Peningkatan Polusi Ozon di Tiongkok Makin Mengkhawatirkan

oleh Hong Yun

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa meningkatnya polusi ozon telah menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan penduduk Daratan Tiongkok.

Polusi telah memicu naiknya tingkat kematian penduduk perkotaan yang diakibatkan oleh serangan stroke dan penyakit jantung. Dan jumlah kematian lebih dini setiap tahunnya bertambah sekitar 12.000 orang lebih.

Radio France International mengutip sebuah laporan hasil penelitian kesehatan terhadap penduduk di 272 kota Tiongkok antara tahun 2013 – 2015 yang diterbitkan dalam Majalah Persfektif Kesehatan Lingkungan menyebutkan.

Laporan ini menyebutkan ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kenaikan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular, penyakit jantung dan stroke berkaitan erat dengan peningkatan polusi ozon.

Warga Tiongkok mengenakan masker untuk perlindungan terhadap polusi di Taman Ritan yang diselimuti asap tebal di Beijing, pada 19 Desember 2016. (AP Photo / Andy Wong)

Organisasi Tiongkok yang melakukan penelitian tersebut mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup Tiongkok beserta data dari Global Burden of Disease, GBD melaporkan bahwa antara tahun 2014 dan 2017, rata-rata konsentrasi ozon di Tiongkok meningkat sebesar 17 % yang mengindikasikan kasus kematian dini setiap tahunnya akan bertambahan sebanyak 12.000 orang.

Ozon yang efektif dalam menghalangi sinar UV dan melindungi kesehatan manusia, biasanya berada di atmosfer bagian atas yang berjarak sekitar 30 kilometer dari permukaan tanah. Tetapi ozon yang bergerak di dekat permukaan tanah akan menjadi bahan kontaminan.

Ozon tersebut lebih dikenal sebagai asbut/kabut asap. Ia muncul karena interaksi sinar matahari dan nitrogen oksida, serta senyawa organik volatil yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil atau pembuatan bahan kimia.

Seorang pria mengenakan topeng saat latihan menghadapi polusi di Taman Ritan selama hari yang sangat tercemar di Beijing, pada 19 Desember 2016. (AP Photo / Andy Wong)

Dalam beberapa tahun terakhir, akibat kabut polusi menyelimuti sebagian besar wilayah Tiongkok sehingga masyarakat lebih terfokus pada masalah ini dan mengabaikan dampak yang ditimbulkan ozon di beberapa daerah yang juga memiliki pengaruh tidak kecil.

Misalnya Beijing-Tianjin-Hebei, Shanghai, Delta Sungai Yangtze, Delta Sungai Mutiara dan daerah lainnya.

Pada pertengahan bulan Mei tahun ini, ozon telah menyebabkan polusi tingkat moderat di beberapa kota seperti Beijing, Tianjin, kota-kota di bagian tengah dan selatan propinsi Hebei.

Bahkan mencapai polusi tingkat serius pada waktu-waktu tertentu. Dari data yang dikeluarkan oleh Pusat Pemantauan Lingkungan Kota Beijing diketahui bahwa, indeks kualitas udara siang hari Beijing pada 18 Mei adalah angka 160 sampai 180.

Orangtua membawa anak-anak mereka menunggu untuk menemui dokter di rumah sakit anak-anak di Beijing pada 18 Desember 2016. (AP Photo / Andy Wong)

Angka yang dikeluarkan Beijing ini menunjukkan kualitas udara Beijing sudah termasuk dalam tingkat polusi moderet kelas 4. Kejadian yang sama ini masih berlanjut pada 19-20 Mei.

Data dari Pusat Pemantauan Lingkungan Nasional menunjukkan bahwa pada tahun 2016 sebanyak 59 dari 338 kota di seluruh Tiongkok telah mengalami pencemaran ozon yang melebihi standar.

Jumlah ini mencakup 3/4 dari kota yang terkena pencemaran lebih standar ini berada di sekitar Beijing, Tianjin dan Hebei, Delta Sungai Yangtze, Delta Sungai Mutiara, Semenanjung Liaoning. Sebagian besar kota di provinsi Henan dan propinsi Shaanxi bagian tengah.

Polusi ozon melebihi standar di daerah Delta Sungai Mutiara telah menduduki tingkat paling atas di Tiongkok selama 3 tahun terakhir. Dan disusul oleh Beijing, Tianjin dan wilayah Delta Sungai Yangtze. Ozon telah menjadi pengrusak kualitas udara nomor dua di daratan Tiongkok setelah polutan PM2.5.

Mantan dokter Rumah Sakit Provinsi Shaanxi, Jīn Fusheng yang kini berada di AS kepada Radio Free Asia mengatakan selain menyebabkan penyakit stroke dan jantung, ozon juga merusak jaringan pernapasan, jaringan mukosa lainnya dan menyebabkan kanker pernapasan. (Sinatra/asr)

Sumber : epochtimes.com