Pria Harbin Kena PHK Bunuh Diri dengan Cara Memotong Pipa Gas dan Meledakkan Bangunan Tempat Tinggal

NTD

Resesi ekonomi Tiongkok semakin parah. Baru-baru ini, insiden tak berperikemanusiaan seperti melakukan pembacokan secara acak terhadap orang yang ditemui pelaku, pengemudi yang sengaja menjalankan mobil untuk menabrak kerumunan orang dan atau pejalan kaki dan sebagainya acap kali terjadi. Modus “Balas dendam terhadap masyarakat” hari ini telah bertambah lagi cara baru, yakni memotong pipa gas untuk meledakkan bangunan tempat tinggal.

Pada 25 Maret, ledakan pipa gas terjadi di sebuah bangunan tempat tinggal di Jalan Sandao Utara Taiping No.45, Distrik Daowai, Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang. 

Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa banyak jendela aluminium dari bangunan tempat tinggal itu berubah bentuk, terlepas dan jatuh. Hampir semua kaca dari lantai pertama hingga ketujuh pecah, api berkobar di dalam ruang di lantai pertama. Banyak mobil dan bangunan di sekitarnya juga mengalami kerusakan.

Laporan resmi pada keesokan harinya menyebutkan bahwa luas kobaran api diperkirakan mencapai sekitar 60 meter persegi, dan 1 orang tewas beserta 7 orang terluka dalam insiden tersebut. Karena PKT selalu menyembunyikan fakta kebenaran, sehingga korban bisa jadi lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Belakangan, ada media Tiongkok yang mengutip informasi dari orang-orang yang mengetahui masalah tersebut melaporkan, bahwa penyebab ledakan itu adalah seorang kapten bus di Kota Harbin yang belakangan terkena PHK. Untuk melampiaskan kemarahannya, dia memotong pipa gas dan menyalakan api dengan tujuan bunuh diri.

Tiga hari setelah insiden, pemerintah distrik setempat mengeluarkan pemberitahuan yang menyebutkan bahwa hasil penyelidikan pihak berwenang telah mengesampingkan kemungkinan kesalahan dari pihak perusahaan gas. 

Badan keamanan publik menetapkan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh pelaku seorang pria pengangguran bermarga Li, berumur 50 tahun (tewas) yang sengaja memotong pipa gas dan menyalakan api secara sengaja dengan tujuan bunuh diri.

Pengumuman resmi itu memicu kepanikan sejumlah masyarakat. Beberapa netizen memberi komentar dengan mengatakan bahwa pria tersebut memilih meledakkan bangunan tempat tinggal sebagai metode bunuh diri, yang jelas-jelas bersifat “balas dendam terhadap masyarakat”. Bila situasi ekonomi Tiongkok terus memburuk di masa mendatang dan metode ini menjadi populer, maka penduduk di setiap kota akan setara dengan “hidup dengan bom waktu”.

Saat ini, ekonomi Tiongkok sedang ambruk, gelombang demi gelombang PHK melanda seluruh negeri. terlepas dari pekerja yang bertalenta tingkat atas atau pekerja migran tingkat rendah, banyak orang tidak dapat menemukan pekerjaan, sampai-sampai rintahan mereka dilampiaskan di media sosial Tiongkok. 

Banyak yang mengeluh sekarang untuk bertahan hidup saja sangat sulit. Para pencari kerja yang sudah lama tidak menemukan lapangan kerja sehingga tidak berpenghasilan mengaku bahwa mereka sudah berada di ambang gangguan emosional yang parah. Apakah mereka ini tidak akan melakukan hal-hal negatif yang merugikan masyarakat ? (sin)