Warga Sipil Terpapar Gas Klorin dari Senjata Militer Suriah

ErabaruNews – Amerika Serikat mengklaim bahwa rezim Suriah menggunakan senjata kimia dalam perang menghadapi milisi pemberontak. Gas klorin dari senjata kimia itu bahkan turut membuat warga sipil keracunan.

“Rezim Bashar al Assad menggunakan gas klorin terhadap rakyatnya beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir. Ada bukti nyata dari puluhan korban,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, seperti dikutip dari VOA, Selasa (6/2/2018).

Pernyataan Haley disampaikan dalam rapat darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin (5/2/2018) waktu AS. DK PBB bertemu untuk membahas masalah Suriah.

Kelompok medis dan responden pertama di Suriah melaporkan beberapa warga sipil memiliki tanda-tanda yang konsisten dengan keracunan gas klorin. Mereka mengalami gangguan pernapasan dan bau klorin pada pakaian mereka.

Fakta tersebut didapati setelah serangan yang dilaporkan terjadi di Kota Saraqeb, Provinsi Idlib, Minggu (4/2/2018) malam. Namun, tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan senjata kimia itu.

Aktivis kelompok pertahanan sipil ‘White Helmets’, Radi Saad, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa bahan kimia tersebut dijatuhkan dari helikopter. Setidaknya, ada dua barel zat cair yang ditumpahkan.

Idlib yang dikuasai pemberontak telah menjadi medan pertempuran sengit sejak Desember 2017. Tentara Suriah didukung oleh jet tempur Rusia terus menggempur pos-pos pertahanan pemberontak.

Sementara milisi teroris juga bertahan dengan maksimal berkat sokongan Iran. Bahkan, Sabtu (3/2/2018) lalu, pemberontak berhasil menembak jatuh jet tempur Rusia. (VOA/waa)