Home Blog Page 348

Jepang dan Arab Saudi akan Mengeksploitasi Tanah Jarang Bersama demi Mengurangi Ketergantungan Terhadap Tiongkok

oleh Chen Ting

Jepang sedang bekerja keras untuk mengurangi ketergantungannya terhadap mineral utama dari Tiongkok. Menurut laporan media Jepang, Perdana Menteri Fumio Kishida berharap dapat merealisasikan sebuah kesepakatan kerja sama dengan Arab Saudi dalam pengembangan sumber daya tanah jarang, saat bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Minggu (16 Juli).

Fumio Kishida baru saja menyelesaikan perjalanannya ke Eropa pada Jumat, dan mulai Minggu (16 Juli) ia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Mengingat kenaikan harga energi akibat perang Rusia – Ukraina, Fumio Kishida akan mendiskusikan berbagai isu seperti pasar energi, pertambangan dan teknologi energi baru dengan para pemimpin ketiga negara tersebut.

Sebagai bagian dari perjanjian logam tanah jarang, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Organisasi Keamanan Logam dan Energi Jepang (JOGMEC), akan menandatangani nota kerja sama dengan Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Saudi Arab. Demikian Nikkei Asia melaporkan (tautan).

Menurut perjanjian tersebut, Jepang dan Arab Saudi akan menjajaki proyek pengembangan sumber daya di negara ketiga dan melakukan investasi bersama. Mereka menginginkan akses ke mineral utama, termasuk logam tanah jarang yang digunakan dalam kendaraan listrik.

Dalam konteks dorongan global untuk dekarbonisasi, permintaan kendaraan listrik di masa mendatang pasti akan meningkat. Baik Jepang dan Arab Saudi berkomitmen untuk mendiversifikasi rantai pasokan logam untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan terhadap negara tertentu.

Arab Saudi sedang mencari deposit tanah jarang baru di dalam negeri sebagai bagian dari strategi nasional. Dan JOGMEC akan menyediakan keahlian teknis untuk membantu penyelidikan awal. Selain logam tanah jarang, Jepang juga akan membantu Arab Saudi menambang sumber daya lainnya, termasuk tembaga, besi, dan seng.

Saat ini, hanya beberapa negara, termasuk Tiongkok yang memasok sebagian besar logam tanah jarang dan elemen yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik seperti litium dan kobalt kepada dunia. Hampir 80% litium hidroksida dan lebih dari 60% pemrosesan kobalt yang dibutuhkan Jepang dipasok dari Tiongkok.

Beijing membatasi ekspor tanah jarang ke Jepang gegara kapal Tiongkok dan Jepang bertabrakan di perairan dekat Kepulauan Diaoyu, yang dikenal di Jepang sebagai Kepulauan Senkaku pada tahun 2010. Peristiwa Tiongkok menggunakan sumber daya utama sebagai senjata ini telah mendorong Jepang untuk mengurangi ketergantungannya terhadap Tiongkok.

Menurut situs web Kementerian Luar Negeri Jepang (tautan). Setelah meninggalkan Arab Saudi, Kishida akan tiba di Abu Dhabi pada Senin dan melakukan perjalanan ke Doha pada hari Selasa. Kishida merupakan PM. Jepang kedua yang berkunjung ke wilayah tersebut sejak mendiang Perdana Menteri Shinzo Abe mengunjungi Timur Tengah pada Januari 2020.

Meskipun berencana untuk mewujudkan netralitas karbon pada tahun 2050, tetapi Tokyo tetap sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dengan 90% pasokan minyaknya berasal dari Timur Tengah, hal ini menjadikan kawasan ini (Timur Tengah) vital bagi Jepang.

The “Japan Times” mengungkapkan (tautan) bahwa para pemimpin bisnis dari lebih dari 20 perusahaan Jepang akan mendampingi Kishida dalam kunjungannya ke Timur Tengah.

Menurut laporan Reuters (tautan), seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa akibat perang Rusia – Ukraina, harga minyak mentah jadi tetap tinggi. Oleh karena itu, bertukar pandangan tentang pasar minyak dan gas alam cair saat ini merupakan tujuan yang sangat penting dari perjalanan Kishida.

Pemerintah Jepang berharap kunjungan tersebut akan mengarah pada kerja sama dengan negara-negara di Timur Tengah di bidang sumber energi baru, seperti hidrogen dan amonia, kata para pejabat tersebut. Pada saat yang sama, pihaknya juga berharap hubungan kerja sama Jepang – negara-negara Timur Tengah dapat lebih meningkat melalui pemanfaatan keahlian yang dimiliki oleh Jepang. (sin)

Pertama Kali dalam 15 Tahun Tiongkok Kehilangan Gelar Sebagai Pasar Impor Terbesar Amerika Serikat

oleh Chi Qianli dan Tang Jie’an 

Perang dagang telah menyebabkan terjadinya decoupling ekonomi di beberapa sektor antar kedua ekonomi utama dunia. Kinerja ekspor komoditas Tiongkok ke AS dari Januari hingga Mei tahun ini membuat Tiongkok harus kehilangan gelar sebagai negara terbesar yang mengekspor barang ke AS. Gelar yang sudah 15 tahun disandangnya itu sekarang beralih ke Meksiko dan Kanada.

Data terbaru yang dirilis Kementerian Perdagangan AS menunjukkan bahwa, nilai barang yang diimpor dari Tiongkok mulai Januari hingga Mei tahun ini mengalami penurunan sekitar 25% YoY, menjadi USD. 169 miliar, menyumbang hanya 13,4% dari total impor AS dari berbagai negara di dunia. Angka ini merupakan yang terendah dalam 19 tahun terakhir.

Sementara itu, pada paruh pertama tahun ini, impor AS dari Meksiko naik ke rekor tertinggi, mencapai USD. 195 miliar, diikuti Kanada dengan total impor sebesar USD. 176 miliar. Ini juga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir Tiongkok tersingkir dari posisi pertama. Selain itu, terhadap kategori produk Tiongkok yang diimpor AS juga mengalami penurunan, terutama terhadap volume impor semikonduktor, penurunannya mencapai 50%.

“Gangguan rantai industri selama pandemi merupakan faktor kunci dalam penurunan ekspor Tiongkok,” kata Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, AS.

Ekonomi Tiongkok sedang berada dalam kondisi amburadul, penurunan ekspor bulan Juni 2023 tercatat sebagai yang terburuk selama 3 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok usai dicabutnya kebijakan lockdown ekstrem terhadap epidemi, bukannya membaik malahan membuat investor kehilangan kepercayaan.

Pemerintah AS juga terus mengejar agenda keamanan ekonomi. Termasuk mengeluarkan “Undang-Undang Penurunan Inflasi” (Inflation Reduction Act) dan “Undang-Undang Chip & Sain” (CHIPS and Science Act), dan lain-lain, selain itu juga memberikan subsidi yang bertujuan untuk mendorong perusahaan memindahkan operasinya kembali ke Amerika Serikat. Pada saat itu, ekonomi berbasis ekspor Tiongkok dan perusahaan yang mengandalkan Tiongkok sebagai pusat manufaktur jelas semakin tertekan untuk melakukan reformasi. (sin)

India Meluncurkan Roket Pendaratan ke Bulan, Eksplorasi Sumber Air Kutub Selatan Bulan Pertama di Dunia

0

oleh Li Mei dan Chen Qian

India pada Jumat (14/7) berhasil meluncurkan Chandrayaan-3, dengan harapan dapat mengukir sejarah dengan melakukan pendaratan tanpa awak pertama di kutub selatan bulan. Roket berhasil lepas landas dan memisahkan diri.  Jika pendaratan di bulan berhasil, India akan menjadi negara keempat di dunia yang mewujudkan pendaratan pesawat ruang angkasa di bulan.

Pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 India lepas landas dari pusat ruang angkasa di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan pada Jumat. Ribuan orang yang berada di luar pusat pengendalian bersorak gembira.

Sekitar 16 menit kemudian, Indian Space Research Organisation (ISRO) mengumumkan bahwa roket telah berhasil menempatkan Chandrayaan-3 ke orbit Bumi.

Sreedhara Panicker Somanath, Ketua ISRO mengatakan : “Selamat India ! Chandrayaan-3 telah memulai perjalanannya ke Bulan. LVM-3 telah menempatkan Chandrayaan-3 ke orbit tepat mengelilingi Bumi.”

Namun, Chandrayaan-3 akan terbang selama 40 hari lagi dan diharapkan mendarat di bulan pada 23 Agustus. Jika berhasil, India akan menjadi negara keempat yang mencapai pendaratan di bulan setelah Amerika Serikat, bekas Uni Soviet, dan Tiongkok.

Perdana Menteri India Narendra Modi men-tweeted pada Jumat : “Chadrayaan-3 telah menghantarkan India memasuki babak baru dalam eksplorasi ruang angkasa”.

Chandrayaan-3 juga akan menjadi pesawat luar angkasa pertama yang mendarat di kutub selatan bulan, dalam misinya untuk mengeksplorasi apakah ada air di sana.

Ilmuwan India Nambi Narayanan mengatakan : “Mudah-mudahan misi (Chandrayaan-3) dapat berhasil, dalam artian saya katakan bahwa ini akan menjadi pengubah permainan.”

India juga sedang menanti kesempatan kerja sama dengan Amerika Serikat untuk melakukan misi pertamanya di Stasiun Luar Angkasa Internasional tahun depan. (sin)

Himpunan Falun Dafa Indonesia Kirim Daftar Pejabat yang Terlibat Penganiayaan Terhadap Falun Dafa di Tiongkok ke Menlu, Menkumham dan Dirjen Imigrasi

0

Epochtimes.id- Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) mengirimkan daftar nama-nama pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang bertanggungjawab atas penganiayaan dan genosida terhadap praktisi Falun Dafa di daratan Tiongkok. 

Daftar nama-nama pejabat dimaksud tercantum dalam dokumen yang dikirimkan melalui surat pada Rabu (12/7/2023). Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoly dan Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim. 

Sebelumnya juga pernah mengirim surat serupa tertanggal 10 Desember 2022. Kali ini bersamaan berlangsungnya 24 tahun penindasan yang diluncurkan oleh PKT untuk “membasmi” Falun Dafa sejak 20 Juli 1999. Surat kali ini berisi
sebanyak 19 pejabat PKT yang bertanggung jawab atas penganiayaan genosida HAM terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok.

Para praktisi Falun Dafa di Jakarta memperagakan pengambilan organ tubuh yang dialami praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Kegiatan digelar di depan Kedubes Tiongkok, Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan

Di antara nama-nama pejabat tersebut adalah Tang Yijun selaku sekretaris Kelompok Kepemimpinan Partai dan menteri Kementerian Kehakiman, anggota Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC) Komite Sentral PKT, Liu Zhenyu, mantan wakil menteri kehakiman, anggota Kelompok Kepemimpinan Partai dan Shao Lei Mantan direktur Biro Administrasi Penjara Kementerian Kehakiman. 

Untuk diketahui, Falun Dafa  juga dikenal sebagai Falun Gong, terdiri dari latihan meditasi dan serangkaian prinsip-prinsip moral prinsip Sejati-Baik-Sabar.  Latihan ini menjadi populer di Tiongkok pada 1990-an. pada saat itu sekitar 70 juta hingga 100 juta orang berlatih latihan ini, menurut perkiraan resmi pada saat itu.

Pengikut Falun dafa menyerahkan surat untuk Dirjen Imigrasi Kemkumham RI Jl. H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Rabu 12 Juli 2023

Selama kampanye penganiayaan berlangsung di Tiongkok, melakukan latihan Falun Gong di taman umum dan menyebarkan materi tentang latihan menjadi tindakan berbahaya. Mereka yang menolak melepaskan keyakinan mereka telah mengalami penindasan, penahanan sewenang-wenang, hukuman penjara, kerja paksa, penyiksaan, dan tekanan keuangan. Latihan ini juga diserang dengan berbagai fitnahan dan semburan hoaks seperti ajaran sesat.  

Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia Gatot Machali dalam suratnya menyerukan agar dijatuhkannya sanksi kepada orang-orang jahat ini dengan menggunakan setiap ketentuan dan semua hukum yang berlaku di Indonesia.

“Setidaknya agar orang-orang ini dikenai sanksi pembatasan visa dan sanksi Global Magnitsky – aset mereka di Indonesia  dibekukan, karena kejahatan HAM yang telah mereka lakukan,” tulisnya. 

Pengikut Falun dafa menyerahkan surat untuk Menlu RI di Kantor Kemenlu Jl. Pejambon No.6. Jakarta Pusat,

Lebih jauh Gatot berharap dukungan tersebut berguna untuk menghentikan penganiayaan terhadap Falun Dafa yang sudah berlangsung selama 24 tahun.   “Dengan demikian diharapkan bisa menyerukan segera diakhirinya penganiayaan  terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok yang masih terus berlangsung hingga kini,” ujarnya. 

Menurut Gatot, keterlibatan Indonesia di tengah diamnya sejumlah negara atas penindasan yang sedang berlangsung, nantinya adalah pembenaran terhadap nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab serta sesuai dengan dasar falsafah bangsa negara Indonesia.

“Partisipasi seperti ini bukan saja akan menunjukkan dukungan sebagai wujud upaya  umat manusia dalam rangka menegakkan HAM dunia dan perdamaian abadi, tetapi juga  akan memiliki efek positif di banyak bidang lain dalam memfasilitasi perubahan  perbaikan HAM di Indonesia,” tegasnya. 

Ia juga menyampaikan, puncak dari penganiayaan yang berlangsung adalah perampasan organ tubuh secara hidup-hidup dari puluhan ribu praktisi Falun Dafa. Lebih jauh, Gatot mengingatkan dampak penganiyaan tersebut juga menyebar di seluruh dunia. Pasalnya,  banyak  pasien penerima organ tubuh berasal dari Asia termasuk Indonesia maupun Barat, dan  juga melibatkan banyak kerjasama terkait industri transplantasi Tiongkok. 

“Sadar  maupun tidak sadar telah melibatkan banyak orang ke dalam kejahatan kemanusiaan ini,” tulisnya. 

Fadjar Pratikto dari Global Human Right Effort (GHURE) menyatakan mendukung langkah Himpunan Falun Dafa Indonesia yang mencoba mengirimkan surat kepada sejumlah pejabat negara di Indonesia seperti Menlu, Menhukham dan Dirjen Imigrasi, terkait dengan daftar nama-nama pejabat PKT yang terlibat dan bertanggungjawab atas penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok sejak 1999 hingga sekarang. 

Warga melintasi spanduk yang dibentangkan oleh praktisi Falun Dafa di Depan Kedubes Tiongkok, Jakarta, 18 Juli 2020

Menurut Fadjar, pemerintah Indonesia semestinya bisa mengambil sikap terhadap para penjahat kemanusiaan yang telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyatnya, seperti yang dilakukan sejumlah negara Barat. Sikap itu bisa berupa mem-blacklist mereka yang hendak masuk ke Tanah Air, entah untuk  kunjungan kenegaraan atau sekedar perjalanan biasa. 

Ia juga optimis jika langkah tersebut diterapkan, maka secara tidak langsung berkontribusi  menekan para pelaku kejahatan yang terlibat.  

“Dengan cara ini, pemerintah kita bisa memberi pelajaran yang berharga pada para pejabat PKT agar tidak semena-mena melakukan penganiayaan terhadap pengikut Falun Dafa,” ujarnya. 

Malam nyala lilin yang diselenggarakan praktisi Falun Gong mengenang 17 tahun berlangsung penindasan di Denpasar, Bali 24 Juli 2016 (Foto : Wayan Diantha/Istimewa)

Fadjar mengimbau jangan atas nama menjaga hubungan baik dengan pemerintahan RRT, pemerintahan Indonesia akhirnya mau tunduk begitu saja kepada kepentingan mereka. Apalagi, kata dia, membiarkan para penjahat kemanusiaan ini bebas datang ke Indonesia yang sangat menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia dan perdamaian dunia. 

“Kalau pemerintah kita membiarkan begitu saja mereka datang ke negara kita, itu sama artinya kita mendukung penganiayaan itu. Pemerintah kita harus berani bersikap terhadap kejahatan kemanusiaan terbesar abad ini yang dilakukan PKT dan para pejabatnya di Tiongkok,” tegasnya. 

Kami sudah menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri RI dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kemkumham RI. Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada respons. (et)

Zhongnanhai Merilis Sinyal Persiapan Perang, 21 Kota Besar Membangun Fasilitas Darurat

0

Luo Tingting – NTD

Pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) mendorong pembangunan fasilitas darurat “penggunaan ganda” di 21 kota besar, dan juga meminta modal swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Beberapa analis percaya bahwa langkah Zhongnanhai ini di satu sisi melepaskan sinyal kesiapan untuk perang, dan di sisi lain juga menunjukkan bahwa kas negara kosong dan PKT mulai mengulurkan tangannya kepada modal swasta.

Pembangunan fasilitas “penggunaan ganda” dianalisis: terkait dengan persiapan perang

Kantor Berita Xinhua, media partai Partai Komunis Tiongkok (PKT), melaporkan bahwa pada 14 Juli, Li Qiang, Perdana Menteri Dewan Negara PKT, memimpin pertemuan rutin Dewan Negara, yang memeriksa dan menyetujui “Memandu Opini untuk Secara Aktif dan Terus Mendorong Pembangunan Fasilitas Infrastruktur Publik untuk Tujuan yang Setara dan Darurat di Kota-kota Besar”.

Menurut pertemuan itu, mendorong pembangunan infrastruktur publik “penggunaan ganda” di kota-kota besar merupakan langkah penting untuk mengkoordinasikan “pembangunan dan keamanan”.

Pertemuan tersebut juga menyerukan mobilisasi investasi swasta dan meminta lebih banyak modal swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan, renovasi, serta operasi dan pemeliharaan fasilitas “penggunaan ganda”.

Frasa “penggunaan ganda” pertama kali muncul dalam kampanye anti-epidemi nol COVID ketika pihak berwenang menuntut agar tempat-tempat umum diubah menjadi rumah sakit darurat, dan istilah “penggunaan ganda” muncul di dokumen. Sekarang setelah langkah-langkah anti-epidemi  dicabut, pihak berwenang tiba-tiba mengumumkan pembangunan fasilitas darurat “penggunaan ganda”, yang telah ditafsirkan sebagai tanda bahwa PKT sedang bersiap untuk perang.

Komentator urusan saat ini, Yue Shan, menganalisa faktanya kepada NTD pada 15 Juli bahwa, “Saya pikir kali ini, setelah berakhirnya nol COVID, tiba-tiba menekankan penggunaan ganda, tujuannya sangat kuat, yaitu terkait dengan persiapan perang, tetapi hanya dengan ‘insiden publik besar dapat segera diubah menjadi fasilitas isolasi dan perawatan,’ untuk menutupi sedikit. Faktanya, ada istilah khusus lain di dalam PKT yang disebut ‘penggunaan ganda’, yang lebih akurat.”

Dia mengatakan bahwa istilah “penggunaan ganda” memiliki konotasi masa perang, dan bahwa “nol covid” selama tiga tahun dioperasikan oleh PKT dalam situasi masa perang, termasuk pemindahan pasien positif isolasi dalam skala besar, sebuah modus yang dipertanyakan pada saat itu sebagai latihan perang.

“Tentu saja, PKT telah bersiap untuk perang, tetapi apakah PKT akan berperang atau tidak, dan kapan PKT akan berperang, adalah masalah lain.”

Konflik antara Tiongkok dan AS terus berlanjut, dan fasilitas “penggunaan ganda” sedang dibahas

Beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok telah menyebabkan masalah di Selat Taiwan, dan telah terlibat dalam sejumlah konfrontasi berbahaya dengan militer AS. Pada akhir tahun lalu, sebuah pesawat militer Tiongkok mendekati pesawat militer AS di Laut Tiongkok Selatan dalam jarak kurang dari 10 meter, sebuah manuver yang berbahaya dan tidak konvensional.

Pada  3 Juni, sebuah kapal perang  Tiongkok mencegat kapal perusak rudal Angkatan Laut AS di Selat Taiwan, sehingga memaksa kapal AS untuk melambatkan laju kapal untuk menghindari tabrakan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengutuk perilaku provokatif  Tiongkok sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan mengatakan bahwa kecelakaan tersebut dapat menyebabkan situasi menjadi tidak terkendali.

Austin berseru kepada pihak Tiongkok: “Biar saya perjelas, kami tidak mencari konflik atau konfrontasi, tetapi kami tidak akan mundur dari intimidasi atau pemaksaan.”

Pada saat terjadi ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Tiongkok menyelenggarakan pertemuan tentang pembangunan fasilitas “darurat penggunaan ganda” di Distrik Pinggu, Beijing , pada  18 April lalu. Sebanyak tujuh departemen, termasuk Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan dan Biro Nasional Pengendalian Penyakit, serta People’s Development Bank, dan para pejabat dari 21 kota besar, termasuk Guangzhou, Chengdu, dan Xi’an, berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Menurut konferensi tersebut, pembuatan fasilitas “penggunaan ganda”, yang dapat digunakan untuk pariwisata dan rekreasi selama waktu normal, tetapi dapat segera diubah menjadi fasilitas isolasi dan perawatan jika terjadi insiden publik yang besar, dapat secara efektif mengisi kesenjangan dalam pencegahan, pengendalian, dan kapasitas perawatan kesehatan masyarakat.

Langkah-langkah khusus termasuk pembangunan dan renovasi sejumlah penginapan dan hotel “penggunaan ganda”, penimbunan sejumlah rumah sakit darurat, dan peningkatan sejumlah titik layanan medis darurat.

Komentator urusan saat ini, Tang Jingyuan, mengatakan kepada New Tang Dynasty pada 15 Juli bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang secara tiba-tiba mendorong pembangunan fasilitas “penggunaan ganda” pada saat epidemi sudah berjalan lancar, dan  “mekanisme ini dapat digunakan jika terjadi perang, atau dapat digunakan jika terjadi kerusuhan berskala besar atau kerusuhan sosial di negara tersebut”. Apa pun itu, kata Tang, ini menunjukkan bahwa pihak berwenang mulai melakukan persiapan untuk kebutuhan fasilitas medis yang besar dan terpusat dalam menghadapi potensi korban dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Dia percaya bahwa kemungkinan terjadinya kerusuhan sipil berskala besar di Tiongkok relatif rendah, pihak berwenang mungkin lebih cenderung mempersiapkan diri untuk perang, “manifestasi dari apa yang disebut pemikiran ekstrem yang berulang kali ditekankan oleh Xi Jinping”.

Perbendaharaan Negara Kosong,  Otoritas Menjangkau Modal Swasta

Selain itu, seruan PKT kepada modal swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas “penggunaan ganda” dipandang sebagai sinyal bahwa kas negara kehabisan uang.

Komentator urusan saat ini, Yue Shan, mengatakan, “Sekarang PKT memiliki uang untuk membeli orang kaya dan berkuasa di negara-negara miskin dan untuk meluncurkan perang propaganda asing yang besar, negara ini kosong, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, jadi tentu saja, perlu transfusi darah dari rakyat.

Blokade epidemi selama tiga tahun telah menyebabkan kerusakan serius pada ekonomi Tiongkok, mengakibatkan penutupan sejumlah besar perusahaan swasta, penarikan modal asing, relokasi rantai industri, hilangnya pesanan perdagangan luar negeri, dan penurunan ekspor yang tajam. Akibatnya, pendapatan fiskal pemerintah anjlok, dengan banyak provinsi mengalami “defisit” dan bergantung pada dana pemerintah pusat untuk tetap bertahan, dan beberapa utang pemerintah daerah menggunung dan berisiko meledak.

Sejak akhir tahun lalu, Tiongkok melepaskan kendali epidemi, ekonomi tidak hanya gagal pulih, tetapi juga terus menurun, ekspor, konsumsi, dan indeks produksi turun tajam. Para ahli menunjukkan bahwa Tiongkok telah jatuh ke dalam krisis deflasi, rakyat tidak punya uang untuk dibelanjakan, produsen tidak mampu memperluas skala produksi, situasi pengangguran semakin serius, dan jika terus berkembang akan mempengaruhi stabilitas rezim. (Hui)

Detoksifikasi, Enzimatis, Antimalaria, Pereda Gigitan Serangga – Manfaat Pepaya bagi Tubuh

0

Sandra Cesca

Pepaya (Carica papaya) yang juga dikenal sebagai “pepaya” berasal dari Meksiko dan sudah ada sejak lebih dari 1.000 tahun lalu. Kita juga tahu buah ini menjamur di Indonesia. Banyak varietas pepaya dengan berat mulai dari setengah pon hingga 22 pon yang sangat lezat!

Meskipun banyak orang membuang biji pepaya yang kecil dan berwarna hitam, biji pepaya ini sangat bergizi dan aman untuk dimakan. Biji ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang sedikit pedas. Biji ini dapat digiling dalam gilingan lada dan digunakan sebagai pengganti lada hitam saat dipanggang.

Seperti banyak buah tropis lainnya, pepaya mengandung berbagai nutrisi termasuk vitamin A, B, dan C, kalium, magnesium, serat, asam folat, dan sejumlah kecil kalsium dan zat besi. Pepaya juga memiliki khasiat terapeutik.

Pengobatan Ayurveda dan tradisional Tiongkok menggunakan semua bagian pepaya untuk berbagai pengobatan. Sebagai contoh, ekstrak kulitnya digunakan untuk pengobatan anti-malaria, terutama di negara-negara tropis di mana pepaya tumbuh. Biji pepaya telah digunakan untuk mendetoksifikasi hati, menghilangkan parasit usus, dan meringankan rasa gatal akibat gigitan nyamuk.

Manfaat

Senyawa bioaktif pepaya menunjukkan berbagai sifat yang meningkatkan kesehatan termasuk antikanker, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, dan antijamur. Secara khusus, antioksidan karotenoid beta karoten, yang memberikan warna pada pepaya, merupakan prekursor vitamin A. Vitamin esensial ini melindungi tubuh dari radikal bebas, sehingga membantu menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.

Jantung

Antioksidan dalam pepaya mencegah oksidasi kolesterol, menciptakan penyumbatan yang menyebabkan penyakit jantung. Menurut Cleveland Clinic, pepaya juga mengandung asam folat, yang penting untuk mengubah asam amino homosistein menjadi asam amino yang tidak terlalu berbahaya, sehingga membantu mengurangi penyakit jantung.

Mata

Zeaxanthin, antioksidan pepaya lainnya, ditemukan di makula dan retina mata. Diperkirakan berfungsi sebagai penyaring sinar UV yang berbahaya. Sebuah penelitian terbaru oleh Dr. James Stringham, yang diterbitkan di Foods, pada 2017, melihat zeaxanthin dan potensinya untuk membantu melindungi mata dari cahaya biru yang dipancarkan dari layar komputer. Studi ini penting karena paparan layar telah meningkat secara eksponensial selama beberapa tahun terakhir.

Asma

Carpaine adalah alkaloid pahit yang ditemukan dalam daun pepaya. Pada praktik awal, daunnya digulung dan diasapi untuk memperbaiki asma. Daunnya  digunakan sebagai tapal untuk mengobati saraf dan dikeringkan untuk membuat teh.

Kanker

Daging buah dan biji pepaya merupakan sumber likopen karotenoid yang baik. Penelitian  menunjukkan bahwa likopen dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat, kolorektal, serviks, dan payudara. Daun pepaya memiliki sifat sitotoksik. Teh daun pepaya biasa dikonsumsi di negara-negara yang menerapkan terapi alternatif untuk tumor dan kanker.

Otak

Penelitian likopen juga menunjukkan perlindungan anti-penuaan untuk otak dengan menghambat stres oksidatif dan peradangan, sehingga menurunkan risiko gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer, demensia, dan Parkinson.

Pencernaan

Salah satu kandungan terbaik pepaya adalah enzim proteolitik papain, yang membantu mengatasi masalah pencernaan, gas, dan kembung, terutama ketika pepaya dimakan saat perut kosong. Papain ditemukan dalam daging buah pepaya matang dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam jus lateks susu pepaya mentah. Secara historis, jus ini telah digunakan dalam pengobatan untuk gangguan pencernaan, sakit tenggorokan, radang, pembengkakan, infeksi, dan alergi.

Tidur

Kandungan magnesium pepaya yang tinggi  dikaitkan dengan membantu memerangi insomnia sekaligus meningkatkan kualitas dan durasi tidur.

Kulit

Menurut Cleveland Clinic, nutrisi anti-penuaan retinol-salah satu bentuk vitamin A-yang ditemukan dalam pepaya, dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi munculnya garis-garis halus dan keriput melalui pengaruhnya terhadap produksi kolagen. Mengoleskan daging buah pepaya secara langsung ke kulit telah digunakan pada luka bakar dan bisul kulit di rumah sakit pedesaan terpencil untuk mempercepat penyembuhan. Retinol banyak digunakan dalam industri kosmetik.

Kualitas Nutrisi

Menurut Data Makanan USDA, 2019, secawan daging buah pepaya segar mengandung sekitar:

43 kalori.

0,47 gram protein.

11 gram karbohidrat.

0,3 gram lemak.

1,7 gram serat.

7,8 gram gula.

61 miligram vitamin C.

21 miligram magnesium.

182 miligram kalium.

1830 mikrogram likopen.

274 mikrogram beta karoten.

37 mikrogram folat.

950 IU vitamin A.

Risiko

Wanita hamil harus menghindari makan pepaya hijau mentah karena lateks dalam jus dapat menyebabkan keguguran dengan menginduksi kontraksi rahim. Pepaya mentah dapat menyebabkan sensasi terbakar pada kulit, sehingga mereka yang memiliki alergi lateks harus menghindari memakannya.

Terlalu banyak makan biji pepaya dapat menyebabkan gastritis karena benzyl glucosinolate, menurut sebuah penelitian di Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 2012.

Terlalu banyak makan pepaya mungkin memiliki efek pencahar, menyebabkan diare dan sakit perut.

Tips Mengonsumsi Pepaya

Pepaya mentah yang masih hijau tidak akan memiliki rasa atau tekstur yang khas seperti pepaya matang. Pepaya yang matang memiliki kulit berwarna oranye atau kuning tua. Rasanya paling enak saat kulitnya lembut saat disentuh.

Untuk menyajikannya, potong menjadi dua di sepanjang buah, buang bijinya, dan sendokkan daging buahnya. Atau, bisa juga dikupas dan diiris. Beberapa orang suka memeras sedikit air jeruk nipis di atas buahnya. Simpan bijinya jika Anda ingin memakan atau mengeringkannya nanti.

Coba potong pepaya menjadi dua dan buang bijinya seperti di atas, lalu isi rongga biji dengan yogurt-penyajian yang lezat dan estetis!

Topik apa yang ingin Anda baca? Beri tahu kami di health@epochtimes.nyc

Sandra Cesca adalah seorang penulis lepas dan fotografer yang berfokus pada kesehatan holistik, kebugaran, makanan organik, pilihan gaya hidup sehat, dan perawatan medis secara keseluruhan. Latar belakangnya meliputi pengobatan allopathic, naturopati, homeopati, pertanian organik dan biodinamik, dan praktik yoga

Ulasan Komposisi Musik Orkestra: “Belas Kasih Ilahi”

Maria Han

Divine Compassion atau Belas Kasih Ilahi adalah sebuah karya musik orkestra orisinal, yang dikomposisikan bersama oleh komposer Shen Yun Performing Arts, Junyi Tan dan Yu Deng. Di bawah kepemimpinan konduktor Milen Nachev, komposisi orkestra “Divine Compassion” dapat dinikmati di situs Shen Yun Zuo Pin, yang merupakan platform streaming baru milik Shen Yun Performing Arts.

Timpani melantunkan pembukaan megah yang dimainkan oleh seluruh orkestra. Alat musik senar dan brass (kuningan) bergiliran meletakkan tema pertama yang mantap dan megah. Shen Yun Zuo Pin menggambarkannya sebagai “Perasaan keagungan [yang] mencirikan awal … sesuatu yang monumental sedang terjadi di alam semesta.”

Nada-nada 1/16 yang cepat dan ceria dimainkan oleh seruling dan piccolo, diikuti dengan tangga nada cepat pada alat musik senar, yang mengarah ke paduan suara alat musik kuningan yang megah. Ini mewakili penyebaran Falun Dafa, latihan spiritual yang mendapatkan popularitas stabil di Tiongkok pada 1990-an. Latihan tersebut mengajarkan para pengikutnya untuk mematuhi prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.

Milen Nachev memimpin Orkestra Simfoni Shen Yun. (Shen Yun Zuo Pin)

Akhir komposisi menandai masuknya bagian berikutnya. Alat musik kuningan memainkan nada yang lebih rendah di bawah oktaf sementara alat musik senar dimainkan tremolo, menciptakan ketegangan. Shen Yun Zuo Pin mengatakan bagian ini “menggambarkan keadaan menyedihkan dunia saat ini dan nilai-nilainya yang telah merosot.” Meskipun bagian ini pendek, namun kontras ketika oboe masuk dengan tema baru.

Tempo yang cepat memberi kesan kepada pendengarnya bahwa hidup ini sibuk tapi menyenangkan. Shen Yun Zuo Pin mengatakan bahwa melodi ini menggambarkan pengikut Falun Dafa. Tema diturunkan dari oboe dan menjadi dialog antara alat musik tiup dan senar.

Suasana berubah  lagi  dengan  harpa membawa pendengarnya ke tempat surgawi yang santai. Seruling masuk, dan klarinet menjawab. Melodi yang mengikuti, dimainkan oleh senar, menandakan ketenangan yang dibawa Falun Dafa kepada para pengikutnya.

Bagian badai lainnya masuk; kali ini menggambarkan penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Dafa pada tahun 1999. Penganiayaan ini telah berlangsung selama 24 tahun dan masih berlangsung sampai sekarang. Meskipun dunia dibanjiri dengan kebohongan dan fitnah yang dibuat oleh PKT, namun praktisi Falun Dafa tidak goyah. Mereka tidak terkalahkan dan menghabiskan setiap hari sejak 20 Juli 1999 mengklarifikasi fakta kepada dunia.

Panggilan terompet kemenangan mengumumkan kembalinya tema pertama.Melodi kali ini mewakili keyakinan teguh dari praktisi Falun Dafa. Meskipun dianiaya, Falun Dafa belum dan tidak akan pernah bisa dikalahkan. Bagian terakhir ini adalah di mana judul komposisi tersebut, “Belas Kasih Ilahi” menjadi jelas. Praktisi Falun Dafa percaya bahwa kebaikan akan dibalas. Suatu hari ketika penganiayaan berakhir, Falun Dafa akan kembali bebas di Tiongkok dan mereka yang menganiaya orang-orang lurus akan diadili.

Mungkin itu akan menjadi hari dimana Tiongkok dibebaskan dari komunisme.

Mungkin itu akan menjadi hari di mana dunia dibebaskan dari komunisme.

Shen Yun Zuo Pin menggambarkan bagian terakhir ini sebagai “era baru berkah dan kemakmuran dimulai bagi umat manusia.” (aus)

‘Red Cliff’ Film Epik yang Heroik

0

IAN KANE

John Woo adalah nama yang identik dengan kegembiraan, bahaya, dan tentu saja aksi yang mendebarkan. Woo unjuk gigi pada banyak film aksi klasik Hong Kong tahun 80-an dan awal 90-an seperti “The Killer”, “Bullet in the Head”, dan “Hard Boiled”, yang terakhir dikenal sebagai salah satu karyanya film aksi yang terbesar, yang pernah diproduksi.

Ketika Woo gagal di Hollywood (setelah syuting “Hard Boiled”), dan kembali ke Hong Kong untuk menyutradarai “Red Cliff” pada 2008, sebuah pertempuran epik sejarah selama periode Tiga Kerajaan Tiongkok (220–280 M).

Film ini dibuka pada 208 M ketika panglima perang yang kejam Cao Cao (Fengyi Zhang) telah menguasai sebagian besar Tiongkok Utara. Meskipun Cao Cao memberikan penghormatan kepada Kaisar Han (Ning Wang), sudah menjadi rahasia umum bahwa dialah yang menentukan.

Cao Cao “membujuk” kaisar untuk membiarkan dia memimpin tentara kekaisaran Han, untuk menghentikan setiap penentangan terhadap pemerintahannya. Cao Cao menyebut dua saingan terkuatnya — Sun Quan (Chang Chen) yang menguasai selatan, dan Liu Bei (Yong You) yang menguasai barat — sebagai “pemberontak”.

Cao Cao menyerang Liu Bei terlebih dahulu dan Liu Bei terpaksa  mundur dari pertempuran mereka. Liu Bei lolos dengan selamat, dan dia harus meninggalkan keluarganya. Dalam adegan per- tarungan, Zhao Yun (Jun Hu), salah satu pejuang Liu Bei yang paling berani dan paling cakap, berhasil menyelamatkan keturunan Liu Bei satu-satunya, seorang bayi laki-laki, dari pasukan Cao Cao.

Liu Bei segera mengirim penasehat terpercayanya Zhuge Liang (Takeshi Kaneshiro) untuk bertemu dengan Sun Quan. Liu Bei tahu bahwa dia dan Sun Quan bukan tandingan kekuatan pasukan kekaisaran Cao Cao, tapi bersama-sama mereka mungkin memiliki peluang.

Keterampilan diplomatik Zhuge Liang yang patut dicontoh bertemu dengan Sun Quan karena penguasa selatan ragu-ragu untuk melakukan perang dengan Cao Cao. Namun, ketika Zhuge Liang akhirnya bertemu Zhou Yu (Tony Leung Chiu-wai), seorang pejuang yang dianggap Sun Quan sebagai kakak laki-lakinya, dia menemukan bahwa dia mungkin telah menemukan kunci potensial menuju kemenangan.

Dari adegan awal, saya dengan cepat terpikat, terutama karena narasi yang menarik tentang laki-laki baik dan adil yang diancam oleh kekuatan yang luar biasa dan menindas (Cao Cao), dan tidak tunduk padanya.

Orang baik yang coba dibasmi  Cao Cao adalah orang-orang yang damai. Selain itu, banyak adegan pertempuran yang terjadi mengandung strategi sebanyak mereka lakukan dalam pertempuran fisik. Karena kekuatan kebaikan sangat tidak tertandingi, mereka harus mengandalkan tipu muslihat, taktik, dan   kecerdasan   untuk   mengecoh   dan

mengakali musuh mereka yang unggul secara jumlah. Ini hampir seperti mendapatkan pelajaran singkat dalam “The Art of War” karya Sun Tzu.

Seluruh pemerannya fantastis dari atas ke bawah, dengan Tony Leung Chiu- wai berperan meyakinkan sebagai pejuang yang anggun dan rendah hati, Takeshi Kaneshiro sebagai saudara seperjuangannya yang lebih kuat. Sinematografi yang luar biasa dengan sempurna. Rasa skala yang dipamerkan sangat mencengangkan, dengan ratusan kapal di laut atau ribuan orang bertempur habis-habisan, semuanya dengan cara yang meyakinkan.

“Red Cliff” lebih dari itu juga menyoroti periode sejarah Tiongkok yang menarik (dan penting) dan relatif lebih mudah diikuti daripada beberapa epos lain yang pernah saya tonton.

Itu juga membawa pesan positif tentang tidak menyerah pada kejahatan dan membela apa yang benar, tidak peduli seberapa dominan kekuatan negatif itu. Dan itu adalah pesan yang kuat di masa-masa yang penuh gejolak ini.

Catatan: Film tidak hanya cerita pertempuran yang megah atau adu akting yang luar biasa antara para bintangnya. Tapi kita melihat juga sifat kepemimpinan yang luar biasa, kesetiaan, persahabatan dan keteguhan membela kebenaran meski nyawa taruhannya, mendahulukan kepentingan bersama. Film yang masih layak ditonton. (awp)

Saat Xi Jinping Mewanti-wanti Krisis Kekuasaan, Khawatir PKT Akan Bernasib Seperti Uni Soviet

0

 Justin Zhang dan Lynn Xu

Pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping memperingatkan pada awal Juli bahwa jika anggota partai komunis kehilangan kepercayaan mereka terhadap Marxisme dan komunisme, PKT akan runtuh dan hancur, mengalami nasib yang sama seperti Uni Soviet.

Pada 4 Juli, Xi mengatakan kepada para anggota negara di KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) melalui sambungan video bahwa ia menentang negara mana pun yang “menghasut revolusi warna” dan “mencampuri urusan dalam negeri” dengan alasan apa pun.

Revolusi warna mengacu pada serangkaian protes tanpa kekerasan yang terjadi di negara-negara pasca-Soviet dan Serbia pada awal abad ke-21, yang pada akhirnya membebaskan banyak negara Eropa Timur dari pemerintahan komunis Soviet.

“Kami akan mengambil masa depan dan takdir pembangunan dan kemajuan negara kami dengan tegas ke tangan kami sendiri,” kata Xi, dalam upayanya untuk menyatukan Rusia, Iran, dan anggota SCO lainnya untuk melawan pasukan Barat yang dipimpin AS.

Kata-kata sang otoriter ini menunjukkan kekhawatirannya bahwa partai komunis Tiongkok akan mengikuti jejak keruntuhan Uni Soviet karena pengaruh demokrasi Barat dan semakin banyak warga Tiongkok yang menolak pemerintahan komunis.

Kemarahan publik terhadap PKT mencapai puncaknya pada akhir tahun 2022 setelah bertahun-tahun lockdown dan kebijakan Zero-COVID yang keras, negara itu mengalami kerugian besar dalam perekonomian, dan mata pencaharian masyarakat terpuruk. Pada 24 November 2022, kebakaran fatal di sebuah gedung tertutup di Urumqi, Xinjiang, menyebabkan jatuhnya korban jiwa, memicu revolusi “kertas putih” terhadap kebijakan Zero-COVID yang keras dari pihak berwenang di Tiongkok dan di luar Tiongkok dengan beberapa pengunjuk rasa meneriakkan, “Turunkan PKT!” “Turunkan Xi Jinping!”

Tanggal 1 Juli tahun ini adalah peringatan 102 tahun berdirinya PKT, yang membuat 415 juta orang Tiongkok di seluruh dunia secara terbuka mundur dari organisasi-organisasi PKT – sebuah gerakan global yang dimulai pada November 2004 dan baru-baru ini rata-rata 40.000 hingga 50.000 orang setiap hari keluar dari PKT.

Meskipun jumlah anggota resmi partai tidak terlalu tinggi, gerakan untuk keluar dari PKT tidak berkaitan dengan jumlah anggota resmi, tetapi berkaitan dengan orang-orang Tiongkok yang sudah bersumpah kepada PKT, dan ini melibatkan hampir semua orang yang dibesarkan di daratan Tiongkok. Keluar dari PKT sebenarnya berarti meninggalkan sumpah yang telah diberikan seseorang kepada PKT, seperti yang dipaksakan kepada orang-orang ketika mereka bergabung dengan Partai Komunis, Liga Pemuda Komunis, atau Pionir Muda saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Rezim PKT seperti duduk di atas tong bedak, dan kesadaran akan ‘krisis kematian partai’ telah menyebar di dalam partai,” kata Yi Rong, ketua Pusat Layanan Global untuk Berhenti dari PKT, kepada The Epoch Times pada 1 Juli.

Doktrin Komunis dan Aturan Satu Partai

Sejak tahun lalu, Xi dan media corongnya mengeluarkan beberapa peringatan tentang nasib partai komunis, menyalahkan akar penyebab runtuhnya Uni Soviet pada “pelonggaran kepemimpinan partai dan pekerjaan ideologis komunis.”

Dalam sebuah artikel pada 30 Juni, Qiushi, sebuah majalah partai PKT, mengutip pidato Xi pada 1 Maret di kelas pelatihan untuk kader muda di Sekolah Partai Pusat yang mengatakan bahwa PKT akan hancur secara tiba-tiba seperti Partai Komunis Soviet jika para kader PKT kehilangan kepercayaan mereka pada “Marxisme dan komunisme”, dan “sosialisme dengan karakteristik Tiongkok.”

Xi berusaha memberantas korupsi internal yang membahayakan kelangsungan hidup partai dengan memperketat kepercayaan anggota partai terhadap komunisme. Namun, pada kenyataannya, komunisme hanyalah sinonim dari kekuasaan, Guo Jun, pemimpin redaksi Epoch Times Hong Kong, mengatakan dalam Forum Elite, sebuah program komentar keuangan dan politik, bahwa PKT terobsesi dengan kekuasaan, bukan idealisme ideologis.

“Bagi PKT, kapitalisme boleh saja, tetapi kebebasan harus dihilangkan, dan partai komunis tidak akan mentolerir apa pun yang mengalihkan perhatian atau membagi kekuasaan masyarakat.

“Dalam PKT, kekuasaan adalah prinsip tertinggi, dan segala sesuatu yang lain harus mengalah pada tujuan tertinggi ini. Demi monopoli absolut dan kontrol absolut atas kekuatan sosial, PKT dapat membunuh orang dan menghancurkan ekonomi bangsa,” Kata Guo.

Selain itu, tingkat sentralisasi yang tinggi dari Xi telah mempercepat penumpukan risiko politik, membuatnya menjadi target baik di dalam maupun di luar negeri, kata Li Yanming, seorang pengamat masalah Tiongkok, kepada The Epoch Times.

Li mencatat bahwa rezim komunis Tiongkok sekarang berada dalam rawa internal dan eksternal: rezim ini menghadapi pengepungan oleh komunitas internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Sementara itu, krisis ekonomi, demografi, dan sosial di Tiongkok saling bertubrukan satu sama lain, yang dapat menyebabkan perubahan sosial yang substansial setiap saat.

“Masyarakat Tiongkok sedang mengalami perubahan besar, dan keruntuhan rezim ini sudah dekat,” kata Li.

PKT vs PKUS

Membandingkan 415 juta orang yang keluar dari PKT-termasuk tiga organisasi partai, liga pemuda, dan pionir pemuda-ada 5 juta orang yang keluar dari Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) sebelum pembubarannya pada Desember 1991.

Pada saat itu, Uni Soviet masih memiliki empat juta tentara dengan kekuatan angkatan laut, udara, darat, dan nuklir yang kuat. Namun, ketika Uni Soviet dibubarkan, tentara menolak melaksanakan perintah oligarki Partai Komunis Soviet dalam menindas rakyat; dalam pandangan Guo, hal ini berkontribusi pada kelancaran transisi menuju pemerintahan demokratis di negara-negara bekas anggota Uni Soviet.

Ciri umum dari PKUS atau PKT adalah bahwa rezim komunis itu genting, penuh dengan berbagai perpecahan dan kontradiksi internal; Dalam lingkungan seperti itu, kekuatan kebebasan akan tumbuh dan pada akhirnya mengarah pada akhir sistem komunis: “Disintegrasi bekas Uni Soviet dan jatuhnya rezim komunis di Eropa Timur telah memvalidasi proses ini.”

Sementara di Tiongkok, Ms. Guo menunjukkan bahwa sejak era oligarki mantan pemimpin PKT Deng Xiaoping dan Jiang Zemin, kekuatan-kekuatan bebas muncul di seluruh negeri, “PKT telah menghadapi dua pilihan: satu adalah untuk hancur, yaitu menyerahkan kekuasaan dan partai komunis mundur; Yang lainnya adalah kembali ke tahap kepemimpinan pribadi dan otoriter.”

Sayangnya, “Apa yang kita lihat sekarang di daratan Tiongkok adalah bahwa Xi Jinping sedang mencoba untuk mengembalikan kediktatoran Maois dari pemimpin individu, yang merupakan bagian yang tak terelakkan dari sistem [PKT],” kata Guo, menambahkan bahwa itu kemungkinan besar adalah jalan Korea Utara saat ini, “Biayanya adalah bahwa orang-orang [Tiongkok] dirampas kebebasannya, masyarakat sekali lagi jatuh kembali ke dalam kondisi tertutup.”

Ellen Wan berkontribusi untuk artikel ini.

Jerman Mengirimkan Pasukan ke Latihan Militer Indo-Pasifik untuk Pertama Kalinya dalam Sejarah

oleh Yi Jing – NTDTV

Ketika ancaman dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus meningkat, Jerman juga mulai meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik. Kali ini  mengirimkan personel militer darat untuk pertama kalinya untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan AS-Australia pada akhir Juli.

Latihan militer bersama terbesar antara Amerika Serikat dan Australia, latihan Talisman Sabre 2023 akan diadakan dari 22 Juli hingga 4 Agustus.

Untuk pertama kalinya, Jerman akan mengirimkan 170 pasukan terjun payung dan 40 marinir ke Australia untuk melakukan latihan perang hutan dan operasi pendaratan dengan sekitar 30.000 tentara dari 12 negara termasuk Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris.

 Panglima Angkatan Darat Jerman, Alfons Mais berkata : “Kami ingin membuktikan bahwa kami adalah mitra (militer) yang andal dan mampu, bersedia berkontribusi dalam pemeliharaan tatanan internasional berbasis aturan.”

Pengiriman pasukan darat untuk berpartisipasi dalam latihan militer  kali ini menyoroti tekad Jerman untuk berpartisipasi dalam urusan Indo-Pasifik, dan juga bertepatan dengan strategi Indo-Pasifik NATO untuk mencegah dominasi PKT.

Namun, militer Jerman menyangkal keterlibatan dalam latihan militer mengirimkan sinyal bermusuhan kepada PKT.

Alfons Mais berkata : “Saya kira itu bukan isyarat untuk siapa. Fokus utama kami adalah memperkuat kemitraan lokal di (Indo-Pasifik) dan terlibat sebagai mitra.”

Latihan “Talisman Saber” diadakan setiap dua tahun sekali. Saat ini, tentara Jerman telah menerima perintah untuk kembali ke Australia untuk mengikuti latihan militer berikutnya pada tahun 2025. Artinya, kehadiran militer Jerman di Indo-Pasifik mungkin telah menjadi tujuan jangka panjang.

Selain berpartisipasi dalam latihan militer bersama, Panglima Tertinggi Angkatan Darat Jerman  juga akan pergi ke Jepang untuk bertukar pandangan tentang pendalaman kerja sama militer bilateral, yang dianggap sebagai upaya terbaru Jepang dan Eropa untuk bersama-sama melawan ancaman PKT. (Hui)

Joe Biden: Putin ‘Sudah Kalah Perang’ di Ukraina

 Emel Akan dan Lawrence Wilson

Perang Rusia melawan Ukraina telah berakhir, Presiden Joe Biden menegaskan pada 13 Juli, dengan mengatakan bahwa Putin telah “kalah dalam perang.”

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah konferensi pers  menyambut Finlandia ke dalam sekutu NATO.

Berdiri di samping Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Biden menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan Ukraina menjadi anggota NATO setelah perang dan apakah komentar presiden tersebut akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin enggan untuk melakukan perundingan damai.

Menanggapi hal ini, Biden menegaskan bahwa tidak ada negara yang dapat bergabung dengan organisasi pertahanan bersama ketika sedang berperang. Pasalanya, hal ini akan meningkatkan konflik.

“Tidak ada yang bisa bergabung dengan NATO ketika perang sedang berlangsung di mana sebuah negara NATO telah diserang karena hal itu menjamin bahwa kita sedang berperang – dan kita sedang berada dalam Perang Dunia Ketiga,” kata Biden.

Biden melanjutkan dengan mengatakan bahwa Ukraina akan diterima menjadi anggota aliansi ini namun waktunya masih belum ditentukan.

Mengenai apakah prospek masuknya Ukraina ke dalam NATO akan memperpanjang perang, ia mengatakan: “Jawabannya adalah Putin sudah kalah dalam perang. Putin memiliki masalah yang nyata. Bagaimana dia bergerak dari sini? Apa yang dia lakukan?”

Komentar tersebut tampaknya merujuk pada ketidakmampuan Rusia untuk meraih kemenangan di medan perang dan keresahan yang berkembang di militer setelah pemberontakan 23 Juni oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu Putin yang mengepalai Grup Wagner, sebuah tentara swasta yang didanai oleh pemerintah Rusia.

Seorang jenderal tinggi Rusia yang bertempur di Ukraina digulingkan pada 12 Juli, dilaporkan karena mengkritik strategi militer Rusia.

Titik Ujung Tidak Pasti

Putin pada akhirnya tidak akan berhasil dalam perang ini, menurut Biden, tapi tidak pasti bagaimana sisa konflik ini akan berakhir.

Biden menjelaskan : “Dia bisa mengakhiri perang besok. Dia bisa saja mengatakan, ‘Saya mundur’. Tapi kesepakatan apa yang akhirnya dicapai tergantung pada Putin dan apa yang dia putuskan untuk dilakukan. Namun, tidak ada kemungkinan baginya untuk memenangkan perang di Ukraina. Dia sudah kalah dalam perang itu.”

Oleh karena itu, Biden meragukan bahwa perang dapat berlangsung tanpa batas waktu.

Biden berkata : “Saya rasa perang ini tidak akan berlangsung bertahun-tahun karena dua alasan. Pertama, saya tidak yakin Rusia dapat mempertahankan perang ini selamanya dalam hal sumber daya dan kapasitas.”

Hampir 50.000 warga Rusia  terbunuh di Ukraina, menurut sebuah analisis statistik independen yang dilaporkan pada  10 Juli. Media Rusia, Mediazona dan Meduza, yang bekerja sama dengan seorang ilmuwan data dari Universitas Tubingen, mendapatkan angka tersebut setelah menganalisis data kematian pemerintah Rusia, klaim warisan, dan bahkan foto-foto pemakaman.

Negara-negara Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia pada Juni, termasuk melarang ekspor teknologi sensitif ke negara-negara yang dapat mengekspornya kembali ke Rusia.

Pada saat yang sama, sekutu-sekutu Ukraina menjanjikan miliaran dolar dalam bentuk pendanaan non-militer untuk membangun kembali dan memperkuat negara yang dilanda perang tersebut.

“Saya pikir akan ada situasi di mana pada akhirnya, Presiden Putin akan memutuskan bahwa tidak ada kepentingan bagi Rusia, baik secara ekonomi, politik, maupun lainnya, untuk melanjutkan perang ini,” ujar Biden.

“Tapi saya tidak bisa memprediksi dengan tepat bagaimana hal itu terjadi. Harapan saya adalah, Anda akan melihat bahwa Ukraina membuat kemajuan  signifikan dalam serangan mereka dan bahwa hal ini akan menghasilkan penyelesaian yang dinegosiasikan di suatu tempat di sepanjang garis.”

Opini AS Beragam

Biden bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa Putin pada dasarnya telah dikalahkan.

“Dia sudah kalah dalam perang ini. Ukraina belum memenangkan perang ini, tetapi Rusia telah kalah,” kata Senator Jim Risch (R-Idaho) dalam sebuah diskusi pada tanggal 29 Maret di Hudson Institute, sebuah wadah pemikir konservatif.

“Dia tidak akan pernah menduduki Ukraina [secara permanen].”

Risch mengatakan bahwa Putin pada awalnya berharap serangan terhadap Ukraina akan memecah Aliansi NATO.

Pada saat yang sama, beberapa pihak di Amerika mempertanyakan tingkat dukungan yang seharusnya diberikan oleh negara tersebut kepada Ukraina.

“Kami semua prihatin dengan akuntabilitas,” ujar Rep. Joe Wilson (R-S.C.) kepada para pejabat Pentagon dalam sebuah dengar pendapat di Komite Angkatan Bersenjata DPR pada bulan Februari, menjelang peringatan satu tahun dimulainya konflik.

Wilson ingin memastikan adanya perhitungan penuh tentang bagaimana dolar AS digunakan dalam upaya perang.

“Menurut Anda, berapa kali lagi Kongres perlu memberikan bantuan?” Rep Ro Khanna (D-Calif.) bertanya. “Menurut Anda, pada akhirnya, apa tujuan akhirnya?”

Sementara Biden  menjanjikan dukungan yang berkelanjutan untuk Ukraina, ada perbedaan pendapat di antara para kandidat untuk pemilihan presiden tahun depan.

Mantan Presiden Donald Trump mengatakan bahwa perang bukanlah kepentingan AS yang penting dalam sebuah acara bergaya town-hall yang disiarkan oleh CNN pada tanggal 11 Mei.

“Jika saya menjadi presiden, saya akan menyelesaikan perang itu dalam sehari, 24 jam,” kata Trump. “Pertama, saya akan bertemu dengan Putin, saya akan bertemu dengan Zelenskyy. Mereka berdua memiliki kelemahan dan mereka berdua memiliki kekuatan. Dan dalam waktu 24 jam, perang itu akan selesai. Perang itu akan berakhir. Ini akan benar-benar berakhir.”

Dalam sebuah wawancara pada Maret di Fox News, Gubernur Florida Ron DeSantis menyebut perang itu sebagai “sengketa teritorial” yang tidak secara langsung menyangkut Amerika Serikat.

Dalam sebuah wawancara pada tanggal 4 Juni dengan ABC News, pengusaha dan kandidat presiden Vivek Ramaswamy mengatakan bahwa perang ini bukanlah kepentingan Amerika Serikat.

Kandidat-kandidat lain sangat mendukung upaya perang Ukraina sebagai kepentingan nasional yang vital.

Mantan Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa jika Rusia mengalahkan Ukraina, Rusia akan segera menyerang negara-negara Eropa lainnya, yang secara langsung melibatkan Amerika Serikat sebagai sekutu NATO.

“Hanya ada satu jalan menuju kesuksesan di sini, dan itu adalah memberikan militer Ukraina – jauh lebih cepat daripada yang dilakukan Joe Biden – apa yang mereka butuhkan untuk mengusir invasi Rusia dan merebut kembali negara mereka,” ujar Pence dalam sebuah wawancara pada 10 Juli di Fox News.

Mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan dalam sebuah acara bergaya balai kota pada tanggal 4 Juni yang diselenggarakan oleh CNN berkata: “Kemenangan untuk Ukraina adalah kemenangan untuk kita semua karena para tiran memberitahukan kepada kita apa yang akan mereka lakukan. Rusia mengatakan bahwa Polandia dan Baltik adalah yang berikutnya. Jika itu terjadi, kita akan menghadapi perang dunia. Ini adalah tentang mencegah perang.”

Senator Tim Scott (R-S.C.) dan mantan Gubernur New Jersey Chris Christie juga telah membuat pernyataan yang memberikan dukungan untuk Ukraina.

Andrew Thornebrooke dan Associated Press berkontribusi untuk laporan ini.

Studi Menemukan : Jumlah Korban Tewas Pasukan Rusia dalam Perang Ukraina Melebihi Perang Soviet-Afghanistan

Katabella Roberts – The Epoch Times

Sebuah studi menunjukkan, jumlah korban tewas di kalangan tentara Rusia akibat invasi yang sedang berlangsung di Ukraina telah melampaui jumlah korban tewas pada perang Soviet di Afghanistan.

Sekitar 47.000 tentara Rusia diperkirakan  tewas sejak Rusia meluncurkan “operasi militer khusus” di negara tetangganya, Ukraina, pada Februari 2022, menurut studi gabungan yang dilakukan oleh para jurnalis di situs berita independen Rusia, Meduza dan Mediazona, serta ahli statistik Dmitry Kobak dari Universitas Tübingen di Jerman.

Para peneliti sampai pada angka tersebut dengan menggunakan laporan berita kematian yang dipublikasikan, data kematian dari Layanan Statistik Negara Federal, dan catatan ekstensif dari Pendaftaran Wasiat Nasional, demikian menurut Meduza.

Selain itu, tim peneliti juga dapat mengakses basis data kasus warisan yang terbatas namun tidak diklasifikasikan, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan wawasan lebih luas mengenai jumlah kematian aktual berasal dari konflik yang sedang berlangsung.

Meskipun perkiraan kasarnya adalah 47.000, para peneliti memperingatkan bahwa angka tersebut sebenarnya bisa lebih tinggi.

“Kami memperkirakan antara 40.000 hingga 55.000 pria Rusia berusia di bawah 50 tahun tewas dalam pertempuran di Ukraina hingga 27 Mei 2023,” tulis laporan tersebut. 

“Ketika memperhitungkan jumlah orang yang terluka parah sehingga mereka tidak kembali ke dinas militer, jumlah total korban Rusia meningkat menjadi setidaknya 125.000 tentara, berdasarkan perhitungan kami.”

Angka tersebut tidak termasuk tentara Rusia yang hilang atau tertangkap, atau warga Ukraina yang bertempur dengan pasukan proksi Rusia yang berbasis di Donetsk dan Luhansk, kata para peneliti.

Jumlah pastinya masih belum diketahui

“Dalam 15 bulan pertempuran (dari 24 Februari 2022 hingga akhir Mei 2023), tiga kali lebih banyak tentara Rusia yang tewas di Ukraina dibandingkan dengan tentara Soviet selama 10 tahun perang di Afghanistan,” tulis para penulis studi tersebut. 

“Sembilan kali lebih banyak tentara yang terbunuh di Ukraina dibandingkan dengan Perang Rusia-Chechnya yang pertama antara tahun 1994 dan 1996. “

Perkiraan jumlah tersebut serupa dengan yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris pada bulan Februari. Pada saat itu, para pejabat memperkirakan sekitar 40.000 hingga 60.000 orang Rusia kemungkinan besar  terbunuh dalam perang tersebut.

Sebuah penilaian yang bocor oleh pejabat AS mematok jumlah kematian warga Rusia antara 35.000 hingga 43.000 orang pada tahun pertama invasi, demikian laporan The New York Times, sementara perkiraan terpisah yang dibuat oleh pemantau independen yang berkolaborasi dengan jurnalis di Mediazona dan BBC serta menggunakan data berita kematian, menempatkan angkanya lebih rendah, yakni 27.000 orang.

Namun, angka pastinya masih belum jelas, dan pihak berwenang Rusia hanya mengakui kematian lebih dari 6.000 tentara sejak invasi dimulai.

Menanggapi estimasi terbaru pada  Senin 10 Juli, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia belum melihat laporan tentang kematian tentara Rusia dan menolak untuk memberikan angka akurat yang terbaru.

Pemimpin Senior Militer Rusia ‘Diberhentikan’

Peskov juga mengatakan bahwa Kremlin telah “berhenti memantau” situs berita Meduza.

“Kementerian Pertahanan memberikan angka-angka, dan hanya mereka yang memiliki hak prerogatif itu,” kata Peskov.

Laporan terbaru ini muncul ketika seorang pejabat tinggi militer Rusia, Jenderal Ivan Popov, diduga telah dipecat dari jabatannya setelah mengeluh bahwa kementerian pertahanan Rusia gagal untuk mendukung pasukan secara memadai.

Jenderal Popov, yang memegang komando pasukan di Ukraina selatan yang diduduki, mengatakan dalam sebuah pesan suara yang diposting ke Telegram oleh anggota parlemen Rusia Andrei Gurulyov bahwa ia telah menyuarakan keprihatinannya tentang “kurangnya pertempuran melawan serangan artileri, ketiadaan stasiun pengintaian artileri, serta kematian dan luka-luka massal saudara-saudara kita akibat artileri musuh,” sebelum ia dicopot dari posisinya, demikian laporan CNN.

“Saya juga mengangkat sejumlah masalah lain dan mengungkapkan semuanya dengan terus terang dan sangat kasar,” kata Popov dalam pesan tersebut. 

“Saya tidak punya hak untuk berbohong, oleh karena itu, saya menguraikan semua masalah yang ada saat ini di tentara dalam hal pekerjaan dan dukungan tempur.”

Setelah menyampaikan keprihatinannya, Popov mengaku telah dicopot dari perannya atas arahan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.

Setelah publikasi catatan suara tersebut, seorang pejabat senior dari partai pro-pemerintah Rusia Bersatu, Andrey Turchak, mengkritik Gurulyov karena membagikan apa yang dia katakan sebagai pesan pribadi yang tidak dimaksudkan untuk dibagikan kepada publik.

“Pernyataan Jenderal Popov tidak bersifat publik dan dikirim melalui obrolan tertutup antara komandan dan pasukan Angkatan Darat ke-58,” tulis Turchak di Telegram, demikian yang dilaporkan BBC.

Turchak berkata : “Biarkan fakta bahwa … Gurulyov entah bagaimana mendapatkannya dan membuat pertunjukan politik dari hal itu tetap ada di hati nuraninya.”

Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.

Jepang dan Korea Selatan Hadiri KTT NATO, Aliansi Eurasia Merespon Ancaman Kawasan

oleh Lin Yi

Pada  11 Juli, hari pertama KTT NATO, kepala negara Jepang dan Korea Selatan juga diundang untuk hadir. Kedua pemimpin menyatakan keinginan mereka untuk memperkuat hubungan Jepang-Korea Selatan dan memperluas kerja sama dengan NATO di kawasan Indo-Pasifik

KTT NATO yang berlangsung selama dua hari diadakan pada 11 Juli, dan para kepala negara anggota NATO berkumpul di Vilnius, Lithuania.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang diundang sebagai pengamat, tiba di Vilnius pada Selasa (11/7) pagi. Sebelum pertemuan, ia menekankan bahwa NATO sangat erat kaitannya dengan keamanan Indo-Pasifik.

Presiden Yoon Suk-yeol berkata : “Saya percaya bahwa kawasan trans-Atlantik dan Indo-Pasifik merupakan komponen penting dalam keamanan global. Oleh karena itu, Korea perlu bekerja sama dengan mitra kami di kawasan Indo-Pasifik, seperti Jepang, Australia, dan Selandia Baru.”

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkata : “Terima kasih atas kecaman keras Anda terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Kami juga prihatin dengan program rudal nuklir Korea Utara.”

Jepang juga diundang untuk berpartisipasi dalam KTT NATO. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa ia akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yun Seok-yeol selama KTT untuk lebih memperkuat hubungan Jepang-Korea Selatan.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida: “Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk lebih meningkatkan kerja sama melalui komunikasi yang erat dengan Yoon Seok-yeol”.

Selain dengan Korea Selatan, Fumio Kishida mengatakan bahwa ia juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan pemimpin Ukraina, Lithuania, dan Belgia, dalam upaya untuk mengkonsolidasikan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan hukum.

Selain perang Rusia-Ukraina, KTT NATO juga akan berfokus pada isu-isu seperti menghadapi ancaman Partai Komunis Tiongkok. (Hui)

Anemia Berkaitan dengan Penyakit Jantung, Waspadai Obat-Obatan Bebas Tertentu dan Risiko Lainnya

0

George Citroner 

Anemia dan penyakit jantung mungkin lebih erat kaitannya daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penelitian terbaru menemukan hubungan yang mengkhawatirkan antara anemia dan penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium (AFib), sejenis aritmia, dan gagal jantung, yang terjadi ketika jantung gagal memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

“Karena tugas jantung adalah memasok darah ke seluruh tubuh, jika ada anemia, [maka terjadi] penurunan konsentrasi sel darah merah,” kata Dr. Michael Goyfman, kepala kardiologi dan direktur ekokardiografi di Northwell Long Island Jewish Forest Hills di New York, kepada The Epoch Times. 

“Maka jantung mungkin perlu menyediakan volume darah yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan tubuh, baik dengan memompa lebih cepat atau lebih keras.”

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ketegangan pada jantung dan dapat memperburuk beberapa kondisi jantung yang mendasarinya, Dr.Dr. Goyfman menambahkan. 

Sekitar 6,5 juta orang Amerika yang berusia di atas 20 tahun menderita gagal jantung, menurut Heart Failure Society of America. AFib, bentuk detak jantung tidak teratur yang paling umum, saat ini memengaruhi lebih dari 5 juta orang dewasa AS, dengan proyeksi dari CDC menunjukkan bahwa jumlah individu yang terkena dampak akan meningkat menjadi sekitar 12,1 juta pada tahun 2030.

Dampak Zat Besi pada Masalah Jantung

Anemia, yang ditandai dengan kelangkaan sel darah merah atau hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh, sering kali bermanifestasi melalui gejala-gejala seperti kelelahan dan kelemahan.

Sebuah tinjauan komprehensif yang dilakukan pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa kekurangan zat besi dan peradangan kronis berkontribusi terhadap anemia. Kekurangan zat besi menghambat produksi sel darah merah yang sehat karena kadar zat besi yang tidak memadai. Peradangan kronis mengganggu metabolisme zat besi, sehingga mengganggu produksi sel darah merah.

Tinjauan lain dari penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh BioMed Central mengungkapkan hubungan yang kuat antara anemia terkait kekurangan zat besi dan AFib, detak jantung yang tidak teratur. Mengembalikan zat besi ke tingkat yang sehat ditemukan sebagai pengobatan yang efektif.

Penelitian juga menemukan bahwa anemia merupakan faktor risiko untuk beberapa kondisi lain, termasuk:

* Hipertrofi jantung (penebalan dinding otot jantung)

* Angina (nyeri jantung)

* Kegagalan multiorgan (komplikasi yang mengancam jiwa jika anemia tidak diobati)

Faktor Risiko Anemia

Faktor risiko anemia meliputi pola makan yang buruk, gangguan usus, penyakit kronis, dan infeksi. Namun, wanita yang sedang menstruasi atau hamil dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis memiliki risiko terbesar untuk kondisi ini. Risiko anemia juga meningkat seiring bertambahnya usia.

Dalam beberapa kasus, anemia dapat dipicu oleh obat-obatan tertentu, yang menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai anemia hemolitik imun yang diinduksi oleh obat (drug-induced immune hemolytic anemia, DIIHA). Membedakan DIIHA dari penyebab anemia lainnya dapat menjadi tantangan, sehingga berpotensi menunda diagnosis dan pengobatan. Antibiotik seperti penisilin dan sefalosporin umumnya dikaitkan dengan DIIHA.*

Selain itu, obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan kanker diketahui dapat menyebabkan mielosupresi. Dalam kondisi ini, sumsum tulang menurunkan produksi berbagai sel darah, termasuk sel darah merah, kata  Dr. Goyfman. 

Kondisi ini didiagnosis dengan tes darah dan diindikasikan ketika tes menunjukkan nilai hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dl (gram per desiliter) untuk pria atau di bawah 12,0 gram/dl pada wanita. Tingkat yang sehat untuk anak-anak dapat bervariasi sesuai usia. 

Obat-Obatan Bebas yang Meningkatkan Risiko Anemia

Aspirin, obat yang banyak digunakan, secara tradisional dipercaya dapat mengurangi risiko pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung atau stroke. Beberapa survei menemukan bahwa lebih dari 20 persen orang Amerika berusia 40 tahun ke atas mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari.

Namun, temuan terbaru dari uji klinis yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa aspirin dosis rendah setiap hari dapat meningkatkan risiko anemia pada individu berusia 65 tahun ke atas sebanyak 20 persen.

Uji klinis ini memantau lebih dari 19.000 peserta berusia 65 tahun ke atas dari Amerika Serikat dan Australia selama kurang lebih lima tahun. Setengah dari mereka menerima aspirin dengan dosis 100 miligram per hari, sementara setengah lainnya diberikan plasebo. Para peserta menjalani pemeriksaan tahunan dan diuji kadar hemoglobin dan feritin (protein darah yang menyimpan zat besi).

Kelompok yang mengonsumsi aspirin setiap hari memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi terkena anemia dalam waktu lima tahun dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Orang yang mengonsumsi aspirin memiliki kadar hemoglobin yang sedikit lebih rendah.

Rekomendasi ahli terbaru dari Gugus Tugas Layanan Pencegahan AS menyarankan agar tidak menggunakan aspirin setiap hari untuk mencegah serangan jantung atau stroke pertama. Potensi risiko pendarahan besar ditemukan lebih besar daripada manfaat kardiovaskular. Namun, aspirin mungkin masih direkomendasikan untuk orang yang telah mengalami serangan jantung atau stroke untuk mencegah kejadian lebih lanjut.

Selain itu, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas dalam jangka panjang, seperti ibuprofen, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko anemia dan kekurangan zat besi.

Dapatkah Mempertahankan Kadar Zat Besi yang Tinggi Mengurangi Risiko Penyakit Jantung?

Meskipun terdapat hubungan antara gagal jantung dan anemia, “tidak pasti apakah ada hubungan sebab akibat di antara keduanya,” kata Dr. Goyfman. Juga tidak jelas apakah anemia hanyalah penanda kesehatan yang buruk pada pasien gagal jantung.

Kekurangan zat besi adalah faktor risiko yang dapat diperbaiki untuk anemia, tetapi pertanyaannya tetap ada: Dapatkah meningkatkan kadar zat besi dalam makanan mengurangi risiko jantung yang terkait?

Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan hasil  lebih baik pada pasien penyakit jantung dengan mempertahankan kadar zat besi yang lebih tinggi, menurut Dr. Goyfman. “Oleh karena itu, dokter harus mengobati anemia seperti yang direkomendasikan oleh pedoman saat ini sampai ada bukti lebih lanjut,” katanya.

Kecukupan zat besi harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa bervariasi tergantung pada usia dan jenis kelamin. NIH merekomendasikan bahwa pria berusia 19 hingga di atas 50 tahun membutuhkan sekitar 8 miligram per hari, dan wanita berusia 19 hingga 50 tahun membutuhkan sekitar 18 miligram per hari, dengan jumlah yang lebih tinggi (27 miligram) bagi mereka yang sedang hamil. Wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 9 miligram per hari.

Steroid: Iming-iming Keuntungan Binaraga Menggiurkan dengan Konsekuensi Kesehatan yang Serius

0

Kevin Shelley

“Apakah Anda kehilangan rasa hormat terhadap pengguna steroid?” Dalam jajak pendapat online baru-baru ini, 377.000 pembaca merespons pertanyaan ini: 54 persen mengatakan ya, 32 persen mengatakan tidak, dan 14 persen tidak yakin.

Hal ini cukup mengejutkan karena ada stigma yang cukup besar seputar steroid selama bertahun-tahun, terutama di ranah olahraga kompetitif tingkat atas. Olimpiade 1976 menempatkan fokus yang tajam pada penggunaan steroid di tingkat kompetisi tertinggi, dengan penelitian yang akhirnya menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 atlet Jerman Timur  terlibat dalam program doping ilegal. Kita sekarang tahu bahwa penggunaan steroid menyebabkan banyak dari atlet-atlet ini menderita masalah kesehatan yang serius.

Steroid dan performance-enhancing drugs (PEDs) atau obat peningkat kinerja lainnya  tampaknya telah masuk ke tingkat atlet sekolah menengah, dengan sebagian besar pengguna berusia 20-an dan 30-an.

Meskipun sikap terhadap steroid mungkin berubah, bahaya obat ini tetap ada.

Iming-iming Obat Peningkat Performa

Iming-iming steroid dan PED lainnya bisa sangat kuat, menurut Isaac Raj, seorang ahli fisiologi olahraga bersertifikat dan pelatih kebugaran, dan  the 2013 Natural Physique Association (NPA) Mr. Teenage Virginia.

Raj mengatakan kepada The Epoch Times:

“Setelah saya memenangkan NPA Mr. Teenage Virginia 2013 … Saya memenuhi syarat untuk Junior Nationals, dan perusahaan suplemen yang mensponsori saya pada saat itu mempekerjakan seorang pelatih dari California untuk membantu mempersiapkan saya untuk kompetisi. Selama FaceTime kami, dia menanyai saya tentang suplemen apa yang saya konsumsi. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya mengonsumsi multivitamin, minyak ikan dan hal-hal seperti itu, namun ia tetap menyinggung soal steroid. Bukan jenis suplemen apa yang Anda konsumsi, tetapi suplemen apa yang Anda konsumsi? Saat itu saya masih bersih, tidak ada steroid.”

“Dia memberi saya ultimatum terselubung, mengatakan, hei, jika Anda tidak mau menggunakan steroid anabolik, tidak ada gunanya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya telah meneliti efek buruk dari steroid karena mereka menjadi lebih populer, dan saya ragu. Pada dasarnya ia mengatakan bahwa saya mengerti, tetapi jika Anda tidak akan melakukan PED sekarang, kembalilah nanti jika Anda berubah pikiran.”

“Itu adalah jawaban yang ‘tidak membuang-buang waktu saya’. Dia menyatakan bahwa tidak ada seorang pun  berada di posisi teratas yang bisa mencapai posisi tersebut secara alami, dan saya hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi rasa frustrasi karena menjadi seorang pelari. Itu adalah terakhir kalinya saya berkompetisi secara resmi.”

Hal yang paling menyedihkan di tingkat profesional mungkin adalah diskualifikasi medali emas pelari Kanada, Ben Johnson, pada tahun 1988 setelah jejak steroid anabolik stanozolol ditemukan dalam sampel urinnya, yang menyebabkan skandal besar.

Hanya dua tahun kemudian, the Anabolic Steroids Control Act of 1990  atau Undang-Undang Pengendalian Steroid Anabolik tahun 1990 ditandatangani menjadi undang-undang, mendefinisikan steroid anabolik dan menetapkan hukuman bagi pelatih fisik atau penasihat yang mencoba membujuk individu untuk menggunakannya. Ini diikuti oleh beberapa undang-undang dan revisi lain di tahun-tahun berikutnya, menambahkan lebih banyak lapisan pembatasan.

Tahun 1980-an melihat perkembangan pesat minat terhadap PED, tidak hanya untuk olahraga kompetisi tetapi juga digunakan secara umum.

Pertumbuhan Eksplosif Penggunaan Steroid Non-kompetitif

Sementara asosiasi olahraga profesional dan konfederasi olahraga internasional terus mengawasi PED dengan cermat, penggunaan obat-obatan ini telah meledak dalam populasi non-kompetitif. Faktanya, penggunaan steroid sering kali dimulai sebelum kompetisi.

“Saya menyaksikan banyak orang mulai menggunakan steroid agar terlihat lebih besar dan lebih kekar daripada yang bisa mereka lakukan dengan sendirinya dan jauh lebih cepat daripada yang seharusnya. Mereka mulai mendapatkan perhatian yang mereka inginkan dan kemudian terdorong untuk mencoba berkompetisi. Seolah-olah kompetisi adalah langkah selanjutnya dalam evolusi mereka,” kata Mr Raj.

Menjadi “terkenal” juga memiliki tujuan lain: mendapatkan lebih banyak pengikut di media sosial. Media sosial penuh dengan influencer, tokoh-tokoh dengan video berdurasi 15 detik, dan orang-orang yang menggunakan apa pun untuk membantu mereka mendapatkan keunggulan dalam persaingan.

Influencer online populer “Liver King” (Brian Johnson) mengaku mengonsumsi sekitar $11.000 PED setiap bulan untuk mendapatkan fisik dunia lain. Dia menjelaskan bahwa personanya adalah sebuah eksperimen untuk menyebarkan pesannya; kejenakaan dan fisiknya berhasil, mendapatkan 1,7 juta pengikut hanya dalam waktu satu tahun.

Khususnya, pengguna PED pada umumnya masih berusia muda, dengan semakin banyak bukti perkembangan dari suplemen yang aman seperti vitamin menuju penggunaan PED. Sebuah tinjauan sistematis terhadap 52 studi, termasuk 187.288 anak muda berusia antara 10 dan 21 tahun, menemukan bahwa pengalaman pertama seorang anak mengonsumsi steroid anabolik-androgenik dapat terjadi sebelum ulang tahun ke-10. Tinjauan ini mengidentifikasi sembilan faktor yang memprediksi doping di kalangan anak muda: jenis kelamin, usia, partisipasi olahraga, jenis olahraga, variabel psikologis, kelompok, etnis, suplemen gizi, dan perilaku yang membahayakan kesehatan.

PED Memberikan Akses yang Mudah, tetapi Berisiko Serius

Mendapatkan akses ke steroid itu mudah. Populasi gym hardcore cenderung sangat erat, dan informasi dari mulut ke mulut dapat memberikan akses yang mudah dan konsisten bagi siapa pun yang tertarik menggunakan PED. Seperti halnya banyak obat dengan permintaan tinggi lainnya, seluruh sistem bawah tanah ada yang memastikan aliran PED terus tersedia untuk pelanggan yang menunggu.

Bahayanya cukup besar. Kasus kematian jantung mendadak di kalangan atlet, yang dulunya merupakan penyakit bawaan, kini ditambah dengan proses penyakit jantung yang didapat terkait dengan penggunaan PED.

Namun, kematian bukanlah satu-satunya kekhawatiran. Penggunaan PED  berlebihan dapat melibatkan sejumlah besar efek yang merusak, dan ini sering kali menghantui pengguna seumur hidup setelah penggunaan PED berhenti. Penting untuk dipahami bahwa penggunaan PED memengaruhi individu pada tingkat metabolisme, dan penggunaan berkelanjutan dapat menyebabkan serangkaian efek jangka panjang yang merugikan.

Meskipun seseorang mungkin mulai menggunakan hanya semacam PED, mereka sering kali terdorong untuk meningkatkan jumlah dan jenis yang digunakan. Mantan pembalap sepeda profesional dan kompetitor Tour de France, Tyler Hamilton, yang mengalami kekecewaan yang semakin meningkat dan komplikasi medis akibat PED, ingat pernah bertanya pada dirinya sendiri: “Apa yang saya lakukan? Apa yang saya lakukan?”

Fentanyl sekarang menempati posisi No. 1 di antara semua penyebab kematian di Amerika Serikat, dengan opioid bertanggung jawab atas sekitar 3 dari 4 kematian akibat overdosis obat. Dibandingkan dengan opioid, kematian terkait steroid mungkin tampak remeh, dan badan-badan medis dan penegak hukum yang sudah kelebihan beban tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk memusatkan lebih banyak perhatian pada apa yang dapat dianggap sebagai kejahatan  lebih kecil dari steroid dan PED lainnya.

Ditambah dengan perasaan tak terkalahkan yang sering dirasakan oleh pengguna PED muda, masalah PED tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Beberapa tahun terakhir menunjukkan pola penyangkalan-pengakuan dalam penggunaan PED. Meskipun Brian “Liver King” Johnson mungkin adalah salah satu contoh terbaru yang paling terkenal, masih banyak lagi yang lainnya.

Setelah penyangkalan sebelumnya, Nick Walker, salah satu bintang Kelas Pro Federasi Binaraga dan Kebugaran Internasional, sekarang dengan bebas mengakui teknik penggunaan PED-nya. Meskipun ada kemungkinan dia menyangkal menggunakan PED sebelum dia benar-benar mulai mengonsumsinya, pertumbuhannya yang eksplosif selama kurang lebih dua tahun mengundang kecurigaan.

Ilustrasi ini digunakan bukan sebagai dakwaan terhadap pengguna PED, tetapi lebih untuk menggambarkan sikap yang berkembang terhadap penggunaan PED oleh para profesional dan non-profesional. Walker melanjutkan dengan mengatakan, “Pada akhirnya, kita bermain dengan api.”

Jadi, di Mana Ujungnya?

Singkatnya, hal ini tidak akan berakhir, setidaknya tidak dalam waktu dekat. Upaya administratif dan penegakan hukum  terbukti tidak efektif di negara yang sudah dipenuhi dengan masalah narkoba yang parah, dan aspek buah terlarang yang dikombinasikan dengan ketersediaan yang mudah, memastikan tidak hanya pasar yang berkembang tetapi juga pasar dengan masa depan yang cerah.

Steroid desainer bahkan sedang disintesis untuk menghindari prosedur pengujian obat dalam olahraga profesional.

Mr. Raj dan Mr. Walker memiliki pola pikir yang sama terhadap penggunaan PED: Upaya hukum saat ini tidak cukup efektif untuk mengendalikan penggunaan PED terlarang yang terus berlanjut, dan mengingat spektrum risiko kesehatan yang terkait dengan PED, sesuatu harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini dengan lebih baik. Paling tidak, keduanya menyarankan pendekatan yang mencakup manajemen medis yang bonafid dengan pemahaman tentang bahaya sebelum memulai rejimen PED apa pun.

“Saya perhatikan bahwa lebih banyak orang yang mencari nasihat medis daripada hanya terjun langsung dari bawah tanah, yang sangat bagus untuk mengetahui risikonya,” kata Mr. Raj. Terapi penggantian testosteron yang diarahkan oleh dokter menjadi lebih populer untuk penggunaan non-medis seperti membangun massa otot dalam program binaraga. Meski begitu, ia tetap memiliki keberatan.

Semakin kita menggunakan narkoba untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dari kehidupan, dan semakin kita melihat bentuk-bentuk atletik yang lebih besar dari kehidupan, semakin kita terkondisikan bahwa ini adalah hal yang normal. Saya mulai bertanya-tanya berapa banyak ruang yang akan kita miliki di masa depan untuk orang-orang yang merupakan versi terbaik dari diri mereka sendiri yang bebas dari narkoba, dan berapa banyak kerusakan fisik yang harus ditanggung sebelum perubahan besar terjadi,” ujar Raj.

Lingkungan hukum PED akan perlu diupayakan di masa depan, tetapi untuk saat ini, disarankan untuk berhati-hati. PED sudah tersedia dan dapat memberikan hasil yang luar biasa untuk upaya binaraga, membuatnya sangat menarik bagi semakin banyak pengguna potensial. Pada saat yang sama, mereka dapat mengakibatkan konsekuensi kesehatan  dahsyat yang dapat bertahan seumur hidup.

Meskipun pendekatan “Katakan Tidak” tampaknya tidak realistis di zaman modern ini, sangat disarankan untuk melakukan pendekatan terhadap penggunaan PED di bawah pengawasan medis untuk menghindari kesalahan yang merugikan dan untuk mendidik diri Anda sendiri tentang potensi konsekuensi penggunaan PED.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times. Epoch Health menyambut baik diskusi profesional dan debat yang bersahabat. 

Topik apa yang ingin Anda baca? Harap beri tahu kami di health@epochtimes.nyc

Kevin Shelley adalah terapis okupasi berlisensi dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam pengaturan perawatan kesehatan utama. Dia adalah seorang kolumnis kesehatan untuk The Epoch Times