Negosiasi Perdagangan Tiongkok Amerika Berakhir Tanpa Pernyataan Bersama

EpochTimesId – Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross mendatangi Beijing pada hari Sabtu (2/6/2018). Dia datang untuk melanjutkan negosiasi perdagangan putaran ketiga dengan Tiongkok.

Pembicaraan berakhir pada hari Minggu (3/6/2018). Akan tetapi kedua belah pihak tidak mengeluarkan pernyataan bersama tentang rician maupun hasil pembicaraan.

Sebelum negosiasi hari Minggu dimulai, Ross sempat mengatakan kepada wartawan, “Sejauh ini, pertemuan kami berjalan sangat ramah, jujur, dan mencakup topik yang terkait dengan produk ekspor tertentu.”

Kantor berita rezim Tiongkok, Xinhua News Agency pada hari Minggu mengeluarkan pernyataan singkat. Namun, mereka tidak menyebutkan apakah Ross dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He mencapai konsensus baru.

Pernyataan itu hanya menyebutkan bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat telah menerapkan konsensus bersama yang dicapai di Washington. Di bidang pertanian dan energi, Tiongkok telah berkomunikasi dengan baik dan mencapai kemajuan yang positif dan konkret. Laporan Xinhua mengatakan, rincian yang relevan harus diselesaikan oleh kedua belah pihak.

Situs bernuansa politik AS, ‘Politico’ pada hari Sabtu mengungkapkan bahwa kunjungan Ross ke Tiongkok mencoba untuk mempengaruhi dan menekan Tiongkok. Ross berharap agar Tiongkok menandatangani kontrak dengan kekuatan ikatan jangka panjang dalam membeli komoditas AS.

Diantara komoditas itu seperti produk pertanian dan energi. AS berharap dapat mengurangi defisit perdagangannya dengan Tiongkok sebesar 200 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Setelah delegasi perdagangan Tiongkok-AS menggelar negosiasi putaran kedua di Washington DC, bulan lalu, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan bersama. Delegasi Tiongkok berjanji untuk memperluas pembelian komoditas ekspor AS sebesar 375 miliar dolar AS.

Pemerintahan Trump pada 29 Mei mengeluarkan pernyataan akan mengumumkan keputusan final menyangkut kenaikan tarif impor 25 persen komoditas asal Tiongkok sebelum 15 Juni mendatang. Trump juga akan terus menerapkan tekanan dalam perdagangan dengan Tiongkok.

Selain itu, Amerika Serikat akan membatasi investasi perusahaan Tiongkok di Amerika Serikat dan memperketat kontrol komoditas ekspor ke negara tersebut.

Langkah ini memicu ketidakpuasan Pihak Tiongkok. Dalam sebuah pernyataan hari Minggu, Kantor Berita Xinhua mengancam bahwa jika pihak AS memperkenalkan sanksi perdagangan termasuk kenaikan tarif, semua pencapaian ekonomi dan perdagangan dalam pembicaraan sebelumnya akan dibatalkan secara sepihak.

Delegasi perdagangan AS, atau Rose sendiri tidak membuat komentar langsung atau membuat pernyataan apa pun sebagai tanggapan atas pernyataan itu.

AS juga selalu menyampaikan harapan agar Tiongkok dapat mewujudkan Reformasi Struktural Ekonomi. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berharap pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok pekan ini tidak hanya akan meningkatkan pembelian komoditas ekspor AS, tetapi juga mempromosikan reformasi struktural ekonomi Tiongkok.

Dalam pertemuan G7 di Kanada, Mnuchin mengatakan bahwa pembicaraan Tiongkok-AS akan mencakup isu-isu lain. Isu itu termasuk harapan kepada pemerintah Tiongkok untuk menghentikan tindakan pemaksaan kepada perusahaan AS untuk berinvestasi di Tiongkok melalui usaha patungan. Demikian juga dengan kebijakan lainnya yang memaksa perusahaan AS untuk melakukan transfer teknologi.

“Saya ingin lebih jelas menegaskan bahwa ini bukan hanya masalah membeli lebih banyak produk ekspor AS. Ini tentang reformasi struktural (ekonomi). Mengubah lingkungan persaingan yang tidak adil terhadap perusahaan-perusahaan AS di Tiongkok itu baru akan mampu memecahkan masalah defisit perdagangan,” beber Mnuchin.

‘Politico’ pada hari Sabtu melaporkan bahwa pembicaraan putaran ketiga, bagi Amerika adalah berfokus pada pengurangan defisit perdagangan. Kemudian diimbangi dengan memutus praktik subsidi nasional oleh Tiongkok di industri teknologi tinggi, dan melindungi hak kekayaan intelektual milik perusahaan AS.

Namun, bagi kepentingan Beijing ‘putaran ketiga’ adalah membujuk pemerintahan Trump untuk menyetujui ‘gencatan senjata’ yang lebih panjang. Tiongkok berharap AS melonggarkan kebijakan memaksakan mengenakan tarif tinggi terhadap komoditas ekspor Tiongkok termasuk mengurangi pembatasan ekspor. Tiongkok juga berharap AS memberikan ‘pengampunan’ kepada ZTE. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA