Home Blog Page 608

Xi Jinping dan Putin Bergabung untuk Menggagalkan Globalisasi, Beijing Mempercepat Langkah Menuju Isolasi Diri

 oleh Li Lan dan David Zhang 

Analisa tentang Tiongkok yang berada di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok saat ini sedang menghadapi krisis menyeluruh baik dari dalam maupun luar negeri. Pengaruh perebutan kekuasaan pada Kongres Nasional ke-20 nanti terhadap arah kebijakan Tiongkok, dampak perang Rusia – Ukraina terhadap proses globalisasi juga sedang mempercepat pemisahan (decoupling) Tiongkok dari sistem dunia. 

Berikut mari kita ikuti interpretasi dari 2 orang pakar urusan komunis Tiongkok dari Amerika Serikat terhadap masalah ini.

Jeffrey Tucker, direktur lembaga pemikir Amerika ‘Brownstone Institute’ mengatakan : “Liberalisasi ekonomi selalu bertentangan dengan negara yang menganut sistem pemerintahan satu partai tunggal. Artinya, mereka yang berkuasa akan memilih di antara kekuasaan dan liberalisasi, dan kekuasaan selalu menjadi pilihan utama mereka”.

Jeffrey Tucker yang pernah menyaksikan sendiri langkah-langkah PKT dalam menerapkan pencegahan dengan menutup Kota Shanghai, sempat tumbuh optimis terhadap prospek ekonomi Tiongkok. Namun sebagai seorang pendukung globalisasi, Jeffrey Tucker kini tidak lagi optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

“Kebijakan pemerintah Tiongkok yang menempatkan Partai Komunis dan status serta kredibilitasnya di atas masa depan ekonominya adalah masalah yang paling serius. Selama ini yang terus menjadi masalahnya, itu berarti Tiongkok memang ingin menjalankan sebuah eksperimen yang di luar kewajaran. Maksud saya, tidak ada ekonomi di dunia yang cukup tangguh sekali pun yang mampu menahan akibat dari penguncian kota yang ketat”, kata Jeffrey Tucker.

Gordon Chang, seorang pakar urusan Tiongkok di AS percaya bahwa pencegahan penularan epidemi yang dipolitisasi oleh rezim, merupakan salah satu dari banyak faktor yang mengarah ke resesi ekonomi Tiongkok. Bahkan hingga sekarang pun, Beijing tidak berniat untuk meninggalkan kebijakan yang politis tersebut.

“Saat ini, ekonomi Tiongkok sedang mengalami kontraksi, meskipun itu berlangsung dari bulan ke bulan, apakah itu di bulan Maret atau April, bahkan mungkin tahun demi tahun. Ini benar-benar menakjubkan karena mereka tidak menemukan jalan kelua”, katanya.

Gordon Chang percaya bahwa ada dua kekuatan utama yang timbul dari dalam dan luar negeri yang sedang mempercepat pemisahan Tiongkok dari sistem integrasi ekonomi global, yang mendorong decoupling Tiongkok dari dunia.

Alasan domestik adalah apakah Xi Jinping mampu mewujudkan keinginannya untuk menduduki jabatan ketiganya melalui Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 yang rencananya akan diadakan pada musim gugur tahun ini. Jika ia gagal terpilih, kekacauan bakal muncul. Namun, jika Xi Jinping tetap berkuasa, kebijakannya pasti akan mengarah pada negara tertutup.

“Jika hal tersebut terjadi, Xi Jinping sebenarnya akan mengumpulkan lebih banyak kekuatan, dan kita bisa melihat Tiongkok yang mempercepat penutupannya dan bergerak menuju ekonomi totaliter yang dipimpin negara”.

Kekuatan eksternal yang mendorong decoupling Tiongkok adalah invasi Rusia ke Ukraina, yang membuat semua negara di dunia, terutama negara-negara Barat, menyadari bahwa mereka tidak dapat mengandalkan satu rantai pasokan, dan de-globalisasi telah menjadi prioritas bagi banyak negara di dunia.

Gordon Chang menjelaskan : “Kami melihat perusahaan mulai memahami bahwa globalisasi tidak memberikan jalan ke depan yang aman karena baik laut maupun langit bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk memindahkan barang. Untuk sejumlah alasan, perusahaan melihat bahwa mereka lebih membutuhkan produksi dapat dilakukan di banyak tempat. Anda mendengar bahwa mereka tidak lagi berbicara tentang ‘rantai pasokan’ tetapi tentang ‘jaringan pasokan’. Dengan kata lain, ada produsen alternatif”.

Gordon Chang menunjukkan bahwa pemerintah Tiongkok yang dipimpin oleh PKT saat ini, sedang menghadapi krisis menyeluruh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Yaitu penurunan pertumbuhan populasi dan penuaan populasi. Kasus epidemi yang terus meningkat dengan upaya pencegahan yang dipolitisasi. Krisis utang pemerintah. Gelembung real estat yang terus membesar. Krisis pangan. Degradasi lingkungan, dan dukungan kepada invasi Rusia yang cenderung menjadikannya terisolasi dan dimusuhi. Sedangkan Partai Komunis Tiongkok sama sekali tidak memiliki solusi untuk mengatasinya. (sin)

Jelang Lockdown Kota Zhengzhou, Tiongkok, Lalu Lintas Macet Akibat Warga Sibuk Borong Makanan dan Kabur Keluar Kota

0

oleh Li Jing, Hong Ning dan Yi Ru – Epochtimes.com

  • Di bawah kebijakan pencegahan epidemi ekstrem pemerintah komunis Tiongkok, kota besar Zhengzhou yang berpopulasi 10 juta jiwa juga sedang menuju lockdown.
  • Beberapa hari lalu, pihak berwenang mengeluarkan Perintah No. 73 yang isinya mengharuskan para pekerja bekerja dari rumah, menunda mulainya sekolah, rencana menerapkan kontrol lalu lintas, dan meminta warga untuk tidak meninggalkan Kota Zhengzhou kecuali diperlukan.
  • Jelang lockdown diberlakukan, warga sipil Zhengzhou berbondong-bondong mendatangi tempat perbelanjaan untuk memborong makanan. Bahkan sejumlah besar warga memilih lari keluar kota, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang serius.

Menurut laporan media ‘Dahe’, akibat terjadi infeksi kelompok di stasiun kereta api berkecepatan tinggi Zhengzhou. Pihak berwenang Kota Zhengzhou mengumumkan penerapan penutupan yang berlaku mulai 4 Mei pukul 00:00 hingga 10 mei pukul 24:00.

Dalam pemberitahuan itu disebutkan bahwa uji asam nukleat akan dilakukan sekali sehari pada 4, 5 dan 6 Mei. Kode kuning akan diberikan kepada mereka yang tidak menjalani pengujian asam nukleat dalam waktu 24 jam. Jika ‘kode kesehatan’ memiliki kode kuning, berarti orang bersangkutan dilarang keluar rumah, dan akan dimasukkan ke dalam lingkup pengawasan pihak berwenang.

Selain itu, pihak berwenang mengharuskan semua pihak termasuk organ pemerintah, lembaga publik, dan staf perusahaan untuk bekerja dari rumah. Warga tidak diperkenankan untuk keluar rumah, menghentikan kegiatan sekolah. Menangguhkan seluruh kegiatan berkumpul. Dan mengharuskan lembaga pemasyarakatan, panti jompo, yayasan sosial dan lain-lain menerapkan manajemen tertutup.

Dalam hal pengendalian lalu lintas, pihak berwenang mengharuskan bus kota dan kereta bawah tanah untuk mengurangi jumlah shift, dan taksi online beroperasi dengan angka ganjil dan genap. Penumpang harus secara ketat menerapkan pemindaian kode, pengukuran suhu, mengenakan masker, dan lain-lain, dan pada saat yang sama perlu bukti uji asam nukleat negatif yang berlaku dalam waktu 24 jam, area bandara tetap menerapkan tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi yang ada.

Pihak berwenang juga telah memperkuat manajemen personel yang masuk dan keluar Kota Zhengzhou, mewajibkan warga sipil tidak meninggalkan Zhengzhou kecuali diperlukan, juga tidak keluar kota kecuali diperlukan. Langkah-langkah di atas akan diterapkan mulai 4 Mei hingga 10 Mei.

Meskipun pihak berwenang menghimbau masyarakat untuk tidak menimbun persediaan dan tidak perlu panik, tetapi karena terpengaruh oleh kejadian buruk dari penutupan Kota Shanghai, warga sipil tidak peduli dengan himbauan dan tetap mendatangi tempat perbelanjaan seperti supermarket untuk memborong persediaan.

Baru awal bulan lalu, kota Shanghai yang berpenduduk lebih dari 24 juta jiwa terkena lockdown ketat yang memicu bencana sekunder serius, dan kemarahan masyarakat.

Pada 3 Mei, seorang warga Zhengzhou mengatakan kepada reporter ‘Epoch Times’ : “Setelah Pemerintah Kota Zhengzhou mengeluarkan Perintah No. 73 hari ini, semua orang yang mendengar langsung bergerak. Banyak pusat perbelanjaan dan supermarket penuh sesak, banyak rak-rak telah kosong. Beberapa orang berkata bahwa daerah perkotaan utama Zhengzhou akan ditutup pagi ini. Sekarang masyarakat panik, mereka semua keluar rumah untuk membeli barang-barang persediaan pangan”.

Warga pria Zhengzhou bermarga Li mengatakan : “Sore ini, nyaris seluruh warga Zhengzhou bergegas untuk berbelanja. Banyak barang-barang di supermarket telah ludes diborong orang. Saya juga perlu membeli  beberapa keperluan jika kota akan ditutup. Saya khawatir sampai kejadian di Shanghai terulang di sini. Hampir semua supermarket sudah kehabisan barang”.

“Pos-pos pencegahan epidemi ada di mana-mana sekarang. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap bukti tes asam nukleat, memindai QR bagi orang yang lewat. Sekarang tindakan penutupan terutama masih terkonsentrasi di daerah perkotaan, belum sampai mempengaruhi daerah tingkat di bawah Kota Zhengzhou, tetapi beberapa kabupaten telah melakukan hal yang sama”, kata Mr. Li.

Video yang diposting oleh warga setempat menunjukkan bahwa warga sipil memborong persediaan makanan dari supermarket, berharap dapat mempertahankan hidup selama putaran pengendalian epidemi ini.

Selain itu, sejumlah besar warga Zhengzhou bersama keluarga mereka memilih meninggalkan kota, sehingga banyak kendaraan berkumpul di jalur utama kota yang menyebabkan parahnya kemacetan lalu lintas.

Sebelum Zhengzhou mengeluarkan Perintah No. 73 dan menerapkan lockdown kota, otoritas Zhengzhou pada 30 April tahun ini telah mengadakan pertemuan yang membahas pembangunan rumah sakit penampungan darurat, yang berkapasitas 4.000 hingga 5.000 tempat tidur di area bandara untuk bersiap diri menghadapi lonjakan kasus epidemi di Kota Zhengzhou.

(foto Internet)

Pabrik Foxconn di Zhengzhou dipaksa menghentikan produksi

Sejak Maret hingga April, Zhengzhou telah mengalami dua kali gelombang naiknya epidemi. Gelombang epidemi baru kembali muncul pada liburan Mei yang belum sepenuhnya dilewati. Dengan pemberlakukan lockdown Kota Zhengzhou mulai 4 Mei pukul 00:00 maka pabrik Foxconn yang merupakan pabrik pengecoran Apple terpaksa menghentikan produksi.

Taman Sains dan Teknologi Zhengzhou, tempat pabrik Foxconn berada, terletak di Area Bandara Zhengzhou. Dari sebuah video di NetEase dapat terlihat, bahwa banyak pekerja membawa barang bawaan untuk naik kendaraan bus yang jumlahnya sampai belasan buah.

Menurut data, grup bisnis iDPBG Foxconn terutama bertanggung jawab untuk perakitan ponsel Apple. Pabrik Zhengzhou milik Foxconn adalah tempat perakitan terbesar untuk iPhone Apple dan pabrik utama bagi Foxconn untuk merakit produk Apple. (sin)

Lebih dari 60 Orang Terkubur dalam Bangunan 6 Lantai di Changsha, Tiongkok yang Tiba-Tiba Runtuh

0

oleh Zhao Fenghua dan Rong Yu

  • Sebuah gedung bertingkat 6 di Kota Changsha, Provinsi Hunan, Tiongkok tiba-tiba runtuh di siang hari pada 29 April. Pihak berwenang mengklaim bahwa insiden menyebabkan 23 orang terjebak dalam reruntuhan, 39 orang lainnya belum diketahui nasibnya dan hanya 7 orang yang telah diselamatkan.
  • Meskipun angka kepastian korban belum dapat diketahui secara tepat, namun masyarakat di TKP marah karena pertolongan dari pihak berwenang berjalan lambat, seakan-akan cuma ingin pamer, menunjukkan ada usaha penyelamatan dari pemerintah.
  • Beberapa anggota keluarga pingsan karena tidak bisa mendapatkan berita tentang sanak saudaranya yang diduga berada di reruntuhan, dan menangis di lobi hotel.

Pada 29 April siang hari, sebuah gedung berlantai 6 di Distrik Wangcheng, Kota Changsha runtuh, saat itu bertepatan jam makan siang, sehingga banyak siswa-siswi yang makan siang di gedung tersebut.

Hingga 30 April malam, laporan resmi menyebutkan bahwa kecelakaan itu menyebabkan 23 orang terjebak dalam reruntuhan dan 39 orang hilang kontak alias belum diketahui nasibnya. Data sebenarnya belum dapat diverifikasi.

Menurut daftar yang beredar di Internet, setidaknya 36 orang yang hilang kontak itu adalah para mahasiswa/i Changsha Medical College.

Video di TKP menunjukkan bahwa penyelamatan berjalan lambat, seakan hanya pamer. Sedangkan warga sipil tidak dapat memasuki lokasi kecelakaan.

Warga sekitar mengatakan : “Sama sekali tidak tampak ada pengangkatan puing untuk mencari korban yang masih terkubur, bahkan eskavator di sana pun nyaris tidak bergerak, hanya untuk berpamer saja. Ini sudah hari ketiga !”

“Warga sipil sama sekali tidak diperkenankan masuk”.

Video tersebut memperlihatkan, beberapa warga yang berkumpul di dekat TKP dengan rasa cemas menunggu kabar tentang nasib kerabat mereka, dan tangisan menyayat hati terdengar dari kerumunan itu.

Ada juga warga yang berdiri dari kejauhan dengan rasa sedih menatap reruntuhan yang tertinggal setelah bangunan itu runtuh, diam-diam menangisi kerabat yang mengalami kecelakaan, dan ada juga warga lainnya yang tak kuasa menahan tangis.

Pada 1 Mei, hari ketiga setelah kecelakaan terjadi, beberapa orang tua yang kehilangan kontak dengan anak-anak mereka menangis, karena tidak mendapatkan kabar tentang anak-anak mereka. Beberapa orang tua menangis di lobi hotel.

Namun, hingga saat ini, 72 jam emas pertolongan telah berlalu. Pejabat mengatakan bahwa hanya 7 orang yang berhasil ditemukan, dan setidaknya ada 60 orang lainnya yang belum tertolong.

Berapa banyak orang sesungguhnya yang terkubur dalam reruntuhan ? Bagaimana kebenarannya ? Masyarakat masih belum dapat mengetahuinya. (sin)

CDC-AS Merilis Laporan Penelitian Kasus Hepatitis Misterius yang Menyerang Lebih 200 Orang Anak-Anak

NTDTV.com

Kementerian Kesehatan RI pada Senin (2/5/2022) melaporkan bahwa pada April tahun ini, 3 orang anak meninggal dunia karena hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui. Hal mana membuat jumlah kematian akibat penyakit khusus ini menjadi setidaknya 4 orang.

Penyakit ini pertama kali ditemukan dan diinformasikan oleh Inggris pada April tahun ini, kemudian negara-negara lain melaporkan kasus penyakit serupa yang memicu kewaspadaan negara-negara di seluruh dunia.

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, dengan gejalanya meliputi penyakit kuning, sakit perut, diare, dan muntah. Setelah dilakukan pengujian oleh para ahli medis, mereka berpendapat bahwa kemungkinan besar timbulnya gejala-gejala tersebut bukan karena terinfeksi oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E, sehingga penyebab penyakitnya sampai sekarang masih menjadi misterius.

Pertanyaan mengenai apakah penyakit misterius itu terkait dengan COVID-19 atau vaksinnya telah diajukan oleh para peneliti, karena mereka telah mendeteksi adanya virus komunis Tiongkok (COVID-19) atau adenovirus dalam beberapa sampel kasus.

Namun, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan bahwa karena epidemi COVID-19 masih belum mereda, jadi tidak heran jika menemukan adanya virus COVID-19 dalam sampel kasus. Departemen itu juga mengatakan bahwa kasus hepatitis tidak terkait dengan suntikan vaksin COVID-19, yang belum diluncurkan secara besar-besaran di kalangan anak-anak.

Pada 29 April, sebuah laporan survei yang dirilis oleh CDC-AS juga pada dasarnya mengesampingkan peran virus COVID-19 tetapi lebih menyoroti peran dari adenovirus.

Menurut peneliti tersebut bahwa objek penelitian adalah 9 kasus infeksi yang ditemukan di berbagai wilayah di Alabama, termasuk 7 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki dengan usia rata-rata 2 tahun yang antar kasusnya tidak memiliki hubungan epidemiologis.

Sebelum sakit, anak-anak ini umumnya dalam keadaan sehat, dan tidak memiliki catatan terkonfirmasi COVID-19. Seperti pasien serupa lainnya, gejala 9 orang anak ini sebelum masuk rumah sakit terutama mengalami diare dan mual, disertai penyakit kuning, dan beberapa pasien juga mengalami gejala saluran pernapasan bagian atas. Seiring perkembangan penyakit, 3 orang anak mengalami gagal hati akut, dan 2 pasien telah menerima transplantasi hati dan telah pulih atau sedang dalam masa pemulihan.

Dalam hal pengujian virus, para peneliti menemukan bahwa tes virus hepatitis umum dari 9 orang anak ini semuanya negatif, tetapi hasil tes adenovirus semuanya positif. Di antara mereka, 5 orang dinyatakan positif adenovirus tipe 41, dan 6 orang memiliki hasil tes virus Epstein-Barr (virus Epstein-Barr) yang positif.

Tetapi karena tes antibodi anak-anak ini menunjukkan hasil negatif, sehingga para peneliti memperkirakan bahwa para pasien ini semestinya bukan terinfeksi dalam waktu dekat. Selain itu, beberapa pasien memiliki riwayat infeksi virus lain seperti coronavirus OC43.

Saat ini, para peneliti di berbagai negara masih melakukan penelitian lebih mendalam tentang patogenesis penyakit ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa mengatakan bahwa meskipun pengawasan sistematis belum dilakukan, tetapi tingkat penularannya mungkin tidak tinggi. Namun demikian, karena etiologi dan tren yang belum diketahui, dan beberapa pasien yang penyakitnya berkembang menjadi parah, sehingga pihaknya belum dapat secara akurat memperkirakan risiko kesehatan penyakit ini terhadap populasi anak-anak Eropa.

Dilihat dari kasus yang telah dilaporkan sejauh ini, waktu munculnya penyakit ini relatif konsisten, dan pasien mulai mengalami sakit pada musim gugur tahun lalu atau musim semi tahun ini.

Data dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menunjukkan bahwa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah kasus infeksi adenovirus pada anak-anak di negara itu meningkat secara signifikan, terutama pada kelompok anak-anak berusia 1 hingga 4 tahun. Dari kasus hepatitis misterius yang diidentifikasi terhadap anak-anak di Inggris saat ini, tercatat sekitar 77% telah dikonfirmasi positif adenovirus.

Namun, “teori adenovirus” tentang penyebab penyakit ini juga dipertanyakan. Para ahli medis menunjukkan bahwa meskipun di waktu sebelumnya pernah terjadi kasus hepatitis yang diinduksi adenovirus pada anak-anak, itu lebih sering terjadi terhadap anak-anak yang mengalami gangguan kekebalan, namun justru sebagian besar pasien anak-anak saat ini tidak memiliki penyakit yang mendasarinya.

WHO mengatakan bahwa ini mungkin karena tingkat penularan adenovirus yang lebih rendah selama wabah COVID-19, yang menyebabkan peningkatan kerentanan penularan pada diri anak-anak.

Namun, Alastair Sutcliffe, profesor pediatri di UCL menyebut fenomena itu “terlalu kebetulan”. Dia percaya bahwa kekebalan anak-anak terhadap adenovirus telah menurun, atau adenovirus dan COVID-19 bekerja sama untuk menyebabkan hepatitis misterius. Tetapi bagaimanapun juga, dia yakin bahwa ada peran pandemi COVID-19 di dalamnya.

WHO mengatakan bahwa apakah karena peran adenovirus tipe baru atau karena adenovirus dan COVID-19 yang bekerja sama untuk menimbulkan penyakit hepatitis misterius ini, tentu baru dapat diketahui kepastiannya melalui penelitian lebih lanjut. (sin)

Ledakan Bom di Masjid Kabul Jelang Idul Fitri Tewaskan Lebih dari 50 Orang

Reuters

Sebuah ledakan dahsyat menewaskan lebih dari 50 jamaah setelah shalat Jumat di sebuah masjid Kabul, Afghanistan, Sabtu 30 April 2022.  Ledakan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap sasaran sipil di Afghanistan selama  Ramadhan.

Ledakan menghantam Masjid Khalifa Sahib di barat ibukota pada sore hari, kata Besmullah Habib, wakil juru bicara kementerian dalam negeri Pemerintahan Taliban. Ia mengonfirmasi jumlah korban tewas adalah 10 orang.

Serangan  terjadi saat jamaah di masjid yang beraliran Sunni berkumpul setelah shalat Jumat saat mengelar Zikr. Akan  tetapi dipandang sesat oleh beberapa kelompok garis keras.

kepala masjid setempat Sayed Fazil Agha mengatakan seseorang yang mereka yakini sebagai pelaku bom bunuh diri bergabung dengan mereka dalam upacara tersebut dan meledakkan bahan peledak.

“Asap hitam membumbung dan menyebar ke mana-mana, mayat ada di mana-mana,” katanya kepada Reuters, seraya menambahkan keponakannya termasuk di antara yang tewas. 

“Saya sendiri selamat, tetapi kehilangan orang yang saya cintai,” ujarnya. 

Seorang warga Mohammad Sabir mengatakan dirinya melihat orang-orang yang terluka dimasukkan ke dalam ambulans.

“Ledakannya sangat keras, saya pikir gendang telinga saya pecah,” katanya.

Misi Amerika Serikat dan PBB ke Afghanistan mengutuk serangan tersebut, Misi PBB di Aghhanistan mengatakan serangan adalah bagian dari peningkatan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir yang menargetkan minoritas. Lembaga tersebut mengatakan setidaknya dua anggota staf PBB dan keluarga mereka berada di masjid saat serangan.

“Tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk mengutuk tindakan tercela ini,” kata Mette Knudsen, wakil khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan.

Rumah Sakit Darurat di pusat kota Kabul mengatakan pihaknya merawat 21 pasien dan dua meninggal pada saat kedatangan. Seorang pekerja di rumah sakit lain yang merawat korban serangan mengatakan telah menerima 49 pasien dan sekitar lima jenazah. Sumber tersebut mengungkapkan sepuluh dari pasien yang mereka terima dalam kondisi kritis.  Hampir 20 orang lainnya dirawat di unit luka bakar.

Seorang juru bicara Taliban yang berkuasa, Zabihullah Mujahid,  mengutuk ledakan  dan mengatakan para pelaku akan ditemukan dan dihukum.

Tidak  jelas siapa yang bertanggung jawab atas ledakan.

Puluhan warga sipil Afghanistan tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat ledakan, beberapa di antaranya  diklaim oleh kelompok teroris ISIS.

Rumah Sakit Darurat mengatakan pihaknya telah merawat lebih dari 100 pasien yang terluka dalam serangan di Kabul pada April 2022. Serangan terakhir terjadi pada Jumat terakhir saat Ramadhan di mana sebagian besar umat Islam berpuasa. Selain itu, menjelang tibanya  Idul Fitri. 

Taliban mengatakan mereka mengamankan negara tersebut sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus dan sebagian besar menghancurkan cabang lokal ISIS, tetapi para pejabat dan analis internasional mengatakan risiko kebangkitan militansi tetap ada.

Banyak serangan yang menargetkan minoritas Syiah, namun masjid Sunni juga menjadi sasaran. 

Bom meledak di atas dua van penumpang yang membawa Muslim Syiah di kota utara Mazar-e-Sharif pada Kamis, menewaskan sedikitnya sembilan orang. Jumat lalu, sebuah ledakan juga menghancurkan sebuah masjid Sunni selama shalat Jumat di kota Kunduz yang  menewaskan 33 orang. (asr)

Bagaimana Tiongkok Menggunakan Pagar Penghalang Besi untuk Melawan COVID-19

0

The Associated Press

Baru-baru ini sejumlah distrik di Shanghai, Tiongkok memasang pagar penghalang besi sebagai langkah pertempuran  melawan wabah COVID-19, sebuah langkah yang memicu protes dan kemarahan warga.

Para pekerja dengan perlengkapan kostum putih pelindung diri dari kepala-sampai-kaki mendirikan pagar kawat  dan besi untuk memblokir jalan, komunitas perumahan dan bahkan pintu masuk beberapa gedung apartemen. Mayoritas dari 25 juta penduduk dicegah meninggalkan rumah mereka selama lockdown yang berlangsung sebulan, meskipun beberapa lingkungan telah dibuka.

Penghalang dikerahkan untuk memastikan kontrol atas pergerakan orang-orang dan sering kali hanya meninggalkan pintu masuk kecil dengan mudah dijaga.

Apakah penggunaan pagar atau penghalang adalah hal baru?

Model hambatan  baru di Shanghai telah diterapkan selama pandemi di kota-kota lainnya di seluruh daratan Tiongkok. Misalnya, pada awal tahun 2020, beberapa komite lingkungan—tingkat terendah dari otoritas lokal—mendirikan lembaran besi dan pagar di beberapa bagian Beijing untuk mengontrol titik akses ke rumah-rumah. Wuhan, tempat kasus pertama COVID-19 dilaporkan pada Desember 2019, juga mendirikan penghalang besi di seluruh kota.

Bagaimana pagar besi dipasang, kadang-kadang  bervariasi. Terkadang pihak berwenang memasang pagar di seluruh blok lingkungan, hanya menyisakan satu atau dua pintu masuk. Dalam kasus lainnya, mereka membangun pagar di depan kompleks perumahan. 

Pagar juga telah banyak dipasang di daerah perbatasan, termasuk di Suifenhe, sebuah kota di timur laut yang berbatasan dengan Rusia. Pagar besi di sana menghalangi seluruh jalan.

Mengapa Warga Shanghai Memprotesnya?

Shanghai belum mendirikan penghalang besi dalam skala luas selama dua tahun terakhir pandemi, membanggakan diri terhadap kebijakan  yang dinilai lebih bertarget serta tidak bergantung pada lockdown. Hal demikian berubah dalam putaran wabah terbaru, yang didorong oleh varian Omicron BA.2 yang sangat menular. Pihak berwenang pusat memberlakukan lockdown untuk seluruh kota yang mencegah orang-orang bahkan “dengan satu kaki keluar dari pintu,” menurut slogan yang disebarkan secara luas.

Banyak penduduk Shanghai kesal dengan pagar besi yang menghalangi pintu masuk ke gedung apartemen mereka dan beberapa warga yang marah mengedarkan video online yang menunjukkan protes. 

Dalam sebuah video yang diverifikasi oleh Associated Press, warga yang meninggalkan sebuah bangunan di distrik Xuhui Shanghai mendobrak barikade pagar besi di pintu masuk depan dan dengan marah mencari penjaga keamanan yang mereka yakini bertanggung jawab untuk memasangnya.

Shanghai menggunakan sistem berjenjang di mana lingkungan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan risiko penularan.  Warga yang berada di kategori pertama berurusan kontrol COVID-19  paling ketat dan menjadi target utama dari hambatan tersebut.

Namun demikian, beberapa pejabat lingkungan di Shanghai memasang penghalang di area yang bukan bagian dari kategori paling ketat. Seorang warga menelepon polisi untuk memprotes penutupan jalan di dekat gedung apartemennya. Ia mengatakan tempat tinggalnya bukan bagian dari kategori pertama. Dia dan dua warga lainnya di kompleks gedungnya mencoba menghentikan para pekerja dari mendirikan penghalang besi tetapi mereka dihentikan oleh seorang pekerja di komite lingkungan. Petugas polisi mengatakan kepada warga bahwa mereka tidak punya hak untuk meninggalkan apartemen, menurut  pria itu, yang dia posting di WeChat.

“Perasaan ketidakberdayaan yang mendalam. Siapa yang bisa memberitahu saya: Apakah ada harapan untuk tempat ini?” dia menulis. Dia menolak disebutkan namanya.

Apakah Pagar Penghalang Akan Disingkirkan?

Dalam beberapa kasus, warga  berhasil mewujudkan protes mereka.

Di satu kompleks apartemen di distrik Putuo Shanghai, warga memprotes dengan keras setelah komite perumahan memasang kunci U di pintu gedung mereka pada 16 April.

“DIlakukan secara mendadak, tanpa pemberitahuan.  Bukan hanya gedungnya. Setiap tempat diblokir. Bahkan memblokir jalan keluar apa pun,” kata seorang warga Shanghai yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya, Zhang. 

“Jika ada kecelakaan atau kebakaran, semua orang pasti mati,” tambahnya. 

Warga di gedung tersebut menelepon polisi dan juga hotline kota. Komite perumahan mengalah dan menempelkan selotip di pintu sebagai gantinya, tetapi memperingatkan penduduk bahwa penghancuran pita tersebut akan mendatangkan konsekuensi hukum, menurut pemberitahuan yang dikirim komite kepada penduduk yang ditunjukkan Zhang kepada Associated Press

Di Beijing, banyak penghalang disingkirkan setelah kota tersebut tanpa laporan tentang wabah besar apapun selama dua tahun terakhir. Namun demikian, kini kompleks perumahan yang ditemukan dengan kasus positif COVID-19 kembali dibarikade. (asr)

Banjir di Tangsel Berangsur-angsur Surut, Bantuan Logistik Bagi Warga Terdampak Disalurkan

ETIndonesia- Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per 1 Mei 2022 pukul 03.50 dini hari, banjir yang merendam lima kecamatan di Kota Tangerang Selatan,  Banten berangsur surut.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak berupa makanan siap saji, tambahan gizi serta paket perlengkapan keluarga. Selain itu, BPBD setempat juga telah melakukan evakuasi serta membantu mobilisasi warga dengan menggunakan perahu karet.

Walaupun berangsur surut, terpantau banjir masih menggenangi beberapa pemukiman warga dengan tinggi muka air bervariasi. Tercatat kurang lebih 1.519 rumah warga terendam banjir dan tidak ada kerusakan maupun kerugian materil lainnya akibat peristiwa ini. 

Lima kecamatan yang teridentifikasi terdampak banjir meliputi Kecamatan Ciputat (Kelurahan Seora, Jombang, Serua Indah), Kecamatan Ciputat Timur (Kelurahan Rempoa), Kecamatan Pondok Aren (Kelurahan Pondok Kacang Timur dan Pondok Aren), Kecamatan Setu (Kelurahan Bakti Jaya) dan Kecamatan Pamulang (Kelurahan Bambu Apus).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan pada 1 sampai 3 Mei 2022. Kota Tangerang Selatan juga teridentifikasi melalui inaRisk dengan memiliki potensi bencana banjir pada tingkat sedang hingga tinggi. 

Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk tetap siap siaga jika hujan kembali mengguyur wilayah terdampak serta terjadi peningkatan tinggi muka air. BPBD setempat diimbau untuk dapat memenuhi kebutuhan warga dan memperhatikan protokol kesehatan jika diperlukan tempat evakuasi terpusat. (asr)

Bagaimana Barat Kecolongan Sinyal Terpenting dari Vladimir Putin

Simone Gao

Bahkan sebelum dimulainya perang Ukraina, sebuah badai yang sempurna telah terjadi.

Untuk membuat Rusia menjadi sangat tangguh secara ekonomi, anda membutuhkan orang-orang Eropa di dalamnya. 

Tetapi orang-orang Eropa terlalu bergantung pada energi Rusia. Vladimir Putin mengetahuinya dan memanfaatkan kebutuhan itu untuk meloloskan sebagian besar agresinya di Eropa.

Pertarungan itu menyebabkan ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang mengungsi, dan menegaskan kembali dominasi militer Rusia di kawasan tersebut.

Bagaimana dengan Amerika Serikat? Akankah Amerika Serikat ingin mengendalikan Rusia?

Karena kebangkitan Tiongkok akan menjadi wilayah terpenting dunia bagi Amerika Serikat, Teluk Persia karena terkait erat dengan Asia––minyak mengalir ke India, minyak mengalir ke Tiongkok. Teluk Persia akan menjadi nomor dua dan Eropa akan menjadi nomor ketiga. Pada dasarnya, kita membiarkan Eropa tertinggal.

Dipikir orang-orang berpikir itu adalah suatu kepentingan dan kita tidak boleh begitu saja mengabaikannya atau menyerah mengenai masalah Ukraina, tetapi hal itu bukan semacam kepentingan prioritas, untuk Amerika Serikat.

Barat memilih untuk mengabaikan protes Rusia terhadap ekspansi NATO. Kemudian, ketika Rusia bereaksi keras terhadap negara-negara Eropa Timur yang mencari keanggotaan NATO, Barat secara kolektif memilih untuk tidak memberikan sebuah pelajaran yang nyata kepada Rusia. Apakah ada yang salah dengan pemikiran ini?

Ia berjalan menuju kerumunan kecil di gerbang depan dengan apa yang kemudian digambarkan oleh seorang saksi sebagai sebuah cara yang lambat dan tenang. Untuk beberapa saat ia hanya menatap. Kemudian, setelah percakapan singkat di mana para pengunjuk rasa terkejut mendengar ia fasih berbahasa Jerman, ia memberitahu mereka bahwa jika mereka masuk, mereka akan ditembak.

Ini adalah sebuah deskripsi Vladimir Putin pada tanggal 5 Desember 1989, yang diambil dari buku Not One Inch karya M.E. Sarotte. Pada saat itu, Vladimir Putin adalah seorang perwira senior di Keamanan Negara Soviet, atau KGB, di Jalan Angelika di Dresden, Jerman. Tembok Berlin dibuka dan markas besar sekutu-sekutu polisi rahasia Vladimir Putin, Stasi, baru saja diserbu oleh kerumunan pengunjuk rasa yang sekarang menyerbu ke gedung tempat Vladimir Putin berada. Vladimir Putin telah menelepon untuk meminta instruksi dan bantuan Moskow, tetapi “Moskow diam.” Vladimir Putin memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri.

Setelah ia memberitahu para pengunjuk rasa bahwa mereka akan ditembak jika memasuki gerbang tersebut, kerumunan itu berhenti, bergumam, dan memutuskan untuk kembali ke markas besar Stasi. Vladimir Putin kembali ke rumah, di mana ia dan krunya “menghancurkan segalanya,” membakar “kertas-kertas siang dan malam” sampai “tungku meledak.”

Menurut  Vladimir Putin sendiri, ungkapan “Moskow diam” menghantuinya selama bertahun-tahun. Ia merasa pada saat itu bahwa negaranya sudah tidak ada lagi. Ia yakin Moskow membuat sebuah kesalahan besar dengan cara keluar dari Eropa Timur secara terburu-buru. Vladimir Putin yakin bahwa Uni Soviet dapat membela diri dan menghindari banyak masalah yang timbul jika keluarnya Uni Soviet dari Eropa Timur dengan tergesa-gesa tidak terjadi. Ia menganggap pecahnya Uni Soviet sebagai tragedi geopolitik terbesar abad ke-20. Dari landasan ideologis itu ia membentuk sebuah keyakinan abadi mengenai perlunya menghindari suatu kelumpuhan kekuasaan. Ia mengatakan hal ini ketika ia menjadi Presiden Rusia: “hanya satu hal yang berhasil dalam keadaan seperti itu–—untuk menyerang. Anda harus memukul terlebih dahulu, dan memukul dengan keras sehingga lawan anda tidak akan berdiri.”

Komentar Vladimir Putin dibuat mengacu pada konflik dengan Chechnya dan pada saat Vladimir Putin menerima ancaman pembunuhan dari orang-orang Chechnya. Vladimir Putin memerintahkan tindakan keras terhadap pemberontak Chechnya sampai pemberontak Chechnya terpencar-pencar dan dihancurkan. Vladimir Putin tidak menyesali kekejaman Perang Chechnya Kedua, sebuah perang yang menyebabkan antara 25.000 hingga 50.000 korban sipil Chechnya dan 7.500 hingga 15.000 kematian tentara Rusia. 

Faktanya, Vladimir Putin telah setia pada keyakinan pendahuluan perang untuk melumpuhkan musuh sepanjang masanya sebagai pemimpin top Rusia. Setelah peristiwa itu terjadi maka dapat dipahami, keyakinan Vladimir Putin ini, bersama dengan dorongan Vladimir Putin yang saling bertentangan yang menarik Vladimir Putin ke arah demokrasi di satu sisi dan pemerintahan otoriter di sisi lain, seharusnya mendapat lebih banyak perhatian dari para pemimpin Barat dan para ahli strategi militer Barat.

Dalam sebuah artikel tahun 2.000 berjudul “Putin Menceritakan Mengapa Ia Menjadi Seorang Mata-mata,” New York Times menulis bahwa Vladimir Putin menggambarkan pemisahannya dari KGB setelah percobaan kudeta terhadap Presiden Mikhail S. Gorbachev pada Agustus 1991 sebagai sebuah pengalaman yang memilukan. Ketika Vladimir Putin kemudian menyembunyikan kartu Partai Komunisnya dan dokumen-dokumen lainnya di dalam sebuah laci meja, ia berkata bahwa ia “membuat tanda salib di atas kartu tersebut dan dokumen-dokumen itu” — seolah-olah meletakkan bagian hidupnya untuk beristirahat.

Tetapi masa lalu itu tidak akan istirahat. Ekspansi NATO ke arah timur dan penolakan Rusia dari pertimbangan keanggotaan NATO, dikombinasikan dengan upaya Vladimir Putin yang konsisten untuk menekan media dan para pembangkang, menyebabkan saling ketidakpercayaan antara Putin dengan Barat. Ketidakpercayaan itu membuat integrasi Rusia ke dalam komunitas Eropa adalah sangat tidak mungkin. Demokrasi telah gagal sepenuhnya ditegakkan di Rusia. Di mana pernah ada harapan bahwa Vladimir Putin dapat merangkul cita-cita demokrasi, dunia menyaksikan Vladimir Putin menjauh dari cita-cita Barat dan menuju naluri-naluri otoriternya.

Vladimir Putin telah mengungkapkan gagasan adanya ‘Dunia Rusia.’ Para ahli terus-menerus memperdebatkan apakah ini berarti Vladimir Putin memiliki aspirasi untuk menghidupkan kembali dinasti Rusia atau Soviet dengan cara merebut kembali tanah yang hilang. Untuk itu, Vladimir Putin mengatakan, “Siapa pun tidak merindukan Uni Soviet berarti ia tidak mempunyai hati. Siapa pun yang menginginkan kembalinya Uni Soviet berarti ia tidak mempunyai otak.”

Jadi cara yang mana? Mungkin bagi Vladimir Putin ini bukanlah sebuah pertanyaan hitam putih. “Dunia Rusia” dapat berarti dominasi Rusia dan berkumpulnya kembali “satu bangsa” Rusia, sebuah istilah yang berulang kali Vladimir Putin gunakan untuk orang-orang Ukraina dan Rusia. Tetapi ia cenderung mengerti bahwa tidak semua wilayah Soviet dapat secara fisik bergabung kembali ke Federasi Rusia. Dominasi dapat mengambil banyak bentuk. Aneksasi bukanlah satu-satunya cara, dan marginalisasi mungkin merupakan alternatif yang diinginkan.

Meminggirkan suatu negara berarti membuat para pemimpin negara itu sepenuhnya bergantung pada Moskow, baik dengan cara mengangkat para pemimpin yang bersahabat dengan Rusia melalui pemilihan umum yang curang atau memastikan bahwa mereka terikat pada jaringan-jaringan keamanan ekonomi dan politik Rusia. Rusia telah melakukan hal ini dengan frekuensi dan kedaruratan yang meningkat. Misalnya, Rusia menekan Kazakhstan untuk mengarahkan kembali dirinya ke Rusia bukannya menyeimbangkan antara Rusia dengan Tiongkok. Dan, hanya beberapa hari sebelum invasi Ukraina, Azerbaijan menandatangani sebuah perjanjian militer bilateral dengan Rusia, sebuah perjanjian yang telah ditentang Azerbaijan selama beberapa dekade. Rusia juga telah “menjadikan dirinya sebagai penengah terakhir dari hubungan masa depan antara Armenia dengan Azerbaijan.” Belarusia juga telah sepenuhnya ditaklukkan oleh Moskow.

Dalam banyak hal, ini adalah perlawanan Rusia terhadap ekspansi NATO.

Selama hari-hari awal pola ini, NATO dan Amerika Serikat membuat sebuah kesalahan yang kritis. Sementara mengabaikan protes Rusia yang berulang-ulang terhadap ekspansi NATO, NATO dan Amerika Serikat sebagian besar membiarkan agresi Vladimir Putin terhadap negara-negara tetangga tanpa mendapat hukuman. Contoh pertama yang bermakna dari hal ini adalah Perang Rusia-Georgia. Profesor John Mearsheimer, seorang ahli teori hubungan internasional yang terkenal di Universitas Chicago, mengatakan hal berikut ini mengenai penyebab perang itu:

Tetapi kemudian masalah besar dimulai, dan masalah besar itu muncul di KTT Bucharest yang terkenal, KTT Bucharest NATO––pada bulan April 2008 di mana, di akhir KTT, sebuah deklarasi dikeluarkan yang mengatakan, “NATO menyambut aspirasi-aspirasi Euro-Atlantik Ukraina dan Georgia untuk menjadi anggota NATO. Kami sepakat hari ini bahwa negara-negara ini akan menjadi anggota NATO.” Jadi, Soviet dan orang-orang Rusia membuatnya menjadi sangat jelas bahwa hal ini tidak dapat diterima. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan keanggotaan Georgia dan Ukraina dalam NATO adalah sebuah kesalahan strategis yang besar yang akan memiliki konsekuensi-konsekuensi paling serius bagi keamanan pan-Eropa. Vladimir Putin sendiri mengatakan Georgia dan Ukraina yang menjadi bagian NATO merupakan sebuah ancaman langsung bagi Rusia.

Janji NATO kepada Georgia dan Ukraina tidak pernah terpenuhi. Sebuah perang pecah antara Georgia dengan Rusia pada bulan Agustus 2008, empat bulan sebelum tinjauan terjadwal NATO atas aplikasi kedua negara itu ke NATO. Perang tersebut melibatkan Georgia, termasuk dua negara bagiannya yang memisahkan diri yaitu Ossetia Selatan dan Abkhazia, dan Rusia.

Pada  1 Agustus, pasukan pro-Rusia di Ossetia Selatan menyerang desa Georgia tetapi kemudian diserang balik oleh pasukan pemerintah Georgia. Rusia kemudian melemparkan tuduhan-tuduhan, mengklaim bahwa Georgia melakukan genosida terhadap Rusia di Ossetia Selatan dan menggunakan klaim itu sebagai pembenaran untuk meluncurkan sebuah invasi darat, udara dan laut skala-penuh ke Georgia pada 8 Agustus.

Tentara Rusia memiliki serangkaian kemenangan yang bermakna sebelum kedua negara itu mencapai sebuah kesepakatan gencatan senjata melalui mediasi pihak-pihak internasional. Perang berakhir dan, pada  26 Agustus 2008, Rusia mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abkhazia. Pada hari yang sama, Georgia memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.

Perang Rusia-Georgia berhasil mencegah Georgia dan Ukraina menjadi anggota NATO. Vladimir Putin berhasil. Lebih penting lagi, Vladimir Putin mendapatkan apa yang ia inginkan dan membayar harga yang sangat murah.

Selama dan setelah Perang Rusia-Georgia, sanksi terhadap Rusia dari Eropa dan Amerika Serikat adalah ringan dan dengan cepat dicabut. Menurut Dewan Atlantik, gencatan senjata yang dirancang oleh Presiden Prancis adalah bias terhadap Rusia, dan laporan selanjutnya oleh Uni Eropa menempatkan tanggung jawab perang terutama di Georgia. Belakangan di tahun itu, Prancis juga mengumumkan penjualan Advanced Arms, sebuah kapal induk helikopter kelas Mistral ke Rusia.

Setelah Gencatan Senjata Georgia ditandatangani, Presiden Amerika Serikat pada saat itu George W. Bush menolak menyediakan  senjata anti-tank dan anti-pesawat untuk Georgia. Beberapa bulan kemudian, Barack Obama menjabat dan memprakarsai mengatur ulang Rusia yang tidak terwujud.

Enam tahun kemudian, dalam upaya Vladimir Putin yang berkelanjutan untuk menghentikan ekspansi NATO, Vladimir Putin mengambil sebuah kesempatan di Ukraina. Vladimir Putin mengulangi apa yang ia lakukan terhadap Georgia di Ukraina, hanya saja dengan peningkatan yang besar.

Dan maksud penulis adalah bahwa pemahaman yang mendalam itu menyebabkan maksud Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa untuk melepaskan Ukraina dari orbit Rusia dan memasukkan Ukraina ke orbit Barat. Tujuan dasar kami adalah menjadikan Ukraina sebagai sebuah benteng Barat di perbatasan Rusia. Dan Rusia mengatakan hal ini tidak terjadi, titik. Tamat. Dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan hal itu tidak terjadi. Itulah penyebab yang dalam. 

Sekarang penyebab yang mendalam itu satu langkah lebih maju. Ada tiga unsur penting dalam strategi kita Strategi pertama adalah ekspansi NATO dan, dalam banyak cara, terpenting. Dan saya akan membicarakan beberapa rincian mengenai hal tersebut secara singkat. Tetapi seperti yang anda ketahui, sejak Perang Dingin berakhir, mulai dari pemerintahan Bill Clinton, penulis telah memindahkan sisi timur NATO mendekati perbatasan Rusia dan Rusia mengatakan hal ini adalah mutlak tidak boleh. Dan, penulis akan menjelaskan cerita tersebut secara singkat. Strategi kedua, adalah ekspansi Uni Eropa. Ekspansi Uni Eropa adalah semua mengenai mengintegrasikan Ukraina secara ekonomi ke Barat, cara kita berada dalam proses mengintegrasi Polandia, Republik Czech, Slovakia, dan negara-negara Baltik ke Barat dan, tentu saja, kita juga melakukannya bersama dengan NATO. 

Ada dua set lembaga: NATO, sebuah lembaga militer; Uni Eropa, sebuah lembaga ekonomi. Dan gagasan tersebut sekali lagi adalah untuk merampas Ukraina dari Rusia, dan menjadikan Ukraina bagian dari Barat. Bagian ketiga dari cerita tersebut adalah mengembangkan sebuah Revolusi Oranye. Ini adalah semua mengenai mempromosikan demokrasi di Ukraina dan di tempat-tempat lain. Seperti yang anda semua ketahui, Amerika Serikat mengelilingi dunia berupaya untuk menumbangkan rezim-rezim dan menempatkan rezim Amerika Serikat yang terpilih secara demokratis. 

Dan bagi hampir anda semua, juga penulis, adalah sulit untuk menentang mempromosikan demokrasi. Kita semua cinta demokrasi. Tetapi jika anda adalah Vladimir Putin atau jika anda adalah bagian kepemimpinan di Beijing, ketika Amerika Serikat membicarakan mengenai promosi demokrasi yang berarti menumbangkan rezim anda. Dan anda tidak akan terkejut mendengar hal ini—Amerika Serikat tidak suka hal-hal itu di Beijing dan Amerika Serikat tidak suka hal-hal itu di Moscow.

Pada November 2013, sebuah gelombang protes skala-besar meledak dalam menanggapi penolakan Presiden Ukraina pada saat itu Yanukovych untuk menandatangani sebuah kesepakatan asosiasi politis dan perdagangan bebas dengan Uni Eropa. 

Sebagai gantinya, President Yanukovych tertarik dengan sebuah proposal Rusia yang melibatkan kerjasama antara Uni Eropa, Rusia, Dana Moneter Internasional, atau IMF, dan Ukraina yang dipercayai President Yanukovych menawarkan hal-hal yang lebih disukai kepada Ukraina. Protes-protes ini terus berlanjut selama berbulan-bulan tanpa kejadian penting. 

Sampai pada  Februari 2014, ketika bentrokan antara para pengunjuk rasa dengan polisi anti huru-hara khusus berubah menjadi kasar, yang menyebabkan kematian hampir 130 orang.

Seperti yang anda bayangkan, kematian-kematian tersebut memicu sebuah situasi yang memang sudah memanas dan menyebabkan para pengunjuk rasa menguasai Kyiv pada 22 Februari. Yanukovych melarikan diri dari Ukraina dan Parlemen Ukraina memilih untuk memecatnya dari jabatannya pada hari yang sama.

18 Hari sebelum Yanukovych meninggalkan Ukraina, di tengah panasnya protes-protes jalanan, sebuah rekaman percakapan telepon bocor antara Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina, Geoffrey Pyatt. Mereka mendiskusikan keinginan mereka untuk sebuah transisi Ukraina ke pemerintahan sementara dan, khususnya, peran yang mereka harapkan untuk bertemu dengan para pemimpin oposisi terkemuka:

“Saya tidak berpikir Klitsch (Klitschko) harus masuk ke pemerintahan. Saya tidak pikir hal itu adalah perlu. Saya tidak pikir hal itu adalah sebuah gagasan yang bagus.”

“Biarkan saja ia keluar dan melakukan pekerjaan rumah politiknya dan hal-hal lain.”

“Saya pikir Yats (Yatsenyuk) adalah orang yang memiliki pengalaman ekonomi, pengalaman pemerintahan. Saya hanya berpikir Klitsch masuk … ia akan berada di tig=ngkat itu bekerja untuk Yatseniuk, itu tidak akan berhasil.

“Kita ingin mencoba mendapatkan seseorang dengan kepribadian internasional untuk datang ke sini dan membantu hal ini.”

Arseniy Yatsenyuk, pilihan Victoria Nuland untuk memimpin Ukraina, memang menjadi pemimpin pemerintahan sementara setelah Yanukovych melarikan diri ke Rusia dan kemudian menjadi Perdana Menteri Ukraina.

Apakah benar/demi kepentingan terbaik Amerika Serikat bagi diplomat Amerika Serikat untuk terlibat dalam negara-negara lain dan urusan-urusan dalam negeri negara-negara lain? Maksud penulis, khususnya merujuk pada bocoran panggilan telepon Wakil Menteri Luar Negeri Victoria Nuland yang mengungkapkan pilihannya untuk para pemimpin Ukraina selama revolusi Maidan? 

Saya pikir, saya benci untuk mengatakannya, tetapi agaknya hampir, yah, biarkan  memikirkannya begini: semua negara ikut campur dalam politik-politik dalam negeri negara-negara lain. Mereka selalu ingin mengklaim bahwa hanya negara-negara lain yang melakukannya dan mereka tidak melakukannya. Jadi, Rusia melakukannya sepanjang waktu. Tiongkok melakukannya sepanjang waktu. Amerika Serikat melakukannya sepanjang waktu. Ini pada dasarnya adalah salah satu dari hal-hal semacam ini yang tidak ingin kita bicarakan dalam politik-politik internasional, tetapi campur tangan seperti itu biasa terjadi. Panggilan telepon Victoria Nuland, seperti yang anda tahu, sudah berakhir, dipantau oleh intelijen Rusia dan intelijen Rusia merilisnya untuk mencoba mempermalukan Amerika Serikat dan mempermalukan pemerintah yang baru muncul di Ukraina. Dan ini adalah semacam bagian serangkaian operasi yang berupaya dilakukan Rusia untuk mendiskreditkan pemerintah itu dan berusaha untuk menjaga Ukraina tetap dekat dengan Rusia dan mencegah Ukraina ke Barat.

Tetapi inti pertanyaan anda sebenarnya adalah sebuah pertanyaan yang penting, yaitu haruskah kita terlibat secara mendalam mengenai politik-politik dalam negeri negara-negara ini? Dipikir adalah cukup sulit bagi kita untuk tidak terlibat, ketika anda melihat sebuah revolusi demokrasi atau sebuah kecenderungan demokrasi terjadi di negara-negara lain. Adalah sangat sulit bagi Amerika Serikat sebagai sebuah negara demokratis untuk mengatakan, “Itu adalah urusanmu. Kami tidak akan melakukan apa-apa untuk itu.” 

Namun, saya pikir kita perlu mengamati semacam kebijakan atau kehati-hatian ketika negara ini atau negara-negara ini sangat dekat dengan saingan-saingan geopolitik. Dikatakan itu bukan seolah-olah saingan-saingan kita Tiongkok dan Rusia tidak campur tangan dalam politik-politik dalam negeri kita atau atau tidak campur tangan dalam politik-politik dalam negeri negara-negara lain. Jadi, dalam beberapa hal, inilah cara permainan dimainkan dalam politik-politik internasional. Dan agak tidak realistis untuk berpikir bahwa kita akan menghentikannya. Hanya saja, kita mungkin ingin mencoba untuk sangat berhati-hati mengenai hal itu dan membatasinya.

Keterlibatan Rusia dalam Revolusi Maidan pada tahun 2014 di Ukraina secara resmi dimulai setelah Presiden Ukraina Yanukovych melarikan diri ke Rusia pada tanggal 22 Februari. Yanukovych mengklaim pemungutan suara Parlemen untuk mencopotnya adalah ilegal dan meminta bantuan Rusia. Rusia mengerahkan pasukan ke Krimea dan menduduki gedung-gedung pemerintah. 

Pada 16 Maret, dalam sebuah langkah yang dianggap ilegal oleh Ukraina dan sebagian besar negara di dunia, Rusia mengajukan sebuah referendum untuk reunifikasi antara Krimea dengan Rusia. Hasil-hasil resmi menunjukkan lebih dari 90% dukungan untuk reunifikasi itu dan, pada 18 Maret, Rusia secara resmi memasukkan Krimea ke dalam Federasi Rusia hingga hari ini.

Setelah aneksasi Krimea, NATO memulai sanksi ekonomi terhadap Rusia. Ada tiga jenis sanksi ekonomi. Sanksi pertama membatasi akses ke pasar dan layanan ke keuangan Barat untuk perusahaan milik negara Rusia yang ditunjuk. Sanksi kedua dan sanksi ketiga menempatkan sebuah embargo ekspor barang-barang tertentu ke Rusia. Sementara itu, Amerika Serikat bekerja sama dengan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak yang menurunkan harga minyak secara global.

Upaya gabungan ini menyebabkan tekanan ke bawah yang signifikan terhadap nilai Rubel, meningkatkan pelarian modal internasional keluar dari Rusia, dan memaksa Rusia masuk ke dalam resesi. Namun, sanksi tersebut mengabaikan sektor terpenting: impor minyak dan gas Rusia. Sekitar 40% gas alam Eropa berasal dari Rusia. 8% Minyak yang diimpor Amerika Serikat juga berasal dari Rusia. Minyak dan gas menyumbang 60% ekspor Rusia dan 39%  pendapatan anggaran federal Rusia. Ketika minyak dan gas Rusia masih mengalir ke Eropa dan Amerika Serikat, pukulan sanksi lain yang dijatuhkan kepada Rusia tidak berakibat fatal bagi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat.

Mengapa NATO dan Amerika Serikat di satu sisi mengabaikan protes Rusia terhadap ekspansi NATO selama bertahun-tahun tetapi, di sisi lain, tidak akan menghukum Rusia ketika Rusia menginvasi negara-negara lain seperti Georgia dan Ukraina untuk menghentikan ekspansi tersebut?

Aneh, anda mungkin mengatakan demikian, bahwa kami agak menentang langkah-langkah itu tetapi memberikan sanksi dan hukuman yang cukup lemah, menurut penulis, terhadap Rusia. Kami memang memberikan sanksi kepada Rusia. Hubungan menjadi jauh lebih buruk. Tetapi hal-hal ini tampaknya tidak, memahami kejadian tersebut setelah terjadi, merusak Rusia seperti yang diperlukan untuk mengubah pemikiran Rusia. Dan saya pikir alasannya adalah bahwa itu semua adalah strategi yang sangat cerdas oleh Rusia untuk mencoba menjaga ambang batas tindakan Rusia secara cukup rendah sehingga sebuah konsensus dalam aliansi Barat tidak dapat dicapai mengenai menghukum Rusia. 

Untuk benar-benar tangguh di Rusia secara ekonomi, anda membutuhkan orang-orang Eropa di dalamnya, namun dengan hanya mengambil Krimea dan kemudian secara halus––maksudnya tidak begitu halus, tetapi intervensi semacam ini, yang ditolak di Ukraina Timur––Rusia dapat mempertahankan tingkat ancaman cukup rendah sehingga pemain kunci seperti Jerman tidak akan setuju dengan sanksi yang lebih keras.

Jadi, jenis tragedi politik adalah bahwa anda hanya dapat membangun sebuah konsensus di balik sebuah tanggapan yang sangat kuat terhadap Rusia ketika Rusia benar-benar mengambil sebuah tindakan yang jauh lebih merusak, mengancam, dan berbahaya, seperti yang dilakukan Rusia dua minggu lalu.

Jika ini memang perhitungan Vladimir Putin, maka Vladimir Putin adalah benar. Ia tahu betul bahwa Eropa tidak akan berdiri tegak melawan Rusia karena Eropa bergantung pada energi Rusia. Tarian antara bergantung pada energi Rusia dan menjaga dari Rusia secara militer telah berlangsung selama beberapa dekade. Hasilnya adalah jalur-jalur pipa Nord Stream dan Nord Stream 2 dibangun terlepas dari oposisi Amerika yang terkenal. Ternyata, bahkan Amerika Serikat tidak mampu menguasai selera Eropa akan energi Rusia. (Vv)

Hepatitis Akut ‘Misterius’ Merengut Nyawa Tiga Anak di Jakarta, Kemenkes RI Minta Masyarakat Waspada

ETIndonesia- Kementerian Kesehatan RI meminta masyarakat agar waspada setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya. Mereka meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Melansir dari situs Kemenkes RI, Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, tutur dr. Nadia.

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022. (asr)

1,6 Juta Kendaraan Meninggalkan Wilayah Jabotabek Menuju Trans Jawa, Merak dan Puncak

ETIndonesia- sebanyak 1.611.935 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 s.d H-2 Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 yang jatuh pada periode 22-30 April 2022. 

Melansir dari siaran pers PT Jasa Marga, angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).

Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 19% jika dibandingkan lalin normal periode November 2021 dengan total 1.354.453 kendaraan. 

Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ke tiga arah yaitu mayoritas sebanyak 864.506 kendaraan (53,6%) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 446.449 kendaraan (27,7%) menuju arah Barat (Merak) dan 300.980 kendaraan (18,7%) menuju arah Selatan (Puncak). Adapun rincian distribusi lalin sebagai berikut:

ARAH TIMUR (TRANS JAWA & BANDUNG)

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 585.718 kendaraan, meningkat sebesar 91,3% dari lalin normal.

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 278.788 kendaraan, turun sebesar 6,7% dari lalin normal.

Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 864.506 kendaraan, naik sebesar 42,9% dari lalin normal.

ARAH BARAT (MERAK)

Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 446.449 kendaraan, meningkat sebesar 2,33% dari lalin normal.

ARAH SELATAN (PUNCAK)

Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 300.980 kendaraan, turun sebesar 3,8% dari lalin normal.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, Jasa Marga mencatat lalu lintas di GT Cikampek Utama sebanyak 98.374 kendaraan, naik hingga 164,2% pada H-2, Sabtu (30/04), jika dibandingkan dengan lalu lintas normal pada periode November 2021. (asr)

Pecah Rekor! Arus Mudik 2022 yang Keluar dari Jabotabek Lebih Tinggi dari Arus Mudik 2019

ETIndonesia-  Arus mudik 2022 yang keluar dari Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi) mencatatkan rekor tertinggi yang tercatat oleh PT Jasa Marga dibandingkan dengan arus mudik 2019 lalu. 

“Pada H-3 Hari Raya idul Fitri 1443 H yang jatuh pada Jumat, 29 April 2022, sebanyak 105.016 kendaraan meninggalkan Jabotabek menuju Timur (Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, dan sekitarnya), jumlah ini meningkat 165,5% dari lalu lintas normal periode November 2021 sebanyak 39.554 kendaraan,” ujar Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk,  Dwimawan Heru dalam keterangan tertulisnya. 

Ia mengatakan angka ini memecahkan rekor sebelumnya, pada periode arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1441 H/2019 lalu, Jasa Marga juga mencatat rekor tertinggi melayani volume lalu lintas saat arus mudik, yaitu sebanyak 103.077 kendaraan meninggalkan Jabotabek menuju timur via Jalan Tol Trans Jawa yang melintas melalui GT Cikampek Utama.

Menurut Heru, untuk melayani pengguna jalan dengan maksimal, Jasa Marga mengoperasikan total gardu operasi hingga dua kali lipat dari kondisi lalu lintas normal.

“Kami memaksimalkan kapasitas gerbang tol untuk melayani peningkatan volume lalu lintas di GT Cikampek Utama, yang mengoperasikan total 30 lajur transaksi serta penambahan 4 mobile reader secara tandem,” jelas Heru. (asr)

Seluruh Kota Yiwu, Zhejiang, Tiongkok Ditutup, Bisa Berdampak Terhadap Rantai Pasokan Global

0

Liu Minghuan

Akun publik WeChat “Rilis Yiwu” mengumumkan bahwa pada 26 April, epidemi ditemukan di Yiwu. Pejabat bersangkutan segera mengumumkan bahwa kota itu telah meluncurkan respons tingkat II, menghentikan semua kegiatan kerumunan yang tidak penting, dan mengurangi arus orang-orang.

Pejabat itu juga mengumumkan bahwa mulai 27 April, semua desa (komunitas) akan berada di bawah manajemen tertutup, dan sertifikat sampel asam nukleat akan diperlukan untuk masuk dan keluar kawasan. Sedangkan kelas di sekolah menengah pertama, sekolah dasar dan taman kanak-kanak  akan dihentikan sementara waktu, tempat umum, instansi pemerintah, perusahaan dan institusi di kota akan beroperasi  dengan personil yang memiliki sertifikat negatif asam nukleat 24 jam dan tindakan lainnya. 

Yiwu adalah pusat ekonomi komoditas kecil Tiongkok dan pusat e-commerce online nomor satu. Kota dengan populasi kurang dari 2 juta ini menyatukan lebih dari 2,1 juta jenis komoditas, yang dijual kepada lebih dari 210 negara dan wilayah di seluruh dunia. Pada 2021, volume pengiriman ekspres akan mencapai 9,29 miliar barang.

Manajemen tertutup Yiwu telah menimbulkan perhatian tentang dampak terhadap rantai pasokan global komoditas kecil.

Bloomberg berkomentar: Yiwu, pusat distribusi komoditas kecil terbesar di dunia, mengekspor segala sesuatu mulai dari hiasan Natal hingga perlengkapan kampanye presiden AS. Lokcdown lokal dapat memberikan pukulan lebih besar bagi rantai pasokan global yang sudah berurusan dengan kemacetan di pelabuhan Tiongkok dan perang Rusia.

“Kebijakan nol kasus” yang diterapkan oleh partai Komunis Tiongkok tidak hanya memukul keras ekonomi Tiongkok. Selain itu, di bawah penguncian keras, karantina wajib dan pengujian massal, tetapi wabah masih menyebar di seluruh Tiongkok.

Grup Eurasia, sebuah perusahaan konsultan risiko politik Amerika, merilis laporan “10 Prakiraan Risiko Dunia Teratas untuk 2022” pada awal Januari, yang mencantumkan kebijakan “pembersihan nol kasus” pencegahan epidemi sebagai risiko utama pada 2022. 

Laporan tersebut percaya bahwa kebijakan “pembebasan nol” partai Komunis Tiongkok tidak dapat mengendalikan penyebaran virus Omicron yang sangat menular. Tindakan isolasi dan blokade yang lebih ketat selanjutnya akan menyebabkan lebih banyak gangguan rantai pasokan global. Kesulitan transportasi dan kekurangan personel, material dan peralatan akan semakin memburuk.

Katrina Ell, ekonom senior untuk Asia Pasifik di Moody’s Analytics, juga mengatakan kepada CNBC pada 16 Januari bahwa “kebijakan nol kasus” partai Komunis Tiongkok dan kecenderungannya untuk menutup pelabuhan dan pabrik esensial, memang akan meningkat. Potensi gangguan pasokan, menambah tekanan rantai pasokan saat ini. (hui)