Home Blog Page 1757

Majikan TKW Adelina di Malaysia Didakwa dengan Hukuman Mati

0

Epochtimes.id- Seorang nenek-nenek berusia 60 tahun didakwa di Pengadilan Tinggi Bukit Mertajam, Penang, Malaysia, Rabu (21/02/2018). Dia diduga menyebabkan kematian seorang pekerja rumah tangga Indonesia.

Ambika didakwa menewaskan Adelina Lisao yang berusia 26 tahun di rumahnya di Bukit Mertajam sekitar pukul 4 sore pada 10 Februari 2018.

Tampil tenang di pengadilan dengan gaun biru berbunga, Ambika sempat membaca tuduhan dalam Bahasa Malaysia sebelum Hakim Muhamad Anas Mahadzir.

Baca juga : TKW Indonesia Tewas Disiksa Majikan di Malaysia, Polisi Tangkap Nenek 60 Tahun

Terdakwa tak mencatat permintaan apapun dan tidak diwakili oleh pengacara. Dia didakwa berdasarkan UU setempat dengan vonis hukuman mati jika terbukti bersalah.

Kasus ini dilanjutkan pada 9 April mendatang menunggu laporan forensik.

Putrinya berusia 32 tahun turut dituntut di pengadilan yang sama karena diduga mempekerjakan Adelina tanpa dokumen resmi antara Maret 2017 dan 10 Februari 2018.

R Jayavartiny mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut berdasarkan Bagian 55B (1) Undang-undang Imigrasi 1959/63. Tuduhan tersebut mengenakan denda maksimum RM50.000, atau hukuman penjara sampai satu tahun, atau keduanya jika terbukti bersalah.

Putra Ambika yang berusia 39 tahun, yang ditangkap bersama ibu dan saudara perempuannya, telah dibebaskan. Namun, dia akan tampil sebagai saksi selama persidangan.

Adelina tewas Minggu lalu saat menerima perawatan di rumah sakit Bukit Mertajam.

Kematiannya diduga karena beberapa kegagalan organ yang disebabkan oleh penganiayaan fisik oleh majikannya.

Baca Juga : TKW Indonesia Tewas Disiksa Majikan di Malaysia, Alami Kegagalan Multi Organ

Kasusnya disorot oleh anggota Parlemen Bukit Mertajam, Steven Sim, yang memberi foto Adelina dipaksa tidur di teras depan, bersama dengan anjing keluarga.

Dia terlantar di teras selama sebulan dan mengalami luka memar di tubuhnya saat dia diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit.

Kematiannya juga mengakibatkan pihak berwenang Indonesia menahan dua orang atas tuduhan perdagangan manusia terkait kematiannya. (asr)

Sumber : malaysiakini.com

Demonstrasi Pengendalian Senjata Meluas di Amerika Pelajar Ikut Protes

0

ErabaruNews – Aksi demonstrasi terkait pengawasan dan pengendalian senjata meluas di Amerika Serikat. Warga menuntut pemerintah dan wakil rakyat agar bertindak serius dalam mencegah penyalahgunaan senjata api untuk melukai warga yang tidak bersalah.

Dalam gelombang protes kali ini, para pelajar bahkan turut serta dalam menyuarakan keprihatinan dan isi hati mereka.

Di depan Gedung Putih Puluhan siswa Amerika Serikat berbaring berserakan, Selasa (20/2/2018) waktu setempat. Ratusan pengunjuk rasa lainnya berdiri menyerukan agar pemerintah serius mengawasi penggunaan dan kepemilikan senjata api.

Seperti dikutip dari CNN, para pemrotes ingin menunjukkan kengerian di SMA Marjory Stoneman Douglas, Florida ketika Nikolas Cruz menembaki para pelajar. Aksi pekan lalu itu menewaskan 17 orang dan melukai puluhan lainnya.

“Kami menyerukan agar negara bertanggung jawab dan mengurangi jumlah insiden tragis ini. Penting bagi kami untuk merasa aman selama berada di dalam kelas,” ujar inisiator protes, Eleanor Nuechterlein, dikutip dari CNN.

Siswa dievakuasi dari SMA Marjory Stoneman Douglas saat insiden penembakan di Parkland, Florida, 14 Februari 2018. (WSVN via Reuters/The Epoch Times)

Dalam aksi lainnya, ratusan pelajar dari SMA Marjory, berkumpul di gedung DPRD Florida di Tallahasseem, Rabu (21/2/2018). Mereka mendesak anggota DPRD menyetujui undang-undang pengendalian senjata yang lebih ketat, seperti dikutip dari VOA.

“Kita punya kesempatan untuk melakukan sesuatu namun kita tidak melakukannya,” kata anggota DPR Florida dari Partai Demokrat.

Anggota DPRD itu menanggapi pemungutan suara partai di DPR negara bagian itu yang memutuskan tidak membahas RUU pelarangan senapan serbu.

“Itulah sebabnya kami ada di sini. Kami menuntut tindakan. Kalian tidak memenuhi kewajiban, dan ini ada di tangan Anda.”

Lebih dari 200 siswa di SMA Montgomery Blair di pinggiran Washington, Silver Spring, Maryland juga turun ke jalan, pada hari Rabu. Mereka menuntut pembahasan Undang-Undang pengendalian senjata di Gedung Kongres Amerika.

Penyelenggara protes mengatakan siswa dari dua SMU Maryland lainnya, Richard Montgomery dan Bethesda-Chevy Chase, juga berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.

Sementara itu, aksi protes juga dilakukan oleh para ibu-ibu dari negara bagian Georgia. Mereka berkumpul di ibukota Atlanta pada hari Rabu untuk menghadiri demonstrasi kelompok advokasi.

Namun, mereka lebih fokus untuk menyuarakan digelarnya advokasi bagi kepemilikan senjata secara bertanggung jawab. Dengan adanya advokasi, pemilik senjata api diharapkan lebih bertanggungjawab dan tidak menyalahgunakan senjata mematikan itu.

Menyikapi aksi demonstrasi yang meluas itu, kantor kepresidenan Amerika Serikat mengatakan bahwa Donald Trump sudah berbicara dengan Senator John Cornyn, politikus Partai Republik. Mereka sudah membahas rencana undang-undang bipartisan yang diajukan oleh Cornyn bersama dengan Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat.

Namun, RUU itu tidak terkait dengan pelarangan senjata api. RUU itu diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan federal pada pengecekan latar belakang kejahatan, sehingga kepemilikan senjata api akan lebih ketat dan selektif.

“Sementara diskusi berjalan dan revisi tengah dipertimbangkan, Presiden mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan sistem cek latar belakang federal,” kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (20/2/2018).

Pelarangan senjata api sendiri nyaris mustahil di Amerika Serikat. Sebab, Amandemen Kedua Konstitusi AS yang berlaku saat ini melindungi hak kepemilikan senjata Api.

Kepemilikan senjata api sendiri sudah dianggapsebagai budaya tradisional di sebagian besar Negara Bagian. Sebab, senjata api dibutuhkan untuk melindungi hak atas properti pribadi yang sangat dihormati di AS.

Selain itu, kepemilikan senjata api oleh rakyat Amerika diyakini akan selalu menjadi aspek pencegah berubahnya penguasa menjadi otoriter. Sebab, rakyat selalu memiliki kemampuan untuk menggulingkan pemerintahan jika berani bertindak otoriter. (waa)

Pertemuan Rahasia dengan Wapres AS di Olimpiade Tiba-Tiba Dibatalkan Korut

0

oleh Wu Ying

Epochtimes.id- Pemerintahan Trump pada Selasa (20/2/2018) menyampaikan bahwa Wakil Presiden AS Mike Pence sedianya akan menghadiri pertemuan rahasia dengan delegasi Korea Utara saat ia berada di Korea Selatan untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.

Namun Korea Utara tiba-tiba membatalkan rencananya pada saat terakhir. Diduga, pembatalan tersebut berkaitan dengan ucapan Pence yang menegaskan sikap Presiden Trump atas rencananya untuk memberikan sanksi lebih keras terhadap Korut.

The Washington Post pada Selasa lalu mengutip laporan pejabat kantor Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa pertemuan rahasia antara Kim Yo-jong (saudara perempuan Kim Jong-un) bersama Kim Yong-nam dengan Pence yang awalnya telah disepakati bersama tiba-tiba dibatalkan sepihak oleh pihak Korut pada 2 jam sebelum pertemuan.

Sebelum Korut memutuskan untuk membatalkan pertemuan, Pence yang mengunjungi Asia mengecam ambisi nuklir Korea Utara dan mengklaim akan memberlakukan sanksi yang lebih ketat terhadap rezim Kim, selain itu berjanji akan memperkuat hubungan sekutunya dengan Jepang dan Korea Selatan.

Fox News dalam pemberitaannya menyebutkan bahwa Kepala Staf untuk wakil presiden, Nick Ayers mengatakan Korea Utara sebelumnya berharap melalui pertemuan rahasia, Pence dapat menjembatani atau mentolerir sikap mereka. Membiarkan Korea Utara melalui penyelenggaraan Olimpiade untuk mencapai apa yang mereka propagandakan.

Heather Nauert, jurubicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Pence telah bersiap menggunakan kesempatan tersebut untuk memberitahu seluruh pejabat DPRK tentang pendirian tegas Amerika Serikat mengenai program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.

Kantor wakil presiden mengatakan bahwa Korea Utara mungkin akan sangat mendukung pertemuan rahasianya dengan Pence jika Pence tidak menyatakan dalam kunjungannya ke Asia bahwa pemerintah Trump akan meningkatkan tekanannya terhadap Korea Utara yang mempertahankan sikap tetap mengembangkan program nuklirnya.

“Mungkin karena itulah mereka membatalkan pertemuan, atau mereka memang tidak ingin duduk (di depan meja perundingan) dengan itikad baik” kata Ayers.

“Seperti yang kami katakan pada hari pertama perjalanan ini, pemerintah Trump tidak ingin membiarkan rezim Kim Jong-un menggunakan topeng indah di Olimpiade untuk menutupi  karakternya yang pembunuh”

Setibanya di Washington dari perjalan Asia, Pence dalam Twitter tanggal 12 Pebruari menyebutkan : Baik dialog antara kedua Korea maupun dialog antara Amerika Serikat dengan Korea Utara, tidak akan mempengaruhi Amerika Serikat untuk memberikan sanksi baru kepada Korea Utara. Dan tekanan hanya akan bertambah kuat sampai Korea Utara meninggalkan program nuklirnya. (Sinatra/asr)

Kucing Hutan Langka Jenis Cougar Amerika Berkeliaran di Pemukiman Warga

0

EpochTimesId – Seekor harimau jenis cougar berkeliaran di pemukiman warga di Brookfield, Wisconsin, pekan lalu. Kucing hutan raksasa itu tertangkap kamera CCTV berkeliaran di luar rumah seseorang dan mengintip melalui jendela di teras.

Video surveilans yang diserahkan warga untuk stasiun TV NBC-TMJ4 di Milwaukee menunjukkan cougar keluar dari balik pepohonan. Dia lalu naik ke teras rumah, dan meletakkan cakarnya di kaca jendela.

Rekaman CCTV itu terjadi pada hari Minggu (18/2/2018) lalu. Pejabat Departemen Sumber Daya Alam (DNR) Wisconsin, seperti dikutip The EPoch Times dari International Business Times membenarkan penampakan cougar itu.

Mereka mengaku menerima laporan bahwa hewan buas itu sempat beristirahat di bawah pohon pinus di halaman belakang rumah penduduk. Polisi mengatakan, agen DNR sudah menanggapi kejadian tersebut dan memastikan bahwa itu adalah seekor cougar.

Petugas dilaporkan gagal menangkap dan melumpuhkan Cougar itu karena terhalang rumah warga dan kabut tebal. Pejabat DNR mengatakan kucing besar itu kemungkinan tidak akan lama berada di wilayah itu. Dia diperkirakan sedang mencari wilayah hutan baru atau pasangan.

Petugas DNR akhirnya kehilangan jejak kucing hutan itu. Cougar itu diperkirakan memiliki berat sekitar 50 pound atau sekitar 22,5 kilogram, dan berumur sekitar satu setengah tahun.

Seorang warga yang melihat kucing itu, Guerndt, mengaku terkejut dengan kehadiran satwa hutan di dekat rumahnya. Dia bahkan sempat merasa khawatir harimau itu akan melukai binatang peliharaan atau hewan ternak.

“Saya tidak percaya apa yang saya lihat. Seekor kucing yang sangat besar. Saya berharap dia tidak melihat kucing saya, memecahkan jendela atau semacamnya. Ini adalah tamu paling gila yang kita punya,” ujar Guerndt.

Pejabat DNR mengatakan sejenis harimau yang hanya ada di benua Amerika Utara itu beberapa kali menampakkan diri di Washington County. Kucing besar itu juga terlihat di Langlade County, dan Fond du Lac County sejak akhir 2017.

“Bagi saya itu hanya menunjukkan keingintahuan tertentu yang terkait dengan hewan tersebut. Dia melompat, memeriksa jendela, dan segera pindah. Mungkin dia keheranan melihat bayangannya. Perilaku seperti itu tidak perlu saya khawatirkan,” kata Diane Robinson dari Departemen Sumber Daya Alam Wisconsin.

Robinson mengatakan bahwa mereka yakin hewan tersebut mungkin akan terus bergerak.

“Cougars adalah spesies yang dilindungi, jadi Anda tidak perlu menembak mereka, tapi jika ada bahaya keamanan potensial yang terkait dengannya, maka DNR benar-benar akan bekerja sama dengan penegak hukum setempat dan mengizinkan mereka menangkap hewan itu,” sambung Robinson.

Pejabat DNR mengkonfirmasi bahwa mereka bekerja dengan aparat penegak hukum setempat untuk melacak cougar tersebut. Namun, mereka belum menentukan tindakan apa yang akan diambil jika satwa langka itu berhasil ditemukan. (Shreesha Ghosh/International Business Times/The Epoch Times/waa)

Tuntaskan Dendam, Seorang Pria Menggigit Ular yang Menggigit Dirinya Tapi Berakhir di Rumah Sakit

0

Epochtimes.id- Sebuah insiden langka, seorang pria di Hardoi, sebuah kota di negara bagian Uttar Paradesh, India menggigit kepala ular lalu mengunyahnya sebelum meludahkannya.

Melansir dari Times of India, pria itu bernama Sonelal. Dia mengklaim nekat menggigit kembali ular tersebut sebagai aksi balas dendam karena ular itu telah menggigit dirinya.

Lalu apa yang terjadi setelah perbuatan nekatnya itu? ia jatuh pingsan dan dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat setempat.

Namun demikian, Dokter tidak dapat menemukan bekas gigitan pada dirinya.

Kronologi kejadiannya, layanan ambulans milik pemerintah di pusat kesehatan masyarakat Moghaganj (CHC) awalnya menerima panggilan telepon pada Sabtu (17/02/2018) untuk menuju TKP ke desa Shuklapur Bhagar. Lokasi ini tempat seorang petani jatuh tak sadarkan diri.

Lalu Sonelal dibawa ke pusat layanan kesehatan tersebut pada pukul 19.00 WIB malam waktu setempat. Seorang petugas layanan gawat darurat Dr. Mahendra Verma dan apoteker Hitesh Kumar memeriksa pria tersebut.

“Tetangganya Ram Sewak dan Ram Swaroop mengklaim Sonelal telah digigit seekor ular. Jadi, kami mulai mencari bekas gigitan tapi tidak bisa menemukannya, ” kata Hitesh.

“Keponakannya Nanhe mengatakan bahwa Sonelal sendirian saat kejadian, namun seseorang mengatakan kepadanya bahwa seekor ular telah menggigitnya. Kami lalu mengobatinya dengan pengobatan darurat,” kata Hitesh kepada TOI.

Sonelal kembali sadar pada pukul 22.00 malam waktu setempat dan diminta untuk menguraikan urutan kejadian yang dialaminya.

“Dia mengklaim dirinya sedang mengarit rumput bagi ternaknya saat seekor ular menggigitnya. Dia mengatakan, selanjutnya dengan marah dirinya mengambil ular itu dan kembali menggigit kepala ular itu lalu mengunyahnya sebelum meludahkannya kembali ,” kata apoteker tersebut.

“Tampaknya ular itu sama sekali tidak menggigitnya. Kami tidak menemukan bekas gigitan ular di tubuhnya. Dia berbalik pingsan karena mengonsumsi bagian tubuh ular yang bisa mengandung racun dengan perkiraan ular itu adalah ular berbisa, ” kata Dr Verma.

Namun, warga setempat ada yang tak percaya. Sejumlah warga menuding Sonelal kecanduan narkoba.

Seiring berita tentang kejadian tersebut menjadi viral, warga yang penasaran mengerumuni pusat layanan kesehatan masyarakat, tempat pria yang mengaku menggigit ular untuk balas dendam.

Mukesh Gupta, seorang pemilik toko setempat mengatakan: “Saya tidak dapat mempercayai telingaku, Saya bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa menggigit seekor ular. Saya melihat foto Sonelal dan ular yang diambil oleh staf ambulans,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Mental Masyarakat Negara Bagian setempat, Dr SC Tewari mengatakan perilaku pria itu tampak tidak lazim.

“Ini bukan reaksi manusia biasa. Seseorang harus sangat agresif atau gila berperilaku seperti ini,” katanya. (asr)

Sumber : Indiatimes.com

Serena Williams Mengaku Nyaris Meninggal Ketika Melahirkan

0

EpochTimesId – Petenis dunia asal Amerika Serikat, Serena Williams mengaku hampir meninggal dunia usia melahirkan putrinya pada September 2017 lalu. Mantan petenis wanita nomor satu dunia itu menulis dalam sebuah kolom untuk CNN, yang diterbitkan pada hari Selasa (20/2/2018).

Williams sebelumnya telah mengungkapkan beberapa komplikasi yang dimilikinya setelah melahirkan. Namun, kali ini dia membeberkan rincian kondisi kesehatannya kala itu, dengan lebih detil.

Pengalamannya itu menginspirasinya untuk berbicara mengenai pentingnya perawatan anak yang terjangkau.

“Saya hampir meninggal setelah melahirkan anak perempuan saya, Olympia,” ujar Williams, menulis di baris pembuka artikelnya.

https://instagram.com/p/Bd2rqFFBeEK/?utm_source=ig_embed

Petenis berusia 36 tahun itu terbaring lemas di tempat tidur selama enam minggu akibat serangkaian komplikasi. Komplikasi yang dideritanya termasuk emboli paru yang menyebabkan beberapa operasi, setelah putrinya dilahirkan melalui operasi caesar darurat.

“Saya sangat bersyukur saya memiliki akses kepada tim dokter dan perawat medis yang luar biasa di rumah sakit dengan peralatan canggih,” kata Williams.

“Mereka tahu persis bagaimana menangani pergantian peristiwa yang rumit ini. Jika bukan karena perawatan profesional mereka, saya tidak akan berada di sini hari ini.”

Williams mengatakan bahwa luka C-section-nya terbuka karena batuknya yang terus-menerus berubah akibat emboli. Dia menjalani operasi, di mana dokter menemukan hematoma besar di perutnya.

Dia juga harus kembali ke ruang operasi untuk prosedur yang mencegah gumpalan melakukan perjalanan ke paru-parunya.

https://instagram.com/p/BY-7H9zhQD7/?utm_source=ig_embed

Williams kini terus berkampanye guna mendorong orang-orang menyumbang untuk lembaga amal yang membantu ibu dan bayi baru lahir di seluruh dunia.

Serena Williams, telah memenangkan turnamen tenis grand slam terbanyak yaitu 23 gelar. Dia sudah kembali ke kompetisi tenis profesional baru-baru ini, saat mewakili Amerika Serikat dalam pertandingan ganda Piala Fed. (waa)

Roket Misterius Gemparkan Warga di Bekas Pangkalan Angkatan Laut California

0

EpochTimesId – Sebuah roket baru-baru ini terlihat di sebuah pangkalan udara Angkatan Laut yang sudah ditutup di Alameda, California. Lokasi bekas pangkalan itu tepat di seberang teluk dari San Francisco.

Penampakan itu membuat warga setempat penasaran dan bertanya-tanya, seperti diberitakan ABC7 pada 16 Februari 2018 lalu. Sebab, lokasi bekas pangkalan militer itu sangat dekat dengan pemukiman warga.

Roket tersebut terlihat oleh orang-orang yang tinggal di sekitar Pangkalan Udara Angkatan Laut Alameda, yang sudah ditutup pada tahun 1997.

“Saya mendengar helikopter, dan ketika saya melihat ke belakang saya, saya melihat sebuah truk raksasa dengan rudal besar di atasnya,” kata pegawai Faction Brewing, Madeleine Tonzi.

Lokasi Pangkalan Udara Angkatan Alameda, California (Screenshot via Google Maps)

Truk itu terlihat memindahkan roket dari landasan udara ke arah sebuah bangunan di mana Angkatan Laut biasa menguji mesin jet.

Seperti dikutip The Epoch Times dari ABC7, operasional itu dilakukan oleh perusahaan startup yang mengembangkan roket. Perusahaan itu bahkan belum memiliki nama.

Ketika ABC7 mencoba menelpon pengembang roket tersebut, seseorang menjawab telepon dengan sandi, “Stealth space!” Tapi itu sepertinya bukan nama resmi perusahaan tersebut.

Seorang perwakilan mengatakan bahwa itu adalah sebuah proyek penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dengan sekitar 100 karyawan. Namun, mereka belum siap untuk mengungkapkan lebih banyak informasi.

Roket setinggi 40 kaki, yang disebut Astra, seharusnya membawa muatan hingga 220 pound ke luar angkasa. Itu adalah jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan pesaing pada industri tersebut, seperti SpaceX Falcon Heavy (lebih dari 123.000 pound), namun cocok untuk generasi baru satelit kecil, menurut sebuah aplikasi sewa yang diajukan ke Kota Alameda yang diakses oleh ABC7.

Sepertinya perusahaan baru itu melakukan uji ground roket di pangkalan, yang meninggalkan tanda char hitam di atas beton. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya bekerja dengan instansi pemerintah daerah dan Angkatan Laut. Ia ingin mengembangkan basis ini menjadi pusat teknologi antariksa.

“Ada gemuruh rendah yang bergema melalui Twitterverse … Dan itu berasal dari lokasi uji coba roket misterius yang kami lihat pada hari Jumat,” tulis reporter Jonathan Bloom di Twitter. (The Epoch Times/waa)

Inggris dan Amerika Bahas Nasib Teroris ISIS WN Inggris

0

EpochTimesId – Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat membicarakan nasib dua tersangka teroris ISIS asal Inggris. Mereka dicurigai sebagai bagian dari kelompok yang dikenal karena menyiksa dan membunuh sandera asal negara-negara Barat.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd mengatakan Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh ditangkap di Suriah bulan lalu oleh Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) yang didukung oleh Amerika. Dua teroris itu dicurigai sebagai bagian dari empat militan, yang dijuluki ‘the Beatles’ karena aksen bahasa Inggris yang kental.

Mereka diduga kuat terlibat dan ikut dalam aksi penculikan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap para sandera dari negara-negara Barat.

Awal bulan ini, SDF mengatakan bahwa mereka tidak menerima permintaan dari pemerintah asing untuk menyerahkan orang-orang tersebut. Namun, mereka mengatakan akan mempertimbangkan jika ada permohonan seperti itu.

“Kami benar-benar berkomitmen untuk memastikan bahwa mereka diadili, orang-orang ini harus menghadapi kekuatan penuh hukum,” kata Rudd kepada BBC, dalam komentar yang disiarkan pada hari Selasa (20/2/2018) waktu Eropa.

“Saya tidak bisa ditarik saat ini ke tempat yang akan terjadi tapi saya yakin, karena kita akan bekerja sama dengan Amerika untuk memastikan hal ini, bahwa mereka akan menghadapi pengadilan.”

Alexanda Kotey memegang passpor Inggris. (Photo : BuzzfeedNews/The Guardian)

Pekan lalu sebuah pertemuan yang dihadiri sekitar selusin menteri pertahanan di Roma gagal untuk menyetujui bagaimana menangani ratusan militan asing yang ditahan oleh SDF di Suriah. Salah satu pilihan adalah agar para narapidana kembali ke negara asal mereka untuk menghadapi tuntutan hukum.

Namun Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson mengatakan bahwa dia tidak menginginkan Kotey dan Elsheikh kembali ke Inggris. Media Inggris melaporkan bahwa orang-orang tersebut telah kehilangan kewarganegaraan Inggris mereka.

Namun, kantor Mendagri Inggris belum memastikan bahwa mereka kehilangan kewarganegaraannya.

Departemen Luar Negeri AS memberi sanksi kepada Kotey pada bulan Januari 2017. Amerikamengatakan bahwa dia adalah salah satu ‘the Beatles’ dan diduga kuat terlibat dalam eksekusi kelompok dan metode penyiksaan yang sangat kejam, termasuk sengatan listrik dan menenggelamkan kepala dalam air.

Kotey juga bertindak sebagai perekrut dan bertanggung jawab untuk merekrut beberapa warga Inggris untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS.

Departemen Luar Negeri memberi sanksi kepada Elsheikh pada bulan Maret 2017. Mereka mengatakan bahwa dia diberi reputasi untuk mengikuti waterboarding, eksekusi pura-pura, dan penyaliban saat menjabat sebagai sipir ISIS.

Yang paling terkenal dari keempat ‘the Beatles’ adalah Mohammed Emwazi, yang dikenal sebagai ‘Jihadi John’. Namun, dia diyakini tewas terbunuh dalam serangan rudal AS-Inggris pada tahun 2015.

Dia menjadi wajah publik ISIS dan muncul dalam video yang menunjukkan pembunuhan terhadap wartawan AS, Steven Sotloff dan pekerja bantuan kemanusiaan AS, James Foley. Korban lainnya adalah pekerja bantuan kemanusiaan AS, Abdul-Rahman Kassig, pekerja bantuan Inggris David Haines dan Alan Henning, serta jurnalis Jepang Kenji Goto dan sejumlah sandera asing lainnya. (The Epoch Times/waa)

Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan, 4 Provinsi Tetapkan Siaga Darurat

0

Epochtimes.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus meningkat seiring keringnya cuaca di beberapa daerah langganan kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebagai langkah antisipasi meluasnya karhutla maka 4 provinsi sudah menetapkan status kondisi siaga darurat.

Empat provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan (1 Februari 2018 – 30 Oktober 2018), Riau (19 Februari 2018 hingga 31 Mei 2018), Kalimantan Barat (1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2018), dan Kalimantan Tengah (20 Februari 2018 hingga 21 Mei 2018).

Menurut Sutopo, Gubernur menetapkan status siaga darurat karhutla berdasarkan pertimbangan telah ditetapkannya beberapa kabupaten/kota di wilayahnya yang menetapkan siaga darurat karhutla, adanya peningkatan jumlah titik panas (hotspot), masukan dari BPBD dan pengalaman pengananan karhutla sebelumnya.

Dia menambahkan, pemberlakuan siaga darurat maka ada kemudahan akses dalam penanganan karhutla, baik pengerahan personil, komando, logistik, anggaran dan dukungan dari pemerintah pusat. Jalur komando penanganan lebih mudah koordinasinya.

Daerah- daerah yang berada di sekitar garis khatulistiwa saat ini memasuki musim kemarau periode pertama seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah yang memiliki pola hujan ekuatorial.

Antara pertengahan Januari hingga Maret kemarau pertama, kemudian Maret-Mei masuk musim penghujan, dan selanjutnya Juni-September kemarau kedua yang lebih kering. Karhutla umumnya meningkat pada periode kedua musim kemarau ini.

Ini sesuai pola hujan ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks.

Pemadaman karhutla 20 Feb 2018 di Riau (Dokumentasi BNPB)

Jumlah titik panas (hotspot) terus meningkat. Dalam seminggu terakhir hotspot di Kalimantan Barat banyak ditemukan. Bahkan Kota Pontianak terselimuti asap karhuta. Pantauan  hotspot 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN pada 21/2/2018  pukul 07:23 WIB dengan kategori sedang (30-79%) dan tinggi (>=80%) terdapat 90 hotspot di Indonesia.

Untuk kategori sedang ada 78 hotspot yaitu Papua Barat 2, Kalimantan Barat 23, Kep. Riau 4, Kalimantan Tengah 12, Jawa Barat 14, Jawa Timur 2, Jawa Tengah 3, Papua 4, Maluku 2, Kep. Bangka Belitung 1, Riau 9, Maluku Utara 1 dan Sumatera Selatan 1.

Sedangkan kategori tinggi yaitu benar-benar sedang terbakar ada 12 hotspot yang tersebar di Kalimantan Barat 5, Kep.Riau 2, Kalimantan Tengah 3, Kep.Bangka, Belitung 1 dan Riau 1.

Pemadaman karhutla 20 Feb 2018 di Riau (Dokumentasi BNPB)

Untuk mengatasi karhutla maka dilakukan operasi darat, operasi udara, operasi penegakan hukum, operasi patroli dan sosialisasi, operasi pelayanan kesehatan dan berbagai upaya lain.

Personil gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, Damkar, Satpol PP, masyarakat peduli api, dunia usaha dan relawan dikerahkan untuk mengatasi karhutla.

“BNPB masih menyiapkan dukungan pesawat untuk hujan buatan dan helikopter water bombing.  Bantuan logistik dan peralatan yang sebelumnya telah didistribusikan ke berbagai BPBD saat ini digunakan untuk pemadaman,” pungkas Sutopo. (asr)

 

Siswa SD Usia Delapan Tahun Kedapatan Bawa Pistol Dalam Tas Sekolah

0

EpochTimesId – Seorang siswa berusia 8 tahun dari Springfield, Ohio, kedapatan membawa pistol ke sekolah. Senjata api mini itu ditemukan di tas ranselnya pada hari Selasa, 20 Februari 2018.

Pistol itu ditemukan oleh seorang guru yang sedang mencari buku PR di tas anak tersebut. Pihak sekolah lalu melapor kepada pengawas sekolah setempat.

Pihak berwenang bersama polisi langsung mendatangi SD Simon Kenton, sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Mereka langsung menangkap anak tersebut untuk diinterogasi, seperti dikutip The Epoch Times dari Dayton Daily.

Polisi mengatakan bahwa siswa yang tidak disebutkan namanya itu membawa pistol ke sekolah karena ada murid lain yang mengancam akan menyakitinya.

Murid tersebut, bagaimanapun, kini terancam menghadapi dakwaan membawa senjata ilegal. Dia juga terancam didakwa pasal memiliki dan membawa senjata mematikan di zona selamat sekolah.

“Anak itu juga akan menghadapi sidang disiplin sekolah sesuai dengan kode etik siswa,” ujar Inspektur Pengawas Sekolah setempat, Dr. Robert Hill.

Tidak ada yang terluka dalam kejadian tersebut. Inspektur Hill memuji staf di sekolah dasar atas tanggapan dan dedikasinya yang cepat agar siswa tetap aman.

Dalam kasus lain yang serupa, seorang siswa sekolah dasar dari Durham, North Carolina, juga kedapatan membawa pistol ke sekolah pada hari Senin, 19 Februari 2018. Namun, bocah itu justru menyerahkan senjata api ke administrasi sekolah secara sukarela, seperti dikutip dari ABC News.

Sang anak diduga menyerahkan senjata api-nya menyusul maraknya pemeriksaan oleh pihak sekolah. Pemeriksaan terhadap barang bawaan para pelajar di Amerika Serikat marak, setelah aksi penembakan yang menewaskan 17 pelajar di sebuah SMA di Florida, pekan lalu.

Polisi sudah dipanggil pihak sekolah dan saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut. Beberapa orang tua dari sekolah dasar itu pun menyatakan keprihatinan mereka atas kejadian tersebut.

Ilustrasi Garis Polisi. (Scott Olson/Getty Images/The Epoch Times)

“Saya benar-benar terkejut,” kata Julius Prescott, seorang orangtua dari Durham, kepada ABC News.

“Wow, seorang siswa sekolah dasar membawa pistol? Syukur tidak ada hal buruk yang terjadi,” tambahnya.

Orang tua lainnya meminta agar para kolega mereka memeriksa isi tas anak masing-masing. Dengan harapan, sang anak tidak terjerumus hal-hal negatif, yang bisa saja membahayakan anak-anak lainnya.

“Mereka bangun dan meninggalkan rumah, tanpa orang tua memeriksa isi tas mereka. Jika orangtua tidak memeriksa untuk melihat apa yang terjadi. Apa sebenarnya yang terjadi di rumah mereka? Orang tua perlu peduli dengan anak-anak mereka,” kata orangtua lain, Pamela Whitlow.

“Jadi saya agak kecewa. Saya kecewa,” tambahnya. (NTDTV/waa)

Drone Pemenggal Kepala Amerika akan Ditempatkan di Korea Selatan

0

EpochTimesId – Amerika Serikat masih terus meningkatkan tekanan militernya terhadap Korea Utara. Media Korea Selatan mengatakan bahwa pesawat penyerang tanpa awak (drone) milik Amerika Serikat jenis terbaru yang paling ditakuti oleh Korea Utara, Gray Eagle (MQ-1C) akan ditempatkan di Korea Selatan.

Drone yang dijuluki ‘Pemenggal Kepala’ itu akan bertugas di semenanjung Korea, setelah latihan militer gabungan yang rencananya digelar pada bulan Maret sampai April mendatang.

Dalam situasi darurat, Gray Eagle (Elang Abu-abu) dapat melakukan misi ‘memenggal kepala’. Dia memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas penyerangan terhadap kantor pusat pemerintahan, fasilitas peluncur rudal dan fungsi lainnya di Korea Utara.

Beberapa media arus utama Korea Selatan seperti ‘Chosun Ilbo’ pada 20 Februari 2018 melaporkan, Angkatan Darat AS akan menempatkan 9-12 unit ‘Grey Eagle’ bersama operatornya. ‘Pemenggal Kepala’ bersama ‘pilot-nya’ akan siaga sepanjang tahun di pangkalan militer AS di Jeolla-buk do, Korea Selatan.

Grey Eagle merupakan UAV penyerang yang dikembangkan dari jenis UAV sebelumnya yakni MQ-1. Ia memiliki panjang pesawat 8 meter, lebar sayap 17 m, Jarak ketinggian terbang menengah dengan jangkauan terbang cukup jauh.

Kecepatan terbang drone militer itu bisa mencapai 280 km per jam. Dia mampu terbang non-stop selama 30 jam, dengan radius tempur meliputi Semenanjung Korea. Mereka akan sangat efektif untuk memantau seluruh wilayah semenjanjung baik siang atau pun malam hari.

Pesawat dapat membawa 4 buah rudal anti-tank AGM-114 Hellfire dengan jarak tempuh sekitar 8 km, dan 4 buah GBU-44/B ‘Viper Strike’ yang dapat langsung menyerang bagian utara dari zona demiliterisasi termasuk Pyongyang dan sebagian besar wilayah DPRK.

Dalam keadaan darurat, Grey Eagle bahkan dapat secara akurat menyerang kendaraan yang ditumpangi Kim Jong-un atau observatorium peluncuran rudal, kendaraan peluncur rudal mobile dan target vital lainnya.

Media Jepang ‘Asahi Shimbun’ pada bulan Agustus tahun lalu melaporkan bahwa Korut sudah mempekerjakan mantan agen intelijen KGB Uni Soviet sebagai penasihat militer. Mantan agen tersebut pernah mengemukakan bahwa Korut paling takut terhadap kemampuan Grey Eagle.

Grey Eagle pada tahun 2015 pernah menjalani uji terbang untuk pertama kalinya di Gunung Gunsan, Korea. Dia berhasil mengirimkan sinyal intelijen ke helikopter militer Apache AH-64 yang terbang bersamaan.

Militer AS sebelumnya berencana untuk mengirim UAV tersebut ke Korea hanya bila dipandang perlu. Namun, kini AS memutuskan untuk menugaskan elang abu-abu itu sepanjang tahun. Ini mencerminkan bahwa AS sangat waspada terhadap ancaman nuklir Korea Utara.

Saat ini, pesawat pengintai tak berawak yang berada di pangkalan militer AS di Korea Selatan termasuk RQ-7B Shadow Raider dan RQ-11B Raven. (Hong Mei/ET/Sinatra/waa)

TV Iran Perlihatkan Gambar Lokasi Kecelakaan Pesawat yang Tewaskan 65 Penumpang

0

Epochtimes.id- Televisi pemerintah Iran pada Selasa, 20 Februari 2018 memperlihatkan reruntuhan pesawat dengan 65 penumpang yang jatuh setelah dua hari menghilang dari radar di atas daerah pegunungan.

Bangkai pesawat tersebut tampaknya tertutup puncak sebuah gunung. Menurut penyiar berita TV itu, lokasinya berada di dekat kota Yasuj di barat daya Iran.

Pendaki gunung terlihat bersiap untuk operasi pencarian mengevakuasi pesawat tersebut.

Peswat Aseman Airlines dari Teheran menghilang pada Minggu, 18 Februari 2018, 50 menit perjalanannya ke Yasuj.

Juru bicara Garda Revolusi Iran Ramezan Sharif mengatakan pesawat tersebut telah menabrak gunung.

Pesawat Iran jatuh di wilayah pegunungan (TV Iran via Reuters)

Tidak ada korban selamat dari 65 penumpang dan kru pesawat. Laporan ini disampaikan oleh tim penyelamat pertama yang mencapai reruntuhan tersebut.

Seorang pejabat dari Bulan Sabit Merah Iran mengatakan kepada Kantor Berita Tasnim bahwa tim penyelamat telah melihat 30 mayat, sementara sisa penumpang dan awak kapal dikubur di bawah salju.

Suhu dingin dan medan pegunungan menghambat usaha pencarian dan penyelamatan.

Kondisinya ini memperberat kesedihan dan kemarahan yang dirasakan oleh keluarga korban dan masyarakat luas. Atas kejadian ini, pemerintah Iran menyalahkan sanksi bertahun-tahun terhadap negara itu.

ATR 72 adalah pesawat bermesin ganda bermesin berusia di atas 24 tahun.

Menurut data yang dikutip oleh situs aviation-afety.net Flight Safety Foundation, pesawat tersebut telah dipulihkan kembali melayani penumpang sejak tiga bulan lalu setelah digudangkan selama enam tahun. (asr)

Sanksi Internasional Bom Waktu Bagi Kehidupan Rakyat Korut

0

ErabaruNews – Media Korea Selatan mengatakan bahwa sanksi tingkat tinggi yang diberlakukan oleh masyarakat internasional kepada Korea Utara telah memberikan pukulan berat pada ekonomi negara tersebut.

Jika pemerintah Tiongkok benar-benar menerapkan sanksi sesuai kesepakatan, maka pengaruh pukulannya akan mengenai pasar terpola. Itu adalah pasar yang dibuka pada hari-hari tertentu, yang akan berdampak langsung kepada kehidupan rakyat Korea Utara.

Para ahli mengatakan bahwa bagi pasar terpola Korea Utara, sanksi internasional adalah bom waktu atau peledak yang tertunda.

Media Korea Selatan ‘Chosun Ilbo’ pada 19 Februari 2018, mengutip pendapat seorang ahli urusan Korea Utara. Setelah Kim Jong-un menjabat, Korea Utara dengan cepat melakukan proses perdagangan luar negeri dan marketisasi.

“Dan pengenaan sanksi dengan intensitas tinggi telah menghambat saluran impor dan ekspor, sehingga negara itu sekarang dalam kondisi kekurangan devisa,” ujar Kim Byong-won (trans-literasi) dari Seoul National University.

Dana penerimaan yang digunakan untuk operasional pemerintahan Kim Jong-un merosot drastis. Selain itu, pasar terpola di seluruh Korea Utara yang merupakan jalur kehidupan rakyat juga akan terpukul.

Menurut laporan tersebut, jika diterapkan pada satu atau dua tahun yang lalu sanksi yang diberlakukan kepada DPRK tidak akan efektif. Namun, kini pasar terpola berkembang dan marketisasi sudah dijalankan.

Dengan melirik pada struktur ekonomi Korea Utara saat ini, mau tidak mau ekspansi perdagangan harus dilakukan demi mempertahankan jalur kehidupan rakyatnya.

Saat ini penghasilan Korea Utara dari transaksi perdagangan mencapai hampir 50 persen. Kemudian, tingkat ketergantungan terhadap perdagangan dengan Tiongkok telah melampaui 90 persen.

Pada tahun 2011, pasar terpola di seluruh wilayah Korea Utara saat Kim Jong-un mulai berkuasa baru berjumlah 200-an. Sekarang pasar jenis itu sudah mencapai lebih dari 400 titik.

Dalam keadaan seperti itu, sanksi Dewan Keamanan PBB juga telah bergeser sepenuhnya dari senjata pemusnah massal menjadi sanksi perdagangan sebagai pusatnya. Dalam satu atau dua tahun terakhir, sanksi yang diberlakukan PBB untuk semua aspek ekonomi Korut sudah mencapai tingkat blokade ekonomi total.

Perubahan sikap pemerintah Tiongkok juga akan menjadi pukulan berat bagi Korea Utara. Tiongkok selama ini adalah mitra dagang terbesar, juga sebagai pendonor dan investor bagi Korea Utara.

Membujuk Beijing menjatuhkan sanksi kepada DPRK sangat penting bagi pemerintahan Trump yang berupaya untuk menghentikan program nuklir Pyongyang.

Karena pemerintah Tiongkok tidak ingin merongrong stabilitas Korea Utara, AS berusaha membujuk Beijing untuk memberi tekanan kepada Korea Utara hanya membuat masalah menjadi lebih pelik.

Pada bulan Desember tahun lalu, foto satelit membuktikan kapal-kapal Tiongkok memindahkan minyak ke kapal Korea Utara di tengah laut. Namun, pada bulan Oktober tahun lalu, Tiongkok mengklaim bahwa pihaknya telah mulai membatasi ekspor minyak dan tekstil ke Korea Utara.

Sementara itu, empat bank Tiongkok yang berada di Liaoning telah membekukan seluruh bisnis dan rekening pribadi warga negara Korea Utara.

Pada akhir Januari lalu, utusan khusus Trump untuk urusan sanksi dalam pertemuan tingkat tinggi, sekali lagi mendesak Tiongkok agar membuat komitmen. Tiongkok diminta mengusir para agen Korea Utara yang membantu program senjata nuklir dan rudal Pyongyang.

Chosun Ilbo melaporkan, ekspor Korea Utara ke Tiongkok tahun 2017 telah menurun sebanyak 37 persen. Jika pemerintah Tiongkok menerapkan sanksi secara penuh, maka angka penurunannya bisa mencapai lebih dari 90 persen.

Rumor yang beredar di Korea Utara menyebutkan, dampak sanksi terhadap Korea Utara pada tahun 2018 akan langsung mengenai garis kehidupan rakyat Korea Utara, yaitu pasar terpola.

Menurut Kim Byong-won, daya beli masyarakat menurun akibat dari ekspor yang menurun. Mulai tahun ini, impor juga akan menurun. Sanksi Dewan Keamanan PBB bagi Korea Utara adalah bom waktu. (Li Yun/NTDTV/Sinatra/waa)

Korea Selatan Terlibat Sengketa Perdagangan Antara AS dan Tiongkok

0

Korea Selatan telah terjerat dalam perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Pada 16 Februari, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan rekomendasi untuk Presiden Donald Trump agar mengenakan tarif setidaknya 54 persen pada impor baja dari 12 negara, termasuk Tiongkok, Korea Selatan, Brazil, Rusia, Thailand, Turki, dan Vietnam.

Usulan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan yang disahkan oleh Trump untuk menguji dampak keamanan nasional dari produk baja dan aluminium impor. Presiden sekarang memiliki waktu sampai 11 April untuk membuat keputusan mengenai impor-impor baja tersebut.

AS saat ini merupakan pengimpor baja terbesar di dunia, membeli hampir 40 persen pengiriman dari Kanada, Brasil, dan Korea Selatan. Sementara Tiongkok tidak termasuk di antara 10 sumber impor baja terbesar AS pada bulan Januari sampai September 2017 tersebut, Departemen Perdagangan telah menuduh Tiongkok melakukan dumping atas penjualan baja dengan harga rendah secara buatan, sehingga merugikan pembuat baja domestik.

Ia juga menemukan bahwa Korea Selatan sering mengimpor baja murah dan bersubsidi dari Tiongkok, lalu memprosesnya, dan kemudian melakukan dumping dengan menjualnya ke AS.

Korea Selatan adalah pembeli baja Tiongkok terbesar di dunia. Pada 2016 dan 2017 antara bulan Januari sampai Oktober, Korea Selatan masing-masing mengimpor 14,22 juta ton dan 10,95 juta ton, menurut Departemen Perdagangan tersebut.

Perusahaan baja AS telah lama prihatin dengan baja Korea Selatan, dan pada tahun 2014, mendesak pihak berwenang AS untuk mengenakan tarif karena pemrosesan baja Tiongkok di negara tersebut, menurut sebuah laporan Wall Street Journal.

Korea Selatan adalah satu-satunya sekutu AS yang terdaftar dalam kelompok negara-negara yang direkomendasikan.

Untuk pihaknya, Kementerian Perdagangan Tiongkok membantah tuduhan dumping dan mengatakan bahwa negara tersebut akan mempertimbangkan tindakan balasan sebagai pembalasan.

Korea Selatan, sementara itu, mengatakan bahwa sejak tahun lalu telah mengurangi impor baja Tiongkok secara signifikan, menurut JoongAng Ilbo, sebuah surat kabar Korea Selatan.

Perwakilan industri baja Korea Selatan juga khawatir jika AS menerapkan tarif, industri tersebut tidak lagi dapat mengekspor baja ke AS.

tarif impor baja AS amerika
Batang kawat baja siap diangkut ke kapal di pelabuhan. (Seong Joon Cho / Worldsteel via Getty Images)

Je Hyun-jung, seorang peneliti di Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, sebuah kelompok perdagangan nirlaba, mengatakan kepada surat kabar Korea Selatan Hankook Ilbo, bahwa rekomendasi perdagangan AS jelas ditujukan ke Tiongkok, “namun Korea sekarang harus ditarik ke dalam [perselisihan tersebut],” ungkapnya.

Ketegangan telah terjadi antara AS dan Tiongkok. Pada bulan Januari, Trump bersumpah untuk memberlakukan denda atas praktek pencurian kekayaan intelektual Tiongkok. Bulan lalu, pemerintah memberlakukan tarif pada panel surya impor dan mesin cuci. Tiongkok mendominasi sebagian besar manufaktur panel surya dunia.

Pekan lalu, surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun melaporkan bahwa AS, bersama dengan Jepang dan Uni Eropa, sedang mempertimbangkan mengajukan keluhan terhadap Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), atas kebijakan Tiongkok yang tidak adil terhadap perusahaan asing yang melakukan bisnis di sana. (ran)

Reuters memberikan kontribusi untuk laporan ini. Hong Mei dari The Epoch Times memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews

Gagal Menang, Wajah Suram Atlet Korut Bersiap Menghadapi Hukuman Hingga Dikirim ke Penjara

0

Peter Svab

Epochtimes.id- Atlet Korea Utara sejauh ini gagal mencetak satu medali pun di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan, mereka mungkin akan menghadapi hukuman dan bersiap dijebloskan ke penjara saat mereka kembali ke negara totaliter, berdasarkan contoh sejarah di bawah peraturan keluarga Kim.

Rejim Fasis dan Komunis selalu menganggap kompetisi olahraga internasional sebagai peristiwa politik dengan mengklaim keberhasilan atlet mereka sebagai pencapaian rezim tersebut.

Bahkan hasil olahraga yang tidak bersemangat akan dianggap memalukan, atau bahkan dianggap sebagai pengkhianatan.

Pada tahun 1966, ketika tim sepak bola Korea Utara memasuki perempat final Piala Dunia dengan kemenangan 1-0 atas Italia yang tak terduga, tim tersebut disambut sebagai pahlawan saat kembali. Tapi tetap saja, mereka tidak memenangkan kejuaraan. Beberapa penyelidikan diikuti dan banyak pemain dipindahkan atau dipenjara secara paksa, sebagaimana ditulis NPR.

Tim Korea Utara sesaat sebelum pertandingan Piala Dunia melawan Italia di stadion Ayresome Park di Middlesbrough, Inggris, pada 19 Juli 1966. Mereka memenangkan pertandingan 1-0. (Central Press / Getty Images)

Chol-hwan Kang, yang menghabiskan 10 tahun di kamp penjara Korea Utara sebelum melarikan diri ke Korea Selatan, bertemu dengan salah satu pemain sepak bola, Pak Seung Zin, saat dipenjara, seperti dalam memoarnya “The Aquariums of Pyongyang.”

Kamp penjara Korea Utara sudah terkenal dengan kelaparan, kerja paksa, penyiksaan, dan eksekusi.

Tim Korea Utara yang lolos ke Piala Dunia 2010, kabarnya mengarah ke situasi serupa.

Pemain sepakbola dicerca karena gagal selama tiga pertandingan, Radio Free Asia (RFA) melaporkan, dengan mengutip “sumber yang banyak mengetahui insiden ini.” Pelatih tim mungkin telah dikirim ke kamp kerja paksa.

Tim Korea Utara setelah kalah dan tersingkir dari turnamen tersebut saat pertandingan Piala Dunia FIFA Afrika Selatan Grup G antara Korea Utara dan Pantai Gading di Stadion Mbombela di Nelspruit, Afrika Selatan, pada 25 Juni 2010. (Michael Steele / Getty Images )

Pemain “yang berpartisipasi di Piala Dunia menjadi sasaran kritik ideologis yang keras, kecuali pemain (Korea -Jepang) Jung Tae Se dan An Yong Hak,” kata seorang pengusaha Tiongkok mengatakan kepada RFA, mengutip pejabat senior Korea Utara. Pengusaha tidak bisa mengatakan seperti apa teguran atau hukuman yang diterima para pemain.

Sumber lain di kota Shinuiju di Korea Utara mengatakan bahwa pelatih Kim Jung Hun dalam bahaya setelah dituduh secara publik “mengkhianati Jenderal Muda Kim Jong Un,” pemimpin rezim saat ini dan kemudian-ahli warisnya.

“Ada desas-desus bahwa pelatih Kim Jung Hun telah dikeluarkan dari Partai Buruh, atau dia dikirim untuk melakukan kerja paksa di lokasi pembangunan perumahan di Pyongyang, namun rumor semacam itu sulit untuk diverifikasi,” kata sumber tersebut.

Kuk Hyang Kim dari Korea Utara, tampak terguncang setelah meraih perak untuk Weightlifting – Women’s 75kg Group A di Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, pada 14 Agustus 2016. (Laurence Griffiths / Getty Images)

Pada tahun 2016, delegasi Korea Utara ke Olimpiade Musim Panas di Rio de Janeiro dilaporkan telah kehilangan harapan pemimpin rezim tersebut, membawa pulang dua medali emas, tiga perak, dan dua medali perunggu.

“Mereka yang meraih medali akan diberi ganjaran dengan alokasi perumahan yang lebih baik, jatah yang lebih baik, mobil dan mungkin hadiah lainnya dari rezim tersebut, namun Kim akan marah dan kecewa dengan hasil ini,” kata Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Universitas Waseda di Tokyo dan otoritas kepemimpinan Korea Utara dikutip dari The Telegraph.

“Mereka yang merasa harus mengecewakannya kemungkinan akan dihukum karena dipindahkan ke perumahan berkualitas rendah, dikurangi jatahnya, dan dalam skenario terburuk, dikirim ke tambang batu bara sebagai hukuman,” tambahnya. (asr)

Sumber : The Epochtimes