Home Blog Page 418

Direktur FBI : Besar Kemungkinan Virus COVID-19 Berasal dari Laboratorium di Wuhan Tiongkok

 oleh Li Xin

Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) AS Christopher Wray mengatakan pada Selasa (28/2/2023), pihaknya menilai bahwa sangat besar kemungkinannya virus korona jenis baru (COVID-19) berasal dari peristiwa yang terjadi pada laboratorium potensial di Kota Wuhan, Tiongkok.

Dalam sebuah wawancara pada hari Selasa, Wray mengatakan kepada pembawa acara Fox News Bret Baier bahwa beban tugas untuk menentukan asal mula wabah virus korona masih terus kita lakukan, tetapi banyak detail terkait penyelidikan tetap kami rahasiakan.

“Jadi, seperti yang sudah Anda perhatikan, Bret, FBI sudah cukup lama mengevaluasi dengan kesimpulan bahwa asal usul pandemi ini (COVID-19) kemungkinan besar merupakan peristiwa yang terjadi pada laboratorium potensial di Kota Wuhan”, katanya.

Wray menambahkan bahwa dirinya yakin Beijing telah bekerja keras untuk menggagalkan penyelidikan asal-usul virus korona jenis baru yang dilakukan oleh baik Amerika Serikat maupun anggota komunitas internasional lainnya.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa, dalam pandangan saya, pemerintah Tiongkok telah melakukan apa saja untuk mencoba menghalangi dan membingungkan pekerjaan di sini. Pekerjaan yang kami lakukan, pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika dan mitra asing dekat kami”. “Ini sangat disayangkan bagi semuanya”, katanya.

Beberapa hari yang lalu, Kementerian Energi AS merilis sebuah laporan kesimpulan bertingkat “keyakinan rendah” (low confidence) yang isinya menetapkan bahwa peristiwa kebocoran di laboratorium yang menyebabkan penyebaran luas virus korona jenis baru.

Menurut laporan rahasia yang dikirimkan kepada anggota parlemen terkemuka di DPR-AS dan komite intelijen Senat, bahwa Kementerian Energi telah menyimpulkan dengan “keyakinan rendah” tentang besar kemungkinan pandemi virus korona jenis baru adalah berasal dari peristiwa kebocoran laboratorium di Kota Wuhan, Tiongkok.

Pada Minggu Wall Street Journal melaporkan bahwa FBI sebelumnya telah menyimpulkan dengan “keyakinan sedang” bahwa peristiwa kebocoran di laboratorium adalah penyebab dari menyebarnya virus korona jenis baru ke masyarakat, tetapi badan intelijen AS lainnya masih berbeda pendapat soal sumber penyebarannya.

Badan intelijen AS merilis laporan penilaian mereka tentang sumber virus pada tahun 2021, tetapi terhadap beberapa masalah, mereka tidak memberikan kesimpulan yang jelas.

Komite Pemilihan DPR untuk Tanggapan Virus Corona, yang dibentuk bulan lalu juga sedang melakukan penyelidikan tentang asal-usul wabah.

Anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR dari Partai Republik menyimpulkan dalam sebuah laporan yang dirilis tahun lalu, bahwa virus tersebut lolos keluar dari sebuah laboratorium yang berada di Kota Wuhan, Tiongkok. (sin)

Temuan Ilmiah : Manusia Memiliki Medan Bioenergi Misterius yang Selalu Disadari Para Mistikus

0

TARA MACISAAC

Selama ribuan tahun, para mistikus  menyinggung tentang keberadaan medan energi yang dihasilkan secara biologis, atau aura, yang mengelilingi manusia. 

Selama ribuan tahun, para mistikus telah menyinggung tentang keberadaan medan energi yang dihasilkan secara biologis, atau aura, yang mengelilingi manusia. Penyelidikan ilmiah mengindikasikan bahwa hal ini mungkin lebih dari sekadar mistik dan cerita rakyat. 

Ahli biokimia John Norman Hansen, Ph.D., dari University of Maryland telah menemukan bukti bahwa medan energi semacam itu mungkin saja nyata, yang memberikan kepercayaan pada apa yang telah dikemukakan oleh para praktisi spiritual selama ribuan tahun.

Hansen melakukan ratusan eksperimen dengan puluhan subjek, dan hasilnya secara konsisten dapat ditunjukkan kembali. Ilmuwan lain juga telah mereproduksi hasilnya, termasuk Willem H. van den Berg dari departemen biokimia dan biofisika di University of Pennsylvania, dan fisikawan William van der Sluys di Gettysburg College, yang mempublikasikan penelitian mereka  di Journal of Scientific Exploration pada 15 Maret 2015.

Penyelidikan sebelumnya tentang bidang bioenergi manusia  menggunakan sensor foton. Dr. Hansen mengambil pendekatan yang berbeda. Dia bertanya-tanya apakah medan bioenergi, jika memang ada, akan memiliki kekuatan yang cukup untuk mendorong pendulum torsi – sebuah alat yang cukup sensitif untuk digerakkan oleh kekuatan halus. Dia menggantungkan pendulum di atas kepala subjek dan melihat perubahan yang jelas pada momentum pendulum.

Setelah melakukan eksperimen kontrol untuk mengesampingkan efek arus udara dan artefak lainnya, disimpulkan bahwa efek tersebut diberikan oleh semacam medan gaya yang dihasilkan oleh subjek yang berada di bawah bandul,” jelasnya dalam penelitiannya pada tahun 2013, berjudul “Use of a Torsion Pendulum Balance to Detect and Characterize What May Be a Human Bioenergy Field” atau “Penggunaan Neraca Pendulum Puntir untuk Mendeteksi dan Mengkarakterisasi Apa yang Mungkin Merupakan Medan Bioenergi Manusia,” yang juga diterbitkan dalam Journal of Scientific Exploration. 

Pengaturan eksperimental. Dari kiri ke kanan, kamera web, titik target putih, pendulum kubah, dan komputer yang menjalankan perangkat lunak LabVIEW. (www.semanticscholar.org)

“Kami tidak mengetahui adanya gaya, seperti gaya dalam spektrum elektromagnetik yang dapat menjelaskan hasil ini. Mungkin saja penjelasan konvensional untuk hasil yang mengejutkan ini akan ditemukan, tetapi ada kemungkinan bahwa kita telah mengamati sebuah fenomena yang akan membutuhkan pengembangan konsep teori baru.”

Salah satu pengamatan yang luar biasa adalah bahwa efek kehadiran manusia terus berlanjut selama sekitar 30 hingga 60 menit setelah subjek manusia berlalu. Dengan kekuatan lain, seperti arus udara, pendulum akan segera kembali ke gerakan klasiknya yang tidak digerakkan.

Setiap subjek memiliki kekuatan yang kurang lebih sama untuk mempengaruhi pendulum “menunjukkan bahwa efek pada pendulum tidak memerlukan bakat atau latihan yang unik,” tulis Hansen dalam sinopsis ceramah yang ia berikan pada konferensi tahunan Society for Scientific Exploration yang ke-34 pada akhir Mei 2015. 

Penyiapan eksperimental dengan “Kaca Depan”, sebuah silinder dari kertas konstruksi dan papan busa. Pendulum bebas berosilasi di dalamnya. (www.semanticscholar.org)

“Namun, telah diamati  beberapa subjek, terutama yang telah melakukan praktik meditasi selama bertahun-tahun, memberikan efek yang sangat berbeda selama kondisi meditasi dibandingkan dengan kondisi non-meditasi… yang menunjukkan bahwa kondisi mental subjek dapat sangat memengaruhi perilaku pendulum.”

Apakah Ada Penjelasan Konvensional?

Van den Berg dan van der Sluys menggunakan perangkat pendulum yang sama-seperti yang telah dipublikasikan oleh Hansen, mendorong peneliti lain untuk meniru hasil penelitiannya-dan mengamati perubahan yang sama pada pergerakannya ketika berada di dekat kepala manusia. Namun, mereka bertanya-tanya, apakah perubahan ini mungkin disebabkan oleh perubahan suhu udara akibat panas yang dipancarkan oleh kepala manusia. Perubahan suhu udara dapat menyebabkan arus konveksi, kata mereka.

Mereka menempatkan lapisan plastik di antara kepala dan pendulum dan menemukan bahwa efek pada pendulum menghilang. Mereka menduga bahwa plastik tersebut memisahkan pendulum dari medan bioenergi misterius, atau hanya memutuskan sumber panas.

Namun, Hansen menerbitkan sebuah balasan untuk penelitian ini, mencatat apa yang dia lihat sebagai kelemahan dalam teori bahwa panas tubuh menyebabkan gerakan pendulum.

Sebagai permulaan, Hansen berkata, “Jika Anda menempatkan perisai plastik tebal di antara subjek dan pendulum, gaya dorong [medan bioenergi] pada awalnya akan melawan perisai, dan pendulum hanya akan merespons gaya dorong apa pun yang tersisa setelah mendorong perisai. Agar gaya dorong dapat bertahan melewati perisai dan kemudian mendorong bandul akan melanggar prinsip-prinsip dasar fisika; yaitu, Anda hanya dapat menggunakan gaya sekali saja, dan jika gaya tersebut digunakan untuk mendorong perisai, gaya tersebut tidak dapat mendorong pendulum.”

Faktor lain yang menurut Hansen gagal diperhitungkan oleh van den Berg adalah efek samping yang terus-menerus. Hansen menulis: “Prinsip dasar fisika pendulum adalah bahwa jika pendulum digerakkan oleh gaya luar dan gaya tersebut disingkirkan, maka pendulum akan segera kembali ke gerakan klasik yang tidak digerakkan.”

Akumulasi arus konveksi yang memanas akan segera menghilang setelah subjek pergi. Jadi, arus konveksi tidak dapat menjelaskan efek lanjutan ini. Hansen menggambarkan efek dari medan bioenergi subjek entah bagaimana “tercetak” pada pendulum.

Singa Kesepian Diselamatkan dari Kandang Setelah 15 Tahun, Menunggu untuk Pulang ke Afrika Selatan

0

ANNA MASON

Ruben si singa menghabiskan 15 tahun dikurung dalam kandang kecil, tetapi akhirnya diselamatkan dan diberi kebebasan untuk pertama kalinya. Ditawan dalam kondisi jorok di kebun binatang pribadi yang telah ditutup, hewan yang trauma itu menghabiskan lima tahun sendirian dan dalam kesunyian.

 “Hewan lain telah dipindahkan, tetapi tidak ada tempat untuk Ruben,” kata juru bicara Animal Defenders International, organisasi nirlaba yang menyelamatkannya. 

Terletak di perbatasan Armenia dan Azerbaijan, kebun binatang itu milik seorang oligarki Rusia, menurut badan amal itu. Setelah operasi penyelamatan besar-besaran, singa yang lusuh dan kesepian itu kini telah dipindahkan dari sel beton ke fasilitas karantina sementara di tempat perlindungan Armenia. Upaya sedang dilakukan untuk memindahkan Ruben ke rumah terakhirnya di Afrika Selatan.

Ruben selama relokasinya dari kebun binatang di Armenia. (Courtesy of Animal Defenders International)
(Courtesy of Animal Defenders International)

“Ayo kita bawa dia pulang,” kata Animal Defenders International (ADI). 

Bekas sel Ruben hanya selebar beberapa meter, tetapi dia saat ini tinggal di kandang berpemanas dengan tempat tidur jerami dan area luar ruangan berpemanas yang, meskipun kecil, namun jauh lebih lebar daripada kandangnya dahulu, menurut ADI dalam sebuah pernyataan. 

Dalam kondisi memprihatinkan, dengan bulu yang sangat kusut dan gigi yang membusuk, Ruben juga menderita kondisi neurologis, kemungkinan disebabkan oleh cedera otak atau tulang belakang. Mengabarkan kemajuan singa itu, ADI berkata: “Dia goyah saat berjalan dan terkadang kakinya terlipat di bawahnya. Dia memiliki miosis mata… pupil kecil dan menyempit. Dia tampaknya dapat melihat sesuatu, bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan yang berjarak agak jauh, dan (memiliki) pendengaran yang baik.”

Ruben di rumah sementaranya, suaka beruang Armenia yang dijalankan oleh the Foundation for Preservation for Wildlife and Cultural Assets. (Courtesy of Animal Defenders International)

“Giginya patah dan retak, tetapi pada tahap ini tidak memengaruhi cara makannya dan dia bahkan dapat mengunyah tulang.”

Upaya sedang dilakukan untuk membantu Ruben mendapatkan kembali kesehatan dan kekuatan yang cukup untuk memindahkannya ke Suaka Margasatwa ADI di Afrika, habitat asalnya. Sesampai di sana, pekerja akan memiliki akses ke teknologi dan perawatan yang lebih maju, memungkinkan mereka untuk menangani masalah yang lebih serius dan menyelesaikan perawatan gigi.

(Courtesy of Animal Defenders International)
Rumah sementara Ruben di Armenia, unit karantina. (Courtesy of Animal Defenders International)

Mengimbau tindakan publik untuk membantu mendukung misi mereka, badan amal tersebut mengatakan bahwa anak adopsi terbaru mereka itu sekarang memiliki kesempatan untuk menikmati kehidupan indah yang sama dengan yang dinikmati oleh singa dan harimau lain yang diselamatkan di tempat perlindungan mereka yang aman di Afrika Selatan.

“Dia akan berjalan di atas rum- put untuk pertama kalinya dalam hidupnya, merasakan matahari di punggungnya, angin menembus surainya,” kata ADI.

“Ruben akan melihat dan mendengar satwa liar lainnya seperti tupai tanah, luwak, kelinci, burung, dan lainnya. Dia akan memiliki kebebasan untuk memilih di mana dia ingin berada, berbaring di bawah sinar matahari, atau di dalam sarangnya, atau di atas panggung mengawasi hewan tetangga. Kekayaan kehidupan di Bumi akan menjadi miliknya, untuk pertama kalinya.”

(Courtesy of Animal Defenders International)
(Courtesy of Animal Defenders International)

Nasib singa yang teraniaya ini telah menarik perhatian dunia, tetapi karena risiko ketegangan yang memanas di wilayah yang bergejolak secara politik, operasi penyelamatan awal harus direncanakan dengan hati-hati, secara rahasia, dan dilakukan secara strategis, menurut Daily Mail.

“Keluarga mantan oligarki sangat ingin Ruben memiliki kehidupan yang lebih baik dan setuju untuk pindah, yang harus menegosiasikan beberapa pos pemeriksaan bersenjata,” lapor outlet berita itu.

Persiapan sedang dilakukan untuk mengangkut Ruben ke Afrika Selatan pada Maret mendatang. Perjalanan membutuhkan perencanaan yang luas dan termasuk mengajukan izin yang diperlukan, membangun kandang khusus, menyiapkan habitat barunya, serta memesan penerbangan dan transportasi darat. Sesampai di sana — setelah perjalanan yang sangat panjang — Ruben akhirnya bisa memiliki kehidupan yang layak dia dapatkan.

(Courtesy of Animal Defenders International)
(Courtesy of Animal Defenders International)

“Di Suaka Margasatwa ADI, Ruben akan memiliki beberapa bagian habitat untuk menyediakan lebih banyak ruang secara bertahap seiring dengan peningkatan pergerakannya,” tulis unggahan organisasi tersebut di Facebook. “Kami akan mengubah platform pengayaan untuk membantunya — langkah rendah dan lebar di sekitar platform, mainan pengayaan hanya di lantai untuk menghindari peregangan leher dan tulang belakang, menghindari aktivitas berlebihan.”

“Dia akan mendengar dan melihat singa (dan harimau) lainnya; di seberang jalan di satu sisi ada Coco, Chino, Kesari, Simba, Rey, dan di seberang jalan di sisi lain, harimau Max dan Stripes. Saat dia mengaum, seluruh tempat itu juga akan menimpali aumannya kembali. Dia akan dengan sangat cepat bergabung di pagi dan sore hari percakapan di seluruh tempat yang bergemuruh dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Animal Defenders International telah bekerja untuk mengakhiri penderitaan hewan di penangkaran selama lebih dari 20 tahun. Hingga saat ini, mereka telah berhasil menyelamatkan ratusan hewan, termasuk singa dan harimau, dari kelompok sirkus di seluruh dunia. (zzr)

3 Tips Menghilangkan Lemak untuk Membantu Merampingkan Tubuh

0

Ellen Wan

Berbeda dengan mereka yang hidup pada masa Dinasti Tang, yang mengagumi wanita yang kelebihan berat badan, orang-orang saat ini biasanya menyamakan “kurus” dengan kecantikan dan menginginkan bentuk tubuh yang langsing. Jadi, bagaimana cara menghilangkan kelebihan lemak tubuh dan merampingkan tubuh Anda?

Pakar diet dan kebugaran dari Jepang merekomendasikan tiga jenis metode penurunan berat badan yang dapat membantu Anda.

Metode Perampingan dengan Pernapasan

Ann Masumi, seorang pelatih vokal Jepang, menciptakan metode pelangsingan pernapasan yang mempermudah pembakaran lemak dan sangat efektif untuk mengencangkan perut dan tubuh bagian bawah.

Dalam bukunya “おじぎ呼吸ダイエット 呼吸力をつけて体脂肪を燃焼する (Diet Pernapasan),” Masumi mengatakan bahwa bernapas sambil menunduk dapat memperbaiki postur tubuh yang buruk dan memperluas area diafragma yang dapat digerakkan, memungkinkan oksigen masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, dan meningkatkan kekuatan otot dan metabolisme. Cara ini juga dapat menekan nafsu makan dan meredakan nyeri punggung.

Kiyoka Wada, seorang ahli diet dan kebugaran dari Jepang, mengatakan dalam sebuah artikel, “Para bintang juga mengikuti metode pelangsingan dengan cara membungkukkan badan.” Metode pelangsingan dengan cara membungkuk dan bernapas dapat memperkuat kelompok otot pada lapisan perut bagian dalam yang menopang tulang belakang, sehingga setiap tarikan napas memiliki efek yang sama dengan latihan otot seluruh tubuh. Inilah prinsip pelangsingan dari “metode pelangsingan dengan membungkuk dan bernapas.”

Wada berkata, “Jika Anda melakukannya selama tiga menit sehari, Anda akan merasakan tubuh Anda hangat dari dalam ke luar, dan metabolisme Anda akan meningkat.”

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1- Letakkan punggung Anda di dinding, kaki dibuka selebar bahu, dan letakkan tangan di bagian depan paha.

2- Sambil menghembuskan napas, perlahan-lahan tekuk tubuh bagian atas, jaga pinggul tetap menempel di dinding, dan geser tangan ke bawah di sepanjang paha.

3- Tekuk lutut Anda hingga 90 derajat dan hembuskan napas saat Anda meluruskan punggung ke dinding dan jaga agar tangan tetap berada di atas paha. Pertahankan posisi ini selama beberapa menit, bernapaslah melalui perut Anda.

Ulangi latihan ini lima sampai 10 kali.

Latihan Aerobik 3 Minggu

Kazuyo Mori, seorang yogi Jepang, menciptakan latihan aerobik selama tiga minggu untuk mengencangkan lengan atas, perut, pinggang, dan pinggul, serta membentuk tubuh yang lebih kencang.

Mori mengatakan bahwa latihan ini mungkin menantang bagi orang yang jarang berolahraga. Namun, jika Anda terus berlatih, maka akan menjadi lebih mudah. Selain itu, latihan ini juga akan meningkatkan kekuatan otot dan dapat membakar lemak tubuh yang berlebih. Anda bisa melihat hasilnya dengan melakukan ini hanya tiga kali seminggu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1- Mulai dengan posisi merangkak. Rentangkan siku selebar bahu sehingga siku berada tepat di bawah bahu, ujung jari menghadap ke depan, dan siku ditekuk hingga 90 derajat. Rentangkan kaki Anda sehingga kepala dan jari-jari kaki Anda berada dalam satu garis lurus. Jaga agar mata Anda tetap sedikit ke depan, angkat tubuh Anda dari lantai dengan pose papan dan tahan selama 30 detik.

2- Istirahat dan biarkan pernapasan Anda kembali normal. Kembali ke posisi terakhir, tetapi luruskan lengan kiri Anda (jangan gerakkan tangan Anda), tarik bahu kiri ke atas dan ke belakang untuk menopang lengan yang terentang.

3- Kembalikan lengan kiri ke lantai, lalu ulangi di sisi kanan. Bergantian antara kiri dan kanan sebanyak tiga kali.

Mori menekankan bahwa “lengan dan punggung terhubung; ketika siku ditekan ke lantai, punggung mengerahkan tenaga untuk mengangkat. Inti terhubung ke pinggang; ketika inti meninggalkan lantai, inti juga mengerahkan tenaga untuk mengangkat, secara sadar menggunakan bagian depan dan bagian dalam tubuh. Jika Anda merasa kesulitan untuk melakukan latihan ini, Anda dapat menggunakan lutut Anda untuk menyentuh lantai dan kemudian membiarkan lutut Anda di lantai setelah Anda terbiasa.”

Bulgarian Squat

Bulgarian squat adalah jongkok  yang menggerakkan pinggul secara signifikan. Tidak hanya dapat mengencangkan pinggul dan paha, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah tubuh, meningkatkan metabolisme, dan dapat dengan cepat membakar lemak.

Takenori Torimitsu, pelatih kebugaran terkenal di Jepang, mengatakan bahwa 60 persen otot tubuh ada di bagian bawah tubuh. Oleh karena itu, melatih otot-otot besar akan meningkatkan konsumsi energi dan metabolisme basal.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1- Berdirilah dengan jarak 60 hingga 90 sentimeter di depan kursi yang solid dan tidak mudah bergeser. Jaga punggung tetap lurus, sandarkan kaki kiri Anda pada dudukan kursi di belakang Anda sehingga Anda hanya berdiri dengan kaki kanan.

2- Tarik napas melalui hidung sambil berjongkok perlahan, tekuk lutut kanan sambil merilekskan tubuh bagian atas sebisa mungkin tanpa bergoyang. Lihatlah lurus ke depan.

3- Hindari menekuk lutut terlalu jauh ke depan di atas kaki Anda dan biarkan pinggul bersandar ke belakang, meskipun Anda merasa lelah saat berjongkok. Usahakan agar kedua lutut ditekuk 90 derajat saat Anda berjongkok. Apabila tangan Anda berada di pinggul, akan mudah untuk merasakan otot-otot yang sedang dilatih.

Kembali ke posisi awal. Lakukan gerakan ini sebanyak 10 kali, lalu ulangi 10 kali di sisi kiri. Ini akan menghasilkan satu set lengkap. Lakukan total tiga set, dengan istirahat 10 detik di antara masing-masing set.

Tiongkok Mengubah Sebutan COVID-19 Menjadi Influenza Tipe A ? Dokter : Gejala “Paru-Paru Putih” Serius

oleh Luo Tingting

Baru-baru ini banyak orang di Tiongkok mengalami demam, sampai sekolah-sekolah diliburkan, dan pembelian panik obat mengatasi demam kembali terjadi. Pejabat mengklaim bahwa ini adalah “influenza” atau “flu”, bukan lagi COVID-19. Tetapi sejumlah warga menduga bahwa pihak berwenang dengan maksud tertentu telah mengubah nama COVID-19 menjadi “influenza”. Namun, beberapa dokter Tiongkok memperingatkan bahwa “Influenza” juga bisa menyebabkan “paru-paru putih”, bahkan gejalanya bisa serius.

“Flu Juga dapat Menyebabkan paru-paru putih” jadi pencarian panas di Internet

Pada 27 Februari, entri “Dokter menyebut influenza juga dapat menyebabkan paru-paru putih” muncul di pencarian trending Weibo. Tercatat pada 28 Februari pukul 15:00, jumlah penayangan telah mencapai lebih dari 120 juta.

Dr. Hu Yang, Wakil Direktur Unit Bagian Pernafasan di Rumah Sakit Paru Kota Shanghai, pada 22 Februari memperingatkan di Weibo bahwa virus influenza juga dapat menyebabkan paru-paru memutih dalam skala besar, dan kasusnya cukup serius.

Digambarkan bahwa pasien yang mengalami gejala batuk, berdahak, dispnea atau sesak napas, dan hipoksemia, sebaiknya segera berobat ke rumah sakit. Bagi mereka yang gejalanya parah bahkan perlu dirawat di ICU, dan sejumlah kecil pasien perlu Intubasi endotrakeal.

Pada 27 Februari, media Tiongkok “yicai” yang mengutip ucapan Dr. Zhang Zhenhua, Direktur Penyakit Dalam (penyakit menular) Rumah Sakit Afiliasi Kedua Universitas Kedokteran Anhui memberitakan, bahwa tingkat rawat inap dan kematian bagi orang berusia lanjut yang terinfeksi virus “influenza” dapat meningkat dari 10 hingga 100 kali lipat.

“Jika terinfeksi virus ‘influenza’ bersamaan dengan virus pernapasan lain seperti virus COVID-19, maka risiko terjadinya gangguan pada pernapasan bawah akan semakin meningkat”, tulis Dr. Zhang Zhenhua.

Menjelang pertemuan Dua Sesi, pasien demam melonjak di seluruh negeri

Menjelang pertemuan Dua Sesi Partai Komunis Tiongkok, para siswa di Beijing, Shanghai, Hangzhou, dan tempat-tempat lain mengalami demam kolektif, sehingga banyak sekolah diliburkan. Warga masyarakat khawatir bahwa epidemi COVID-19 akan kembali mencapai puncak baru.

Namun, kecuali dua sekolah di Kota Hangzhou yang pertama kali meliburkan sekolah bagi murid-muridnya. Hampir semua pejabat yang berwenang mengklaim bahwa demam yang dialami para siswa itu adalah akibat virus “influenza”.

Menurut laporan terbaru WHO, bahwa peningkatan angka infeksi influenza di Tiongkok pada bulan Februari 2023 terkait dengan penularan simultan dari dua subtipe virus influenza A. Dengan meningkatnya secara tiba-tiba jumlah pasien demam, entri terkait “flu” terus muncul di pencarian panas Weibo, dan obat “oseltamivir” sampai habis di pasar akibat diborong warga.

Komentar para warganet antara lain : “Flu sedang merajalela, anak saya bahkan juga setengah dari siswa kelasnya di sekolah terserang”. “Banyak siswa yang sekelas anak saya tidak masuk sekolah, begitu banyak anak yang terkena ‘flu’ secara bersamaan, sungguh baru kali ini saya alami”. “Tiba-tiba 20 orang anak TK dalam satu kelas mengalami demam dalam dua hari. Tidak pernah terjadi di masa lalu (kecuali saat COVID-19).”

“Sedih saya melihat anak-anak mengalami demam dan sakit. Kemarin pagi, ada 11 orang anak yang tidak masuk sekolah, dan jumlahnya bertambah menjadi 17 orang pada sore harinya. Hari ini, setelah melihat video yang diposting seorang guru bernama Xiao Liu, siswa di kelas tinggal setengahnya. Gurunya juga ikut terkena demam, liburkan saja pelajaran, supaya masing-masing bisa dirawat di rumah”.

Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa banyak anak yang demam sedang berobat di Rumah Sakit Kota Liaoyuan, Provinsi Jilin.

Seorang wanita warga Kota Changchun mengungkapkan, bahwa banyak taman kanak-kanak di kota telah ditutup, tampak gelombang epidemi telah muncul kembali.

Pada 27 Februari, sebuah video menggambarkan situasi di Tiongkok yang beredar di Twitter. Di mana seorang pria sedang mengantar seorang anak tetangganya yang berusia 9 tahun ke rumah sakit untuk berobat. Terlihat rumah sakit tersebut telah dipenuhi oleh anak-anak yang berobat. Untuk itu mereka terpaksa mengantri selama 4 jam sebelum mendapat giliran menemui dokter. Hasil diagnosis menyebutkan bahwa anak tersebut menderita influenza tipe A dan diberikan obat resep. Rawat inap di rumah sakit tidak dimungkinkan karena penuh.

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun banyak yang mengalami gejala demam. Netizen bernama “Daohan” menuliskan komentarnya : “Penyebarannya sangat cepat. 5 dari 10 orang rekan sekantor semua terserang flu. Satu dari mereka mengalami demam sampai 40℃. Saya sendiri 39℃. Bahkan obat ibuprofen pun tidak bisa mengatasi keluhan”.

Netizen bernama “Pengacara Lei Jiamao” : “Badan terasa lemas dan nyeri, tenggorokan sakit, pusing saat menggelengkan kepala. Meski demam ringan hanya sedikit di atas 37℃. Tetapi saya merasakan gejala kali ini lebih tidak nyaman daripada COVID-19. Saya curiga apakah kembali positif COVID-19, tetapi antigen menunjukkan negatif”.

“Axiba 68” : “Saya juga terserang ‘flu’ yang gejalanya tidak berbeda dengan COVID-19”.

“COVID-19 berganti nama menjadi influenza tipe A”

Karena peningkatan tajam dalam jumlah orang yang terserang demam, masyarakat khawatir akan kebangkitan kembali epidemi virus Partai komunis Tiongkok (COVID-19). Wang Baozeng, Direktur Unit Penyakit Menular Rumah Sakit Tiantan Beijing yang berafiliasi dengan Capital Medical University, mengatakan kepada media bahwa kemungkinan orang terinfeksi secara bersamaan virus H1N1 dan virus COVID-19 sangat kecil. Tetapi keterangannya itu justru mengundang cemooh netizen : “Harap pakar bisa mengurangi bicara”. “Tidak mendengarkan ‘saran’ ahli malah bisa hidup lebih lama.”

Dokter Tiongkok Hu Yang baru-baru ini memposting video di media sosial yang menyebutkan : Masih ada banyak pasien rawat jalan dengan gejala terkait COVID-19 yang mendatangi klinik. Disarankan kepada pasien yang mengalami gejala terus-menerus, agar tidak mengabaikannya dan segera berobat. “Hari ini ada lebih dari 100 orang pasien yang menemui saya. Dan hampir 70 dari mereka datang dengan keluhan seperti pasien yang pulih dari COVID-19.”

Banyak netizen berkomentar : “Tindakan perlindungan masih sangat diperlukan. Terlalu banyak orang yang mengalami positif ulang”. “Belakangan ini, banyak orang di sekitar saya yang mengalami positif ulang. Semoga saja kita terbebas dari ancaman itu”.

Ada netizen menduga bahwa karena Dua Sesi PKT sebentar lagi akan diadakan, jangan-jangan pihak berwenang menggunakan “influenza” untuk menutupi munculnya gelombang baru epidemi COVID-19. “Apakah tidak mungkin mengganti COVID-19 dengan influenza tipe A ?”

Yue Shan, seorang komentator politik mengatakan kepada NTDTV : “Apa yang PKT lakukan sekarang adalah menjaga stabilitas politik. Terlepas dari Kongres Nasional ke-20 sebelumnya atau Dua Sesi yang segera akan berlangsung, dan masih akan terus ada di masa mendatang. Oleh sebab itu, PKT tidak akan pernah berhenti membual. Dengan mencari cara, mengganti nama untuk menutupi kesalahan. Jelas, bawahan tidak berani melaporkan, terutama karena Xi Jinping sendiri pernah menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok berhasil menciptakan keajaiban dalam mengatasi epidemi COVID-19.” (sin)

Gejala Demam Massal Pecah di Beijing, Orang-orang Kembali Berburu Obat Hingga Stok Oseltamivir Ludes

0

Chen Jie dan Wang Yanqiao – NTD

Baru-baru ini, orang-orang di Beijing dan Shanghai diguncang oleh serentetan demam massal, dengan beberapa penyakit bersamaan. Pada saat yang sama, terjadi lagi perburuan besar-besaran untuk membeli obat-obatan di Tiongkok.

Orang Tiongkok: “Ketika saya terjangkit influenza A dan ditambah efek lanjutan dari COVID, seluruh dada saya terasa sakit saat batuk. Keluarga seorang rekan kerja terinfeksi, dan gejala yang dialami orang tua  sangat parah.

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka, teman dan kolega mereka dicurigai tertular influenza A, dan tingkat penularannya tinggi. Sebagai akibat dari kurangnya transparansi dalam informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Tiongkok, terjadi gelombang baru perburuan obat di kalangan masyarakat umum, dengan banyak apotek yang kehabisan stok obat Oseltamivir.

Masyarakat Tiongkok: “Obat anti-flu Oseltamivir sudah habis di banyak tempat. Intensitas wabah influenza musiman di Beijing telah meningkat akhir-akhir ini, dan beberapa sekolah serta fasilitas penitipan anak menderita demam yang disebabkan oleh infeksi virus influenza A.

Penjual obat di apotek Tiongkok berkata : “Flu telah sangat lazim di Changsha akhir-akhir ini. Obat ini, Oseltamivir dan Oseltamivir Phosphate, tetapi tidak tersedia. Toko obat dan rumah sakit kehabisan stok, mereka tak bisa mendapatkannya.

Oseltamivir Phosphate

Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Beijing melaporkan bahwa kasus “influenza A” yang dilaporkan melebihi kasus COVID. Pada 25 Februari saja, jumlah pencarian dan laporan untuk “influenza A” melebihi 70.000, mencapai peringkat pertama, dan pada  27 Februari, frasa “dokter mengatakan bahwa influenza A juga dapat menyebabkan paru-paru putih” telah ditonton lebih dari 57 juta kali.

Warga Beijing, Tuan Zou berkata : “Saya khawatir akan ada gelombang (epidemi) lagi, bagaimana orang-orang dapat membuktikannya, ketika Anda pergi ke rumah sakit, dia akan memberitahu Anda apa itu pilek dan flu. Setelah Anda terinfeksi corona Anda takut, pada saat itu mengatakan Gelombang pertama, gelombang kedua, dan gelombang ketiga semuanya telah disebutkan pada saat itu. Bisakah kita tidak curiga? wajar jika hal ini menjadi topik hangat.”

Sebelumnya, ada laporan tentang kasus demam tinggi yang meningkat di banyak sekolah dasar dan menengah di Tiongkok. Para  netizen bertanya-tanya apakah gelombang baru COVID-19 akan datang.

Warga Tiongkok: “Beberapa waktu lalu, banyak orang masih mengatakan bahwa orang-orang memiliki antibodi dan perlindungan kekebalan tubuh, dan wabah ini menghilang secara ajaib. Namun dalam dua hari terakhir, dua sekolah di Hangzhou telah positif terjangkit wabah baru, dan banyak tempat  melaporkan terjadinya demam, sehingga membuat orang-orang kembali cemas. Apakah puncak infeksi gelombang kedua akan tiba?” (hui)

Persiapan Perang ? Kongres Rakyat Nasional Ubah UU. Agar Militer Tiongkok Berhak Terapkan Hukum Acara Pidana di Masa Perang

0

oleh Zhang Danxia dan Liu Fang – NTD

Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok pada 24 Februari mengeluarkan keputusan tentang “Penerapan Hukum Acara Pidana Nasional Bagi Militer Selama Masa Perang” yang telah disahkan dan mulai berlaku. Para ahli berpendapat bahwa ini adalah persiapan perang dari aspek hukumnya, dan sekaligus untuk mempersempit hak kebebasan bicara rakyat.

Menurut laporan kantor berita resmi Partai Komunis Tiongkok “Xinhua”, bahwa pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang diadakan pada 20  Februari telah mengesahkan sebuah keputusan mengenai penyesuaian beberapa ketentuan dalam Hukum Acara Pidana, dan memberi hak kepada militer Tiongkok untuk diterapkan di masa perang yang berlaku mulai 25 Februari 2023. RUU ini dari mulai diusulkan hingga implementasinya hanya butuh waktu 3 hari.

Isi keputusan tersebut menunjukkan bahwa di masa perang, militer Tiongkok dapat mengambil alih peradilan, dapat menyesuaikan beberapa ketentuan khusus seperti semua prosedur hukum yang berlaku pada “Hukum Acara Pidana Republik Rakyat Tiongkok” yang prosedur khususnya akan ditetapkan oleh Komisi Militer Pusat.

Tang Jingyuan, komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Dengan pemberlakuan UU ini maka militer Tiongkok dalam periode khusus masa perang ini dapat menangani semua yang diatur dalam Hukum Acara Pidana RRT. Mulai dari yurisdiksi kasus hingga penangkapan, pengarsipan, dan pelaksanaan vonis kasus. Hak-hak ini dari A sampai Z berada dalam genggaman satu tangan militer.”

Misalnya, kata Tang Jingyuan bahwa begitu keadaan perang diumumkan, siapa pun yang mengungkapkan pendapat berbeda di masyarakat atau lewat Internet, ia bisa langsung ditangkap oleh tentara. Karena semua prosedur hukum sudah dipegang dan diputuskan oleh Komisi Militer, jadi dalam beberapa jam saja beberapa orang militer sudah dapat memutuskan hidup atau matinya seseorang.

Lai Jianping, Magister Hukum Internasional, Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok mengatakan : “Sudah sangat jelas bahwa ini adalah langkah-langkah PKT untuk mempersiapkan perang dengan Taiwan. Ia (PKT) telah membentuk sistem hukum yang lengkap guna memfasilitasinya. Sehingga sejak hari pertama invasi ke Taiwan diumumkan nantinya, PKT sudah memiliki apa yang disebut ‘lingkungan hukum’ guna melayani perang agresinya. Agar para prajuritnya tidak membangkang, memaksa mereka menjadi umpan meriam.”

Lai Jianping mengatakan bahwa dalam masyarakat sipil yang diatur oleh penegakan hukum militer, rakyat (termasuk tentara) hanya dapat mengikuti jalan yang diarahkan, tidak mungkin memiliki kebebasan berbicara. (sin)

Menkeu AS Kunjungi Ukraina, Umumkan Bantuan Uang USD.1,25 Miliar

oleh Lin Yan

Menteri Keuangan AS Janet Yellen melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Senin (27/2) dan mengumumkan bantuan stimulus ekonomi tambahan sebesar USD.1,25 miliar. Langkah itu dimaksudkan untuk menggarisbawahi dukungan AS yang berkelanjutan kepada Ukraina setelah 1 tahun invasi Rusia.

Dana tersebut merupakan bagian pertama dari total hampir USD.10 miliar dukungan anggaran yang dijanjikan oleh Amerika Serikat kepada Ukraina yang ditransfer pada tiga kuartal pertama tahun 2023. Demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan AS.

Yellen bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan meletakkan karangan bunga di Lapangan St. Michael di Kiev untuk mengenang rakyat Ukraina yang tewas dalam perang. Dia juga mengunjungi sekolah lokal yang telah menerima bantuan anggaran AS.

Yellen menekankan bahwa bantuan ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutunya membantu menjaga pemerintah Ukraina dan layanan utama agar tetap bisa beroperasi secara normal dan pada gilirannya “memperkuat kemampuan Ukraina untuk menang di medan perang”.

“Kami akan mendukung Ukraina selama diperlukan”, kata Yellen dalam pertemuan bilateral dengan Zelensky pada Senin (27/2).

Dia juga menambahkan : “Amerika Serikat bangga menjadi donor bilateral terbesar bagi Ukraina.”

Hingga saat ini, Amerika Serikat telah memberi Ukraina bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan senilai hampir USD.50 miliar. Tetapi dukungan ekonomi AS yang terus berlanjut untuk Ukraina telah menjadi masalah politik dalam negeri.

Melalui sebuah pernyataan Zelensky berterima kasih kepada Amerika Serikat. “Sejak hari pertama perang ini, (Amerika Serikat) sangat mendukung kami, tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan dukungan finansial”, demikian isi pernyataan itu.

Yellen mengatakan pada Senin bahwa Amerika Serikat bekerja sama dengan sekutu melalui Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, juga dengan Bank Dunia, Komisi Eropa, dan anggota lain dari G7 untuk menjamin agar infrastruktur dasar dan rantai pasokan Ukraina dapat berfungsi normal. Sementara itu, dia menekankan bahwa Amerika Serikat berharap kepada IMF dapat bergerak cepat untuk menciptakan sebuah program ambisius yang didanai dengan baik bagi Ukraina.

Janet Yellen juga menekankan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan berhenti menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, supaya dapat “melemahkan mesin perang Rusia” dan membatasi kelanjutannya untuk membiayai perangnya.

Yellen baru saja mengakhiri pertemuan Menteri Keuangan G20 di India. Dalam sebuah wawancara dengan Axios pada bulan Januari, dia mengakui bahwa sanksi terhadap Rusia tidak mempengaruhi nilai rubel, tetapi mengatakan : “Tujuan dari sanksi kami adalah merusak kemampuan mereka untuk berperang.”

“Mereka mengais suku cadang pesawat yang layak digunakan karena mereka tidak dapat membeli suku cadang untuk memperbaiki pesawat. Mereka memiliki dua pabrik tank terbesar tetapi tidak dapat memperbaiki tank yang rusak (karena kekurangan suku cadang),” katanya. (sin)

Khawatir dengan Meluasnya Sengketa Perdagangan AS – Tiongkok, Asing Memperlambat Investasi di Tiongkok

0

oleh Chen Ting

Sebuah survei menunjukkan bahwa dibandingkan dengan dua tahun terakhir, ketegangan perdagangan AS – Tiongkok semakin memengaruhi perusahaan asing di Tiongkok, sehingga mereka ragu untuk melakukan investasi besar karena kekhawatiran terhadap risiko.

Kamar Dagang Amerika di Tiongkok Selatan (AmCham in South China) menyebutkan bahwa sekitar 90% perusahaan yang disurvei percaya bahwa sengketa perdagangan AS – Tiongkok “sangat mungkin” atau paling tidak “mungkin” meluas tahun ini, dan 64% dari responden perusahaan memperkirakan bahwa sengketa AS – Tiongkok akan berdampak pada bisnis mereka selama lebih dari dua tahun.

Laporan yang dirilis pada Senin (27 Februari) menunjukkan (tautan) bahwa pengenaan tarif AS pada komoditas Tiongkok tahun lalu telah berdampak negatif sebesar hampir 60% terhadap perusahaan AS di Tiongkok Selatan, meningkat terus dari tahun 2021 yang 55%, dan tahun 2020 yang 53%.

Sebelum otoritas Tiongkok sepenuhnya melonggarkan kebijakan Nol Kasus, kamar dagang tersebut telah mensurvei 210 perusahaan pada Desember 2022. Di antara responden ada 40% perusahaan yang kepemilikan sepenuhnya adalah asing, 18% adalah perusahaan patungan, dan 38% adalah perusahaan Tiongkok. 40% responden adalah perusahaan besar dengan lebih dari 250 karyawan.

Ada pun perusahaan yang berpartisipasi dalam survei : 28% berasal dari Amerika Serikat, 25% dari Eropa, Kanada, Hong Kong atau Makau dan Asia Tenggara, 43% adalah perusahaan Tiongkok.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa dampak negatif dari tarif Tiongkok juga menunjukkan peningkatan pada tahun 2022, meningkat sekitar 5% dari tahun ke tahun. Tetapi laporan itu mengatakan bahwa dampaknya masih relatif lebih ringan ketimbang tarif AS.

Perusahaan memperlambat ekspansi bisnis di Tiongkok, enggan berinvestasi besar

Laporan itu mencatat bahwa surplus perdagangan Tiongkok dengan Amerika Serikat menggelembung ke rekor $877,6 miliar tahun lalu. Investasi asing langsung di Tiongkok mencapai USD.189,13 miliar, meningkat 8% YoY. Namun, karena ketidakpastian pasar dan risiko investasi, mulai 2022, perusahaan berhati-hati dengan investasi skala besar dan pada tahun ini berencana untuk memperlambat ekspansi bisnis mereka di Tiongkok.

Ada sekitar 10% dari perusahaan yang disurvei awalnya berencana untuk menginvestasikan kembali lebih dari USD.250 juta di Tiongkok pada 2022, tetapi hanya 5% dari mereka yang investasinya mencapai angka itu.

Menurut laporan tersebut, diperkirakan pada 2023 dan tiga sampai lima tahun ke depan, perusahaan di Tiongkok yang bersedia mengeluarkan keuntungan dari bisnis mereka untuk diinvestasikan kembali di Tiongkok, secara keseluruhan hanya berjumlah USD.18,3 miliar, atau turun sekitar 31% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada 2023, jumlah perusahaan dengan anggaran reinvestasi lebih dari USD.250 juta turun tajam ke level terendah dalam 5 tahun terakhir, yakni hanya 4%. Hanya ada sekitar 74% perusahaan yang bersedia mengeluarkan USD.10 juta dari laba keuntungan bisnisnya di Tiongkok untuk diinvestasikan kembali, termasuk 79% perusahaan asal Tiongkok dan 81% perusahaan asal AS.

Tidak ada perusahaan AS yang memiliki rencana untuk reinvestasi proyek-proyek senilai lebih dari USD.250 juta, sedangkan perusahaan Tiongkok juga hanya 6% yang tertarik. persentase ini turun sekitar 50% dibanding dengan tahun lalu.

Proporsi Tiongkok sebagai target utama investasi mencapai titik terendah baru

Menurut kamar dagang tersebut, 40% dari perusahaan yang disurvei masih menganggap Tiongkok sebagai yang teratas dalam rencana investasi global mereka, tetapi angka ini telah mencapai titik terendah dalam 5 tahun terakhir.

Pada tahun 2022, sekitar 26% perusahaan yang disurvei memilih untuk mentransfer sebagian investasi mereka dari Tiongkok ke negara lain, meningkat 3 poin persentase dari tahun 2021.

35% perusahaan mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian atau seluruh investasi mereka dari Tiongkok ke negara lain. Dan Vietnam menjadi tujuan utama. Amerika Serikat adalah lokasi terpopuler kedua (14%), sementara Singapura turun ke urutan ketiga (9%).

Harley Seyedin, Presiden Kamar Dagang Amerika Serikat di Tiongkok Selatan mengatakan : “Pembangunan ekonomi Tiongkok masih menghadapi tantangan besar …… Pada tahun 2023, para pemimpin Tiongkok akan terus menghadapi tekanan besar dari dalam negeri berupa masalah sosial, ekonomi, kesehatan masyarakat”.

Dia menambahkan bahwa kontraksi di sektor real estate, ketidakpastian yang disebabkan oleh varian virus COVID-19, serta populasi yang menurun, pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat, semua ini menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

“Konflik Rusia – Ukraina berpotensi memperburuk kesenjangan antara pasar negara maju, dengan negara berkembang, dan berkembang. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa, ekonomi global mungkin dapat terpecah atau terbagi ke dalam ‘blok geopolitik’ yang menerapkan standar teknis yang berbeda, masing-masing memiliki sistem pembayaran lintas batas, dan mata uang cadangan”, kata Harley Seyedin.

Perubahan struktural ini menimbulkan tantangan paling serius terhadap sistem yang mengatur hubungan internasional dan ekonomi selama 75 tahun terakhir, juga merupakan ancaman paling serius terhadap kinerja yang telah tercapai selama beberapa dekade, katanya.

“Amerika Serikat dan Tiongkok terjebak ke dalam persaingan jangka panjang untuk menentukan model pemerintahan mana yang paling baik untuk memecahkan masalah global dan meningkatkan kehidupan warga. Hasilnya akan mempengaruhi persepsi orang tentang kekuasaan,” kata Harley Seyedin. (sin)

Pemerintah Umumkan Waspadai KLB Flu Burung di Seluruh Indonesia

0

ETIndonesia- Pemerintah menyatakan mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b, meski pada saat ini risiko infeksi pada manusia masih rendah. 

Dikutip dari rilis Sehat Kemenkes RI, aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan pada 24 Februari 2023

Menurut Kemenkes RI, tindakan ini sebagai bentuk kewaspadaan mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia, sehingga virus memiliki kecenderungan zoonosis dan berpotensi menyebar ke manusia

“Saat ini memang belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kita tetap harus waspada” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta dalam keterangannya. 

Melalui Aturan ini, Kepada Dinas Kesehatan Provinsi, kabupaten/Kota dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh indonesia diminta untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta sektor terkait lainnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia

Dinkes Provinsi, Kabupaten/Kota juga diminta menyiapkan fasilitas kesehatan untuk penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Serta Meningkatkan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung.

Mengintensifkan kegiatan surveilans dan Tim gerak Cepat (TGC) terutama dalam mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan

Bagi daerah yang menjadi sentinel surveilans influenza like illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) agar meningkatkan kewaspadaan dini untuk penemuan kasus suspek Flu Burung di daerah yang terjadi KLB Avian Influenza pada unggas

Setiap ditemukan adanya kasus suspek flu burung, maka Puskesmas segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke Dinkes Kab/Kota melalui sistem Surveilans Berbasis Kejadian (Event Based Surveillance/EBS) dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke PHEOC Ditjen P2P. Berkoordinasi dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan setempat.

Sebagai bentuk kewaspadaan di pintu negara, Dirjen Maxi juga menginstruksikan KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat negara. Melakukan pemeriksaan dan penanganan kasus jika ditemukan perilaku perjalanan yang memiliki gejala ILI sesuai pedoman yang berlaku. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh lintas sektor yang berada di wilayah kerja KKP

“Semua kita siagakan,” ujar dirjen Maxi. (Kemenkes RI/asr)

Perang Rusia-Ukraina Bentuk Ulang Aliansi Dunia

0

Beijing Terjebak Dalam Posisi Tidak Menguntungkan

oleh Zhang Ting

Sudah hampir genap setahun Perang Rusia-Ukraina. Berkat dipersenjatai oleh Barat, Pasukan Ukraina telah menimbulkan hambatan yang sangat besar bagi pasukan Rusia untuk menjangkau sasarannya. Walaupun perang belum membuahkan hasil, tapi dampak diplomatik yang ditimbulkannya telah terlihat pada ruang lingkup global. Perang ini membuat negara-negara Barat menjadi semakin kompak bersatu, dan sekaligus memperingatkan PKT yang berpotensi akan mengobarkan perang di Selat Taiwan.

Kantor berita Associated Press mengatakan, Perang Rusia-Ukraina telah membentuk kembali aliansi global, membangkitkan kembali kekhawatiran lama, serta menyuntikkan vitalitas baru bagi kekompakan antara Eropa dengan Amerika Serikat dan NATO.

Walaupun perang kali ini telah mendekatkan jarak antara para rezim diktator Rusia dengan PKT, Iran, dan Korea Utara; memicu isu yang luas dari kalangan luar terkait kedaulatan, keamanan, dan penggunaan kekuatan militer, tapi juga telah meningkatkan kewaspadaan internasional terhadap kemungkinan RRT menyerang Taiwan, serta membuat lebih banyak negara mendekat pada Amerika Serikat.

Perang Rusia Ukraina Membuat Sekutu AS Waspadai Perang Selat Taiwan

Kantor berita Associated Press mengutip pernyataan Wakil Direktur German Marshall Fund yakni Ian Lesser bahwa perang ini telah menekankan hubungan interaksi antara diplomatik dan penggunaan kekuatan militer.

Presiden Rusia Putin mengklaim, Ukraina adalah “bagian yang tak terpisahkan” dari sejarah Rusia, dan belum pernah “benar-benar mendapatkan status sebagai negara”. Sikap ini saling bergema dengan sikap Xi Jinping terhadap Taiwan bahwa: Taiwan adalah sebuah pulau otonomi, dan Beijing menyatakan berdaulat atas Taiwan.

Enam bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, Beijing telah memublikasikan Buku Putih Taiwan, yang mengklaim bahwa “sejak dulu kala Taiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatan Tiongkok”. Dokumen itu juga menekankan, Beijing mutlak tak akan “mengabaikan opsi menyatukan Taiwan dengan kekuatan militer”.

Selama ini Jepang selalu mengkhawatirkan Perang Rusia-Ukraina akan mendorong PKT mengobarkan perang di Selat Taiwan. Karena bila perang meletus, dengan letak geografis Jepang, keamanannya akan sangat terancam. PM Jepang Fumio Kishida dalam pidatonya pada Januari lalu di Johns Hopkins University mengatakan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, hal itu “menandakan telah berakhirnya dunia pasca Perang Dingin”.

Ia juga mengatakan, jika Rusia dibiarkan meraih keberhasilan dalam Perang Ukraina, maka rezim diktator seperti RRT juga akan berani bertindak lebih jauh, karena pandangan mereka yang selalu bertentangan dengan ketertiban internasional dan “berbeda dengan kami, selamanya kami tidak bisa menerimanya”.

Hal ini sebaliknya menekankan arti penting untuk menahan Rusia. Kishida berjanji akan memanfaatkan kesempatan Jepang sebagai tuan rumah G7 tahun ini, untuk mempererat “kekompakan negara yang senasib”, dalam rangka menentang invasi Rusia.

“Jika kita membiarkan tindakan dengan kekuatan militer sepihak semacam ini tidak tertantang, maka ia akan terjadi lagi di tempat lain di dunia ini, termasuk di Asia”, tandasnya.

NATO Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap PKT

Perang Rusia-Ukraina juga membuat NATO meningkatkan kewaspadaan terhadap PKT. NATO dan AS telah memperingatkan, PKT memandang hasil Perang Rusia-Ukraina ini sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam mengobarkan perang Selat Taiwan.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg dalam Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference) pada Sabtu (18/2) lalu memperingatkan para peserta konferensi, “Kita juga mengetahui, Beijing sedang menyoroti terus, mengamati harga yang dibayar atau imbalan yang diperoleh Rusia dalam aksi invasinya ini.”

“Hal yang terjadi di Eropa hari ini mungkin akan terjadi besok di Asia.” Ia mengatakan, “Amerika Utara dan Eropa harus bersatu.” Ia bersamaan itu juga menyerukan negara peserta agar menyerap pelajaran akibat ketergantungan pada Rusia, untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada RRT. 

Juru bicara Kemenlu RRT Wang Wenbin mengecam NATO telah “membesar-besarkan ancaman, dan memotivasi konfrontasi”.

Pakar wadah pemikir dari International Institute for Strategic Studies (IISS) di Singapura yakni Euan Graham berkata, invasi RRT terhadap Taiwan akan lebih rumit daripada serangan Rusia terhadap Ukraina. “Performa Rusia yang lemah di medan perang Ukraina, mau tidak mau telah membuat semua pemimpin politik maupun militer Beijing menunda menempuh risiko berskala lebih besar terhadap Taiwan”, kata Graham. Namun kekhawatiran semacam ini benar adanya. Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen pada Desember tahun lalu telah mengumumkan diperpanjangnya masa wajib militer di Taiwan, dan mengebutkan soal perang Ukraina.

Graham berkata, “Taiwan telah menyerap hikmah dari Ukraina, jika terjadi konflik, Anda membutuhkan lebih banyak perlengkapan militer.”

Pasca Perang Rusia Ukraina Makin Banyak Negara Merapat Pada AS

Walaupun aliansi negara Barat telah menjalin kerjasama erat dalam menghadapi perang, tapi masih harus meyakinkan lebih banyak negara di dunia untuk menyadari pentingnya tindakan antisipasi invasi. India masih terus membeli minyak bumi dari Rusia, tetapi pakar IISS di London yakni Viraj Solanki mengatakan, seiring dengan merapatnya pesaing regional RRT dengan Rusia, India diam-diam telah merapat ke AS, yang terutama di dalam kerangka QUAD (Dialog Keamanan Kuadrilateral). Negara anggota QUAD adalah AS, Jepang, Australia, dan India.

Perang Rusia-Ukraina telah membuat Eropa dan Amerika lebih bersatu dibandingkan sebelumnya. Negara anggota NATO dan sekutunya beramai-ramai mendukung Ukraina, sejumlah negara di antaranya bahkan telah mengubah kebijakan melarang penjualan senjata kepada negara konflik. Khususnya setelah AS setuju untuk memberikan tank tempur utama jenis M1 Abrams kepada Ukraina, negara besar Eropa yakni Jerman telah melepaskan diri dari pantangan pasca PD-II, dengan memberikan tank Leopard buatan Jerman kepada Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina juga menekankan pentingnya hubungan AS dengan Eropa. Wakil Direktur German Marshall Foundation Lesser mengatakan, ini adalah “kunci mutlak” untuk memberlakukan sanksi dan pembatasan ekspor terhadap Rusia.

Setelah Perang Rusia-Ukraina berkobar, AS dan Eropa bersatu mencekal Rusia, kecepatan dan kekuatannya telah jauh melampaui prakiraan semua orang. Surat kabar Wall Street Journal memberitakan, Direktur Carnegie Europe yakni Rosa Balfour menilai, tindakan responsif terhadap Perang Rusia-Ukraina “ibarat orkestra yang rumit, tapi dia dikomando oleh Washington”.

Filipina juga berinisiatif merapat pada AS. Pada 2 Februari lalu Menhan AS Lloyd Austin menemui Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Menhan Filipina Carlito Galvez Jr. Usai pertemuan disampaikan pernyataan bersama yang memublikasikan, Militer AS dapat menggunakan Pangkalan Militer Filipina dari yang saat ini hanya 5 bertambah menjadi 9.

Lokasi penting ini akan menjadi sebuah benteng perbatasan, untuk mengawasi gerak gerik PKT di Laut Tiongkok Selatan dan sekitar Selat Taiwan. Lewat kesepakatan ini, Washington telah menambal kekosongan rantai pulau Pasifik dari Korea Selatan, Jepang, sampai Australia. (Sud/Whs)

Pengadilan HAM Eropa Memutuskan Larangan Rusia atas Materi-materi Falun Gong adalah Ilegal

Eva Fu

The European Court of Human Rights (ECHR) atau Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan larangan Rusia terhadap materi-materi yang berkaitan dengan latihan spiritual Falun Gong adalah unlawful atau melanggar hukum. 

ECHR dalam keputusannya pada 31 Januari bahwa larangan Rusia – yang diberlakukan pada empat materi informasi Falun Gong, termasuk buku utama latihan, “Zhuan Falun” – melanggar perlindungan kebebasan berekspresi dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa, “ditafsirkan berdasarkan” hak kebebasan beragama yang juga tercantum dalam piagam tersebut.

Larangan tersebut dikeluarkan pada Agustus 2008 pada saat Olimpiade Musim Panas Beijing. Pengadilan distrik di Krasnodar di barat daya Rusia menetapkan materi tertentu yang berkaitan dengan latihan spiritual – “Zhuan Falun”; dua pamflet yang memperkenalkan latihan dan mempromosikan protes obor Olimpiade di seluruh dunia  dimaksudkan untuk menyoroti pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing terhadap agama tersebut; dan sebuah laporan investigasi mengenai pengambilan organ tubuh secara paksa oleh rezim Tiongkok – sebagai “ekstremis.”

Seorang wanita menandatangani petisi selama nyala lilin yang diadakan oleh praktisi Falun Dafa di pusat kota Warsawa, Polandia, pada 9 September 2022. (Mihut Savu/The Epoch Times)

Pengambilan organ secara paksa adalah bagian dari kampanye penganiayaan besar-besaran, yang dilakukan sejak tahun 1999 oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang bertujuan untuk memusnahkan Falun Gong.

Latihan spiritual ini terdiri seperangkat ajaran moral yang dijelaskan dalam “Zhuan Falun,” dengan Sejati-Baik-Sabar sebagai prinsip-prinsip intinya, serta lima perangkat latihan termasuk meditasi. 

Pada 1999, diperkirakan 70 juta hingga 100 juta orang berlatih Falun Gong. Menganggap popularitas latihan ini sebagai ancaman terhadap kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, pemimpin saat itu, Jiang Zemin, memerintahkan kampanye penindasan nasional secara brutal yang terus berlanjut hingga hari ini.

Larangan Rusia untuk menerbitkan dan menyebarkan materi-materi Falun Gong “merupakan ‘campur tangan oleh otoritas publik’ terhadap hak kebebasan berekspresi para pemohon,” demikian keputusan ECHR, sebagai tanggapan atas pengaduan yang diajukan oleh dua warga negara Rusia, Mikhail Vladimirovich Sinitsyn dan Sergey Nikolayevich Alekhin, yang keduanya adalah pengikut Falun Gong.

Praktisi Falun Dafa membawa foto para korban penganiayaan di Tiongkok selama pawai melalui pusat Warsawa, Polandia, pada 9 September 2022. (Mihut Savu/The Epoch Times)

Pengadilan menemukan bahwa otoritas hukum Rusia, dalam keputusan mereka pada tahun 2008 dan sidang-sidang berikutnya, tidak melakukan analisis hukum terhadap teks publikasi dan tidak membuktikan kerugian yang diklaim dari penyebaran materi tersebut.

Pengadilan Rusia “gagal menilai perlunya melarang publikasi-publikasi tersebut dalam konteks di mana mereka diterbitkan, sifat dan kata-katanya, dan kemungkinan dampak buruknya,” kata keputusan pada 31 Januari itu.

“Selain itu, pengadilan bahkan tidak menyebutkan, apalagi mendiskusikan secara panjang lebar, dampak dari pelarangan tersebut terhadap hak-hak para pemohon di bawah Pasal 9 dan 10 Konvensi… sehingga gagal menimbang hak-hak mereka dengan kepentingan publik,” tambahnya, mengutip bagian yang melindungi kebebasan berekspresi dan berpendapat.

ECHR memerintahkan pihak berwenang Rusia untuk membayar kedua penggugat masing-masing 7.500 euro ($7.984) sebagai kompensasi dan 3.096 euro ($3.296) untuk setiap biaya dan pengeluaran  terkait dengan kasus ini, beserta pajak yang berlaku.

Rusia menarik diri dari Dewan Eropa-pengawas hak asasi manusia terkemuka di benua itu, termasuk ECHR-pada pertengahan Maret tahun lalu di tengah-tengah perang Ukraina dan  menolak untuk mematuhi putusan pengadilan hak asasi manusia Eropa yang dikeluarkan setelahnya. Secara resmi tidak lagi menjadi bagian dari Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia pada  September.

Namun, Komite Menteri Dewan Eropa menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan semua permohonan yang diajukan sebelum Rusia secara resmi keluar dari badan hak asasi manusia tersebut dan memantau pelaksanaan keputusan-keputusannya. Gugatan yang dipermasalahkan diajukan pada tahun 2012, jauh sebelum Rusia keluar.

Direktur Eksekutif Falun Dafa Information Center, Levi Browde menyambut baik keputusan pengadilan Eropa, dan menambahkan  dia berharap untuk “mengingatkan pihak berwenang Rusia bahwa tidak akan pernah berhasil untuk berkolaborasi dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).”

“Namun, kami menyadari bahwa Moskow bukanlah PKT dan masih berpikir bahwa pihak berwenang Rusia dapat memperbaiki arah mereka dan tidak melakukan perintah PKT dalam menindas kebebasan beragama,” katanya kepada The Epoch Times.

Seorang pengacara hak asasi manusia Kanada dan salah satu penulis laporan yang dilarang oleh pengadilan Rusia, David Matas, mengatakan bahwa keputusan tersebut mencerminkan model pemerintahan Rusia dan Tiongkok, di mana warga negara berhak atas kebebasan berbicara hanya dalam nama semata.

David Matas, pengacara hak asasi manusia internasional pemenang penghargaan Kanada dan rekan penulis “Bloody Harvest: Organ Harvesting of Falun Gong Practitioners in China (Woody Wu/AFP/Getty Images)

Pada saat keputusan pengadilan Rusia 15 tahun lalu, Matas bertanya-tanya mengapa pihak berwenang Rusia “akan terlibat dalam parodi seperti itu,” karena tuduhan itu “sangat melenceng.”

“Burung-burung yang sama akan hinggap pada dahan yang sama,” katanya kepada The Epoch Times melalui email. 

“Apa yang ditawarkan pemerintah Rusia kepada pemerintah Tiongkok adalah penindasan di Rusia atas laporan pelanggaran berat hak asasi manusia di Tiongkok,” khususnya “laporan pembunuhan massal praktisi Falun Gong demi merampas organ tubuh mereka.”

Meskipun ia meragukan bahwa Rusia akan mematuhi keputusan tersebut, Matas menggambarkan keputusan pengadilan Eropa sebagai “suara kewarasan di tengah kegilaan pemerintah Rusia dan Tiongkok.”

“Kita hanya bisa berharap bahwa suara itu akan bergema,” katanya.

Lingkungan yang membatasi di Rusia menjadi titik keprihatinan AS. Pada Juli 2021, setelah pengadilan Rusia menegakkan larangan terhadap cabang regional Falun Gong di Khakassia, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan mendalam atas tindakan penindasan tersebut.

“Pihak berwenang Rusia mengusik, mendenda, dan memenjarakan praktisi Falun Gong hanya karena tindakan sederhana seperti bermeditasi dan memiliki teks-teks spiritual,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. 

“Kami mendesak pemerintah Rusia untuk mengakhiri praktik penyalahgunaan sebutan ‘ekstremis’ sebagai cara untuk membatasi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental,” tambahnya. 

“Kami terus menyerukan kepada Rusia untuk menghormati hak kebebasan beragama atau berkeyakinan bagi semua orang, termasuk praktisi Falun Gong dan anggota kelompok agama minoritas lainnya di Rusia yang hanya ingin menjalankan keyakinannya secara damai.”

Di Rusia, para pengikut Falun Gong terus menghadapi tekanan karena berpegang teguh pada keyakinan mereka.

Pada November 2022, kantor kejaksaan kota Mezhdurechensk, Rusia tengah, mengajukan gugatan untuk melarang beberapa publikasi Falun Gong. Pengadilan memutuskan mendukung para pengikut pada  Desember, tetapi jaksa mengajukan banding pada 2 Februari. Sidang di Pengadilan Regional Kemerovo dijadwalkan pada 2 Maret.