Cerita Tentang Festival Kue Bulan (Zhong Qiu Jie)

YUANMEI

Kisah tentang Festival Kue Bulan memang selalu menarik dari masa ke masa, karena itu festival ini tetap dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia hingga saat ini. The Epoch Times pun selalu menyampaikan tulisan-tulisan menarik tentang festival ini untuk memperingatinya/ 

Festival yang juga dikenal dengan nama Mid-Autumn Festival yang jatuh pada hari ke-15 bulan kedelapan dalam kalender penanggalan Tionghoa (tahun ini jatuh pada 10 September). Tepatnya, ketika bulan berada di puncaknya dan terlihat paling terang. Perayaan ini merupakan festival tradisional Tionghoa terpenting kedua setelah Tahun Baru Imlek. 

Adapun legenda terkenal terkait  Festival Kue Bulan yakni, diceritakan bahwa dulunya bumi memiliki 10 matahari di mana panasnya merusak dunia dan menyebabkan kekeringan.

Atas permintaan Kaisar langit, diceritakan seorang pemanah hebat Hou Yi menembak jatuh sembilan matahari dan menyelamatkan kehidupan di bumi. Sebagai hadiah atas tindakannya, Hou Yi diberi ramuan keabadian. Ia pun menyimpan ramuan tersebut di rumahnya dan berencana membaginya dengan istrinya, Chang’e.

Ketika Hou Yi pergi berburu, salah seorang muridnya bernama Feng Meng berniat untuk mencuri ramuan keabadian tersebut. Untuk mencegahnya, Chang’e langsung meminum ramuan itu dan naik ke surga, di mana dia menjadikan bulan sebagai rumahnya.

Hou Yi sangat sedih sehingga dia mempersembahkan makanan favorit Cheng E pada malam bulan purnama untuk mengenangnya. Kebiasaan ini lambat laun menyebar menjadi cerita rakyat.

Sejarah Festival Kue Bulan

Festival Kue Bulan ini berasal dari upacara pemujaan bulan sekitar 3.000 tahun lalu selama Dinasti Zhou (1046 – 256 SM). Catatan paling awal dalam karakter Tionghoa ”Pertengahan Musim Gugur” ada dalam buku Dinasti Han (202 SM – 220 M).

Dalam dinasti berturut-turut, ada kebiasaan seperti menyanyi dan menari di bawah sinar bulan dan menyembah bulan pada hari ke-15 bulan ke-8 lunar. Kebiasaan menghargai bulan menjadi semakin populer pada awal Dinasti Tang (618 – 907 M). Pada masa Dinasti Ming (1368 – 1644

M) dan Qing (1644 – 1911 M), festival ini memiliki popularitas yang setara dengan Tahun Baru Imlek dan menjadi salah satu festival utama di Tiongkok.

Pada acara perayaan festival ini, keberadaan kue bulan tentu sangat penting. Menurut legenda, kue bulan menjadi persembahan bagi roh bulan, yakni Chang’e. Namun, ada pula cerita yang menyebut bahwa kue bulan merupakan kue perjuangan. Beragam bentuk gambar di bagian atas kue ini menjadi pesan rahasia untuk menggulingkan kekuasan Mongol.

Fakta tentang Festival Kue Bulan

Seperti yang sudah disebutkan di  atas, bahwa Festival Kue Bulan dilaksanakan pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar. Dalam kalender Gregorian, perayaan ini biasanya jatuh pada akhir September atau awal Oktober.

Festival ini digelar pada hari bulan purnama, sehingga festival ini juga disebut Festival Bulan dan semua kegiatan perayaan pun terkait dengan bulan. Seperti menghargai bulan, menyembah bulan, berdoa untuk keberuntungan hingga hari pernikahan yang baik.

Di Tiongkok, perayaan tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional. Momen ini biasanya dimanfaatkan oleh warga Tionghoa untuk pulang kampung agar bisa berkumpul bersama keluarga. Mereka akan saling berbagi kue bulan, makan malam bersama, dan menikmati bulan bersama-sama di momen perayaan tersebut.

Meski dengan nama yang berbeda, festival yang berlangsung di pertengahan musim gugur ini tak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa. Orang Jepang turut merayakan dengan cara Tsukimi atau melihat bulan. Sementara di Korea, mereka memperingatinya dengan berkunjung ke rumah para leluhur.

Masyarakat Vietnam juga menghadirkan kue bulan saat merayakan Trung Thu atau Festival Anak. Dan penduduk Kamboja merayakan Festival Air dan Bulan pada akhir Oktober hingga November untuk memberikan penghormatan pada bulan.

Resep Kue Bulan

Menjelang festival kue bulan ataupun Imlek, biasanya kita bisa dengan mudah menemukan kue bulan yang dijual di pasar, toko, atau supermarket. Namun, Anda juga bisa membuatnya sendiri di rumah dengan mengikuti resep berikut:

Bahan:

– 150 gram protein sedang

– 30 gram minyak: (kacang, olive oil atau sayur)

– 10 gram air abu

– 75 gram golden sirup

– 1/8 garam

Isian:

– Sesuai selera: telur asin, pasta ka- cang, dan lainnya

– Olesan: kuning telur dengan sedikit air

Cara Membuat:

Campur semua adonan. Biarkan selama 1 jam. Bagi adonan sesuai berat cetakan 20 gram.

Beri isian 30 gram.

Oven dalam suhu 190°c selama 5 menit lalu keluarkan dari oven olesi dengan kuning telur. Lalu oven lagi 160°c

Selama 5 menit keluar lagi olesi dengan kuning telur . Lalu oven lagi 140/150°c selama 10 menit dan sajikan.