Home Blog Page 552

Latihan Militer Tiongkok Mempengaruhi Pengiriman Kargo Lewat Udara dan Laut yang Berdampak Terhadap Rantai Pasokan Global

oleh Xu Jian

Setelah Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengakhiri kunjungannya di Taiwan, otoritas Tiongkok mulai menggelar latihan militer model pengepungan di perairan pulau Taiwan selama 3 hari. Ini adalah tindakan paling provokatif dalam beberapa dekade terakhir yang dilakukan Tiongkok terhadap Taiwan, yang mempengaruhi navigasi udara dan laut internasional. Gara-gara latihan militer tersebut, sejumlah rute penerbangan dan pelayaran terpaksa mengalami perubahan. Hal mana kian memperburuk kesulitan yang dihadapi oleh rantai pasokan global.

Setelah Ketua DPR-AS mengakhiri kunjungan di Taiwan, Tiongkok langsung mengumumkan latihan militer dengan peluru tajam gabungan antara angkatan laut dan udara Tiongkok pada 4 hingga 7 Agustus. Untuk itu, Tiongkok telah menyarankan kapal laut dan pesawat udara untuk tidak mendekati daerah berlangsungnya latihan.

Latihan militer dan cuaca buruk dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman kargo

Selat Taiwan adalah rute pelayaran utama, dengan hampir setengah dari armada peti kemas dunia melewatinya tahun ini. Latihan militer telah menambah kesengsaraan rantai pasokan global yang telah goyah sejak awal munculnya pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina.

Bloomberg melaporkan pada 4 Agustus bahwa pialang kapal memperkirakan bahwa beberapa kapal yang berlayar di sisi timur perairan Taiwan terpaksa mengalihkan jalur pelayaran sehingga dapat menimbulkan sekitar 3 hari keterlambatan kapal tiba di dermaga. Penundaan 3 hari seperti itu bukanlah hal yang luar biasa dan tidak berdampak terlalu besar jika ketegangan di Selat Taiwan tidak meningkat minggu depan.

Namun, cuaca yang tidak bersahabat juga dapat memperburuk risiko di perairan Selat Taiwan, menyebabkan penundaan tiba atau berangkatnya kapal kargo. Saat ini, Kota Shenzhen telah mengeluarkan peringatan serangan topan tropis, mengatakan bahwa udara bertekanan rendah sedang mendarat di sepanjang pantai Huidong County di provinsi Guangdong pada Kamis pagi.

Menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg, tercatat setidaknya satu kapal tanker LNG di Taiwan selatan telah mengubah arah pelayaran untuk menghindari masuk ke are latihan militer Tiongkok. Pedagang mengatakan bahwa beberapa kapal lain yang menghindari masuk are latihan militer dengan cara memperlambat kecepatan pelayaran kapal. Hal ini jelas akan menyebabkan penundaan jadwal bongkar muat terhadap kargo bagi Taiwan dan negara-negara terdekat lainnya.

Menurut pedagang komoditas yang berbasis di Shanghai, beberapa kargo kemas berisi komoditas pertanian dari Asia Tenggara yang dikirim ke Tiongkok telah diminta menunda pengiriman hingga minggu depan untuk menghindari risiko, Sementara beberapa kapal lain yang tidak dapat melakukan penjadwalan ulang terpaksa menunggu pemberitahuan dari perusahaan pelayaran.

Menteri Transportasi Taiwan, Wang Kwo-tsai mengatakan, Otoritas Pelabuhan Taiwan mengeluarkan pemberitahuan peringatan kapal untuk menghindari daerah di mana latihan sedang berlangsung.

18 rute penerbangan internasional dan sedikitnya 650 penerbangan per hari di Taiwan terpengaruh

Wang Kwo-tsai mengatakan bahwa ruang lingkup latihan militer Tiongkok yang nyaris mencakup seluruh wilayah informasi penerbangan Taipei, menyebabkan total 18 rute penerbangan internasional terpengaruh, dan keselamatan dari sedikitnya 650 penerbangan setiap hari juga terpengaruh. Kementerian Perhubungan Taiwan telah berkoordinasi dengan Jepang dan Filipina untuk menggunakan jalur mereka sebagai alternatif agar penerbangan internasional dari Taiwan dapat tetap berangkat, meskipun waktu penerbangan akan lebih lama.

Taipei FIR adalah satu-satunya tempat yang dilalui oleh pesawat yang terbang dari Asia Timur Laut  ke Asia Tenggara. Saat ini, beberapa penerbangan internasional terpaksa mengambil jalan penerbangan memutar. 

Menurut laporan media Taiwan, misalnya, penerbangan Asiana Airlines dari Seoul ke Manila pada hari Kamis pagi yang biasanya terbang dari bagian utara menuju selatan Taiwan, terpaksa beralih terbang melewati udara antara Pulau Ishigaki dan Okinawa, demi menghindari masuk ke area latihan militer yang berada juga di perairan Taiwan timur.

Asiana Airlines juga memutuskan untuk membatalkan penerbangan nonstop 5 Agustus dari Incheon, Korea Selatan ke Taiwan, sedangkan Korean Air membatalkan penerbangan nonstop ke Taiwan yang berangkat pada 5 dan 6 Agustus, serta menunda sekitar 1 jam pemberangkatan yang dijadwalkan pada 7 Agustus.

Beberapa maskapai penerbangan berbiaya rendah juga telah mengubah beberapa rute Asia Tenggara mereka yang transit Taiwan ke rute memutar di sekitar daratan Tiongkok atau Okinawa, Jepang, yang waktu penerbangannya lebih lama dari 15 menit hingga 90 menit.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan pada Kamis pagi, bahwa militer Taiwan akan terus memperkuat kewaspadaannya terhadap latihan militer Tiongkok yang menggunakan peluru tajam, dan bahwa pasukan di semua tingkatan akan beroperasi secara normal, tetapi meningkatkan kecermatan dalam memantau situasi di Selat Taiwan dan pulau-pulau terpencil di sekitarnya agar dapat merespons secara tepat. (sin)

Gedung Putih : Reaksi Berlebihan Beijing Meningkatkan Eskalasi Provokasi Militer !

oleh Chen Beichen

Pemerintah Tiongkok tak peduli dengan seruan dari banyak negara agar tidak meningkatkan suhu ketegangan regional. Pada Kamis 4 Agustus, rezim Tiongkok meluncurkan 11 rudal balistik Dongfeng ke perairan Taiwan. Hal demikian memicu kecaman internasional. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa provokasi militer Beijing adalah reaksi berlebihan yang tidak bertanggung jawab, dan merupakan tindakan untuk meningkatkan ketegangan regional. Ia juga menambahkan bahwa Washington telah siap untuk menghadapi pilihan Beijing.

Dalam jumpa pers, John Kirby mengutuk Beijing atas tindakan tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan tujuan jangka panjang menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan. 

Kirby mengatakan : “Tiongkok telah memilih untuk bereaksi berlebihan, menggunakan kunjungan Ketua DPR-AS sebagai alasan untuk meningkatkan aktivitas militer yang provokatif di sekitar Selat Taiwan. Tindakan provokatif Beijing tersebut adalah eskalasi besar, dan merupakan upaya jangka panjangnya untuk mengubah status quo”.

Kirby mengatakan, Amerika Serikat dan sekutunya tidak menolak “status quo baru” yang dibuat oleh Beijing dalam kesempatan ini.

Pada 4 Agustus, militer Tiongkok melakukan apa yang disebut “serangan rudal presisi” di perairan Selat Taiwan dan pantai timur Taiwan, mengerahkan puluhan pesawat dan menembakkan peluru kendali. CCTV mengatakan bahwa latihan militer kali ini akan melibatkan lebih dari 100 pesawat termasuk jet tempur dan pembom, serta lebih dari 10 kapal perang. Sehari sebelumnya, Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Kirby mengatakan bahwa mengingat Beijing berusaha meningkatkan situasi ketegangan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memutuskan untuk menunda peluncuran uji ICBM untuk menghindari lebih panasnya situasi.

Kirby memperkirakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan, kapal perang dan pesawat tempur AS dalam menjalankan misinya untuk mempertahankan kebebasan navigasi yang sesuai dengan Hukum Internasional akan melintasi wilayah udara dan perairan di Selat Taiwan.

“Dengan adanya latihan militer Tiongkok yang merusak stabilitas di sekitar Taiwan, Amerika Serikat melalui cara mengurangi risiko salah perhitungan dan kesalahpahaman untuk menunjukkan perilaku sebagai negara tenaga nuklir yang bertanggung jawab”, kata John Kirby.

Kirby mengatakan bahwa Beijing diperkirakan masih akan “terus merespons dalam skala jangka panjang”. Dan, Amerika Serikat akan mengambil langkah lebih lanjut untuk menunjukkan komitmennya terhadap keamanan sekutu di kawasan”. (sin)

Setelah Pelosi Pergi, Drone Tiongkok Mengganggu Pulau Kinmen! Militer Taiwan Tembakkan Suar untuk Mengusir

Luo Tingting

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan pada (4/8/2022) bahwa pada (3/8) malam, beberapa jam setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan, pesawat tak berawak militer Partai Komunis Tiongkok menginvasi udara Kepulauan Kinmen dua kali. Tentara Taiwan meluncurkan bom sinyal sebagai peringatan agar pergi.

Komando Pertahanan Kinmen Angkatan Darat Taiwan menyatakan bahwa malam itu, dua pesawat tak dikenal ditemukan terbang di atas wilayah Kinmen dan Beiding. Setelah perbandingan dan analisis, nirawak itu adalah kendaraan udara tak berawak.Tentara Taiwan meluncurkan bom sinyal untuk memperingatkan mereka agar pergi.

Kementerian Pertahanan menyatakan pada (4/8) bahwa drone Tiongkok ditemukan terbang di atas langit di daerah Kinmen dan Beiding pada (3/8) malam. Gambar menunjukkan latihan harian dari jenis senjata sinyal yang sama. (Disediakan oleh Kementerian Pertahanan / Kantor Berita Pusat)

Mayor Jenderal Chen Chong-ji, direktur perang politik di Kementerian Pertahanan Taiwan, mengatakan kepada Central News Agency bahwa sekitar pukul 9:00 dan 10:00 malam, Rabu (3/8/2022), pesawat tak berawak PKT terbang ke daerah Kinmen dua kali pada ketinggian sekitar 2.000 meter. Setelah diperingatkan, drone tersebut terbang menjauh ke arah daratan Tiongkok.

Dia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya Kementerian Pertahanan meluncurkan suar untuk memberikan memperingatkan.

Kepulauan Kinmen yang dijaga ketat hanya berjarak 10 kilometer dari Xiamen, Fujian. 

Chen Chong-ji mengatakan dia percaya bahwa tujuan drone Tiongkok adalah untuk mengumpulkan intelijen tentang penyebaran keamanan Pulau Kinmen, di mana tingkat siaga masih “normal”.

Siaran pers yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Angkatan Darat  menunjukkan bahwa penggunaan metode intelijen bersama, pengawasan dan pengintaian di wilayah pertahanan dapat sepenuhnya memahami dinamika di sekitarnya, dan kamp, ​​fasilitas, dan kamuflase posisi diterapkan sesuai dengan peraturan, dan mereka dapat segera menanggapi keadaan darurat. 

Selain itu, menurut situasi udara di wilayah udara sekitar Selat Taiwan yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan pada (3/8), masih ada 27 pesawat militer Tiongkok yang beroperasi di wilayah udara di atas Selat Taiwan pada hari itu, di mana 22 di antaranya melintasi garis tengah selat.

Selama kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan, PKT sering meluncurkan latihan militer dan membuat banyak pernyataan yang mengancam. Setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan, PKT melakukan latihan militer di perairan sekitar Taiwan.

Pada (3/8), para menteri luar negeri G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk kegiatan militer agresif Tiongkok di Selat Taiwan.

“Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, para menteri luar negeri G7, dan perwakilan tinggi Uni Eropa menegaskan kembali komitmen bersama kami untuk menjaga ketertiban, perdamaian, dan stabilitas internasional berbasis aturan  Selat Taiwan dan di seluruh dunia. ” kata pernyataan itu. 

PKT seharusnya tidak menggunakan kekuatan untuk secara sepihak mengubah status quo di wilayah tersebut.

Kantor berita AFP mengutip analis yang berkomentar bahwa serangan sipil dan intimidasi militer PKT, menyoroti ketidakamanan otoritas Beijing. Penguasa PKT merasa terancam dan percaya bahwa Amerika Serikat dan sekutu Barat memperkuat hubungan dengan Taiwan.

Banyak pakar percaya bahwa terlepas dari agresivitas PKT, kekuatan militernya masih tertinggal dari Amerika Serikat. Selain itu, tidak akan ada konflik militer dengan Amerika Serikat dan sekutunya atas masalah Selat Taiwan.

Zhi-Jie He, seorang profesor di Institut Ilmu Politik di Universitas Sun Yat-sen, mengatakan kepada AFP bahwa hal terakhir yang ingin dilihat oleh pemimpin PKT Xi Jinping adalah perang. Rencana B Xi Jinping adalah menggunakan propaganda dan sistem pengendalian pikiran untuk mengurangi rasa malu serta penghinaan yang dibawa oleh kunjungan Pelosi ke Taiwan. (hui)

PM Jepang Bertemu Pelosi untuk Bersama-sama Memastikan Stabilitas Selat Taiwan

Chen Ting

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida Pada  Jumat (5/8/2022) bertemu dan keduanya sepakat  bekerja sama untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Sebelumnya, Tiongkok merespon keras kunjungan Pelosi ke Taiwan, tak hanya menggelar latihan di Selat Taiwan dengan mengepung Taiwan. Akan tetapi, juga meluncurkan 11 rudal, 5 diantaranya mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang dan 4 terbang di atas pulau Taiwan. Gedung Putih mengecam peluncuran rudal Beijing sebagai “tak bertanggung jawab” dan eskalasi besar provokasi.

Menurut Kyodo News, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam keras tindakan Beijing selama pertemuan dengan Pelosi.

“Saya telah memberitahukan kepada Ketua Pelosi bahwa rudal balistik Tiongkok telah mendarat di dekat perairan Jepang, termasuk zona ekonomi eksklusif, mengancam keamanan nasional kami, dan Jepang mengutuk keras tindakan tersebut,” kata Kishida.

Kishida berharap Pelosi akan terus memainkan peran kepemimpinan dalam memperkuat aliansi bilateral dan mencapai Indo-Pasifik yang “bebas dan terbuka”.

“Kami menegaskan bahwa kami akan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Kishida setelah pertemuan sarapan pagi dengan Pelosi.

“Tindakan Tiongkok memiliki dampak serius pada perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia dan menyerukan penghentian segera latihan tersebut,” kata Kishida.

Pelosi mengunjungi Jepang, bagian terakhir dari tur Asia-nya, yang telah mengunjungi Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Korea Selatan.

Ini adalah kunjungan pertama ke Taiwan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS dalam kurun waktu  25 tahun. PKT selalu menganggap Taiwan yang demokrasi sebagai bagian dari wilayahnya, dan mengatakan akan menggunakan kekuatan untuk menyatukannya jika perlu.

Meluasnya ancaman dari Tiongkok merupakan keprihatinan bersama bagi Jepang dan Amerika Serikat, dan kedua negara, bersama dengan sekutu mereka, untuk mempromosikan visi kawasan Indo-Pasifik yang “bebas dan terbuka” mencerminkan kekhawatiran tersebut.

Dalam pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Rabu 3 Agustus, Pelosi menekankan tekad Amerika Serikat untuk menegakkan demokrasi Taiwan.

Kishida dan Pelosi juga dilaporkan membahas tantangan lainnya yang dihadapi kedua negara, termasuk Korea Utara yang bersenjata nuklir dan pasca-invasi Ukraina, Rusia, dan upaya untuk mencapai dunia yang bebas dari senjata nuklir, yang merupakan tujuan Fumio Kishida.

Selain Kishida, Pelosi juga dijadwalkan bertemu pada Jumat 5 Agustus dengan Ketua DPR Jepang Hiroyuki Hosoda. (hui)

Ingin Memelihara Anjing tetapi Tidak Suka dengan Bulunya yang Rontok? Berikut Beberapa Ras yang Bulunya Tidak Mudah Rontok

0

Lisa Taron

Menambahkan anjing atau anak anjing baru ke keluarga Anda bisa menyenangkan dan mengasyikkan, terutama jika itu adalah hewan peliharaan pertama Anda. Banyak pemilik baru mengetahui bahwa anjing membutuhkan banyak perawatan dan pemeliharaan untuk mendapatkan suntikan dan menemukan makanan yang tepat. Namun, bisa melelahkan dan membuat frustasi untuk terus-menerus membersihkan bulu  anjing dari kerontokan, terutama jika bulu itu mengenai perabotan dan pakaian Anda. 

Orang terkadang tidak ingin mengadopsi atau membeli anak anjing dikarenakan mereka tidak menginginkan bulu di semua tempat.

Ingatlah  bahwa  tidak  ada anjing yang benar-benar 100% tidak rontok, dan anjing yang hipoalergenik masih dapat memicu alergi. Oleh  karena itu, Anda harus melakukan penelitian dan mengidentifikasi apakah bulu anjing itu sebenarnya atau ada hal lain (seperti air liurnya) yang memicu alergi Anda.

Beberapa ras anjing hanya sedikit mengalami kerontokan, jadi jangan mengesampingkan untuk mendapatkan hewan peliharaan hanya karena masalah bulu semata. Namun, mereka membutuhkan lebih banyak perawatan karena bulu mereka masih terus tumbuh, dan perawatan rutin untuk mengurangi ketombe. Anda harus dapat menemukan anjing yang sempurna untuk Anda dengan daftar jenis yang di kompilasi ini yang paling jarang mengalami kerontokan bulu.

Pudel

Pudel memang tidak rontok, tetapi salah satu alasan terbaik untuk memelihara pudel sebagai hewan peliharaan adalah karena mereka salah satu ras anjing tercerdas. Mereka juga hadir dalam berbagai ukuran: Standar, miniatur, atau bahkan pudel mainan, tergantung pada preferensi Anda. Mereka bisa melakukan pelatihan dengan baik, setia, dan bahkan dianggap sedikit “cerewet”.

(dezy/Shutterstock)

Mantel mereka hampir hipoalergenik dan tidak rontok, tetapi mereka membutuhkan perawatan, dan jika Anda telah melihat bagaimana beberapa pudel dirawat, Anda tidak akan terkejut betapa menyenangkannya menampilkan kepribadian pudel sesuai dengan potongan rambutnya!

Miniatur Schnauzer

Schnauzer memiliki kepribadian yang menyenangkan dan energik, menjadikannya hewan peliharaan yang hebat selain tidak rontok bulunya. Mereka senang menjadi pusat perhatian dan senang menyenangkan pemiliknya. Namun, mereka membutuhkan banyak stimulasi mental dan fisik. Keluarga dengan anak-anak akan sangat membantu, sehingga schnauzer Anda mendapat banyak aktivitas.

(Debra Anderson/Shutterstock)

Irish Terrier

Irish Terrier adalah anjing penjaga yang sangat baik dan salah satu pilihan ideal dari ras yang paling sedikit rontok. Mereka, seperti Schnauzer, membutuhkan banyak aktivitas fisik karena mereka adalah atlet sehingga Anda dapat mempertimbangkan beberapa pelatihan kelincahan. Namun, mereka adalah pelindung yang luar biasa dan hewan peliharaan yang setia.

(bagicat/Shutterstock)

French Bulldog

French Bulldog dianggap sebagai jenis yang jarang mengalami kerontokan, tetapi berhati-hatilah, karena mereka dapat rontok akibat usia, cuaca, dan nutrisi. Memilih sampo yang tepat untuk kulit sensitif mereka dan perawatan yang intensif dapat menjaga kerontokan rambut mereka seminimal mungkin.

(SasaStock/Shutterstock)

Penjualan french bulldog  telah meningkat secara substansial selama beberapa tahun  terakhir, karena mereka sangat  lucu dan penuh kasih sayang.  Selain itu, mereka memiliki  kepribadian yang menonjol, menuntut kasih sayang, dan  mampu bergaul dengan baik  bersama anak-anak, jadi mereka adalah teman yang sangat  baik.

Maltese

Maltese menyukai banyak  perhatian dan akan memberi  cinta dan kasih sayang ekstra. Jadi jika Anda memiliki banyak cinta untuk diberikan, ini adalah anjing yang tepat. Maltese juga dikenal cerdas dan menikmati banyak  permainan, jadi pertimbangkan untuk menambahkan beberapa mainan dan teka-teki yang menyenangkan di rumah Anda agar pikiran Anda tetap terstimulasi.

(Kimrawicz/Shutterstock)

Yorkshire Terrier

Seperti Toto dari The Wizard of Oz, Yorkies adalah anjing pangkuan yang hebat dan dapat dimasukkan ke dalam dompet (atau keranjang). Rambut halus mereka mirip dengan  rambut  manusia dan tidak seperti bulu, sehingga mereka dianggap hipoalergenik bagi penderita alergi dan tidak rontok.

(Steve Bruckmann/Shutterstock)

Namun, Yorkies memang membutuhkan penyikatan dan perawatan rutin untuk memastikan bulu mereka tidak kusut dan memelintir. Mereka memiliki jiwa petualang dengan pengabdian yang intens kepada pemiliknya. Mereka banyak mengoceh, jadi berhati-hatilah jika Anda memiliki tetangga yang mungkin tidak menyukai sifat cerewet mereka

Shih Tzu

Shih Tzu adalah anjing setia yang siap menjadi sahabat Anda. Mereka adalah salah satu ras anjing yang populer di dunia, dan mudah untuk mengetahui alasannya. Mereka adalah anjing keluarga yang cerdas, tidak mudah rontok, dan sangat baik, rukun dengan semua orang dan menyenangkan.

(chaoss/Shutterstock)

Shih Tzu memang membutuhkan perawatan untuk bulu mereka dan menunjukkan temperamen yang bahagia. Namun, karena mereka senang berada di sekitar dan mengikuti Anda, jika Anda memiliki kehidupan kerja atau jadwal sosial yang sibuk, ini mungkin bukan anjing yang ideal karena mereka dapat menderita kecemasan perpisahan.

Menemukan Anjing Ideal Anda

Anda dapat menemukan banyak ras anjing yang tidak rontok, terutama ras Terrier dengan rambut kasar. Namun, Anda harus tahu bahwa hanya karena seekor anjing tidak mengalami kerontokan, bukan berarti ia tidak memerlukan perawatan apa pun untuk bulunya. Bicaralah dengan peternak atau tempat penampungan untuk mempelajari lebih lanjut tentang jenis anjing yang Anda minati untuk dibawa pulang.

Pastikan untuk menjadwalkan pemeriksaan rutin dengan  dokter hewan Anda, mengatasi segala kekhawatiran yang mungkin Anda miliki, dan memperhatikan kebutuhan nutrisi anjing Anda. Meluangkan waktu untuk meneliti anjing mana yang akan sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan gaya hidup Anda. (osc)

Kunjungan Pelosi ke Taiwan Membuat Beijing Marah, Pejabat AS: Wang Yi Mengetahuinya Sebulan Lalu di Bali

 Li Yan

Seorang pejabat senior AS mengatakan pada Rabu (3/8) bahwa AS telah memberitahukan kepada menteri luar negeri Tiongkok pada bulan lalu bahwa Ketua DPR AS  Nancy Pelosi kemungkinan untuk mengunjungi Taiwan.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berdiskusi dengan Wang Yi tentang kemungkinan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada pertemuan G20 di Bali. Blinken mengatakan bahwa perjalanan semacam itu sepenuhnya dilakukan oleh Pelosi membuat keputusannya sendiri, terlepas dari pemerintah AS.

Pertemuan para menteri luar negeri G20 diadakan di Nusa Dua, Bali,  pada 7-8 Juli.

“Pertanyaannya adalah apakah Beijing akan mencoba menggunakan perjalanan ini sebagai alasan untuk mengambil tindakan yang dapat meningkat atau yang dapat menimbulkan konflik.” Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan di Tokyo bahwa Beijing seharusnya tidak menanggapi kunjungan,  baik perjalanan yang tidak biasa maupun yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk bereaksi berlebihan.

Pejabat itu mengatakan, Tiongkok seharusnya tidak menggunakan kunjungan ini sebagai alasan untuk melanjutkan apa yang telah dilakukannya, yaitu berusaha mengubah status quo di Taiwan. Jika ada eskalasi atau krisis setelah kunjungannya, maka  itu akan menjadi Tanggung Jawab Beijing.”

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menjadi pemimpin politik AS berperingkat tertinggi yang mengunjungi Taiwan sejak tahun 1997.

Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan telah mengajukan protes keras kepada Amerika Serikat, dengan mengatakan kunjungan Pelosi telah merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Sebelum Pelosi dan rombongan tiba pada Selasa malam waktu setempat, jet tempur Tiongkok kembali mengganggu Taiwan. Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan militer telah memasuki keadaan siaga tinggi dan akan meluncurkan “operasi militer yang ditargetkan” sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi.

Pada saat yang sama, militer Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan menggelar latihan udara laut bersama di dekat Taiwan mulai Selasa malam dan uji coba rudal konvensional di perairan timur Taiwan. 

Xinhua, outlet media Partai Komunis Tiongkok, mengatakan latihan tembakan langsung dan latihan lainnya akan diadakan di dekat Taiwan dari Kamis hingga Minggu 4-7 Agustus.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan setelah kedatangan Pelosi bahwa Amerika Serikat “tidak akan terintimidasi oleh ancaman atau retorika agresif dari Tiongkok” dan  kunjungannya tidak memiliki alasan untuk memicu krisis atau konflik.

Kirby mengatakan AS akan terus mendukung Taiwan, mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan berusaha untuk menjaga komunikasi dengan Beijing. 

Kirby juga mengatakan pada Briefing Gedung Putih  bahwa AS “tidak akan terlibat dalam perang belati.”

Kirby mengutarakan Tiongkok dapat terlibat dalam “pemaksaan ekonomi” terhadap Taiwan, menambahkan bahwa dampak pada hubungan AS-Tiongkok akan tergantung pada tindakan Beijing dalam beberapa hari dan minggu mendatang. 

Setelah Pelosi tiba di Taiwan, Beijing mengumumkan penangguhan impor  grapefruits, lemon, jeruk, dan ikan jenis ekor rambut besar dingin dan mackerel kuda beku. 

Pelosi terus memperhatikan masalah hak asasi manusia di Tiongkok

Pelosi meninggalkan Taiwan Rabu (3/8) malam untuk melanjutkan tur Asia-nya. Sebelum berangkat ke Taiwan, ia telah mengunjungi Singapura dan Malaysia. Korea Selatan dan Jepang juga menjadi salah satu tujuan perjalanannya. Meskipun perjalanannya ke Taiwan dirahasiakan sebelumnya, kunjungannya disoroti secara luas.

Setelah mendarat di Taiwan, Pelosi menerbitkan sebuah opini di Washington Post. Dia memuji komitmen Taiwan terhadap pemerintahan yang demokratis, sambil mengkritik tindakan Partai Komunis Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.

“Kita tidak bisa berpangku tangan ketika Partai Komunis Tiongkok mulai mengancam Taiwan dan demokrasi itu sendiri,” kata Pelosi.

Pelosi juga merujuk pada “penindasan brutal”  terhadap pembangkang politik di Hong Kong dan penganiayaannya terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya, yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida.

Pelosi selalu peduli dengan hak asasi manusia di Tiongkok, dan pada 2018 secara terbuka menyatakan solidaritasnya terhadap Falun Gong melawan penganiayaan. Sebelum meninggalkan Taiwan, Pelosi bertemu dengan Lee Ming-che, seorang pekerja LSM yang ditahan oleh PKT selama lima tahun, dan istrinya Li Jingyu, aktivis demokrasi Tiongkok, Wuer Kaixi, dan pemilik Toko Buku Causeway Bay Lin Rongji dan yang lainnya di Taman Hak Asasi Manusia Jingmei pada Rabu sore.

Menlu AS dan Tiongkok tidak berencana bertemu di Kamboja

AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi di bawah Undang-undang AS, AS berkewajiban untuk memberi Taiwan sarana pertahanan diri. Taiwan menolak klaim kedaulatan Partai Komunis Tiongkok, dengan mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan Taiwan.

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken sedang dalam perjalanan ke Kamboja untuk menghadiri serangkaian pertemuan yang akan mencapai puncaknya pada Forum Regional ASEAN pada Jumat 5 Agustus. Forum Regional ASEAN adalah pertemuan keamanan 27 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang, Tiongkok, dan Rusia.

Pertemuan minggu ini diselenggarakan oleh 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Amerika Serikat ingin ASEAN membahas bagaimana “mempertahankan dan meningkatkan tekanan” pada junta militer Myanmar untuk mengakhiri tindakan keras terhadap para pembangkangnya.

Secara terpisah, tak ada rencana bagi para menteri luar negeri AS dan Tiongkok untuk bertemu di Forum Regional ASEAN di Kamboja pada minggu ini. (hui)

Reruntuhan Roket Tiongkok Sebesar 3 X 2 Meter Berat 100 Kg Jatuh di Perairan Filipina

oleh He Yating

Penjaga Pantai Filipina pada Selasa (2/8) merilis sebuah berita tentang penemuan salah satu reruntuhan roket Long March 5B seberat 100 Kg dengan panjang 3 meter, lebar 2 meter oleh para nelayan Filipina di lepas pantai Pulau Mindoro di ujung utara Laut Sulu.

Foto-foto yang dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina menunjukkan bahwa pola bendera bintang lima Tiongkok yang pada dasarnya masih terlihat dengan jelas pada potongan besar reruntuhan roket. Menurut laporan media lokal Filipina, ada juga beberapa aksara Mandarin yang tertera di reruntuhan.

Berdasarkan tampilan dan teks pada benda reruntuhan itu, masyarakat umumnya menilai bahwa itu kemungkinan besar adalah reruntuhan roket Long March 5-B yang diluncurkan oleh Tiongkok pada 24 Juli tahun ini.

Opini publik hampir semuanya sependapat bahwa sangat beruntung reruntuhan roket yang begitu besar dan berat yang tanpa bisa diprediksi akan jatuh ke mana oleh pihak peluncurnya, tidak sampai jatuh menimbulkan korban atau kerusakan benda.

Menurut informasi publik, Tiongkok meluncurkan roket Long March 5-B pada 24 Juli, dan puing-puingnya memasuki kembali atmosfer Bumi pada 31 Juli dalam kondisi yang sama sekali tidak terkendali.

Komando Luar Angkasa AS mentweet pada 30 Juli bahwa roket “Long March 5-B” akan kembali ke Bumi melalui langit Samudera Hindia sekitar pukul 22:45 Waktu Amerika Bagian Timur. Tapi pertanyaan mengenai hal-hal teknis yang berkaitan dengan kembali ke Bumi, seperti lokasi reruntuhan, masih menunggu penjelasan dari pihak berwenang Tiongkok.

Administrator NASA Bill Nelson mengatakan bahwa semua negara sebagai pelaku penjelajah luar angkasa harus mengikuti praktik internasional dan melakukan bagian mereka untuk berbagi informasi terlebih dahulu, untuk memperkecil risiko dari jatuhnya puing-puing roket peluncur. “Melakukan hal itu penting untuk menjaga keselamatan jiwa dan benda manusia di Bumi”. 

Beberapa orang di industri penerbangan menunjukkan bahwa bagian inti dari roket “Long March 5-B” berbobot 22,5 ton, dan dibiarkan jatuh kembali ke Bumi tanpa terkendali adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab.

Pada 1 Agustus, setelah Badan Antariksa Filipina mengungkapkan bahwa ditemukan reruntuhan roket Tiongkok jatuh ke laut perairan Filipina, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian justru mengklaim bahwa sebagian besar puing-puing roket akan terbakar dalam proses memasuki atmosfir Bumi, dan tidak akan membahayakan kegiatan penerbangan dan manusia di bumi.

NASA mengecam otoritas Tiongkok atas tindakannya yang tidak bertanggung jawab.

Tiongkok telah berulang kali membiarkan puing-puing roket jatuh ke bumi secara tak terkendali, dan menolak untuk menganalisis informasi lintasan spesifik roket ke dunia luar, Akibatnya, negara lain tidak dapat memprediksi area kemungkinan jatuhnya puing-puing itu. Reruntuhan roket Long March 5 lainnya yang diluncurkan oleh Tiongkok pada tahun 2020 jatuh di Pantai Gading, Afrika Barat, dan merusak beberapa bangunan lokal. (sin)

Artileri Ukraina Serang Pasukan Rusia, HIMARS “Unjuk Taring”

Zhou Ziding

Baru-baru ini Ukraina acap kali menggunakan senjata artileri AS, M142 HIMARS untuk menyerang pasukan Rusia. Pada 26 Juni lalu, Brigade Mekanis 72 Ukraina memublikasikan rekaman video, pusat komando pasukan ke-20 Rusia di dekat Izyum, mendapat serangan berturut-turut oleh roket HIMARS. 

Dalam rekaman tersebut dapat dilihat beberapa unit mobil peluncur roket multiple jenis BM-27 “Uragan” milik Rusia mengalami sympathetic detonation (ledakan rembetan).

Selain itu, ajang perang di selatan dan timur Ukraina, pihak Ukraina berulang kali menggunakan HIMARS untuk menyerang gudang amunisi Rusia. Khususnya pada 11 Juli lalu, dalam semalam Ukraina menyerang dua kali gudang amunisi Rusia di kawasan Nova Kakhovka, meledakkan dua unit gudang amunisi besar berturut-turut, dari kondisi dahsyatnya ledakan itu, pihak Rusia diperkirakan telah menyimpan hingga ribuan ton amunisi di dalamnya.

 Ada berita menyebutkan, di pangkalan tersebut terdapat 50 unit truk tangki minyak dan amunisi artileri jenis BM-30 dalam jumlah besar yang ikut meledak. 

Pada 13 Juli lalu, pasukan Ukraina mengumumkan, dari sekian banyak perwira tinggi dan menengah di pihak Rusia yang telah ditewaskan di Kherson, Komandan Divisi Infanteri Motor ke-20 bersama kepala stafnya (ke- duanya berpangkat kolonel) telah dinyatakan tewas.

Menurut mantan Menhan Republik Rakyat Donetsk, Igor Ivanovich Strelkov pada awal Juli lalu berkata: Dalam 5 hingga 7 hari lalu, di sekitar garis perang dan pada garis belakang yang jauh dari garis perang, ada lebih dari 10 gudang amunisi berskala besar milik Rusia yang menyimpan roket dan amunisi lainnya, juga banyak depot minyak, berikut sekitar 10 pusat komando, serta pos prajurit dengan jumlah yang kurang lebih sama telah diserang, ditambah dengan beberapa basis pertahanan udara dan pasukan artileri. 

Hal ini menyebabkan kerugian teramat besar di pihak Rusia, baik dalam hal personel maupun perlengkapan. Sejak dikerahkannya roket HIMARS pada 27 Juni, mungkin sebanyak 19 titik gudang amunisi Rusia telah dihancurkannya, dan 15 di antaranya terbukti dengan rekaman video.

HIMARS begitu diterjunkan ke medan perang, langsung membawa dampak yang signifikan, lalu seperti apakah sebenarnya senjata yang disebut HIMARS itu, sehingga dapat membantu Ukraina?

HIMARS Senjata yang Sangat Unggul Lahir Karena Takdir

Sebelum ada HIMARS, AS menggunakan artileri peluncur roket multiple jenis M270, sistem roket pada kedua jenis artileri ini sama, perbedaan terbesarnya terletak pada sasisnya. HIMARS menggunakan sasis truk taktis, sedangkan M270 menggunakan sasis roda rantai. 

Menggunakan sasis truk menggantikan sasis roda rantai adalah suatu tren besar pasca Perang Dingin. Di masa Perang Dingin, AS dan Uni Soviet mengandalkan perang dengan pasukan panser, artileri sasis roda rantai memiliki kemampuan eksis yang lebih kuat di medan perang, lebih sesuai dengan pemikiran taktis dalam perang korps besar.

Tetapi seusai Perang Dingin, konflik bersenjata berubah menjadi berskala lebih kecil, kemampuan mobilitas artileri dan kemudahan perawatannya menjadi semakin penting. Apa yang harus dilakukan? Sasis roda rantai pun ditinggalkan, digantikan dengan sasis truk taktis. 

Artileri swagerak dipindahkan ke atas sasis truk, berubah menjadi truk artileri, seperti artileri Caesar Howitzer milik Prancis, kendaraan tempur infanteri juga meninggalkan sasis roda rantai, dan menggunakan sasis truk 8 roda. 

Seperti BTR-4 milik Ukraina, dan BTR-80 milik Rusia, juga CM-32 Clouded Leopard milik Taiwan, serta Spike milik AS. Artileri roket juga telah dipindahkan ke atas truk, yakni: Sistem peluncur roket multiple HIMARS.

Keunggulan utama dari sasis truk adalah lebih ringan, memudahkan transportasi, seluruh badan truk yang dikamuflase, terlihat tidak jauh berbeda dengan truk angkutan beroda sepuluh yang digunakan warga sipil, lebih memudahkannya untuk membaur di tengah perkotaan, menaikkan tingkat kesulitan dikenali oleh musuh, relatif meningkatkan daya bertahannya. 

Di abad ke-21 AS menekankan penyebaran global, dengan cepat mencapai tujuan, HIMARS mampu menjalankan misi ini. Selain itu masih ada keunggulan lainnya yaitu lebih mudah perawatannya, kendaraan perang bersasis roda rantai sangat menyulitkan penyimpanan, juga acap kali mogok di tengah misi. Setelah diganti dengan sasis truk, tidak lagi ada masalah seperti itu.

HIMARS diinstalasi di atas truk lapis baja mobilitas tinggi, menggunakan penempatan roda 6×6. Panjangnya mencapai 7 meter, lebar 2,4 meter, dan tinggi 3,2 meter, dengan jarak tempuh 480 km, bisa dikirim ke medan perang dengan diangkut pesawat angkut militer S-130. Anggota truk terdiri dari 3 awak, seorang kapten, operator, serta pengemudi,bahkan keseluruhan operasional dapat dilaksanakan oleh satu orang saja. 

Penggerak landasan peluncuran dikendalikan dengan panel kendali di dalam kabin pengemudi. Waktu yang dibutuhkan untuk kondisi siap perang sangat pendek, hanya 10 menit. Laju tembakan terbesar adalah 6 tembakan per menit. Waktu untuk reload HIMARS hanya butuh 5-10 menit. Modul setiap amunisi terdiri dari 6 buah misil roket, yang menggunakan alat penentu arah sekali pakai dari bahan fiberglass (FRP), bebas tembaga, dan tanpa besi, bisa dibuang setelah ditembakkan.

Jarak tembak misil HIMARS mencapai 80 km, tapi juga dapat menggunakan roket GMLRS dengan jarak tembak antara 70-160 km, hulu ledak menggunakan baling-baling udara, menggunakan sistem navigasi hubungan inersia + GPS, tingkat akurasi akhir mencapai level meter. 

HIMARS juga dapat menggunakan bom tandan atau bom cluster untuk melakukan serangan terhadap target, juga menggunakan rudal DAGR untuk melakukan penyerangan terhadap sasaran keras.

M142 baru dikembangkan setelah era 1990-an, pada 2005 baru ditugaskan dalam misi, oleh sebab itu telah menggunakan teknologi otomatisasi yang jauh lebih canggih dibandingkan MLRS, kemampuan respons cepat, dan efektivitas perang sangat tinggi, seperti waktu persiapan untuk peluncuran. 

Dengan mode otomatis penuh, waktu respons MLRS butuh 93 detik, M142 hanya butuh 16 detik, atau hampir 4 kali lipat lebih cepat, sangat mengesankan. Satu kompi pasukan artileri yang terdiri dari 9 unit M142 HIMARS, dapat sekaligus menembakkan 54 buah roket jarak jauh, secara akurat menyerang 54 titik sasaran keras, kekuatan senjata yang dahsyat ini setara dengan 3 batalyon pasukan artileri secara bersamaan menembakkan 18 unit meriam 155 mm Howitzer dengan amunisi M982 Excalibur.

Kemungkinan Pengaruh HIMARS terhadap Ukraina

Jenderal Australia, Mick Ryan, baru-baru ini merilis artikel di surat kabar Sydney Morning Herald, mengulas kemungkinan dampak yang ditimbulkan HIMARS bagi Ukraina. 

AS telah memasok rudal roket dengan jarak tembak 80 km, tapi berkat akurasi HI- MARS, sehingga dapat menghantam secara mendalam garis belakang Rusia. Penggunaan HIMARS oleh Ukraina sekarang, telah menyerang pos transportasi dan logistik yang krusial bagi Rusia, pos komando, bandara, gudang amunisi, dan juga sejumlah instalasi transportasi berskala besar lainnya. 

Semua instalasi tersebut adalah statis dan tidak bergerak, lewat pengintaian oleh anggota intelijen Ukraina, dapat dengan mudah memastikan posisi sasaran Rusia tersebut, lalu dengan ponsel atau sistem komunikasi modern dapat dengan cepat mengirim posisi tersebut kepada garis belakang.

Dalam rekaman, kita dapat melihat Ukraina telah menyerang gudang amunisi di Snizhne yang berada di garis belakang Don- bas, terlihat kobaran api membubung ke langit. Bisa dilihat HIMARS telah memberikan kemampuan penyerangan jarak jauh yang akurat bagi Ukraina, dengan tidak membutuhkan rudal, hanya dengan roket yang berbiaya rendah, dapat melakukan serangan terhadap instalasi besar pada jarak 50 hingga 100 km.

Mobilitas sistem HIMARS yang tinggi, dapat dengan cepat mengambil posisi menembak, dan langsung menembak sasaran di pihak Rusia. Roket multiple dalam waktu singkat dapat menembakkan amunisi dalam jumlah besar, langsung menyingkir begitu usai menembak, tidak perlu berlama-lama di posisi asal. 

Rusia walaupun memiliki radar anti artileri, dapat mendeteksi posisi roket yang datang, tapi ketika Rusia bersiap hendak balas menyerang, tentara Ukraina telah menyingkir dari posisi semula. Inilah keunggulan yang diperoleh dari mobilitas tinggi sistem HIMARS dan tingkat akurasi tinggi serta jarak jangkau yang jauh.

Sebelumnya jika Ukraina hendak melakukan serangan terhadap instalasi krusial Rusia di garis belakangnya, harus mengandalkan serangan presisi udara, atau menggunakan rudal. Namun saat ini AU Ukraina tidak memiliki keunggulan udara di medan perang, jika gegabah melakukan serangan udara akan merugikan diri sendiri. 

Di saat yang sama, Ukraina sendiri tidak memiliki cukup banyak rudal jarak jauh, selama ini hanya mengandalkan rudal balistik jenis Tochka buatan masa Uni Soviet, tapi rudal balistik Tochka jumlahnya sangat terbatas, daya ledaknya juga kecil. 

Sementara tibanya HIMARS, telah sepenuhnya menyelesaikan masalah ini, membuat Ukraina walaupun dalam keadaan tidak memiliki AU dan rudal, dapat melakukan misi menyerang basis militer penting di garis belakang Rusia. Mayjend Ryan menilai, tibanya HIMARS, akan mengubah keseluruhan perkembangan situasi perang. (sud)

Tes Massal COVID-19 Digelar di Beberapa Distrik di Shanghai, West China Medical Center, Sichuan University Tangguhkan Klinik Rawat Jalan

0

Li Jinfeng

Ketika epidemi di Shanghai berlanjut, berita terbaru menunjukkan bahwa beberapa distrik seperti Distrik Baoshan akan melakukan “2 inspeksi dalam 3 hari” untuk skrining COVID-19 secara massal. Pada saat yang sama, situasi epidemi di Sichuan juga memanas, dan West China Medical Center, Sichuan University  menangguhkan klinik rawat jalan.

Pada 31 Juli, Departemen Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Kota Shanghai mengumumkan bahwa dari 2 – 4 Agustus akan digelar tes COVID-19 secara massal.  Tes digelar bagi mereka yang bermukim di Distrik Jing’an, Distrik Putuo, Distrik Hongkou, Distrik Yangpu, Distrik Baoshan dan distrik administratif lainnya.  Aparat setempat menamainya “2 inspeksi dalam 3 hari” yakni menyelesaikan dua pengetesan dalam 3 hari, setidaknya dalam jarak 24 jam.

Semua warga di tempat tinggal, toko di sepanjang jalan, losmen, hotel  harus disertakan dalam skrining COVID-19. Tak ada satupun rumah tangga atau seorang pun yang terlewatkan.

Pengambilan sampel secara rutin berlanjut pada akhir pekan.

Pengumuman Distrik Baoshan menyatakan bahwa selama periode pengambilan sampel, desa-desa ditutup dan dibuka setelah pengambilan sampel. Para penghuni harus memiliki sertifikat negatif COVID-19 yang berlaku dalam waktu 48 jam atau sertifikat pengambilan sampel hasil tes COVID-19 dalam waktu 24 jam sebelum mereka dapat meninggalkan komunitas.  Mereka dapat memasuki kawasan dengan sertifikat negatif COVID-19 dalam waktu 48 jam atau sertifikat pengambilan sampel pengetesan dalam waktu 24 jam setiap hari.

Zona berisiko menengah dan tinggi serta zona yang dikendalikan karena pandemi, untuk sementara dikelola sesuai dengan peraturan terkait.

Hingga  30 Juli, Shanghai masih memiliki 4 zona berisiko tinggi dan 49 zona berisiko sedang COVID-19.

Zona berisiko tinggi termasuk Wutong International Apartment (No. 1-5), Lane 135, Wangyou Road, Zhoupu Town, Pudong New District, Lane 710, Caoyang Road, Caoyangxincun Street, Putuo District, dan Baotong Homeland West Zone (No. 7 -115, Lane 118, Panxin Road, Luojing Town, Baoshan District) Shande Garden, Songnan City, Lane 180, Daguantang Road, Chedun Town dan Songjiang District.

Zona berisiko sedang meliputi 9 distrik termasuk Distrik Baru Pudong, Distrik Jing’an, Distrik Jiading, Distrik Minhang, Distrik Yangpu dan Distrik Baoshan.

Sebelumnya, pada 27 Juli, Komunitas Zitengyuan di Distrik Xuhui, Shanghai ditutup rapat dan dikelilingi oleh dinding partisi kayu. Pada  25 Juli, di Yanjiang Lane, Desa Beizong, Shanghai, ada antrian panjang bus yang mengangkut orang-orang untuk dikarantina.

West China Medical Center, Sichuan University menangguhkan klinik rawat jalan

Seperti Shanghai, epidemi di Sichuan terus meledak.

Pada 1 Agustus, West China Medical Center, Sichuan University mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan bahwa karena situasi epidemi, klinik rawat jalan pertama (No. 37 Guoxue Lane, Distrik Wuhou), klinik rawat jalan kedua (No. 28 Telecommunications South Street, Distrik Wuhou ), poliklinik rawat jalan kebutuhan khusus, poliklinik rawat jalan khusus, pemeriksaan kesehatan, dan penerimaan baru serta pelayanan medis lainnya, semua kunjungan ditolak pada saat yang sama.

Wabah di Sichuan adalah varian dari varian Omicron BA.2.12.1. Kasus menyebar lebih cepat dan lebih sulit dikendalikan. Banyak daerah di Chengdu ditutup dan berada di bawah pengendalian COVID-19. 

Mulai 29 Juli, Distrik Chenghua di Chengdu ditutup. Di tengah malam pada  28 Juli, pemberitahuan resmi Chengdu mengharuskan bahwa mulai 29 Juli, kontrol lalu lintas sementara akan diterapkan di seluruh Distrik Chenghua. 

Semua penduduk di daerah tersebut akan menjalani tes COVID-19 secara massal yang berlangsung setiap hari. Masyarakat dengan dengan hasil positif COVID-19 harus tinggal di rumah, dan masyarakat dengan negatif COVID-19 tidak boleh meninggalkan daerah tersebut. (hui)

Pelosi Mengakhiri Kunjungan di Pulau Formosa dengan Komitmen Dukungan Kuat kepada Taiwan

Jin Shi dan Zhan Yongru melaporkan dari New York-Taipei Connection

Pada Rabu (3/8) pagi waktu setempat, Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang mengenakan jas putih mengunjungi Legislatif Yuan Taiwan. Wakil Ketua Yuan Legislatif, Tsai Chi-Chang, mengirim bunga untuk menyambut acara tersebut, dan perwakilan dari berbagai partai juga berbaris untuk memberikan penghormatan.

Nancy Pelosi berkata: “Atas nama Kongres AS, saya menerima semua Doa kalian untuk saya.”

Ini adalah kedua kalinya seorang Ketua DPR AS yang sedang menjabat mengunjungi Legislatif Yuan sejak Ketua DPR AS saat itu Carl Albert mengunjungi Legislatif Yuan pada tahun 1971.

Reporter NTD Zhan Yongru melaporkan “Ketika Pelosi berbicara dengan Wakil Presiden  Tsai Chi-Chang dari Legislatif Yuan, dia secara khusus menyebutkan bahwa 30 tahun yang lalu, dia pergi ke Lapangan Tiananmen di Tiongkok untuk mendukung hak asasi manusia di Tiongkok.”

Nancy Pelosi berkata ;  “Kunjungan kami adalah tentang hak asasi manusia, praktik perdagangan yang tidak adil, dan masalah keamanan.”

Setelah itu, Pelosi bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di istana kepresidenan dan menerima “Special Grand Shouqing Yun Medal” tingkat tertinggi.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkata: “Terima kasih kepada Ketua Pelosi dan semua orang karena telah menunjukkan dukungan kuat Anda untuk Taiwan dengan tindakan pada saat kritis ini.”

Ketua DPR AS Nancy Pelosi : “Hari ini, dunia menghadapi pilihan antara demokrasi dan otoritarianisme. Tekad Amerika untuk menegakkan demokrasi Taiwan sangat kuat.”

Dalam pidatonya, Pelosi juga menanggapi ancaman kekerasan Tiongkok.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi berpidato: “Apakah para pemimpin Tiongkok mengintimidasi dengan kekuatan keluar dari situasi politik, saya tidak tahu, tetapi itu tidak masalah. Demokrasi Taiwan semakin kuat dan kuat, menyediakan perbandingan platform yang berbeda dari daratan Tiongkok.”

Setelah makan siang dengan Presiden Tsai Ing-wen, Pelosi berkendaraan ke Taman Budaya Hak Asasi Manusia Jingmei dan bertemu dengan sejumlah demokrat dari Tiongkok, Hong Kong dan Taiwan, termasuk Lee Ming-che, seorang karyawan LSM Taiwan yang telah ditahan oleh PKT dan para pemimpin gerakan mahasiswa 1989, Wuer Kaixi dan kawan-kawan.

Sore itu, Pelosi mengakhiri kunjungannya ke Taiwan, di mana ia tinggal selama 19 jam.

Begitu Pelosi tiba di Taiwan, militer Tiongkok mengumumkan akan menggelar latihan militer tembakan langsung di sekitar pulau Taiwan selama beberapa hari.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Taiwan mengatakan pada hari Rabu bahwa latihan militer Tiongkok melanggar aturan PBB dan melanggar kedaulatan Taiwan, yang merupakan blokade udara dan laut Taiwan.

Juru bicara Gedung Putih,  Karine Jean-Pierre berkata: “Beijing tidak punya alasan untuk mengubah kunjungan, sejalan dengan kebijakan konsisten kami, menjadi sebuah krisis, atau menggunakannya sebagai alasan untuk meningkatkan operasi militer provokatif di Selat Taiwan.”

Selain mengumumkan latihan militer, Tiongkok pada Selasa 2 Agustus juga tiba-tiba melarang impor beberapa produk Taiwan. Pada Rabu 3 Agustus, Tiongkok juga mengumumkan akan menangguhkan ekspor pasir alam ke Taiwan untuk produksi semikonduktor.

Tang Hao, seorang pengamat urusan internasional mengatakan partai Komunis Tiongkok kemungkinan akan melancarkan aksi pembalasan terhadap Taiwan setelah Pelosi meninggalkan Taiwan dengan cara ‘memukul anak-anak untuk menunjukkan kepada orang dewasa’.

“Jadi Taiwan harus menanganinya dengan hati-hati, dan Tiongkok kemungkinan akan dalam hal militer, segala jenis pelecehan dan pembalasan politik dan ekonomi,” ujarnya.

Pelosi tiba di Korea Selatan di pada malam hari tersebut, di mana dia akan mengunjungi Panmunjom, zona demiliterisasi antara kedua Korea. (hui)

Siap Perang ? PKT Menyambut Nancy Pelosi ke Taiwan dengan Latihan Militer di Perairan yang Mengelilingi Taiwan

0

oleh Yu Ting

Untuk mencegah Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, PKT terus mengeluarkan intimidasi dari yang halus berupa peringatan “Awas ! Berkonsekuensi serius” sampai yang kasar “Kontak senjata !” tetapi toh pesawat yang membawa rombongan Nancy Pelosi mendarat juga di Bandara Songshan, Taipei pada 2 Agustus malam waktu setempat. Tak lama kemudian, PKT menyatakan bahwa Tiongkok akan meningkatkan operasi militernya dengan melakukan latihan militer di 6 titik perairan yang seakan mengepung Pulau Taiwan.

Pada 2 Agustus malam saat Nancy Pelosi sudah tiba di Taiwan, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan rencana untuk melakukan latihan militer dengan peluru tajam di 6 titik lokasi laut dan udara yang mengelilingi pulau Taiwan. Dari sudut pandang geografis, telah memasuki perairan teritorial Taiwan.

Tang Hao, komentator media mengatakan : “Sebelumnya PKT terus meningkatkan perang kata-kata sampai dengan ancaman akan menembak jatuh pesawat yang membawa Pelosi dan rombongan. Sekarang PKT terutama berusaha mencari muka dengan cara mengintimidasi Taiwan, yang akan digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam negeri  dan partai. Namun, hal ini justru menunjukkan mentalitas PKT yang hanya berani menghadapi yang lemah tetapi takut dengan yang kuat.

Yao Cheng, mantan letnan kolonel Komando Angkatan Laut Tiongkok mengatakan : “Bualan mereka (Partai Komunis Tiongkok) terlalu berlebihan, jadi menampar muka sendiri di depan masyarakat internasional. Saya pikir mereka masih akan melakukan suatu tindakan, tetapi, Itu hanyalah berupa simbolis”.

Sebuah peta menunjukkan lokasi latihan militer Tiongkok di enam zona di sekitar Taiwan yang akan berlangsung dari 4 Agustus hingga 7 Agustus (Screenshot via The Epoch Times via Reuters)

Namun, periode latihan militer yang dipilih oleh pihak berwenang Tiongkok adalah dari 4 hingga 7 Agustus dimana Nancy Pelosi sudah meninggalkan Taiwan. Tampaknya ini adalah upaya untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan militer AS. Ada ahli militer yang percaya bahwa baik AS maupun Tiongkok tidak menghendaki terjadinya konflik senjata saat ini.

Yao Cheng mengatakan : “Begitu ada konflik di militer, akan sulit dikendalikan. Amerika Serikat enggan berperang, tetapi secara strategis mereka terancam, sehingga perlu memperingatkan Beijing agar tidak bertindak gegabah. Di sisi lain, Beijing juga tidak mau berperang dengan Amerika Serikat. karena alasan pertama, ekonomi Tiongkok sedang memburuk sekarang, ia tidak menghendaki decoupling/pemisahan diri dari Amerika Serikat yang secara ekonomi sangat merugikan. Jadi akan langsung putus bila terjadi perang yang akan membuat ekonomi Tiongkok semakin terpuruk. Alasan kedua, Tiongkok tidak bakalan menang perang. Kalah perang lebih memalukan. Tentu saja untuk menyelamatkan muka, mereka lalu mengadakan latihan perang dengan menggunakan peluru tajam”. 

Menanggapi aktivitas militer Tiongkok belakang ini, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok menanggapinya dengan mengutuk pemerintah Tiongkok yang secara sepihak merusak perdamaian dan stabilitas regional. Untuk itu pemerintah Taiwan akan memantau perkembangan situasi di sekitarnya dan merumuskan berbagai rencana persiapan untuk mengantisipasi invasi militer Tiongkok.

Tang Hao mengatakan : “Tanggapan Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok saat ini hanyalah berupa ‘tanggapan awal’, dan tanggapan dan rincian yang lebih spesifik diperkirakan baru akan diumumkan pada hari Rabu, karena Taiwan perlu mendiskusikannya dengan Amerika Serikat untuk bertindak lebih tepat dalam menanggapi latihan militer Tiongkok yang bermodel seperti mengepung pulau Taiwan”.

Kunjungan Ketua DPR-AS Nancy Pelosi ke Taiwan kali ini telah menimbulkan reaksi keras di internal PKT, sampai mereka tak segan-segan untuk melakukan intimidasi baik dengan cara halus maupun kasar. Komando Daerah Militer Selatan Tiongkok bahkan mengumumkan mulai 2 Agustus malam, latihan militer gabungan antara angkatan laut dan udara diselenggarakan di perairan bagian utara, barat daya dan tenggara pulau Taiwan untuk mengintimidasi apa yang disebutnya sebagai kegiatan untuk “kemerdekaan Taiwan”. 

Gu Zhong, wakil kepala staf Komando Daerah Militer Timur Tiongkok mengatakan : “(Latihan militer) ditujukan kepada elemen yang menghendaki ‘kemerdekaan Taiwan’ “

Karena sikap Washington sejak awal tetap sama yakni berusaha untuk tidak mengubah situasi regional di Selat Taiwan. Jadi apa yang menjadi pernyataan Beijing itu terlihat seperti untuk diri sendiri.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan : “Di masa lalu, Ketua DPR-AS telah mengunjungi Taiwan, dan banyak anggota Kongres juga telah mengunjungi Taiwan. Termasuk tahun ini, Beijing harus bertanggung jawab penuh atas upayanya untuk mencoba menciptakan semacam krisis, atau untuk meningkatkan ketegangan dengan cara lain”.

Tang Hao mengatakan : “PKT baru mendirikan pemerintahannya pada tahun 1949, dan tidak memiliki legitimasi untuk mencaplok Republik Tiongkok yang sudah didirikan pada tahun 1912, sehingga mereka hanya dapat menggunakan slogan ‘anti-kemerdekaan Taiwan’ untuk menutupi ilegalitas invasi mereka ke Taiwan. Pada saat yang sama, itu digunakan untuk menekan kemerdekaan dari kedaulatan Taiwan. Tapi pada dasarnya, PKT hanya melabeli warga Taiwan yang menentang PKT sebagai oknum yang menghendaki ‘kemerdekaan Taiwan’. “.

Di daratan Tiongkok, banyak netizen yang mencemooh PKT karena hanya berani berteriak tapi takut bertindak. Beberapa netizen malahan berkomentar dengan tulisan yang menyindir : Perang sih tak terhindarkan, hanya saja pertanyaannya adalah apakah perang akan dilakukan di studio film swasta “Hengdian” atau studio film milik militer Tiongkok “Bayi” ?? (sin)

400 Juta Rakyat Tiongkok Mundur dari Keanggotaan PKT, Indikasi Lahirnya Tiongkok Baru

0

oleh Li Chen

Menurut data dari situs web Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Keanggotaan Partai Komunis Tiongkok (Tuidang Center), Tercatat hingga 3 Agustus 2022 pukul 19:00 waktu Beijing, Situs web Tuidang telah mencatat lebih dari 400 juta rakyat Tiongkok yang mengeluarkan pernyataan pengunduran diri mereka dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya. “Tuidang” adalah ungkapan bahasa mandarin—dan  berarti “keluar dari Partai.”

Para ahli dan cendekiawan mengatakan kepada media Epoch Times bahwa pengunduran diri 400 juta rakyat Tiongkok dari PKT dan organisasi afiliasinya memiliki arti sangat penting. Ini menandakan kelahiran Tiongkok baru dan runtuhnya PKT.

Pada November 2004, The Epoch Times menerbitkan serangkaian editorial “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” yang mengungkap sifat jahat Partai Komunis Tiongkok dengan fakta-fakta rinci terkait. 

Pada Januari 2005, The Epoch Times menerbitkan “Pernyataan Resmi”, yang menuntut pertanggungjawaban PKT terhadap kejahatan keji yang dilakukan, dan menyerukan kepada warga Tiongkok untuk keluar dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya, membersihkan stempel sebagai pengikut iblis, Pada Juni 2005, Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Keanggotaan PKT (Tuidang Center) resmi berdiri di Amerika Serikat.

Tercatat hingga 3 Agustus 2022, sudah lebih dari 400 juta rakyat Tiongkok yang mengumumkan pengunduran diri mereka dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok dan semua organisasi afiliasinya. (Epoch Times)

Publikasi buku “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” memicu gelombang mundur dari keanggotaan partai. Pada 21 April 2005, jumlah warga Tiongkok yang mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan semua organisasi afiliasinya mencapai 1 juta orang lebih. Pada 25 April 2006, angka itu melonjak menjadi 10 juta, Pada 7 Agustus 2011, mencapai lebih dari 100 juta. Pada  April 2015 jumlah itu mencapai 200 juta. Pada 23 Maret 2018, mencapai 300 juta. Dan pada 3 Agustus 2022, angka tersebut sudah menembus 400 juta.

PKT mengelola tiga organisasi untuk kelompok usia yang berbeda: Pionir Muda, untuk anak-anak berusia 14 tahun ke bawah; Liga Pemuda Komunis, bagi mereka yang berusia antara 14 dan 28 tahun, dan keanggotaan Partai.

Sementara dua yang terakhir tidak wajib, keanggotaan Partai masih dianggap sebagai kredensial yang diperlukan bagi siapa pun yang bercita-cita untuk berkarir di pemerintahan atau perusahaan milik negara. Pada tahun 2021, Tiongkok memiliki sekitar 110,4 juta Pionir Muda, 73,7 juta anggota Liga Pemuda, dan 96,7 juta anggota Partai, menurut data negara. Ini menambah total 280,8 juta—seperlima dari penduduk Tiongkok.

Praktisi Falun Gong mengambil bagian dalam parade untuk memperingati 23 tahun penganiayaan disiplin spiritual di Tiongkok, di Pecinan New York pada 10 Juli 2022. (Larry Dye/The Epoch Times)

Angka 400 juta, mewakili orang-orang yang telah menarik diri dari afiliasi Partai mereka, mencakup siapa saja yang pernah menjadi bagian dari Partai atau entitas afiliasi, termasuk mereka yang secara otomatis tidak terdaftar saat mereka bertambah tua. Banyak dari orang-orang daratan Tiongkok atau memiliki hubungan di sana juga memilih untuk menggunakan nama samaran karena takut akan pembalasan rezim.

Bergabung dengan masing-masing afiliasi Partai, setiap orang harus bersumpah untuk mengabdikan hidup mereka kepada Partai. Janji seperti itu pada dasarnya mengikat orang tersebut kepada rezim bahkan jika usia secara otomatis membatalkan pendaftaran mereka dari kelompok pemuda, kata Yi Rong, ketua Tuidang Center.

Seorang pengusaha Tiongkok, Chen Quanhong memiliki satu pesan yang ingin dia sampaikan kepada dunia: “Tuidang.” Kata-kata itu terpampang di bendera kuning yang dibawa Chen pada sebuah parade di Washington pada kamis (21/8) untuk menyoroti berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim partai komunis Tiongkok.

Chen sekarang adalah salah satu dari 400 juta orang Tionghoa yang telah melepaskan ikatan mereka dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya.

Pada Juni, pemilik bisnis dari Provinsi Shandong timur China membuat pernyataan resmi memutuskan hubungannya dengan Partai, berpartisipasi dalam gerakan akar rumput hampir dua dekade yang berusaha untuk mengekspos sejarah penipuan dan pembunuhan rezim komunis, dan memberikan orang kesempatan untuk melepaskan diri dari elemen partai.

“Di Tiongkok, saya tak berbeda dengan cacing yang diinjak-injak oleh kekuatan otoriter, tidak berani bergerak sedikit pun,” kata Chen kepada The Epoch Times.

“Baru ketika saya datang ke Amerika saya mulai merasa seperti seseorang, karena akhirnya tidak ada rasa takut dari partai komunis,” katanya.

Parade Washington adalah yang pertama yang diikuti Chen selama lebih dari 50 tahun hidupnya. Menjelang tonggak utama bagi gerakan Tuidang: 400 juta orang meninggalkan afiliasi Partai mereka. Angka itu melampaui pada 3 Agustus.

Sejarah pembunuhan Partai selama pemerintahannya di Tiongkok telah membuat generasi keluarga hancur dan terluka, termasuk keluarga Chen.

Ibu Chen berusia sekitar 21 atau 22 tahun ketika dia kehilangan ibunya selama Kelaparan Besar, bencana buatan manusia dari tahun 1959 hingga 1961 akibat dari kebijakan industri pemimpin PKT Mao Zedong yang menyebabkan puluhan juta orang tewas karena kelaparan.

Didorong oleh rasa lapar, nenek Chen dan saudara perempuan ibunya yang berusia 17 tahun mengambil sekitar setengah karung kacang hijau dari tanah yang telah dikolektivisasi oleh rezim. Setelah diketahui, aparat secara terbuka mencela keduanya dan memukuli mereka. Nenek Chen, ditutup matanya dan dikelilingi oleh sekelompok preman yang meninju dan menamparnya, kemudian meninggal dunia sekitar 10 hari kemudian.

Kenangan gelap itu, baik yang diceritakan kembali oleh ibu Chen sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun atau dikumpulkan melalui membaca sejarah, membantu pengusaha itu melihat sifat Partai meskipun berulang kali mengklaim sebagai “penyelamat rakyat.”

Yi Rong : Tembok merah sedang runtuh, Tiongkok tanpa Partai Komunis sedang lahir

Yi Rong, Ketua Tuidang Center mengatakan kepada The Epoch Times pada 2 Agustus : “400 juta warga Tiongkok telah memutuskan untuk mundur dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya. Ini merupakan sebuah tonggak sejarah yang menandakan kelahiran Tiongkok tanpa PKT”.

“Gelombang mundur ini sedang meruntuhkan rezim jahat PKT dengan cara yang damai. Sebuah halaman baru sejarah sedang terbuka”.

Yi Rong mengimbau lebih banyak rakyat Tiongkok untuk keluar dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya untuk mendapatkan kebebasan spiritual dengan menjauhkan diri dari kejahatan.

Yi Rong mengatakan : “Bagi individu, mundur dari keanggotaan PKT adalah untuk membersihkan atau menghapus sumpah diri sebagai pengikut kejahatan. Warga Tiongkok yang bergabung dengan partai atau organisasi afiliasinya harus menjalankan sumpah dengan kepalan tangan mereka, mengatakan akan mendedikasikan hidup mereka untuk komunisme. Ini adalah sumpah beracun. Sumpah yang menyerahkan jiwa dan raga mereka kepada kejahatan, iblis. Jadi mundur dari keanggotaan PKT berarti menjauhi kejahatan”. “Mundur dari PKT adalah hal yang baik bagi warga Tiongkok bersangkutan dan juga bagi bangsa Tionghoa”.

“400 juta rakyat Tiongkok mundur dari PKT akan menyadarkan lebih banyak warga Tiongkok lainnya agar mereka pun mengambil langkah serupa untuk menjauhkan diri dari rezim jahat PKT”.

“Saya berharap lebih banyak teman yang belum menentukan sikap dapat segera keluar dari keanggotaan Partai Komunis, dan memilih masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan bangsa Tionghoa”.

“Saya percaya bahwa orang-orang di seluruh dunia, terutama warga di Tiongkok yang menderita, mereka pasti sedang menantikan kedatangan Tiongkok baru yang tanpa Partai Komunis”, katanya.

Wu Shaoping : PKT adalah Kekuatan Jahat, Barat Jangan berurusan dengan PKT

Wu Shaoping, seorang pengacara hak asasi manusia yang saat ini tinggal di Amerika Serikat mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 3 Agustus, bahwa sebagai seorang pengacara yang telah berpraktik di Tiongkok selama bertahun-tahun, ia sangat memahami bahwa PKT adalah “organisasi kriminal” yang terus menciptakan tuduhan tidak adil dan tidak benar untuk menyerang orang atau organisasi yang tidak sepaham dengannya.

Dia menunjukkan : “Buku Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis telah cukup jelas mengungkapkan secara mendalam tentang sejarah, perkembangan dan perilaku jahat PKT, menguak kedok PKT, memungkinkan orang untuk memahami mengapa PKT begitu jahat dan mengapa PKT adalah rezim yang anti-kemanusiaan”.

“PKT adalah kekuatan jahat, kekuatan iblis”, “PKT adalah kanker masyarakat”, katanya.

Wu Shaoping mengatakan bahwa 400 juta orang Tiongkok mundur dari keanggotaan PKT, ini berarti : fondasi kekuasaan PKT sedang runtuh, dan semakin dekat dengan kehancurannya. Ini juga berarti bahwa semakin banyak warga masyarakat memiliki pemahaman yang jelas tentang watak dasar PKT, mengetahui kejahatan PKT , dan memahami kejahatan PKT. Ilegalitas rejim PKT. Kita tahu bahwa rejim PKT seharusnya tidak ada dalam masyarakat manusia”. “Dapat dilihat bahwa PKT adalah organisasi politik di Tiongkok yang tidak populer dan jahat”.

“Kematian PKT itu baru sejalan dengan persyaratan pembangunan manusia”.

Wu Shaoping mengatakan bahwa mereka yang belum mundur dari PKT juga menjadi korban dari PKT.

Dia mendorong warga Tiongkok yang belum sadar telah tertipu oleh PKT untuk mundur dari PKT. “Saya berharap mereka sesegera mungkin sadar dan bergabung dengan barisan membubarkan PKT. (Mari kita bersama-sama) mengubah Tiongkok menjadi sebuah negara yang indah dengan kebebasan, keadilan, cinta kasih, dan demokrasi. Agar bangsa Tionghoa beralih menuju peradaban dan peremajaan sesuai dengan kehendak Pencipta Alam Semesta”.

Wu Shaoping berharap masyarakat dan politisi Barat juga membaca buku “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” untuk memahami hal-hal jahat yang telah dilakukan PKT. Hal-hal ini sulain telah terjadi dalam sejarah, tetapi juga sedang terjadi sekarang. Penting bagi mereka untuk memahami organisasi anti-kemanusiaan seperti apa PKT itu.

Dia mengimbau kaum pro-komunis Barat untuk tidak berbisnis dengan PKT.

“Tiongkok yang indah lebih sesuai dengan kepentingan Barat. Saya berharap (warga masyarakat Barat) tidak tergoda oleh kepentingan jahat PKT, dan tidak berada dalam barisan yang mewakili kejahatan apalagi melayaninya”. (sin)

Pelanggaran Serius Hukum Internasional, Taiwan Minta Indonesia Kutuk Provokasi Militer Tiongkok

ETIndonesia – Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia meminta Indonesia mengutuk provokasi militer Tiongkok seiring dengan latihan militer Tiongkok yang memblokade laut dan udara Tiongkok.

Hal demikian disampaikan oleh John Chen, Representative Taipei Economic and Trade Office di Indonesia.

“Saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China (Tiongkok) yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer,” ujarnya, Jumat (5/8/2022).

Kepala TETO Jhon Chen (jas hitam) saat jumpa pers di Kantor TETO, Jakarta 4 Januari 2018 (Foto : M.Asari)

Ia juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional.

BACA JUGA : Nancy Pelosi: Mengapa Saya Memimpin Delegasi Kongres ke Taiwan


Tindakan itu dikarenakan, militer Tiongkok telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan.

Sebuah peta menunjukkan lokasi latihan militer Tiongkok di enam zona di sekitar Taiwan yang akan berlangsung dari 4 Agustus hingga 7 Agustus (Screenshot via The Epoch Times via Reuters)

Oleh karena itu, aksi militer Tiongkok adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut.

BACA JUGA : Beijing Meluapkan Kekesalan atas Kunjungan Ketua DPR-AS ke Taiwan dengan Melarang Impor Produk Makanan Taiwan

Latihan militer Tiongkok digelar setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Selasa (2/8/2022). Taiwan terus menerima ancaman militer dari Tiongkok yang telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari 4 -7 Agustus dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya, total 6 wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan.

Pelosi meninggalkan Taiwan pada 3 Agustus setelah menghabiskan sekitar 19 jam di pulau formosa, pemberhentian ketiga dari perjalanan Asia-nya setelah Singapura dan Malaysia. Selama di Taiwan, ia bertemu dengan beberapa pejabat pemerintah Taiwan termasuk Presiden Tsai Ing-wen dan Wakil Presiden William Lai.

Pada 3 Agustus 2022, di Taiwan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi (kedua dari kiri) menyampaikan pidato setelah menerima “Special Grand Shouqing Yun Medal” dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kedua dari kanan). (Chien Chih-Hung/Kantor Presiden via Getty Images)

Bahkan, para menteri negara-negara G-7 pada Rabu (3/8) mengutuk sikap militer dan diplomatik Partai Komunis Tiongkok (PKT) atas Taiwan. Mereka menyerukan rezim agar menghentikan perilaku agresifnya di wilayah sekitar Taiwan.

“Kami prihatin dengan tindakan mengancam baru-baru ini oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT), khususnya latihan tembak-menembak dan pemaksaan ekonomi, berisiko terhadap eskalasi yang tidak perlu, tidak ada pembenaran untuk menggunakan kunjungan sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan,” bunyi pernyataan itu.

“Kami menyerukan RRT untuk tidak secara sepihak mengubah status quo dengan kekerasan di kawasan, dan menyelesaikan perbedaan lintas-Selat dengan cara damai,” tambah pernyataan itu.

Beberapa anggota parlemen AS juga mengecam latihan militer Tiongkok yang mengelilingi Taiwan.

“Komunis Tiongkok tidak dapat mendikte ke mana kita pergi atau dengan siapa kita berbicara,” tulis Senator Joni Ernst (R-Iowa). “Latihan pengepungan Tiongkok, sanksi, dan tindakan pembalasan lainnya perlu dipenuhi dengan kepemimpinan AS yang kuat untuk memperkuat kemitraan solid kami dengan Taiwan.”

“komunis Tiongkok sekali lagi melanggar janji kosongnya untuk menyelesaikan perbedaannya dengan #Taiwan secara damai,” tulis Rep. Tom Tiffany (R-Wis.) “Sudah waktunya untuk mengakhiri ‘Kebijakan Satu Tiongkok’ yang tidak jujur dan menormalkan hubungan AS-Taiwan.”

PKT mengklaim bahwa Taiwan adalah provinsi yang memisahkan diri dan harus dipersatukan dengan daratan, dengan paksa jika diperlukan. Taiwan telah memerintah sendiri sejak 1949, tidak pernah berada di bawah kendali PKT, dan membanggakan pemerintahan demokratis dan ekonomi pasar yang berkembang. (asr)