Banyak Pekerja Migran di Dongguan Tiongkok Menganggur, Ada yang Meninggal Dunia Kelaparan di Jalanan

oleh Xiong Bin dan Chen Jie 

Banyak pabrik di Kota Dongguan yang merupakan kota industri di Tiongkok selain hampir tidak lagi melakukan perekrutan tenaga kerja baru, bahkan mem-PHK karyawan akibat menurunnya pesanan ekspor. Banyak pekerja migran tidak dapat menemukan pekerjaan sehingga tidak punya uang untuk membeli makanan. Pada 9 Maret beredar berita bahwa ada orang mati kelaparan di jalanan. 

Pada 9 Maret, beredar berita di Internet bahwa seorang pemuda yang tidak mendapatkan pekerjaan diketemukan mati kelaparan di sebuah bangku panjang warung pinggir jalan di Shek Pai, Dongguan, dengan badan bagian atasnya telah menjulai ke tanah, di samping tubuhnya yang sudah tidak bergerak terlihat ada koper, ransel dan beberapa barang bawaan. Petugas ambulans yang tiba di lokasi, tidak melakukan penyelamatan dan langsung dibawa pergi.

Pada 10 Maret, reporter dari NTDTV mencoba untuk menelepon sejumlah perusahaan jasa tenaga kerja lokal untuk mengetahui situasinya, tetapi telepon tidak satu pun yang tersambung.

Kepada reporter NTDTV, seorang warga Dongguan mengatakan bahwa banyak pabrik lokal sudah tutup, dan perusahaan jasa tenaga kerja juga tidak beroperasi.

Mr. Wang, penduduk Kota Shek Pai, Dongguan mengatakan : “Banyak pabrik sudah tutup, jadi tidak ada pekerjaan yang ditawarkan. Meskipun tidak semua pabrik tutup, tetapi kegiatannya sudah jauh berkurang”.

Baru-baru ini, seorang netizen memposting tulisan : “Banyak orang di Dongguan tidak dapat menemukan pekerjaan, sehingga makan pun menjadi masalah”. Dia memotret gambar seorang pria di sebuah restoran yang telah menunggak pembayaran untuk makan selama beberapa hari. Pada 8 Maret, seseorang di Kota Qiaotou, Dongguan tidak sadarkan diri karena kelaparan. Netizen tersebut menyebutkan : “Sekarang upah ditekan, dibayar antara RMB. 13 hingga 15 per jam. Tahun ini sangat suram. Beberapa pabrik tutup, dan beberapa pabrik berhenti merekrut pekerja. padahal biaya makanan dan penginapan sehari butuh puluhan hingga seratus yuan, dan mereka yang tidak memperoleh pekerjaan memilih segera pulang mumpung masih punya uang untuk membayar ongkos kendaraan”.

Mr. Wu dari perusahaan jasa tenaga kerja di Dongguan mengatakan : “Sekarang perusahaan tidak kekurangan tenaga kerja. Upahnya tidak tinggi. Empat belas sampai lima belas yuan per jam. Masih ada (yang beroperasi) pabrik plastik, pabrik elektronik, dan pabrik perangkat keras, tetapi upah jadi rendah sekarang”.

Karyawan perusahaan jasa tenaga kerja di Dongguan menyebutkan bahwa sebagian besar pabrik di Dongguan mengekspor produknya, masalah terbesar mereka saat ini adalah tidak adanya pesanan.

Mr. Zhou dari perusahaan jasa tenaga kerja di Dongguan mengatakan : “Ada begitu banyak perusahaan di Dongguan yang saat ini mengalami penurunan drastis pesanan, sehingga kebutuhan tenaga kerja berkurang banyak. Jadi lebih sulit bagi pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan.”

Selama 3 tahun epidemi melanda Tiongkok, PKT menerapkan kebijakan pencegahan epidemi yang ekstrem, yang berdampak pada industri manufaktur, dan gagal menyelesaikan pengiriman sesuai jadwal, mengakibatkan kerugian, menyebabkan banyak pabrik besar terkenal di Dongguan tutup satu demi satu, atau pindah ke Vietnam dan negara lainnya. (sin)