Beijing Melaporkan Hampir 60.000 Kasus Kematian Akibat Pandemi, Analisis: Bermain-main dengan Angka

Zhao Fenghua, Yi Ru, dan Luo Ya mewawancarai dan melaporkan

Pada 14 Januari, Komite Kesehatan Nasional Tiongkok mengatakan pada konferensi pers bahwa dari 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023, ada hampir 60.000 kematian yang terkait COVID-19  secara nasional, dibandingkan dengan jumlah kematian yang diumumkan sebelumnya yang kurang dari 40 orang.

Wang, seorang warga Shanghai, mengatakan kepada  NTD bahwa kematian intensif para pejabat Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini telah menyebabkan penumpukan mayat yang dikremasi secara serius. Ia juga mengatakan bahwa angka kematian resmi tak sesuai dengan situasi sebenarnya.

Wang berkata : Kader-kader tua juga banyak yang meninggal dunia, profesor dan yang lainnya, semuanya sama, tidak ada obat untuk mereka, tidak ada bangsal,  tidak ada krematorium untuk mengantre setelah kematian. Pengumuman kemarin adalah kurang dari 50.000 atau 60.000 lebih kasus.”

“Ada begitu banyak krematorium di negara ini, jika 50.000 hingga 60.000  meninggal dunia, apakah akan terlambat untuk mengkremasi mereka? Saya rasa tidak demikian.”

“Angka ini masih belum benar, tidak meyakinkan. “

Menurut laporan terbaru dari National Development Institute of Peking University, jumlah kumulatif orang yang terinfeksi di daratan telah mencapai 900 juta orang pada 11 Januari tahun ini. Berdasarkan 60.000 kematian, tingkat kematian COVID di Tiongkok hanya 0,003%. Saat ini, tingkat kematian global akibat COVID adalah sekitar 1%.

BBC mengatakan bahwa jumlah kematian yang sebenarnya di Tiongkok seharusnya lebih tinggi, karena angka resmi hanyalah untuk kematian di rumah sakit.

Sebelum pengumuman mengejutkan Partai Komunis tentang 60.000 kematian dalam wabah pada Sabtu 14 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lagi pada  Rabu 11 Januari bahwa mereka telah secara serius meremehkan jumlah kematian akibat epidemi.

Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan Masyarakat WHO mengatakan pihaknya terus percaya bahwa jumlah kematian di Tiongkok secara signifikan tidak dilaporkan.

Beberapa ahli percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang memainkan permainan data sebagai respon atas tekanan dari WHO dan komunitas internasional. 

Song Guocheng, Peneliti Senior, Pusat Hubungan Internasional, Universitas Nasional Chengchi, Taiwan menilai : “Angka-angka yang dirilis oleh Partai Komunis Tiongkok, pada dasarnya, karena kebiasaan lama menyembunyikan, mengarang, dan memalsukan kredibilitas negara ini, telah menciptakan sikap yang tak dapat dipercayai oleh masyarakat internasional.”

Song Guocheng juga mengatakan bahwa wabah ini telah merusak kredibilitas otoritas partai Komunis Tiongkok.

“Seluruh negeri telah jatuh ke dalam semacam jebakan Tacitus, yaitu, orang tidak lagi mempercayai apa pun yang Anda katakan, dan kredibilitas negara sangat rendah. Jadi, tidak peduli apakah itu jumlah sebelumnya atau jumlah yang terakhir, orang-orang tidak bisa mempercayainya,” ujarnya. (hui)