Selain Sri Lanka, Peru Dihantam Krisis Hingga Terapkan Jam Malam untuk Membendung Protes Massa

Reuters

Presiden Peru, Pedro Castillo menerapkan jam malam di ibu kota, Lima, pada Selasa 5 April 2022. Pemerintah kemudian melarang orang-orang meninggalkan rumah mereka  untuk membendung aksi protes  kenaikan bahan bakar dan pupuk yang  menyebar ke seluruh negeri

“Kabinet  sepakat untuk mendeklarasikan larangan mobilitas warga dari pukul 02.00 hingga 23.59. Selasa 5 April untuk melindungi hak-hak dasar semua orang,” kata Presiden Peru, Pedro Castilldalam pidato yang disiarkan secara nasional sebelum tengah malam.

Pada Senin 4 April, meletus gelombang protes  menolak kenaikan harga bahan bakar dan pupuk yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina Aksi protes berlanjut berlanjut hingga minggu kedua. Akibatnya pemerintah terburu-buru menurunkan harga.

Meletusnya aksi protes menjadi kenyataan pahit bagi presiden sayap kiri Pedro Castillo, seorang petani  dan guru sekolah yang memenangkan pemilihan tahun lalu dengan dukungan luar biasa dari masyarakat miskin di pedesaan.Tingkat dukungan terhadap pemerintah dengan cepat merosot drastis, bahkan di daerah pedesaan, dan berkisar sekitar 25 persen secara nasional. 

Selama delapan bulan masa jabatannya, Castillo lolos dari dua kali upaya pemakzulan.

Aksi protes menjadi semakin keras dan sedikitnya empat orang tewas. 

Pada Senin 4 April, pengunjuk rasa membakar pintu tol dan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di dekat kota selatan Ica.

“Pemogokan ini tidak terjadi hanya di sini, itu terjadi di seluruh Peru,” kata seorang pengunjuk rasa di Ica, yang menolak disebutkan namanya.

Gejolak massa meletus pekan lalu, ketika para petani dan pengemudi truk memblokir beberapa jalan raya utama ke Lima, yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga pangan.

Pemerintah meresponnya selama akhir pekan dengan proposal untuk melepaskan sebagian besar pajak bahan bakar, dalam upaya untuk menurunkan harga.  Sementara juga menaikkan upah minimum sekitar 10 persen menjadi 1.205 sol atau 332 dolar AS per bulan.

Peru juga menerbitkan deklarasi darurat untuk sektor pertanian. Pasalnya,  kenaikan harga pupuk yang dipicu oleh sanksi Barat terhadap Rusia, pengekspor utama kalium, amonia, urea, dan pupuk ladang lainnya.

Seperti banyak negara, Peru berjuang melawan tingginya inflasi sebelum perang. Pada Maret lalu, inflasi mencapai level tertinggi dalam 26 tahun, sebagian besar didorong oleh kenaikan harga bahan bakar dan makanan. (sin)