Biden Mengungkap Motivasi di Balik Serangan Hamas ke Israel

Presiden AS Joe Biden pada Jumat (20/10/2023) mengatakan bahwa salah satu alasan serangan Hamas ke Israel adalah untuk mencegah normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Ini adalah komentar Biden yang paling terbuka mengenai motif di balik krisis Timur Tengah

NTD

Biden dalam sebuah acara penggalangan dana kampanye di Washington pada Jumat 20 Oktober mengungkapkan, salah satu alasan mengapa Hamas mengambil tindakan terhadap Israel adalah karena mereka tahu AS akan duduk bersama Arab Saudi.

Menurut Biden, ketika Saudi ingin mengakui Israel, maka hal demikian sebenarnya menyatukan Timur Tengah.

Arab Saudi, negara adidaya di Timur Tengah dan rumah bagi dua tempat ziarah utama Islam, telah melihat negara-negara tetangganya di Teluk, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan, menandatangani perjanjian diplomatik dengan Israel setelah 2020 di bawah kepemimpinan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun demikian, Saudi belum menjalin hubungan dengan Israel, dengan mengatakan bahwa tujuan kenegaraan Palestina harus diselesaikan terlebih dahulu.

Di bawah kepemimpinan Biden, AS dan Arab Saudi tengah mengupayakan sebuah kerangka kerja untuk pengakuan Saudi atas Israel sebagai imbalan atas jaminan keamanan AS. Israel dan Arab Saudi juga telah bergerak semakin dekat ke arah normalisasi, dengan Biden mengumumkan rencana kerja sama perkapalan antara kedua belah pihak pada KTT G20 di India pada bulan September.

Seiring dengan kemajuan pembicaraan, Biden mengirim penasihat keamanan nasional Jake Sullivan ke Arab Saudi pada Juli.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Biden pada September di sela-sela Sidang Umum PBB dan mengatakan kepadanya, ” Mr Presiden, saya pikir di bawah kepemimpinan Anda, kita dapat membangun perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi.”

Di sisi lain, Saudi telah bersikeras pada hak untuk melindungi dan memperluas kepentingan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas dengan Israel. Jika kesepakatan tercapai, ini akan menjadi prestasi diplomatik yang dapat mengarah pada pengakuan yang lebih luas terhadap Israel oleh negara-negara Arab dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya. Negara-negara ini sebagian besar menentang Israel sejak negara itu berdiri 75 tahun yang lalu.

Kelompok Palestina, Hamas, melancarkan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 200 orang ke Gaza. Israel menanggapi dengan serangan udara ke Gaza yang dikuasai Hamas dan bersumpah untuk melancarkan perang darat untuk menghabisi Hamas.

Arab Saudi telah menangguhkan upaya-upaya untuk menormalkan hubungan dengan Israel, orang-orang yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Bloomberg. Namun, orang-orang yang mengetahui masalah ini, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa ini hanyalah sebuah jeda, bukan akhir dari diplomasi.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada CNN pada 8 Oktober bahwa “tidak mengherankan jika sebagian dari motivasi serangan Hamas mungkin adalah untuk merusak upaya-upaya untuk menyatukan Arab Saudi dan Israel.”

Dalam sebuah wawancara dengan Columbia Broadcasting Company’s 60 Minutes yang disiarkan pada hari Minggu lalu, Biden mengatakan bahwa prospek normalisasi hubungan ‘masih ada, tetapi akan membutuhkan waktu’. (Hui)