Mengapa Kita Menangis dan Bagaimana Bisa Melegakan Kita?

Emma Suttie

Bagi saya, ini adalah iklan SPCA (Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan) atau iklan apa pun untuk penampungan hewan lokal. Sebelum saya dapat meraih remote dan mengganti saluran televisi,  saya menahan air mata saat melihat beberapa hewan yang bernasib mengenaskan — dan kemudian air mata menetes, membuat saya menangis tersedu-sedu.

Menangis adalah sesuatu yang hanya sedikit dari kita pikirkan sampai kita berada di tengah-tengahnya. Tetapi menangis karena sesuatu telah memengaruhi kita, menyentuh kita dalam beberapa cara yang mendalam, lebih penting daripada yang mungkin kita sadari.

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok (PTT), menangis adalah pelepasan yang penting. Menangis memungkinkan kita untuk mengekspresikan emosi yang jika tidak akan terjebak dalam tubuh dan, jika dibiarkan cukup lama, akan menyebabkan penyakit. Sebuah konsep yang disebut stagnasi menjelaskan hal ini dan bekerja pada dua tingkat. Stagnasi ada pada tingkat energi dan fisik. Stagnasi adalah penyebab penyakit yang signifikan, begitu pun stagnasi emosional tidak terkecuali.

Menangis adalah salah satu cara kita dapat memindahkan hal-hal ini yang telah menumpuk dari tubuh dan jiwa. Menangis adalah katarsis, memungkinkan kita untuk merasakan emosi kita dengan jujur, dan merupakan jalan bagi mereka untuk meninggalkan tubuh agar tidak menumpuk (menyebabkan stagnasi).

Ilmu Menangis

Pemahaman tentang menangis ini telah diverifikasi dalam penelitian medis modern dalam beberapa dekade terakhir ketika menangis menjadi subjek penyelidikan ilmiah yang serius. Meskipun menangis adalah perilaku manusia yang universal dan unik, hal itu hanya mendapat sedikit perhatian serius dari para ilmuwan hingga tahun 1980-an. Bahkan dalam empat dekade riset dan penelitian, ada banyak hal yang tidak diketahui tentang tangisan, asal-usulnya, dan mengapa kita melakukannya.

Mengapa Kita Menangis

Jadi, mengapa kita menangis, dan apakah itu berfungsi selain sebagai katup pelepas emosi seperti kesedihan, kemarahan, ketakutan, dan kegembiraan? Seperti banyak elemen fisiologi  dan alam manusia, ada banyak manfaat yang  dicapai dalam satu tindakan.

Dalam bahasa sains yang dingin, penelitian menunjukkan bahwa menangis mungkin merupakan perilaku keterikatan yang dirancang untuk mendapatkan bantuan dari orang lain.

Sebuah penelitian di Universitas Tilburg di Belanda menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita akan memberikan lebih banyak dukungan emosional kepada seseorang yang menangis, yang seharusnya datang sebagai respon yang diharapkan. Ada juga bukti bahwa menangis melepaskan endorfin yang bertanggung jawab untuk mengurangi rasa sakit.

Penelitian yang dilakukan oleh psikolog di University of South Florida menunjukkan bahwa sensitivitas kulit meningkat dan pernapasan menjadi lebih mendalam, selama dan setelah menangis.

“Ada kemungkinan bahwa menangis merupakan sinyal marabahaya yang membangkitkan dan sarana untuk mengembalikan keseimbangan psikologis dan fisiologis,” kata para peneliti.

Ilmuwan lain menyarankan bahwa air mata emosional dapat menandakan kesusahan, mempromosikan perilaku kelompok, mendorong dukungan sosial, dan menghambat agresi.

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan

Air mata emosional mengandung zat mangan, nutrisi penting—artinya tubuh membutuhkannya untuk berfungsi dengan baik. Menurunkan kadar mangan dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah, masalah kulit, memperlambat penyembuhan luka, dan penurunan kesuburan. Terlalu banyak mangan beracun dan dapat menyebabkan gejala neurologis yang meliputi tremor, kesulitan berjalan, dan kejang wajah.

Air mata emosional juga mengandung potasium, yang bertanggung jawab atas berfungsinya saraf, kontrol otot, dan tekanan darah. Prolaktin adalah hormon yang terlibat dalam stres, serta dalam fungsi kekebalan tubuh. Wanita umumnya memiliki kadar prolaktin yang lebih tinggi daripada pria, dan kadarnya meningkat selama kehamilan karena merupakan hormon yang menghasilkan ASI pada wanita menyusui. 

Banyak penelitian telah menemukan bahwa wanita lebih banyak menangis daripada pria (dengan faktor 5 banding 1), dan hormon ini mungkin menjadi salah satu alasannya. Ada juga bukti yang menunjukkan alasan budaya, dan studi masih dilakukan untuk mengumpulkan lebih banyak data.

Temuan menarik lainnya menunjukkan bahwa orang yang lebih banyak menangis cenderung menderita lebih sedikit penyakit akibat stres, seperti penyakit jantung, bisul, dan radang usus besar. Studi ini dan lainnya telah menemukan bahwa orang dengan kondisi yang diinduksi stres cenderung menangis lebih sedikit daripada rekan-rekan mereka yang sehat.

Di Barat, budayanya cenderung menghindari hal-hal yang dianggap tidak menyenangkan. Begitu banyak dari orang Barat merasa lebih mudah untuk mengubur sesuatu yang menyakitkan daripada melepaskannya dengan tangisan. Hidup akan terus menghadirkan situasi yang memunculkan emosi rumit. Belajar menavigasi mereka dan merasakannya sepenuhnya adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kecerdasan emosional, dan menangis adalah produk sampingannya yang alami.

Tindakan menangis memindahkan emosi kompleks ini keluar dari tubuh sambil memungkinkan kita untuk terikat dengan orang lain dengan meminta bantuan dan kenyamanan. Meneteskan air mata adalah isyarat tanpa suara bagi orang-orang di sekitar kita bahwa kita sedang dalam kesusahan. Menerima kenyamanan dan dukungan adalah salah satu cara kita terhubung, dan menyentuh sesuatu dalam diri kita semua; itu adalah pengingat bahwa kita merasa sangat dalam dan bahwa kita tidak sendirian. (aus)