NASA : Penyebab Percepatan Perluasan Alam Semesta Masih Menjadi Misteri

Chen Mike/Lin Qing

NASA mengatakan bahwa para astronom  menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble milik agensi untuk mendapatkan sejumlah besar data tentang percepatan perluasan alam semesta. Hal demikian telah mencapai sebuah tonggak baru, tetapi sesuatu aneh  terjadi di alam semesta kita yang tidak dapat dijelaskan

Pada awal tahun 1920-an, astronom Amerika seperti Edwin P. Hubble mulai mengukur kecepatan perluasan alam semesta, dan penelitian astronom tentang perluasan alam semesta mengarah pada penemuan energi gelap pada tahun 1998. 

Selama bertahun-tahun, para astronom menggunakan data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan teleskop lain untuk memahami seberapa cepat alam semesta mengembang. Tetapi, ketika data menjadi lebih tepat, para astronom menemukan hal yang sangat aneh, yaitu, tingkat ekspansi alam semesta sekarang dan setelah Big Bang tidak cocok.

Alasan perbedaan ini tetap menjadi misteri, tetapi data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble, yang mencakup beberapa objek kosmik sebagai penanda jarak, menunjukkan hal-hal aneh seperti itu terus terjadi, mungkin melibatkan fisika yang sama sekali baru.

NASA menunjukkan bahwa selama 30 tahun terakhir, Teleskop Luar Angkasa Hubble telah mengkalibrasi lebih dari 40 penanda ruang-waktu. Tujuannya untuk membantu para astronom agar lebih akurat mengukur tingkat perluasan alam semesta.

NGC 3318ĉ˜Ÿç³ğ

Ini adalah galaksi NGC 3318 yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble. (NASA)

Adam Riess, seorang peraih Nobel dalam bidang fisika dan astrofisika di Institut Sains Teleskop Luar Angkasa dan Universitas Johns Hopkins, menunjukkan bahwa para astronom mendapatkan pengukuran yang paling tepat tentang laju perluasan alam semesta.

Namun demikian, perluasan alam semesta yang sebenarnya diukur oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble lebih cepat dari perkiraan model para astronom. Para astronom memperkirakan konstanta Hubble 67,5 plus atau minus 0,5 kilometer per detik per megaparsec (km/s/Mpc), tetapi teleskop mengukurnya sekitar 73.

Ries mengatakan kemungkinan seorang astronom keliru hanya satu dari sejuta. Ini berarti bahwa percepatan perluasan alam semesta jauh lebih rumit daripada yang kita ketahui dan masih harus dipelajari lebih lanjut.

“Sebenarnya, saya tidak peduli berapa laju ekspansinya, tetapi saya ingin menggunakannya untuk mempelajari alam semesta,” kata Ries.

NASA mengatakan Teleskop Luar Angkasa James Webb yang baru-baru ini diluncurkan oleh badan tersebut, akan melanjutkan misi Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk memancarkan data dari penanda ruang-waktu yang lebih jauh kembali ke Bumi pada resolusi yang lebih tinggi untuk digunakan para astronom dalam penelitian. (hui)