Menhan Rusia Klaim Militernya Menduduki Mariupol, Ukraina Membantah

Chen TingĀ 

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Kamis (21/4) mengumumkan bahwa Mariupol telah diduduki, hanya sekitar 2.000 pejuang Ukraina yang tersisa di Azovstal.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan 1.478 pejuang Ukraina telah menyerah dan pabrik baja telah diblokir, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, mengutip kantor berita Interfax.

Shoigu mengatakan akan memakan waktu berhari-hari bagi tentara Rusia untuk mengalahkan Ukraina yang bertempur di pabrik baja.

Tak satupun dari klaim ini dapat diverifikasi secara independen. Bahkan, pejabat Ukraina menyangkal bahwa Mariupol telah jatuh.

Laporan itu lebih lanjut mengutip tanggapan Putin. Ia mengucapkan selamat kepada Shoigu atas keberhasilan operasi dan menginstruksikan bahwa tidak perlu melanjutkan serangan terhadap pabrik baja, tetapi harus diblokir sehingga “lalat” tidak dapat melewatinya.

Putin menegaskan bahwa Rusia akan menjamin kehidupan pejuang Ukraina di pabrik baja jika mereka menyerah. Tentara Ukraina telah berulang kali menolak untuk menyerahkan posisi mereka di sana, dengan mengatakan mereka melindungi sekitar 1.000 warga sipil di dalam pabrik baja.

Pemandangan udara dari Pekerjaan Besi dan Baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol di Ukraina selatan pada 12 April 2022. (Citra satelit Ā© 2022 Maxar Technologies/AFP)

Namun, beberapa media internasional menduga bahwa pernyataan Rusia tidak mewakili perubahan situasi Mariupol.

Koresponden “The Guardian” Moskow Andrew Roth  menganalisis bahwa pernyataan itu dibuat pada pertemuan Kremlin, dan tujuannya mungkin untuk memberikan Rusia alasan untuk menghentikan serangan terhadap pabrik baja karena perlawanan sengit di Ukraina. Serta medan yang kompleks pabrik dan terowongan, sangat sulit bagi militer Rusia untuk beroperasi.

“Dalam hal ini, perlu mempertimbangkan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan tentara dan pejabat kami. Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah fasilitas industri ini,” kata Putin.

Tentara Rusia berjalan di jalan-jalan Mariupol pada 12 April 2022. (Alexander Nemenov/AFP via Getty Images)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukannya tidak memiliki cukup “senjata berat” untuk mengalahkan pasukan Rusia di Mariupol.

Dia mengatakan ada dua cara untuk mengakhiri kebuntuan di kota. Satu, harus menyediakan tentara Ukraina dengan senjata berat yang kuat, yang lainnya adalah saluran diplomatik. Namun, sementara Ukraina menawarkan untuk mengadakan pembicaraan tanpa syarat tentang Mariupol, Rusia tampaknya tidak mau menanggapi.

“Sejauh ini, Rusia belum menyetujui ini,” kata Zelensky. (hui)