Anjing adalah sahabat manusia yang paling setia. Anda mungkin telah melihat sejauh mana teman berbulu Anda menunjukkan cintanya kepada Anda, terutama ketika mereka menunggu dengan sabar di pintu untuk menunggu Anda pulang!
Faktanya, beberapa anjing bersedia untuk menyerahkan nyawanya demi keselamatan pemiliknya, seperti yang ditunjukkan oleh kisah tragis ini di Facebook.
(Foto: Facebook)
Menurut Suriyan Janket yang tinggal di Thailand, seekor pitbull berusia dua tahun kesayangannya melakukan hal yang tidak terpikirkan ketika keluarganya meninggalkan rumah, dan seekor kobra merayap ke kandang ayam milik keluarganya.
Alih-alih meringkuk atau berlari ke tempat untuk bersembunyi dari bahaya, pitbull betina, yang sedang hamil besar saat itu, dengan berani menyerang kobra untuk mempertahankan ayam keluarga dari ular berbisa itu.
(Foto: Facebook)
Sayangnya selama pergumulan, dia mengalami gigitan mematikan di mulutnya dan mati tak lama setelah membunuh ular kobra.
Pada saat keluarga itu kembali ke rumah, mereka menemukan hewan peliharaan kesayangannya sudah lama mati karena racun.
(Foto: Facebook)
Episode memilukan itu ditangkap dalam serangkaian foto, menunjukkan bagaimana keluarga itu berduka untuk anjing peliharaan kesayangan mereka, yang melakukan semua yang dia bisa dengan kekuatannya, meskipun sedang hamil, agar mereka tetap aman.
Bahkan, salah satu foto menunjukkan Suriyan memeluk bangkai anjing peliharaannya sambil menangis.
(Foto: Facebook)
Sejak itu postingan tersebut menjadi viral di media sosial, dengan curahan duka dan kesedihan bagi pitbull pemberani yang tanpa pamrih menyerahkan hidupnya demi pemiliknya.
Ini adalah salah satu bukti bahwa anjing adalah teman yang setia, yang rela mengorbankan hidupnya demi sahabat manusianya.(yn)
Departemen propaganda partai Komunis Tiongkok di Provinsi Hubei yang mana kini dilanda virus corona, mengerahkan lebih dari 1.600 Buzzer Troll Internetuntuk menyingkirkan internet dari informasi yang dianggap “sensitif” bagi rezim komunis Tiongkok. Hal demikian terkait dengan meluasnya wabah virus corona COVID-19. Laporan itu berdasarkan sebuah dokumen internal yang diperoleh oleh The Epoch Times.
Laporan internal tertanggal 15 Februari, merinci upaya agensi untuk meningkatkan upaya sensor. Sensor itu dirancang setelah pidato yang diberikan oleh pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping melalui tautan video pada 10 Februari 2020 kepada “responden garis depan” dari wabah virus corona di Wuhan, ibukota Hubei, di mana pertamakalinya virus merebak di kota itu.
Informasi yang bocor itu muncul ketika rezim komunis Tiongkok memperketat kontrol informasi atas wabah yang semakin memburuk. Pasalnya, netizen daratan Tiongkok semakin beralih ke internet untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka, tentang respon pihak berwenang, atau mendokumentasikan apa yang langsung terjadi di lapangan.
Wabah ini menyebabkan warga yang terinfeksi dan angka kematian terus meningkat setiap hari. Namun demikian, para ahli dan komentator percaya bahwa jumlah aktual warga yang tertular jauh lebih besar. Karena minimnya laporan dan kekurangan dalam alat tes penegakkan diagnosa dan tempat tidur rumah sakit. Ini berarti banyak warga di daratan Tiongkok yang tidak ditegakkan diagnosanya.
1.600 Buzzer Troll Internet Dikerahkan
Menurut dokumen yang bocor itu, departemen Propaganda setempat sudah mempekerjakan lebih dari 1.600 buzzer troll internet, yang dikenal sebagai tentara 50 sen di Tiongkok, untuk mengendalikan percakapan di internet secara terus menerus.
Pasukan Troll tersebut, melalui penyaringan teknologi dan manual, telah mengidentifikasi sebanyak 606.800 postingan online dengan “informasi sensitif atau berbahaya,” tentunya versi Komunis Tiongkok.
Pendekatan mereka, dalam dokumen itu menyebutkan, adalah untuk “tepat waktu menghilangkan rumor online” dan “menyerang dengan pukulan secara dahsyat secara offline.”
Pada tanggal 14 Februari, sensor online telah menghapus sebanyak 54.000 apa yang disebut sebagai “desas-desus”, dan meminta influencer media sosial menulis hampir 400 artikel komentar untuk membentuk narasi yang diinginkan komunis Tiongkok.
Dokumen internal Partai Komunis Tiongkok yang bocor ke publik
Upaya propaganda rezim, menurut bunyi laporan itu, harus diarahkan untuk mempromosikan efek dari langkah-langkah pengendalian wabah para pejabat dan “tindakan pergerakan” dari sukarelawan, pekerja masyarakat, dan polisi.
Beberapa “komentator internet” profesional juga telah membuat 400.000 komentar untuk “melawan opini publik yang negatif,” demikian menurut dokumen yang bocor itu.
Postinga-postingan yang berkabung atas kematian dokter, Li Wenliang, yang meninggal dunia karena virus yang sudah dia peringatkan pada bulan Desember lalu, dengan cepat menghilang dari internet beberapa jam setelah berita kematiannya diumumkan.
“Saya ingin kebebasan berbicara,” frasa yang menjadi tren di media sosial daratan Tiongkok setelah kematiannya, juga dengan cepat diberangus di internet.
Jurnalis warga Wuhan yang bernama Fang Bin dan Chen Qiushi juga baru-baru ini, menghilang setelah memposting video reguler secara online. Video mereka menyoroti parahnya wabah di kota Wuhan.
Pada tanggal 11 Februari, lebih dari 2.500 orang telah menandatangani petisi online bersama yang mengungkapkan kemarahan atas kematian Li Wenliang. Mereka mengkritik pemerintah karena menekan kebebasan berbicara selama merebaknya wabah. Beberapa penandatangan kemudian dipanggil oleh polisi setempat. Setidaknya satu orang ditahan oleh aparat setempat.
Departemen propaganda ini juga membentuk 11 kelompok kerja untuk tujuan kerja “propaganda masa perang”.
Kelompok-kelompok itu berkomunikasi setiap hari dengan pejabat propaganda dari pemerintah pusat untuk “mengkoordinasikan opini publik” secara realtime mengenai masalah “online dan offline,” “di dalam negeri dan luar negeri.”
Menyingkirkan Wartawan Lokal
Menurut laporan yang bocor itu, setidaknya 60 wartawan dari 33 kantor berita luar negeri datang ke Wuhan setelah wabah virus corona dimulai pada awal tahun ini.
Namun demikian, setidaknya 47 wartawan dari mereka setuju untuk pergi, melalui “komunikasi dan persuasi” departemen.
Pada malam 14 Februari, hanya lima outlet media non-daratan Tiongkok memiliki wartawan di Hubei.
Untuk “memimpin media luar negeri agar secara obyektif melaporkan informasi wabah,” departemen telah membentuk bagian bahasa internasional. Departeman ini juga menerbitkan 200 potongan-potongan wabah dari saluran resmi dalam tujuh bahasa, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen itu.
Pada tanggal 14 Januari, sekelompok wartawan dari setidaknya empat media Hong Kong dibawa ke kantor polisi yang terletak di dalam sebuah rumah sakit di Wuhan. Itu setelah mereka mencoba mewawancarai pasien, menurut laporan media setempat.
Polisi mencari barang-barang mereka dan meminta mereka menghapus video yang diambil di sekitar rumah sakit. Mereka baru dibebaskan setelah 1 1/2 jam diinterogasi.
Rezim Komunis Tiongkok sudah menjadikan penindasan informasi tentang virus sebagai prioritas utama.
Pada pertemuan 3 Februari 2020, Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok, badan pembuat keputusan utama, menyerukan kepada pihak berwenang untuk “memperkuat internet dan kontrol terhadap media.”
Ini telah diperintahkan ke pihak berwenang setempat menindak orang yang dituding “menyebarkan desas-desus” di internet tentang wabah virus corona.
Media pemerintahan komunis Tiongkok telah memperingatkan orang-orang untuk tidak “menyebarkan informasi palsu” tentang virus korona, jangan sampai mereka melanggar Hukum Pidana Tiongkok.
Sebuah ketentuan dalam undang-undang itu menyatakan, bahwa siapa pun yang ditemukan membuat dan menyebarkan informasi palsu tentang epidemi, bencana, atau kegiatan polisi, dapat dihukum tiga hingga tujuh tahun penjara.
Tentunya informasi palsu di sini sesuai dengan kategori yang didefinisikan oleh rezim komunis Tiongkok.
Pembela Hak Asasi Manusia, Chinese Human Rights yang berpusat di Washington mendokumentasikan sebanyak 254 kasus penangkapan antara tanggal 22 Januari dan 28 Januari, di mana warga Tiongkok dihukum karena dituduh “menyebarkan desas-desus” terkait virus. Bentuk hukuman itu termasuk denda, peringatan lisan, dan pengakuan secara paksa.
Dalam daftar 167 kasus orang yang dihukum karena desas-desus yang diterbitkan oleh situs web China Digital Times yang berbasis di AS, sebagian besar “pelanggaran” tersebut adalah postingan tentang kasus yang dikonfirmasi atau suspek kasus di kota atau lingkungan mereka. Beberapa diantaranya termasuk jumlah angka kematian.
Misalnya, seorang pria di Kota Baoding, Provinsi Hebei, menulis di blognya: “Saya benar-benar percaya pihak berwenang belum mengungkapkan jumlah sebenarnya dari pasien yang terinfeksi. Saya mendengar bahwa di sebuah desa sekitar 12,4 kilometer dari desa kami, jumlah kasus yang dikonfirmasi ada enam pada tanggal 26 Januari. Semuanya dikirim ke rumah sakit untuk dikarantina. Tetapi saya belum melihat laporan resmi yang memasukkan enam kasus ini.”
Pria ini harus menghadapi lima hari penahanan administratif untuk posting tersebut. Penahanan administratif mengacu pada penangkapan dan penahanan seseorang tanpa pengadilan. (asr)
Feng Mingqin, seorang pekerja Walmart di pusat penyebaran wabah virus corona di Wuhan, Tiongkok, mengalami kesulitan bernapas setiap kali dia berpindah tempat.
Hasil CT scan menunjukkan adanya infeksi di kedua paru-parunya. Dokter yang mendiagnosanya dengan COVID-19 pada 5 Februari 2020 lalu berkata kepadanya untuk segera mencari “rawat inap.”
Feng mencoba apa yang terbaik. Selama sembilan hari berturut-turut, dia harus tidur di kursi lorong rumah sakit. Ia harus mengantre setiap hari untuk injeksi dan obat-obatan, sementara kasusnya tergantung putaran labirin lembaga administrasi yang mana akan menentukan apakah dia bisa dirawat di rumah sakit.
Di kota yang sekarang diisolasi, pejabat pengontrol virus memerintahkan semua orang yang membutuhkan rawat inap dilaporkan terlebih dahulu melalui kantor lingkungan perumahan dan kemudian ke kantor subdistrik setempat sebelum pihak berwenang dapat memberikan otorisasi.
Feng Mingqin kini masih menunggu keputusan itu.
“Saya tak mengetahui apakah mereka melakukan pencarian atau tidak, tetapi mereka tak pernah datang ke rumah kami,” kata Luo, yang terinfeksi ketika merawat ayahnya yang sakit kepada The Epoch Times pada tanggal 11 Februari 2020.
Disebabkan hampir semua transportasi tak beroperasi di Wuhan, warga dari semua lapisan masyarakat mulai merelakan kendaraan mereka sendiri untuk membantu mengangkut dokter dan perawat dari dan ke rumah sakit yang berjubel dengan warga.
Grup obrolan bermunculan di media sosial, di mana para profesional medis dapat memberikan layanan berkisar dari saran klinis hingga dukungan emosional.
Warga setempat juga berbagi tips-tips berdasarkan pengalaman pribadi mereka, seperti metode perawatan.
Ada lagi warga lainnya membuat hotline di mana mereka membantu mengumpulkan dan mengatur informasi tentang pasien dan mengirimkannya ke rumah sakit terdekat tanpa biaya untuk mempercepat perawatan mereka.
Seorang sukarelawan hotline, ketika dihubungi melalui telepon, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa mereka dapat mengatur perawatan hingga 60 persen penelepon pada setiap hari. Ada sekitar delapan orang di timnya yang menjalankan hotline itu.
Dari masing-masing terdiri belasan distrik di Wuhan, rata-rata 10 hingga 20 orang menelepon setiap harinya.
“Ada banyak orang yang mencari bantuan,” kata sukarelawan itu.
Banyak pasien juga menggunakan media sosial dengan harapan suaranya didengar.
The Epoch Times mengonfirmasi bahwa sejumlah pasien telah dirawat di rumah sakit melalui hotline sukarelawan itu.
Pekerjaan yang Berat
Bagi sukarelawan, pekerjaan itu mendatangkan tekanan.
Liu Fang, yang menerima lebih dari 100 panggilan hotline selama seminggu, mengatakan kepada media Tiongkok bahwa dia hampir menangis setiap hari ketika ada yang menelepon.
“Orang-orang Wuhan mengalami begitu banyak,” kata Liu. Ia menambahkan bahwa banyak orang yang bekerja di sisinya mengalami tekanan karena stres.
Zhang Jiang, yang secara sukarela membantu pekerjaan masyarakat, mengatakan dia belum pernah melihat Wuhan dalam krisis yang sangat serius seperti itu sebelumnya atau mendengar langkah-langkah pembatasan secara ketat yang diberlakukan saat ini.
Lingkungan di mana ia menjadi sukarelawan adalah rumah bagi 10.000 warga. Akan tetapi hanya memiliki sekitar 10 petugas distrik yang bertugas memeriksa suhu tubuh warga, mengatur penjemputan di rumah sakit, dan mengantarkan obat-obatan atau sayuran kepada yang membutuhkan.
Zhang, mengatakan bahwa dia mendengar tentang pengemudi sukarelawan yang meninggal dunia setelah terinfeksi, ia memutuskan untuk terus melanjutkannya.
“Sebenarnya tidak ada cara lain, seseorang harus melakukan pekerjaan ini,” katanya kepada Tencent News. (asr)
FOTO : Seorang wanita mengenakan topeng saat mengendarai sepeda listrik di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 22 Januari 2020. (Getty Images)
Kepala pemerintahan tertua di dunia, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah Senin (24/2/20200.
Selanjutnya, Raja Malaysia, Abdullah mengumumkan bahwa semua posisi administrasi, termasuk wakil perdana menteri, menteri, wakil menteri dan sekretaris politik juga telah diberhentikan pada hari yang sama.
Kepala Sekretaris Negara Malaysia, Mohd Zuki Ali menyatakan Raja Malaysia telah menerima pengunduran diri Mahathir setelah bertemu dengan politikus sepuh tersebut.
Namun, menurut Zuki, Raja sekaligus menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri sementara sampai pemerintahan baru dibentuk.
Indeks bursa saham Malaysia FTSE (FBM KLCI) pada perdagangan Senin (24/2) tercatat anjlok 2,54% ke level 1.491,54. Hal tersebut sejalan dengan kondisi panas politik di negeri jiran setelah Mahathir Mohamad mengumumkan pengunduran diri sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Mahathir, 94, adalah perdana menteri Malaysia yang paling lama menjabat, pengunduran dirinya berarti koalisi pemerintah negara itu, Pakatan Harapan juga ikut bubar.
Dalam pemilihan umum Malaysia pada Mei 2018, Mahathir memimpin koalisi Pakatan harapan yang terdiri dari Partai Keadilan Rakyat, Partai Aksi Demokratis, Parti Pribumi Bersatu Malaysia dan Parti Amanah Negara, mengalahkan Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 61 tahun.
Mahathir kemudian menjadi perdana menteri, dan dia adalah pemimpin Parti Pribumi Bersatu Malaysia.
Menurut perjanjian Pakatan Harapan, Mahathir akan mengundurkan diri setelah dua tahun menjabat sebagai perdana menteri (Mei 2020), kemudian menyerahkan jabatan itu ke Anwar Ibrahim, pemimpin Partai Keadilan Rakyat. Seperti diketahui, Pakatan Harapan telah sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020.
Namun, rencana penyerahan kekuasaan ini terus dilanda ketidakpastian yang berpuncak pada drama politik yang saat ini sedang berlangsung.
Dalam beberapa hari terakhir, tanda-tanda perselisihan telah muncul di dalam tubuh Pakatan Harapan. Anwar sendiri sudah bersuara mengecam pengkhianatan politik ini.
Melansir laman Reuters, ketidakpastian politik melanda Malaysia setelah muncul kabar Mahathir akan mengumumkan pembentukan koalisi baru. Namun demikian, pembentukan pemerintahan baru itu tidak termasuk Anwar Ibrahim.
Keputusan Mahathir itu diikuti dengan mundurnya 26 anggota dewan Fraksi Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), partai besutan Mahathir, dari koalisi Pakatan Harapan.
Sesaat sebelum pengunduran diri Mahathir pada hari Senin, Anwar dilaporkan berbicara dengan Mahathir di kediaman Perdana Menteri, tetapi ia tidak mengungkapkan kepada publik apa yang dibicarakan oleh keduanya.
Selain itu, 11 anggota dewan dari partai pengusung Anwar Ibrahim, Partai Keadilan Rakyat (PKR) juga ikut keluar dari koalisi dan membentuk blok independen.
Pakatan Harapan terdiri dari empat partai, dengan 119 kursi di Parlemen. Koalisi Pakatan Harapan juga didukung oleh Partai Warisan Sabah yang memiliki 10 kursi, menguasai kursi mayoritas di palemen dari total 222 kursi. Namun dengan keluarnya 26 anggota parlemen Fraksi Partai Pribumi Bersatu Malaysia dan 11 anggota parlemen PKR, maka koalisi PH kini hanya memiliki 102 kursi di parlemen. Ini berarti koalisi tersebut kekurangan 10 kursi untuk bisa menempati mayoritas 112 kursi di parlemen Malaysia.
Selain itu, tidak jelas apakah Mahathir, yang mengajukan pengunduran dirinya, dapat membentuk pemerintahan baru dengan dukungan pihak lain.
Hu Yishan, seorang peneliti senior di Institut Urusan Internasional Singapura, mengatakan kepada CNA-Central News Agency –Taiwan, bahwa situasi politik Malaysia saat ini cukup kacau, dan ada desas-desus di arena politik Malaysia dalam beberapa hari terakhir.
Menurutnya bahwa Pakatan Harapan saat ini sekilas tampak dalam kehancuran, tetapi kuncinya masih terletak pada apakah Anwar dapat menstabilkan situasi dan mendapatkan dukungan dari partai politik lainnya.
Jika tidak ada yang bisa mendapatkan mayoritas kursi di Parlemen dan membentuk pemerintahan baru, maka Malaysia harus segera menyelenggarakan pemilu awal. (jon)
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan sebuah konferensi pers di kantor perdana menteri di Putrajaya, pada 13 Agustus 2018. (Manan Vatsyayana / AFP / Getty Images)
Produsen mobil global adalah yang pertama merasakan dampak krisis Virus Corona COVID-19. Pasalnya, wabah mematikan itu menghentikan produksi di pabrik Tiongkok, sehingga mengguncang rantai pasokan industri global.
Penyakit Virus Corona COVID-19 berasal dari Wuhan, sebuah kota di tengah Provinsi Hubei, yang merupakan pusat pabrik mobil terbesar keempat di Tiongkok, terhitung 9 hingga 10 persen dari total produksi kendaraan.
Provinsi Hubei adalah rumah bagi banyak pabrik yang membuat kendaraan jadi dan suku cadang mobil. Provinsi Hubei juga merupakan pusat penting untuk produksi kendaraan listrik.
“Kami memperkirakan produsen mobil di Tiongkok mengurangi produksinya sekitar 15 persen pada kuartal pertama tahun ini setelah wabah virus corona. Yang lebih penting lagi, rantai pasokan mobil global, yang sangat bergantung pada Tiongkok, juga akan terkena dampak negatif,” kata Vittoria Ferraris, analis kredit S & P, dalam sebuah laporan yang dikutip oleh The Epochtimes.
Vittoria Ferraris memperkirakan bahwa “hingga setengah produksi mobil dan suku cadang di Tiongkok” dapat terpengaruh oleh penutupan pabrik jika krisis virus corona berlarut-larut.
Banyak produsen mobil dan pemasok mobil mengalami perpanjangan waktu penutupan setelah liburan Tahun Baru Imlek.
Meskipun pekan lalu produsen mobil seperti BMW melaporkan bahwa pihaknya telah melanjutkan produksi, “hampir tidak pabrik yang beroperasi normal,” menurut Michael Dunne, kepala perusahaan konsultan otomotif Asia ZoZo Go.
“Diperkirakan 32 persen pabrik mobil dan suku cadang mulai kembali produksi,” tulis Michael Dunne di sebuah blog.
Industri mobil dihentikan oleh parahnya wabah virus corona. Diberlakukannya karantina di Wuhan dan kota-kota sekitarnya, dikombinasikan dengan penutupan pabrik mobil, sudah mulai berdampak pada penjualan dan produksi mobil.
Total penjualan untuk General Motors di Tiongkok pada bulan Januari 2020, merosot 40
persen, menurut Automotive News, sebuah surat kabar industri otomotif yang berbasis di Detroit.
Sementara itu, pengiriman kendaraan ringan baru di seluruh Tiongkok turun 20 persen pada bulan Januari akibat wabah COVID-19; penurunan penjualan lebih parah pada bulan Februari.
“Melalui dua minggu pertama bulan Februari, penjualan mobil baru hanya 5 persen tingkat yang dicapai selama periode yang sama pada tahun 2019,” tulis Michael Dunne.
Selain itu, survei Asosiasi Dealer Otomotif Tiongkok terhadap 4.022 dealer menunjukkan bahwa hanya 9 persen dari dealer di seluruh Tiongkok terbuka untuk bisnis seperti ditulus oleh Michael Dunne.
Di antara para pembuat mobil global, Volkswagen yang paling terpapar dengan pasar Tiongkok. Tiongkok menyumbang hampir 40 persen dari penjualan kendaraan Volkswagen global.
Produseb mobil Jerman, termasuk BMW dan Mercedes, juga meningkatkan pangsa pasarnya di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, wabah COVID-19 menghadirkan kemunduran untuk industri mobil Jerman, yang amat sangat tergantung pada penjualan mobil di Tiongkok.
Gangguan Rantai Pasokan
Dengan banyaknya pabrik Tiongkok yang tidak beroperasi, para pembuat mobil global berusaha keras merebut sumber suku cadang mobil di tengah meningkatnya gangguan pasokan, yang menyebabkan efek riak di luar perbatasan Tiongkok.
Hyundai Motor Co dan Kia Motors Korea Selatan menghentikan produksinya di
beberapa pabrik di Korea karena kekurangan komponen. General Motors juga sementara menghentikan produksinya di pabrik perakitan di Korea Selatan.
Fiat Chrysler Automobiles NV juga mengatakan menghentikan sementara produksi di pabriknya di Serbia karena masalah pasokan.
Perkiraan industri menunjukkan bahwa sekitar 30.000 suku cadang diperlukan untuk membangun sebuah mobil.
Sedangkan Tiongkok adalah salah satu pemasok suku cadang terbesar di dunia. Tiongkok mengekspor suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor senilai 34,8 miliar dolar AS pada tahun 2018, menurut basis data Comtrade PBB. Adapun industri mobil Amerika Serikat yang paling bergantung pada Tiongkok, terhitung 34 persen ekspor suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor Tiongkok ke Amerika Serikat.
Sementara beberapa pabrik secara bertahap beroperasi kembali di seluruh Tiongkok, pabrik di Wuhan dan di sekitar Wuhan tetap ditutup untuk sementara waktu.
Wuhan menjadi tuan rumah Dongfeng Motor Group, salah satu grup mobil terbesar di Tiongkok yang memiliki 176.000 karyawan. Produsen mobil milik BUMN Tiongkok itu memiliki kemitraan dengan pabrik mobil Jepang dan Eropa, mencakup Honda, Nissan, Renault, dan Peugeot-Citroen.
Merek mobil asing hanya diperbolehkan memproduksi mobil di dalam negeri Tiongkok melalui usaha patungan dengan mitra setempat seperti Dongfeng MotorGroup.
General Motors dan perusahaan patungannya juga memiliki sebuah pabrik mobil di Wuhan, memproduksi empat model yang berkontribusi sekitar 19 persen dari total produksi General Motors di Tiongkok. (Vv/asr)
FOTO : Karyawan bekerja pada jalur produksi pendingin udara mobil di sebuah pabrik di Yantai di Provinsi Shandong bagian timur China pada 15 Mei 2019. (STR / AFP via Getty Images)
Sebuah keluarga di San Diego, AS, telah mengkloning anjing mereka yang mati, yang telah menyelamatkanya saat mereka sedang hamil, sehingga anak yang dia selamatkan dapat bertemu dengannya.
Marley Labrador retriever bukan hanya sangat imut, tetapi juga sangat berani.
(Foto: ABS News 10)
Diadopsi oleh pemiliknya David dan Alicia Tschirhart ketika dia masih kecil, Marley mengembangkan ikatan yang sangat kuat dengan pasangan itu selama 12 tahun dia hidup.
(Foto: ABS News 10)
Ketika Marley menjelang ajal pada tahun 2014, dia telah menyelamatkan Alicia yang saat itu sedang hamil dari situasi yang bisa menjadi ‘bencana’ bagi Alicia dan bayinya yang belum lahir.
Saat mereka membawa Marley berjalan-jalan, pasangan itu menyadari cara kepahlawanan Marley ketika Labrador retriever menyelamatkan Alicia dari gigitan ular.
Berbicara kepada PEOPLE, David, dari San Diego, mengenang saat Marley menyelamatkan Alicia.
“Saya membawa Marley. Tiba-tiba Marley melesat keluar di hadapanku dan mulai mencakar tanah tempat Alicia mengulurkan tangannya,” Kata David.
Terkejut akan apa yang dicakar Marley, Alicia dan David melihat ke bawah untuk menemukan ular berbisa beberapa sentimeter dari tempat Alicia mengulurkan tangannya untuk mengambil tongkat untuk Marley.
(Foto: ABS News 10)
“Kami kaget. Kami berdua tidak melihat ular itu pada awalnya. Kami berada di sebuah bukit, tanpa ada orang di sekitar, jauh dari rumah, dan Alicia hamil – itu bisa menjadi bencana,” David menambahkan.
Berkat tindakan heroik Marley, Alicia kemudian melahirkan bayi perempuan yang sehat bernama Madeleine, yang sekarang berusia lima tahun.
Sedihnya, tidak lama setelah Madeleine lahir, Marley didiagnosis mengidap kanker dan mati, artinya gadis muda itu tidak pernah bertemu dengan anjing yang telah menyelamatkan hidupnya.
Dengan mengingat hal ini, David dan Alicia memutuskan agar sel-sel Marley diawetkan oleh pelestarian genetik dan perusahaan kloning Viagen Pets, sehingga mereka kemudian dapat mengkloning teman berkaki empat yang mereka cintai.
Setelah menyambut seorang putri kedua, Colette, yang kini berusia tiga tahun, David dan Alicia merasa ini adalah waktu yang tepat untuk membawa seekor anjing itu kembali ke kehidupan mereka.
(Foto: ABC News 10)
Klonongan Marley, Ziggy, bergabung dengan keluarga Tschirhart pada Desember 2019, dan dia sudah mengingatkan keluarga itu dari almarhum rekan mereka.
David berkata:
“Mampu mengembalikan kehadiran Marley kepada anak-anak yang dia selamatkan sangat istimewa bagi kami, dan saya tahu anak-anak sangat gembira dengan semua itu. Kami telah menceritakan kepada mereka kisah-kisah tentang apa yang terjadi dengan Marley sebelumnya.
“Saya ingin melihat kegembiraan yang mereka rasakan, itu adalah sesuatu yang tidak mereka alami dengan Marley.”(yn)
Kementerian Kesehatan Iran pada hari Minggu 23 Februari 2020 melaporkan adanya peningkatan jumlah kematian akibat virus corona menjadi 8 kasus. Itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus di Iran, di Italia dan Korea Selatan, dapat menandakan tahap baru yang serius dalam penyebaran virus corona COVID-19 di seluruh dunia.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour kepada TV pemerintah Iran yang dilaporkan ada 43 kasus penyakit virus corona COVID-19 yang dipastikan di Iran. Wabah Virus Corona COVID-19 di Iran sebagian besar berpusat di kota Qom. Akan tetapi menyebar cepat selama beberapa hari terakhir pada orang-orang di empat kota lain, termasuk Teheran, ibukota Iran.
Di seluruh Iran di 10 provinsi, pihak berwenang setidaknya sudah menutup sekolah dua hari sejak hari Minggu, serta Universitas Teheran menangguhkan kelas kuliah dan menutup asrama selama beberapa hari.
Mereka yang tinggal di asrama mahasiswa diminta untuk kembali ke kota asalnya dan melanjutkan kelas kuliah melalui internet di mana saja yang memungkinkan.
Iran melaporkan kasus pertama virus corona pada hari Rabu 19 Februari lalu, mengumumkan pada hari yang sama bahwa ada dua orang meninggal dunia akibat virus corona di Qom.
Kianoush Jahanpour mengatakan bahwa 15 kasus yang baru dipastikan mencakup tujuh kasus di Qom, empat kasus di Teheran, dua kasus di utara Provinsi Gilan, satu kasus di tengah Provinsi Markazi, dan satu kasus dari kota Tonekabon di utara Provinsi Mazandaran, yang meninggal akibat terinfeksi Virus Corona COVID-19.
Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki mengatakan kepada TV pemerintah Iran bahwa para pejabat Iran hampir yakin Virus Corona COVID-19 tersebut berasal dari Tiongkok ke Qom. Ia juga mengatakan bahwa di antara mereka yang meninggal akibat terinfeksi Virus Corona COVID-19 adalah seorang pebisnis yang secara teratur bolak-balik antara Iran dan Tiongkok. Ia menggunakan penerbangan tidak langsung dalam beberapa minggu terakhir, setelah Iran menghentikan penerbangan penumpang langsung ke Tiongkok.
Saeed Namaki tidak mengatakan kapan pebisnis itu kembali dari Tiongkok ke Iran atau pun langkah-langkah yang diambil petugas kesehatan, untuk karantina dan memeriksa orang-orang yang kontak dengan pedagang tersebut.
Namun demikian, Saeed Namaki membela penanganan wabah oleh pemerintah Iran, mengatakan bahwa hal itu adalah “transparan.”
Ia mengatakan pemerintah Iran akan menyediakan masker wajah dan pembersih untuk rakyat Iran, di tengah kekhawatiran bahwa persediaan masker wajah dan pembersih hampir habis di apotek ibukota Iran.
Selain itu, Iran juga memproduksi kit untuk menegakkan diagnosis infeksi Virus Corona COVID-19.
Saeed Namaki mendesak orang-orang untuk tidak mengunjungi Qom, yang merupakan tujuan utama peziarah Syiah dari dalam Iran dan luar negeri.
“Kami jelas-jelas tidak menganjurkan bepergian ke Qom dan ziarah di kota lainnya,” kata Saeed Namaki.
Pemerintah Iran menutup sekolah dan seminari keagamaan di Qom, tempat Virus Corona COVID-19 pertama kali membunuh dua pasien Virus Corona COVID-19 lanjut usia minggu lalu.
Sekolah dan beberapa universitas di Teheran dan enam kota lainnya juga ditutup selama dua hari sejak hari Minggu. Pertandingan sepak bola dan pertunjukan di bioskop sejauh ini ditangguhkan. Sedangkan pihak berwenang mulai membersihkan metro di Teheran, yang digunakan sekitar 3 juta orang. Bahkan, membersihkan mobil angkutan umum di Teheran yang digunakan sehari-hari.
Iran juga telah mendirikan 36 stasiun penapisan di berbagai pelabuhan masuk ke Iran untuk memeriksa kemungkinan adanya wisatawan yang terinfeksi.
Irak dan Pakistan, yang berbatasan dengan Iran, telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk membatasi penyebaran Virus Corona COVID-19 dari wisatawan Iran.
Pejabat di Provinsi Baluchistan, Pakistan, yang memiliki perbatasan panjang dengan Iran, menyatakan keadaan darurat karena pihaknya berusaha menghentikan penyebaranVirus Corona COVID-19. Mereka menangguhkan hampir semua lalu lintas melintasi Taftan, perbatasan dengan Iran.
Wisatawan yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 dari Iran sudah ditemukan di Libanon dan Kanada.
Kasus pertama Virus Corona COVID-19 di Lebanon ditemukan pada penerbangan dari kota Qom, Iran minggu ini.
Arab Saudi memerintahkan siapa pun yang bepergian dari Iran untuk menunggu setidaknya 14 hari, sebelum memasuki wilayah Kerajaan Arab Saudi. Pasalnya, Arab Saudi berupaya mencegah penyebaran CVirus Corona COVID-19 di kota Mekah dan Madinah. Arab Saudi juga melarang penduduk dan warganegara Arab Saudi bepergian ke Iran dan Tiongkok. (Vivi/asr)
Amerika Serikat memperingatkan para wisatawan adanya penyebaran virus corona yang nyata di masyarakat di lima negara di luar Tiongkok, serta pulau Taiwan.
The Centers for Disease Control and Prevention -CDC- atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menganjurkan warganegaranya tidak bepergian ke Tiongkok serta mengeluarkan advise traveling kepada para wisatawan atas penyebaran virus Corona yang nyata di Jepang, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, dan Taiwan.
“Penyebaran di masyarakat berarti orang-orang telah terinfeksi Virus Corona, termasuk beberapa orang yang tidak yakin bagaimana atau di mana mereka terinfeksi. Saat ini, perluasan penyebaran virus corona yang tidak berkelanjutan atau cukup luas untuk memenuhi kriteria travel notice,” demikian pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat di situs webnya.
Ada peringatan tingkat 1 untuk Jepang dan Hong Kong karena jumlah kasus virus corona semakin banyak di Jepang dan Hong Kong. Beberapa contoh penyebaran di masyarakat telah dilaporkan di Jepang maupun Hong Kong, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Jika wisatawan pergi ke sana, mereka harus mengambil langkah-langkah termasuk menghindari kontak dengan orang sakit dan tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci.
Para ahli mengatakan salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah mencuci tangan dengan sabun atau air setidaknya selama 20 detik atau menggunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol.
Sebagian besar kasus di Jepang adalah di antara penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang merapat di Yokohama. Amerika Serikat mengevakuasi lebih dari 300 penumpang Amerika Serikat beberapa hari yang lalu, mengkarantina mereka di pangkalan militer di California dan Texas. Negara lain mengikuti atau membuat berencana untuk mengevakuasi warganegaranya, termasuk Australia dan Kanada.
Dua penumpang kapal pesiar Diamond Princess berwarganegara Jepang yang berusia lanjut meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh jenis virus corona baru. Sebagaimana dikatakan oleh pihak berwenang Jepang pada hari Rabu 19 Februari 2020.
Pria berusia 87 tahun itu adalah berwarganegara Jepang yang meninggal dunia memang menderita asma sebelumnya, sedangkan wanita berusia 84 tahun berwarganegara Jepang yang meninggal itu tidak memiliki kondisi kesehatan yang buruk sebelumnya, sebagaimana dikatakan oleh para pihak berwenang Jepang.
Ratusan penumpang kapal pesiar Diamond Princess dipulangkan minggu ini setelah hasil uji Coronavirus adalah negatif di Jepang, di mana setidaknya 73 orang yang bukan penumpang kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan positif menderita COVID-19.
Tempat-tempat lain yang disoroti Amerika Serikat memiliki penyebaran di masyarakat melaporkan setidaknya 16 kasus di wilayah masing-masing. Singapura memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di luar Tiongkok yaitu 81 kasus per 19 Februari, urutan terbanyak pertama adalah Jepang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Korea Selatan pada hari Kamis melaporkan kasus kematian pertama akibat pneumonia yang disebabkan oleh virus corona. Tiga belas pasien lain dinyatakan positif terinfeksi virus corona di rumah sakit tempat pasien pria yang meninggal tersebut dirawat inap. Korea Selatan juga melaporkan 53 kasus baru yang dipastikan, banyak terdapat di Daegu, sebuah kota sekitar Seoul. Sekitar belasan lebih pasien dikaitkan dengan seorang wanita yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah menghadiri kebaktian di gereja baru-baru ini.
SK Hynix, pembuat chip di Korea Selatan, mengatakan 800 pekerja mengkarantina dirinya sendiri sebagai tindakan pencegahan setelah seorang peserta latihan melakukan kontak dengan seorang pasien yang diketahui menderita virus corona.
Beberapa pembaruan telah muncul dari Vietnam sejak minggu lalu, saat para pejabat mengatakan pihaknya mengkarantina lebih dari 10.000 orang. Vietnam memiliki 16 kasus yang dipastikan. Thailand, yang memiliki 35 kasus yang dipastikan, juga melaporkan tidak ada kasus baru di Thailand dalam beberapa hari.
Taiwan melaporkan kasus kematian pertama akibat virus corona pada hari Minggu dan setidaknya memiliki 20 kasus COVID-19 yang diketahui. Presiden Tsai Ing-wen tersinggung atas klaim Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat bahwa penyebaran virus corona di masyarakat terjadi di Taiwan. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa Taiwan tidak memenuhi standar yang ditetapkan untuk adanya penyebaran virus corona di tengah masyarakat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan, Kementerian Luar Negeri Taiwan telah meminta Amerika Serikat untuk memperbaiki status Taiwan. Seperti yang dilaporkan oleh Taipei Times. Presiden Tsai Ing-wen meminta anggota masyarakat untuk tidak panik dan menekankan pejabat untuk bekerja guna mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut. (Vv/asr)
Jumlah kasus virus corona COVID-19 di Italia dilaporkan meningkat tajam di mana puluhan kasus baru yang dipastikan dilaporkan di Lombardy, wilayah utara Italia, yang meliputi ibukota keuangan Italia, yaitu Milan.
Seperti dikutip oleh The Epochtimes dari Associated Press yang dilaporkan pada 23 Februari 2020, keputusan untuk membatalkan Karnaval Venesia diumumkan oleh Gubernur regional Veneto Luca Zaia ketika jumlah kasus virus yang dikonfirmasi melonjak menjadi 152 kasus. Jumlah itu adalah yang terbesar di luar Asia.
Sedangkan Gubernur Lombardy, Attilio Fontana mengumumkan bahwa ada 110 kasus virus corona yang dikonfirmasi di wilayahnya. Sebagian besar kasus muncul di kota-kota kecil, meskipun setidaknya ada satu kasus Coronavirus di Milan.
Hampir semua kasus virus corona di Italia terkonsentrasi di utara Italia, di mana ada kota yang dikarantina — artinya orang-orang tidak diizinkan keluar masuk perbatasan.
Setelah Lombardy, wilayah yang paling terpukul berikutnya adalah Veneto, di timur laut Italia, setidaknya ada 17 kasus.
Warga Italia menghargai rutinitas hari Minggu — mulai dari sepak bola hingga ke gereja — terpukul oleh penyebaran virus corona, hampir seluruhnya di wilayah utara Italia.Termasuk pembatalan pertandingan sepak bola Seri A.
Sementara itu, Penghalang jalan dipasang setidaknya beberapa dari 10 kota di Lombardy di pusat penyebaran, termasuk di Casalpusterlengo, untuk mencegah orang-orang pergi atau tiba. Bahkan kereta yang transit di area itu tidak diperbolehkan berhenti. Adapun Bus, kereta api, dan transportasi umum lainnya — termasuk perahu di Venesia dilakukan didesinfeksi. Sebagaimana dikatakan Gubernur regional Veneto Luca Zaia.
Museum-museum juga diperintahkan untuk ditutup setelah hari Minggu 23 Februari di Venesia. Pihak berwenang mengatakan tiga orang di Venesia telah dites positif untuk penyakit virus yang dikenal sebagai COVID-19, semuanya berusia akhir 80-an dan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Wilayah utara lainnya dengan jumlah kasus yang lebih kecil adalah Emilia-Romagna dan Piedmont.
Dua kasus pertama Italia adalah pasangan turis Tiongkok, yang didiagnosis pada awal bulan ini dan dilaporkan pulih di rumah sakit Roma.
Kasus Kematian pada hari Minggu 23 Februari 2020 dari pasien wanita lanjut usia, yang sudah menderita kanker ketika dia tertular virus itu. Kasus itu meningkatkan jumlah kematian menjadi tiga orang di Italia. Laporan itu sebagaimana diungkapkan oleh pejabat daerah Lombardy Giulio Gallera.
Pihak berwenang mengungkapkan rasa frustrasinya, pasalnya mereka belum dapat melacak sumber virus yang menyebar di wilayah utara. Kasus itu muncul pada minggu lalu ketika seorang pria Italia berusia a 30-an di Codogno sakit dalam kondisi kritis.
“Pejabat kesehatan belum dapat menentukan ‘pasien Zero,”’ kata Angelo Borrelli, kepala badan Perlindungan Sipil nasional Italia kepada wartawan di Roma.
Pada awalnya, secara luas dianggap bahwa pria itu terinfeksi oleh seorang teman Italia saat ia makan bersama dan yang baru saja kembali dari pekerjaannya di Shanghai.
Akan tetapi ketika teman tersebut dites negatif, perhatian virus beralih ke beberapa warga daratan Tiongkok yang sering mengunjungi warnet yang sama dengan pria yang terkena virus itu. Akan tetapi Gubernur Lombardy, Attilio Fontana mengatakan kepada wartawan bahwa mereka semua dinyatakan negatif.
Oleh karena itu, Angelo Borrelli mengindikasikan strateginya adalah berkonsentrasi pada penutupan dan pembatasan lain untuk mencoba membendung penyebaran virus corona itu di Italia. Negara itu sudah mengambil langkah-langkah awal atas virus corona dengan melarang penerbangan langsung dari Tiongkok, Hong Kong, Taiwan dan Makau.
Italia juga melakukan pengujian suhu tubuh terhadap jutaan penumpang bandara yang datang dari tempat lain.
“Kekhawatiran itu bisa dimengerti, panik, jangan,” kata Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte kepada pembawa acara talk show televisi pemerintah, yang memberitahukan kepadanya bahwa empat botol gel tangan desinfektan, yang biasanya dijual seharga beberapa euro, kini dijual seharga 200 euro.
Adapun untuk media setempat, wawancara dilakukan melalui telepon, sedangkan acara di sebuah studio tanpa penonton, setelah pihak berwenang meminta agar tidak ada publik yang diizinkan masuk karena masalah kesehatan.
Akan tetapi restoran di Milan dan kota-kota Lombardy lainnya di luar area kluster utama masih dapat beroperasi. Dikarenakan tidak seperti di tempat konser dan tempat hiburan lainnya. Akan tetapi di restoran-restoran “orang-orang tak berkumpul di satu tempat dan ada ruang di antara meja.”
Larangan di kota Lombardy pada acara-acara publik juga diberlakukan terhadap kegiatan Misa di negara yang mayoritas penduduknya Katolik Roma. Venesia juga melarang Misa umum, sementara di Milan, katedral Gothic yang ikonik tertutup bagi pengunjung.
Sebelumnya, para uskup di beberapa keuskupan di utara Italia mengeluarkan arahan agar wadah air suci dikosongkan, bahwa hosti komuni diletakkan di tangan umat dan tidak langsung dimasukkan ke mulut umat oleh para Imam saat merayakan Misa. Kepada umat diminta menahan diri untuk tidak berjabat tangan atau saling mencium saat melaksanakan simbol ritual Salam Damai.
Secara kebetulan, pejabat Vatikan yang bertanggung jawab atas kantor yang menangani mengerahkan Iman berasal dari salah satu kota yang paling terpukul, Codogno. Uskup Agung Rino Fisichella, yang saudara kandungnya tinggal di kota Codogno, menolak untuk mendramatisir tindakan tersebut.
“Sudah jelas bahwa kita perlu berhati-hati untuk menghindari penyebaran virus corona di kalangan umat,” katanya.
Dalam laporan Associated Press, di Austria, pejabat keamanan Franz Lang mengatakan negara itu mempertimbangkan untuk mengaktifkan kontrol perbatasannya dengan Italia. Kedua negara adalah bagian dari zona bebas visa dan paspor Uni Eropa, tetapi dalam keadaan tertentu masing-masing negara dapat mengaktifkan kembali kontrol perbatasan.
Pejabat keamaman itu mengatakan, situasinya akan dibahas dalam pertemuan pejabat setempat. Di Swiss, yang sama dengan Austria berbatasan dengan Italia, ada seruan untuk tetap tenang.
“Berita dari Italia mengkhawatirkan, tetapi terlalu dini untuk berpikir bahwa gelombang sedang bergulir,” kata Daniel Koch, kepala departemen untuk penyakit menular di kantor kesehatan, kepada media publik setempat SRF.
Sedangkan, Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan pihaknya telah memulai konferensi telepon untuk semua otoritas kesehatan masyarakat Uni Eropa tentang wabah di Italia utara.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan, pihak berwenang sedang bersiap-siap untuk kemungkinan wabah virus baru di Prancis. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Minggu 23 Februari di surat kabar Prancis Le Parisien, dia mengatakan memantau dengan cermat situasi “sangat serius” termasuk di negara tetangga Italia.
Awal bulan ini, Prancis melaporkan kematian pertama di luar Asia dari seseorang yang terinfeksi virus yakni seorang turis dari Tiongkok berusia 80 tahun. (asr)
Sebuah penelitian terbaru memperkirakan bahwa dua pertiga kasus virus corona COVID-19 yang diekspor dari daratan Tiongkok tetap tidak terdeteksi di seluruh dunia.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, virus corona telah menyebar ke 29 wilayah dan negara di luar Tiongkok Daratan, di mana telah dipastikan total terjadi lebih dari 1.000 kasus.
Namun, sebuah penelitian tanggal 21 Februari 2020 oleh para peneliti di Institute for Disease and Emergency Analytics (J-IDEA) Imperial College London, yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia di bidang pemodelan infeksi penyakit, menganalisis data yang mengambang dari kota Wuhan, pusat penyebaran virus corona di Provinsi Hubei.
Penelitian menemukan bahwa “beberapa negara secara bermakna mendeteksi lebih sedikit kasus virus corona dari yang seharusnya berdasarkan jumah penumpang pesawat yang datang dari Wuhan.”
Para peneliti menemukan bahwa negara-negara seperti Singapura, Finlandia, Nepal, Belgia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Kanada, lebih efektif dalam upaya deteksi virus corona. Setelah memperhitungkan lalu lintas udara negara-negara ini dari Tiongkok, tampaknya negara-negara ini mendeteksi relatif lebih banyak kasus virus corona yang dibawa oleh orang-orang dari daratan Tiongkok.
Menggunakan Singapura sebagai patokan, para peneliti memperkirakan ada kemungkinan 426 kasus virus corona diekspor dari Tiongkok Daratan — yang bertentangan dengan kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia setempat — membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa “dua pertiga kasus COVID-19 di seluruh dunia yang diekspor dari Tiongkok Daratan, luput dari program pengawasan,” kata Christl Donnelly, penulis penelitian bersama dalam siaran persnya.
Secara global, saat ini total kasus virus corona yang diekspor dari Daratan Tiongkok yang dipastikan adalah 156 kasus.
Penelitian menyimpulkan, hal ini berpotensi mengabaikan sumber penularan dari manusia ke manusia di seluruh dunia yang tidak terdeteksi.
“Kami mulai melihat lebih banyak kasus yang dilaporkan dari negara dan wilayah di luar Tiongkok Daratan tanpa ada riwayat perjalanan ke kota Wuhan. Analisis kami…menunjukkan pentingnya engawasan dan deteksi kasus jika negara-negara ingin berhasil mengendalikan wabah Coronavirus,” kata Natsuko Imai, penulis penelitian bersama itu.
Pihak berwenang Komunis Tiongkok mengkarantina Wuhan pada tanggal 23 Januari, saat banyak para ahli mengatakan sudah terlambat untuk membendung penyebaran virus corona. Sebelum tanggal 23 Januari, 5 juta penduduk Wuhan meninggalkan Wuhan, berpotensi sebagai pembawa virus corona ke kota-kota lain dan di seluruh dunia.
Sejak itu, puluhan negara memberlakukan pembatasan perjalanan dan langkah-langkah untuk menyaring penyakit tersebut di antara penumpang yang tiba dari daratan Tiongkok.
Amerika Serikat melarang warganegara asing memasuki wilayah Amerika Serikat yang dalam 14 hari terakhir telah mengunjungi Tiongkok. Tindakan penapisan dan karantina berlaku untuk warganegara dan penduduk Amerika Serikat, beserta anggota keluarganya yang berada di Tiongkok dalam 14 hari.
Di luar Tiongkok, Korea Selatan memiliki kasus infeksi virus corona yang dipastikan terbanyak. Baru-baru ini, Korea Selatan melaporkan 161 kasus dari virus corona baru yang menyebar dengan cepat di wilayah sekitar kota Daegu di barat daya, sehingga jumlah total kasusnya menjadi 763 kasus.
Pejabat Korea Selatan pada Senin 24 Februari 2020 juga mengonfirmasi dua kematian lebih lanjut dari pasien virus, sehingga jumlah kematiannya menjadi tujuh orang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, mengatakan pada Minggu 23 Januari, bahwa ia menempatkan negaranya dalam siaga tertinggi untuk penyakit menular. Presiden Korsel juga memerintahkan para pejabat untuk mengambil langkah “belum pernah terjadi sebelumnya, yang kuat” untuk membendung penyebaran wabah.
Sedangkan, di Amerika Serikat, 34 pasien diuji positif terinfeksi virus corona COVID-19. (Vivi/asr)
Video dua penumpang yang mengambil langkah ekstrem untuk menghindari infeksi COVID-19 telah membuat media sosial terguncang.
Penumpang yang naik pesawat di Australia dengan membungkus dirinya dengan plastik hanya menggambarkan betapa takutnya orang-orang dengan virus yang mematikan ini.
Penumpang yang ketakutan juga menggunakan kerudung dan lengan baju bersama dengan masker wajah yang telah membuat banyak orang di media sosial terbelah.
Seorang pengguna Twitter Alyssa berbagi video di Twitter dengan judul: “Saat ini di belakang saya di pesawat. Ketika Anda sangat takut pada #coronavirus # COVID2019.”
Dalam video yang sama, penumpang perempuan itu tampak tertidur, mengenakan pakaian plastik merah muda dan masker wajah dan rekan prianya memakai plastik putih jernih, bersama dengan sarung tangan dan masker wajah juga.
Kondisi mereka meskipun menyedihkan telah memicu reaksi yang lucu.
Seorang pengguna menulis : “Lebih baik aman daripada menyesal … diberi pilihan, saya tidak ingin mati lemas ….”
Yang lain menulis : “Dia masih menghirup udara yang sama dengan orang lain di pesawat.”
Sebuah tulisan berbunyi: “Sayangnya, kemudian virus menempel pada plastik, ketika Anda melepasnya, Anda akan bersentuhan. Hanya berpikir itulah yang akan terjadi.”
Australia sendiri telah mengkonfirmasi 15 kasus virus, semuanya dengan ‘hubungan langsung atau tidak langsung’ ke Kota Wuhan di pusat wabah.(yn)
Seorang ‘astronot’ amatir Amerika yang mengatakan dia ingin membuktikan bahwa Bumi itu datar telah tewas dalam kecelakaan roket buatannya di California, kata Science Channel, yang merekam peluncuran itu.
“Michael ‘Mad’ Mike Hughes tewas secara tragis hari ini dalam upaya meluncurkan roket buatannya,” kata saluran itu, yang merupakan bagian dari Discovery Channel, di Twitter.
Seorang stuntman yang berprofesi sebagai pemeran pengganti, Hughes, 64 tahun, pada hari Sabtu meluncurkan dengan roket bertenaga uap yang ia buat di halaman belakang rumahnya di Barstow, California. Beberapa merek mensponsori proyek tersebut.
Tujuannya, katanya kepada pers setempat, adalah untuk naik lebih dari 1.500 meter untuk membuktikan bahwa Bumi tidak bulat tetapi berbentuk seperti Frisbee – datar.
Juru bicaranya, Darren Shuster, mengatakan kepada Los Angeles Times, bahwa klaim Bumi yang datar hanyalah untuk menghidupkan publisitas untuk peluncuran.
“Kurasa dia tidak percaya,” kata Shuster. “Dia memang memiliki beberapa teori konspirasi pemerintah. Tapi jangan bingung dengan masalah Bumi yang datar itu. Itu adalah aksi PR yang kita impikan.”
Gambar-gambar peluncuran, dilakukan di gurun di depan kerumunan saksi yang ketakutan, beredar di media sosial hari Minggu.
Sebuah parasut dapat terlihat terlepas dari momen roket setelah peluncuran, ketika pesawat ruang angkasa itu melengkung ke bawah dan jatuh beberapa ratus meter dari lokasi peluncuran di dekat Barstow, 180 kilometer timur laut Los Angeles.
“Itu menjadi impiannya untuk melakukan peluncuran ini dan Science Channel ada di sana untuk mencatat perjalanannya,” kata saluran itu, yang merekam peluncuran untuk seri baru yang disebut “Homemade Astronauts.”
Mengenakan setelan ruang angkasa merah-hitam dan berpose di depan roket, Hughes telah mengumumkan rencana untuk peluncuran di Discovery Channel.
Menjelaskan mengapa dia melakukannya, dia berkata, :”Hanya untuk meyakinkan orang bahwa mereka dapat melakukan hal-hal luar biasa dengan hidup mereka … Mungkin itu akan menginspirasi orang lain.”(yn)
Mungkin tidak ada gambar lain dalam sejarah fotografi dunia yang begitu sempurna menangkap perasaan kesal pada usia yang begitu sangat muda.
Diabadikan oleh fotografer Rodrigo Kunstmann di sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro, Brasil, gambar mungil Isabela Pereira de Jesus yang kecil telah menyebar luas di seluruh dunia. Sebuah legenda bahkan sebelum dia mengucapkan sepatah kata pun.
Sangat bisa diterima, wajah Isabela yang sangat tidak terkesan memiliki kemiripan yang luar biasa dengan wajah orang-orang yang baru bangun dan menyadari bahwa itu sebenarnya Senin, bukan Sabtu.
(Foto: Rodrigo Kunstmann)
Orang tidak bisa menahan geli setelah Rodrigo membagikan foto-foto Isabela di Facebook. Meskipun baru saja dilahirkan dari rahim ibunya, Isabela tampaknya sudah agak muak dengan dunia; tampak memelototi dengan rasa tidak senang di sekelilingnya.
Berbicara dengan media lokal, Rodrigo mengatakan: “Dia membuka matanya lebar-lebar dan tidak menangis, dia membuat wajah ‘kesal’, ibunya mencium dan hanya setelah mereka memotong tali pusar dia mulai menangis.
“Ketika saya mempostingnya, saya pikir itu akan berpotensi menjadi meme, tetapi itu selalu masalah keberuntungan.”
(Foto: Rodrigo Kunstmann)
Ibu yang bangga Daiane de Jesus Barbosa, dari Mesquita, Rio de Janeiro, tidak mencatat reaksi putrinya yang tidak puas pada saat itu, dengan kerutan kecilnya dilaporkan hanya bertahan dalam hitungan detik. Namun, terima kasih kepada Rodrigo, kenangan akan saat-saat pertama itu telah tersimpan selamanya.
Berbicara dengan outlet berita yang berbasis di Rio de Janeiro, G1, Daiane mengatakan: “Bayi saya lahir dengan keberanian. Itu sudah sebuah meme. Dia selalu mengerutkan dahinya saat mengganti popok dan menyusui. Isabela seharusnya dilahirkan pada tanggal 20, tetapi dia memilih hari yang sudah menunjukkan kepribadiannya.”
Daiane dan pasangannya Renato Pereira da Rocha menemukan dia hamil setelah lima minggu, dan mengetahui Daiane memiliki hematoma subchorionic, yaitu ketika darah terakumulasi antara plasenta dan uterus.
Pada tahap ini, Daiane terpaksa mengambil cuti dua minggu dan diperingatkan bahwa ia mungkin akan keguguran. Untungnya, kehamilannya berakhir dengan ‘selamat’.
(Foto: Rodrigo Kunstmann)
Untungnya, Isabela tampaknya sudah senang di dunia barunya. Dia dilaporkan tidak lagi membuat wajahnya yang ikonik ‘kesal’, meskipun dia memiliki kecenderungan untuk mengerutkan dahinya ketika dia lapar atau ketika dia ingin popoknya diganti.
Selamat untuk Daine dan Renato atas kedatangan gadis kecilnya yang cantik!(yn)
Ada orang yang suka bersenang-senang membuat lelucon dan trik yang tidak selalu disukai oleh mereka yang menjadi korbannya. Demikianlah kasus seorang pria di Amerika Serikat, yang menemukan cara luar biasa untuk menghibur dirinya sendiri dengan mengorbankan kesedihan banyak orang.
Pablo Rochat adalah seorang direktur seni yang tinggal di San Francisco, dan suka membuat lelucon setiap saat, dan teman-temannya sudah mengenalnya.
Salah satu yang terlintas dalam pikiran saat itu adalah berkaitan dengan headphone nirkabel Apple yang terkenal dan mahal, AirPods.
Walaupun memang benar bahwa AirPod sangat praktis dan berguna karena mereka tidak memiliki kabel atau koneksi, mereka juga mudah hilang karena mereka dapat dengan mudah keluar dari telinga atau kantong pemiliknya, dan entah di mana.
Rochat ingin bersenang-senang dengan itu, dan memutuskan untuk merancang beberapa stiker dengan bentuk dan ukuran AirPods yang sebenarnya. Itu ditempelkan di tempat-tempat strategis seperti: selokan, tangga, beberapa jalan dan tempat-tempat lain yang banyak dilintasi orang.
Idenya adalah bahwa ketika seseorang melewati sebuah lokasi, dia dapat melihat ke lantai dan melihat keberadaan headset nirkabel itu.
“Saya sering melihat orang menjatuhkan AirPod mereka, jadi saya pikir akan menyenangkan untuk membuatnya terlihat seperti orang-orang menjatuhkan AirPod mereka di seluruh kota dan melihat apakah orang yang lewat mencoba mengambilnya,” kata kreatif Rochat.
Lelaki itu ingin melihat reaksi orang-orang saat melihat barang ada di lantai. Stiker itu sangat realistis sehingga banyak orang terperdaya.
Direktur seni mengisi kota dengan faksimili seukuran, dan di mana-mana semacam penderitaan kolektif dihasilkan pada orang-orang.
Yang paling disukai Rochat adalah ketika para korban yang terperdaya segera bergegas mengambil benda itu.
“Itu bagian terbaik. Saya suka meletakkan stiker AirPod di lantai dan bersembunyi untuk melihat orang-orang mencoba mengambilnya. Beberapa orang bersenang-senang, tetapi beberapa marah karena saya membuat lelucon ini, ”kata pelawak itu.
Rochat juga memiliki headphone nirkabel, dan meskipun dia tidak pernah kehilangan apa pun, dia tahu kesedihan yang ditimbulkannya pada orang-orang ketika mereka hilang, atau mereka mencarinya dan tidak dapat menemukannya.
Rochat mengunggah foto dan video leluconnya di jejaring sosialnya; dan dia juga memposting di twitter sehingga semua orang yang ingin mencetaknya dan bercanda bisa melakukannya.
Mulai sekarang kita harus waspada untuk tidak jatuh ke dalam jebakan tak terduga dari Rochat, atau pengikutnya.(yn)
Seorang dokter berusia 29 tahun dari Wuhan, yang menunda pernikahannya untuk bekerja di garis depan, meninggal pada 20 Februari setelah terinfeksi COVID-19.
Dalam sebuah posting Facebook oleh People’s Daily, Peng Yinhua seharusnya menikah pada tanggal 1 Februari lalu, tetapi dia menundanya agar dapat membantu memerangi virus yang sedang merebak.
Karena wabah, dokter paru dan perawatan kritis di First People’s Hospital bahkan tidak sempat memsan tempat untuk pernikahan atau bahkan mengirim undangan. Dia bahkan tidak bisa menghabiskan waktu dengan tunangannya selama Tahun Baru Imlek.
Saat berjuang melawan virus yang mematikan itu, Peng terinfeksi virus dan dirawat di rumah sakit pada 25 Januari untuk perawatan. Keadaannya memburuk tidak lama setelah itu, dan pada tanggal 1 Februari, hari dia seharusnya menikah, dia dikirim ke unit perawatan intensif (ICU).