modal yang membawa kita untuk mengkonsumsinya tanpa menyadarinya. Ini juga merupakan kerangka ekonomi riil yang tanpa disadari mendorong kita untuk melakukannya.

Pada tahun 1971, sistem uang kita terpotong lepas dari jangkar emas, dan kita memasuki “era uang kertas.” Pemotongan ikatan terakhir pada emas adalah kesalahan fatal. Antara lain, hal itu telah memicu ketidakstabilan suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara suku bunga menunjukkan volatilitas yang relatif kecil asalkan uang masih terkait dengan emas, mereka melonjak secara dramatis setelah 1971, mencapai puncaknya sekitar 16 persen pada tahun 1981 untuk Treasury AS 10 tahun, sebelum memulai penurunan yang berlanjut hingga hari ini. Ini adalah penurunan suku bunga yang sangat besar selama 35 tahun terakhir yang secara bertahap mengikis persediaan modal.

Tabungan menjadi tidak ekonomis, dan tidak ada formasi modal tanpa tabungan. Jika pendapatan tersebut dari tabungan, atau lebih tepatnya pengembalian bunga pada tabungan, membeli lebih sedikit dan lebih sedikit barang-barng konsumen, akan menjadi kurang dan kurang berguna untuk menabung. Setiap pensiunan yang hidup dari pendapatan tetap tahu bahwa pendapatan dari tabungan telah menurun, terutama sejak krisis keuangan terakhir.

Begitu nol atau bahkan wilayah suku bunga negatif tercapai, pengembalian modal yang tersimpan tidak lagi cukup besar untuk melanjutkan hidup, apalagi mempertahankan standar hidup yang layak. Untuk mengejar kekurangan pendapatan tersebut, modal yang ditabung harus dikonsumsi untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang. Orang harus menggali prinsip menjaga agar arus kas tetap positif.

Karena tren multi dekade ini, kita melihat konsumsi modal di mana-mana hari ini, dalam membusuknya infrastruktur publik seperti jalan dan bandara serta fasilitas produksi swasta di Rust Belt.

Selain itu, kebijakan untuk mengurangi kepentingan secara artifisial seperti yang diatur oleh bank sentral menyebabkan pemborosan sumber daya dan tabungan dan oleh karena itu mendorong konsumsi modal. Bayangkan ribuan rumah yang belum selesai selama krisis subprime terakhir tersebut. Usaha manusia dan sumber daya fisik hilang selamanya.

Di sisi lain, revolusi IT, serta penyertaan dan pengembangan ekonomi di Eropa Timur dan Asia, telah meningkatkan produktivitas secara global dan melawan kekuatan inflasi dan penipisan modal di dunia maju tersebut. Tanpa kekuatan penangkal ini, perlu membatasi konsumsi di negara-negara Barat pada waktu lama yang telah lalu.

Selain itu, semua negara yang membanjiri redistribusi kesejahteraan tersebut, yang terus-menerus menggeser dan mengalokasikan kembali sejumlah besar modal baik secara langsung melalui pajak atau secara tidak langsung melalui sistem moneter, berhasil mengatasi dampak konsumsi modal, sampai batas tertentu. Kita tidak tahu berapa lama lagi proses ini bisa berlanjut, tapi begitu persediaan modal habis, akan terlambat untuk menyesal. (ran)

Ronald-Peter Stöferle adalah managing partner dan manajer portofolio di perusahaan manajemen aset Eropa Incrementum AG.

Badai Tropis Okchi Menewaskan 14 Jiwa di India, Masih Banyak Warga Hilang

0

Epochtimes.id- Badai tropis Ockhi menerjang ke pulau-pulau Lakshwadeep di barat daya India pada Sabtu (2/12/2017) setelah menerjang negara bagian Kerala dan Tamil Nadu, India.

Laporan Reuters menyebut sejauh ini sekitar 14 jiwa dengan terdiri sejumlah nelayan masih dikhawatirkan terjebak di laut.

Pihak berwenang termasuk National Disaster Management Authority (NDMA), Penjaga Pantai dan Angkatan Laut India telah menyelamatkan sekitar 223 nelayan dan mengevakuasi ribuan orang dari daerah yang terkena topan.

Anak perempuan menarik gerobak dorong karena penghuni lain memasang penghalang di pintu masuk rumah mereka untuk menghentikan masuknya air laut, setelah banjir yang disebabkan oleh Topan Ockhi di desa pesisir Chellanam di negara bagian selatan Kerala, India, 2 Desember 2017. (Reuters / Sivaram V)

Beberapa pejabat dilansir Reuters mengatakan saat ini mereka melanjutkan operasi penyelamatan dan pencarian.

Laporan media setempat menyebutkan, Perdana Menteri Narendra Modi telah berbicara dengan Menteri Utama di Tamil Nadu, meyakinkannya untuk mendukung operasi termasuk dana yang diperlukan.

Ockhi diperkirakan akan melakukan perjalanan ke utara menuju Mumbai dan Gujarat dalam 48 jam ke depan. Demikian laporan Direktur Meteorologi India (IMD) S. Sudevan di Trivandrum, meskipun kemungkinan kekuatannya terus melemah.

Orang-orang makan di sebuah kamp bantuan. Mereka dievakuasi dari rumah mereka, setelah banjir yang disebabkan oleh Topan Ockhi di desa pesisir Chellanam di negara bagian selatan Kerala, India, 2 Desember 2017. (Reuters / Sivaram V)

“Intensitas angin bisa turun dan topan bisa berubah menjadi depresi,” kata Sudevan.

Dia menambahkan bahwa nelayan telah diberi peringatan tidak pergi ke laut selama beberapa hari ke depan karena ketinggian gelombang laut cenderung mencapai 3-5 meter. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Sehari Gunung Sinabung 3 Kali Erupsi dan 55 Gempa Guguran, Waspada Lahar Dingin

0

Epochtimes.id- Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tingkat aktivitas Gunung Sinabung di Sumatera Utara masih berada pada Level IV (Awas).

Gunung  Sinabung yang memiliki ketinggian 2460 meter dari pemrukaan laut dari Kamis sampai Sabtu pagi visual gunungapi teramati jelas sebagian namun umumnya tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati karena gunung tertutup kabut.

PVMBG mencatat angin bertiup lemah-sedang ke arah selatan dan barat. “Melalui rekaman seismograf tercatat 3 kali erupsi letusan dan 55 gempa guguran. Secara visual tinggi kolom abu tebal tekanan sedang  teramati 700 m,” laporan tertulis PVMBG, Sabtu (2/12/2017).

Guguran lava juga teramati sejauh 500-1000 m meluncur ke lereng arah selatan, tenggara, timur. Erupsi tidak disertai oleh awan panas guguran. Bendungan di Sungai Laborus terbentuk akibat penumpukan endapan awan panas masih berpotensi menyebabkan lahar atau banjir bandang kalau bendungan jebol.

Sebagai langkah rekomendasi, PVMbG meminta masyarakat/pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan secara sektoral dari puncak dalam jarak 7 km ke selatan-tenggara, 6 km ke tenggara-timur dan 4 km timur-utara.

PVMBG mengingatkan telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim di hilir di sekitar daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Kegiatan Gunungapi Sinabung Sumatera Utara yang merupakan salah satu gunungapi paling aktif di Indonesia saat ini, kegiatan erupsi masih berlangsung sejak Tahun 2013.

Hasil pengukuran volume kubah lava yang dilakukan terakhir kali pada tanggal 13 November 2017 pukul 07:21 WIB dan yang berpotensi menjadi awan panas guguran dan guguran lava adalah sekitar 1,68 juta m3.

Terjadi pembendungan Sungai Laborus oleh endapan awan panas sejak tanggal 10 April 2017 yang lalu meluncur sejauh 3,5 km dan luncuran awan panas Tanggal 2-3 Agustus 2017 sejauh 4,5 km ke lereng Tenggara dan Timur mencapai Sungai Laborus.

Pemeriksaan terakhir Tanggal 28 April 2017 dan pasca luncuran awan panas 02 Agustus  2017 menunjukkan ukuran (lebar, panjang, dan luas) Danau Laborus bertambah  besar.

Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus mengirimkan Tim Tanggap Darurat ke Sinabung untuk memperkuat kegiatan pemantauan secara menerus 24 jam per hari, berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan setempat (BPBD, TNI, POLRI), maupun melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat setempat. (asr)

Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu (9)

0

Editorial

Lebih dari seratus tahun silam, roh-roh paham komunis muncul di atas langit Eropa. Sejak dikeluarkannya The Communist Manifesto, lalu munculnya Paris Commune, sampai berdirinya rezim Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok dan partai komunis lainnya, tren pemikiran komunis sempat merajalela beberapa saat.

Ideologi manusia telah membentuk dua kubu besar yang saling bertentangan yakni otoritarian komunis dan demokrasi liberal.

Sejarah selama lebih dari seabad menunjukkan, di mana pun tren komunis merah bercokol, pasti selalu disertai peperangan dan kekacauan, kelaparan, pembantaian dan teror.

Gerakan komunisme telah menghancurkan peradaban manusia yang berusia ribuan tahun, dan menyebabkan 100 juta orang mati secara tidak wajar, dan lebih banyak dari jumlah itu yang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun mental.

Penipuan tentang “surga dunia” telah menyebabkan milyaran jiwa terjerambab ke “neraka dunia”.

Penindasan terhadap agama/kepercayaan, penghancuran terhadap norma moralitas, pengrusakan terhadap lingkungan dan alam, telah menimbulkan dampak yang buruk dan sangat mendalam.

Di tengah proses keruntuhan paham komunis sekarang ini, masih banyak orang berkhayal, bahkan menyangkal kehancurannya, paham komunis masih terus bermunculan di tengah masyarakat liberal dengan wujud yang berbeda.

Oleh karena itu, mengenali sifat dasar ideologi paham komunis, dan menolak bencana yang akan ditimbulkan oleh pikiran komunis, sangatlah penting bagi setiap orang di semua negara.

baca  Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Pertama

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kedua

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Ketiga

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Keempat

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kelima

baca Komunsime Bukan Jalan keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Keenam

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Ketujuh

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kedelapan

(a) Teori ekonomi yang anti-tradisional

Di masyarakat tradisional Tiongkok mengutamakan “ Pria boleh senang akan harta, tapi mengunduhnya harus dengan jalan yang benar”.

Manusia seharusnya rajin bekerja dengan dibekali ketrampilan dan kearifan untuk menghidupi diri sendiri, berdagang juga harus bertransaksi dengan adil dan tidak membohongi siapapun.

Namun, policy ekonomi “Komunisme” pada hakikatnya adalah “Perampokan” dan “Perampokan terselubung”.

Meskipun di dalam masyarakat normal hari ini, siapakah yang rela harta kekayaan legal yang diperolehnya dari hasil jerih payah dirampas begitu saja oleh orang lain?

Orang-orang bertitik-tolak dari kebajikan dan belas kasih, beramal menolong orang lain, ini adalah manifestasi dari sifat kebaikan manusia. Tetapi, jika suatu kekuasaan negara atau siapapun yang merampas harta kekayaan legal orang lain dengan terang-terangan, maka hal ini telah melanggar sifat dasar kemanusiaan dan Hukum Langit.

Hingga saat ini, segala macam pembongkaran paksa, menarik pajak tinggi terhadap perusahaan dalam dan luar negeri, menarik biaya untuk infrastruktur jalan dan jembatan, segala denda yang ngawur, penjarahan terhadap lingkungan alam, “Pembajakan” merk terkenal dunia dan dumping terhadap luar negeri yang dilakukan oleh PKT, adalah kelanjutan dari pemikiran “perampokan”.

Di masyarakat Barat, demi melindungi persaingan bebas yang adil, undang-undang harus menegakkan keadilan, oleh karena itu meskipun harus membuat undang-undang baru, nilai intinya juga harus selaras dengan moralitas tradisional dan hukum dari negara-negara tersebut.

Ini juga menunjukkan bahwa meskipun bentuk sosial dan ekonomi sedang mengalami perubahan, tapi nilai-nilai negara-negara Barat tetap adalah stabil  dan tradisi.

Sebaliknya “Perampokan” partai komunis sama sekali tidak memiliki keadilan, teori ekonomi komunis semacam ini, tidak dapat diterima oleh masyarakat tradisional Tiongkok maupun masyarakat bebas modern.

 (b) Konsepsi moralitas yang ‘anti-kemanusiaan’

Moralitas adalah standar untuk mengukur “benar –  salah,  baik dan jahat”, karena berasal dari perintah Allah atau kitab suci agama, maka juga disebut sebagai “Nilai Universal”.

Aliran Buddha berpendapat bahwa dalam sifat manusia terdapat sifat kebuddhaan dan sekaligus memiliki sifat keiblisan, yakni baik dan jahat eksis bersamaan.

Semua keyakinan ortodoks adalah demi mengekang dan menghilangkan sifat keiblisan, memperkaya dan memperkuat sifat kebuddhaan manusia. Ketika sifat keiblisan disingkirkan tuntas maka manusia baru dapat kembali ke Surga.

Bagian kebajikan dalam sifat manusia adalah bawaan sejak lahir, itu sebabnya orang Tiongkok menyebut pengetahuan intuitif sebagai “nurani Ilahi’.

Sementara itu partai komunis membuat seperangkat sistem moralitas sendiri yang mereka sebut sebagai “Moralitas Komunisme”.

Sebuah bagian penting dari “Moralitas Komunisme” ini adalah menciptakan dan melatih ‘Kebencian’, seperti yang dikatakan oleh Lei Feng “menghadapi musuh harus tanpa belas kasih laiknya musim dingin yang ganas”.

Di tahap perebutan kekuasaan, partai komunis membutuhkan penciptaan kebencian terhadap penguasa pada saat itu; setelah selesai merebut kekuasaan, dibutuhkan penciptaan kebencian diantara rakyat untuk mencegah massa menyatu dan membentuk kekuatan melawan partai komunis.

Oleh karena itu, Mao Zedong telah mengemukakan “teori melanjutkan revolusi di bawah kediktatoran proletariat.”; “perjuangan kelas harus dikatakan setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun”; “Revolusi Kebudayaan perlu diulang setiap 7 hingga 8 tahun” dan lain sebagainya.

Penulis Inggris George Orwell pada karangannya yang berjudul “1984” menggambarkan pemandangan seperti ini: Orang-orang di negara komunis setiap hari pukul 11 siang harus berkumpul untuk mengadakan upacara pelatihan kebencian selama dua menit, menghadap musuh partai yang muncul diatas layar, mereka berteriak dan memaki untuk melampiaskan rasa ketakutan dan kemarahan dalam hati.

Adegan yang tampaknya tidak masuk akal ini, selama lebih dari 60 tahun ini, nyatanya selalu muncul dalam bentuk yang lain dalam negara komunis.

Pada saat Revolusi Kebudayaan, massa mengritik dan mengganyang dengan angkara murka, berteriak “hancurkan si kepala anjing xxx”, hingga aksi “penindakan keras” pasca Revolusi Kebudayaan, sampai mendiskreditkan mahasiswa sebagai “pengacau 4 Juni”, juga ada fitnahan yang ditujukan kepada praktisi Falun Gong yang meyakini “Sejati, Baik, Sabar”.

Terkadang ada penambahan pertunjukan nasionalisme, seperti berbagai macam serangan artikel dan ancaman militer yang ditujukan pada Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat yang dituduh sebagai “kekuatan anti-Tionghoa” yang memiliki “niat tak pernah padam untuk memusnahkan saya”, semua ini terkait erat dengan “Kebencian” yang dipupuk oleh PKT.

Setiap kampanye partai komunis pasti diawali dengan memicu kebencian, melalui mesin propaganda mendiskreditkan lawan-lawannya sebagai “Golongan kapitalis”, “Rivisionisme”, “Lima jenis golongan Hitam”, “Pengkhianat”, “Aliran sesat” dan lain-lain, mencari dalih demi menindas.

Pada saat yang sama juga melalui cara ini merusak moral manusia secara sistematis, melenyapkan empati dan penilaian waras mengenai manusia.

Tidak hanya itu, juga menggunakan cara ‘setiap orang menentukan sikap’, agar setiap orang ikut ternodai oleh hutang darah penindasan, setidaknya adalah hutang darah secara moril.

Lenin mengatakan: “Kediktatoran kaum proletariat bukanlah akhir dari perjuangan kelas, melainkan adalah kelanjutan dari perjuangan kelas dalam bentuk yang baru.” Hal ini menjelaskan bahwa pelatihan kebencian partai komunis harus terus menerus dilakukan.

Berbagai macam gerakan politik partai komunis selain menciptakan teror juga berusaha menghancurkan moralitas bawaan umat manusia yakni menghancurkan hati nurani.

Di bawah sistem totaliter komunis, bayi yang setelah lahir harus diubah menjadi sosok ‘bukan manusia’ yang sudah kehilangan rasa iba dan penilaian salah dan benar.

Oleh karenanya, “Sifat Kepartaian” diatas segalanya yang dipropagandakan PKT mematikan akal budi manusia, dia adalah “Anti-Kemanusiaan.” (LIN/whs/asr)

Bersambung

Apa yang Terjadi Setelah Bangsa Lari dari Komunisme?

0

Oleh Daniel J. Mitchell

Pertumbuhan ekonomi meningkat seiring dengan kebebasan

Selama tahun peringatan 100 tahun komunisme ini kami diingatkan akan jumlah korban tewas ideologi jahat tersebut. Banyak bekas negara komunis merayakan pelarian mereka dari perbudakan komunis, dan hampir tiga dekade setelah jatuhnya Tirai Besi tersebut, negara-negara yang paling memiliki kebebasan memiliki yang terbaik.

James Gwartney dan Hugo Montesinos dari Florida State University menganalisis kinerja ekonomi dari negara-negara bekas Blok Soviet, yang disebut sebagai negara yang sebelumnya terpusat atau negara-negara FCP, dari tahun 1995 sampai 2015.

Semakin banyak negara beralih dari perencanaan pusat, semakin banyak mereka tumbuh, terutama jika mereka memperoleh nilai yang layak dari Economic Freedom of the World index (EFW), indeks Kebebasan Ekonomi Dunia, yang diterbitkan oleh Fraser Institute, sebuah kelompok pemikir Kanada. Ini mengukur kebebasan ekonomi di lima bidang kebijakan utama: kebijakan fiskal, perdagangan, kebijakan moneter, peraturan, dan kerangka hukum. Gwartney dan Montesinos menulis dalam penelitian mereka:

Catatan ekonomi negara-negara FCP selama 1995-2015 sangat mengesankan. Hal ini terutama berlaku untuk tujuh negara FCP yang paling banyak beralih ke liberalisasi ekonomi. Pertumbuhan rata-rata GDP per kapita riil dari tujuh negara ini melebihi 5 persen selama 1995-2015. GDP per kapita riil meningkat dua kali lipat di enam dari tujuh negara selama dua dekade ini … Tujuh negara ini – Georgia, Estonia, Lituania, Latvia, Rumania, Armenia, dan Albania – memiliki rangkuman rating Freedom of the World
(EFW) 7,5 atau lebih tinggi pada tahun 2015.

Itu tidak jauh lebih rendah dari rating Amerika Serikat di 7,94. Hong Kong berada di peringkat tertinggi di 8,97.

Karena negara-negara ini mulai tumbuh dari basis yang lebih rendah, mereka tumbuh tiga kali lebih cepat dari negara-negara berkembang Eropa berpenghasilan tinggi. Fenomena ini disebut konvergensi.

Namun, konvergensi cepat hanya mungkin dengan kebijakan pemerintah yang tepat dan tingkat pertumbuhan lebih rendah di negara-negara FCP dengan jumlah liberalisasi ekonomi yang lebih rendah.

Jadi, PDB per kapita tumbuh 4,54 persen per tahun selama periode 20 tahun di negara-negara dengan kebijakan bebas yang mempromosikan pertukaran sukarela serta membuka masuk ke pasar namun hanya tumbuh 3,30 persen di negara-negara dengan kebijakan bebas paling sedikit. Akibatnya, pendapatan negara-negara yang lebih bebas berkonvergensi lebih cepat dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, tulis Gwartney dan Montesinos.

Rasio PDB per kapita rata-rata dari kelompok yang paling bebas secara ekonomi dibandingkan dengan ekonomi berpenghasilan tinggi lebih dari dua kali lipat, melonjak dari 19,9 persen di tahun 1995 menjadi 40,6 persen pada tahun 2015.

Georgia dan negara-negara Baltik telah melakukannya dengan sangat baik, meningkatkan persentase pendapatan mereka dibandingkan dengan negara-negara Barat dari 6,7 persen menjadi 20,3 persen dalam kasus Georgia dan dari 33 persen menjadi 61,6 persen dalam kasus Estonia. Polandia dan Slovakia memiliki skor EFW yang sedikit lebih rendah namun juga memusatkan perhatian dengan cepat berkat beberapa kebijakan yang baik.

Melihat kelompok terbawah dalam hal nilai EFW, sangat menyedihkan melihat Ukraina melakukannya dengan buruk, tapi itu adalah hasil yang dapat diprediksi mengingat hampir tidak adanya kebebasan ekonomi di negara yang tidak beruntung itu.

Moral yang jelas dari cerita ini adalah bahwa negara-negara akan tumbuh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak kemakmuran jika mereka mengikuti resep pasar bebas dan batasan pemerintahan di dalam konteks lima bidang kebijakan utama tersebut.

Ruang untuk perbaikan

Dan dalam kategori terakhir (yang mengukur faktor-faktor seperti hak kepemilikan, peraturan hukum, dan korupsi pemerintah) di mana semua negara FCP masih memiliki beberapa tantangan untuk dilakukan sesuai dengan Gwartney dan Montesinos:

Negara-negara FCP … memiliki kekurangan besar: sistem hukum mereka lemah dan sedikit kemajuan telah dicapai di bidang ini. Mengingat latar belakang sejarah mereka, ini tidak mengherankan. Di bawah sosialisme, sistem hukum dirancang untuk melayani kepentingan pemerintah. Hakim, pengacara, dan pejabat peradilan lainnya dilatih dan diberi penghargaan karena melayani kepentingan pemerintah. Perlindungan hak individu dan bisnis dan organisasi swasta tidak penting di bawah sosialisme.

Sayangnya, walaupun kita memiliki diagnosis, kita tidak benar-benar memiliki penyembuhan sederhana, karena tidak mudah mengubah budaya kelas politik suatu negara sosialis tersebut. (ran)

Daniel J. Mitchell adalah seorang ekonom yang berbasis di Washington yang mengkhususkan diri pada kebijakan fiskal. Artikel ini pertama kali terbit di International Liberty.

Salah Satu Gunung Berapi Paling Mematikan di Eropa Pun Ikut Terbangun

0

Salah satu gunung berapi yang paling kuat di Eropa mulai terbangun dari tidur panjangnya.

Öræfajökull, gunung berapi terbesar dan paling aktif di Islandia, menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mulai aktif setelah berabad-abad.

Para ilmuwan telah mendeteksi aktivitas panas bumi yang berasal dari gunung berapi tersebut, yang membuat pihak berwenang Islandia menyatakan bahwa mereka tidak lagi yakin itu tidak aktif, lapor Iceland Magazine.

Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa “kawah es” sepanjang 1 kilometer telah terbentuk di kaldera gunung berapi tersebut, kawah besar yang mirip lekukan akibat terjadi penurunan berada di puncaknya.

Para ilmuwan percaya bahwa kaldera tersebut telah mengeluarkan air panas bumi, yang terdeteksi mengalir ke sungai glasial di dekatnya. Bau sulfat khas juga telah diperhatikan.

Airlines telah diberi “peringatan kuning” karena “alasan keamanan karena kami tidak terlalu tahu tentang Öræfajökull atau bagaimana berperilaku sejak kunjungan terakhir tahun 1727 dan sebelum tahun 1362,” kata Bryndís Gísladóttir, seorang spesialis sumber daya alam kepada Morgunbladid.

Öræfajökull terakhir meletus pada tahun 1727 dalam apa yang para ahli katakan adalah letusan paling mematikan kedua dalam sejarah Islandia.

Pada tahun 1362 letusan semburan uap dilaporkan telah membunuh semua penduduk hingga 40 peternakan yang berada di dekat gunung berapi tersebut.

https://www.facebook.com/Natturuva/posts/1984014795145951

Kantor Meteorologi Islandia mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Meskipun telah ada aktivitas panas bumi yang signifikan di kaldera Öræfajökull, tidak ada tanda-tanda letusan gunung berapi yang akan terjadi.

“Ada ketidakpastian yang cukup besar tentang bagaimana situasinya akan berkembang. Kantor Meteorologi Islandia tersebut secara kontinyu memantau kawasan sepanjang waktu melalui pengamatan seismik.”

International Business Times melaporkan bahwa jika Öræfajökull meletus, hal itu dapat mempengaruhi dua daerah wisata paling populer di Islandia, yang terletak di dekat gunung berapi tersebut. (ran)

Sebab Akibat Amerika Serikat Menolak Status Ekonomi Pasar Tiongkok Menurut Sejumlah Pakar

0

oleh Yi Rong

Amerika Serikat telah menyampaikan dokumen kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang isinya menyangkut penolak untuk mengakui status ekonomi pasar Tiongkok.

Mengapa Amerika Serikat menolak untuk mengakui ? Apakah hal ini akan membawa dampak bagi perusahaan dan ekonomi Tiongkok ? Lebih lanjut, apakah akan mempengaruhi hubungan AS – Tiongkok ? Mari kita ikuti analisa dari sejumlah pakar sebagai berikut :

‘Wall Street Journal’ melaporkan bahwa pemerintah AS telah secara resmi menolak bila WTO memberikan perlakuan yang sama dalam menentukan status ekonomi pasar Tiongkok sebagaimana yang diminta oleh pemerintah Beijing.

Keputusan tersebut sudah disampaikan pemerintah AS kepada kantor pusat WTO yang berada di Jenewa pada pertengahan bulan Nopember, dan baru diumumkan pada 30 Nopember.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pembantu Trump sebelumnya telah mengisyaratkan sikap AS tentang masalah ini. Dan Serikat Buruh AS pada bulan Maret lalu juga mendesak pemerintah Trump untuk tidak mengakui status ekonomi pasar Tiongkok.

Ekonom Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat, Xia Yeliang mengatakan : “Setelah bergabung di WTO pada tahun 2001, Tiongkok berjanji akan menurunkan tarif impor barang secara umum dari tarif sebelumnya yang beragam menjadi sekitar 15 %. Tarif impor kendaraan roda 4 dari sebelumnya 250 % diturunkan menjadi 50 % bahkan 25 %. Termasuk juga membuka kesempatan investasi di bidang keuangan, bidang komunikasi, kemudian di bidang hiburan dan sebagainya. Tetapi janji-janji itu belum dipenuhi.”

resiko investasi tiongkok
Kapal-kapal di Pelabuhan Gwadar Paksitan di Laut Arab. Perusahaan Pelabuhan Luar Negeri Tiongkok menyewakan pelabuhan sampai tahun 2059 dan telah mulai mengembangkannya. Tiongkok berusaha untuk mengamankan jalur perdagangan laut di sepanjang jalur yang disebut Jalan Sutra Maritim, dan pelabuhan Pakistan merupakan bagian penting dalam teka-teki tersebut. (J. PATRICK FISCHER / CC BY-SA)

Gurubesar University of South Carolina Aiken School of Business Xie Tian mengatakan : “Dia itu bukan ekonomi pasar, dia itu sebenarnya adalah ekonomi yang dikendalikan pemerintah, adalah ekonomi yang cacat, bukan ekonomi pasar.”

“Sebelumnya, cara yang dilakukan pemerintah AS pada dasarnya adalah kurang tegas, hanya menebarkan beberapa isu tetapi tidak benar-benar melakukan langkah penolakan. Kali ini berbeda, Amerika Serikat secara tegas menyampaikan sikapnya kepada WTO.”

‘WSJ’ menyampaikan, bila Tiongkok digolongkan sebagai negara ekonomi non-pasar, maka anggota WTO dapat menggunakan harga patokan internasional untuk menilai harga ekspor barang-barang Tiongkok apakah termasuk dumping. Dengan demikian komoditas ekspor Tiongkok bisa terkena tarif lebih tinggi.

Xie Tian mengatakan : “Bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok, komoditas yang diekspor ke Amerika atau Eropa akan dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi. Mungkin saja mencapai 50 %, 80 % atau bahkan tarif hukuman yang 100 %.”

“Dengan demikian tidak ada keuntungan lagi. Kalau pun pemerintah Tiongkok mau memberikan subsidi juga sulit, merugi sudah pasti. Oleh karena itu, dampaknya negatifnya selain membawa kerugian bagi perusahaan juga bagi pemerintah. Karena ekonomi Tiongkok dan devisa negara sebagian besarnya masih tergantung pada hasil ekspor komoditas.”

ekonomi tiongkok
Seorang pekerja membersihkan bagian mesin diesel di Qingdao, Tiongkok, 29 Agustus 2017. Perekonomian Tiongkok baru-baru ini kuat namun Daniel Lacalle berpendapat akan ada harga yang harus dibayar. (STR / AFP / Getty Images)

Bulan Desember tahun lalu. pemerintah Tiongkok menyatakan sudah selayaknya WTO memberikan pengakuan atas status ekonomi Tiongkok karena sudah 15 tahun bergabung dengan organisasi tersebut.

Tetapi baik AS, Eropa dan negara lainnya menilai bahwa Tiongkok masih gagal dalam menerapkan kebijakan pasar yang terbuka. Pemerintah Tiongkok kemudian mengajukan klaim ke tribunal WTO, meminta AS dan Uni Eropa untuk mengakui status ekonomi Tiongkok.

Xia Yeliang mengatakan : “Untuk memberikan penilaian status ekonomi Tiongkok yang lebih tepat, sejumlah negara meminta penilaian berkala setiap 1 atau 2 tahun sekali. Tetapi hasil evaluasi ulang pada dasarnya masih sama, jadi masih saja tergolong status yang non-ekonomi pasar”.

Kepada Kantor Bantuan Usaha Kementerian Perdagangan Tiongkok, Wang Hejun sebelumnya juga mengkritik AS karena tidak mau mengakui status ekonomi pasar Tiongkok. Dengan pendekatan ‘negara alternatif’ untuk memutuskan dumping, dan baru-baruvini AS kembali mengancam akan terus menolak memberikan status ekonomi Tiongkok karena khawatir akan merusak keseriusan dan kewenangan peraturan WTO.

Industri di Tiongkok (Greg Baker/AFP/Getty Images)

“Hubungan Tiongkok-AS sekarang sebagian besar dibangun di atas kepentingan ekonomi dan perdagangan. Jika masalah status ekonomi ini terus mengambang, apalagi jika (di kemudian waktu) Tiongkok dianggap negara yang memanipulasi mata uangnya, adanya sanksi perdagangan yang diterapkan kepadanya.”

“Ini juga termasuk peraturan no. 301, termasuk hambatan tarif tinggi atau hambatan non tarif, termasuk baru-baru ini memutuskan untuk mengulangi kembali investigasi, atau membiarkan Amerika Serikat melakukan investigasi dual on sendiri, yang disebut investigasi ganda mereka yang mengacu pada penyelidikan anti-dumping dan anti-subsidi, sehingga rangkaian operasi ini akan menyulut perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat,” demikian penjelasan Xia Yeliang.

pelaran uang besar ke luar negeri
Setumpuk dolar A.S. bersama dengan tumpukan 100 catatan yuan Tiongkok di sebuah bank di Kota Hefei di Propinsi Anhui, Tiongkok timur, pada tanggal 9 Maret 2010. (STR / AFP / Getty Images)

Xie Tian mengatakan : “Jika pemerintah Tiongkok menolak untuk melepas tali kendali atas ekonomi mereka, dan menolak melepas kontrol terhadap kepentingan kelompok. AS yang ekonominya sedang menguat saat ini pasti tidak mau mengalah, meskipun keputusan WTO tidak menguntungkan AS, saya pikir rezim Trump bisa saja minta keluar dari organisasi itu.”

Menurut Xie Tian bahwa kalau pun AS menarik diri dari WTO, ia masih dapat menemukan produk murah yang diimpor dari negara lain, tetapi Tiongkok akan kehilangan pasar Amerika, membuat ekonominya melemah. Dan ketika ekonomi Tiongkok menghadapi masalah besar, Partai Komunis Tiongkok akan punah. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv

Penumpang Bus Ini Ditahan Polisi Gara-gara Mengenakan Kaos Kaki Berbau Busuk, Begini Kejadian Lengkapnya

0

Epochtimes.id- Seorang pria asal India harus menjadi penghuni sementara di Kantor Polisi  gara-gara tuduhan melanggar ketentuan-ketentuan ‘menyebabkan gangguan publik.’

Peristiwa tersebut terjadi ketika penumpang-penumpang lainnya di bus tersebut keberatan setelah pria itu melepaskan kaos kaki dan sepatu di bus yang sedang dia tumpangi.

Kenapa hanya gara-gara melepaskan kaos sampai bertengkar dan berurusan dengan kantor polisi?

Melansir dari Hindustantimes.com, seorang turis lokal dari Bihar, India yang sedang melakukan perjalanan dari Dharamshala ke Delhi dengan menumpangi bus harus berurusan dengan polisi gara-gara kaos kaki berbau.

Pria ini ditahan karena melanggar pasal UU setempat “menyebabkan gangguan publik” setelah dia diduga terlibat pertengkaran dengan sesama penumpang soal kaos kaki yang busuk.

Insiden tersebut terjadi pada malam sekitar 26- 27 November ketika pria ini, Prakash Kumar (27) di dalam bus dan lalu melepaskan sepatu dengan menyisakan kaos kaki yang melekat pada kakinya.

Dikarenakan tidak tahan bau busuk yang berasal dari kaos kakinya, para penumpang pun meminta pemuda tersebut untuk memasukkan kaos kakinya ke dalam tas atau membuangnya.

Walau bagaimana pun, Kumar, menolak untuk melakukan keduanya.

Hingga akhirnya mengakibatkan perdebatan sengit antara dia dan penumpang lainnya.

Bahkan sopir dan konduktor harus berhenti hingga dua atau tiga kali untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka juga meminta Kumar untuk membuang kaus kakinya tapi dia menolak.

Penumpang kemudian memaksa pengemudi dan konduktor untuk menepi ke kantor polisi Bharwain di distrik Una.

Para penempung pun mengajukan laporan atas kasus Kumar yang enggan membuang kaos kakinya.

Polisi akhirnya menerima aduan kasus ini atas pelanggaran menyebabkan gangguan publik oleh Kumar pada 27 November. Dia kemudian dibebaskan dengan jaminan oleh hakim agung.

Superintendent of police, Una, Sanjeev Gandhi dikonfirmasi media membenarkan Kumar telah diadukan dari rekan penumpang. Dia mengatakan Kumar juga sempat berseteru di kantor polisi Bharwain.

Kemudian, Kumar kembali mengajukan aduan terhadap sesama penumpang yang disebut tak menuduh kaos kakinya tak berbau busuk tapi ternyata mereka hanya bertengkar dengan dia tanpa alasan. (asr)

Sumber : Hindustantimes.com/Dailypakistan

Retakan-retakan di Dalam Ekonomi Tiongkok

0

Setelah Kongres Nasional, Tiongkok semakin serius dalam reformasi, mengguncang pasar

Analisis Berita

Angka pertumbuhan PDB terakhir yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Tiongkok setelah Kongres Nasional baru-baru ini, tentu saja, sangat sempurna dan disesuaikan dengan harapan. Perekonomian Tiongkok tumbuh 6,8 persen pada kuartal ketiga, memberikan latar belakang yang bagus untuk kongres tersebut pada bulan Oktober. Sekarang setelah kongres selesai, bagaimanapun, dan Xi Jinping telah memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan, rezim tersebut semakin serius dalam reformasi, yang meresahkan pasar keuangan.

Indeks saham Shanghai Composite kehilangan 3,2 persen dalam hitungan hari karena sejumlah peraturan diumumkan pada 17 November oleh Komite Stabilitas dan Pengembangan Keuangan yang baru dibuat, sebuah regulator super di bawah pengawasan langsung Dewan Negara, kabinet Tiongkok. Ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang disebut shadow bank yang dapat memompa ke dalam ekonomi tanpa pengawasan dan kontrol oleh otoritas pusat.

“Bahkan pejabat Tiongkok mengakui masalah ini dan mengambil langkah untuk mengatasinya, sebuah perubahan penting mengingat pemerintah enggan mengakui adanya kelemahan dalam ekonomi Tiongkok,” firma riset Geopolitical Futures menulis sebuah catatan kepada kliennya.

Aset shadow banking ini bernilai sekitar $7,58 triliun, tergantung siapa yang menghitung. Uang tersebut memicu pemulihan ekonomi Tiongkok, setelah terjadi perlambatan pada tahun 2016, dengan menyalurkan kredit ke sektor real estat yang sedang booming, sementara bank-bank biasa mencapai batas pinjaman mereka.

Dan terlepas dari kenyataan tersebut mereka hanya menghasilkan sekitar seperlima dari sistem perbankan Tiongkok, sebuah kelegaan yang tidak menyenangkan dari aset-aset ini akan menimbulkan malapetaka, menurut Victor Shih, seorang profesor di University of California-San Diego.

“Meskipun ukuran bayangan pembiayaan relatif rendah terhadap sektor perbankan, pada 50 triliun [yuan], sebuah kebingungan yang membingungkan untuk aset di dunia bayangan dapat mengeja masalah serius bagi Tiongkok,” tulisnya dalam sebuah laporan untuk Mercator Institute for Tiongkok Studi.

Meskipun arus shadow banking masih tumbuh seiring dengan Kongres Nasional, pasar real estat telah mulai mereda akibat peraturan yang diluncurkan sepanjang 2017 yang secara khusus menargetkan kepemilikan properti. Naik 17 persen sepanjang tahun di kuartal pertama, penjualan ruang lantai residensial justru turun 2 persen pada kuartal ketiga.

“Pembatasan baru pada penjualan kembali properti dan dukungan yang memudar dari pembangunan kembali area kumuh akan terus membebani penjualan perumahan. Ini menjelaskan penurunan pertumbuhan investasi residensial,” tulis firma riset, TS Lombard, dalam sebuah laporan.

Kredit shadow banking sebagian besar terdiri dari pinjaman real estat, baik dalam bentuk hipotek atau pinjaman kepada pengembang. Jika pinjaman ini macet karena pasar berbalik ke selatan, akan bergejolak melalui sistem pinjaman tersebut, yang akhirnya mencapai bagian ekonomi lainnya, seperti pinjaman subprime A.S. pada tahun 2008.

Jika dana baru untuk menggulirkan kredit macet, sebuah praktik umum di Tiongkok, terputus karena peraturan, akan menjadi pukulan dua kali lipat.

“Namun tantangannya, adalah bahwa membatasi dana yang tersedia untuk industri real estat juga dapat menyebabkan krisis. Tugas sulit Tiongkok adalah mengurangi jumlah hutang di luar neraca sementara mencegah penurunan real estat yang bisa mengancam ekonomi,” tulis Geopolitik Futures.

Menggetarkan Pasar

Jadi, meski berlayar mulus sebelum Kongres Nasional, dua peraturan real estat dan pengelolaan aset sekarang menggetarkan pasar tersebut sekarang, terutama karena Xi selalu berbicara tentang mengurangi uang dan kredit dalam ekonomi namun tidak pernah bertindak.

Corong Partai Komunis People’s Daily menerbitkan beberapa opini editorial sampai tahun 2016 yang mengindikasikan bahwa rezim tersebut serius dalam reformasi. “Reformasi diputuskan setelah mempertimbangkan secara matang situasi ekonomi Tiongkok,” kata surat kabar tersebut mengutip orang dalam yang berwibawa namun tidak disebutkan namanya, yang diyakini secara luas sebagai Xi sendiri.

Perekonomian yang melambat dan tekanan di pasar valuta asing pada tahun 2016 memaksa tangan rezim tersebut, bagaimanapun, dan harus memompa gelembung properti lain untuk memastikan berlayar dengan mulus dalam siding tertutup politik pada bulan Oktober. Sekarang kekuatan Xi lebih kuat, pengumuman reformasi yang cepat membuatnya terlihat seperti dia tidak akan membuang lebih banyak waktu untuk mengatasi masalah hutang.

Dan pasar menganggapnya serius, karena bukan hanya pasar saham yang telah terjual habis. Real estat sudah mulai terpukul, dan sekarang semuanya mulai dari obligasi korporasi hingga obligasi pemerintah, juga mata uang Tiongkok yang kuat tersebut, gelisah. Ini awal tahun 2016 lagi, kecuali bahwa pasar global sepertinya tidak memperhatikan awan-awan di langit Tiongkok.

Dolar A.S. telah jatuh untuk sebagian besar tahun 2017, namun melonjak hampir 4 persen terhadap yuan menjelang kongres tersebut. Pada bulan Agustus 2015, sebuah langkah mengejutkan dengan besaran yang sama, yang dijuluki “devaluasi mini,” mengirim pasar-pasar global ke dalam penurunan tajam untuk sisa tahun tersebut hingga awal tahun 2016.

Obligasi korporasi Tiongkok juga telah terjual habis selama lebih dari satu tahun sekarang, dengan hasil obligasi tingkat atas tersebut naik dari sekitar 3 persen menjadi 5,3 persen selama 12 bulan terakhir. November saja melihat lonjakan hasil sebesar 0,33 persen, menurut sebuah laporan oleh Bloomberg.

Banyak pengamat telah menunggu gelembung hutang perusahaan Tiongkok yang sangat besar, yang membuat 165 persen dari PDB, meledak. Tapi, mirip dengan gelembung hutang pemerintah Jepang, itu belum pernah terjadi.

Dan meskipun hutang pemerintah Tiongkok hanya mencapai 48 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari rasio A.S. pada 106 persen, obligasi pemerintah juga telah terjual tajam dengan hasil pada catatan lima tahun mencapai 4 persen, tertinggi dalam beberapa tahun.

Sementara siklus deleveraging dapat dimulai dengan kredit shadow banking, puncak gunung es, adalah pemerintah yang pada akhirnya akan berakhir dengan hutang buruk jika rezim Tiongkok ingin menghindari krisis yang serupa dengan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 Pemerintah pusat dan bank sentral mengambil banyak hutang buruk dari bank swasta dan shadow banking, dan ini kemungkinan akan terjadi di Tiongkok, juga, meningkatkan rasio hutang terhadap PDB pemerintah di atas 100 persen.

Jadi, para pedagang menjual obligasi pemerintah dengan harapan pasokan baru masuk ke pasar, dan juga fakta bahwa beberapa investor harus menjual sekuritas likuid untuk menutupi kekurangan investasi yang tidak likuid, seperti produk shadow banking.

“Analis gelembung masa lalu juga meremehkan sejauh mana Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa mengendalikan hampir semua aspek sistem keuangan melalui komite partai di setiap institusi keuangan di Tiongkok. Kontrol ini mengurangi kemungkinan penjualan panik, yang sering memicu krisis,” tulis Shih.

Jadi, terlepas dari itu, rezim tersebut tampaknya serius dalam reformasi kali ini, dan retakan pertama di pasar muncul, krisis Tiongkok mungkin tidak akan pernah muncul. Pola tersebut akan serupa dengan koreksi Jepang di awal 1990-an. Namun, negara ini harus hidup dengan pertumbuhan PDB lebih rendah dari 6 persen di masa depan. (ran)

Arab Saudi Tembak Jatuh Rudal yang Ditembakkan dari Yaman

0

Epochtimes.id- Sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata milisi Houthi Yaman ke Arab Saudi ditembak jatuh pada hari Kamis lalu di dekat kota Khamis Mushait di barat daya.

Rudal balistik ini merupakan kedua kalinya ditembakkan dari Yaman pada bulan ini, setelah sebelumnya sebuah roket juga ditembak jatuh di dekat Bandara Raja Khaled di pinggiran utara ibukota Riyadh.

Koalisi pimpinan Saudi kini masih memerangi milisi Houthi di Yaman dengan menutup akses udara, darat dan laut dengan tujuan dimaksudkan untuk menghentikan kiriman senjata dari Iran.

Milisi Houthi kini menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Blokade tersebut telah mengurangi impor makanan dan menyebabkan tujuh juta orang berada di ambang kelaparan.

“Pertahanan udara menembak sebuah rudal balistik, ditembakkan oleh Houthi kepada Khamis Mushait,” demikian TV Channel Arab Saudi, Arabiya di akun Twitter-nya, tanpa memberikan rincian.

Houthi dan milisi sekutu yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, menembakkan puluhan rudal ke wilayah Arab Saudi selama perang sekitar 2 tahun ini.

Kantor berita resmi milisi ini mengatakan telah meluncurkan rudal balistik jarak menengah yang “mencapai target militer dengan presisi tinggi.”

SABA, mengutip sebuah sumber militer, menambahkan bahwa “uji coba yang berhasil adalah awal peluncuran rudal buatan lokal.”

Arab Saudi dan sekutunya, menerima bantuan logistik dan intelijen dari Amerika Serikat dengan menuduh Houthi menjadi wakil Iran.

Koalisi tersebut telah meluncurkan ribuan serangan udara terhadap Houthi yang masih menguasai banyak pusat utama Yaman termasuk ibukota Sanaa dan pelabuhan strategis dan kota Hodeidah.

Konflik tersebut telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan membunuh setidaknya 10.000 jiwa. (asr)

Sumber : Reuters

Subversi Multi Gerigi Rezim Tiongkok Mencengkeram Australia Dalam Kekuasaan

0

Suatu hari di akhir Mei 2005, utusan Tiongkok Chen Yonglin mengumpulkan istri dan anak perempuannya, keluar dari konsulat negaranya ke jalan-jalan di Sydney, dan membelot ke pihak berwenang Australia.

Telah kecewa dengan pelanggaran hak asasi manusia Partai Komunis yang meluas, Chen memiliki kabar buruk untuk diceritakan. Australia, katanya, merupakan rumah bagi 1.000 mata-mata Tiongkok. Dua tahun kemudian, Chen memberikan wawancara ekstensif dengan The Epoch Times yang merinci kampanye propaganda, penyuapan, dan pemerasan Beijing untuk mempengaruhi diaspora Tiongkok – Australia besar tersebut dalam mendukung agenda Partai Komunis.

Sejak itu, peringatan Chen Yonglin menjadi lebih relevan bagi orang Australia dan juga masyarakat Tiongkok.

‘Invasi Diam’

Dalam beberapa tahun terakhir, miliarder Tiongkok yang memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis telah menjadi sponsor utama politisi Australia, dan menjalankan kampanye berskala besar di media dan universitas yang menargetkan komunitas Tiongkok di luar negeri.

Ketika pemerintah Australia berjuang untuk mempelajari dampak pengaruh Beijing dan menerapkan pembatasan pengaruh asing dalam proses politiknya, wacana bebas mengenai fakta bahwa kepanjangan tangan Partai di Australia sedang mendapat tekanan.

“Bahkan kebebasan saya di Australia semakin terancam oleh soft power Tiongkok,” kata profesor Chongyi Feng dalam sebuah artikel yang dimuat di ABC News Australia. Feng adalah kritikus kuat rezim Tiongkok.

Sebelumnya pada 2017, Feng dilarang untuk kembali ke Australia, di mana dia tinggal, oleh pihak berwenang Tiongkok saat dia pergi ke Tiongkok untuk mengunjungi sanak saudara. Dia hanya diizinkan untuk kembali ke rumah setelah mendapat interogasi dengan berpura-pura membantu penyelidikan hukum.

Awal bulan ini, sebuah buku berjudul “Silent Invasion: How China Is Turning Australia into a Puppet State”, (Invasi Diam: Bagaimana Tiongkok Mengubah Australia Menjadi Negara Wayang) dikeluarkan dari publikasi oleh penerbit Australian Allen & Unwin.

Dalam email pribadi kepada penulis Clive Hamilton, kepala eksekutif penerbit Robert Gorman mengakui bahwa sementara dia “tidak ragu bahwa ‘Invensi Diam’ adalah buku yang sangat penting,” dia juga khawatir tentang “ancaman potensial terhadap buku tersebut dan perusahaan tersebut dari kemungkinan tindakan Beijing.”

Atas perintah Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Australian Security Intelligence Organisation (ASIO), Organisasi Intelijen Keamanan Australia, telah mulai menyelidiki usaha milyarder-milyader Tiongkok yang mempunyai koneksi ke Partai Komunis untuk memberi pengaruh kepada politisi Australia.

Dalam satu kasus yang diteliti secara luas, Senator Partai Buruh Sam Dastyari dua kali menghubungi otoritas imigrasi Australia untuk secara pribadi memberi dukungan dana, miliarder Tiongkok Huang Xiangmo, dalam permohonannya untuk kewarganegaraan Australia.

Huang memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok melalui sejumlah organisasi, termasuk perannya sebagai pemimpin cabang Australia dari sebuah asosiasi yang dikendalikan oleh Partai yang mendukung penyatuan kembali Taiwan dengan Tiongkok daratan di bawah rezim komunis.

‘Qiaowu’

Pada tahun 2000-an, ketika diplomat Chen Yonglin membelot di Sydney, dia berbicara secara rinci tentang bagaimana perwakilan Partai Komunis yang beroperasi di Australia dan negara-negara lain diminta untuk secara aktif mendorong garis Partai mengenai kelompok dan individu yang dianggapnya sebagai musuh politiknya, terutama di antaranya orang-orang Tibet yang diasingkan, orang Taiwan, Muslim Uighur, aktivis demokrasi, dan praktisi Falun Gong.

Praktik spiritual Falun Gong, yang telah menjadi sasaran kampanye penganiayaan komunis terbesar sejak Revolusi Kebudayaan (1966-1976), juga menjadi salah satu target utama Beijing untuk serangan di luar negeri.

Sementara penganut Falun Gong yang tinggal di luar Tiongkok telah aktif dalam mengutuk penganiayaan Partai terhadap keyakinan mereka, sejauh mana pengaruh rezim tersebut di media berbahasa Tiongkok di Australia membatasi cara mereka untuk mengungkapkan pendapat publik, kata Chen Yonglin dalam salah satu wawancaranya dengan The Epoch Times.

Menurut seorang editor di sebuah media rezim pro-Tiongkok yang berbicara dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald, “Hampir 95 persen surat kabar orang Tionghoa Australia telah dibimbing oleh pemerintah Tiongkok sampai tingkat tertentu.”

Karena ukuran, kemakmuran, dan posisi geostrategisnya, Australia merupakan target diplomatik penting bagi rezim Tiongkok.

Tapi Partai Komunis mungkin paling tertarik untuk membangun kontrol terhadap komunitas Tionghoa Australia yang sedang tumbuh untuk menopang upayanya guna “menjaga stabilitas”, yaitu, menekan perbedaan pendapat sosial dan politik, di rumah.

Seperti yang dijelaskan dalam karya spesialis James To, Beijing mempengaruhi tujuan ini melalui sekumpulan kebijakan yang dikenal dengan singkatan bahasa Mandarin “qiaowu” atau “urusan luar negeri Tiongkok”.

Pada tahun 2014, seorang mahasiswa Tiongkok bernama Tony Chang meninggalkan negaranya untuk belajar di Australia. Chang ada di daftar pantauan Partai. Pada tahun 2008, saat berusia 14 tahun, dia ditangkap pada tahun 2008 karena menggantung spanduk pro-Taiwan di kota asalnya. Seperti dilansir ABC News, dia telah diinterogasi oleh pihak berwenang pada awal 2014, sebuah acara yang memotivasi sebagian keputusannya untuk pergi ke luar negeri.

Berada di Australia, Chang meningkatkan aktivisme politiknya. Sebagai tanggapan, agen keamanan Tiongkok membawa orang tuanya, yang masih tinggal di kampung halaman mereka di Shenyang di timur laut Tiongkok, untuk sebuah pertanyaan yang menegangkan di sebuah kedai teh.

“Para agen tersebut menekankan bahwa orang tua saya harus meminta saya untuk menghentikan apa yang saya ikuti dan tetap bersikap low profile,” kata Chang dalam sebuah pernyataan yang diajukan kepada pihak berwenang Australia.

Chang hanyalah satu dari lebih 1,2 juta orang Tionghoa atau orang keturunan Tionghoa yang tinggal di Australia, angka yang telah meningkat hampir dua kali lipat sejak 2006. Banyak pendatang baru-baru ini berasal dari Tiongkok daratan dan sudah tenggelam dalam budaya politik Partai Komunis. Sejumlah besar asosiasi universitas yang memiliki ikatan dengan badan konsulat Tiongkok membawa sekitar 100.000 siswa pertukaran Tiongkok di Australia di bawah perlindungan Partai.

Tindakan Pemaksaan

Meskipun Partai Komunis lebih memilih untuk membentuk front persatuan – yaitu, sebuah jaringan pengaruh dan kontrol politik yang dipelopori oleh pemimpin komunis Rusia Vladimir Lenin – di antara orang-orang Tionghoa Australia, orang-orang seperti Tony Chang jatuh di bawah spesialis James To yang disebut “tindakan pemaksaan”.

Menurut ABC News, pemimpin pelajar pro-rezim Tiongkok, Lupin Lu “menekankan pentingnya menghalangi demonstran anti-komunis.”

Bagi masyarakat  Tionghoa Australia, risiko yang terkait dengan mengungkapkan perbedaan pendapat atau simpati berarti banyak orang tetap bersikap apolitis atau diam. Menggambar dari contoh tersebut Prof. Chongyi Feng, yang ditahan dan diinterogasi karena pandangannya yang tidak sepaham saat mengunjungi Tiongkok, Beijing dan operasi konsulatnya memiliki banyak kekuatan untuk membujuk orang Tionghoa perantauan untuk tunduk.

Pada bulan Juni 2005, tak lama setelah pembelotan Chen Yonglin, mantan polisi rahasia Tiongkok, Hao Fengjun, menguatkan pernyataan Chen bahwa masyarakat Australia sangat diincar oleh mata-mata Tiongkok. Sebagai mantan anggota Kantor 610, sebuah komisi Partai Komunis yang bertugas menangani Falun Gong, dia juga memastikan bahwa Beijing menargetkan etnis dan agama minoritas di luar negeri selain menganiaya mereka di Tiongkok.

“Pengawasan komunitas Tionghoa perantauan telah menjadi strategi konsisten Partai Komunis Tiongkok dan merupakan hasil dari perencanaan dan manajemen yang teliti selama belasan tahun,” kata Chen Yonglin. “Bukan hanya di Australia. Hal ini dilakukan dengan cara ini di negara lain seperti A.S. dan Kanada juga.” (ran)