Home Blog Page 1012

COVID-19 Menyebabkan Komplikasi Pneumonia Muncul Dalam Skala Besar di Tiongkok, Dokter : Ini Bukan Omicron

0

oleh Zhu Ying

Saat ini, situasi COVID di daratan Tiongkok telah menyebar luas dengan gejala infeksi yang secara umum lebih serius daripada yang diperkirakan oleh dunia luar. Ada seorang staf medis  Tiongkok mengungkapkan bahwa hanya beberapa jam dalam melakukan CT scan terhadap 22 orang yang datang berobat ke klinik demam, terdeteksi mereka semua mengidap komplikasi pneumonia, yang diyakininya bahwa ini bukan disebabkan oleh infeksi strain Omicron.

Seperti yang kita ketahui bersama, virus partai komunis Tiongkok (COVID-19) yang saat ini masih mewabah di dunia terutama adalah strain Omicron, dan gejala khasnya adalah infeksi saluran pernapasan atas, yang umumnya tidak masuk ke paru-paru. Namun, baru-baru ini, banyak sumber di daratan Tiongkok telah mengungkapkan di Internet, bahwa sejumlah besar pasien yang sakit kritis (atau meninggal dunia) terdeteksi lewat rontgen bahwa mereka mengalami “paru-paru putih”, yaitu terdapat berbagai tingkat bintik keruh putih dan fibrosis di paru-paru yang menyebabkan penurunan fungsinya.

Beberapa hari yang lalu, seorang pekerja medis dengan nama online “Jinse Hua Nian” memposting pengalamannya, bahwa dia telah melihat 29 orang pasien di klinik demam selama 6 jam, dan 4 orang di antaranya datang untuk meminta resep obat atas nama anggota keluarga mereka, dan 3 orang adalah penderita yang datang berobat. 21 orang pasien perlu dirawat di rumah sakit, dan 22 orang pasien yang menjalani CT scan paru-paru, ternyata semuanya mengalami komplikasi pneumonia. “Dengan kata lain, ini bukan infeksi saluran pernapasan atas, ini bukan infeksi karena strain Omicron”.

Ini bukan infeksi saluran pernapasan atas, ini bukan infeksi karena strain Omicron. (foto Internet)

Menurut laporan Radio Free Asia, netizen Tiongkok lainnya baru-baru ini memposting di lingkaran temannya menyebutkan bahwa seorang kolega di Beijing yang terlibat dalam patologi mengatakan sesuatu terkait laporan internal medis yang membuat dirinya takut, “Ada banyak strain asli yang entah dari mana asalnya yang bercampur-baur dalam epidemi ini, jadi ada banyak orang dewasa yang mengalami paru-paru putih”.

Netizen tersebut melanjutkan sebutan dari koleganya : “Karena tidak ada sekuensing asam nukleat yang dilakukan, jadi saya tidak tahu apakah itu strain asli atau bukan”. Namun, seorang pelapor mengomentari dengan mengatakan : “Virus tidak akan bermutasi kembali ke asal, jadi itu adalah virus baru yang sengaja dilepas”.

Menurut laporan tersebut, saat ini tidak mungkin secara independen untuk mengkonfirmasi soal klaim “sengaja melepas virus baru”.

Dilihat dari berita di Internet Tiongkok, gejala khas “paru-paru putih” ketika wabah pertama menyebar dari Kota Wuhan 3 tahun lalu tampaknya mulai muncul kembali dalam jumlah besar baru-baru ini. Banyak staf medis yang memposting foto CT yang diambil oleh rumah sakit, menunjukkan bahwa pasien mengalami paru-paru putih dalam derajat yang berbeda.

Misalnya : Seorang dokter bermarga Zeng dari Rumah Sakit Chaoyang di Beijing mengunggah di Weibo rekaman video proses pemutihan yang cepat pada paru-paru seorang lelaki tua berusia 70-an tahun. Kabarnya bahwa lelaki tua itu hanya 1 hari sebelumnya terinfeksi virus partai komunis Tiongkok (COVID-19). Seorang dokter di Provinsi Henan memposting tulisan pada 23 Desember sore yang menyebutkan bahwa 2 orang pasiennya meninggal di pagi harinya, dan salah satunya mengalami paru-paru putih total.

Beberapa personel dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menjelaskan bahwa saat ini, kedua galur mutan Omicron dan Delta mungkin ada di Tiongkok pada waktu yang sama, sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Tetapi dunia luar mempertanyakan apakah otoritas PKT menyembunyikan jenis mutasi baru?

Dalam beberapa hari terakhir, COVID terus menyebar dengan cepat ke seluruh daratan Tiongkok. Pada 25 Desember, pejabat Provinsi Zhejiang secara terbuka mengakui bahwa jumlah kasus positif di provinsi tersebut telah melampaui 1 juta kasus. Diperkirakan puncak epidemi akan segera tiba. Memasuki  Januari tahun depan, di mana jumlah infeksi baru mungkin mencapai 2 juta kasus per hari. (sin)

Semua Proyek Raksasa Garapan Xi Jinping Sebelumnya Terlantar, Kini Giliran Meruntuhkan PKT

0

oleh Shi Shan

Dalam 10 tahun berkuasa, Xi Jinping terus meluncurkan proyek dan strategi raksasa, dari “Inisiatif Sabuk dan Jalan” hingga “Bank Investasi Infrastruktur Asia”, dari “Proyek Pengembangan Chip Sepuluh Triliun” hingga “Rencana Milenium Area Baru Xiong’an”, yang masing-masing membuat banyak orang terkagum sampai menggeleng-gelengkan kepala. Tetapi semua itu pada dasarnya sudah terbengkalai. Bahkan proyek terkini yang juga terlantar adalah proyek pemberantasan virus COVID-19, yang selain gagal, tetapi juga sepenuhnya memberantas kepercayaan rakyat Tiongkok terhadap pihak berwenang. Rupanya, Xi Jinping masih memiliki satu proyek super yang belum sepenuhnya terwujud, yakni meruntuhkan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Dalam edisi kuartalan terbaru majalah “Foreign Affairs” AS, mantan pemimpin redaksi Jonathan Tepperman menerbitkan sebuah artikel berjudul “China’s Dangerous Decline (Penurunan yang Membahayakan Tiongkok)”. Ia menyebutkan bahwa Tiongkok saat ini telah memasuki momen yang sangat berbahaya. Menurut Jonathan Tapperman, tiga peristiwa besar yang muncul dalam dua bulan terakhir ini telah menjadikannya sebagai periode terpenting dalam sejarah Tiongkok.

Tiga hal ini meliputi : Pertama, Xi Jinping memanfaatkan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok untuk melenyapkan beberapa lawan politiknya yang tersisa, sehingga berhasil mengendalikan kekuatan Tiongkok secara penuh. Kedua, akibat ketidakpuasan warga sipil, meletuslah Gerakan Kertas Putih. Dan ketiga, PKT membuat konsesi langka dengan mengumumkan pelonggaran terhadap kebijakan pemberantasan virus yang sudah mati-matian ia pertahankan selama 3 tahun.

Menurut artikel tersebut, bahwa kerusakan yang disebabkan oleh Xi Jinping sudah mulai terlihat dalam banyak hal, terutama intervensi  yang terus menerus dihadapi ekonomi Tiongkok dan kebijakan ekstrem untuk memberantas virus yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir telah menyebabkan runtuhnya ekonomi Tiongkok. Dari sisi kebijakan luar negeri, diplomasi serigala yang dipraktikkan sejak tahun 2018 telah menyebabkan status Tiongkok anjlok di hati masyarakat internasional. Hal mana juga membuat ekonomi serta perdagangan luar negeri jatuh ke dalam kesulitan

Jonathan Tepperman dalam artikelnya juga menyebutkan bahwa tekanan-tekanan itu akan menyebabkan ketidakstabilan kekuasaan di internal PKT, dan bahkan menyebabkan konflik internal semakin intens. Tepperman percaya bahwa masalah internal PKT cenderung berbentuk konflik “involusi”, meskipun juga bisa menjadi lebih tidak terduga dan agresif, seperti yang dilakukan Jerman pada menjelang Perang Dunia I dan Jepang pada Perang Dunia II.

Dia menyebutkan bahwa pada dasarnya yang mendukung legitimasi rezim PKT adalah 2 faktor berikut. Pertama adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan yang kedua adalah nasionalisme. Oleh karena itu, ketika pertumbuhan ekonomi menurun, PKT mungkin akan meningkatkan pengakuan nasional melalui mengalihkan perhatian publik dengan memprovokasi kekuatan Barat. Sedangkan isu Taiwan dalam hal ini adalah yang paling perlu dikhawatirkan.

Tiongkok saat ini sedang menghadapi krisis besar ! Ini bukan ucapan yang menakut-nakuti. Selama orang yang masih bisa melihat dan yang mau mendengar, mungkin mengetahui krisis sebenarnya yang sedang terjadi di Tiongkok. Tapi apa dampak krisis terhadap PKT ? Apa yang akan terjadi terhadap sosial dan politik Tiongkok ? Apa yang akan terjadi selanjutnya ? Inilah topik yang paling menarik perhatian para elit kalangan atas di seluruh dunia. Artikel Tepperman hanyalah salah satu dari sejumlah besar pengamatan dan prediksi terkait hal ini.

Membicarakan topik ini tidak mudah, karena melibatkan banyak sekali persoalan dan berbagai faktor. Saya berpendapat bahwa prediksi Jonathan Tepperman ini tidak akan jauh meleset.

Menghadapi krisis saat ini, langkah pertama PKT pasti adalah melakukan penekanan terhadap suara-suara dalam negeri yang tidak sejalan dengannya, termasuk kekuatan internal dalam partai, serta menindas para peserta Gerakan Kertas Putih. Untuk itu, PKT akan mencari kambing hitam sebagai tempat pelampiasan keluhan internal. Namun, masalahnya yang dihadapi rezim saat ini adalah, lantaran Xi Jinping sudah dinilai berprestasi luar biasa terhadap bangsa dan negara Tiongkok, jadi bagaimana menurunkannya.

Contoh paling jelas adalah bahwa “Tang Fei” sekarang menjadi kata sensitif yang diblokir di Internet Tiongkok. Padahal “Tang Fei” adalah tanda untuk membedakan warga sipil yang berpendapat mendukung pemerintah melakukan pemberantasan dinamis dengan pendapat yang memilih hidup berdampingan dengan virus. Mereka berpendapat bahwa epidemi di Tiongkok saat ini beserta serangkaian krisis sosial yang ditimbulkannya, merupakan konsekuensi langsung dari kebijakan pelonggaran yang dilaksanakan secara tiba-tiba.

Tapi ini sesungguhnya akan bertentangan dengan masalah logika, akan sulit bagi pejabat PKT menggunakan Gerakan Kertas Putih sebagai kambing hitam untuk pelemparan kesalahannya. Karena tidak hanya orang dalam yang tahu, tetapi dunia luar juga tahu bahwa kebijakan Nol Kasus PKT itu sebenarnya tidak mungkin bisa berhasil. Jauh sebelum “Sepuluh Aturan Baru” diumumkan, epidemi telah menyebar luas di daratan Tiongkok.

Belum lagi soal peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia, misalnya, pada bulan November tahun ini, kedutaan AS telah mengeluarkan peringatan yang isinya meminta warga Amerika Serikat di Tiongkok untuk menyiapkan bahan pangan, obat-obatan, dan air minum setidaknya selama 14 hari, dan meminimalkan keluar rumah. Jelas, badan intelijen AS sudah mengetahui keseriusan masalah epidemi di Tiongkok.

Yang paling penting adalah baik pemberantasan virus secara dinamis atau pelonggaran pencegahan, sebenarnya di mata warga sipil Tiongkok itu semua adalah keputusan yang dibuat oleh PKT.

Artikel panjang Ren Zhongping yang dipublikasi di media corong PKT “Renmin Rebao” minggu lalu dimulai dengan tulisan sebagai berikut : “Di pabrik-pabrik bunyi mesin yang sedang beroperasi terdengar jelas. Di jalan-jalan dan gang, para pejalan kaki berlalu lalang. Kendaraan berseliweran di jalan raya dan kereta api bawah tanah pun sudah beroperasi penuh. Di pusat perbelanjaan, barang melimpah dan harga stabil. Para petani bekerja dengan penuh vitalitas  di ladang….. Di akhir tahun Ren Yin (2022) ini, vitalitas yang memenuhi seluruh Tanah Tiongkok seakan memperlihatkan adanya ribuan kesempatan perkembangan yang sedang menanti”. 

Menurut gambaran di atas ini, situasi di Tiongkok bukan lagi cuma baik tetapi sangat bagus, jadi mana ada krisis ? Sejujurnya, orang media seperti saya tidak memiliki kemampuan untuk melafalkan paralelisme khas karakteristik PKT. Untuk melafalkan teks semacam ini seseorang harus mengatur chi yang ada di dantian, menggunakan suaranya yang lantang, dengan mimik muka yang serius, mata melotot yang menunjukkan amarah. Contohnya seperti bakatnya aktor dalam pertunjukan program khusus Festival Lentera CCTV tahun 2020.

Gambaran indah yang dilukiskan oleh Ren Zhongping di awal tulisannya tentu saja untuk membuka jalan bagi kesimpulan dari artikelnya. Kesimpulan yang ia tulis begini bunyinya : Komite Sentral PKT yang dipimpin Xi Jinping pada intinya adalah memprioritaskan supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, ia akan terus mengoptimalkan dan menyesuaikan tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi sesuai dengan keadaan yang ada. Selain itu, Xi juga terus memimpin dan mempersatukan seluruh anggota partai dan kelompok etnis dalam negeri untuk bersama-sama melawan epidemi, hingga hasil positif yang signifikan dalam pencegahan dan pengendalian epidemi serta pembangunan ekonomi dan sosial terwujud”.

Oleh karena itu, istilah “Tang Fei” tidak boleh digunakan. Jika dipakai berarti mengakui bahwa masalah saat ini serius dan krisisnya sangat besar. Bagaimana “hasil positif yang signifikan” dapat tercermin ? Oleh karena itu, PKT sebenarnya sedang menghadapi dilema dan situasi yang dilematis. Namun demikian, kambing hitam tetap harus dicari dan ditemukan, Hanya saja persoalannya adalah bagaimana dan siapa yang harus dijadikan kambing hitam.

Pada tahun 1958, PKT yang dipimpin Mao Zedong meluncurkan program “Lompatan Jauh ke Depan”. Pada tahun 1962, 30 juta rakyat Tiongkok mati kelaparan dan ekonomi Tiongkok ambruk. Pada tahun 1962, PKT mengadakan pertemuan raksasa yang dihadiri 7.000 orang. Pada dasarnya semua pejabat provinsi dan militer berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Saat itu, Mao Zedong mengakui kesalahannya dan menyerahkan kekuasaan administratif kepada Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, setelah itu ia mundur ke garis kedua. Dua kambing hitam yang ditemukan PKT pada waktu itu, satu adalah “bencana alam”, kambing hitam yang ditemukan Lin Biao yakni “bencana alam hebat yang berlangsung selama beberapa tahun berturut-turut”. Yang kedua adalah “Uni Soviet memaksa pembayaran hutang”. Faktanya, kedua alasan itu hanya menipu diri sendiri.

Belakangan, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping melakukan penyesuaian ekonomi, menghilangkan kantin komune, menerapkan sistem kontrak produksi rumah tangga, sehingga perekonomian Tiongkok secara bertahap pulih. Namun 4 tahun kemudian, Mao Zedong melakukan serangan balik melalui Revolusi Kebudayaan.

Jika tidak ada hal-hal yang di luar dugaan, tampaknya PKT masih akan kembali melalui proses ini. Pada pertengahan tahun ini, PKT telah berbicara tentang perselisihan garis antara pendukung dan penentang soal pembasmian virus yang dinamis. Sekarang kita dapat melihat dengan jelas bahwa oposisi yang berada di atas angin, memaksa Xi Jinping membuat konsesi. Namun, cepat atau lambat serangan balik pasti akan terjadi.

Ini adalah konflik “involusi” PKT yang disebutkan dalam artikel Jonathan Tepperman, yaitu konflik yang terjadi dalam partai. Setelah kegagalan program “Lompatan Jauh ke Depan”, PKT melancarkan dua perang, masing-masing adalah perang dengan India pada tahun 1962, dan satu lagi perang melawan Uni Soviet pada tahun 1969. Ini juga ungkapan ketangguhan dan pengalihan konflik dalam negeri Tiongkok yang disebutkan dalam artikel Tepperman.

Oleh karena itu, PKT kemudian melakukan beberapa hal, yang pertama adalah menemukan “bencana alam” sebagai kambing hitam. Seperti yang baru saja saya katakan, itu tidak bisa disebut “Tang Fei”, tetapi sesuatu yang lain. Yang kedua adalah pembersihan oposisi di internal partai. Yang ketiga adalah mengambil risiko membangkitkan sentimen nasionalis dengan menciptakan “musuh luar” untuk mengalihkan konflik.

Ciri-ciri sistem otokratis yang ditunjukkan di semua dinasti Tiongkok adalah kaisar itu orang yang berhasil menaklukkan dunia dengan menunggang kuda memimpin peperangan. Mereka memperoleh otoritas dengan memimpin prajurit untuk memenangkan perang dan mendirikan istana kekaisaran. Dalam menjalankan sistem pemerintahan, kaisarlah yang mengendalikan birokrasi. Namun dengan berjalannya waktu, sistem birokrasi menjadi semakin rumit, karena semakin banyak urusan yang harus dikelola, sehingga lambat laun berubah menjadi sistem birokrasi yang mengendalikan kaisar. Oleh karena itu, pada akhir periode, kaisar justru yang menjadi budak birokrasi. Begitu kaisar sadar bahwa kekuasaannya mulai berkurang, kemudian ingin mengatur kembali tata cara dalam kepemimpinan di istana agar dapat lagi memandu urusan politik yang ia butuhkan pada saat itu, seringkali hasilnya malahan kehilangan kekuasaan.

Situasi inilah yang sedang dihadapi Xi Jinping saat ini.

Hanya saja Xi Jinping menghadapi situasi yang lebih parah daripada kaisar di masa lampau. Dibandingkan dengan sistem otokratis kuno, kelemahan pada sistem otokratis modern lebih jelas, karena basis legitimasinya lebih lemah. Oleh karena itu, demi pengontrolan otokratis modern membutuhkan sistem polisi rahasia yang lebih ketat, juga membutuhkan teknik kontrol pejabat yang lebih rinci. Masalahnya adalah bahwa sistem yang mengatur kepegawaian itu sendiri juga merupakan bagian dari kepegawaian. Ketika pejabat tingkat bawah sudah kehilangan kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap pemimpin tertinggi, maka teknik pengendalian secanggih apapun hasilnya akan sia-sia.

Tao Zhu dan Chen Boda adalah tokoh inti yang duduk di Komite Sentral Revolusi Kebudayaan usungan Mao Zedong, mereka dengan cepat digulingkan. Belakangan, Lin Biao, tokoh inti dari faksi Mao Zedong, akhirnya berubah menjadi tokoh inti yang anti-Mao. Kemudian orang-orang yang paling dipercaya oleh Mao seperti Hua Guofeng, Wang Dongxing, dan Ye Jianying, mereka bersama-sama mengotaki penangkapan istri Mao Zedong. Padahal orang-orang ini adalah tokoh yang digunakan Mao Zedong untuk mengontrol sistem birokrasi, tetapi karena mereka sudah tidak lagi mempercayai Mao Zedong, sekarang berbalik menjadi musuhnya.

Oleh karena itu, faksi Xi Jinping yang meskipun telah menduduki semua posisi penting di Kongres Nasional ke-20, itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap intensifikasi konflik  internal partai, mereka tidak akan mampu mengakhiri “involusi”. 

Dibandingkan dengan Mao Zedong, jelas Xi Jinping derajat wibawanya lebih rendah, otoritas pribadinya juga jauh di bawah Mao. Karena wibawa itu tidak akan datang dengan sendirinya, juga tidak berkaitan langsung dengan jabatan. Dalam teori manajemen bisnis Barat, ada perbedaan antara pemimpin dan manajer. Seorang manajer dalam sebuah tim belum tentu merupakan pemimpin tertinggi dalam tim. Ketika keduanya dapat saling bekerja sama, maka tim menjadi lebih efisien dan biasanya sukses. Tetapi jika keduanya tidak dapat bekerja sama, pilihan terbaik adalah salah satunya keluar. Jika manajernya keluar, tim masih bisa diselamatkan, jika pemimpinnya yang keluar, tim pada dasarnya lumpuh.

Selama 10 tahun terakhir, Xi Jinping telah memberikan kinerja yang menunjukkan bahwa ia bukan seorang pemimpin melainkan seorang manajer. Hampir semua proyek besar yang secara pribadi ia putuskan untuk diterapkan telah berubah menjadi proyek terbengkalai. Terutama soal kebijakan Nol Kasus yang sudah berjalan selama 3 tahun terakhir, selain mempengaruhi kehidupan 1,4 miliar rakyat Tiongkok, juga kini menjadi terbengkalai, malahan lebih banyak rakyat yang terinfeksi dan meninggal dunia. Oleh karena itu, yang paling ditakuti Xi Jinping adalah munculnya seorang pemimpin sejati, karena karakter seperti inilah yang paling mengancam dirinya, sehingga harus segera dimusnahkan. Di bawah sistem otokratis, proses ini sangat kejam dan berdarah, dan jelas bukan sesuatu yang mudah ditebak oleh orang biasa.

Oleh karena itu, saya pikir dia (Xi) mungkin tidak bisa berkuasa sampai menggerakkan perang nasionalisme. Mampu bertahan lagi selama dua atau tiga tahun lagi sudah bagus. Kali ini, Xi Jinping akan melaksanakan proyek berskala besar terakhir yang hasilnya juga akan mangkrak, yaitu menterlantarkan atau menjatuhkan PKT. Hanya saja rakyat Tiongkok perlu menyiapkan mental. Ini akan membuat gejolak yang tidak kalah dengan epidemi virus komunis Tiongkok (COVID-19). Jatuhnya PKT juga akan menyebabkan rakyat Tiongkok mengalami gejolak dan krisis sosial yang besar. (sin)

Drone Korut Menyusup ke Wilayah Udaranya, Korsel Balas dengan Mengerahkan Jet Tempur

NTD

Drone Korea Utara  dicurigai menyerbu wilayah udara Korea Selatan pada 26 Desember pagi. Militer Korea Selatan langsung membalas dengan mengerahkan pesawat tempur untuk mencoba menembak jatuh drone tersebut, tetapi salah satu pesawat serang ringan KA-1 jatuh di  Hoengseong, Provinsi Gangwon, Korea Selatan. Untungnya, dua orang awak pesawat berhasil menyelamatkan diri. 

Sekitar pukul 10:25 pagi, Kantor berita Yonhap melaporkan militer Korea Selatan mengkonfirmasi melalui peralatan pemantauan dan mata telanjang bahwa pesawat tak berawak telah memasuki wilayah udara Korea selatan dan menuju ke selatan ke daerah Gimpo, Paju, dan Provinsi Gangwon di Provinsi Gyeonggi.  Bahkan beberapa di antaranya mencapai daerah tempat tinggal masyarakat sipil. 

Selain beberapa siaran peringatan dan penembakan, militer Korea Selatan juga mengerahkan pesawat tempur  dan helikopter serang untuk merespons insiden tersebut.

Sekitar pukul 11:40 pagi, salah satu pesawat jatuh ke sebuah lapangan di Kabupaten Wangseong, Provinsi Gangwon. Dua orang yang berada di dalam pesawat, yang berusia 27 dan 25 tahun, berhasil lolos dengan selamat dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.

Salju lebat  turun di berbagai wilayah Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir. Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan pesawat jatuh di lapangan bersalju, dengan puing-puing reruntuhan yang tak menyebar luas. Pihak militer sedang menyelidiki penyebab insiden tersebut. 

Ini adalah tahun kelima sejak 9 Juni 2017, drone Korea Utara  terlihat mengganggu wilayah udara Korea Selatan. Drone yang tiba di Korea Selatan pada tahun 2017 sedang mengambil gambar di pangkalan Terminal High Altitude Defence (THAAD) di Kabupaten Seongju, Provinsi Gyeongsang Utara, tetapi jatuh dalam perjalanan kembali ke utara karena kegagalan mesin. (hui)

Sambut Tahun Baru 2023, Berikut Sejumlah Panggung Hiburan di Berbagai Titik di Jakarta

0

ETIndonesia- Menyambut tahun baru 2023, Pemprov DKI Jakarta menyelenggarakan berbagai acara yang tersebar hingga tingkat kota. Puncak perayaan pergantian tahun akan dilaksanakan di Panggung Budaya Taman Mini Indonesia Indah pada 31 Desember 2022, yang akan dimulai pukul 20.00 – 01.00 WIB.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata, mengatakan, Festival Malam Tahun Baru 2023 akan menjadi perayaan tahun baru pertama yang dilaksanakan di ruang terbuka setelah beberapa tahun tidak terselenggara dikarenakan pandemi COVID-19. Namun, para pengisi acara telah divaksinasi dan diimbau kepada warga yang ingin berpartisipasi untuk tetap menjaga prokes.

“Pada waktu yang sama akan digelar juga “Malam Muda-Mudi“ dengan konsep acara car free night di sepanjang Jl. MH. Thamrin hingga Jl. Sudirman. Di sepanjang lokasi ini, akan ada sejumlah lokasi titik hiburan kesenian yang terdapat panggung hiburan dengan menyuguhkan berbagai genre musik yang berbeda-beda. Setiap lokasi titik hiburan kesenian akan diisi dengan penampilan band dan kesenian yang berbeda di setiap panggung, dengan pengisi acara sejumlah artis dan penampilan seni yang tengah disiapkan oleh Disparekraf Provinsi DKI Jakarta,“ kata Andhika, Selasa (27/12) dalam rilsinya.

Lokasi titik hiburan kesenian pada “Malam Muda-Mudi”, antara lain: Area Pos Bloc, Area Sarinah, Area Stasiun MRT Bundaran HI, Area Jl. Imam Bonjol Bundaran HI, Area Da Vinci Penthouse, Area SCBD, Area FX Sudirman, Area Patung Pemuda Membangun, dan Area M Bloc Space.

Selain itu, dalam memeriahkan Festival Malam Tahun Baru 2023 diselenggarakan juga festival di berbagai tingkat kota/kabupaten yang berada di enam lokasi, yaitu :

– Kota Jakarta Pusat berlokasi di Thamrin 10;

– Kota Jakarta Utara di Halaman Wali Kota Jakarta Utara;

– Kota Jakarta Barat di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Barat;

– Kota Jakarta Selatan berlokasi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan;

– Kota Jakarta Timur berlokasi di Old Shanghai; dan

– Kabupaten Kepulauan Seribu di Pulau Untung Jawa.

Untuk Kawasan Monumen Nasional (Monas) terbuka untuk publik dan akan beroperasi sampai dengan pukul 01.00 WIB, serta di Kawasan Monas akan ada suguhan air mancur menari mulai pukul 19.30 WIB dan atraksi lampu warna warni mulai pukul 18.00 WIB. Sedangkan, di Kawasan Kota Tua akan beroperasi sampai dengan pukul 01.00 WIB yang dimeriahkan penampilan komunitas-komunitas Kota Tua.

Adapun, destinasi wisata yang turut serta dalam menyambut libur sekolah dan memeriahkan perayaan tahun baru 2023 adalah Ancol Taman Impian yang akan menggelar sejumlah atraksi yang bisa menjadi pilihan warga Jakarta untuk berlibur dan merayakan tahun baru dengan acara menarik yang digelar seperti parade, bazar seni, street art performance, live music, serta pertunjukan kembang api yang juga akan memeriahkan perayaan tahun baru di Ancol Taman Impian.

“Agar acara berjalan dengan lancar dan aman, kami juga bersinergi dengan berbagai pihak, seperti dengan Polda Metro Jaya, BNPB, Kemenparekraf, PLN, dan juga antar OPD di Pemprov DKI. Di antaranya dengan menyiapkan pasukan keamanan dan kebersihan hingga ke tingkat wilayah kota,“ ujar Andhika. (PPID/asr)

Rumah Duka Changchun, Tiongkok Penuh dengan Jenazah, Lonjakan Terjadi dalam Dua Hari Terakhir

0

Jing Zhongming – NTD

COVID-19 semakin serius di Tiongkok yang menyebabkan sejumlah besar kematian dan rumah duka “jatuh” satu demi satu. Sebuah video yang diambil oleh seorang pekerja rumah duka di Changchun menunjukkan jenazah berjejer dan mengatakan  telah terjadi peningkatan jumlah jenazah dalam dua hari terakhir.

Pada 25 Desember, sebuah video yang diambil oleh petugas rumah duka di tempat tertentu di Changchun, ibu kota Provinsi Jilin, Tiongkok diungkap ke publik.  Video tersebut memperlihatkan bahwa koridor rumah duka dipenuhi deretan jenazah, sebagian diletakkan di atas kardus, dan lainnya diletakkan langsung di lantai. Dihitung secara kasar, ada sekitar 70 jenazah dalam rekaman itu.

Staf yang merekam video tersebut mengatakan, “Baru dua hari (sejak jenazah diantar) dan puluhan lagi dikremasi hari ini”, “Ini bahkan bukan hal yang baru lagi (yang berarti jenazah  tidak lagi diperlakukan dengan rasa hormat yang layak mereka dapatkan)” dan “Tidak ada orang yang mampu untuk mati seperti ini”.

Pembuat video juga dengan berlebihan mengatakan: “Ketika semua orang di Changchun meninggal, kita bisa pergi ke Changchun.” Menilai dari ini, rumah duka mungkin tidak berada di kota utama Changchun.

Pembuat video juga membual, “Ketika semua orang di Changchun meninggal dunia, kita bisa pergi ke Changchun. Menurut penilaian ini, rumah duka mungking tidak  berada di kota utama Changchun.

Informasi publik menunjukkan bahwa ada dua rumah duka utama di Changchun, yang pertama adalah Pusat Layanan Pemakaman Changchun (juga dikenal sebagai  Xiyuan, Rumah Duka Changchun, Rumah Duka Chaoyanggou) dan yang lainnya adalah Rumah Duka Longfeng. Selain itu, ada juga rumah duka di distrik Shuangyang dan Jiutai di Changchun. Lebih jauh lagi, ada rumah duka di pinggiran kota Changchun.

Pada  23 Desember, sebuah video antrean panjang mobil jenazah di luar Rumah Duka Changchun diposting di internet.

Pada 25, ada lagi sebuah video yang menunjukkan sejumlah besar antrean mobil jenazah di luar Rumah Duka Chaoyanggou di Changchun pada tengah malam.

Pembuat video mengatakan bahwa itu adalah “pemandangan yang belum pernah ia lihat selama bertahun-tahun”.

Tangkapan layar video web.

Saat ini  wabah besar sedang mengamuk di daratan Tiongkok. Berita tentang runtuhnya sistem pemakaman telah dilaporkan di banyak kota di Beijing, Tianjin, Chongqing, Shanghai, Hebei, Henan, Liaoning, Jiangsu, Heilongjiang, dan provinsi lainnya. Sejumlah besar video rumah duka yang dipenuhi tumpukan mayat beredar di internet. (hui)

Krematorium di Distrik Tenggara Beijing Kewalahan, Membakar 150 Jenazah Setiap Hari Hingga Waktu Tunggu Lebih Seminggu

0

Sophia Lam

Sebuah krematorium di Distrik Tongzhou, Beijing, mengumumkan pembatasan untuk jenazah bukan penduduk,  menurut Beijing Youth Daily pada Kamis.

Krematorium harus “memelihara peralatan kremasi” dan menerima maksimal 20 jenazah setiap hari dari orang-orang yang tidak memiliki sertifikat tempat tinggal distrik dan meninggal di rumah sakit di luar distrik, demikian pemberitahuan yang diposting oleh pihak krematorium.

Biro Urusan Sipil Distrik Tongzhou mengatakan kepada Beijing Youth Daily pada 22 Desember bahwa krematorium distrik tersebut  kewalahan karena peningkatan jenazah yang akan dikremasi.

“Di masa lalu, beban kerja harian [Krematorium Tongzhou] adalah sekitar 40 mayat. Sekarang karyawan harus bekerja lembur untuk mengkremasi 140 hingga 150 mayat setiap hari,” demikian yang ditulis oleh media yang dikelola pemerintah, menambahkan bahwa krematorium kekurangan staf karena beberapa karyawannya terinfeksi COVID.

Waktu Tunggu 7 Hari

Media luar negeri juga melaporkan tentang operasi krematorium yang kelebihan beban.

“Kami sangat sibuk setiap hari; kami belum pernah sesibuk ini sebelumnya,” kata Mr Lin, seorang staf yang bekerja di Krematorium Babaoshao Beijing, kepada The Epoch Times pada 14 Desember.

Ketika berbicara dengan The Epoch Times edisi bahasa Mandarin dalam wawancara sebelumnya, Liu, seorang karyawan yang bekerja di Krematorium Tongzhou, mengatakan bahwa waktu tunggu kremasi adalah tujuh hari dan bahwa upacara perpisahan telah dibatalkan.

Reuters melaporkan pada  Rabu “antrean tetap sekitar 40 mobil jenazah” menunggu kremasi dan “tempat parkir penuh” di Tongzhou Crematory.

Rumah duka dan krematorium lain di Beijing dilaporkan sangat sibuk sejak pertengahan Desember, dengan waktu tunggu kremasi lima hari hingga 11 hari.

Berlawanan dengan krematorium yang luar biasa di Beijing, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mengumumkan total 550 kasus COVID di Beijing pada 22 Desember. Komisi ini melaporkan tidak ada kematian pada hari itu.

Di Provinsi Liaoning timur laut Tiongkok yang kurang padat penduduknya, waktu tunggu kremasi dilaporkan setidaknya dua hari di ibu kota provinsinya, Shenyang. Penduduk harus mencari solusi seperti mengkremasi orang yang mereka cintai di rumah duka daerah yang lebih terpencil dan membayar biaya yang lebih tinggi untuk layanan kremasi dan pemakaman.

Angka-angka yang kontradiktif memicu keraguan tentang waktu lebih awal dari pecahnya gelombang baru pandemi dan situasi yang lebih parah.

Radio Free Asia (RFA) melaporkan pada 19 Desember bahwa ada infeksi berskala besar dalam sistem medis di Beijing, mengutip seorang pejabat tingkat tinggi dalam sistem politik dan hukum Beijing. Pejabat Tiongkok tersebut mengatakan bahwa Beijing menutupi epidemi serius tersebut karena menjaga stabilitas selama kongres nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, yang diadakan pada Oktober di ibu kota.

Direktur keadaan darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan pada konferensi pers di Jenewa pada 14 Desember bahwa virus itu menyebar “secara intensif” di Tiongkok jauh sebelum pencabutan tindakan nol-COVID, demikian yang dilaporkan Reuters. (asr)

Militer Rusia Bombardir Kherson pada Malam Natal, Jalanan Dipenuhi Kendaraan Hancur Hingga 10 orang Tewas dan  58 Terluka

NTD

Setidaknya 10 orang tewas dan 58 lainnya terluka pada malam Natal (24/12/2022) ketika Rusia membombardir kota Kherson di Ukraina selatan, meskipun mereka telah lama mundur.

Yuriy Sobolevskyi, wakil Majelis Dewan Regional Kherson, mengatakan bahwa sebuah rudal mendarat di sebelah supermarket di tepi Lapangan Kebebasan di Kherson. “Ada warga sipil di daerah itu dan semua orang menjalani kehidupan mereka sendiri dan melakukan hal mereka sendiri,” katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang baru saja kembali dari kunjungan ke Amerika Serikat, memposting foto-foto di Telegram yang menunjukkan jalan-jalan Kherson  dipenuhi mobil-mobil yang terbakar, kaca-kaca jendela yang pecah dan mayat-mayat yang bergelimpangan, demikian yang dilaporkan Central News Agency, mengutip AFP. “Ini adalah keadaan pusat kota Kherson… pada pagi hari sebelum Natal,” tulisnya. 

Seorang polisi Ukraina berjaga di samping mayat warga sipil yang tewas setelah Rusia menembaki kota Kherson, Ukraina, 24 Desember 2022. (DEMITAR DILKOFF/AFP via Getty Images)

Dia juga menuduh tentara Rusia “membunuh nyawa manusia untuk intimidasi dan kesenangan. Ini adalah kehidupan nyata di Ukraina…dunia harus melihat dan memahami bahwa kita berperang melawan kejahatan yang nyata.”

Wanita bereaksi setelah penembakan Rusia ke kota Kherson di Ukraina pada 24 Desember 2022, di mana lima orang tewas dan 20 luka-luka. – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 24 Desember 2022 mengecam “teror” Rusia setelah penembakan di kota Kherson, yang direbut kembali oleh pasukan Kyiv pada bulan November. (Foto oleh Dimitar DILKOFF / AFP)

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mendesak dalam cuitannya, “Saat keluarga di Eropa, Amerika Utara, dan sekitarnya bersiap untuk makan malam Natal, jangan lupa bahwa Ukraina sedang memerangi kejahatan.”

Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan konflik Rusia-Ukraina kepada wartawan di Moskow pada  22 Desember, untuk pertama kalinya, dia tidak lagi secara terbuka menyebut invasi militer Rusia ke Ukraina sebagai “operasi militer khusus” dan menggunakan kata “perang”. 

Tim penyelamat membantu seorang wanita yang terluka setelah Rusia membombardir kota Kherson, Ukraina, 24 Desember 2022. (DEMITAR DILKOFF/AFP via Getty Images)

Putin berkata : “Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, sebaliknya, kami ingin mengakhiri perang ini, dan kami telah dan akan terus berjuang untuk itu.”

Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa penilaian awal mereka adalah bahwa pernyataan Putin tak disengaja dan mungkin hanya salah bicara. (hui)

Sinyal Pencabutan Status PPKM, Ini Kata Jokowi

0

ETIndonesia- Presiden Jokowi menegaskan bahwa pencabutan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkait pandemi Covid-19 masih menunggu kajian mendalam. Kajian tersebut antara lain mencakup sero survei untuk melihat tingkat antibodi pada populasi masyarakat.

“Belum, untuk PSBB, PPKM belum sampai di meja saya. Nanti kalau selesai, karena ini menyangkut sero survei, menyangkut kajian-kajian. Saya minta harus detail, jangan sampai keliru memutuskan sehingga sebaiknya kita sabar menunggu,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya kepada awak media usai meresmikan Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (26/12/2022) dikutip dari rilis BPMI Setpres.

Menurut Presiden, jika hasil sero survei sudah di atas 90 persen, artinya imunitas masyarakat sudah baik. Dengan memiliki kekebalan tubuh yang baik, Presiden melanjutkan, masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi ancaman virus lain.

“Asal nanti sero survei kita sudah di atas 90 ya kita artinya imunitas kita sudah baik, ada apapun dari manapun yang enggak ada masalah,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa saat ini kasus harian Covid-19 telah turun di bawah 1.000 kasus. Namun, Presiden mengingatkan agar hal tersebut perlu dilihat apakah karena imunitas masyarakat telah membaik atau karena hal lain.

“Jadi tunggu kajian dari Kementerian kesehatan, dari para pakar epidemiolog semuanya agar memutuskannya nanti benar. Tergantung kajiannya kalau selesai kita harapkan akhir tahun ini selesai, dan sero survei dan kajiannya,” tandasnya.

(BPMI Setpres)

Kedutaan Besar AS dan Jerman di Tiongkok Menangguhkan Layanan Visa karena COVID Melonjak

0

Alex Wu

Kedutaan Besar AS dan Jerman di Beijing, mengumumkan pada 15 Desember penangguhan layanan visa rutin karena wabah COVID-19 yang terlihat di kota-kota besar lainnya di Tiongkok, mengikuti puluhan negara yang telah menangguhkan aplikasi visa mereka di Tiongkok.

Sementara itu, kekhawatiran telah meningkat bahwa wabah COVID-19 di Beijing akan menyebar ke pedesaan selama perjalanan untuk Tahun Baru Imlek pada  Januari mendatang.

Wabah baru-baru ini dimulai sebelum rezim komunis mencabut pembatasan “zero-COVID”, demikian yang diungkapkan kepala keadaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kedutaan Besar Asing, Menangguhkan Layanan Visa di Tiongkok

Pada 15 Desember, Kedutaan Besar AS di Tiongkok mengumumkan di situs webnya bahwa karena lonjakan infeksi COVID di seluruh Tiongkok, semua layanan visa rutin telah ditangguhkan kecuali untuk beberapa layanan visa yang telah dijadwalkan sebelumnya di Konsulat Shanghai. Semua janji temu reguler di Kedutaan Besar Beijing dan konsulat jenderal lainnya telah dibatalkan. Kantor-kantor tersebut menyatakan bahwa hanya paspor dan layanan warga negara dan konsuler darurat yang akan terus disediakan.

Kedutaan Besar Jerman di Beijing juga mengumumkan bahwa karena situasi epidemi di Beijing, kantor konsuler dan kantor visanya akan ditutup hingga 6 Januari 2023.

Duta Besar Jerman untuk Tiongkok, Patricia Flor menyatakan keprihatinannya tentang kapasitas medis  daratan Tiongkok pada 15 Desember, “Kami tidak tahu, apakah ada cukup tempat tidur unit perawatan intensif?”

“Tidak ada yang benar-benar siap, secara mental, untuk situasi ini. Jadi kita tidak bisa dikecualikan. Akan ada gangguan lebih lanjut di sini.”

Lebih dari belasan negara menutup pusat visa mereka di Tiongkok pada akhir November.

VFS Global, yang diberi wewenang oleh pemerintah banyak negara untuk menyediakan layanan visa di Tiongkok, untuk sementara menutup pusat visa mereka untuk beberapa negara di Beijing mulai 22 November hingga pemberitahuan lebih lanjut. Negara-negara tersebut termasuk Austria, Kanada, Kroasia, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Yunani, Hongaria, Italia, Latvia, Polandia, Portugal, Slovenia, Islandia, Norwegia, Swedia, Swiss, Ukraina, dan lain-lain.

Kekhawatiran  COVID-19 Menyebar Menjelang Imlek

Tahun Baru Imlek, hari libur terbesar di Tiongkok, jatuh pada  22 Januari 2023, dan pedesaan Tiongkok mengharapkan masuknya orang-orang yang pulang ke rumah serta turis secara besar-besaran saat liburan semakin dekat. Namun, pedesaan Tiongkok hanya memiliki sedikit paparan terhadap berbagai jenis virus COVID-19 dalam tiga tahun terakhir, sehingga memicu kekhawatiran tentang gelombang besar infeksi dan kematian.

Pada 16 Desember, komisi kesehatan nasional Tiongkok menyatakan bahwa mereka meningkatkan vaksinasi dan menyimpan ventilator, obat-obatan esensial, dan alat tes di daerah pedesaan. Komisi ini juga menyarankan para wisatawan untuk mengurangi kontak mereka dengan kerabat lansia.

Menurut media Tiongkok, Provinsi Henan, dengan populasi pedesaannya yang besar, telah mengumumkan bahwa mereka telah memasuki persiapan tingkat pertama untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Pihak berwenang telah membatalkan cuti liburan untuk semua karyawan dalam sistem kesehatan di provinsi tersebut mulai sekarang hingga akhir Maret 2023.

Infeksi Meledak Jauh Sebelum Kebijakan ‘Zero-COVID’ Dicabut

Michael Ryan, kepala keadaan darurat WHO, mengatakan pada konferensi pers 14 Desember tentang infeksi COVID-19 yang meledak di Tiongkok terjadi sebelum otoritas Tiongkok meninggalkan kebijakan “zero-COVID” yang ketat.

Dia mengatakan ada persepsi keliru yang beredar tentang situasi COVID-19 di Tiongkok.

“Ada narasi saat ini bahwa Tiongkok mencabut pembatasan dan tiba-tiba penyakit itu tidak terkendali, penyakit ini menyebar secara intensif karena saya yakin tindakan pengendalian itu sendiri tidak menghentikan penyakit tersebut. Dan saya yakin Tiongkok memutuskan secara strategis bahwa itu bukan pilihan terbaik lagi,” ujarnya.  (asr)

Pandemi Hebat Menghancurkan PKT, Orang-orang di Pihaknya dalam Bahaya, Jangan Mengikuti Partai Jahat

0

Epoch Times

Virus Partai Komunis Tiongkok (COVID-19) sekali lagi merebak dalam skala besar di daratan Tiongkok.  Rapat internal Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan bahwa 37 juta orang terinfeksi dalam sehari, dan diperkirakan 248 juta orang terinfeksi dalam 20 hari terakhir.  Dari Guangzhou, Chengdu, Chongqing, Shanghai, Henan, Hebei, Beijing hingga ke timur laut, ada kasus positif COVID di seluruh negeri.  Rumah sakit serta rumah duka di banyak kota bekerja lembur karena banyaknya kematian. 

Wabah itu seperti tsunami, menyelamatkan nyawa seperti menyelamatkan orang-orang yang tenggelam.  Ini adalah keadaan darurat. Apa akar penyebab pandemi yang sedang berlangsung ini? semua orang ingin menemukan solusi untuk menghindari wabah tersebut.

Faktanya, pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi, telah memberikan petunjuk selama bertahun-tahun. Pada awal merebaknya pandemi, Guru Li Hongzhi menunjukkan dalam artikel “Rasional” pada Maret 2020 : “Wabah itu sendiri adalah pengaturan Dewa, adalah keniscayaan dalam perkembangan sejarah.”

Guru Li juga memberikan petunjuk : “Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT. Jika tidak percaya kalian coba lihatlah, saat ini negara-negara yang paling parah, semuanya adalah yang dekat dengan partai jahat, begitu juga dengan manusia. Jadi harus bagaimana? Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan. Jika tidak percaya tunggu dan lihat saja.”

Perkembangan pandemi menegaskan petunjuk Guru Li. Pada 30 November tahun ini, kematian Jiang Zemin, pimpinan perwakilan Partai Komunis Tiongkok yang jahat di antara rakyat, mengindikasikan bahwa pembersihan secara besar-besaran terhadap Partai Komunis Tiongkok yang jahat telah dimulai.

Wabah skala besar di Tiongkok telah dimulai dan banyak orang telah meninggal dunia, banyak dari mereka adalah pejabat senior Partai Komunis, anggota Partai Komunis, dan pengikut Partai Komunis.  Namun demikian, Partai Komunis telah menyembunyikan kebenaran wabah tersebut dari rakyat Tiongkok dan dunia.

Michael Ryan, kepala manajemen darurat kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan “ledakan kasus di Tiongkok bukan karena pencabutan kebijakan Zero-COVID yang ketat. Ledakan kasus sudah terjadi di Tiongkok  sebelum kebijakan Zero-COVID dilonggarkan.”

Hal ini juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari sistem politik dan hukum Beijing. Dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia (RFA), dia mengatakan bahwa wabah di Beijing tidak dimulai setelah “gerakan kertas Putih”.  Pada awal Kongres Nasional ke-20, yaitu pada pertengahan hingga akhir Oktober, infeksi nosokomial di rumah sakit besar di Beijing sudah sangat serius. Pada awal Desember  benar-benar tak terkendali, tetapi semua ini dijaga dengan ketat oleh pejabat Partai Komunis. Baru setelah pihak berwenang mengumumkan kematian mantan pemimpin Partai Komunis Jiang Zemin, informasi tentang infeksi di Beijing secara bertahap dibuka ke publik, tetapi pada saat itu sejumlah besar orang lanjut usia yang terinfeksi telah meninggal dunia atau kritis. Sumber daya medis Beijing telah runtuh sebelum “pembebasan” secara resmi.

Menurut Reuters, di rumah duka terbesar di Beijing, Babaoshan, yang juga menangani jenazah pejabat senior Partai Komunis dan para pemimpin, beberapa mobil jenazah terlihat masuk setiap menit pada 18 Desember. Wall Street Journal juga melaporkan bahwa krematorium di Beijing dipenuhi dengan mayat dan tungku kremasi  beroperasi dari pagi hingga malam. Surat kabar Hong Kong Ming Pao mengungkapkan bahwa pada 17 Desember, “lebih dari 2.700 orang meninggal dunia di rumah” di Beijing setelah tertular penyakit tersebut. Namun, Partai Komunis Tiongkok, yang terbiasa menyembunyikan epidemi, tak mengumumkan dua kematian pertama hingga 19 Desember. Partai Komunis Tiongkok telah mengirim polisi dan penjaga keamanan untuk menyegel rumah pemakaman karena media asing akan pergi ke sana untuk mencari informasi.

Menurut risalah internal pertemuan Komisi Kesehatan Nasional Partai Komunis Tiongkok pada 21 desember, jumlah infeksi baru dalam sehari di Tiongkok pada hari ke-20 diperkirakan 37 juta kasus, meningkat dari hari ke hari.  Jumlah kumulatif infeksi dari 1 hingga 20 Desember mencapai 248 juta kasus, terhitung 17,56% dari total penduduk. Media Barat seperti Bloomberg dan Financial Times telah memverifikasi informasi tersebut dengan bertanya kepada mereka yang menghadiri pertemuan tersebut.

Terlepas dari wabah yang mencengangkan di Tiongkok seperti terjangan tsunami, Partai Komunis secara resmi hanya mengakui sejumlah kematian akibat epidemi secara nasional. Dari awal Desember, ketika pembatasan dicabut, hanya ada tujuh kematian hingga  20 Desember. Semuanya di Beijing.  Dan, angka-angka yang dirilis oleh Beijing tentang wabah ini menurun secara drastis.

Metode penyembunyian otoritas PKT serupa dengan apa yang mereka gunakan pada awal wabah di Wuhan pada 2019. Untuk menipu publik, Komisi Kesehatan PKT bahkan mengatur ulang klasifikasi kematian akibat infeksi – hanya mereka yang meninggal dunia akibat pneumonia dan gagal napas akibat virus yang diklasifikasikan sebagai kematian akibat COVID. Ini benar-benar menyimpang dari norma internasional yang memasukkan pasien didiagnosis terinfeksi  pada saat kematian. 

Terlepas dari upaya PKT untuk menutupinya, berita tentang sejumlah besar pejabat tinggi dan pesohor dalam sistem PKT yang terinfeksi penyakit ini terus menyebar, termasuk Liu Ji, seorang pensiunan pejabat setingkat menteri dari mantan Komisi Olahraga Negara, Chen Jingliang, mantan direktur dan sekretaris partai Pusat Penelitian Seni Film Tiongkok, Ju Kai, seorang pensiunan kader dari mantan Universitas Pertahanan Nasional, Chu Lanlan, seorang artis pertunjukan yang tampil dalam drama merah PKT “Tentara Merah Sang Perawan”, dan Yang Lianghua, seorang mantan reporter People Daily.

Pada saat yang sama, ada banyak pesohor, pakar, cendekiawan, dan akademisi lainnya meninggal dunia selama epidemi karena perawatan medis yang tak efektif, seperti Hu Jun, seorang “ekonom dan pendidik Marxis”, Zhang Fuqing, yang disebut “pahlawan perang” dan penerima “Medali Republik” dari Partai Komunis Tiongkok, Wang Xizhong, anggota Partai Komunis Tiongkok, pensiunan kader China Film Group Corporation, dan artis nasional kelas satu, dan Yang Lin, seorang penulis naskah terkenal dari Henan yang menulis drama merah “Kanal Bendera Merah” dan lain-lain.  Di Universitas Tsinghua dan Peking saja, lebih dari 30  staf meninggal dunia dalam waktu sebulan. Pada dasarnya, mereka semua adalah anggota Partai Komunis Tiongkok  atau orang-orang yang mempromosikan atau membela PKT.

Selain itu, Konferensi Kerja Ekonomi Pusat yang digelar di Beijing pada 15-16 Desember, pertemuan ekonomi paling penting tahun ini untuk Partai Komunis.  Banyak pejabat senior tidak hadir pada tahun ini. Para analis percaya bahwa banyak dari mereka mungkin  terinfeksi COVID-19. 

Wabah tak kenal belas kasihan, kehidupan sangat berharga dan perlu segera ditangani.

Bahkan, budaya tradisional Timur dan Barat memiliki pandangan yang  sama tentang wabah, yaitu  wabah adalah hukuman Tuhan bagi umat manusia. Wabah akan datang ketika penguasa kejam dan zalim,  ketika moralitas masyarakat dan hati manusia rusak  secara keseluruhan.  Di Roma kuno, penganiayaan terhadap orang-orang Kristen menyebabkan empat tulah, yang menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Romawi yang perkasa dan hancur.  Dalam sejarah Tiongkok, ketika dinasti berganti, sering kali  adalah masa yang  korup dan kerusakan sosial dan wabah kerap melanda.

Sejarah ternyata sangat mirip.

Sejak berkuasa, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mempraktekkan kebijakan jahat, menghancurkan budaya tradisional, merusak moralitas masyarakat dan menganiaya rakyat Tiongkok, termasuk para pejabatnya sendiri, melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya. Lebih dari separuh penduduk Tiongkok telah dianiaya oleh PKT, mengakibatkan kematian  tak wajar sekitar 80 juta jiwa, lebih besar dari jumlah total orang yang terbunuh dalam dua perang dunia. Penganiayaan terhadap rakyat sangat kejam, khususnya penindasan terhadap Falun Gong yang diprakarsai oleh Jiang Zemin.

Falun Gong adalah kultivasi aliran Buddha yang didasarkan pada budaya tradisional Tiongkok. Ini adalah budaya kepercayaan kepada Tuhan dan didasarkan pada prinsip-prinsip karakteristik universal Sejati-Baik dan Sabar. Pada Mei 1992, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, mulai mengajarkannya secara terbuka kepada masyarakat. Dalam beberapa tahun, pada tahun 1998, menurut statistik internal Partai Komunis, jumlah orang yang berlatih Falun Gong telah mencapai 70 hingga 100 juta orang. Orang-orang memupuk hati mereka untuk menjadi baik, kesehatan masyarakat pun membaik, moral sosial  meningkat, dan perbuatan baik muncul tanpa henti. 

Saat itu, Jiang Zemin, pemimpin Partai Komunis Tiongkok  karena takut dan iri  jumlah praktisi Falun Gong melebihi jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok, ia mengabaikan efek positif Falun Gong dan penentangan yang luas dari para pejabat dan masyarakat, Jiang memerintahkan  menghancurkan ekonomi para praktisi, dan memusnahkan secara fisik dengan kebijakan genosida serta membual bahwa Falun Gong akan dimusnahkan dalam waktu tiga bulan. Ia meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada 20 Juli 1999.

Untuk melakukannya, Jiang berusaha keras  merekayasa apa yang disebut kasus “bakar diri” palsu di Lapangan Tiananmen untuk mendiskreditkan Falun Gong, menghabiskan sejumlah besar ekonomi dan sumber daya nasional untuk penganiayaan terhadap orang-orang yang tak bersalah, dan menggunakan lebih dari seratus metode penyiksaan, termasuk pengambilan organ tubuh hidup-hidup secara massal dari praktisi Falun Gong. Penganiayaan telah mencapai ratusan juta orang, ruang lingkup penganiayaan mencapai lebih dari satu miliar orang Tionghoa dan dunia serta investasi sumber daya pemerintah yang tak terhitung jumlahnya, sebuah penganiayaan yang tak tertandingi dan berlangsung selama 23 tahun,  sebuah kejahatan yang begitu besar. Ini adalah ketidakadilan dan kekejian pada abad ini, bahkan Nero yang brutal pun sama sekali tak dapat menandinginya.

Menghadapi penganiayaan dan kebohongan, ratusan juta praktisi Falun Gong telah mampu mengatakan fakta kebenaran kepada para pejabat pemerintahan di semua tingkatan dan masyarakat umum, termasuk pelaku penganiayaan, menempuh cara yang damai dan rasional dengan penderitaan dan dedikasi mereka yang besar.  Penderitaan dan kebaikan mereka mengunggah langit dan bumi.

Adalah Hukum langit bahwa  kebaikan dan kejahatan akan menerima balasannya. Penghapusan Partai Komunis Tiongkok adalah keniscayaan sejarah.

Pandemi COVID  ini ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok. Jiang Zemin, pelaku utama penganiayaan terhadap Falun Gong telah disingkirkan oleh langit dan  lebih banyak orang jahat serta mereka yang membantu melakukan kejahatan telah menerima pembalasan atau menghadapi takdir pembersihan.

Sebelum datangnya wabah besar ini, Tuhan telah berulang kali memperingatkan kepada mereka yang berkuasa, termasuk SARS, badai pasir dan lain-lain dan itu juga memberikan kesempatan kepada orang-orang agar sadar. Tahun demi tahun telah berlalu, penganiayaan masih berlangsung, yang pasti akan menyebabkan hukuman yang lebih besar dari langit.

Ada pengalaman dan pelajaran dalam sejarah. Zhang Daoling di Dinasti Han Timur, dia meminta orang yang sakit dan terinfeksi untuk mengingat kesalahan yang mereka lakukan dalam hidup mereka satu per satu, menuliskannya dengan pena, membuangnya ke air, dan pada saat yang sama bersumpah demi Tuhan bahwa mereka tak akan pernah melakukan kesalahan dan melakukan hal yang baik, wabah itu benar-benar lenyap ketika orang-orang satu per satu melakukan metode ini. 

Contoh serupa dapat ditemukan di Eropa di mana, pada tahun 1633, wabah hitam melanda desa Oberammergau di Bavaria, Jerman, di mana setidaknya satu orang meninggal di setiap dua rumah tangga.  Penduduk desa pun ketakutan. Dipimpin oleh seorang pendeta, mereka berlutut dan berdoa kepada Tuhan.  Jika Tuhan menyelamatkan mereka dari maut hitam, mereka akan menghormati-Nya dengan tindakan nyata. Sejak mereka mengikrarkan sumpah, maut hitam tak pernah merenggut nyawa seorangpun dari penduduk desa.

Tradisi 5.000 tahun Tiongkok adalah manusia selaras dengan alam, menghormati Tuhan dan takdir. Banyak orang Tiongkok saat ini tak percaya lagi kepada Tuhan, prinsip ilahi atau pembalasan karma karena ateisme yang ditanamkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT)  yang menghancurkan manusia. Sekarang Tuhan akan mulai memberantas PKT, mereka yang telah bergabung dengan partai, menjadi bagian dari partai, liga pemuda  dan organisasi PKT juga akan terlibat jika mereka tidak memisahkan diri dari PKT. Ini seperti orang-orang di atas kapal yang berlayar ke jurang, kecuali mereka melompat dan meninggalkan kapal, mereka semua akan menghadapi nasib tenggelam. Namun, banyak dari mereka yang bergabung di bawah propaganda PKT, godaan kepentingan dan tekanan sosial, dan mereka tak benar-benar percaya kepada PKT. Akan sangat tidak bijaksana dan memilukan bagi mereka ikut terseret ke dalam jurang dan dikubur bersama Partai Komunis Tiongkok.

Langit penuh dengan belas kasih dan telah memberikan peringatan serta kesempatan yang cukup kepada manusia. Selama 23 tahun penganiayaan, praktisi Falun Gong telah mengatakan yang sebenarnya tentang Falun Gong,  penganiayaan terhadap Falun Gong, dan kebenaran tentang Partai Komunis Tiongkok.  Secara khusus, editorial “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” yang diterbitkan oleh The Epoch Times pada tahun 2004 secara sistematis menguraikan sejarah tirani Partai Komunis Tiongkok dan sifat roh jahat yang memungkinkan banyak orang untuk melihat Partai Komunis Tiongkok dengan jelas.

Di tengah pandemi, ada kesulitan dan krisis di mana-mana, tetapi ada juga peluang dan harapan. Jika wabah itu ditujukan kepada PKT, maka obat terbaik adalah mengundurkan diri dari partai, liga pemuda dan resimen. Menjauhlah dari PKT secara mental, spiritual, dan organisasi, kembali kepada budaya dan nilai-nilai tradisional Tiongkok, dan berpegang teguh pada jalan yang mulia, kita akan dilindungi oleh Tuhan.

Partai Komunis Tiongkok tidak sama dengan Tiongkok. Mundur dari PKT adalah langkah bijak yang benar-benar bermanfaat bagi negara, rakyat dan diri mereka sendiri, dan akan menguntungkan generasi mendatang.

Saat ini, lebih dari 400 juta orang di daratan Tiongkok telah membuat pilihan yang tepat dan memberikan contoh dengan “mundur” dari PKT dan organisasi yang berafiliasi dengannya. Mereka yang belum mundur, mereka yang masih ditipu oleh Partai Komunis Tiongkok, perlu merenung dan menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka yang telah berpartisipasi dalam penganiayaan harus dengan tulus menyesali dan bertobat atas apa yang telah mereka lakukan, menolak PKT, memperlakukan Falun Gong dengan baik, dan menebus kesalahan mereka. Semoga semua orang-orang di Tiongkok melewati bencana dengan selamat dan menyambut hari esok yang lebih baik.

Makna Natal yang Sesungguhnya

James Sale

Tidakkah Anda menyukai Natal? Saya suka, dan saya sangat menantikannya di tahun ini.

Antisipasi saya sebagian disebabkan oleh pembatasan dan lockdown COVID selama dua tahun atau lebih. Kita juga telah dibanjiri dengan laporan perubahan iklim. Musim panas yang lalu, kita sangat ketakutan dengan cuaca panas, dan kata “kekeringan” terus muncul, bersamaan dengan “perubahan iklim”. Sejak itu, kita mengalami hujan lebat. Sekarang, kita mendengar kata “banjir” dan, tentu saja, “perubahan iklim.” Bersamaan dengan bahaya tersapu, yang kita dengar sekarang adalah teror flu burung!

Jadi, Natal, kemudian, mungkin terbukti menjadi jeda, kelegaan, dan pemulihan yang indah yang didambakan oleh sebagian besar dari kita. Natal menawarkan kita waktu untuk berada di rumah, waktu untuk bersama keluarga, waktu untuk bersantai. Nah, mari kita berharap demikian; mari kita berharap itulah yang terjadi pada kebanyakan orang.

Pengakuan Iman Nicea

Mungkin saya harus berhenti mengidealkan Natal. Bukankah Natal selalu tergerus secara fundamental: dimanjakan, dikomersialkan, nilai-nilai sejatinya dihancurkan? Natal itu sebenarnya tentang apa? Apa gunanya? Mengapa orang merindukannya. Singkatnya, apa makna Natal yang sesungguhnya?

Tak diragukan lagi, kita semua akan memiliki ide kita sendiri, tetapi bagi saya, Natal dapat diungkapkan dalam kata sederhana yang diambil dari Pengakuan Iman Nicea.

Pengakuan Iman sering cenderung memecah belah, tetapi saya pikir dalam hal ini kita memiliki banyak ruang untuk menafsirkannya sesuai dengan yang kita inginkan, apakah secara harfiah, mitologis, simbolis, atau sesuka Anda.

Kata sederhana itu adalah: “Dia turun dari surga.” Kata kunci dalam kalimat tersebut adalah kata yang di tengah: “turun.” “Dia turun … .” Natal adalah tentang “turun ke bawah”. Itu adalah arah masuknya Tuhan ke dalam kehidupan kita.

Natal dapat diungkapkan dalam kata sederhana yang diambil dari Pengakuan Iman Nicea: “Ia turun dari surga.” Ini adalah ikon yang menggambarkan Pengakuan Iman Nicea tahun 325. (Domain Publik)

Sebaliknya, manusia ingin “naik: naik, memiliki lebih banyak, berkembang lebih jauh. Tetapi Tuhan turun. Manusia telah menobatkan diri mereka sendiri di surga ego mereka sendiri, meninggikan kepentingan diri mereka sendiri, dan menarik kepuasan yang luar biasa dari mempromosikan karya-karya tangan mereka sendiri.

Sebaliknya, Tuhan turun, dan itulah yang harus kita ingat. Karena inilah yang memungkinkan kita untuk melakukan Natal: menjadi diri kita yang sebenarnya, melupakan citra diri dan proyeksi diri kita yang palsu, terutama yang kita kenakan di tempat kerja. Sebaliknya, kita dapat mengesampingkan semua itu dan menjadi benar (atau lebih benar) untuk diri kita sendiri dengan melakukan hal-hal kecil, dengan bersama orang-orang terkasih, dan dengan bersyukur. Bahkan, dengan bersantai.

Keadaan Sejati Kita

Saya ingat ketika saya hampir meninggal dunia karena kanker lebih dari satu dekade lalu. Sebelumnya, saya telah menjadi individu yang kuat dan percaya diri yang tampaknya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan, atau telah menetapkan hati saya untuk mencapainya; saya hampir tidak merasakan adanya keterbatasan.

Tetapi ketika saya terbaring di ranjang rumah sakit, semakin lemah dan semakin lemah, ego saya terkuras habis dan saya mulai melihat – untuk menggunakan frasa Alkitabiah – bahwa “tangan kanan saya sendiri tidak bisa menyelamatkan saya.” Saya tidak berdaya.

Jika saya ingin bertahan  dan hidup, beberapa kekuatan lain harus menyelamatkan saya. Dan berada dalam keadaan seperti itu sama seperti menjadi seorang bayi-tak berdaya, tergantung-dan itulah yang diingatkan oleh Natal setiap tahun. Dalam hal kosmos, nasib dan takdir, kita semua adalah bayi, tunduk pada kekuatan yang lebih besar dan superior.

Ketika saya meninggalkan rumah sakit, sangat mudah untuk melupakan betapa nyata kerentanan diri saya ketika  hampir mati, dan membiarkan kebiasaan lama yang mementingkan diri sendiri itu kembali.

Tuhan turun dari surga dalam rupa seorang bayi. Detail dari “Adoration of the Shepherds” 1485, karya Domenico Ghirlandaio, 1485. (Domain Publik)

Jadi, apa pun Iman kita (karena semua agama memiliki Tuhan atau Tao yang menemukan kita di mana kita berada), Natal mengingatkan kita bahwa Tuhan turun, sebagian karena begitulah cara Tuhan bertemu dengan kita, dan sebagian lagi karena dengan Tuhan, tidak ada citra diri palsu yang Tuhan miliki atau perlukan untuk membanggakan atau memuliakan diri-Nya. Tuhan adalah realitas, dan kita mendambakan realitas: menjadi diri kita yang sebenarnya tanpa semua kepura-puraan.

Mengapa orang mencintai hewan peliharaan mereka? Karena hewan peliharaan mereka selalu otentik, dan begitu juga kasih sayang mereka. Ketika kucing Anda ingin dibelai, tidak ada kepura-puraan. Mengapa kita mencintai bayi? Kita menyebutnya sebagai kepolosan mereka, tetapi hal ini mirip dengan memiliki hewan peliharaan: Ketika bayi tersenyum pada Anda, itu otentik. Tidak ada kepura-puraan.

Natal adalah momen menjelang akhir tahun di mana kita bisa melihat bayi yang sebenarnya: bayi tanpa ego, bayi yang terbuka untuk semua pengalaman, bayi yang tersedia untuk semua orang (ibu, ayah, hewan kandang, gembala, orang bijak, dan semuanya), dan bayi yang benar-benar rentan: bayi yang merupakan hadiah. Wow!

Kita tidak perlu menjadi seorang Kristen untuk menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang istimewa; seorang ateis juga dapat menghargai bahwa ini adalah kisah luar biasa yang menghangatkan hati.

Mari kita semua turun dari gunung ego kita yang tinggi dan kembali ke diri kita yang seperti anak kecil: yaitu, seperti bayi. Jika kita bisa melakukan hal ini sepanjang waktu, betapa jauh lebih baik dunia ini?

Mungkin mencobanya saat Natal saja sudah cukup. Setidaknya, mari kita lakukan pada tahun ini.

Semoga makna Natal yang sesungguhnya menjadi hidup di dalam hati dan pikiran Anda saat Anda merenungkan kalimat cemerlang dari Pengakuan Iman Nicea: “Ia turun dari surga.” Turun adalah Jalan. (asr)

James Sale telah menerbitkan lebih dari 50 buku, yang terbaru, “Mapping Motivation for Top Performing Teams” (Routledge, 2021). Dia telah dinominasikan untuk Penghargaan Pushcart puisi 2022, memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi tahunan The Society of Classical Poets 2017, tampil di New York pada tahun 2019. Koleksi puisi terbarunya adalah “HellWard.” Untuk informasi lebih lanjut tentang penulis, dan tentang proyek Dante-nya, kunjungi EnglishCantos.home.blog

Ketahui Perbedaan Antara Latihan Aerobik dan Anaerobik! Inilah Cara Menurunkan Lemak Tanpa Menjadi Gemuk

0

 Li Mei

Olahraga adalah elemen penting untuk menurunkan berat badan. Latihan kebugaran dibagi menjadi latihan aerobik dan latihan anaerobik, serta apakah perbedaan antara kedua jenis latihan ini dan mana yang lebih cocok untuk menurunkan berat badan? Bagaimana cara mencocokkannya agar tercapai efek penurunan berat badan yang paling efisien?

Latihan Aerobik dan Latihan Anaerobik, Sebenarnya Perbedaannya Terletak dimana?

Pada saat kita melakukan olahraga ringan, oksigen memiliki waktu yang cukup untuk memasuki sel jaringan, sehingga “bahan bakar” tubuh seperti karbohidrat, lemak dan protein, sepenuhnya teroksidasi dan “terbakar” untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk berolahraga, inilah olahraga aerobik.

Dalam latihan aerobik, oksigen bertindak sebagai pendorong pembakaran. Olahraga dengan intensitas rendah dan dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang pada dasarnya adalah latihan aerobik, seperti: Jogging, berjalan, naik tangga, berenang, bersepeda, dan lain sebagainya.

Ketika latihan menjadi intens, oksigen yang dihirup tidak punya waktu untuk berpartisipasi dalam pembakaran dan latihan telah berakhir, ini adalah latihan anaerobik. Latihan anaerobik adalah latihan intens yang dilakukan dalam waktu singkat, seperti lari cepat, angkat beban, lompat tinggi, lompat jauh, berjongkok/squat, push-up, dan lain sebagainya.

Aerobik Mengurangi Lemak, Anaerobik Menambah Otot

Dalam industri kebugaran, ada pepatah yang mengatakan “Aerobik mengurangi lemak, anaerobik menambah otot “. Latihan aerobik dan anaerobik memainkan peran yang berbeda.

● Latihan aerobik: Mengurangi lemak

Kontiniu berlatih aerobik dalam jangka panjang dapat mengurangi lemak tubuh secara keseluruhan. Karena di saat melakukan latihan aerobik, ada oksigen yang cukup banyak terlibat dalam metabolisme untuk menghabiskan karbohidrat, lemak, dan bersamaan itu sedikit protein tubuh. Tidak hanya itu, latihan aerobik menghasilkan lebih sedikit limbah metabolisme, yang dapat dengan cepat dibawa pergi oleh sirkulasi darah.

● Latihan Anaerobik: Membentuk Otot

Pada saat melakukan latihan anaerobik, karena kekurangan oksigen yang berfungsi sebagai “agen pembakaran”, tubuh manusia hanya memetabolisme satu jenis saja yakni gula; pada saat yang sama, akan menghasilkan lebih banyak limbah metabolisme, yang tidak dapat dengan cepat diangkut pergi oleh sirkulasi darah, sehingga mudah menyebabkan akumulasi asam laktat, yang mengakibatkan kelelahan. Tetapi jenis latihan anaerobik intensitas tinggi ini, seperti berlatih dengan dumbel, angkat besi, dan sejenisnya, dapat melatih kelompok otot tubuh dan membuat otot lebih kuat. Latihan anaerobik jangka panjang secara kontiniu dapat memahat kurva tubuh dan membentuk postur tubuh.

Maka, tidak bergunakah latihan anaerobik dalam menurunkan berat badan? Bukan begitu halnya. Faktanya, olahraga anaerobik juga dapat meningkatkan pengeluaran kalori dan pembakaran lemak.

Ketika berlatih anaerobik membuat massa otot meningkat, “laju metabolisme basal” tubuh akan meningkat pula. Laju metabolisme basal adalah jumlah energi yang dikeluarkan tubuh pada saat tidak berolahraga atau selagi beristirahat. Setelah tingkat metabolisme basal meningkat, meskipun kuantitas olahraga dan asupan makanan tetap sama, setiap hari tubuh secara alami akan menggerus lebih banyak kalori.

Tidak hanya itu saja, di saat melakukan latihan anaerobik, tubuh akan jatuh ke dalam keadaan hipoksia (kekurangan oksigen) karena latihan yang intens, setelah selesai latihan, konsumsi oksigen akan meningkat, yang disebut “konsumsi oksigen berlebih pasca latihan” (EPOC). Takashi Okada, pelatih kekuatan fisik tim nasional judo Jepang, menjelaskan bahwa tubuh akan terasa panas pada saat itu, dan tubuh akan membakar lemak seperti halnya melakukan latihan aerobik. Semetara itu Adrenalin dan hormon pertumbuhan yang disekresikan selama latihan otot juga memiliki efek meningkatkan konsumsi lemak.

Kombinasi Aerobik dan Anaerobik, Selain Mengurangi Lemak juga Lebih Efisien!

Maka, apabila menginginkan mengurangi kegemukan, seharusnya mengadopsi metode latihan yang manakah?

Menurut Ralph Roberts, pelatih kebugaran bersertifikat dan ahli nutrisi kebugaran dari Amerika Serikat, jika Anda ingin melihat hasil penurunan berat badan dalam waktu singkat, latihan aerobik adalah pilihan terbaik. Terutama bagi orang yang memiliki banyak lemak, latihan aerobik sangat diperlukan dalam berolahraga.

Tetapi pada saat yang sama, latihan anaerobik dapat menghindari kenaikan berat badan. Latihan anaerobik memperkuat otot-otot tubuh untuk meningkatkan laju metabolisme basal normal, sehingga meskipun tidak berolahraga, juga dapat membuat tubuh secara alami mengurangi lebih banyak kalori, menjadi konstitusi tubuh yang tidak mudah menjadi gemuk.

Jadi secara keseluruhan, kombinasi latihan aerobik dan anaerobik memiliki efek penurunan berat badan terbaik.

Roberts menyarankan agar orang yang berolahraga setiap hari, dapat melakukan 30 menit latihan anaerobik di suatu hari, dan pada keesokan harinya bergantian melakukan 30 menit latihan aerobik, bersirkulasi seperti ini.

Jika Anda tidak mempunyai waktu untuk berolahraga setiap hari, pelatih kebugaran Jepang KANAKO mengatakan bahwa Anda dapat mencapai efek mengurangi lemak yang sangat baik dengan pergi ke gym dua kali dalam seminggu. Dia menyatakan, situasi yang ideal adalah melakukan latihan anaerobik sekitar 1 jam terlebih dahulu, diikuti dengan latihan aerobik lebih dari 30 menit, seperti jogging. “Jika tubuh tidak cukup panas, latihan aerobik tidak mudah mengerahkan efek pembakaran lemak.” KANAKO berkata, “Jika Anda melakukan latihan anaerobik terlebih dahulu, setelah meningkatkan sirkulasi darah, dan selanjutnya diteruskan latihan aerobik akan lebih efektif.”

Namun, yang harus diperhatikan adalah bahwa pelaku diet harus merumuskan rencana penurunan berat badan tertentu sesuai dengan kondisi fisik masing-masing. Misalnya, latihan aerobik baik untuk memperkuat sistem kardiovaskular, mencegah dan menunda perkembangan penyakit kronis, karena itu, ketika orang yang pulih dari penyakit kronis lantas menurunkan berat badan, disarankan untuk mengutamakan latihan aerobik.

Orang dengan penyakit kronis, menjalani radioterapi kanker dan kemoterapi, anemia alami, dan kekurangan gizi, harus memperhatikan intensitas latihan yang tepat, intensitas latihan yang berlebihan malah akan merugikan tubuh; orang dengan masalah sendi lutut tidak cocok untuk olahraga berjalan, berlari, bisa digantikan dengan berenang.

Untuk orang-orang tanpa pengalaman pelatihan otot, yang terbaik adalah meminta bimbingan pelatih sebelum latihan anaerobik untuk menghindari cedera karena latihan yang tidak tepat dan kelebihan beban. (lin)

Misteri yang Belum Terpecahkan : Jika Vulkano Yellowstones Meletus

0

Fu Yao

Beberapa tahun terakhir ini pergerakan lempeng tektonik menjadi semakin aktif. Khususnya pada 15 Januari 2022 lalu, negara kepulauan Tonga di selatan Samudera Pasifik mengalami letusan gunung berapi bawah laut, membuat seluruh dunia menyaksikan kedahsyatan letusan gunung berapi super hebat. Badan antariksa AS menyatakan, kekuatannya setara dengan 650 buah bom atom Hiroshima. Gunung berapi Tonga tidak hanya telah menimbulkan awan jamur raksasa di langit, juga menimbulkan tsunami di Samudera Pasifik.

Sebenarnya, beberapa tahun terakhir ini media massa pernah memberitakan munculnya kondisi pergerakan aneh pada gunung berapi Fuji di Jepang, dan Kaldera Yellowstone di AS, keduanya sepertinya sedang memendam letusan yang mengejutkan. Apakah kedua gunung berapi ini akan meletus? Apa akibat yang akan ditimbulkannya?

Ada Apakah Di Bawah Lapisan Permukaan?

Sebelum berbicara soal penyebab munculnya gunung berapi, mari kita pahami lebih dulu struktur bumi kita ini. Menurut pemahaman ilmu pengetahuan modern, bumi terutama terdiri dari sejumlah lapisan, dan lapisan yang paling luar adalah kerak bumi, nah, dataran dan samudera yang kita ketahui berada di atas lapisan ini. Kerak bumi juga bukan selempeng kerak luar yang utuh, melainkan terdiri dari susunan banyak lempeng tektonik, seperti: Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Pasifik dan lain sebagainya, masih ada banyak lagi lempeng kecil dan lempeng mikro. Sedangkan antara lempeng-lempeng ini selalu terjadi pegerakan yang saling mendekat atau saling menjauhkan.

Lapisan di bawah kerak bumi disebut mantel bumi. Sementara itu, lapisan atas mantel bumi terutama terdiri dari bebatuan cadas, sedikit ke bawah adalah astenosfer, di dalamnya mengalir magma, karena suhu di dekat inti bumi semakin tinggi, maka bebatuan itu akan dilumerkan menjadi bentuk cairan. Sedangkan di bawah lapisan mantel, terdapat lagi lapisan batu cadas. Karena walaupun semakin mendekati inti bumi suhu semakin tinggi, tetapi tekanan juga semakin besar, oleh karena itu bebatuan pun kembali menjadi padat.

Lebih ke dalam lagi adalah pusat atau inti bumi. Lewat transmisi gelombang gempa manusia memperkirakan, inti luar berada pada kondisi cair, komposisi utamanya adalah logam seperti besi, nikel dan jenis logam lainnya, inilah yang menyebabkan adanya medan magnet pada bumi, yang melindungi mahluk hidup pada permukaan bumi. Sementara inti dalam diperkirakan besar kemungkinan adalah besi padat. Harus disebut pula, pemahaman terhadap bumi seperti ini berasal dari ilmu fisika, seismologi, dan sejumlah bukti yang didapat dari meteorit langit, penalaran atas dasar ini, struktur bumi yang sesungguhnya, belum pernah ada orang yang menyaksikannya, karena kegiatan pengeboran manusia di bumi saat ini, bahkan belum mampu menembus lapisan kerak bumi. Ada pula yang mengatakan bahwa inti bumi sebenarnya berongga, apakah ini hanya sekedar legenda urban, atau fakta yang ditutupi?

Bagaimanakah Terbentuknya Gunung Berapi?

Ilmuwan menyatakan, ada banyak penyebab terbentuknya gunung berapi.

Pertama, gerakan lempeng yang saling menjauh, bagian lapisan kerak bumi menjadi tipis, sehingga magma bisa menyembur keluar membentuk gunung api lewat bagian yang tipis ini, contoh yang paling tipikal adalah gunung berapi yang terbentuk di tengah samudera, yang disebut “punggungan tengah samudera”. Islandia yang merupakan salah satu dari lima negara Nordik, sebenarnya terbentuk dari tumpukan materi mantel atas yang meluap dari retakan punggungan tengah Samudera Atlantik, dan tergolong sebagai pulau vulkanik. Di Islandia masih terdapat banyak gunung berapi aktif, yang sekali waktu mengalami letusan kecil, seolah mengingatkan pada manusia tentang eksistensinya.

Jenis kedua adalah disebabkan oleh pergerakan saling berlawanan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Pada umumnya lempeng samudera letaknya lebih rendah daripada lempeng benua, dengan demikian lempeng samudera akan menerobos masuk ke lempeng benua. Bebatuan pada lempeng samudera dilelehkan kembali oleh magma di bawah lempeng benua, menimbulkan uap air bertekanan tinggi, dengan demikian tekanan magma menjadi besar, setelah menemukan lubang terobosan pada lempeng benua, maka terbentuklah pulau vulkanik. Gunung Fuji di Jepang adalah salah satu contohnya.

Jenis ketiga adalah gunung berapi hot spot (titik panas), yaitu sejumlah gunung berapi tidak berada pada sambungan dua lempengan, seperti Kaldera Yellowstone di AS, juga Kepulauan Hawaii. Para ahli vulkanologi gunung berapi ini berada di atas “titik panas”. Mekanisme aksi dari titik panas belum diketahui sampai sekarang, namun ilmuwan pada umumnya menganggap titik panas ditimbulkan oleh “pilar panas” yang naik dari bagian bawah mantel. Ketika lempeng terjadi pergerakan horizontal di atas titik panas, karena pergerakan tersebut, sementara “titik panas” tidak bergerak, tetapi membentuk serangkaian gunung berapi. Setelah efek semacam itu terjadi terus menerus, dapat menimbulkan serangkaian gunung berapi, dan gunung berapi yang letaknya semakin jauh dari titik panas usia terbentuknya juga semakin tua.

Akibat Letusan Gunung Berapi

Seperti halnya gempa yang mempunyai tingkat kekuatan berbeda, letusan gunung berapi juga memiliki indeks tingkat kekuatannya, yang disebut VEI (Volcanic Explosivity Index). Kriteria pengukurannya berdasarkan material yang disemburkan dari gunung berapi. Setiap naik 1 angka indeks berarti kekuatan letusan gunung berapi naik 10 kali lipat.

Skala 0 sampai 4, dianggap tingkat ringan. Mulai dari skala 5, tingkat kerusakannya melonjak setingkat demi setingkat. Misalnya skala 5, material erupsi gunung berapi mencapai 1 km3, yakni material erupsi memiliki volume 1.000 meter panjang, lebar, dan tingginya. Kisah tragis Kota Pompeii yang dibangun pada 600 SM, berada di tepian Sungai Sarno di Italia. Pada 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, abu vulkanik menenggelamkan kota Pompeii dalam tempo semalam. Kemudian masyarakat menemukan, abu vulkanik yang menyelimuti kota Pompeii mencapai hampir 7 meter kedalamannya. Padahal indeks VEI meletusnya Gunung Vesuvius pada waktu itu adalah skala 5. Pada zaman modern ini, pernah juga terjadi letusan gunung berapi berskala 5. Pada 18 Mei 1980, Gunung Saint Helens di Skamania Negara Bagian Washington mendadak meletus, longsor berskala besar yang diakibatkan oleh letusan gunung itu menyebabkan gunung tersebut yang sebelum meletus tingginya mencapai 2.950 meter telah menyusut menjadi hanya 2.550 meter, serta membentuk kawah berbentuk tapal kuda dengan lebar 1,5 km dan kedalaman 125 meter. Jadilah gunung yang hanya meletus satu-satunya itu telah menyebabkan kematian terbanyak dalam sejarah AS, dan kerugian ekonomi yang paling parah.

Letusan gunung berapi skala 6 VEI, material erupsi gunung berapi mencapai 10 km3. Yang paling representatif adalah letusan Gunung Huaynaputina di Peru pada 1600. Itu adalah letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah Amerika Selatan, yang berlangsung selama 10 hari, dan menimbulkan dampak teramat besar bagi seluruh dunia. Menurut pengukuran lingkar pohon, letusan tersebut menyebabkan suhu udara pada 1601 menjadi luar biasa dingin. Di Rusia terjadi kelaparan paling parah antara 1601 – 1603, sekitar sepertiga penduduknya meninggal akibat kelaparan. Masa panen minuman anggur di Prancis pun menjadi panjang, industri minuman anggur di Jerman dan Peru pun hancur. Sementara dalam catatan sejarah Tiongkok, juga disebutkan fenomena terlambatnya bunga persik mekar.

Lalu mengapa letusan gunung berapi berukuran besar dapat menyebabkan cuaca menjadi dingin? Karena pada saat gunung berapi meletus, ia menyemburkan gas vulkanik dalam jumlah besar, yang mengandung sulfur dioksida.

Jika sulfur dioksida masuk ke dalam lapisan Troposfer di atmosfer bumi, maka di udara akan terbentuk hujan asam, akhirnya turun ke tanah, ini sangat berbahaya bagi manusia. Tapi yang lebih berbahaya lagi adalah jika sulfur dioksida itu masuk ke lapisan Stratosfer. Menurut ilmuwan, sulfida dapat membentuk aerosol pada Stratosfer, serta menetap disana selama 1 hingga 3 tahun. Aerosol ini dapat memantulkan sinar matahari dalam intensitas besar, sehingga menyebabkan suhu udara di bumi menurun.

Sementara semakin tinggi indeks VEI, kekuatan gunung berapi semakin besar, material erupsi semakin banyak, dan aerosol yang terbentuk di Stratosfer semakin tebal, maka dampak menurunnya suhu udara di seluruh dunia juga akan semakin drastis. Contohnya di saat terjadinya ledakan gunung berapi Tambora yang berskala terbesar dalam sejarah umat manusia di Indonesia pada 1815, menyemburkan material lebih dari 100 milyar kubik meter, dengan indeks VEI mencapai skala 7. Ledakan tersebut menyebabkan iklim seluruh dunia menjadi tidak normal, bahkan juga berpengaruh terhadap iklim di Amerika Utara dan Eropa, tahun 1816 pun menjadi “tahun tanpa musim panas”. Panen pertanian di belahan bumi utara menurun drastis, hewan ternak banyak yang mati, menyebabkan wabah kelaparan terparah pada abad ke-19, di Tiongkok juga mengalami wabah kelaparan yang parah di wilayah Yunnan pada masa Dinasti Qing, sejarah menyebutnya wabah kelaparan Jiaqing Yunnan.

Seandainya jika terjadi letusan gunung berapi dengan VEI skala 8, maka kemungkinan bumi akan memasuki zaman es, dan seluruh umat manusia akan berada di ambang kepunahan. Ada pakar yang memperkirakan, pada 75.000 SM di Indonesia telah terjadi ledakan gunung berapi Toba dengan VEI skala 8, menyebabkan populasi dunia menyusut dalam skala besar, dan hanya tersisa sekitar 10.000 orang saja.

Sebenarnya, letusan gunung berapi tidak hanya akan menyebabkan suhu bumi menjadi dingin, juga mungkin mengakibatkan suhu bumi menjadi panas. Karena pada saat gunung berapi meletus, magma dalam jumlah besar yang disemburkan akan melepaskan karbon dioksida yang sangat banyak, jika karbon dioksida tersebut tidak dapat diserap atau dikeluarkan, maka akan menimbulkan efek rumah kaca yang sangat serius.

Apa yang akan terjadi jika Vulkano Yellowstone meletus?

Saat ini Vulkano Yellowstone dianggap sebagai satu-satunya gunung berapi super yang aktif, yaitu gunung berapi yang mampu menimbulkan letusan dalam skala besar.

Sepanjang sejarah Vulkano Yellowstone pernah meletus 3 kali. Terbentuknya lokasi Taman Nasional Yellowstone AS adalah dari tiga kali letusan gunung berapi berskala besar itu. Vulkano Yellowstone pertama kali meletus adalah pada 640.000 tahun silam, dengan VEI skala 8, yang telah membentuk kaldera Yellowstone yang ada sekarang di Taman Nasional Yellowstone, semburan abu vulkaniknya sampai mencapai Teluk Meksiko.

Beberapa tahun terakhir kondisi geologi di kawasan tersebut mengalami perubahan yang sangat intens, ini meliputi gempa, permukaan bumi terangkat, permukaan air naik dan turun tidak normal, dan lain sebagainya serta semuanya itu menarik perhatian kalangan ilmu pengetahuan seluruh dunia. Pakar memperkirakan jika Yellowstone kembali meletus, kekuatannya akan mencapai 2.500 kali lipat dibandingkan dengan letusan gunung berapi Saint Helens pada 1980. Apa akibat yang akan ditimbulkannya? Kalangan ilmu pengetahuan telah membuat simulasi bahwa iklim bumi akan menjadi dingin.

Pertama, abu vulkanik akan menutupi ¾ dari seluruh wilayah AS, abu vulkanik akan memicu hujan lebat, terjadi banjir bandang dan longsor, yang menimpa perumahan warga, serta abu vulkanik dapat menyebabkan instalasi listrik menjadi abnormal, komunikasi dan transportasi akan lumpuh. Mayoritas orang akan menghirup gas beracun, atau meminum air serta makanan yang tercemar, dan tewas. Kemudian, aerosol akibat gas sulfida dalam jumlah besar akan menyelimuti seluruh dunia dalam tempo 2 minggu, yang menyebabkan suhu udara di bumi turun 12-15 0 C. Di sekitar khatulistiwa mungkin akan mengalami 2-3 tahun turun salju. Mayotias umat manusia dan flora fauna akan punah akibat kedinginan dan kelaparan.

Walaupun kalangan ilmiah menyatakan, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Yellowstone akan meletus dalam beberapa tahun mendatang, sehingga semua orang agak bernafas lega, namun kalangan ilmuwan juga menyatakan, pada saat ini manusia belum mampu memprediksi kapan Vulkano Yellowstone akan meletus kembali, dan sampai saat ini tidak ada teknologi yang mampu mencegah meletusnya Yellowstone.

Sampai disini sungguh sangat miris. Seiring dengan perkembangan teknologi, hati manusia kian hari kian pongah, banyak orang memperlakukan segala sesuatunya dengan sikap mental “manusia pasti akan mengalahkan Tuhan”, mereka berpendapat manusia adalah penguasa alam semesta, bahkan sesumbar memainkan peran sebagai Sang Pencipta. Akan tetapi, Tuhan hanya perlu menyalakan sumbu penyulut Yellowstone, maka sejarah umat manusia akan dengan mudah dihapusnya. Seperti kota Pompeii yang kita kemukakan pada awal artikel, waktu itu kota tersebut sangat makmur, masyarakat Pompeii merasa manusia adalah seonggok materi yang tidak berjiwa, harus selalu bersenang- senang. Maka manusia pun melewati kehidupan yang mengumbar nafsu dan kesenangan. Seperti karena merasa belut laut yang telah makan daging manusia rasanya sangat lezat, maka budak pun dibunuh untuk diumpankan kepada belut laut. Di seluruh kota terdapat lukisan graffiti yang bertema pornografi dan kecabulan, lokalisasi pun bisa ditemui dimana-mana. Masyarakat Pompeii menyaksikan pertarungan manusia melawan hewan buas di Colosseum, dan sama sekali tidak mrmpunyai rasa kasihan. Mereka mungkin merasa kehidupan akan terus berlanjut seperti itu, akibatnya suatu ledakan gunung api dengan VEI skala 5 pun mengakhiri segalanya…

Menilik kembali sejarah manusia pada saat terjadi bencana destruktif seperti itu, tidak sulit untuk menemukan bahwa di hadapan alam semesta umat manusia sama sekali tidak berdaya apa-apa, sebenarnya setiap hari dalam kehidupan kita adalah karunia dari Tuhan kepada kita, satu-satunya cara adalah dengan menghargai dan mensyukurinya, agar kita dapat melangkah lebih jauh lagi. (sud)

Ahli Menemukan Sejumlah Besar Pasien COVID-19 di Tiongkok Bergejala Paru-Paru Putih

0

 oleh Lin Cenxin, Luo Ya

Saat ini varian Omicron sedang menyebar di Tiongkok dan jumlah kasus infeksi serta kematian terus meningkat tajam. Sejumlah besar warga sipil telah mengungkapkan bahwa banyak orang yang terinfeksi memiliki gejala paru-paru putih seperti pasien parah yang terjadi di Wuhan 3 tahun lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran banyak pihak.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah besar warganet melalui Weibo menyampaikan berita terkait banyaknya pasien terinfeksi telah didiagnosis dokter dengan terserang pneumonia berat bahkan menunjukkan gejala paru-paru menjadi putih yang cukup ekstrem. Para warganet yang mengungkapkan hal tersebut termasuk staf medis, anggota keluarga pasien yang meninggal dunia, anggota keluarga yang sedang mencari bantuan untuk pasien paru-paru putih, dan lainnya.

Pada 20 Desember, Mei Xinyu, ekonom Tiongkok memposting berita yang menyampaikan bahwa istri Hu An-gang, seorang sarjana kiri Tiongkok yang terkenal, baru saja mengumumkan bahwa ayahnya telah meninggal dunia di pagi hari, karena CT scan menunjukkan seperempat bagian dari paru-parunya memutih akibat terinfeksi COVID-19. 

Pada 22 Desember, seorang netizen menyampaikan berita di Twitter bahwa seorang pasien di Beijing yang sudah sepekan menjalani rawat inap di rumah sakit, gagal napas akibat seluruh paru-parunya telah memutih.

“Inilah hasil CT scan paru-paru dari seorang pria berusia 78 tahun. Silakan diperhatikan lebih seksama, bahwa dalam keadaan normal, paru-paru kita mengandung udara atau gas. di foro CT scan seharusnya kedua paru-paru berwarna hitam, tetapi lihatlah bahwa kedua paru-paru pria ini telah memutih. Ini yang umumnya dinamakan paru-paru putih,” kata Profesor Zeng, seorang blogger kesehatan daratan Tiongkok.

Pasien pria tersebut juga meninggal dunia sehari setelah timbulnya gejala.

Paru-paru putih adalah gejala khas dari para pasien parah yang terinfeksi virus corona jenis baru, atau kemudian bernama (COVID-19) ketika wabah itu merebak pertama kali di Kota Wuhan, Tiongkok 3 tahun lalu.

Ling Chumian, seorang dokter ahli anestesi di Rumah Sakit Universitas Medis Wuhan Union, juga mengungkapkan di Internet bahwa jumlah pasien yang membutuhkan intubasi telah meningkat tajam baru-baru ini.

“Tiga (intubasi) yang saya lakukan, masing-masing memiliki infeksi paru-paru yang sangat serius, dan kemudian saya pergi untuk melihat kasusnya, semuanya positif. Kita mungkin akan menghadapi gelombang-gelombang infeksi dan kematian yang satu lebih ganas dari gelombang sebelumnya,” kata Dokter Ling Chumian.

Namun, ketika PKT melonggarkan pencegahan dan pengendalian epidemi kali ini,  mereka dalam publikasinya hanya mengklaim bahwa strain virus Omicron hanya menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan tidak akan merusak paru-paru. Dihadapkan dengan sejumlah besar kasus pasien paru-paru putih, dunia luar jadi bertanya-tanya apakah PKT masih menyembunyikan jenis mutasi baru dari strain virus tersebut.

“Sekarang seluruh komunitas internasional dibuat ngeri karena ini adalah pemandangan yang belum pernah terlihat sejak kemunculan Omicron di dunia. Ini bukan hanya karena fenomena dari skup infeksi dan kematiannya yang besar bagaikan letusan sebuah gunung berapi, tetapi dunia sekarang sangat khawatir tentang apakah kondisi itu akan segera bermutasi dan menciptakan beberapa strain baru,” kata Tang Jingyuan, seorang komentator politik di Amerika Serikat.

Seorang peneliti bermarga Li dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Handan di Provinsi Hebei baru-baru ini mengatakan kepada media, bahwa dari sampel virus yang diperoleh dari pasien terinfeksi di Beijing, Hebei dan tempat lain baru-baru ini, terdeteksi selain terdiri dari strain mutan Omicron BF.7, terdapat juga strain virus Delta. Jadi, mungkin kombinasi ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya paru-paru putih. 

Tang Jingyuan mengatakan : “Karena pemberlakuan lockdown sebelumnya, sehingga virus yang merajalela di daratan Tiongkok itu tidak memiliki proses untuk bermutasi dari Delta ke Omicron, yang menyebabkan munculnya 2 koeksistensi dan koinfeksi dari strain virus. Dan hal ini terjadi secara luas, sehingga tingkat kematian di Tiongkok lebih tinggi daripada Hongkong, Singapura dan wilayah lainnya”. 

Heng He, seorang komentator politik di Amerika Serikat, berpendapat bahwa paru-paru putih orang yang terinfeksi mungkin terkait dengan vaksinasi.

Ia mengatakan : “Terinfeksi lagi setelah divaksinasi dapat menimbulkan ADE (Antibody-dependent Enhancement), yang berarti gejalanya sangat parah, tetapi tidak semuanya seperti ini, terutama dalam kasus kekebalan alami, tetapi mengapa fenomena paru-paru putih ini muncul begitu banyak di Tiongkok ? Kemungkinan besar itu adalah ADE, yang merupakan respons dari ketergantungan antibodi yang dipicu oleh infeksi kedua setelah vaksinasi.”

Meskipun ada banyak laporan dari masyarakat bahwa jumlah infeksi melonjak, rumah sakit penuh sesak, dan krematorium kewalahan mengatasi masalah kremasi jenazah, tetapi jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh PKT masih saja satu digit, dan masalah paru-paru putih ini juga sama sekali belum disebutkan.

Pada 24 Desember, Wall Street Journal melaporkan bahwa PKT yang tidak melaporkan jumlah kematian telah membuat semakin sulit dalam mengatasi epidemi yang akhirnya akan memperparah penyebarannya di daratan Tiongkok. (sin)