Analisis : PKT Kehabisan Dana Sehingga Investasi Pada Proyek OBOR di Benua Afrika Anjlok 

 oleh Zhao Fenghua, Zhang Danxia dan Wang Yanqiao

Pada peringatan 10 tahun peluncuran inisiatif “One Belt One Road” (OBOR) oleh partai Komunis Tiongkok (PKT), data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pinjaman yang diberikan oleh PKT kepada Afrika anjlok hingga level terendah dalam 20 tahun terakhir. Menurut analisis pihak luar, bahwa PKT sekarang sudah kehabisan dana.

Sebuah makalah yang diterbitkan minggu ini oleh China and Global Development Initiative (GCI), Universitas Boston menyebutkan bahwa pinjaman untuk proyek OBOR telah menurun tajam dalam 2 tahun terakhir, dari puncaknya yang setiap tahunnya menggelontorkan dana melebihi USD. 28 miliar menjadi di bawah USD. 2 miliar. Sementara itu tahun lalu, PKT hanya menandatangani 9 kesepakatan pinjaman yang total dananya kurang dari USD. 1 miliar.

Lan Shu, seorang media senior dan komentator berita mengatakan : “Secara historis, tujuan utama PKT dalam menarik sekutu di Asia, Afrika dan Amerika Latin adalah untuk mendukung PKT ketika negara Barat mengutuk isu-isu seperti HAM dan demokrasi. Tetapi proyek OBOR itu terkait dengan masalah kelebihan kapasitas produksi, terutama di industri konstruksi yang harus diselesaikan oleh PKT. 

Lan Shu mengatakan bahwa PKT menyembunyikan kepentingannya sendiri di balik proyek OBOR, dan sekarang PKT sedang tidak punya dana.

Lan Shu mengatakan : “Alasan mengapa proyek OBOR semakin menyusut adalah karena ekonomi Tiongkok sedang menurun dan ia sendiri pun sudah tidak punya dana untuk mendukung. Alasan kedua adalah bahwa proyek OBOR terbukti sulit mencapai keberlanjutan ekonomi. Itu adalah model pertumbuhan yang gagal. Masalah terbesar dengan model ini adalah karena PKT tidak bertujuan untuk membantu negara penerima proyeknya untuk mengembangkan perekonomian. Terbukti pada akhirnya banyak negara bahkan tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka.”

Yu Luowen, komentator politik percaya bahwa inisiatif OBOR telah menyebabkan kerugian besar pada perekonomian Tiongkok.

“Partai Komunis Tiongkok tidak punya dana, tidak punya devisa. Ini jelas sebuah kesalahan, karena pinjaman yang diberikan kepada beberapa negara penerima proyek OBOR yang perekonomiannya buruk, return of investment sangat rendah, sehingga mereka tak mampu mengembalikan pinjaman. Di saat perekonomian Tiongkok sendiri tidak baik seperti saat ini. OBOR ibarat sebuah jurang menganga yang siap menelan habis berapa pun dana yang digelontorkan PKT. Jika Beijing masih mau terus berinvestasi di dalamnya, itu setara dengan menyebabkan kerugian besar bagi Tiongkok. Sekarang proyek OBOR pada dasarnya telah diakui oleh publik sebagai investasi yang tidak akan menguntungkan”, kata Yu Luowen.

Lan Shu percaya bahwa ekspansi global pengaruh PKT lewat inisiatif OBOR telah memicu serangan balik dari negara-negara demokrasi Barat.

Lan Shu mengatakan : “Negara-negara Barat sekarang menyadari bahwa investasi Partai Komunis Tiongkok di negara-negara Afrika ini telah menjadi bagian dari ekspansi strategis globalnya. Dengan kata lain, investasinya adalah untuk mengendalikan sumber daya negara-negara penerima proyeknya, termasuk menguasai beberapa pelabuhan. Oleh karena itu, proliferasi Inisiatif OBOR PKT di seluruh dunia ini sebenarnya telah mengancam keamanan negara-negara Barat.” (sin)