Peritel Barat Terjebak Antara Pendapatan dan Etika Terhadap Pelanggaran Hak Asasi di Xinjiang

Fan Yu

Banyak merek-merek mode internasional berusaha menjauhkan diri dari sumber bahan-bahan dan tenaga kerja dari wilayah Xinjiang, Tiongkok. Dikarenakan terkait dengan tindakan-tindakan genosida oleh Beijing terhadap warga Uighur dan minoritas-minoritas etnis lainnya dan minoritas-minoritas agama lainnya.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada baru-baru ini, menjatuhkan sanksi kepada para pejabat partai komunis Tiongkok tertentu atas keterlibatannya dalam penganiayaan terhadap kaum minoritas yang sebagian besar adalah Muslim di Xinjiang. Komunis Tiongkok telah menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp-kamp konsentrasi di wilayah tersebut. Para tahanan menjadi sasaran kerja paksa, penyiksaan, pemerkosaan, dan indoktrinasi politik.

H&M, Gap, Nike, dan Fast Retailing dari Jepang — perusahaan induk  UNIQLO — semuanya merilis pernyataan-pernyataan selama dua tahun terakhir, yang mana mengutuk kerja paksa atau menjauhkan dirinya dari tuduhan-tuduhan tersebut.

Tetapi kini perusahaan-perusahaan Barat menghadapi reaksi keras dari rezim komunis Tiongkok dan semakin dipaksa untuk memihak rezim komunis Tiongkok. 

Perusahaan-perusahaan tersebut mungkin berada dalam situasi yang sulit, di antara menyenangkan Beijing untuk mempertahankan basis pelanggannya di Tiongkok dan dengan mematuhi harapan-harapan para pemegang saham Barat, para eksekutif Barat, dan para pemangku kepentingan lainnya di Barat.

Corong Partai Komunis Tiongkok, People’s Daily pada tanggal 25 Maret meminta Nike, Adidas, New Balance, dan Burberry — semua anggota Better Cotton Initiative —dan mengajurkan sebuah boikot terhadap perusahaan-perusahaan bernama besar tersebut di seluruh Tiongkok. ‘

Puluhan selebritas pro komunis Tiongkok telah atau berencana, membatalkan kontrak dengan merek-merek Barat atas pendirian mereka terhadap Xinjiang.

Better Cotton Initiative sering menjadi sasaran di media sosial Tiongkok. Better Cotton Initiative mempromosikan produksi kapas berkelanjutan. Pada tahun lalu mengumumkan pihaknya menangguhkan dukungan dari perusahaan-perusahaan anggotanya yang mengambil kapas dari Xinjiang terkait masalah-masalah hak asasi manusia. Xinjiang memasok sekitar 20 persen kapas dunia. H&M dan Fast Retailing juga adalah anggota Better Cotton Initiative.

Peritel fast-fashion Swedia H&M adalah salah satu target awal, di mana Liga Pemuda Partai Komunis menggali sebuah pernyataan awal tahun 2020 oleh H&M yang mengatakan pihaknya akan berhenti mengambil kapasnya dari Xinjiang. Nike dan Adidas juga diserang di media sosial Tiongkok dan diserang oleh media pemerintahan komunis Tiongkok atas sikap Nike dan Adidas. Nike dan Adidas mengeluarkan pernyataan bahwa Nike dan Adidas tidak mengambil bahan-bahan dari wilayah Xinjiang.

Raksasa internet Tiongkok, Tencent Holdings menghapus tema Burberry “kulit”, atau kostum-kostum virtual yang dikenakan oleh karakter-karakter di permainan video seluler Tencent’s Honor of Kings, karena pernyataan Burberry yang menjauhkan diri dari bahan-bahan yang bersumber dari Xinjiang. Keputusan tersebut diumumkan dalam sebuah postingan di platform media sosial Tiongkok, Weibo, yang dimiliki oleh Tencent.

“Investasi besar dalam hubungan masyarakat telah dihancurkan secara instan,” tulis Hu Xijin, pemimpin redaksi media pemerintahan komunis Tiongkok yang berhadapan dengan asing, Global Times, dalam sebuah tajuk rencana.

“Mereka perlu kembali ke masyarakat Barat untuk mengeluh, karena mereka tahu bahwa untuk alasan apa pun, apakah mereka aktif atau pasif, mereka memang telah melakukan sesuatu yang tidak dapat ditoleransi oleh para konsumen Tiongkok.” 

Khawatir akan pemboikotan yang meluas oleh para konsumen Tiongkok, yang telah dibatasi aksesnya ke informasi independen dari Kementerian Propaganda Partai Komunis Tiongkok,” saham-saham H&M, Burberry, Nike, dan Adidas semuanya jatuh di akhir minggu tanggal 26 Maret. Adidas mengalami penurunan terbesar, seiring dengan penurunan saham Adidas 6,7 persen selama seminggu di Frankfurt.

Perusahaan-perusahaan tersebut berhati-hati untuk menyeimbangkan kepentingan bisnisnya di Tiongkok dengan sentimen konsumen di dalam negeri. Beberapa perusahaan, bahkan sudah ada yang ingkar janji, dan ada beberapa perusahaan mulai mengambil hati Partai Komunis Tiongkok, tak lain untuk mencegah sebuah boikot dan memenangkan kembali bisnis.

Inditex Spanyol, yang menjalankan toko Zara, menghapus sebuah pernyataan sebelumnya diterbitkan mengenai Xinjiang dari situs webnya pada tanggal 24 Maret. Pengecer Jepang Muji baru-baru ini mulai secara sukarela untuk mengiklankan bahwa Muji menggunakan “kapas turunan Xinjiang.” Perusahaan alas kaki Amerika Serikat, Skechers, mengatakan investigasi Skechers tidak menemukan adanya bukti kerja paksa dalam rantai-rantai pasokan Tiongkok.

Bagaimana hal ini dimainkan akan menarik mengingat betapa pentingnya faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan menjadi dewan-dewan direksi dan para pemegang saham perusahaan.

Tidak ada definisi standar-standar lingkungan, sosial, dan pemerintahan yang seragam. Akan tetapi, secara umum berbicara, hal tersebut menilai sebuah dampak lingkungan oleh perusahaan, kebijakan-kebijakan sosial seperti standar ketenagakerjaan, hubungan karyawan, dampak pada masyarakat setempat, serta faktor-faktor tata kelola seperti transparansi kepemilikan, etika bisnis, dan independensi pengurusnya.

Para manajer investasi dan dana mulai menaruh perhatian besar pada faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan dan, dalam beberapa kasus, permintaan investor atas saham sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah korelasi positif dengan peringkat faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan perusahaan tersebut.

Misalnya, Adidas diberi skor faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan 82 oleh perusahaan pemeringkat kredit S&P Global. Burberry Group memiliki rating 87, Inditex memiliki rating 75, sedangkan H&M memiliki rating 70.

Meskipun S&P hanyalah satu perusahaan pemeringkat faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan — ada banyak pelacak faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan— skor ini semuanya akan dianggap bagus.

Tetapi, jika perusahaan-perusahaan Barat ini mulai menyetujui tuntutan Beijing untuk menyelamatkan penjualan, gambar tersebut menjadi lebih suram. Secara aktif bersujud ke Partai Komunis Tiongkok dan menutup mata terhadap penderitaan warga Uighur di Xinjiang yang seharusnya merugikan skor-skor faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan perusahaan-perusahaan tersebut, dengan asumsi faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan adalah melakukan pemantauan independen.

Dan, hal tersebut dapat memicu penjualan paksa dengan dana-dana yang harus memenuhi ambang batas faktor-faktor lingkungan, sosial, dan pemerintahan tertentu, dan berpotensi menurunkan harga saham perusahaan tersebut.

Sekali lagi, perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis substansial di Tiongkok terjebak antara pendapatan dan etika. (Vv)

Video Rekomendasi :