Hong Kong Gempar! Kasus Mutilasi-Pembunuhan Sosialita, Abby Choi : Tubuh dan Kepala Masih Hilang, 4 Orang Ditangkap

Summer Lawson

Kepolisian Hong Kong membongkar kasus mutilasi-pembunuhan mengerikan di Desa Lung Mei, Tai Po, pinggiran Hong Kong pada 24 Februari. Seorang sosialita elit yang terkenal, Abby Choi Tin-fung, 28 tahun, dibunuh, dimutilasi, dan bagian-bagian tubuhnya dimasak.

Pada hari yang sama, Unit Kriminal Serius Kowloon Barat menangkap saudara laki-laki dan orang tua dari mantan suami Choi, Alex Kwong Kong-chi, sambil menyegel sebuah rumah di desa tersebut sebagai tempat kejadian perkara untuk mengumpulkan barang bukti.

Pada 25 Februari, polisi menangkap seorang pria berusia 28 tahun bermarga Kwong karena dicurigai melakukan pembunuhan di dermaga Tung Chung sekitar pukul 13.00. Dia adalah mantan suami Abby Choi. Polisi percaya bahwa dia hendak melarikan diri dengan perahu ketika dia ditangkap. Kwong beserta orangtua dan saudara laki-lakinya dicurigai telah membunuh korban. Mereka saat ini ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut, dan tidak menutup kemungkinan mereka akan dituntut atas tuduhan terkait nantinya.

Sementara polisi menemukan kaki Choi di dalam lemari es di dalam rumah, tubuh bagian atas mendiang, termasuk badan, lengan, dan kepala, belum ditemukan.

Sekitar pukul 3 pagi pada 25 Februari, polisi mengangkut lemari es yang berisi jasad tersebut.

Inspektur Unit Investigasi Kriminal Kowloon Barat, Chung Nga-lun, memberikan penjelasan kepada media pada 25 Februari.

Pada 25 Februari 2023, polisi menunjukkan kepada media beberapa barang bukti yang mereka sita dalam kasus pembunuhan sosialita Abby Choi yang dimutilasi, termasuk pisau, penggiling daging, masker wajah, dua jas hujan, dan palu. (Big Mack/The Epoch Times)

Polisi menerima laporan pada pagi dini hari 22 Februari, bahwa seorang wanita berusia 28 tahun kehilangan kontak dengan keluarganya pada sore hari 21 Februari.

Setelah penyelidikan awal, polisi memutuskan bahwa kasus orang hilang tersebut mencurigakan. Kasus tersebut dilimpahkan ke Unit Kriminal Serius Regional Kowloon Barat pada 23 Februari untuk ditindaklanjuti.

Tim investigasi kriminal segera melakukan investigasi mendalam berdasarkan latar belakang korban. Polisi juga telah bertemu dengan orang tua Kwong dan sopir pribadi Choi, saudara laki-laki Kwong. Polisi berusaha mencari mantan suami korban, Kwong, namun tidak berhasil menemukannya.

Diyakini bahwa korban dan keluarga mantan suaminya sedang bertikai mengenai sejumlah besar uang, hingga puluhan juta dolar Hong Kong (beberapa juta US$). Polisi menduga pelaku pembunuhan tidak puas dengan cara korban menangani aset propertinya, yang menyebabkan pertengkaran sebelum pembunuhan terjadi.

Chung menyebutkan, selama penyelidikan, kerabat mantan suami korban berulang kali memberikan informasi yang tidak akurat kepada polisi sehingga memperkeruh arah penyelidikan. Polisi kemudian menggagalkan rencana mereka dan mengunci sebuah rumah desa di Desa Lung Mei, Tai Po, yang dicurigai sebagai tempat kejadian perkara.

Ayah dari Kwong telah menyewa rumah desa tersebut sejak awal Februari. Dia adalah seorang mantan sersan polisi yang dituduh memperkosa seorang korban wanita selama kasus investigasi pada tahun 2005.

Unit Kriminal Berat Kowloon Barat menangkap saudara laki-laki dan orang tua dari mantan suami Choi, yang berusia 31 hingga 65 tahun, dan mendapatkan surat perintah penggeledahan untuk rumah desa tersebut pada sore hari 24 Februari. Kwong ditahan sebagai tersangka pembunuhan Choi, sehari setelahnya.

Pada 24 Februari 2023, polisi terlihat mengumpulkan bukti di tempat kejadian. (Big Mack/The Epoch Times)

Setelah mendobrak pintu dan masuk ke dalam unit, polisi menemukan anggota tubuh manusia di dalam lemari es; kartu identitas dan kartu kredit korban Choi juga ada di TKP. Atas temuan tersebut, polisi meyakini bahwa korban telah dibunuh.

Polisi hanya mengambil sepasang kaki orang dewasa dari lemari es. Polisi masih berusaha untuk menemukan tubuh, lengan, dan tengkorak korban.

Apakah rumah desa tersebut merupakan tempat kejadian perkara pertama dan waktu kematian korban, belum dapat dipastikan.

Rumah untuk Mutilasi

Para penyelidik juga menemukan bahwa pembunuh telah menata rumah desa tersebut dengan hati-hati dan properti itu disewa murni untuk memutilasi mendiang.

Di dalam rumah itu, terdapat sebuah sofa dan sebuah meja; tidak ada tempat tidur di kedua kamar tidur. Kain kanvas tergantung di jendela dan pintu. Beberapa perlengkapan untuk memotong-motong tubuh korban juga ditemukan, seperti gergaji mesin, penggiling daging, jas hujan panjang, masker, dan sarung tangan. Selain itu, polisi juga menemukan potongan daging manusia dan dua panci sup, yang diyakini berisi jaringan tubuh manusia.

Pada 25 Februari 2023, di rumah desa tempat mayat Abby Choi ditemukan, pintu dan jendela ditutup dengan kain hitam. Polisi yakin bahwa pembunuhnya telah merencanakan kejahatan tersebut sebelumnya. (Big Mack/The Epoch Times)

Choi terakhir kali terlihat pada pukul 14:15 pada 21 Februari. Choi seharusnya menjemput putrinya yang ia tinggalkan bersama mantan suaminya, namun menghilang. Pada saat itu, Choi membawa kartu identitas, uang tunai, dan telepon genggamnya.

Chung menunjukkan bahwa ketiga orang yang ditangkap telah ditahan dan diinterogasi oleh polisi sepanjang malam. Ketiga tersangka didakwa atas dugaan pembunuhan. Kwong juga telah ditangkap Sabtu (25 Februari).

Siapakah Abby Choi?

Korban Abby Choi Tin-fung menikah muda dan memiliki dua orang anak. Choi bercerai dari pernikahan pertamanya dan menikah lagi pada  2016 dengan putra pendiri Tamjai, sebuah kerajaan mie internasional.

Choi sangat aktif di kalangan sosialita elit dan model. Dia adalah seorang model internasional yang bercita-cita tinggi dengan lebih dari 80.000 pengikut di Instagram.

Choi sering menghadiri Fashion Show Weeks dan tampil sebagai gadis sampul majalah mode VOGUE ( Tiongkok) dan L’Officiel Monaco.

Pembunuhan di Hong Kong Jarang Terjadi

Kasus pembunuhan jarang terjadi di Hong Kong. Dalam kasus serupa dalam sepuluh tahun terakhir, yang terakhir terjadi pada 2017, di mana seorang ibu lajang berusia 37 tahun yang kecanduan narkoba membunuh dan memutilasi putrinya yang berusia 12 tahun di sebuah apartemen bersama di Canton Road, Mongkok.

Sang ibu membuang anggota tubuh anaknya ke dalam toilet. Dia meninggalkan bagian tengkorak di penanak nasi. Sepasang kaki di kamar mandi menyebabkan penyumbatan, dan darah merembes keluar dari apartemen. Para tetangga menemukan air darah tersebut dan menelepon polisi.

Ibu tunggal tersebut mengaku bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman di rumah sakit tanpa batas waktu yang diputuskan oleh pengadilan pada 2020. (asr)