Taiwan Kutuk Tiongkok yang Meluncurkan 11 Rudal Dongfeng di Selat Taiwan

Zhong Yuan melaporkan di Taipei

Ketua DPR AS Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan pada Rabu 3 Agustus.  Beijing kemudian meluncurkan 11 rudal ke perairan sekitar Taiwan yakni rudal balistik seri Dongfeng. Chang Tun-Han, juru bicara Kantor Kepresidenan Republik Tiongkok, mengatakan bahwa Presiden Tsai Ing-wen telah menguasai situasi di sekitarnya selama proses berlangsung. Tim keamanan nasional Taiwan dan berbagai unit tentara nasional juga memiliki akses penuh ke informasi yang relevan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi memimpin sejumlah anggota kongres kelas berat AS untuk mengunjungi Taiwan dengan pesawat khusus militer AS pada  2 Agustus, mendatangkan kemurkaan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kemudian segera mengancam akan melakukan operasi pelatihan militer penting di 6 wilayah laut di sekitar Taiwan dari pukul 12:00 pada  4 Agustus hingga 12:00 pada  7 Agustus dan meluncurkan amunisi hidup.

Komando Teater Timur Partai Komunis Tiongkok merilis pesan di Weibo, Juru bicara Komando Teater Timur, Kolonel Shi Yi, mengatakan bahwa pada sore 4 Agustus, Pasukan Roket Komando Teater Timur meluncurkan serangan multi-regional dan serangan senjata rudal konvensional multi-tipe di perairan terjadwal di lepas pantai timur Pulau Taiwan. Seluruh misi pelatihan tembakan langsung telah selesai, dan kontrol laut dan wilayah udara yang relevan telah dicabut.  Tiongkok mengklaim bahwa peluncuran rudal adalah  uji serangan presisi dan kemampuan penolakan area.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan Merinci Peluncuran Rudal Tiongkok

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada 4 Agustus mengumumkan bahwa pukul 11:50 pagi, militer Tiongkok akan terus memperkuat kewaspadaannya terhadap perilaku irasional  di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan. Yang mana bermaksud untuk mengubah status quo dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.  Taiwan mengatakan, pasukan Level 1 beroperasi secara normal di area pelatihan harian, memantau dengan cermat situasi musuh di sekitar Selat Taiwan dan pulau-pulau terpencil, dan merespons dengan tepat.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok juga menegaskan akan menjunjung tinggi prinsip bersiap perang tanpa mencari perang, dan dengan sikap “tidak meningkatkan konflik dan tidak menimbulkan perselisihan”.  Ketiga angkatan bersenjata akan bekerja sama dan menggunakan kekuatan seluruh rakyat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kedaulatan nasional serta keutuhan wilayah.

“Tiongkok meluncurkan sejumlah rudal balistik seri Dongfeng ke perairan sekitar Taiwan timur laut dan barat daya sekitar pukul 13:56,” kata Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada pukul 15:10 pada Kamis, 4 Agustus. Dinamika peluncuran, mengaktifkan sistem pertahanan dan memperkuat kesiapan tempur Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok juga menyatakan pada pukul 16:50 bahwa sejak latihan militer Tiongkok, para pembela pulau-pulau terpencil seperti Mazu, Wuqiu, Dongyin dan pulau-pulau terpencil lainnya dari tentara nasional telah meningkatkan kewaspadaan mereka. Tentara nasional Taiwan memiliki pemahaman real-time dari perkembangan yang relevan, dan pasukan zona pertahanan telah memerintahkan semua benteng dan pasukan kesiapan tempur untuk terus memperkuat pemantauan dan kewaspadaan. Kementerian Pertahanan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok mengatakan pada pukul 17:30 bahwa PKT meluncurkan 11 rudal balistik seri Dongfeng dalam beberapa gelombang dari pukul 13.56 hingga pukul 16.00 sore  ke perairan sekitar Taiwan utara, selatan dan timur.  Tentara nasional Taiwan menggunakan berbagai mekanisme peringatan dini, pengawasan dan pengintaian untuk segera memahami dinamika peluncuran, mengaktifkan sistem pertahanan  dan memperkuat kesiapan tempur. Kementerian Pertahanan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Chang Tun-Han mengatakan bahwa ancaman militer yang terus menerus dan sengaja ditingkatkan oleh Tiongkok, terutama operasi militer di jalur laut dan udara internasional yang sibuk, yang mana telah secara sepihak merusak status quo Selat Taiwan dan perdamaian serta stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Bahkan, melanggar kebebasan navigasi internasional dan perilaku normal perdagangan global. Dalam hal ini, Kantor Kepresidenan Taiwan dengan tegas menuntut agar Tiongkok bersikap rasional dan menahan diri.

Komando Pertahanan Taiwan di Pulau Kinmen mengatakan bahwa pada 4 Agustus, daerah Kinmen dan Beiding keduanya menemukan pesawat tak dikenal terbang di atas langit pada malam 3 Agustus, yang seharusnya sebagai Drone setelah perbandingan dan analisis. Pasukan mengikuti prosedur operasi standar dengan menembakkan bom sinyal untuk memperingatkan mereka agar pergi, dan  menjaga kesiapan tempur dan menerapkan tindakan rahasia.

Komando Pertahanan Taiwan di Pulau Kinmen juga menunjukkan bahwa penggunaan metode intelijen bersama, pengawasan dan pengintaian di wilayah pertahanan dapat sepenuhnya memahami dinamika di sekitarnya.  Kamp dan ​​​​fasilitas pertahanan serta kamuflase posisi diterapkan sesuai dengan peraturan, dan  mampu merespons dengan segera dalam keadaan darurat.

Menanggapi laporan media bahwa “situs web resmi Kementerian Pertahanan Taiwan lumpuh pada larut malam”, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada 4 Agustus mengatakan bahwa pemantauan pada  3  Agustus  menemukan bahwa Jaringan Informasi Global telah dilumpuhkan dengan mengalami serangan denial-of-service (DDoS) berturut-turut mulai pukul 23:04, dan pada pukul 23:27.  Pada saat itu, layanan terputus karena trafik yang berlebihan. Setelah pembersihan dan pemblokiran trafik oleh stasiun relai berbahaya, koneksi terputus berhasil dipulihkan pada pukul 00:30 4 Agustus.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok menekankan bahwa Pusat Manajemen Perlindungan Keamanan Informasi Militer Nasional terus memperkuat pemantauan, dan bekerja sama erat dengan Eksekutif Yuan, kementerian dan lembaga pemerintah lainnya untuk melakukan pertahanan keamanan informasi bersama demi menjaga keamanan informasi secara keseluruhan dari Tentara Nasional.

Tiongkok Meluncurkan 11 Rudal di Sekitar Taiwan,  Kemenlu  Taiwan  Mengutuk Keras

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Tiongkok, Joanne Ou mengatakan  bahwa Tiongkok meluncurkan beberapa rudal balistik ke perairan sekitar bagian timur laut dan barat daya Taiwan pada 4 Agustus, mengancam keamanan nasional Taiwan, meningkatkan ketegangan regional, dan mempengaruhi lalu lintas dan perdagangan internasional yang normal. Pemerintah Tiongkok mengikuti contoh Korea Utara dan menguji coba rudal di perairan yang dekat dengan negara lain.  Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan mengecam keras dan menuntut pengendalian diri.

Joanne Ou mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Taiwan  juga meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama mengutuk ancaman militer Tiongkok terhadap Taiwan. Selain itu, meminta semua negara di dunia untuk terus mendukung Taiwan yang demokratis, bersama-sama mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Termasuk, menjaga ketertiban internasional berbasis aturan, serta kebebasan dan keterbukaan kawasan Indo-Pasifik.

Setelah Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan, dia mengeluarkan kembali pernyataan tentang kunjungan pada 3 Agustus, yang menyatakan, “Kunjungan ini adalah bagian dari perjalanan kami yang lebih luas di kawasan Indo-Pasifik, dengan fokus pada keamanan, kemakmuran, dan pemerintahan – Taiwan adalah pemimpin global dalam hal ini. Solidaritas AS dengan rakyat Taiwan lebih penting pada hari ini daripada sebelumnya. Dikarenakan  terus mendukung pertahanan demokrasi melawan tirani di kawasan dan dunia.”

Masyarakat Taiwan Relatif Tenang

Associated Press melaporkan bahwa Ma Chen-kun, seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional Taiwan, mengatakan latihan Tiongkok dirancang untuk menunjukkan kemampuan militer mereka untuk memutuskan hubungan Taiwan dengan dunia luar serta memfasilitasi pendaratan pasukan.

Sementara itu, suasana di Taiwan relatif tenang. Orang-orang tetap berenang di laut  Kota Keelung, di pantai utara Taiwan, dekat dua zona latihan yang diumumkan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Lu Chuan-hsiong, 63 tahun, tetap menikmati suasana renang di pagi hari. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak khawatir. “Setiap orang seharusnya menginginkan uang, bukan peluru,” dia menyindir dan mencatat bahwa ekonomi sedang dalam performa yang buruk.

Kekhawatiran yang lebih besar bagi mereka yang harus bekerja di laut adalah bahwa nelayan mungkin yang paling terpengaruh oleh latihan PKT, yang mencakup enam wilayah berbeda di sekitar Taiwan, beberapa di antaranya memasuki perairan teritorial Taiwan.

Sebagian besar nelayan akan terus berusaha menangkap ikan karena ini adalah musim cumi-cumi. 

“Sangat dekat (lokasi latihan PKT),  pasti akan mempengaruhi kita, tapi jika mereka akan melakukannya, apa yang harus kita lakukan? kita bisa menghindari daerah itu,” kata Chou Ting-tai, seorang pemilik kapal nelayan.

Reaksi Amerika Serikat

Sementara AS belum mengindikasikan akan campur tangan, militer AS memiliki pangkalan dan aset yang dikerahkan di dekat Pasifik Barat, termasuk kelompok penyerang kapal induk.

Pada  Kamis 4 Agustus, Angkatan Laut AS mengatakan kapal induk USS Ronald Reagan beroperasi di Laut Filipina timur Taiwan sebagai bagian dari “operasi yang dijadwalkan secara normal.”

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan, ia berharap bahwa Beijing tidak akan menciptakan krisis atau mencari alasan untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif. Orang-orang di seluruh dunia percaya bahwa eskalasi tidak baik untuk siapa pun,  dapat menghasilkan Konsekuensi tak terduga dan tak menguntungkan bagi siapa pun.”

Undang-undang AS mengharuskan pemerintah untuk memperlakukan ancaman terhadap Taiwan sebagai masalah “keprihatinan serius”.

Tiongkok mengatakan latihan yang digelar, dijadwalkan pada Kamis hingga Minggu 4-7 Agustus, termasuk serangan rudal terhadap sasaran di perairan utara dan selatan Taiwan.

Di bidang diplomatik, Tiongkok membatalkan pertemuan dengan menteri luar negeri Jepang sebagai protes atas kecaman G7 atas latihan tersebut. Para menteri luar negeri kedua negara menghadiri pertemuan ASEAN di Kamboja. (hui)