Hasil Penelitian : Kualitas Tidur, Bukan Kuantitas, Bisa Jadi Lebih Penting

George Citroner

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kualitas tidur memiliki peran  lebih besar dalam kualitas hidup kita dibandingkan dengan berapa lama kita tidur.

Kualitas tidur: Prediktor Terkuat dari Kualitas Hidup

Dari tahun 2015 hingga 2020, para peneliti mengambil sampel data dari Survei Panel Rumah Tangga Ceko atau the Czech Household Panel Survey (CHPS) yang memetakan kondisi kehidupan dan menggambarkan dinamika perubahan jangka panjang di antara rumah tangga dan individu di Ceko. Mereka menganalisis 5.132 kuesioner yang diisi sendiri dengan kertas dan pulpen.

Mereka menyelidiki pengaruh tidur terhadap lima variabel yang menggambarkan kualitas hidup: kepuasan hidup, kesejahteraan, kebahagiaan, kesehatan subjektif, dan tekanan kerja. Sebagai contoh, kepuasan hidup diukur dengan menjawab pertanyaan, “Secara keseluruhan, seberapa puaskah Anda dengan hidup Anda secara keseluruhan?”

Para peneliti Ceko juga menilai tiga aspek tidur, durasi tidur rata-rata, kualitas tidur yang dirasakan, dan jetlag sosial. Durasi tidur dihitung sebagai rata-rata waktu responden biasanya tertidur dan terbangun pada hari libur dan hari kerja.

Mereka menemukan bahwa kualitas tidur merupakan prediktor terkuat dari semua variabel tidur dalam menjelaskan perbedaan kualitas hidup.

Studi ini juga menemukan bahwa peningkatan kualitas tidur dapat meningkatkan kesehatan subjektif, tekanan kerja, kebahagiaan, kepuasan hidup, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Durasi tidur dan jetlag sosial juga merupakan faktor penting, tetapi tidak sesignifikan kualitas tidur.

“Meskipun mereka tidak membandingkan kualitas dengan semua metrik tidur, mereka menentukan bahwa kualitas tidur yang dirasakan lebih berdampak pada kualitas hidup daripada jetlag sosial atau durasi tidur,” kata juru bicara American Academy of Sleep Medicine, Dr. Seema Khosla, direktur medis North Dakota Center for Sleep di Fargo, North Dakota kepada The Epoch Times.

Thomas Kilkenny, direktur Institute of Sleep Medicine di Rumah Sakit Universitas Staten Island, bagian dari Northwell Health di New York, mengatakan bahwa dia menemukan penelitian ini “direncanakan dan dipikirkan dengan baik.”

Dia menjelaskan bahwa kualitas hidup adalah ukuran yang sangat subjektif dan berbeda untuk setiap orang.

“Selama kita mencapai jumlah tidur minimal untuk kebutuhan kesehatan biologis,” kata Kilkenny, “semua yang terjadi setelah itu benar-benar merupakan fungsi dari rasa bawaan kita akan kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, dan fungsi kognitif secara keseluruhan.”

Penelitian ini terbatas karena periode pengukurannya relatif singkat, yang mungkin melemahkan temuannya.

Apakah Kuantitas Tidur Penting?

Meskipun penelitian di Ceko menemukan bahwa kualitas tidur lebih penting daripada kuantitas tidur untuk kualitas hidup, apakah benar demikian untuk kesehatan kita?

Kilkenny menunjukkan bahwa orang membutuhkan jumlah tidur minimum untuk memenuhi persyaratan kesehatan biologis. Hal ini termasuk kesehatan kardiovaskular, perbaikan otot, dan pertumbuhan jaringan.

“Orang yang mengalami insomnia dan kurang tidur memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi,” kata Khosla. “Hal ini berkaitan dengan bagaimana dinding arteri menjadi lebih kaku ketika kita kurang tidur.”

Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa berusia 18 hingga 60 tahun harus tidur setidaknya tujuh jam setiap malam untuk kesehatan yang optimal.

Tidur kurang dari lima jam per malam dikaitkan dengan peningkatan risiko 74 persen terkena penyakit arteri perifer (PAD) dibandingkan dengan tujuh hingga delapan jam, menurut sebuah studi terbaru di European Heart Journal.

Namun, tidur terlalu lama juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular.

Studi ini menemukan bahwa tidur delapan jam atau lebih per malam dikaitkan dengan risiko PAD 24 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tujuh hingga delapan jam.

Miliki Tidur yang Berkualitas

“Kualitas tidur adalah hal yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan kepuasan seseorang dengan seberapa baik mereka tidur,” kata Kilkenny.

Ia menambahkan bahwa hal ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu untuk tertidur, kedalaman tidur, jumlah terbangun setelah tertidur, lama tidur, dan yang terpenting, rasa nyaman saat bangun.

“Seseorang dapat tidur selama tujuh setengah jam dan terbangun dengan perasaan tidak enak dan tertekan, namun orang lain dapat tidur selama enam jam dan merasa cukup istirahat dan dalam suasana hati yang baik,” kata Kilkenny. 

“Jika seseorang merasa cukup beristirahat di pagi hari, hal ini akan meningkatkan peluang untuk menjalani hari yang baik secara keseluruhan dan mempengaruhi ukuran lain yang melekat pada kualitas hidup.”

Ketika ditanya bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas tidur kita, Kilkenny mengatakan bahwa ada beberapa aturan ” higienis tidur” yang dapat kita ikuti.

“Aturan tersebut termasuk mematuhi jadwal tidur yang konsisten. Tidurlah pada waktu yang sama setiap malam dan bangunlah pada waktu yang sama setiap pagi,” katanya.

Cara lain untuk meningkatkan kualitas tidur meliputi:

  • Mengurangi kafein.
  • Aktif secara fisik.
  • Membatasi tidur siang.
  • Menghindari tembakau dan nikotin.
  • Menghindari alkohol.

Satu hal penting yang sering kali tidak dilakukan oleh kebanyakan orang: “Singkirkan televisi, telepon, dan perangkat lainnya dari kamar tidur,” saran Kilkenny.

Dia merekomendasikan agar menciptakan “lingkungan ideal” yang tenang, gelap, dan relatif sejuk, dan hindari penggunaan obat tidur jika memungkinkan. (asr)

George Citroner melaporkan tentang kesehatan dan obat-obatan, mencakup topik yang meliputi kanker, penyakit menular, dan kondisi neurodegeneratif. Dia dianugerahi penghargaan Media Orthopaedic Reporting Excellence (MORE) pada tahun 2020 untuk sebuah cerita tentang risiko osteoporosis pada pria