Demo Anti Senjata Menggema Gedung Putih Utamakan Keselamatan Pelajar

EpochTimesId – Ribuan mahasiswa dan orang tua berdemonstrasi di Washington, Amerika Serikat, sepanjang akhir pekan waktu setempat. Mereka menuntut undang-undang pembatasan dan kontrol senjata yang lebih ketat.

Gedung Putih mengirimkan pesan dengan memuji mereka yang berkumpul karena menggunakan hak mereka untuk kebebasan berbicara. Namun, pihak istana juga menekankan bahwa menjaga anak-anak tetap aman adalah prioritas utama Presiden Donald Trump.

“Kami menghargai banyak pemuda Amerika yang berani yang menggunakan hak Amandemen Pertama mereka hari ini. Menjaga anak-anak kita tetap aman adalah prioritas utama Presiden, itulah sebabnya dia mendesak Kongres untuk meloloskan NIK Fix dan Undang-Undang Kekerasan Sekolah, dan menandatanganinya menjadi undang-undang,” kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Lindsay Walters.

Walters juga mengatakan bahwa Departemen Kehakiman mengeluarkan larangan atas aksesoris untuk ‘akselerasi muntahan peluru senapan’ pada Jumat, 23 Maret 2018. “Menindaklanjuti komitmen Presiden untuk melarang perangkat yang mengubah senjata sesuai aturan hukum menjadi senapan mesin otomatis ilegal.”

Perdebatan kontrol senjata kembali menggema di Amerika Serikat setelah penembakan mematikan di SMA Stoneman Douglas di Parkland, Florida. Siswa dari sekolah itu turut berada di kedua sisi perdebatan, dan berhasil menyita perhatian media massa nasional.

Pendukung Presiden Donald Trump (mengenakan topi) mengikuti demo tandingan terhadap demo yang menuntut pembatasan senjata api di New York City pada 24 Maret 2018. (Drew Angerer/Getty Images/The Epoch Times)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Orang-orang mengangkat banner dalam aksi unjuk rasa anti senjata api bertajuk, ‘Aksi Protes untuk Hidup Kita’ di Washington, DC, pada 24 Maret 2018. (David Gannon/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Selain melarang aksesoris ‘bump stocks’ dan mendorong pengesahan RUU ‘Fix NICS’ dan ‘STOP School Violence Acts’, Trump mengusulkan daftar terukur untuk menjaga sekolah tetap aman. Satu proposal terkemuka berusaha mempersenjatai para guru yang terlatih dengan baik dan memberi mereka bonus tahunan untuk bertugas membawa senjata api tersembunyi di sekolah.

Penyelenggara aksi protes ‘pembatasan senjata api’ menuntut Kongres, yang mayoritas dari anggotanya bersiap mengikuti pemilu pada bulan November, untuk melarang penjualan senjata serbu semi otomatis yang digunakan dalam penembakan di SMA Florida.

Mereka juga menuntut Kongres memperketat pemeriksaan latar belakang bagi pembeli senjata. Di sisi lain dari perdebatan, para pendukung hak senjata mengutip jaminan konstitusional dari hak untuk memiliki dan menggunakan senjata yang diatur dan dilindungi dalam Konstitusi (UUD) Amerika Serikat.

Pada hari Jumat (23/3/2018), Trump menandatangani RUU pengeluaran pada hari Jumat yang mencakup hibah 1,2 milyar dolar AS untuk meningkatkan keamanan sekolah. Ketentuan dalam RUU ini juga memperketat pemeriksaan latar belakang untuk pembelian senjata.

Demonstrasi paralel sendiri terjadi di Atlanta, Baltimore, Boston, Chicago, Los Angeles, Miami, Minneapolis, dan New York. Jumlah demonstran diperkirakan mencapai satu juta orang. (Ivan Pentchoukov/The Epoch Times/waa)