Home Blog Page 477

Rudal Nyasar ke Polandia, NATO : Rudal dari Ukraina, Tanggung Jawabnya Adalah Rusia

oleh Yan Shu

Mari kita akan memperhatikan perkembangan terakhir Polandia yang “diserang” rudal. NATO  pada  Rabu (17/11) mengumumkan bahwa kemungkinan rudal pencegat yang ditembakkan oleh Ukraina, jatuh ke Polandia dan menewaskan dua orang, tetapi tanggung jawab masih pada Rusia.

Sebanyak dua orang tewas ketika sebuah rudal mendarat di perbatasan timur Polandia selama serangan besar-besaran rudal Rusia di Ukraina pada Selasa. Insiden tersebut adalah kejadian fatal pertama dalam perang Rusia-Ukraina yang mempengaruhi anggota NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan pertemuan darurat dengan duta besar dari negara-negara anggota mengenai masalah tersebut.

Usai pertemuan, Stoltenberg mengatakan bahwa menurut yang diketahui selama ini, rudal yang mendarat di Polandia kemungkinan besar adalah rudal anti pesawat yang diluncurkan oleh Ukraina untuk mencegat rudal Rusia, tetapi kesalahannya bukan Ukraina, tetapi Rusia.

Jens Stoltenberg: “Rusia bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Polandia kemarin sebagai akibat langsung dari perang saat ini dan gelombang baru serangan Rusia di Ukraina kemarin.”

Namun, Stoltenberg membantah bahwa Rusia bermaksud untuk meningkatkan perang di dalam wilayah NATO.

Stoltenberg: “Tetapi tidak ada indikasi, ini adalah hasil dari serangan yang disengaja. Juga tidak ada indikasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan serangan militer terhadap NATO.”

Pihak Polandia juga menyatakan bahwa karena ledakan tersebut tidak disengaja oleh Rusia, maka tidak akan mengaktifkan Article IV NATO.

Perdana Menteri Polandia,  Mateusz Morawiecki: “Hari ini saya dapat mengatakan bahwa sebagian besar bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa, dalam proses eskalasi (konflik), kali ini tidak perlu mengaktifkan Pasal IV (NATO).”

Pasal 4 “NATO” menetapkan bahwa ketika negara anggota mana pun menghadapi ancaman keamanan, ia dapat meminta untuk membahas tindakan pencegahan dengan negara anggota lainnya. (hui)

Serangan Rudal Paling Ganas Rusia Sejak Perang Meletus Menyebabkan Kyiv dalam Kegelapan

oleh Yan Shu

Sejauh ini, pada Selasa 15 November, Rusia meluncurkan serangan rudal terbesar ke Ukraina.  Ibu kota Kyiv jatuh ke dalam kegelapan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: “Sebagian besar (rudal) ditujukan untuk infrastruktur energi. Ini jelas yang diinginkan musuh. (Tapi) mereka tidak akan berhasil.”

Pada  Selasa 15 November, ratusan lebih rudal Rusia menghantam Ukraina.

Serangan ini adalah gelombang serangan rudal terburuk selama sembilan bulan perang Rusia-Ukraina, yang mana menyebabkan sekitar setengah kota Kyiv tanpa listrik. Jalanan menjadi gelap gulita dan orang-orang hanya bisa bepergian dengan penerangan lampu mobil dan lampu lalu lintas.

Selain Kyiv, kota-kota seperti Lviv dan Kharkiv sebagian juga mengalami aliran listrik yang terputus.

Pejabat Ukraina mengatakan pemboman telah merusak infrastruktur energi negara itu, jaringan listrik lumpuh hingga membuat situasi menjadi “kritis”.

Selain itu, rumah-rumah di Kyiv juga menjadi sasaran. Tim penyelamat langsung ke tempat kejadian. Asap mengepul dari apartemen yang rusak dan setidaknya satu orang meninggal dunia.

Maryna, seorang penduduk Kyiv berkata : “Kami percaya bahwa tidak seorang pun boleh melakukan ini (menyerang warga sipil), terutama negara tetangga kami. Kami berharap kami akan menang. Kemuliaan milik tentara Ukraina.”

Sementara itu, pasukan Rusia melanjutkan pengepungan mereka di Ukraina, merebut desa Pavlivka di Donetsk pada  Senin 14 November.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Konashenkov berkata: “Tentara Rusia masih melanjutkan ofensifnya.”

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sejumlah besar tentara Ukraina tewas dan beberapa senjata Ukraina juga dihancurkan.

Serangan ini juga merupakan gelombang kekerasan terbaru yang diluncurkan oleh tentara Rusia setelah mereka mundur dari Kherson. (hui)

Era Artemis Tiba, Roket Pendaratan NASA ke Bulan Akhirnya Lepas Landas

0

oleh Yan Shu

Roket pendaratan di bulan yang membawa misi “Artemis 1” berhasil diluncurkan ke luar angkasa pada Rabu (16/11) dini hari, menandai kembalinya manusia ke bulan, setelah setengah abad  mengambil langkah pertamanya.

Pada pukul 01:47 waktu bagian timur padal 16 November, generasi baru roket pendaratan di bulan NASA “Space Launch System” diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida untuk pertama kalinya. Pesawat ruanga angksa itu memulai menjalankan misi tak berawak “Artemis 1” di sekitar bulan. Persiapan untuk misi berawak berikutnya, Artemis 2.

Sekitar 90 menit setelah roket diluncurkan, pendorong terakhir dinyalakan dan menyelesaikan “transfer bumi-bulan”, berhasil mengirim kapsul Orion ke orbit bulan.

Selama 25 hari ke depan, kapsul Orion akan mengorbit di bulan sejauh 64.000 kilometer sebelum kembali ke Bumi.

Sebelumnya, dua peluncuran terjadwal “Space Launch System” dibatalkan pada menit terakhir karena kegagalan teknis. Peluncuran yang sukses dipuji oleh Direktur NASA Bill Nielsen sebagai “level A+”.

Administrator NASA Bill Nelson: “(Kami) membutuhkan waktu lama untuk sampai ke titik ini. Terakhir kali Apollo 17, jalan kami masih panjang.”

Menurut rencana pendaratan di bulan, astronot Amerika dapat kembali ke bulan paling cepat tahun 2025 dan mendirikan pangkalan yang berkelanjutan di bulan sebagai batu loncatan bagi manusia masa depan untuk pergi ke Mars.

Bill Nelson: “[Kita akan] belajar cara bertahan hidup di bulan dan mempersiapkan pengiriman manusia ke Mars. Ada begitu banyak yang harus dijelajahi. Ini adalah awal yang baru, ini adalah Zaman Artemis.” (hui)

“Make America Great Again”, Trump Resmi Umumkan Pencalonan Pilpres 2024

oleh Li Mei dan Chen Qian,

Mantan Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato di Mar-a-Lago di Florida pada Selasa (15/11) malam, secara resmi mengumumkan partisipasinya dalam pemilihan presiden AS 2024, untuk menjadikan Make America Great Again“. 

Mantan Presiden AS Donald Trump: “Untuk menjadikan Amerika hebat dan mulia lagi, malam ini saya mengumumkan pencalonan saya sebagai presiden Amerika Serikat.”

Trump mengatakan bahwa gerakan ini bukanlah tindakan pribadi, melainkan untuk masa depan Amerika Serikat.

Trump berkata : “Ini bukanlah tugas yang dapat dicapai oleh politisi atau kandidat biasa. Tugas ini untuk gerakan besar yang mencerminkan keberanian, kepercayaan diri, dan semangat rakyat Amerika.”

Trump mengatakan bahwa selama masa jabatannya, Amerika Serikat telah melampaui Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok), membuatnya membayar pajak dan bea miliaran dolar.

Trump berkata : “Untuk pertama kalinya dalam ingatan, Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) goyah, Anda belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Petani mengetahuinya karena mereka mendapat US$28 miliar. Tidak ada presiden AS yang pernah melihat atau mendapatkan satu dolar pun dari Tiongkok, sampai saya menjabat, kami mendapatkan ratusan miliar dolar.”

Trump percaya Beijing memainkan peran yang sangat buruk dalam pemilu AS tahun 2020.

Trump berkata : “Banyak orang mengira karena ini, Tiongkok  memainkan peran yang sangat besar dalam pemilu 2020. Bicara saja…bicara saja, tentu saja, itu tidak terjadi.”

Trump telah berjanji untuk mengatasi inflasi terlebih dahulu jika terpilih.

Trump : “Seperti yang kita bicarakan, inflasi berada pada level tertinggi dalam lebih dari 50 tahun di Amerika Serikat. Kami akan segera memperbaiki inflasi dan menurunkannya menjadi nol, tetapi sebenarnya angka terbaik adalah 1%.”

Menanggapi isu imigrasi ilegal, Trump juga berjanji akan memulihkan dan melindungi perbatasan AS serta terus membangun tembok.

Trump: “Sekarang ini bencana. Saya yakin 10 juta orang mengalir masuk, bukan tiga atau empat juta. Mereka mengalir ke negara kita. Kami tidak tahu siapa mereka, kami tidak tahu dari mana asal mereka. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada negara kami. Kami diracuni. Saat saya menjabat, Catch and Release akan hilang selamanya. Mereka akan tetap di Meksiko.”

Dalam hal hukum dan ketertiban, Trump berjanji untuk meluncurkan kampanye nasional segera setelah menjabat untuk membubarkan geng dan membersihkan kejahatan jalanan yang terorganisir.

Trump mengatakan tahun 2024 akan segera datang, dan dia akan memenangkan pemilihan ini dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. (hui)

Ketika Para Mahasiswa Universitas Zhengzhou Masuk Gedung Administrasi untuk Baca Tuntutan, Staf Lari Berhamburan

0

oleh Jing Zhongming

Penutupan Kota Zhengzhou, di Provinsi Henan yang telah berlangsung lama menyebabkan ketidakpuasan masyarakat. Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Zhengzhou berkumpul untuk melakukan unjuk rasa dan memaksa masuk ke gedung administrasi untuk membacakan tuntutan mereka. Tetapi yang dihadapi mereka adalah para staf administrasi di dalam gedung tersebut satu demi satu melarikan diri. Kemudian para mahasiswa itu terkena pembalasan.

Pada 16 November, edaran elektronik yang menyerukan kepada para mahasiswa Universitas Zhengzhou berkumpul untuk berujuk rasa diposting secara online. Edaran elektronik tersebut menyebutkan beberapa titik untuk berkumpul pada pukul 18:00 hari itu, serta rute untuk pawai setelahnya.

Edaran itu juga memunculkan 9 pertanyaan kepada pimpinan universitas, antara lain metode penutupan yang “gugur satu mati seribu”, tidak mengizinkan siswa untuk pulang kampung, menjual kembali barang-barang yang disumbangkan, membuang seperai milik siswa, dan menyemprotkan disinfektan sampai merusak laptop dan barang lainnya milik siswa.

Edaran itu juga menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain pencabutan blokade, mengizinkan mahasiswa mengambil cuti untuk pulang kampung, membuka toko, melarang pihak berwenang melakukan likuidasi terhadap mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, dan sebagainya.

Terdapat laporan bahwa malam itu, pejabat sekolah mendatangi tempat-tempat berkumpul untuk membubarkan siswa tetapi gagal, dan sejumlah besar mahasiswa bergerak lebih cepat dari jadwal ke depan gedung administrasi universitas.

Sebuah video memperlihatkan seorang staf universitas berbaju hitam sedang berbincang dengan perwakilan siswa yang sikap acuh. Para siswa memintanya untuk membacakan satu per satu tuntutan yang diajukan oleh para siswa dan memintanya untuk membantu mengatasi. Tetapi langsung ditinggal pergi oleh staf tersebut.

Video lanjutan menunjukkan bahwa beberapa orang perwakilan siswa menerobos pos pemeriksaan dan hendak memasuki gedung administrasi. Namun sebagian besar dari mereka hanya berhenti sampai di depan gedung untuk berunjuk rasa, dan tidak mengikuti mahasiswa yang berjalan di depan untuk menerobos masuk ke dalam gedung.

Video ketiga memperlihatkan beberapa orang mahasiswa yang berhasil memasuki lobi gedung administrasi sedang membacakan tuntutan mereka satu per satu. Setelah mendengar ada siswa yang mengatakan bahwa kejadian ini sedang direkam video, staf administrasi satu per satu meninggalkan tempat. Ke mana pun lensa kamera diarahkan, para staf dengan cepat menghindar. Sampai ditertawakan oleh para siswa : “Apa yang kalian takutkan ?” “Sekali pun kalian pergi, tindakan menghindar kalian tetap terekam”.

Berita selanjutnya menyebutkan, bahwa sekretaris komite partai di universitas tersebut yang akhirnya muncul untuk bernegosiasi dengan para siswa, dan para siswa juga memulai siaran langsungnya di web, tetapi tak lama kemudian siaran langsung itu diblokir pihak berwenang. Dilaporkan juga bahwa pihak berwenang universitas mulai memeriksa ruang asrama, bersiap untuk melakukan pembalasan terhadap pimpinan mahasiswa yang menggerakkan unjuk rasa. (sin)

Xi Jinping Kesal dengan Trudeau yang Dituduh Membocorkan Rahasia

oleh Xu Jian

Pada hari penutupan KTT Kelompok Dua Puluh (G20) di Bali pada 16 November, percakapan antara Sekjen Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (yang direkam media) terekspos . Sedangkan sehari sebelumnya, Trudeau baru mengungkapkan keprihatinannya yang serius terhadap campur tangan PKT dalam urusan dalam negeri Kanada. Padahal, sebelum ini nyaris tidak ada percakapan pribadi Xi Jinping yang diekspos media.

Dalam rekaman video yang dirilis oleh media Kanada CTV, terlihat Xi Jinping dan Justin Trudeau yang berdiri berdekatan sedang berbicara melalui seorang penerjemah. Sebuah pernyataan publik yang langka. Ini adalah pengungkapan sikap secara terbuka yang langka dari seorang pemimpin Tiongkok.

“Semua yang kami bicarakan telah bocor ke surat kabar, itu tidak pantas”, kata Xi Jinping dalam bahasa Mandarin.

“Jika ada ketulusan, kita dapat berkomunikasi secara baik dengan saling menghormati, jika tidak maka hasilnya akan sulit diprediksi”, tambah Xi Jinping.

Dalam menanggapi keluhan Xi, Trudeau mengatakan : “Di Kanada, kami percaya pada dialog yang bebas, terbuka, dan jujur, dan kami akan terus melakukannya dan akan terus berusaha untuk bekerja sama secara konstruktif, tetapi ketika kita menemui perbedaan …”

Namun, sebelum Trudeau selesai berbicara, Xi menimpali dengan ucapan yang tidak sabar dan mengatakan : “Ciptakan kondisi, buat syaratnya, oke !?” Kemudian Xi dengan mimik senyum yang dipaksakan mengulurkan tangan kanannya dan langsung pergi setelah berjabatan tangan dengan Trudeau.

Menurut analisis pihak luar, ketidakpuasan Xi Jinping mungkin karena ketika keduanya bertemu pada hari Selasa, Trudeau mengangkat “kekhawatiran serius” tentang kegiatan spionase dan “campur tangan” PKT dalam pemilu Kanada. Media Kantor “National Post” yang mengutip informasi dari sumber-sumber pemerintah mengungkapkan bahwa Trudeau menuduh Beijing mencampuri urusan dalam negeri Kanada.

Kanada tidak pernah merilis informasi resmi tentang pertemuan itu. Kemenlu Tiongkok dan media pemerintah juga belum merilis informasi tentang pembicaraan Xi dengan Trudeau tersebut.

Usai kejadian ini, reporter bertanya kepada Trudeau apakah dia meyakinkan Xi Jinping bahwa isi percakapan tidak akan dibocorkan ? Dijawab oleh Trudeau bahwa penting bagi rakyat Kanada untuk memahami apa yang kami lakukan.

“Tidak setiap percakapan itu mudah terjadi, tetapi penting bagi kami untuk terus mendukung hal-hal yang diprioritaskan oleh rakyat Kanada”, kata Trudeau. “Saya tidak akan menutup hati dan pikiran saya untuk hal-hal yang menjadi perhatian rakyat Kanada – bahkan mungkin yang kami diskusikan adalah topik penting yang terkadang sensitif”.

Percakapan singkat antara Xi dengan Trudeau tetapi mengejutkan ini telah mencerminkan adanya ketegangan antara kedua negara yang mulai tercetus dari kasus penangkapan Meng Wanzhou, pejabat tinggi perusahaan Huawei pada tahun 2018, lalu Beijing menyandera 2 orang warga Kanada yang dituduh menjadi mata-mata Kanada. 

Ketiga orang tersebut akhirnya dibebaskan, tetapi ketegangan belum mereda.

Pada Senin (14 November), polisi Kanada menangkap seorang etnis Tionghoa yang mantan peneliti baterai kendaraan listrik perusahaan “Hydro-Quebec”. Pria itu diduga membocorkan rahasia dagang ke Tiongkok. Berita penangkapan datang saat Trudeau dan Xi Jinping berada di Bali untuk mengikuti KTT G20.

Awal bulan ini, Kanada memerintahkan tiga perusahaan Tiongkok untuk menarik diri dari investasinya di perusahaan pertambangan utama Kanada, dengan alasan keamanan nasional.(sin)

Rudal yang Menghantam Polandia Kemungkinan adalah Rudal yang akan Dicegat Pertahanan Udara Ukraina

oleh Chen Yue

Sebuah rudal buatan Rusia menghantam wilayah Polandia pada Selasa 15 November waktu setempat, menewaskan dua orang warga. Insiden tersebut telah menarik perhatian sejumlah negara dunia. Pada Rabu, Rusia membantah telah meluncurkan rudal ke Polandia. Baik pihak Polandia maupun Amerika Serikat tidak menganggap sebagai serangan udara Rusia. NATO mengatakan akan terus menyelidiki insiden tersebut.

Dua orang tewas pada Selasa sore ketika sebuah rudal menghantam desa Przewodów di tenggara Polandia.

Rekaman video di tempat kejadian menunjukkan sebuah kendaraan pertanian rusak parah. Diketahui bahwa tempat yang terkena serangan rudal itu adalah tempat penjemuran padi-padian milik penduduk setempat.

Tak lama setelah kejadian, pemerintah Polandia mengadakan rapat darurat keamanan untuk menyelidiki insiden tersebut.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan : “Kemungkinan besar roket tua S-300 itu buatan Rusia, tidak ada bukti bahwa itu diluncurkan oleh pihak Rusia, kemungkinan roket itu jatuh ke wilayah kami karena tembakan dari sistem pertahanan udara Ukraina”.

Presiden Polandia Andrzej Duda dan Perdana Menteri Morawiecki mengatakan pada konferensi pers pada Rabu bahwa serangan itu bukanlah serangan udara Rusia. Oleh karena itu, Polandia memutuskan untuk tidak memberlakukan Pasal keempat Piagam NATO.

Pasal 4 Piagam NATO mensyaratkan bahwa jika suatu negara anggota terancam integritas atau keamanan teritorialnya kapan saja, maka semua negara pihak yang melakukan kontrak harus melakukan konsultasi bersama.

Pada saat yang sama, Presiden Polandia Duda juga melakukan panggilan telepon darurat dengan Presiden AS Biden. Biden juga mengatakan bahwa kecil kemungkinan rudal itu diluncurkan dari Rusia.

Presiden Joe Biden mengatakan : “Ada informasi awal yang mempertanyakan hal itu, saya tidak ingin mengatakannya sampai kita memiliki hasil penyelidikan yang sempurna, tetapi pada lintasannya sepertinya itu tidak mungkin diluncurkan dari Rusia”.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Rabu bahwa insiden itu masih dalam penyelidikan dan hasilnya perlu ditunggu. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda serangan yang disengaja.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam menanggapi insiden pada Rabu itu juga membantah rudal itu ditembakkan oleh militer Rusia. (sin)

‘Pieta’: Citra dari Suatu Harapan

0

ELIZABETH LEV

Pemandangan paling tragis yang bisa dibayangkan orang adalah seorang ibu yang kehilangan seorang anaknya. Menyaksikan hal seperti itu, sebagian besar orang akan hanyut dalam perasaan kehilangan yang membara, kehampaan atas kehilangan. Namun ketika Michelangelo menggambarkan “Pietà” -nya – Bunda Maria yang berduka atas jasad Kristus yang tak bernyawa – dia mengungkapkan bagaimana kesedihan dapat ditaklukkan oleh sebuah harapan. (Arti kata Pieta adalah belas kasih, berasal dari bahasa Italia)

Pada tahun 1497, Kardinal  Bilhères de Lagraulas menugaskan Michelangelo Buonarroti yang masih berusia 23 tahun, yang saat itu namanya belum dikenal, untuk menghasilkan kelompok patung seukuran manusia, yang menjadi karya publik pertama dari pemuda asal Florentine ini.

Rencananya patung tersebut untuk kapel pemakaman kardinal di Basilika Santo Petrus di Roma, yang saat itu merupakan bangunan yang jauh lebih kecil daripada gereja modern yang besar. Patung tersebut akan ditempatkan di atas altar, di mana generasi mendatang mungkin akan berdoa untuk jiwa kardinal.

Michelangelo menghabiskan satu tahun untuk mencari dan mengangkut satu blok batu marmer dari Carrara dan memajang hasil karyanya yang telah selesai dibuat, yang mengundang ketakjuban universal selama Tahun Yubileum 1500. Tahun Yubileum dirayakan setiap 50 tahun, mengikuti tujuh siklus tahun sabatikal, dan dirayakan sebagai tahun pembebasan dan istirahat.

Kini, pengunjung modern harus memandang patung itu dari balik dinding kaca pelindung, setelah diserang dengan lemparan palu pada tahun 1972. Bekas dan patahannya telah diperbaiki, tetapi perisai pelindung menumpulkan suara artistik dari kekuatan patung ini.

Tema dalam Media Baru

Michelangelo muda adalah orang Italia pertama yang memahat subjek Pietà, sebuah tema yang dikembangkan oleh seniman Jerman pada abad ke-14 dan kemudian diadopsi oleh Prancis, yang memberinya nama yang bermakna “merasa kasihan.”

Komposisinya, menunjukkan Bunda Maria membopong jasad Kristus yang sudah tak bernyawa sebelum penguburan, tidak memiliki dasar kitab suci, dan seniman utara berusaha membangkitkan rasa kasihan dengan menekankan luka-luka di tubuh Yesus dan kesedihan Bunda Maria.

Dengan lubang luka bergerigi dan menganga di tangan, kaki, dan sisi tubuh Kristus, tubuh kaku dengan rigor mortis, dan mahkota duri masih terikat di sekitar alisnya, versi sebelumnya dimaksudkan untuk membuat penonton merasa iba.

Tapi pematung Florentine ini (Michelangelo) punya ide lain. Dia membuat tubuh Yesus dengan artikulasi dan proporsi yang sempurna dari sosok Dewa Yunani, anggota badan yang elegan tersampir di pangkuan Maria. Dia membuat luka-lukanya nyaris tidak terlihat dan wajah yang tertidur itu damai. Satu-satunya indikasi kematian adalah pada detail tubuh yang dipangku dengan hati-hati: bahu yang menempel di bawah telinga, otot-otot yang kendur di paha, dan darah terkumpul di tangan yang menggantung, semuanya menunjukkan begitu beratnya kematian tersebut.

Mengarahkan Kesedihan Kita

Michelangelo menggunakan kesedihan adegan itu untuk mengalihkan perhatian dari Kristus, yang penderitaannya sudah lama berakhir, ke wajah Bunda Maria, yang kesedihannya pasti paling parah. Menatap wajah mudanya, bagaimanapun, kita tidak melihat kerutan kebencian, tidak ada teriakan kesedihan dengan mulut terbuka, dan tidak ada keraguan.

 Wajahnya yang tenang dan sahdu membangkitkan Maria yang masih muda, yang, dalam Injil Lukas, sebagai seorang gadis remaja memberi tahu malaikat Gabriel (Jibril) bahwa dia akan melakukan perintahnya.

Sosok Bunda Maria dari Michelangelo ini adalah wanita yang, ketika dia berkata “ya” kepada Tuhan, maka dia bersungguh-sungguh. Melalui pencobaan untuk menjelaskan kehamilannya yang misterius kepada Yusuf tunangannya, melahirkan Putra Allah di kandang yang kumuh, tergesa-gesa melarikan diri ke Mesir satu langkah di depan tentara Herodes, “ya” Maria memiliki konsekuensi yang mengubah hidup.

Pada hari Jumat itu, ketika setelah Maria mencurahkan 33 tahun kasih sayang kepada putranya, serta 33 tahun harapan pada sang penyelamat, tampaknya terlalu banyak untuk mengambil—semua investasi cinta dan harapan itu dan menguburnya di sebuah makam.

Harapan Meskipun Bayangan

Karya pahat Michelangelo yang terampil menonjolkan risiko dari momen suram ini. Kerudung di sekitar wajah Bunda Maria tampak menggantung longgar, meninggal- kan pita bayangan di sekitar alisnya, menyatu dengan kegelapan di sisi lehernya. Celah-celah yang dalam di korset dan roknya menelan cahaya, membentuk kantong-kantong ketidakjelasan.

Awalnya patung itu ditempatkan di niche yang dangkal, di mana bayangan suram akan menekan di semua sisi. Tak gentar oleh kegelapan, Bunda Maria bertahan dengan mata tertuju pada tubuh Kristus, yang diukir oleh Michelangelo dalam bidang yang paling halus dengan permukaan yang bisa dipoles ekstra luar biasa. Sejarawan seni pun kagum bahwa para pematung tidak pernah memoles marmer sehalus itu lagi, tetapi balik ke karya seni tersebut orang dapat melihat alasannya. (Niche = ceruk dangkal, terutama di dinding untuk memajang patung atau ornamen lainnya)

Untuk semua bayangan yang bermain di sekitar Bunda Maria, matanya terpaku oleh cahaya yang memancar dari tubuh putranya. Bunda Maria tidak pernah melupakan cahaya, bahkan di saat-saat tergelap—sebuah pelajaran abadi bagi juta- an orang yang telah berdiri di depan maha karya ini untuk mengingat rasa sakit dan kesedihan mereka sendiri sambil melihat Bunda Maria memikul beban terberat yang dapat diminta oleh manusia untuk dipukul. Dia tidak pernah kehilangan harapan. Struktur piramidal patung meningkatkan rasa keteguhannya. Harapannya melabuhkannya di saat-saat paling badai.

Di tengah semua kesempurnaan artistik ini, ada anomali yang menyindir ke dalam adegan ini: tubuh bagian bawah Bunda Maria tidak proporsional besar dibandingkan dengan tubuh bagian atas- nya. Jubahnya yang lebar mengubah pangkuannya menjadi pajangan untuk tubuh Kristus, menyerupai kain kafan serta bagaikan rahim yang menahannya selama sembilan bulan.

Tetapi Yesus, yang terbentang di atas kaki Maria, tampaknya tidak berlindung dengan kuat di pangkuannya; dia merosot ke bawah, seolah-olah akan jatuh ke altar di bawah. Dengan satu tangan, Bunda Maria memeluk putranya erat-erat. 

Tangannya yang lain terbuka ke arah penonton dengan sikap menawarkan. Terang dan harapan yang telah menjadi sumber kekuatan Maria tidak disimpan untuk dirinya sendiri, tetapi siap ditawarkan kepada siapa saja yang datang mencari penghiburan di masa-masa gelap. (amy)

Elizabeth Lev adalah sejarawan seni kelahiran Amerika yang mengajar, memberi kuliah dan bimbingan di Roma

Menyusul Facebook dan Twitter, Amazon Bakal PHK 10.000 Karyawan

Yu Liang dan Yu Wei

Baru-baru ini, perusahaan Big Tech terus mengalami gelombang PHK. Menyusul Twitter dan Facebook, platform e-niaga terbesar di dunia “Amazon” mengumumkan akan memberhentikan 10.000 karyawan pada minggu ini. Saham Amazon juga turun sekitar 2,5 persen. 

Pada  Senin 14 November, Amazon, yang seharusnya menambah staf untuk menghadapi musim belanja yang sibuk di akhir tahun, memulai PHK terbesar dalam sejarah.

Menurut laporan, pada 30 September, Amazon memiliki lebih dari 1,5 juta karyawan, termasuk departemen gudang dan transportasi.  Jumlah PHK yang direncanakan kurang  1% dari total jumlah karyawan, terhitung sekitar 3% dari karyawan di Amerika Serikat.

Analis Wedbush Securities, Dan Ives berkata: “Ini jelas merupakan pemangkasan terbesar dalam sejarah Amazon.”

Analis perusahaan investasi Ives percaya bahwa saham Amazon telah jatuh 40% tahun ini. Dikarenakan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan prospek industri teknologi yang suram. PHK bertujuan menghadapi tantangan masa depan dan mengoptimalkan struktur biaya industri.

Dan Ives menturkan: “Pertumbuhan terhenti setelah pandemi, sekarang terjadi resesi , Anda mulai melihat perusahaan perlu memangkas biaya, saya pikir (akan berlanjut) untuk 6 hingga 9 bulan ke depan, sekarang terjadi resesi .”

Gelombang  PHK ini melibatkan departemen seperti peralatan, ritel, dan sumber daya manusia. Bagian penelitian dan pengembangan teknologi akan menanggung beban. Apakah akan terus mengembangkan asisten virtual ALEXA, juga sedang dipertimbangkan.

Ives percaya bahwa industri teknologi telah memangkas biaya secara drastis dan memberhentikan karyawan. Bakalan  ada reaksi berantai yang sangat besar di masa mendatang.

Dan Ives menilai: “Saya pikir ini adalah masa tergelap dalam teknologi. Kami melihatnya dengan Amazon, Apple, Microsoft, dan lainnya.”

Karena terjadinya perlambatan pendapatan e-commerce seperti Amazon, maka akan mempengaruhi perusahaan pengiriman  dan kinerjanya juga terus menurun. Pada  Senin 14 November, FedEx mengumumkan bahwa beberapa karyawan akan di-PHK karena mengalami pengurangan volume pengiriman. (hui)

Siapa Lagi Pemimpin Negara Setelah Biden yang Ditemui oleh Xi Jinping di Luar G20 di Bali ?

0

oleh Lin Yi

Pembicaraan di luar acara utama KTT G20 menarik banyak perhatian, setelah Xi Jinping bertemu dengan Biden pada Senin (14 November), ia bertemu untuk mengadakan pembicaraan dengan pemimpin dari negara Australia, Korea Selatan, Prancis dan lainnya pada 15 November.

Pada Selasa, di luar acara utama G20, kepala negara Tiongkok menemui kepala negara Australia menggelar pertemuan bilateral pertama sejak 6 tahun terakhir.

Selama percakapan hampir setengah jam dengan Xi Jinping, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan kembali sikap Australia dalam isu-isu seperti kebijakan perdagangan, hak asasi manusia, Selat Taiwan, dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan : “Mengenai hambatan dalam hubungan perdagangan kita, saya menyampaikan kembali sikap Australia. Saya mengangkat soal perbedaan kami tentang masalah hak asasi manusia, termasuk isu Xinjiang. Dan saya juga secara khusus mengangkat kasus Cheng Lei dan Dr Yang Hengjun. Saya juga menetapkan sikap kami pada isu perang di Ukraina, dan meminta Tiongkok untuk menekan Rusia, terutama yang berkaitan dengan ancaman nuklir Rusia”.

Pada hari yang sama, Xi Jinping juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yue, di mana dia secara khusus menyebutkan masalah nuklir Korea Utara, Yoon Seok-yue meminta Xi Jinping untuk menekan tindakan provokatif Kim Jong-un, yang selama sebulan terakhir telah meluncurkan sejumlah rudal yang meningkatkan situasi  ketegangan regional.

Selain itu, Xi Jinping juga bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa. Macron pun kembali mengungkapkan sikap Prancis dan meminta Xi Jinping menekan Rusia dan membujuk Putin agar kembali ke meja perundingan dan mematuhi hukum internasional.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina, Prancis bergabung dengan negara-negara Barat lainnya untuk mendesak rezim Beijing agar menekan Rusia, tetapi sejauh ini rezim Beijing belum secara terbuka mengkritik Rusia. (sin)

Kongres AS Mengadakan Sidang Dengar Pendapat tentang “Kebijakan Nol Kasus” PKT

NTD

Pada Selasa (15/11) pagi Waktu AS Bagian Timur, Komisi Eksekutif – Kongres untuk Tiongkok (Congressional-Executive Commission on China. CECC) mengadakan sidang dengar pendapat tentang “kebijakan Nol Kasus” dan kontrol kesehatan terhadap masyarakat yang diterapkan otoriter. New Tang Dynasty TV dan The Epoch Times berkesempatan untuk melakukan siaran langsung terhadap event tersebut

CECC pada Selasa (15/11) mengeluarkan siaran pers yang menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok telah menerapkan model kontrol otoriter yang mengakar dalam menangani pandemi COVID-19. Sekretaris Jenderal Partai Komunis Xi Jinping telah berulang kali mengklaim kebijakan Nol Kasus sebagai prestasi Partai Komunis Tiongkok dalam menangani epidemi. Pada Kongres Nasional ke-20 yang diselenggarakan pada bulan lalu, Xi Jinping melukiskannya sebagai “perang rakyat untuk mencegah penyebaran epidemi” dan mengisyaratkan bahwa hal itu akan terus dilanjutkan.

Tetapi penerapan kebijakan Nol Kasus itu jelas telah mencerminkan kekurangan dalam manajemen darurat pemerintah dan pelanggaran hak asasi manusia di daerah-daerah yang mengalami penguncian penuh atau sebagian, seperti Shanghai, Jilin, dan Xi’an, dan baru-baru ini di Lhasa dan Daerah Otonomi Uighur Xinjiang.

Media dan platform sosial telah mengungkapkan sejumlah besar insiden kekurangan makanan, kematian pasien yang tidak diperkenankan pergi ke rumah sakit untuk berobat, dan terbatasnya akses ke layanan medis untuk kelompok rentan akibat lockdown.

Selain itu, untuk mencegah penularan masyarakat, otoritas di berbagai tempat menerapkan isolasi paksa dan tindakan pengendalian karantina, dan penduduk positif dan negatif COVID terpaksa dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat. Tiongkok telah melaporkan kematian terkait dengan tindakan pengendalian ketat ini yang sebenarnya banyak di antaranya dapat dicegah.

Sidang CECC mengundang para ahli kesehatan masyarakat Tiongkok, pakar kontrol informasi, dan politik otoriter untuk memeriksa kebijakan Nol Kasus PKT dan penerapannya, juga memberikan penghormatan kepada warga Tiongkok yang berani mengambil risiko kehilangan kebebasan mereka untuk mengkritik kebijakan tersebut.

Para pembicara pada sidang dengar pendapat tersebut meliputi : Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri. Sarah Cook, Direktur Studi Tiongkok, Hong Kong dan Taiwan di Freedom House. Dan Rory Truex, Asisten Profesor Politik dan Urusan Internasional, Universitas Princeton, AS. (sin)

Usaha Patungan Pabrik Mobil Listrik Foxconn Bidik Peluang Bisnis di IKN Nusantara

oleh Zhou Qi – NTD

Pada kesempatan KTT G20 di Bali, “Perusahaan Teknologi Foxconn” Taiwan dan perusahaan energi Indika Energy  mengeluarkan pernyataan bersama, mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan usaha patungan  untuk memproduksi kendaraan listrik dan Baterai.

Chairman Foxconn Chairman Hon Hai Liu Yangwei. (Disediakan oleh Hon Hai) mengatakan: “Pembentukan usaha patungan antara Foxconn dan Indica akan memungkinkan berbagai kendaraan listrik, rantai pasokan baterai dan teknologi canggih lainnya, serta manufaktur untuk berakar dan berkembang di Indonesia.”

Pada  Senin (14 November), di Forum Bisnis B20 sebelum KTT G20, Foxconn mengatakan bahwa Indonesia berencana untuk membangun ibu kota baru masa depan, Nusantara di Kalimantan Timur. Ini menjadi kota modern yang cerdas, Kota yang digerakkan oleh energi terbarukan. Melihat peluang pengembangan di sini, sehingga memutuskan untuk bergabung dengan Indica Energy untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif.

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, komponen penting baterai kendaraan listrik. Beberapa analis percaya bahwa pembentukan usaha patungan antara Foxconn dan Indica akan membantu Indonesia menjadi salah satu pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global di satu sisi, dan mengurangi ketergantungan Foxconn pada rantai pasokan Tiongkok. 

Sebelum bekerja sama dengan Indonesia, Foxconn juga telah melakukan negosiasi dengan perusahaan Amerika Serikat dan Thailand serta berencana memproduksi massal kendaraan listrik di Amerika Serikat dan Thailand pada tahun 2023.

Analis percaya bahwa sebagai respon terhadap epidemi, Tiongkok masih  menerapkan manajemen penguncian di banyak kota, yang berdampak pada operasi perusahaan besar, dan Foxconn juga terkena imbasnya.

Baru-baru ini, sejumlah besar karyawan melarikan diri dari pabrik Foxconn di Zhengzhou, yang menyeret produksi ponsel Apple. Pembentukan bisnis kendaraan listrik Foxconn dengan Amerika Serikat dan Asia Tenggara akan membantu mengurangi risiko gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh epidemi, hambatan geopolitik dan perdagangan. (hui)

Mengomentari Kunjungan Olaf Scholz ke Tiongkok, Lebih Seimbang daripada Agresif

0

Wang He

Pertama, latar belakang politik kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke RRT — menghadapi “multi tekanan”

Tekanan pertama, berasal dari pemerintah Jerman sendiri. Dalam pemilu Scholz menang tipis, setelah ada perundingan rahasia tiga partai, dibentuklah pemerintah bersama “merah-hijau-kuning” (SPD, Bündnis 90/Die Grünen, FDP).

Menteri Ekonomi dan Menteri Luar Negeri yang berasal dari Partai Hijau (Die Grünen) bersikap keras terhadap PKT (Partai Komunis Tiongkok), menyeimbangkan jalur kebijakan Scholz yang “pragmatis dan seimbang”. Di saat yang sama tiga badan intelijen Jerman juga memperingatkan agar tidak “terlalu naif” dalam memperlakukan PKT yang otokratis.

Tekanan kedua, berasal dari internal Uni Eropa. Pada KTT Uni Eropa Oktober lalu, kebijakan terhadap RRT (Republik Rakyat Tiongkok) menjadi topik utama, dan muncul perselisihan yang sangat besar. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dulu Eropa menjual infrastruktur strategis bagi PKT adalah kesalahan besar. Akan tetapi, pada 26 Oktober lalu, pemerintah Scholz justru mengizinkan perusahaan negara milik PKT memiliki 24,9% saham kepemilikan atas dermaga peti kemas Hamburg yang merupakan “tanah penuh berkat” bagi Jerman itu. Terhadap kunjungan Scholz seorang diri ke RRT, PM Latvia Arturs Krišjānis Kariņš berpendapat, mengenai masalah RRT “yang terbaik adalah menyelesaikannya saat 27 negara ada, dan bukannya ….di saat kami berhadapan satu per satu”

Tekanan ketiga, berasal dari AS (Amerika Serikat) dan negara G7. Di masa pemerintahan Trump, hubungan Jerman dan AS agak canggung. Pemerintah Biden menyesuaikan kembali kebijakan terhadap Jerman, Kanselir Jerman juga telah berganti dari Merkel diserahkan kepada Scholz, hubungan kedua negara pun membaik. Akan tetapi, “persaingan strategis yang ekstrem” antara Barat yang dipimpin oleh AS dengan PKT, agak dikritik Jerman.

Sebelum Scholz berkunjung ke RRT, AS secara terbuka menentang PKT memiliki lebih banyak saham pada Pelabuhan Hamburg, seorang pejabat senior Kemenlu mengatakan, Washington terus menjalin kerjasama dengan Eropa sebagai rekanan, untuk memastikan setiap investasi PKT di bidang strategis dan keamanan diperiksa secara seksama, serta diambil tindakan antisipasi. Menlu negara G7 menggelar rapat pada 3-4 November lalu di Jerman, dan menetapkan PKT sebagai musuh untuk diwaspadai, serta menyerukan agar PKT tidak menyelesaikan masalah dengan menggunakan ancaman atau kekuatan militer.

Tekanan keempat, berasal dari para aktivis HAM. Sebanyak 70 organisasi HAM termasuk World Uyghur Congress mengeluarkan surat terbuka, yang isinya menuntut Scholz agar mempertimbangkan kembali kunjungannya ke Beijing.

Pada 31 Oktober lalu, ratusan tokoh oposisi Tiongkok yang mengasingkan diri di luar negeri menandatangani surat terbuka, dan mempertanyakan Scholz, “Sekarang pemerintahan Xi Jinping sedang mengalami kesulitan luar dalam, konflik internal dan keluhan warga terus bermunculan. Sebagai seorang pemimpin negara bebas di dunia yang pertama akan berkunjung ke RRT, pandangan apa yang hendak Anda sampaikan kepada PKT?”

Semua tekanan di atas berasal dari masyarakat Barat. Tekanan kelima, adalah berasal dari PKT sendiri. Perbincangan internal baik di pihak PKT maupun di pihak Jerman terkait kunjungan Shcolz ke RRT tidak bisa kita ketahui pasti, tapi PKT menunda-nunda konfirmasi atas rencana kunjungan tersebut, dirasa cukup aneh.

Sejak Juli dan September lalu, media cetak Hong Kong South China Morning Post telah menyebutkan Scholz akan berkunjung ke Tiongkok pasca “Kongres Nasional ke-20”, tapi pihak PKT justru menyebutnya sebagai hoax. Bahkan pada Oktober lalu saat Scholz sendiri menyatakan akan berkunjung ke RRT, PKT pun menolak untuk membenarkannya. Hingga pada 28 Oktober, Kemenlu RRT baru mengumumkan hal tersebut. Dari sini dapat dilihat, PKT dengan Jerman, siapa sebenarnya yang posisinya berada di atas angin? Bagi PKT, perang Rusia-Ukraina berdampak serius terhadap Uni Eropa, perekonomian Jerman telah merosot, neracanya jelas berpihak pada PKT.

Kedua, Mari Kita Lihat Hasil Kunjungan Scholz ke Tiongkok

Secara resmi kunjungan Scholz membuahkan dua hasil secara material. Pertama, perusahaan BUMN China Aviation Supplies Holding Company telah memesan 140 unit pesawat kepada Airbus, dengan total nilai USD 17 Milyar (266 triliun rupiah, kurs per 08/11). Ini adalah trik lama diulang kembali, sebelumnya pada Juli lalu, maskapai BUMN seperti Air China, China Eastern, dan China Southern juga telah mengumumkan pesanan dengan total nilai mencapai USD 37 Milyar (579 triliun rupiah). Kedua, PKT mengizinkan vaksin BioNTech untuk diaplikasikan pada warga asing yang tinggal di Tiongkok. Tetapi, ini hanya langkah mengalah yang sangat kecil, warga Daratan Tiongkok tetap tidak berjodoh dengan vaksin Jerman.

Dalam hal kebijakan, Scholz meraih hasil: Xi Jinping telah memperingatkan Putin agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina (kantor berita Xinhua News menyebutkan: Xi Jinping… menyatakan bersama-sama menentang penggunaan atau ancaman menggunakan senjata nuklir, menganjurkan senjata nuklir tidak bisa digunakan dan perang nuklir tidak bisa dikobarkan, untuk mencegah timbulnya krisis nuklir di Benua Eurasia). Namun, tuntutan Scholz — agar PKT menekan RUsia untuk segera mengakhiri perang Rusia-Ukraina, malahan tidak membawa hasil sama sekali.

Scholz telah menyampaikan dua sikap Jerman yakni: Pertama, mengupayakan lingkungan persaingan yang adil, “Kesulitan yang dialami oleh perusahaan Jerman di Tiongkok tak seharusnya lebih besar daripada kesulitan yang dialami oleh perusahaan Tiongkok di Eropa”.

Scholz berkata, “Saya percaya tidak lama lagi di masa mendatang hal ini akan menyebabkan perkembangan sejumlah kasus konkrit”. Ia juga menyatakan tidak hanya menyangkut perusahaan Jerman, juga menyangkut seluruh perusahaan Eropa. Kedua, mengulangi kembali tetap menjalankan kebijakan satu Tiongkok, di saat yang sama Scholz “secara jelas menyatakan, perubahan apapun terhadap kondisi Taiwan sekarang harus dengan cara damai atau disepakati oleh kedua belah pihak”. Tetapi apakah PKT mau mendengarnya, dan menghargai Jerman atau tidak, itu adalah persoalan lain.

Kesimpulan: Lebih Seimbang daripada Agresif

Scholz membawa berbagai tekanan datang berkunjung ke Tiongkok, tentu saja karena ada pertimbangan sendiri, ia berusaha keras untuk tidak rendah diri tapi juga tidak arogan. Di satu sisi, kunjungan ke RRT diatur setelah kunjungannya ke Jepang, itupun sembari setelah menghadiri KTT G20, dengan jadwal kunjungan hanya satu hari, pada saat yang sama Presiden Federal Jerman juga akan berkunjung ke Jepang dan Korea Selatan. Di sisi lain, sebelum kunjungan Scholz berunding secara intens dengan Prancis dan AS, sempat menerbitkan artikel dengan nama samaran pada media cetak AS Politico, dengan menjelaskan lima faktor pertimbangannya berkunjung ke RRT: Tiongkok sedang berubah; dunia sedang berubah; Tiongkok tetap merupakan rekan dagang dan bisnis penting dari Jerman dan Eropa; dalam diskusi tidak menghindari masalah sensitif (seperti Xinjiang, dan Taiwan); berkunjung ke Beijing dengan status sebagai kanselir dan Jerman, juga dengan status sebagai warga Eropa.

Seharusnya dikatakan, Scholz telah mencurahkan banyak upaya dan pikiran demi kunjungan tersebut, menonjolkan gayanya yang “pragmatis dan seimbang”. Jika disebutkan dengan kata-kata Scholz, “Berlin tidak ingin decoupling dengan Beijing, tapi juga tidak akan terlalu bergantung pada Beijing”.

Maka, apakah Scholz telah mencapai tujuan yang diharapkannya? Melihat hasil yang terbatas dari kunjungan ini, seharusnya ada kesenjangan tertentu. Secara keseluruhan, pertama kali berdialog dengan pemimpin PKT, Scholz lebih menekankan keseimbangan daripada agresivitas. Scholz tidak dapat secara efektif menyampaikan berbagai tekanan dari masyarakat Barat itu kepada PKT, untuk memenangkan posisi negosiasi yang menguntungkan bagi dirinya, akibatnya semua tekanan itu dia yang menanggung sendiri.

Akan tetapi, bangsa Jerman dipenuhi dengan rasionalitas. Pengalaman Scholz kali ini, mungkin akan berpengaruh pada kebijakan baru Jerman terhadap RRT yang diperkirakan akan dipublikasikan pada 2023 nanti. Bagaimanapun, “seluruh dunia mengepung PKT” sudah menjadi tren. (sud)

[Apakah Ada yang Salah] Foxconn, Melarikan Diri untuk Sebuah Tiongkok Baru?

0

Shi Shan

Begitu Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) usai digelar, di Republik Rakyat Tiongkok telah terjadi dua peristiwa. Yang pertama adalah eksodus Foxconn, di Zhengzhou, Shanghai, Guangzhou dan Wuhan kembali memberlakukan lock down keras, tidak sedikit orang telah melarikan diri. Peristiwa kedua adalah PKT sedang mengaktifkan kembali sistem koperasi. Kedua peristiwa ini, secara permukaan tampaknya tidak ada kaitannya, tetapi sebenarnya kaitan di baliknya sangat erat, jika logika ini ditelusuri, masa depan dari Tiongkok membuat orang cukup merinding.

Koperasi di Tiongkok, di benak warga generasi tua dipenuhi dengan kebusukan, bukan karena pelayanannya yang buruk, melainkan karena kaitannya dengan sejumlah istilah seperti “pembelian dan penjualan terpadu” serta “pasokan berdasarkan kupon”.

Koperasi di Tiongkok, sekitar 1954, resmi menjadi organisasi nasional. Esensinya adalah sebuah departemen milik partai komunis yang mengendalikan kegiatan bisnis swasta. 

Pada 1958 koperasi menjadi semakin besar, sejalan dengan gerakan “Lompatan Jauh ke Depan” dan Komune Rakyat, hal ini juga menjelaskan karakteristiknya yang dikelola oleh birokrat.

Setelah reformasi keterbukaan, koperasi pun mulai merosot, tidak mampu bersaing dengan perusahaan bisnis yang dikelola swasta, maka itu menjadi semakin menyusut. Tapi faktanya, PKT belum pernah menghapus keberadaan koperasi, selama ini koperasi selalu menjadi sebuah mekanisme operasional bisnis yang dikendalikan PKT, hanya saja karena persaingan pasar yang ketat, sehingga pihak pemerintah tidak lagi mendukung sepenuhnya.

Koperasi PKT adalah sebuah sistem yang teramat rumit.

Pada Kongres Nasional ke-20 PKT, Ketua Dewan Pusat Koperasi RRT yakni Liang Huiling telah terpilih sebagai anggota Komite Pusat PKT, hal ini tidak pernah terjadi selama hampir tiga dasawarsa terakhir. Sedangkan pasca Kongres Nasional ke-20 PKT berakhir, kantor pusat koperasi pun menerbitkan iklan lowongan pekerjaan, yang secara jelas menyebutkan gaji dan fasilitas yang setara dengan pegawai negeri, dan menurut permintaan terbaru Xi Jinping, harus mengaktifkan kembali secara menyeluruh sistem perkoperasian RRT.

Namun faktanya, karakter koperasi sendiri tidak berbeda dengan sebelum Revolusi Kebudayaan, kata kuncinya adalah “kekuasaan”. Koperasi di Tiongkok sekarang walaupun juga ikut terjun dalam persaingan pasar, tapi di belakangnya ditopang oleh kekuasaan, seperti koperasi masih memegang andil dalam penjualan pupuk kimia, pestisida bahkan bibit pertanian, banyak bidang yang dimonopoli oleh koperasi. Yang paling krusial adalah, koperasi merupakan mekanisme pengendalian perdagangan milik pemerintah yang dapat menjulur jauh sampai ke pelosok desa, begitu situasi dan kondisinya berubah, koperasi dapat menggantikan perusahaan bisnis swasta.

Tapi “perusahaan bisnis” yang ditopang oleh kekuasaan, pada dasarnya cenderung menguntungkan diri sendiri, di saat yang sama ia juga memiliki sumber daya ini.

Sebagai contoh, baru-baru ini di Shanghai ada sebuah perusahaan yang disebut “Pangpangxiang” yang telah go public, bisnis perusahaan ini adalah “jaminan pasokan” bahan baku. Ketika kondisi pandemi sangat parah, dan dimana-mana terjadi lockdown, perusahaan ini menjamin pasokan bahan kebutuhan, serta menjamin pasokan, menjamin pasokan bagi perusahaan. Untuk go public, perusahaan itu harus menyerahkan laporan bisnisnya dan harus mempublikasikan laporan keuangannya. Lima bulan pertama 2022, pendapatan operasional “Pangpangxiang” yang telah merosot dibandingkan periode yang sama, telah membukukan laba 50% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama, hampir dua kali lipat dibandingkan 2019.

Di antaranya, dalam “layanan sementara dan darurat” perusahaan itu, keuntungan kotor dari pembelian kolektif mencakup rasio paling besar, senilai RMB 12,94 Juta (28 miliar rupiah, kurs per 08/11) dengan marjin laba kotor mencapai 75%; berikutnya menyusul lembaga pemerintahan, yang memberikan kontribusi laba kotor sebesar RMB 3,97 Juta (8,6 miliar rupiah), marjin laba kotor sebesar 74%.

Pada April tahun ini Shanghai memberlakukan lockdown, semua orang tidak bisa meninggalkan kediamannya, makan hanya dengan pembelian lewat internet atau pembelian secara kolektif, dan yang bisa mengantarkan bahan keperluan sampai ke rumah, hanya perusahaan “penjamin pasokan” yang diizinkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah “Pangpangxiang” ini. Jadi sudah tidak heran lagi bila laba kotor bisa mencapai 74% atau 75%.

Inilah model koperasi. Biasanya menjadi salah satu bagian dari persaingan pasar, tapi begitu terjadi kondisi khusus seperti pandemi, mekanisme ini pun memainkan perannya.

Intinya adalah kekuasaan. Memanfaatkan kekuasaan, agar dapat merampas keuntungan dari orang lain, menguasai pasar dan sumber daya orang lain, bahkan dapat menggunakan kekerasan untuk langsung menguasai asset milik orang lain. Seperti Sun Dawu di Provinsi Hebei, pemerintah setempat menggunakan cara keji terhadapnya, karena ada kaitannya dengan persaingan langsung dengan koperasi yang dikendalikan oleh pemerintah.

Model ekonomi yang beroperasi dengan kekuasaan administratif, esensinya dipastikan adalah semacam badan ekonomi type serba kekurangan, maka itu secara sederhananya ialah, agar koperasi dapat memainkan perannya, prasyaratnya adalah harus ada komoditas atau produk yang kekurangan. Jika dalam keadaan ekonomi yang sedang berlebih, maka koperasi mutlak tidak akan memiliki ruang untuk eksis.

Sistem yang dibangun oleh PKT, secara struktur memiliki karakteristik bawaan, dalam hal mengatur perekonomian, sangat mahir mengatur kekurangan, namun tidak terampil mengatur kelebihan, menguntungkan dalam hal mengatasi krisis, tidak menguntungkan dalam menangani kehidupan sehari-hari di masa damai. Akibatnya adalah, ia dengan cepat dapat mengumpulkan semua sumber daya untuk menghadapi krisis. Tetapi dalam masyarakat kita ini, krisis adalah masa yang jarang terjadi, dan mayoritas kita hidup di saat damai dan relatif normal. Jadi PKT sangat membutuhkan suatu krisis yang direkayasa atau musuh, untuk mempertahankan mode pengendalian masa perangnya. Dan koperasi, adalah sebagian dari mode ekonomi masa perang semacam ini.

Setelah memahami karakteristik koperasi ini, maka kita dapat memahami bagaimana ketakutan dan perasaan berkecamuk yang dialami oleh rakyat Tiongkok dalam menghadapi bangkitnya koperasi ini. Penulis mengenal seorang pengusaha, yang teramat sensitif terhadap kata-kata koperasi ini bahkan jauh mengalahkan korupsi juga jauh melampaui kebijakan pemerintah lainnya. Satu penyebab fundamentalnya, yakni jika PKT kembali mengaktifkan sistem koperasi, tujuannya adalah untuk menambah suatu alat yang dapat secara langsung mengendalikan ekonomi dan bisnis pedesaan, dan alat ini, hanya dapat beroperasi dengan baik di bawah kondisi ekonomi terencana, ekonomi kekuasaan, dan ekonomi kekurangan, maka visi masa depan yang digambarkan oleh PKT ini, bagi para kapitalis adalah suatu masa depan yang sangat suram.

Dilihat dari sudut pandang ini, 1958 koperasi di RRT ditingkatkan secara drastis, lalu disusul 3 tahun wabah kelaparan besar yang menewaskan puluhan juta orang, apakah ini hanya suatu kebetulan saja? Sepertinya tidak, kedua peristiwa itu, dikhawatirkan memiliki hubungan tertentu yang lebih mendalam.

Pada masa bencana kelaparan besar di Tiongkok (1959-1962), sampai sekarang tidak diketahui secara pasti jumlah warga yang meninggal dunia karena kelaparan, data pemerintah menyebutkan antara 15-30 juta jiwa. Waktu itu Tiongkok berpenduduk 600 juta jiwa, rasio kematiannya adalah 5%-2%. beberapa provinsi seperti Sichuan, Henan, Anhui, dan Gansu waktu itu mengalami korban tewas terbanyak, bukan karena kapasitas produksi pangan mereka berkurang paling besar, melainkan karena para pejabat di beberapa provinsi tersebut adalah yang paling setia dan paling getol menjalankan perintah Mao Zedong. Pejabat setempat bahkan mengirim milisi, yang setara dengan polisi bersenjata sekarang, untuk menjaga stasiun KA, jalur untuk keluar masuk dan jembatan, untuk mencegah warga yang hendak melarikan diri akibat kelaparan.

Pada akhir 1961, ketika tim inspeksi Beijing tiba di Provinsi Gansu, terlihat mayat bergelimpangan di sepanjang jalan raya dan rel KA, mereka adalah orang-orang yang dilarang melarikan diri.

Ini pun membuat masyarakat terpikir akan eksodus karyawan Foxconn di Zhengzhou. Pada 8 Oktober lalu terjadi pandemi di Zhengzhou, bertepatan menjelang Kongres Nasional ke-20 PKT, pemerintah setempat pun berusaha menutupinya, pejabat Zhengzhou merekayasa jumlah korban terjangkit, paling banyak sehari hanya kurang dari 20 orang. Tapi sebanyak 300.000 orang karyawan Foxconn harus bekerja, tidak boleh berhenti, karena perekonomian sangat penting bagi Zhengzhou. Akibatnya, siapa pun yang terdeteksi positif dan setiap orang yang pernah berinteraksi dengan orang tersebut semua dikirim ke pusat karantina, untuk diurus oleh pemerintah setempat. Tapi karena orangnya terlalu banyak, dikabarkan mencapai lebih 70.000 orang, pemerintah kawasan bandara melakukan tindakan kasar dengan menutup fasilitas tersebut, menyebabkan ada orang meninggal di pusat karantina, tidak diketahui mati karena sakit atau kelaparan.

Berita kematian memicu ketakutan, pada 30 Oktober karyawan Foxconn yang dikarantina banyak yang mulai berusaha menerobos blokade, mereka berjalan kaki pulang ke rumah masing-masing dengan hanya mengandalkan kedua kakinya. Mayoritas dari mereka tinggal di Provinsi Henan, yang berjarak puluhan hingga ratusan kilometer dari Zhenzhou. Pemandangan puluhan ribu orang melarikan diri di tengah sawah di pedesaan itu atau di jalan tol, telah memicu kegemparan. Di jalan-jalan, ada warga menempatkan makanan dan air, ada supir truk yang membonceng para pengungsi itu, pejabat setempat tutup sebelah mata melihat pengungsi itu melewati batas karantina, bahkan petugas keamanan publik dan polisi bersenjata pun memilih membiarkan saja para pengungsi daripada menghalangi mereka dengan kekerasan.

Yang paling berbeda adalah, opini yang beredar di internet ibarat gelombang tsunami, masyarakat tidak lagi mempertanyakan mengapa para pengungsi itu tidak mengindahkan perintah, tidak lagi menuding mereka “menyebarkan virus”, setelah 3 tahun dalam pandemi, warga Tiongkok mulai menyampaikan terhadap individu tertentu, dan bukan secara abstrak berharap pada perhatian dan simpati negara.

Perubahan ini sangat penting, karena ketakutan akan virus yang dipropagandakan oleh Beijing, serta kebijakan Zero Pandemi yang diterapkan secara arogan dan paksa oleh pemerintah, secara perlahan mulai dikalahkan oleh akal sehat dan empati masyarakat, dan ini adalah awal dimulainya keruntuhan sistem ini.

Faktanya, keruntuhan sistem otokratis komunis, selalu ada kaitannya dengan eksodus besar-besaran. Ketika kelompok komunis Eropa Timur runtuh pada awal era 1990-an abad lalu, awalnya terjadi dengan peristiwa eksodus besar-besaran. Dan reformasi keterbukaan di Tiongkok, juga diawali dengan eksodus besar-besaran.

Ayah Xi Jinping yakni Xi Zhongxun, menjabat sebagai Sekretaris Pertama Provinsi Guangdong pada 1978, ia melihat di kawasan pedesaan provinsi Guangdong yang berdekatan dengan Hong Kong hampir tidak ada pemuda. Pejabat setempat memberitahunya, para pemuda telah melarikan diri ke Hong Kong untuk mencari pekerjaan. Xi Zhongxun memikirkan suatu rencana, yakni memindahkan pabrik-pabrik di Hong Kong ke Kabupaten Bao’an, dengan demikian para pemuda tidak lagi melarikan diri ke Hong Kong, untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Rencana ini terus meningkat, kemudian mendapat persetujuan dari Deng Xiaoping, sehingga kawasan itu pun berubah menjadi kawasan ekonomi istimewa Shenzhen, dan menjadi tempat proyek percontohan, hingga akhirnya Tiongkok pun sepenuhnya membuka diri melalui gerakan reformasi keterbukaan.

Setelah lebih empat dekade kemudian, eksodus besar-besaran kembali terjadi, apakah akan membawa rakyat Tiongkok kembali ke 1960, atau 1978? Hal ini tergantung pada takdir rakyat Tiongkok sendiri. (sud)

KMP Mutiara Timur I Rute Ketapang – Lembar Terbakar di Perairan Bali, Ratusan Orang Dievakuasi

0

ETIndonesia- Kapal penumpang, KMP Mutiara Timur I terbakar di Perairan Utara Karangasem, Bali, (koordinat 08°20’298″S – 115° 41’641″E),  sekitar 0,9 NM dari daratan, Rabu (16/11/2022). Basarnas Bali (Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar) menerima informasi dari VTS Beno pada pukul 15.30 Wita. 

Kapal dengan rute Ketapang – Lembar tersebut diperkirakan mengalami kebakaran sekitar pukul 15.00 Wita. 

“Di tempat kejadian kapal terbakar, kebetulan unsur SAR terdekat ada Kapal Angkatan Laut Kadet 6 dan Kapal Angkatan Laut Kadet 7, dan segera melaksanakan evakuasi,” kata Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada dalam keterangannya.  

Setelah menerima laporan kejadian, Basarnas Bali mengerahkan 1 unit RIB dari Pos SAR Karangasem dan 1 unit RIB dari Unit Siaga SAR dari Nusa Penida, KN SAR Arjuna 229.

Darmada menegaskan bahwa tim SAR gabungan fokus pada upaya evakuasi POB, untuk kronologis kejadian dapat dikonfirmasi kepada pihak terkait. 

Awalnya Person On Board (POB) yang sudah terevakuasi dengan RIB ataupun jukung nelayan dibawa ke Kapal Angkatan Laut, selanjutnya dibawa ke Dermada Angkatan Laut Tanjung Wangi, Banyuwangi. 

“Terakhir kami komunikasi dengan kapten kapal terkonfirmasi jumlah penumpang dan ABK yang semula 271 orang, ternyata menjadi 258 orang, dimana ABK berjumlah 24 dan sisanya 234  orang penumpang,” tutupnya. 

Unsur SAR yang terlibat selama operasi SAR berlangsung yakni ABK KAL KADET – 6, ABK KAL KADET – 7, Basarnas Bali, ABK KN Marore – 322, Polair Polres Karangasem, BPBD Kabupaten Karangasem, Stasiun Bakamla Bali, RAPALA Karangasem, Balawista Karangasem serta nelayan setempat. (Basarnas/asr)