Home Blog Page 1820

Kaleidoskop Pelanggaran HAM Terhadap Komunitas Falun Dafa di Indonesia

0

Oleh Iswahyudi

69 Tahun yang lalu, tepatnya tanggal 10 Desember 1948 adalah tonggak bersejarah bagi kemanusiaan. Deklarasi Universal Hak Asasi manusia diproklamirkan oleh Majelis Umum PBB di Paris Prancis. Isi dari deklarasi tersebut adalah pengakuan terhadap Hak-Hak Dasar Alamiah yang melekat pada setiap orang yang harus dihormati oleh setiap individu, kelompok dan bangsa di seluruh muka bumi.

Baca Juga : Universal Declaration of Human Rights

Deklarasi ini dilatarbelakangi oleh berbagai tragedi kemanusiaan yang muncul dalam masa Perang Dunia II  seperti kamp genosida di Jerman oleh NAZI-Hitler. Motivasi dasar dari dokumen bersejarah tersebut agar tercipta perdamaian dunia tanpa ada lagi manusia saling melenyapkan satu sama lain dan terciptanya persaudaran antar manusia, antar ras, antar kelompok, antar agama dan antar bangsa dalam suasana penuh kedamaian.

Pertanyaan mendasar yang muncul setelah 69 tahun pendeklarasian dokumen tersebut adalah apakah semua cita-cita mulia tersebut sudah terwujud?

Masih adakah pelenyapan paksa terhadap satu kelompok manusia oleh kelompok manusia

Rumah tentang HAM yang dihadapi oleh umat manusia. Teror dan perang masih terus berkecamuk di berbagai pelosok dunia. Pelanggaran HAM masih saja terus terjadi.

Negara otoriter masih tetap ada dan justru di sanalah pelanggaran HAM masih terjadi dengan massif serta sulit terdeteksi oleh kalangan luar. Bahkan di negara yang mengklaim dirinya sudah memasuki era demokrasi, pelanggaran terhadap HAM juga sering terjadi walaupun dengan cara yang lebih halus dan terselubung.

Apa itu Falun Gong dan kenapa ditindas oleh PKT?

Sejak tanggal 20 Juli 1999 sampai kini adalah tahun yang mengerikan bagi pengikut spiritual Falun Dafa atau Falun Gong di Tiongkok. Terjadi pelanggaran HAM serius yang didiamkan dan disetujui oleh negara. Bahkan dalam hal ini negara- negara di dunia terpecah dalam menyikapi masalah ini. Ada yang keras menentang, ada yang mendukung dan kebanyakan “tahu seolah tidak tahu” alias masa bodoh.

Malam nyala lilin yang diselenggarakan praktisi Falun Gong mengenang 17 tahun berlangsung penindasan di Denpasar, Bali 24 Juli 2016 (Foto : Wayan Diantha/Istimewa)

Pada peristiwa penindasan terhadap Falun Gong ini nurani kemanusiaan seseorang atau sebuah bangsa diuji. Sensitivitas HAM masyarakat dunia dipertanyakan. Komunitas Falun Gong adalah sebuah komunitas yang mematut diri pada nilai-nilai universal “Sejati-Baik-Sabar” yang pada masa sebelum penindasan adalah komunitas yang populer dan memberikan sumbangsih nyata pada kesehatan dan perbaikan moralitas masyarakat Tiongkok pada waktu itu.

Namun situasi berubah ketika Sekjen PKT (Partai Komunis Tiongkok) kala itu Jiang Zemin merasa bahwa Falun Gong adalah ancaman bagi kekuasaannya. Paranoia dan iri hati membuat Jiang Zemin bertindak di luar akal sehat kemanusiaan.

Jiang mencetuskan bahwa kelompok Falun Gong adalah musuh negara dan ancaman bagi PKT dan kekuasaannya. Melalui “kantor 610” bentukannya ia melancarkan misinya untuk mencemarkan reputasi, membangkrutkan finansial dan memusnahkan secara fisik para pengikut spiritual Falun Gong.

Jiang melancarkan salah satu propaganda yang paling mahal di dunia untuk mencoba melenyapkan Falun Gong dari muka bumi dan mencoba membuat serangkaian fitnahan yang bertujuan agar massa seluruh Tiongkok dan seluruh dunia antipati dengan Falun Gong. Seluruh media RRT (Republik Rakyat Tiongkok) membombardir Falun Gong dengan berita fitnahan, dan dilansir ulang oleh media seluruh dunia.

Baca Juga : Fakta Bertahun-tahun Falun Gong Menjadi Korban Hoax

Namun kebenaran mempunyai jalannya sendiri untuk memanifestasikan dirinya. Pengikut spiritual Falun Gong muncul bak jamur di musim hujan. Muncul di mana-mana. Menjadi media hidup yang bercerita tentang fakta sebenarnya. Membuktikan bahwa semua media propaganda yang menyudutkan mereka adalah hoax dan imajinasi belaka.

Penindasan terhadap kelompok spiritual ini masih terus berlangsung hingga kini. Penculikan, penangkapan ilegal, penyiksaan, kamp kerja paksa, pemerkosaan, pembunuhan dan yang lebih kejam lagi perampasan organ dalam keadaan hidup demi memenuhi ambisi bisnis industri transplantasi RRT yang masih terus terjadi (Juga terjadi pada komunitas Katholik Vatikan, Kristen Rumahan, Islam Uighur dan Buddha Tibet. Red. ).

Suasana aksi memperingati permohonan damai 25 April 1999 dan praktisi Falun Gong tetap menyuarakan penghentian penindasan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok di depan Kedutaan Besar RRT, Jalan Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (23/4/2016) (Foto : epochtimes.id)

Temuan yang mengejutkan berkaitan dengan hal tersebut di atas adalah investigasi dari dua pengacara HAM Kanada David Kilgour dan David Matas (baca juga: The International Coalition to End Organ Pillaging in China)

Pilihan antara hati nurani dan pragmatisme

Menyikapi pelanggaran HAM ini negara di dunia dihadapkan pada pilihan yang sangat berat. Antara idealisme HAM (tuntutan hati nurani) atau pragmatisme hubungan diplomatis dengan RRT. Kartu tentang Falun Gong ini sering dimainkan oleh RRT dalam hubungan bilateralnya dengan negara manapun di dunia.

Banyak negara termasuk Indonesia cenderung mengesampingkan Isu Falun Gong ini (Ada sejumlah Negara Demokrasi meski tetap berhubungan dagang dengan RRT tetapi mereka tetap dengan lantang menyuarakan HAM dan menghendaki penghentian penindasan terhadap Falun Gong, contoh: Kanada).

Mereka dihadapkan pada buah simalakama diplomasi. Antara berpegang erat pada konstitusi yang pro HAM atau tawaran kerja sama perdagangan dan investasi dengan RRT yang menggiurkan yang berarti secara tidak langsung menciderai nilai-nilai HAM atau turut serta mendukung pelanggaran HAM.

Amanah konstitusi adalah sangat penting bagi suatu bangsa. Ia mewakili inti sari atau karakter hakiki sebuah bangsa. Menjalankan konstitusi dengan baik berarti menahkodai perahu bangsa ini pada track yang benar.

Serangkaian kegiatan Hari HAM sedunia di seberang Jalan Kedubes RRT di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan Sabtu 9 Desember 2017 (Foto : Epochtimes.id)

Menciderai konstitusi berarti menyalahi nilai luhur dan karakter hakiki sebuah bangsa. Mengkhianati konstitusi berarti menahkodai perahu bangsa pada track yang salah, yang dapat berakibat pada terdamparnya bangsa ini pada pantai kesengsaraan.

Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia ada bangsa yang berhasil dan terus eksis dari waktu ke waktu, juga ada bangsa yang gagal dan akhirnya punah dari peta dunia. Pelajaran sejarah tentang timbul tenggelamnya sebuah bangsa dalam sejarah sudah sangat banyak.

Kebanyakan bangsa yang gagal dan musnah dari peta dunia adalah bangsa yang mengkhianati janji yang dibuatnya sendiri yang bisa diterjemahkan sebagai bangsa yang mengkhianati konstitusi. Konstitusi ibarat kontrak atau sumpah janji yang dibuat oleh sebuah bangsa kepada Sang Pencipta.

Apa yang terjadi dengan sebuah bangsa yang mengkhianati sumpah janjinya sendiri kepada Sang Pencipta? Bukankah ini berarti konstitusi adalah pilar moral dari sebuah bangsa. Inti dari sebuah bangsa adalah pada moralnya. Dan ukuran dari moral sebuah bangsa adalah konsistensi terhadap konstitusi atau sumpah dan janji dari bangsa itu sendiri.

Pilihan antara membela yang benar atau membela yang bayar?

Pada kasus Falun Gong ini, bangsa Indonesia diuji konsistensi pada konstitusi yang dibuatnya sendiri. Konstitusi Indonesia secara tegas memposisikan HAM pada posisi yang sangat penting. Pasal 28 A sampai J Undang Undang Dasar 1945 telah menyatakan secara ekplisit keberpihakan terhadap HAM.

Berikut ini serangkaian tindakan dan kebijakan pemerintah Indonesia terhadap komunitas Falun Dafa di Indonesia yang disinyalir menciderai prinsip-prinsip HAM.

Catatan ini berdasarkan laporan YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia), LBH Jakarta, HRWG (Human Rights Working Group) dan PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia) untuk OHCHR (Office of the High Commissioner of Human Rights) PBB. Antara lain:

Pertama, Penolakan Pendaftaran Ormas HFDI (Himpunan Falun Dafa Indonesia). UUD 1945 pasal 28 E No 3, undang-Undang no 39 Tahun 1999 pasal 24 dan pasal 21 International Convenant on Civil and Political Rights yang diratifikasi dengan konstitusi no 12 Tahun 2005 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk berserikat, berkumpul dan berorganisasi.

HFDI dideklarasikan di Indonesia tanggal 9 September 2009 dan pada 25 Mei 2010 mengajukan permohonan terdaftar secara legal ke Dirjen Kesbangpol Kemendagri dengan memenuhi persyaratan yang ada dan mengisi Formulir pendaftaran. Namun Dirjen Kesbangpol Kemendagri malah menerbitkan surat No. 220 / 835 DIII pada tanggal 17 Juni 2010 yang isinya menolak pendaftaran HFDI karena alasan HFDI adalah organisasi dari luar negeri.

Menanggapi surat ini HFDI mengajukan tuntutan ke PT TUN atas penolakan regristrasi tersebut, namun Hakim PT TUN menolak tuntutan tersebut dan menyebutkan bahwa HFDI hendaknya lebih bisa bersosialisasi dengan pemerintah dan masyarakat.

Fakta setelah itu Kesbangpol kemendagri malah menerbitkan surat bernomor 220/3934 DII tentang penanganan HFDI yang menyatakan bahwa seluruh jajaran Dirjen Kesbangpol di seluruh wilayah Indonesia agar tidak menerima pendaftaran di daerah masing-masing dan selalu melakukan pemantauan terhadap seluruh aktifitas Falun Gong.

Merespon Ini HFDI mengirimkan surat terbuka kepada Presiden dan diteruskan kepada institusi lain seperti DPR, Kepolisian, dan media massa dan lain-lain, namun tidak mendapatkan tanggapan. Implikasi dari penolakan Pendaftaran ini adalah banyak aksi damai yang dilakukan oleh Praktisi Falun Dafa dibubarkan aparat.

Tercatat dalam laporan bahwa semenjak 2005 sd 2016 ada 8 aksi damai Falun Dafa dibubarkan aparat. Misalnya pada tanggal 23 April 2005, pembubaran aksi 12 Praktisi Falun Dafa di depan Kedubes RRT di Jakarta dengan mengamankan 12 Praktisi tersebut dan menahan selama 24 jam. Mereka dituntut ke PN Jakarta Selatan atas tuduhan melanggar Perda tentang ketertiban Kota, namun Hakim memutuskan mereka tidak bersalah.

Selanjutnya Pembubaran Parade Keindahan Falun Dafa di Semarang 7 April 2007. Pembatalan secara sepihak keikutsertaan pada Jakarnaval menyambut HUT Jakarta ke 480 tanggal 7 Juli 2007.

Pembubaran Parade Falun Dafa di Surabaya tanggal 13 Mei 2011. Sempat terjadi kekerasan oleh aparat terhadap Peserta parade dan pemukulan wartawan. Intervensi terhadap keikutsertaan pada Kuta Carnival di Bali. Padahal sejak 2002 sampai 2007 komunitas Falun Dafa selalu ikut serta.

Namun pada tanggal 26 Oktober 2008 ada pembatalan sepihak dengan alasan  adanya intervensi dari konsulat RRT. Dan yang terakhir adalah para aktivis Falun Dafa dapat tekanan dari aparat pada momentum konferensi Asia Afrika (KAA).

Kedua, pembredelan Radio Era Baru FM di Batam dan kriminalisasi direkturnya. Di tahun 2005 beberapa warga Batam mendirikan sebuah stasiun radio yang mempunyai segmen pendengar yang berbahasa mandarin.

Radio ini punya kepedulian untuk menyiarkan kejahatan HAM yang terjadi di RRT terhadap Praktisi Falun Dafa. berita  tentang perampasan organ sering disiarkan oleh radio ini. Sehingga membuat Negara bersangkutan jadi gerah. Melalui kawat diplomatik, negara tersebut berusaha memengaruhi kebebasan pers di Republik Indonesia.

Koalisi Peduli Pers dan Penyiaran mengirimkan Nota Protes menolak intervensi asing terhadap kebebasan Pers di Indonesia. Diantaranya Aliansi Jurnalistik Indonesia Jakarta (AJI Jak), Ghure, LBH Pers, praktisi Jurnalistik dan lain lain. Meski ditolak, nota protes dibacakan oleh Hendrayana dari LBH Pers. Aksi dilakukan di depan pintu gerbang Kedubes China, Rabu 30 Mei 2007 (Istimewa)

Pada 24 Maret 2010 Tim dari Departeman Komunikasi dan Informasi, Komisi Penyiaran Indonesia, dan Kepolisian Kepri mendatangi Statiun Radio Era Baru FM dan mengambil exciter transmitter secara paksa dan menyegel Kantor.

Pada 5 Mei 2010 Direktur Radio Era Baru dikriminalisasi dan dinyatakan sebagai tersangka oleh penyidik kepolisian Kepri dengan tuduhan  bahwa Radio Era Baru tidak mempunyai izin frekuensi padahal izin sudah dimiliki, dengan tuntutan 6 tahun penjara. Tanggal 6 September 2011 Direktur Radio tersebut divonis 6 tahun penjara, dengan masa percobaan 1 tahun, dan denda 50 juta/ 3 bulan penjara.

Koalisi Peduli Pers dan Penyiaran mengirimkan Nota Protes menolak intervensi asing terhadap kebebasan Pers di Indonesia. Diantaranya Aliansi Jurnalistik Indonesia Jakarta (AJI Jak), Ghure, LBH Pers, praktisi Jurnalistik dan lain lain. Meski ditolak, nota protes dibacakan oleh Hendrayana dari LBH Pers. Aksi dilakukan di depan pintu gerbang Kedubes China, Rabu 30 Mei 2007 (Istimewa)

Upaya banding dilakukan hingga tingkat kasasi namun hingga kini belum ada keputusan hukum tetap dari Mahkamah Agung. Walapun dengan berbagai gangguan Radio Era Baru terus tetap mengudara. Puncaknya pada 13 September 2011 pembredielan kedua terjadi.

Pengambilan paksa terhadap exciter transmitter kembali dilakukan. Alasan aparat saat itu bahwa frekuensi Radio Era Baru mengganggu penerbangan di Batam dan sekitarnya. Namun, radio-radio yang lain yang mengudara tidak dibredel. Ada diskriminasi dalam kebebasan pers pada kasus Ini.

Suasana pemberedelan Radio Erabaru FM di Batam pada Selasa 13 September 2011 saat petugas mengambil paksa alat exciter dan digital processor Radio Erabaru (Foto : Istimewa)

Dari kejadian-kejadian di atas paling tidak pemerintah Indonesia menciderai 2 pasal tentang HAM yaitu pertama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan berorganisasi menyatakan pendapat secara lisan maupun tulisan. Kedua, kebebasan untuk menyatakan pendapat melalui media, di samping itu juga melanggar demokrasi dalam media.

Pada momentum 69 tahun hari HAM ini sebagai sebuah Bangsa dan Negara yang berdaulat hendaknya selalu berintropeksi apakah Bangsa Ini selalu konsisten dengan konstitusi atau sumpah janjinya sendiri.

Di tengah tarik menarik dalam pertarungan geopolitik dunia, nurani sebuah Bangsa harus selalu dikedepankan. Janganlah karena sedikit iming-iming kue investasi, masa depan sebuah Bangsa dipertaruhkan.

Barangkali lewat fakta tentang Falun Dafa ini, Sang Pencipta menguji pilihan nurani Bangsa Kita, apakah membela yang benar atau membela yang bayar.

Apakah berada pada sisi kebaikan atau kejahatan. Bangsa yang baik hati akan mendapat berkah.

Gemah ripah loh jinawi.

(Iswahyudi/whs/asr)

Alasan Tak Masuk Akal Kim Jong-un Ingin Membunuh Keponakannya Sendiri

0

oleh Wen Xin

Epochtimes.id- Setelah saudara laki lain ibu dari Kim Jong-un meninggal dalam pembunuhan di Kuala Lumpur, istri Kim Jong-nam, putranya Kim Han-sol dan putrinya terus hidup dalam pelarian untuk melepaskan diri dari target pembunuhan Kim Jong-un.

Baru-baru ini Media Jepang mengungkapkan bahwa Kim Jong-un terus berupaya untuk membunuh Kim Han-sol memiliki alasan langka dan tidak masuk akal.

Sejak Kim Jong-nam meninggal di Kuala Lumpur pada bulan Februari tahun ini, Kim Han-sol menjadi perhatian dunia, orang-orang khawatir jika dia akan dijadikan target pembunuhan  selanjutnya.

Pada 25 Desember, media Jepang Newspost seven menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa setelah Kim Jong-nam dibunuh pada bulan Februari lalu, target pembunuhan berikutnya adalah Kim Han-sol, putra Jong-nam yang kini berusia 21 tahun.

Artikel tersebut mengutip ucapan seorang analis yang mengatakan bahwa Kim Jong Un terus berupaya untuk menghabisi keponakannya itu dengan alasan yang aneh, yaitu merasa minder ketika berhadapan dengan Kim Han-sol yang modis.

Disebutkan bahwa Kim Han-sol kembali menjadi perhatian dunia adalah ketika pada 30 Oktober, 7 orang pekerja Korea Utara yang ditugasi untuk membunuh Kim Han-sol tertangkap saat berada di Beijing. Oleh sebab itu, banyak orang mengira bahwa Kim Han-sol sedang berada dalam perlindungan pemerintah Tiongkok.

Namun, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan pada awal bulan November bahwa Kim Han-sol tidak berada di Tiongkok tetapi berada di negara ketiga.

Awal bulan Oktober, Wall Street Journal memberitakan bahwa organisasi bawah tanah Korea Utara Cheollima Civil Defense mengatakan, Kim Han-sol, ibu dan saudara perempuannya kini berada dalam persembunyian yang mereka atur guna menghindari terjadinya pembunuhan yang dilakukan Kim Jong-un.

Kim Han-sol pada tahun 2012 menerima wawancara dari stasiun televisi dan radio Filandia, ia secara terbuka mengkritik kebijakan rezim Korea Utara.

Saat itu ia mengatakan bahwa ia sangat mendambakan suatu hari nanti bisa pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi untuk “membuat segala sesuatunya berjalan lebih baik” katanya.

Ketika menerima wawancara itu, ia sedang studi di sekolahan internasional di Bosnia and Herzegovina, sebelumnya Han-sol juga pernah belajar di Prancis.

Kim Han-sol pernah berkata : “Menjadi cucu dari Kim Il-sung bukan atas kemauan saya, tetapi saya berharap melalui belajar saya bisa menentukan jalan hidup saya sendiri”.

Namun harapan bisa bertentangan dengan kenyataan, kehadirannya sebagai tokoh kunci di Korea Utara semakin jelas. (Sinatra/asr)

Sumber : ntd.tv

Perayaan Natal dengan Pohon X’mas Proyeksi 3D Menakjubkan

0

Natal dirayakan di hampir setiap bagian dunia, dan Taiwan tidak terkecuali. Meskipun orang Kristen hanya membentuk 4,5 persen populasi Taiwan, orang-orang di seluruh negeri tersebut selalu merasakan suasana Natal yang meriah di setiap sudut sepanjang tahun ini.

perayaan natal 2017 di taipei
Dekorasi Natal yang berkilau di sebuah pusat perbelanjaan di Distrik Xinyi Kota Taipei. (Gambar: Billy Shyu / Vision Times)

Pusat perbelanjaan, toserba, gedung perkantoran, dan trotoar di depan bangunan ini sangat dihiasi dari minggu-minggu menjelang Natal sampai liburan Tahun Baru berakhir. Hal ini tidak biasa untuk melihat pohon Natal raksasa atau hiasan terkait di kantor pemerintah juga.

Selain itu, banyak kegiatan perayaan Natal berskala besar disponsori oleh berbagai pemerintah di seluruh Taiwan. Ambil Kota Baru Taipei, sebuah kota metropolitan di Taiwan utara yang berpenduduk 4 juta misalnya. Ia telah menyelenggarakan kegiatan “Christmasland” di New Taipei City Plaza setiap tahun selama tujuh tahun terakhir.

pohon natal 2017
Dekorasi Natal yang berkilau di sebuah pusat perbelanjaan di Distrik Xinyi Kota Taipei. (Gambar: Billy Shyu / Vision Times)

Terbagi menjadi tiga area, Festival Natal 2017 New Taipei City yang menarik dan inovatif diadakan dari tanggal 24 November 2017 sampai 1 Januari 2018, membawa 39 hari kegiatan meriah. Tahun ini, perusahaan Singaporean Guinness World Record kembali diundang untuk membuat pertunjukan seni pencahayaan yang peling terang di layar proyeksi terbesar Taiwan (94.657 kaki persegi atau 8.294 m2) pada pertemuan Natal tahun ini.

perayaan natal 2017 di taipei
Dekorasi Natal yang berkilau di sebuah department store di Distrik Xinyi Taipei City. (Gambar: Billy Shyu / Vision Times)

Sebanyak 48 proyektor kwalitas utama digunakan untuk membuat pohon Natal proyeksi rancangan 360 derajat 3D yang unik, yang direkomendasikan oleh ‘Harper’s Bazaar Magazine’ sebagai satu dari 19 pohon Natal yang paling menakjubkan di dunia. Animasi yang hidup dan halus, musik yang fantastis, dan efek spesial yang mengkilap membuat Christmasland paling menarik bagi banyak pengunjung di dalam dan luar negeri.

perayaan natal 2017 di taipei taiwan
Dekorasi Natal yang berkilau di sebuah department store di Distrik Xinyi Taipei City. (Gambar: Billy Shyu / Vision Times)

Di area Christmasland, ada delapan pasar kontainer yang dikonversi yang dihiasi dengan pencahayaan yang luar biasa, panggung berbentuk Santa dan fasilitas pesta Natal bertema rusa Natal yang berkilauan. Selain itu, penyanyi dan penari terkenal, bersama dengan hampir 30 grup penyanyi idola lainnya, diundang untuk tampil live di Konser Natal Superstar Christmasland.

perayaan natal 2017 di taipei taiwan
Kegiatan Christmasland di Kota Taipei Baru yang direkomendasikan oleh ‘Harper’s Bazaar Magazine’ sebagai salah satu dari 19 pohon natal yang paling menakjubkan di dunia. (Gambar: Pemerintah Kota Taipei Baru)

Di ibu kota Taiwan, Festival Natal Taipei tahun 2017 disponsori oleh pemerintah Kota Taipei, bekerja sama dengan 12 department store besar, 4 distrik komersial bidang khusus, dan 80 bisnis. Dalam acara 15 hari, aktivitas pengumpulan prangko diluncurkan, dan 15 gaya berbeda dari boneka nutcracker edisi terbatas diperkenalkan kepada para kolektor.

perayaan natal 2017 di taipei taiwan
Dekorasi Natal di hotel bintang lima di Kota Taipei. (Gambar: Courtesy of Pern Jane)
pohon natal air perayaan natal 2017 di taiwan
Pohon Natal air yang unik di Kota Taichung, Taiwan. (Gambar: Pemerintah Kota Taichung)

 

Meskipun Hari Konstitusi Taiwan bertepatan dengan hari Natal, banyak pemerintah daerah di seluruh negeri telah mengadakan berbagai kegiatan perayaan Natal, sebagai gantinya Hari Konstitusi dalam beberapa tahun terakhir. Banyak rumah besar dan tempat tinggal juga dihiasi dengan pohon Natal dan lampu yang berkilau sepanjang tahun ini terlepas dari apakah mereka orang Kristen atau tidak. (VisionTimes/ran)

perayaan natal 2017 di taiwan
Jalan Lama di Distrik Tamsui di Kota Baru Taipei dipenuhi dengan suasana Natal di malam hari. (Gambar: Billy Shyu / Vision Times)

ErabaruNews

Kaitan Antara Balas Dendam Militer dengan Motif Pembunuhan yang Dilakukan Polisi di Hunan, Tiongkok

0

oleh Zhou Xiaohui

Epochtimes.id- Sebuah kejadian yang menarik perhatian banyak orang di Tiongkok adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anggota polisi Shangmei Zhen (town), Hunan terhadap warga sipil.

Microblogging milik Kantor Kepolisian Xinhua County, Hunan, Tiongkok pada 23 Desember memberitakan bahwa seorang warga sipil mati tertembak oleh pembunuhnya yang bernama Chen Jianxiang, 46 tahun. Ia masih menyandang sebagai anggota polisi Shangmei Zhen. Kepolisian langsung mengeluarkan perintah pencarian dan penangkapan pelaku.

Malam harinya, microblogging tersebut kembali memuat sebuah artikel yang berasal dari reporter ‘Harian Hunan’ bernama Li Guobin yang mengatakan bahwa, Chen telah membunuh 2 orang yang masing-masing adalah pria bermarga Zou, 36 tahun, petugas Dinas Pendidikan Xinhua County, dan pria bermarga Duan, usia 58 tahun, seorang karyawan yang sudah pensiun.

Menurut netizen setempat bahwa Chen Jianxiang tersebut melarikan diri setelah ia berhasil menembak mati seorang wakil kantor kepolisian.

“Ia membawa daftar yang tertulis nama-nama orang yang hendak ia bunuh, antara lain adalah Chen Ying, kepala kantor polisi, kepala kantor keamanan dan ketertiban publik yang berada di lokasi Xihe, Meiyuan beserta reken-rekannya, termasuk kepala preman dan lainnya yang jumlahnya mencapai lebih dari 40 orang” ungkap netizen tersebut.

22 Februari, Xinhua County, Loudi City, Hunan, tembakan polisi menembak. Gambar tersebut menunjukkan gambar terkait kejadian. (Video capture)

“Ia pergi dengan membawa 30 butir peluru dan meninggalkan surat wasiat yang isinya menyebutkan bahwa ia hendak membunuh 30 orang yang membuatnya sakit hati sebagai upaya balas dendam”, lanjutnya.

Selain itu, media Tiongkok mengutip ucapan beberapa penduduk setempat mengabarkan bahwa Chen Jianxiang pernah menjabat sebagai wakil kepala di kantor polisi Xinhua County dalam beberapa tahun terakhir. Ia berkepribadan cukup baik.

Ia masih diakui orang banyak sebagai polisi baik. “Rajin melakukan tugas patrolinya dengan tidak bermalas-malasan. Dan suka menyapa orang-orang yang ia pernah kenal”.

Tidak diragukan lagi, pengumuman Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik Xinhua County, berita-berita yang disampaikan netizen mengundang beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Pertama, apa motif pembunuhan Chen Jianxiang yang merupakan bagian dari sistem diktator Tiongkok?

Kedua, siapa saja yang hendak ia bunuh ?

Ketiga, apa hubungan dia dengan 2 orang yang sudah menjadi korban penembakannya ?

Keempat, apa yang menyebabkan seorang polisi berkepribadian tidak jelek itu sampai bertekad untuk mempertaruhkan nyawanya ? Apalagi seseorang sudah mencapai usia paro baya, ia semestinya ingin menikmati sukacita keluarga, bukan ?! Apasaja latar belakang dari peristiwa itu.

Mungkin kita bisa menemukan titik terang mengapa Chen Jianxiang membunuh melalui dua peristiwa pembunuhan oleh anggota militer yang pernah terjadi di Tiongkok sebelumnya.

Pada 9 Nopember 2011, 4 orang tentara yunior dari kelompok pasukan no.65331 yang ditempatkan di kota Jilin, Shenyang kabur dari markas dengan membawa senapan otomatis beserta 795 butir peluru.

Sore keesokan harinya, mereka dicegat pihak berwenang di jalan bebas hambatan dekat daerah Fushun. Hanya satu dari mereka yang tertangkap sedangkan 3 lainnya mati saat terjadi tembak menembak.

Ungkapan netizen menyebutkan bahwa peristiwa tersebut bemula dari pemimpin regu mereka yang bernama Yang Fan mengalami penggusuran paksa rumahnya yang terletak di Kampung Liya sehingga keluarganya berkonflik serius dengan pemda setempat.

Hal ini menyebabkan Yang Fan pulang kampung dengan membawa senjata api untuk ‘membalas dendam’. Sedangkan motivasi ketiga rekannya adalah karena rasa simpati dan kesetiakawanan.

Kalaupun kejadian keempat tentara di atas masih tidak sampai menimbulkan konsekuensi serius. Maka insiden militer melakukan “balas dendam kepada musuh di Beijing” yang terjadi  pada tahun 90-an telah menimbulkan sensasi pada masanya.

Pada 21 September 1994, Tian Mingjian, komandan letnan resimen 12 dari garnisun Divisi ke-3 di daerah garnisun Beijing di Tong County. Dia saat itu dengan menggunakan senapan buat Tiongkok (setara AK 47) dan dua ratus buah amunisi menembak mati beberapa pejabat garnisun di lapangan latihan militer.

Ketika itu dia kemudian membajak kendaraan, membunuh beberapa orang warga sipil dan tiba di kawasan kedutaan, adu senjata antara Tian Mingjian dengan polisi bersenjata yang datang mengepung pun tak terelakkan.

Pada saat itu, diplomat Iran Yousef Mohammadi Pishknari berada dalam kendaraan sedang menghantarkan keempat orang anaknya ke sekolah tertembak mati oleh Tian beserta seorang anaknya.

17 orang sipil yang saat itu berada dalam bus dan naik sepeda menuju tempat kerja juga menjadi korban mati akibat peluru yang diberondongkan oleh Tian. Akhirnya nayawa Tian Mingjian pun dicabut oleh penembak jitu yang didatangkan.

Dilaporkan bahwa Tian Mingjian murka akibat istrinya dipaksa untuk menjalani aborsi karena mengandung anak keduanya. Kepalang karena ‘kehilangan anak kedua dan istrinya juga sedang dalam kondisi gawat’ memaksa Tian melakukan tindakan ekstrem itu.

Insiden Yang Jia menyerang polisi adalah contoh dari kejadian seorang sipil yang terpaksa memberontak untuk melawan kekerasan otoritas.

Seperti yang kita semua ketahui, di bawah kepemimpinan PKT, terutama sejak Jiang Zemin berkuasa korupsi di negara tersebut merajalela. Kerusakan pada sistem pemerintahan dan militer menyebabkan juga naiknya angka kejahatan sebesar 17 sampai 22 % setiap tahun, premanisme tumbuh di mana-mana.

Dalam lingkungan sosial seperti ini, setiap warga sipil sulit untuk keluar dari nasib tertekan dan dimangsa oleh penguasa. Hal ini tentunya juga dialami oleh anggota militer termasuk polisi.

Meskipun setelah Xi Jinping menjabat dan membasmi korupsi, tetapi akibat pengaruh dari pemerintahan otokrasi yang sudah berlangsung cukup lama, untuk mengatasi situasi di atas bukannya hal mudah.

Contoh-contoh pemberontakan rakyat sudah banyak sesekali. Dan munculnya kasus Chen Jianxiang tidak lebih dari sebuah gamparan keras kepada ‘zaman Keemasan’ yang terus dipompa oleh otoritas dengan tanpa mengenal lelah.

Tidak perlu berbicara terlalu banyak, dalam lingkungan sosial yang gelap dan korup seperti sekarang ini, orang yang berbaik hati meskipun menyandang status aparatur negara, akan berubah jahat. Mereka terpaksa memilih menggunakan kekerasan untuk mengatasi kekerasan.

“Hidup susah mati pun tak takut”. Apalagi warga-warga yang bersikap demikian ini masih dilengkapi dengan senjata api, membuat otoritas semakin ketakutan.

Ada nasihat leluhur : Air dapat menghantarkan perahu ke tujuan tetapi dapat juga membuatnya terbalik.

Bila air itu diibaratkan rakyat, dan perahu itu adalah pemerintah, oleh karena itu …. perlu mawas diri. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com

Novelis Bulgaria Menantang Dogma Komunis

0

Selama tiga hari berturut-turut, penulis Dimitar Dimov dipaksa untuk duduk dan mendengarkan pidato 23 kritikus paling terhormat di Bulgaria, menakhlukkan novelnya yang baru diterbitkan untuk menghancurkan, kritikan gaya Stalinis. Tidak pernah dalam sejarah sastra Bulgaria ada seorang penulis yang menghadapi panel seperti itu yang kemudian dipaksa untuk merombak kembali novelnya.

Novel “Tyutyun” (“Tembakau” dalam bahasa Bulgaria) diterbitkan pada akhir tahun 1951 dan menjadi tenar mendadak di negara Eropa Timur kecil tersebut, meskipun para kritikus yang memberikan pidato memberinya label sebuah kegagalan.

novelis burgaria Dimitar Dimov
Edisi pertama novel “Tyutyun,” 1951. (Alba Books)

Setelah mengakui bakatnya sebagai penulis, hanya beberapa dari kritikus tersebut yang mengatakan sesuatu tentang novel tersebut. Yang lain menuduh Dimov dipengaruhi oleh kosmopolitanisme, erotisme, dan sifat dekaden dari literatur Barat, sebagai ganti merangkul realisme sosialis, satu-satunya gaya aliran yang dapat diterima pada saat itu. Mereka merekomendasikan agar buku tersebut dimodelkan mengikuti penulis Soviet seperti Valentin Kataev atau Alexander Fadeyev; yang terakhir ini memperjuangkan Joseph Stalin, yang menyebutnya “humanis terbesar yang pernah dikenal dunia,” menurut “Subsidizing Culture” oleh James T. Bennett.

“Campur tangan semacam itu sama dengan pembunuhan sastra … sebagai gagasan dan pesan,” kata Milena Katosheva, kurator Dimitar Dimov House Museum, yang berafiliasi dengan Museum Nasional Sastra Bulgaria di ibukota Sofia. “Ini membunuh dorongan kreatif penulis, menghilangkan kebebasan berekspresi, kebebasan berpikirnya. Setelah ini, dia tidak lagi mengambil tugas epik untuk menggambarkan keadaan masyarakat Bulgaria.”

Kasus ‘Tyutyun’

“Tyutyun” menceritakan tentang sebuah pabrik pengolahan tembakau besar pada tahun 1930-an dan 1940-an dan bentrokan dari dua kelas utama: kaum kapitalis (atau kaum borjuis, seperti yang dikatakan Marxis) di satu sisi dengan komunis di sisi lain.

Namun sebagai ganti memuliakan pekerja yang mengabdikan diri pada gagasan komunis dan memfitnah kapitalis yang dianggap eksploitatif, Dimov memusatkan perhatian pada kedalaman dunia karakter, mengungkapkan emosi, semangat, dan hasrat mereka. Dia menciptakan karakter yang dalam, hidup, dan realistis, yang secara kuat saling tertarik satu sama lain, mengabaikan kenyataan bahwa mereka berasal dari kelas yang berbeda, tema yang tidak dapat diterima untuk agenda komunis pada saat itu.

Setelah 9 September 1944, ketika Bulgaria keluar dari Perang Dunia II dan komunis mengambil alih kekuasaan, sastra menjadi pelayan mutlak rezim tersebut. Apa pun yang tidak berkontribusi terhadap pembangunan sosialis ditargetkan untuk dihapuskan.

Tujuannya adalah untuk membersihkan semua elemen borjuis dan menegaskan norma sosialis. Para penulis dikeluarkan dari Asosiasi Penulis Bulgaria, daftar literatur terlarang diumumkan, dan penyensoran total untuk penerbitan dan media, pada umumnya, diberlakukan.

Realisme sosialis membatasi penulis pada topik-topik rakyat sosialis, kepahlawanan, partai sosialis, optimisme historis, dan humanisme sosialis, Katosheva mengatakan. Semua karya sastra harus menggambarkan karakter mereka sebagai anggota kelas sosial, dan hanya mereka yang memeluk komunisme yang dapat digambarkan secara positif, bagi mereka adalah pahlawan era baru tersebut.

Bantahan Halus namun Tegas

Meski begitu, Dimov menentang dogma komunis yang kaku itu. Untuk mempertahankan novelnya, dia menulis sebuah pernyataan setebal 32 halaman dimana dia dengan rendah hati, hormat, dan metodis, menolak semua tuduhan-tuduhan.

Terlebih lagi, dia mempertanyakan kritiknya dan menawarkan visi realisme sosialis yang lebih bebas dan reformis: “Mengapa harus saya, yang mengumpulkan materi-materi, memikirkan plot dan karakter dari semua sudut yang mungkin, …, menghabiskan malam tanpa tidur dan mengetik di mesin ketika orang lain sedang beristirahat, harus selalu salah mengenai beberapa karakter atau situasi, yang oleh kritikus X atau penulis Y tidak dapat pahami?

“Mengapa harus saya, yang telah bergelut selama berbulan-bulan dengan karakter saya, memahami kekurangan karakter saya, sementara kritikus X atau Y memahami mereka dengan lebih baik di bawah dalih bahwa saya subjektif, dan mereka objektif?

“Jika saya telah menunjukkan di ‘Tyutyun’ bahwa saya telah menggenggam perkembangan sejarah dari peristiwa tersebut, bahwa saya setia kepada orang-orang kita dan bahwa saya melayani cita-cita sosialisnya, sesudah itu saya memiliki kebebasan untuk mengikuti jalan saya, inisiatif dan kehendak pribadi saya.”

Meski Dimov berhasil secara halus menghadapi kritik dengan cara yang elegan, ia tetap harus merombak kembali novelnya.

“Saya tidak memiliki cara untuk tidak mematuhi,” Dimov mengaku kepada istrinya yang kedua, Lena Levcheva, menurut mingguan Bulgaria 168 Chasa (168 Hours).

“Saya melakukannya untuk menyelamatkan satu-satunya yang sedang saya tulis.”

penulis Dimitar Dimov untuk novel Tyutyun
Dimitar Dimov di rumahnya di Sofia, ibu kota Bulgaria. Rumahnya telah berubah menjadi museum, ‘House of Dimitar Dimov’, berafiliasi dengan Museum Nasional Sastra Bulgaria. (Museum Nasional Sastra Bulgaria)

“Saya tidak bisa melupakan rasa sakit tersebut diman dia mengucapkan kata-kata ini,” kata Levcheva mengakuinya, pada gilirannya. “Itu seperti cerita alkitabiah. Dimov sendiri naik di kayu salib, sehingga anaknya, ‘Tyutyun,’ bisa hidup. Pembunuhannya sudah dekat. Kemenangan itu tidak membawanya pada kepuasan. Sebaliknya: Mengutuk kematiannya untuk kehidupan yang bermuka dua.”

“Membandingkan pernyataannya dengan yang dibuat para kritikus itu, Anda bisa melihat perbedaan besar antara dia dan mereka secara intelektual dan moral,” kata puterinya, dramawan Teodora Dimova, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Faktor.bg. “Dia menyimpan kehadiran pikirannya, meskipun novel ini menghabiskan nyawanya. Sebagai konsekuensinya 15 tahun, dia hanya menulis tiga drama meski ia berada di puncak karirnya sebagai penulis. Dia meninggal pada usia 56 tahun dari stroke mendadak, besar, dan tidak dapat disembuhkan.”

Teror yang Melumpuhkan

Dimov memiliki dua rintangan terhadapnya. Pertama, dia dilahirkan dalam keluarga borjuis yang terhubung dengan tsar tersebut: Ayah kandungnya dan suami kedua ibunya adalah perwira untuk tsar tersebut. Kedua, dia seorang intelektual. Dia mengkhususkan diri pada histologi dan menjadi profesor anatomi, embriologi, dan histologi vertebrata.

Setelah tahun 1944 ketika orang-orang dari masyarakat elit sebelumnya, termasuk intelektual, menghilang tanpa jejak, suasana untuk orang-orang ini sangat menegangkan. Sudah agak bimbang, dan orang yang gelisah, Dimov sama sekali tidak siap menghadapi situasi sengit dan agresif di era Stalinis awal.

“Dalam kehidupan sastra tahun 1950-an, menolak partai tersebut tidak terpikirkan,” kata Plamen Dojnov, profesor dan ketua departemen Studi Bulgaria Baru di New Bulgarian University, dan salah satu peneliti paling menonjol dalam kasus “Tyutyun“.

“Ini lebih dari sekedar pertempuran di bidang sastra, di mana masing-masing berusaha memenangkan partai sebagai sekutunya,” katanya.

Jika Dimov menolak rekomendasi untuk merombak kembali “Tyutyun,” itu akan membawa banyak masalah, isolasi, atau biaya hidupnya.

“Gelombang teror dan ketakutan antara tahun 1944 dan 1950 sangat mengejutkan sehingga kehendak bebas para penulis hanya bisa lumpuh, dan hampir tidak ada yang mampu melakukan pertimbangan yang tenang dan rasional sebelum mengungkapkan ketidaksetujuan apa pun,” katanya.

Pengawas Komunis

Tidak seperti kasus serupa di Uni Soviet, di mana Stalin mendapat informasi tentang literatur “bermasalah” dan dengan santai ikut campur, dengan “Tyutyun,” pemegang jabatan negara dan pemimpin partai, Valko Chervenkov, mengikuti karya Dimov dalam buku tersebut, sampai edisi kedua diterbitkan. pada tahun 1954.

“Apa yang unik dalam kasus Bulgaria tersebut adalah peran sentral dari Chervenkov, yang merupakan ‘konstruktor’ [pengawas] terhadap buku tersebut seperti tentang skandal yang diprovokasi,” kata Dojnov.

Chervenkov mendukung “Tyutyun” dalam kondisi tertentu. Dia menulis surat pribadi kepada Dimov, mengucapkan selamat kepadanya atas novel tersebut dan menyebutnya sebagai “kegembiraan besar untuk sastra kita,” namun tetap bersikeras untuk merombaknya kembali.

Novel "Tyutyun" ("Tembakau" dalam bahasa Bulgaria)
Dimitar Dimov sebagai ketua Asosiasi Penulis Bulgaria, pada tahun 1964. (National Museum of Bulgarian Literature)

Dalam surat lain dari tahun 1952, ditujukan kepada Christo Radevski, ketua Asosiasi Penulis Bulgaria, Chervenkov menulis: “Saya tidak tahu apa yang sedang dilakukan kawan Dimov, apakah dia sedang merombak kembali ‘Tyutyun‘? Saya ingin seseorang memberi dia pesan bahwa dia akan melakukan yang terbaik jika dia merombak kembali novel tersebut, dengan mempertimbangkan segala sesuatu yang berharga termasuk dalam pernyataan, lisan dan tulisan, yang berhubungan dengan diskusi dan ulasan untuk novel itu. Saya pikir kawan Dimov akan sangat tepat jika menerbitkan edisi kedua dari buku ini yang sudah dirombak ulang , tidak hanya dalam bahasa Bulgaria, tapi juga terjemahan bahasa lain berdasarkan edisi ulang yang kedua ini.”

“Chervenkov ‘menyelamatkan’ Dimov, tapi juga mengorbankan versi pertama, demi versi reformis dari novel tersebut,” kata Dojnov. “Dia memainkan peran ‘produser dan penjamin’ dalam pengerjaan ulang tersebut, membawa buku itu kembali ke tempat yang ingin diloloskan, sehingga merampas identitasnya.”

Setelah sesi kritik tiga hari tersebut, sebuah artikel yang tidak bertanggal muncul di surat kabar corong komunis Rabotnichesko Delo [Akta Pekerja] menyebut ” On the Novel ‘Tyutyun’ and Its Unfortunate Critics” (Novel ‘Tyutyun’ dan Kritiknya yang Disayangkan).  Kemudian, menjadi jelas bahwa pemrakarsa dan editor akhir dari artikel tersebut adalah Chervenkov sendiri. Sebulan kemudian, kritikus-kritikus paling ganas terhadap “Tyutyun” diusir dari posisi kepemimpinan mereka.

“Chervenkov ingin menegaskan otoritasnya sebagai hakim tertinggi mengenai semua isu yang berkaitan dengan budaya,” jelas Dojnov. “Dalam kasus ini, dia secara logis mengambil sisi Asosiasi Penulis Bulgaria tersebut, untuk memberikan pelajaran kepada lingkaran kritikus yang lancang dan gegabah yang kehilangan posisi istimewa sebelumnya.

“Pemimpin komunis atas tersebut ingin menunjukkan bahwa mandat untuk mengelola literatur telah diberikan kepada Asosiasi olehnya, dan tidak ada seorang pun yang harus memikirkan untuk mengabaikan wewenang ini,” kata Dojnov.

Kaum kiri tanpa pilihan, Dimov menambahkan 250 halaman ke buku aslinya, menciptakan karakter-karakter komunis baru dan adegan baru yang menunjukkan kepahlawanan dan pengorbanan para pejuang komunis.

Yang kedua, setelah dirombak kembali, “Tyutyun” diterbitkan pada awal 1954, setelah mendapat persetujuan eksplisit dari para kritikus, yang merupakan bagian dari Asosiasi Penulis Bulgaria dan ditugaskan dan dipandu secara pribadi oleh Valko Chervenkov.

sutradara Nikola Korabov
Foto dari film “Tyutyun” (1962), disutradarai oleh Nikola Korabov, menampilkan Nevena Kokanova sebagai Irina dan Yordan Matev sebagai pemilik pabrik tembakau, Boris Morev. (Dir BG)

Pada tahun 1955, edisi ketiga novel ini muncul, dengan koreksi kecil yang dilakukan oleh Dimov. Para kritikus tetap diam. Pada tahun 1962, novel ini dibuat menjadi sebuah film oleh sutradara terkemuka Nikola Korabov.

Versi asli novel tersebut muncul kembali pada tahun 1992, tiga tahun setelah jatuhnya komunisme di Bulgaria, yang berlangsung pada 10 November 1989 (sehari setelah jatuhnya Tembok Berlin). Hari ini, “Tyutyun” adalah salah satu novel Bulgaria yang paling dicintai, dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. (ran)

ErabaruNews

Tangan Kanan Gembong Obat Bius Meksiko Lord El Chapo Diekstradisi ke Amerika Serikat

0

ErabaruNews – Seorang pria yang diduga sebagai salah satu tokoh gembong pedagang obat terlarang Meksiko telah dikirim ke San Diego, Amerika Serikat. Dimana dia dikabarkan hadir di hadapan seorang hakim pada 19 Desember 2017.

Victor Manuel Felix-Felix dituduh mengelola pengiriman ber-ton-ton kokain dan pencucian ratusan juta dolar AS untuk kartel narkoba Sinaloa yang berkuasa. Kartel tersebut sebelumnya dikelola oleh penguasa obat terlarang, Joaquín ‘El Chapo’ Guzmán.

Surat dakwaan tersebut menuduh Felix-Felix mengelola jaringan kriminal yang kawasan operasinya membentang di lima negara ; Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Ekuador, dan Columbia.

https://twitter.com/NarcoBlogger/status/943438093947826179

Felix-Felix, yang dikenal sebagai ‘El Señor’ didakwa oleh dewan juri federal AS di San Diego pada tahun 2011. Dia kemudian dituntut karena terlibat dalam serangkaian tindak kriminal, berkomplot untuk mendistribusikan kokain, dan berkomplot untuk melakukan pencucian uang. Dia kini akhirnya terpaksa menghadapi tuntutan tersebut.

Felix-Felix ditangkap oleh pihak berwenang Meksiko di sebuah kompleks apartemen di kota Santa Fe, Meksiko, pada bulan Oktober 2017. Seperti dikutip dari The Epoch Times, Senin (25/12/2017).

“Hari ini adalah pengingat bahwa gembong narkoba internasional yang mendapatkan keuntungan dengan mengirimkan narkotika ke komunitas kita tidak aman dari tuntutan hukum. Kami akan bekerja sama dengan mitra internasional kami untuk membawa mereka ke pengadilan di manapun mereka berada,” kata Jaksa Agung, Adam Braverman.

Felix-Felix lebih dari sekadar seorang letnan terpercaya untuk ‘El Chapo’. Dia adalah ayah mertua dari salah satu putra Guzmán dan godfather dari salah satu anak Guzmán.

Putra Guzmán, Ivan dan Jesus Alfredo, mengambil alih operasi obat Sinaloa setelah ‘El Chapo’ ditangkap dan diekstradisi ke Amerika Serikat awal tahun ini.

https://twitter.com/NarcoBlogger/status/943436599504670720

Operasi Penyamaran

Bukti untuk tuduhan tersebut dikumpulkan oleh agen Drug Enforcement Agency (DEA), yang membentuk operasi pencucian uang palsu pada tahun 2009. Mereka menawarkan untuk mengangkut uang dan obat-obatan di pesawat pribadi.

Agen yang menyamar itu mulai memindahkan sejumlah besar uang tunai dari jaringan dealer kartel di seluruh Amerika Utara ke Meksiko.

Menurut San Diego Union-Tribune, pada tanggal 3 Juni 2009, agen DEA dan rekan Felix-Felix bertemu di Panama City, Panama. Mereka membuat kesepakatan untuk mengumpulkan lebih dari 300 juta dolar AS dari jaringan dealer kartel di seluruh Amerika Utara.

Uang itu dimaksudkan untuk dicuci melalui bank-bank Amerika dan diterbangkan ke Meksiko.

Raja gembong narkoba Joaquin ‘El Chapo’ Guzmán dikawal ke sebuah helikopter di bandara Mexico City menyusul penangkapannya kembali dalam sebuah operasi militer yang intens di Los Mochis, di Negara Bagian Sinaloa, pada 8 Januari 2016. (Alfredo Estrella/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Setelah pengiriman pertama berjalan lancar, beberapa pengiriman serupa pun segera diatur. Dengan uang tunai yang berasal dari Amerika Serikat dan Kanada, dikirim menuju ke Mexico City atau ke Bogata, Kolombia.

Begitu agen tersebut mendapatkan kepercayaan dari pejabat kartel, dia terbang ke Amerika Tengah untuk mengkoordinasikan pengiriman kokain.

Pengiriman pertama, hampir tiga ton kokain diangkut. Pesawat seharusnya melakukan perjalanan dari Ekuador ke Mexico City. Agen tersebut mengatur agar mereka ditangkap oleh pasukan keamanan Ekuador sebelum melintasi perbatasan.

Pengiriman kedua, juga dari Ekuador ke Mexico City, diizinkan mencapai tujuannya. Agen kemudian menyita kiriman setelah anggota Cartel Sinaloa mengambil alih kepemilikannya. Felix-Felix dan 18 anggota kartel lainnya kemudian berhasil ditangkap. (waa)

Bom Bunuh Diri di Dekat Kantor Intelijen Afghanistan, 6 Orang Tewas

0

Epochtimes.id- Seorang pembom bunuh diri meledakkan bahan peledaknya di dekat kantor Intelijen Afghanistan NDS (National Directorate of Security) di Sash Darak di kota Kabul, Afghanistan sekitar pukul 8 pagi, Senin (25/12/2017).

Seperti dilansir TOLONews.com, setidaknya empat warga sipil dan dua anggota NDS tewas dalam serangan bunuh diri di dekat sebuah kantor Direktorat Keamanan Nasional (NDS) dekat Lapangan Abdulhaq di Kabul City.

Sumber keamanan tersebut menyebutkan, serangan bom bunuh tesebut setidaknya menyebabkan tiga lainnya termasuk dua warga sipil terluka.

Sementara itu, pejabat di Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa lima orang tewas dalam serangan tersebut beberapa lainnya terluka.

Namun, pejabat tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Media propoganda dijalankan Islamic State Amaq mengklaim sebuah serangan bunuh diri yang menewaskan enam warga sipil di dekat sebuah pusat pelatihan yang dijalankan oleh badan intelijen Afghanistan di ibukota Kabul.

“Operasi syahid menargetkan Direktorat Keamanan Nasional … di kota Kabul,” kata situs propaganda Amaq.

Dilansir dari AFP, serangan ini adalah yang terbaru diklaim oleh kelompok jihadis Timur Tengah di Kabul. Kota ini dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi salah satu tempat paling mematikan di negara yang dilanda perang untuk warga sipil.

Keamanan di kota tersebut telah ditingkatkan sejak 31 Mei ketika sebuah bom truk besar menyasar komplek diplomatik. Serangan ini menewaskan sekitar 150 orang dan melukai sekitar 400 jiwa lainnya kebanyakan warga sipil.

Islamic State atau Daesh telah memperluas kehadirannya di Afghanistan sejak pertama kali muncul di kawasan ini pada tahun 2015.

Militan meningkatkan serangannya di Kabul, termasuk pada instalasi keamanan dan minoritas Syiah di negara tersebut.

Serangan minggu lalu di pusat pelatihan intelijen memicu baku tembak intensif selama berjam-jam yang menewaskan dua militan dalam sebuah serangan yang juga diklaim oleh IS.

Taliban yang bangkit kembali juga meningkatkan serangan terhadap instalasi keamanan.

Pada Jumat lalu, sebuah serangan yang diklaim oleh Taliban, seorang pembom bunuh diri mengenderai Humvee yang berisi bahan peledak ke sebuah kompleks polisi di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan. Aksi ini menewaskan sedikitnya enam petugas dan menghancurkan sebuah bangunan.

Pasukan Afghanistan, yang sudah dilanda desersi dan korupsi tekah terjadi peningkatan korban yang disebut oleh pengawas AS sebagai tingkat “sangat tinggi” sejak pasukan NATO secara resmi mengakhiri misi tempur mereka pada tahun 2014 dan memulai sebuah peran pelatihan dan dukungan.

Semangat tempur telah terkikis oleh ketakutan jangka panjang bahwa militan memiliki orang yang membantu – semuanya dari penyusup di jajaran pasukan Afghanistan yang korup untuk menjual peralatan tempur kepada Taliban. (asr)

Sumber : TOLONews/AFP

Bagi Warga Irak Berkeyakinan Kristen, Kenangan Pahit Natal di Negeri Sendiri Setelah ISIS

0

Epochtimes.id- Di dalam Gereja Santo George yang baru direnovasi di kota Teleskof, Irak Utara, Hayat Chamoun Daoud, Minggu (24/12/2017)  memimpin anak-anak sambil berpakaian seperti Santa Claus dan menyanyikan “Jingle Bells” dalam bahasa Aramaic.

Sebagaimana dialami penduduk Teleskof lainnya, ini adalah Natal pertama bagi Daoud yang dirayakan di kampung halamannya dalam tiga tahun, karena teroris ISIS menguasai kotanya dan memindahkan secara paksa 12.000 komunitas Kristen Chaldean.

“Sangat istimewa untuk kembali ke gereja saya, gereja tempat saya menikah, gereja tempat saya membesarkan anak-anak saya,” kata kepala sekolah kepala sekolah, sambil menangis menitikkan air mata.

Dihadapkan dengan pilihan untuk pindah keyakinan, membayar pajak atau kematian, Daoud, seperti banyak orang Kristen lainnya di Dataran Niniwe, memilih untuk meninggalkan kotanya.

Umat Kristen Irak berdoa semasa misa pada hari Natal di Gereja Saint George di Teleskof, Irak, 24 Desember 2017. (Reuters / Ari Jalal)

Sebagian besar mencari perlindungan di kota-kota terdekat, tetapi banyak mencari suaka permanen di luar negeri. Meskipun teroris hanya berada di Teleskof selama beberapa hari, warga hanya mulai kembali ke rumah pada awal tahun ini.

Pada Minggu ini, mereka merayakan Natal pertama mereka bersama-sama di gereja utama kota tersebut.

Ratusan jemaat, berpakaian terbaik, larut dalam doa dan menerima komuni dari Salar Bodagh, yang kemudian menyalakan api unggun tradisional di halaman gereja, yang dia katakan sebagai sebuah simbol pembaruan.

Larut Dalam Air Mata

Terlepas dari kegembiraan karena bisa merayakan natal secara terbuka sekali lagi, itu adalah Natal yang sangat pahit bagi sebagian besar warga di Dataran Niniwe, pusat komunitas Kristen kuno Irak.  Mereka dapat menelusuri sejarah mereka di negara ini hingga dua ribu tahun.

Meskipun Irak menyatakan kemenangan penuh atas para teroris dua minggu yang lalu setelah berlangsungnya kebrutalan perang selama tiga tahun, kerusakan yang terjadi pada kantong-kantong Kristen meluas, dan membuat banyak orang bertanya-tanya apakah mereka dapat mengatasi sejarah mereka baru-baru ini.

ISIS menghancurkan daerah-daerah Kristen, menjarah dan membakar rumah-rumah dan gereja-gereja, melucuti mereka dari semua artefak berharga dan menghancurkan benda-benda peninggalan.

Kerusakan di Qaraqosh, sebuah kota yang berjarak 10 mil sebelah barat Mosul yang juga dikenal juga Hamdaniya sangat luas, terutama di gereja-gereja kuno.

Di Gereja Katolik Suriah di Immaculate, para jemaat berkumpul untuk misa tengah malam pada Minggu dikelilingi oleh dinding yang hangus dan menghitam, masih ditandai dengan grafiti ISIS.

Coretan ISIS terlihat di dalam gereja Immaculate Conception di kota Qaraqosh, selatan Mosul, Irak pada tanggal 23 Desember 2017. (Reuters / Ari Jalal)

Mereka juga duduk dengan kursi plastik sumbangan. Pasalnya, gereja belum bisa mengganti bangku kayu yang sebelumnya digunakan teroris untuk membuat kobaran api hingga membakar gereja tersebut.

Sebagian besar keluarga akan membutuhkan puluhan ribu dolar untuk memperbaiki rumah mereka dan mengganti harta benda mereka. Tapi kebanyakan mereka bisa mengatasi kerugian material, namun tidak terhadap pemaksaan yang menimpa keluarga mereka.

Sebelum serangan ISIS, Qaraqosh adalah pemukiman Kristen terbesar di Irak, dengan populasi lebih dari 50.000 orang. Tapi hari ini, hanya ratusan keluarga yang kembali. Seluruh kongregasi telah pindah ke luar negeri, seperti jemaat Ortodoks Syria dari Gereja Mart Shmony.

Pada Sabtu siang, Pastor Butros Kappa, kepala Gereja Immaculate Qaraqosh berusaha keras mengumpulkan harapan untuk membebaskan jemaatnya selama Misa Natal.

“Kita akan mengadakan misa Natal seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi tahun ini, kita terendam dalam sukacita air mata karena seluruh rakyat kita telah meninggalkan Irak,” kata Pastor Kappa.

Pastor Kappa mengatakan merayakan Misa di reruntuhan gereja yang hangus sungguh penting. “Untuk mengingatkan semua orang bahwa terlepas dari tragedi yang menimpa, kita masih di sini.” (asr)

Sumber : Raya Jalabi/Reuters via The Epochtimes

Sonar Ungkap Kontak Baru dalam Pencarian Kapal Selam Argentina yang Hilang

0

ErabaruNews – Sebuah pencarian sonar untuk kapal selam Argentina mengungkapkan sebuah kontak baru di Samudera Atlantik Selatan. Kapal selam itu hilang sejak sebulan yang lalu.

Kapal Panther Plus yang dioperasikan dari jarak jauh akan menyelidiki kontak tersebut, seperti dikutip The Epoch Times dari Fox News melaporkan. Rincian tentang kontak belum dipublikasikan kepada media.

Kapal selam yang hilang kontak pada 15 November 2017 membawa 44 awak kapal kapal. Sebanyak 13 negara terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Menurut Fox, kontak yang dilaporkan lainnya ternyata tidak terbukti. Kontak tersebut hanya diidentifikasi sebagai kapal nelayan yang tenggelam.

Sementara itu, Argentina telah mencopot kepala Angkatan Lautnya menyusul insiden kapal yang hilang tersebut.

Pencopotan Laksamana Angkatan Laut Marcelo Eduardo Hipólito Srur adalah tindakan disipliner pertama yang dilakukan pemerintahan Presiden Mauricio Macri sejak kontak hilang dengan ARA San Juan pada 15 November 2017, seperti dikutip dari Reuters.

“Diputuskan untuk memindahkannya,” kata seorang juru bicara pemerintah.

Keluarga anggota kru mengkritik pemerintah Macri karena tidak secara jelas berkomunikasi dengan mereka. Pemerintah juga dinilai tidak maksimal melakukan usaha penyelamatan.

Angkatan laut mengatakan pada 27 November 2017 bahwa air yang masuk ke snorkel kapal selam menyebabkan baterai kapal mengalami hubungan arus pendek sebelum hilang. Angkatan laut sebelumnya mengatakan bahwa organisasi internasional mendeteksi adanya suara yang dikhawatirkan bersumber dari ledakan kapal selam.

Harapan untuk menemukan korban dalam keadaan selamat telah diabaikan pada 30 November 2017. Angkatan laut mengatakan bahwa mereka sudah mencari selama dua kali lipat dari batas waktu suplai oksigen bagi kapal selam. Walau demikian, pencarian internasional untuk kapal selam masih terus berlangsung. (waa)

Rusia Sebar Rudal Jenis Baru di Wilayah Perbatasan Timur Jauh

0

EpochTimesId – Rusia menyebarkan sejumlah rudal jenis baru di daerah perbatasan Timur Jauh. Hal ini Menambah kekhawatiran masyarakat luar tentang pecahnya perang di semenanjung korea, mengingat aksi ini dilakukan ketika ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat.

Laporan stasiun televisi Rusia memberitakan bahwa, resimen pertahanan udara 1533 Rusia yang ditempatkan di Vladivostok baru selesai mengganti sistem anti rudal tipe lama dengan sistem rudal pertahanan udara mobile yang baru S-400 (SAM). Vladivostok merupakan kota administratif Primorsky Krai yang letaknya dekat dengan perbatasan segitiga Rusia, Tiongkok dan Korea Utara.

Sistem pertahanan udara baru yang resmi ditempatkan di vladivostok pada 22 Desember 2017 tersebut memiliki kemampuan untuk menghancurkan pesawat, rudal dan target darat.

Resimen 1533 termasuk pasukan pertahanan udara bagian dari Militer Distrik Timur Rusia. Resimen tersebut sebelumnya mengendalikan sistem rudal tipe lebih tua yakni S-300 yang memiliki jarak tembak sekitar 300 Km.

Sedangkan S-400 memiliki jarak tembak lebih jauh sampai 600 Km, juga kemampuan pelacakan dan serangan lebih baik dari tipe sebelumnya.

Militer Rusia mengatakan rudal tersebut akan meningkatkan kemampuan militer Rusia dalam tugas pemindaian udara di wilayah tersebut dan meningkatkan kesadaran operasionalnya.

Akibat Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal sehingga situasi di Semenanjung Korea memanas. Negara tetangga termasuk Rusia dan Tiongkok diperkirakan bisa saja ikut terlibat dalam peperangan yang mungkin akan terjadi.

Associated Press melaporkan, Menteri Pertahanan Rusia pada saat mengunjungi Divisi Lintas Udara 82 mereka tanggal 22 Desember 2017 menyebutkan bahwa awan peperangan sedang menyelimuti udara Semenanjung Korea. Para prajurit perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang bisa sewaktu-waktu meletus.

Meskipun Jim Mattis menekankan bahwa upaya mencari solusi damai melalui perundingan juga diperjuangkan, namun, memperkuat tekad militer AS dalam menghadapi perang di Semenanjung Korea tidak kalah penting. Ia Mengatakan : “Hampir tidak punya kesempatan untuk beroptimis”.

Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengesahkan resolusi tentang sanksi baru untuk Korea Utara. Itu termasuk mengurangi hingga 90 persen pasokan minyak mentah ke negara itu sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik pada 29 November 2017 lalu.

Untuk itu, pemerintah Korea Utara pada 24 Desember 2017 menyatakan bahwa putusan PBB tersebut merupakan ‘perilaku perang’. Negara tersebut mengancam akan melanjutkan pengembangan senjata nuklir dan berjanji akan memberi hukuman kepada negara-negara yang mendukung sanksi tersebut. (ET/Chen Juncun/Sinatra/waa)

Selundupkan Pistol dan Amunisi di Bandara Pakistan, Warga Malaysia Diduga Anggota Radikal “Daesh” Ditangkap

0

Epochtimes.id- Seorang warga negara Malaysia ditangkap di bandara Karachi, Pakistan karena mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi.

Kini warga negara Malaysia tersebut sedang diselidiki karena memiliki hubungan dengan Daesh atau Islamic State (IS).

Pada Sabtu (23/12/2017) seperti dilansir dari tribune.com.pk, Al Muhd Alfie Kqhyriel mencoba naik pesawat TGF 342 Malaysia dengan membawa empat pistol, delapan majalah dan 71 peluru yang disembunyikan di bagasi dan sepatunya.

Pejabat senior Airport Security Force (ASF) Pakistan, Faisal Yaseen mengatakan personil ASF mencegat penumpang yang tampak mencurigakan yang melintasi sabuk pengaman di daerah keberangkatan Bandara Internasional Quaid-i-Azam.

“Tersangka ragu saat kami memintanya untuk melepaskan sepatunya dan menempatkannya di mesin pemindai,” katanya.

Sepatu WN Malaysia yang ditangkap aparat keamanan Pakistan (The Express Tribune)

Dia menambahkan pihaknya kemudian menangkap pria tersebut. Petugas akhirnya menemukan pistol dan amunisi tersembunyi di rongga sepatu dan oven microwave yang dibawa pria Malaysia ini.

Petugas Yaseen mengatakan bahwa menurut warga Malaysia, dia tiba di Karachi sehari sebelumnya.

Pejabat lembaga intelijen yang berada di bandara membawanya ke tahanan dan memindahkannya ke lokasi yang tidak diketahui untuk diinterogasi lebih lanjut.

Terdakwa tidak diserahkan ke kantor polisi bandara sampai berita ini dipublikasi oleh media asal Pakistan ini, tribune.com.pk.

Sumber mengatakan bahwa badan intelijen tertinggi negara tersebut saat ini menginterogasinya, menambahkan bahwa dia juga ditanyai kemungkinan hubungan dengan Daesh atau Islamic State.

Senjata yang diamankan petugas keamanan Pakistan (Foto : The Express Tribune)

Sementara itu, pasukan keamanan mencari fasilitator dan rekan sekerjanya di dalam negeri.

Pada tahun 2015, seorang agen FBI Joel Cox ditangkap oleh ASF. Dia mencoba ikut penerbangan domestik ke Islamabad saat ASF menemukan 15 peluru pistol 9mm dan sebuah klip di bagasinya.

Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Mohamad Fuzi Harun kepada nst.com.my membenarkan penangkapan tersebut.

Dia mengatakan bahwa badan keamanan Pakistan telah menginformasikan kepadanya tentang penangkapan seorang warga negara Malaysia.

“Tersangka masih ditahan di Pakistan. Kami akan bekerja sama dengan rekan-rekan kami di sana,” katanya.

“Kami juga akan meminta ke Pakistan untuk mendeportasinya ke sini agar polisi bisa menangkap dan menyelidikinya tapi itu akan memakan waktu karena kami harus mengikuti prosedur, ” tambahnya.

Dia menambahkan bahwa pemeriksaan awal di sini mengungkapkan bahwa sosok pria warga negara Malaysia yang ditangkap berasal dari Serian, Sarawak dan memiliki hubungan dengan IS. (asr)

Sumber : tribune.com.pk/nst.com.my

Hadiah Liburan Alternatif – Mungkin Hadiah Terbaik

0

Oleh Arthur Zhang

Selama musim liburan, Santa tidak hanya memiliki hadiah untuk memberi orang-orang di seluruh dunia, begitu juga banyak orang lain. Tapi hadiah apa yang harus dipilih? Kartu hadiah, coklat, bunga, mainan, buku atau bahkan uang tunai, semua ini adalah hadiah liburan yang hebat. Beberapa hadiah membawa kebahagiaan orang, beberapa memiliki manfaat kesehatan, dan beberapa menciptakan kenangan abadi untuk keluarga dan teman.

Apakah Anda mencari hadiah unik yang memiliki semua karakteristik ini? Jika demikian, tiket Shen Yun Performing Arts harus berada di urutan teratas daftar Anda. Banyak penggemar Shen Yun menganggap tiket Shen Yun sebagai hadiah liburan yang sempurna.

Setiap tahun Shen Yun berkeliling dunia dari bulan Desember sampai awal Mei. Pada tahun 2017, ada lebih dari 100.000 penonton di Southern California yang menonton Shen Yun.

Sayangnya, saya merindukannya, karena saya mengikuti pelatihan militer di Angkatan Udara AS. Pada bulan Mei ketika saya lulus, dan pada saat itu Shen Yun hanya memiliki dua pertunjukan tersisa di Pittsburgh, Pennsylvania. Jadi saya terbang dari Los Angeles ke Pittsburgh untuk melihatnya. Apakah aku gila? Benar-benar tidak. Ada penonton yang bahkan pernah terbang dari Asia hanya untuk pertunjukan ini.

Apa yang membuat Shen Yun begitu menarik dan kuat?

“Itu sesuatu yang sangat indah. Ini elegan,” penulis Avia Belle Moon dari Santa Barbara mengatakan pada tahun 2016 setelah kedua kalinya dia menonton Shen Yun. “Sangat menyentuh saya, saat saya melihat ini. Saya menjadi sangat terharu, karena ada kemurnian di sini.” Cukup banyak penonton yang memiliki perasaan yang sama.

Beberapa anggota penonton lainnya mengatakan bahwa Shen Yun sangat nyaman dan menyejukkan hati.

“Pertunjukannya begitu luar biasa sehingga seluruh tubuhku tampak bersih. Saya merasa tubuh saya sangat rileks dan nyaman. Bahkan rasa sakit di pinggang saya hilang,” kata pemilik perusahaan kosmetik Youko Watanabe setelah dia menonton Shen Yun di Tokyo pada 30 Januari 2017. Mungkinkah? Menonton pertunjukan bisa menyembuhkan rasa sakit orang? Pengobatan Tiongkok kuno dapat memberikan beberapa wawasan tentang hal ini.

Menurut komposer Shen Yun, Gao Yuan, musik dan obat-obatan adalah dua sisi dari koin yang sama. Dalam pengobatan Tiongkok, musik yang bagus digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres dan kecemasan. Itulah sebabnya dalam bahasa Mandarin tertulis, karakter ilmu pengobatan sama dengan karakter musik, namun dengan tambahan garis tambah, yang melambangkan herbal.

jadwal tour pertunjukan Shen Yun
(Google Plus / Shen Yun Official Account)

Tarian klasik Shen Yun disertai oleh orkestra hidup mereka yang unik, orkestra pertama di dunia yang berhasil menggabungkan tradisi musik Timur dan Barat.

Mungkin Anda bertanya-tanya tentang arti nama Shen Yun. Shen adalah istilah umum untuk makhluk ilahi, sementara Yun berarti ritme dan menyampaikan seluruh dukungan dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Banyak orang hanya mengatakan bahwa Shen Yun berarti keindahan makhluk ilahi yang sedang menari.

Setiap orang memiliki sisi spiritualnya sendiri. Banyak orang percaya atau berharap ada surga di luar dunia kita, tetapi mereka tidak pernah melihatnya sebelumnya. Anggota penonton Shen Yun adalah orang-orang yang beruntung.

Pembuat film dokumenter Nathaniel Kahn berkata, “Jika surga adalah seperti yang kita lihat malam ini, masukkan saya!” Saya juga!

Shen Yun 2018 akan berkeliling di 5 benua, meliputi 150 gedung pertunjukan. (ran)

ErabaruNews

Menang Perdata di Pengadilan Hongkong, TKI Erwiana Korban Penyiksaan Terima Ganti Rugi Setara Rp 1,4 Miliar

0

Epochtimes.id- TKI asal Indonesia memenangkan kasus perdata minggu ini terhadap mantan majikannya di Hong Kong karena disiksa pada putusan pengadilan, Jumat, (22/12/2017).

Seperti dilansir New Jersey Herald mengutip dari Associated Press, Erwiana mengatakan senang dengan hasil putusan pengadilan Hongkong.

Erwiana mendesak kota Hongkong berbuat lebih banyak membantu kepada pembantu rumah tangga.

Erwiana Sulistyaningsih mengatakan bahwa pihak berwenang tidak cukup banyak memberikan perlindungan bagi pekerja rumah tangga asing yang sebagian besar adalah perempuan dari Indonesia atau Filipina.

Pengadilan Hong Kong memerintahkan mantan majikan Sulistyaningsih untuk membayar hampir 810.000 dolar Hong Kong ($ 103.500) atau setara Rp 1,4 Miliar sebagai ganti rugi atas pelecehan tersebut.

TKI Erwiana Sulistyaningsih menang dalam gugatan di pengadilan Hongkong (Foto : AP via New Jersey Herald)

Kasus penyiksaan yang dialami oleh Erwiana terjadi selama delapan bulan mulai tahun 2013.

Majikan Erwiana, sebelumnya dihukum karena penyerangan dan tuduhan lainnya, didenda dan diberi hukuman enam tahun penjara.

Kasus tersebut terungkap saat foto-foto luka Sulistyaningsih mulai beredar di kalangan masyarakat Hong Kong.

Foto yang beredar menunjukkan wajah, tangan dan kakinya ditutupi dengan koreng, luka gores dan menghitam, bahkan terkelupas kulit di sekitar kakinya.

Sulistyaningsih mengatakan bahwa sejak kasus tersebut menimpa dirinya dia bertemu dengan banyak PRT asing lainnya yang dianiaya oleh keluarga tempat mereka bekerja.

TKI Erwiana Sulistyaningsih menang dalam gugatan di pengadilan Hongkong (Foto : AP via New Jersey Herald)

“Majikan masih memberi jam kerja yang panjang,” katanya pada sebuah konferensi pers.

“Korban lain juga menceritakan kisah mereka, sepertinya mereka tidak diberi cukup makanan, mereka tidak punya hari libur,” tambahnya.

Dia mendesak pihak berwenang Hong Kong untuk meninjau ulang kebijakan dan praktik saat ini, dengan mengatakan bahwa tidak cukup dilakukan untuk melindungi pekerja.

Sejak kasusnya terungkap, Erwiana mengatakan, “Saya rasa tidak ada yang berubah.” (asr)

Sumber : New Jersey Herald

Libur Natal dan Tahun Baru 2018, Lonjakan Penumpang dan Kepadatan Lalu Lintas Diantisipasi

0

Epochtimes.id- Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, BUMN bersinergi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kepadatan arus lalu lintas yang kerap terjadi ketika menjelang libur panjang.

BUMN penyedia transportasi publik menggelar berbagai strategi untuk menyiapkan Angkutan Natal dan Tahun Baru, antara lain PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Di bidang layanan angkutan kereta api, PT KAI (Persero) menggelar Operasi Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2017/2018 di Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung selama 17 hari mulai  22 Desember 2017 sampai dengan 7 Januari 2018.

Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung Joni Martinus mengatakan semua aspek operasi sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran perjalanan kereta api  sudah disiapkan.

“Termasuk 3 kereta tambahan yang dioperasikan untuk melayani masyarakat berlibur Natal dan Tahun Baru,” katanya dalam rilis Bagian Humas dan Protokol Gedung Kementerian BUMN, Minggu (24/12/2017).

Kereta tambahan tersebut adalah KA Pasundan Pagi, KA Lodaya Pagi, dan KA Lodaya Malam. Selain itu, PT KAI (Persero) juga menyiapkan pengamanan ekstra yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Brimob, POM, K-9, dan 133 petugas lapangan tambahan.

Di lain pihak, Garuda Indonesia Group melalui layanan  penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink menyiapkan lebih dari 73 ribu kursi tambahan untuk penerbangan domestik dan internasional sebagai upaya mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang selama periode libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 mulai 20 Desember 2017 sampai dengan 6 Januari 2018.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Mansyuri mengatakan kapasitas tambahan akan terdiri atas 22.758 kursi tambahan pada layanan penerbangan Garuda Indonesia dan 50.400 kursi tambahan pada layanan penerbangan Citilink.

Penambahan kapasitas penerbangan Garuda Indonesia melalui penerbangan ekstra akan dilaksanakan pada rute-rute penerbangan domestik dan internasional dengan trafik penumpang tinggi, di antaranya Jakarta – Denpasar pp, Jakarta – Medan pp, Surabaya – Denpasar pp, Medan- Gunung Sitoli pp, maupun Jakarta – Osaka pp.

Sedangkan untuk Citilink, kursi tambahan disediakan di 6 sektor penerbangan yang terdiri dari Rute Jakarta – Malang pp, Jakarta – Yogyakarta pp, Jakarta – Semarang pp, Jakarta – Solo pp, Jakarta – Denpasar pp, dan Surabaya – Denpasar pp.

Dukungan BUMN untuk transportasi penumpang melalui laut disediakan oleh PT Pelni (Persero) dengan menyiapkan 73 armada kapal yang terdiri atas 26 kapal trayek Nusantara dan 47 kapal Perintis.

Corporate Secretary PT Pelni (Persero) Didik Dwi Prasetio mengatakan masa angkutan transportasi laut pada liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 berlangsung selama 22 hari mulai 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.

Untuk menghadapi kepadatan arus lalu lintas di jalan tol selama libur panjang, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memastikan kelancaran di ruas jalan tol, diantaranya pendistribusian/pengurangan beban lalu lintas di segmen jalan tol pada kondisi peak hour, optimalisasi kapasitas lajur, dan meminimalisir gangguan lalu lintas.

Kesiapan menyambut libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 juga dilakukan pada berbagai sarana dan fasilitas Bandara yang dikelola oleh BUMN. PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) dan PT AP II (Persero) siap melayani penumpang dengan lebih baik di akhir tahun 2017. PT AP I (Persero) membuka posko Nataru di 13 bandara yang beroperasi dari 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.

Posko Nataru ini akan beroperasi sesuai jam operasional bandara. Selain melibatkan unsur internal, PT AP I (Persero) juga melibatkan mitra di bandara seperti Kantor Otoritas Bandara, TNI, Polri, BMKG, Kantor Kesehatan Pelabuhan, pihak maskapai, dan ground handling. (asr)

Tour Leader Tewas Diinjak Gajah Mengganas karena Wisatawan Abaikan Larangan

0

ErabaruNews – Seorang tour leader asal Chongqing, Tiongkok tewas terinjak gajah. Wisatawan itu sebelumnya hendak berupaya menyelamatkan peserta tur yang sedang dikejar seekor gajah di Pattaya, Thailand, seperti dikutip oleh Sound of Hope dari Media lokal Thailand pada 22 Desember 2017.

Seorang peserta tur lainnya dikabarkan sudah keluar dari rumah sakit. Sementara seorang turis lainnya masih membutuhkan perawatan, meskipun luka yang dialami tidak membahayakan nyawanya.

Menurut laporan media Tiongkok, korban meninggal tersebut bernama He Yongjie, berusia 35 tahun. Pada sore hari itu (21/12/2017) ia sedang bertugas sebagai tour leader yang membawa peserta berwisata ke taman gajah di Pattaya, Thailand.

Usai turun dari gajah yang ditunggangi peserta, 2 orang diantara peserta itu berusaha untuk mendekati salah seekor gajah untuk foto bersama, walaupun tour leader sudah memberikan peringatan dan melarang mereka. Sampai kedua orang tersebut diusir oleh pengelola taman. Tetapi mereka masih secara sembunyi-sembunyi menyelinap masuk ke dalam daerah larangan.
Bahkan mereka mendekat dan menarik-narik ekor gajah tersebut. Karena itu gajah jadi mengganas dan mengejar mereka.

Setelah hal itu diketahui He Yongjie, sebagai Tour Leader ia segera lari masuk ke daerah larangan dengan maksud ingin membantu kedua pesertanya melepaskan diri dari kejaran gajah. Namun sial, ia justru yang terkena lilitan hidung gajah dan dibanting keras ke tanah, kemudian diinjak-injak hingga tidak sadarkan diri.

Polisi yang datang segera membawa He ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis. Namun, dia akhirnya meninggal dunia.

Dilaporkan bahwa He Yongjie pernah memandu wisatawan Jepang dengan menggunakan bahasa Jepang saat berwisata ke Jiuzhaigou, Sichuan. Mulai tahun ini, ia ditugasi untuk membawa tur ke luar negeri. Dan tur yang ia bawa sekarang adalah tur terakhir tahun ini.

Rekan-rekan sesama pemandu wisata yang ia kenal sangat menyesalkan kejadian tersebut. Mereka mengatakan, “He orangnya ramah, ceriah, suka bercanda dan ringan tangan.”

Dinas Pariwisata Kota Chongqing pada 22 Desember 2017 memberitakan bahwa travel biro Chongqing International Travel Service Co., Ltd. yang terkait dengan masalah tersebut telah memerintahkan petugasnya mendampingi keluarga korban terbang ke Thailand untuk mengurus pengiriman jenasah.

Menunggang gajah berkeliling taman merupakan bagian wisata di Thailand yang banyak menarik pengunjung. Pada dasarnya gajah-gajah yang ditunggangi itu sudah terlatih dan penurut, tidak sampai melukai orang. Tetapi jika penunggang mengabaikan pesan larangan pawangnya, hal-hal yang mungkin membahayakan tetap saja bisa terjadi.

Seorang tour leader senior yang sering membawa tur ke Pattaya mengatakan bahwa, pesan atau peringatan pengelola seharusnya jangan dianggap angin lalu. Inilah pelajaran berdarah akibat peserta tur mengabaikan kehati-hatian. (Soundofhope/Tong Xiaoran/SInatra/waa)