Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu (1)

EDITORIAL

Lebih dari seratus tahun silam, roh-roh paham komunis muncul di atas langit Eropa.

Sejak dikeluarkannya The Communist Manifesto, lalu munculnya Paris Commune, sampai berdirinya rezim Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok dan partai komunis lainnya, tren pemikiran komunis sempat merajalela beberapa saat.

Ideologi manusia telah membentuk dua kubu besar yang saling bertentangan yakni otoritarian komunis dan demokrasi liberal.

Sejarah selama lebih dari seabad menunjukkan, di mana pun tren komunis merah bercokol, pasti selalu disertai peperangan dan kekacauan, kelaparan, pembantaian dan teror.

Gerakan komunisme telah menghancurkan peradaban manusia yang berusia ribuan tahun, dan menyebabkan 100 juta orang mati secara tidak wajar, dan lebih banyak dari jumlah itu yang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun mental.

Saat tragedi revolusi kebudayaan di Tiongkok yang mana gerakan komunisme menghancurkan kebudayaan tradisional (Epoch Times with Wikimedia Commons)

Penipuan tentang “surga dunia” telah menyebabkan milyaran jiwa terjerambab ke “neraka dunia”.

Penindasan terhadap agama/kepercayaan, penghancuran terhadap norma moralitas, pengrusakan terhadap lingkungan dan alam, telah menimbulkan dampak yang buruk dan sangat mendalam.

Di tengah proses keruntuhan paham komunis sekarang ini, masih banyak orang berkhayal, bahkan menyangkal kehancurannya, paham komunis masih terus bermunculan di tengah masyarakat liberal dengan wujud yang berbeda.

Oleh karena itu, mengenali sifat dasar ideologi paham komunis, dan menolak bencana yang akan ditimbulkan oleh pikiran komunis, sangatlah penting bagi setiap orang di semua negara.

  1. Munculnya Komunisme

Kelahiran dan penyebaran paham komunis terkait erat dengan dua perubahan besar di tengah masyarakat manusia.

Hal pertama adalah Revolusi Industri. Di negara industri, krisis ekonomi mewabah secara berkala, dan setiap kalinya mengakibatkan buruh kehilangan pekerjaan. Bahkan krisis ini menyebabkan inflasi, kebangkrutan perusahaan dan perbankan.

Akibatnya semakin parahnya kesenjangan kaya miskin di masyarakat dan konflik masyarakat yang terus meruncing.

Di tengah depresi dan kegalauan manusia meronta, merasa kecewa terhadap realita hidup dan melakukan refleksi, sedangkan berbagai kebijakan politik, ekonomi, serta sosial pada masa itu tidak mampu memberikan cara penyelesaian yang baik.

Berlatar-belakang kondisi inilah, paham sosialis perlahan mulai bangkit. Paham ini melimpahkan akar dari segala permasalahan pada sistem kepemilikan, berpendapat bahwa hubungan majikan dan pekerja adalah murni pemerasan.

Paham ini juga menilai salah satu tujuan dari sosialisme adalah menghapus kepemilikan harta benda pribadi, dan menghapus “perbedaan kelas”.

Marx dan Engels menyatakan konflik antara kaum borjuis dengan kaum proletariat kian hari hanya akan kian meruncing. Mereka berdua menilai kaum borjuis pasti akan musnah.

(Assosiated Press Foto, Dokumen)

Oleh karena itu mereka mengusulkan menggunakan aksi kekerasan untuk menggulingkan semua sistem sosial masyarakat yang masih ada saat itu.

Peristiwa terkait kedua adalah diterbitkannya Species Origin (Asal Mula Spesies) pada tahun 1859.

Teori Evolusi yang menyesatkan itu telah mendorong manusia menjadi tidak percaya pada Tuhan.

Partai Komunis pun membawa teori “Seleksi Alam” ini ke dalam konflik antar kalangan, dan membuat “konflik” ini menjadi cara dan motivasi bagi partai komunis untuk mempertahankan rezim kekuasaannya.

Berdalih mengejar kesetaraan ekonomi yang merata, paham komunis mempropagandakan impian dan khayalan utopia untuk membohongi tidak sedikit pengikutnya.

Gerakan paham komunis berawal dari gerakan buruh di Eropa Barat pada abad ke-19, dengan berpijak pada pondasi ideologi Das Kapital dan Das Kommunistische Manifest karya Karl Marx.

(http://buchantiquariat.ch/xorista.php?nr=118907)

Sejak tahun 1917 setelah lahirnya Partai Komunis Soviet (dibawah pimpinan Lenin), rezim komunis pun berdiri satu persatu di banyak Negara dunia. Rezim komunis melancarkan revolusi berdarah, menciptakan bentrok dan pergolakan yang terus menerus di berbagai tempat.

Pastinya akibat gerakan yang dilakukan rezim-rezim komunis ini berdampak buruk secara mendalam terhadap ketertiban masyarakat di seluruh dunia.

Mengejar keindahan adalah sifat manusia, tidak ada yang salah dalam hal ini, mencari kemungkinan untuk menyelesaikan masalah juga wajar.

Namun komunisme mempropagandakan atheisme, mengobarkan konflik antar kelas/golongan, kebencian dan kekerasan.

Lebih parah lagi menghancurkan agama/kepercayaan juga kebudayaan dan tradisi manusia yang sudah berusia ribuan tahun, serta membawa manusia ke ambang bencana kehancuran.

bersambung

(sud/whs/asr)