Home Blog Page 740

Perusahaan Selebriti Tiongkok Beramai-ramai Tutup Dikarenakan Komunis Tiongkok Mengawasi Industri Entertainment dengan Ketat

0

Alex Wu

Ketika rezim komunis Tiongkok terus-menerus menekan industri hiburan, ratusan studio dan perusahaan milik para selebriti di daratan Tiongkok baru-baru ini akhirnya tutup. 

Rezim Tiongkok menargetkan industri hiburan dengan pemeriksaan yang lebih ketat untuk penghindaran pajak. Sementara itu, bintang-bintang top Tiongkok, seperti Zhao Wei dan Zheng Shuang,  dimasukkan dalam daftar hitam oleh media yang dikelola pemerintah dan klub penggemar mereka ditutup dengan cepat.

Studio seni yang terdaftar dengan nama-nama selebriti  berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tahun ini banyak dari studio seni ini telah mengajukan permintaan untuk ditutup. Sejauh ini, lebih dari 700 studio telah ditutup. Di Juni saja, lebih dari 100 perusahaan mengajukan pembubaran.

Menurut data publik, pada tahun 2016, angka pertumbuhan pendaftaran tahunan studio seni dan perusahaan para selebritis  mencapai hampir 100 persen, dan jumlah perusahaan baru pada tahun 2018 melebihi angka 3.000.

Namun, per 12 September 2021, baru ada sekitar 260 yang baru perusahaan terdaftar milik para selebriti tahun ini, turun 278 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Seorang petugas keuangan studio yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media berbahasa Mandarin, bahwa para selebriti mendaftarkan studio individu sebagai kepemilikan tunggal untuk menghindari pembayaran pajak penghasilan perusahaan tersebut dan untuk memperoleh tarif pajak yang relatif rendah.

Selain itu, beberapa bintang dengan pendapatan lebih tinggi mendirikan beberapa studio, masing-masing dengan jumlah pekerja yang sedikit, untuk membayar pajak di setiap studio secara terpisah, untuk membayar pajak lebih sedikit.

Mengenai tindakan keras rezim Tiongkok terhadap industri hiburan, para analis yakin ada alasan-alasan ekonomi dan politik di baliknya.

Analis hubungan terkini yang berbasis di Amerika Serikat, Li Zhengkuan, menulis dalam komentarnya untuk The Epoch Times berbahasa Mandarin bahwa, rezim komunis Tiongkok menghadapi perlawanan yang lebih kuat dari demokrasi Barat pada tahun-tahun belakangan ini, ditambah dengan depresi yang disebabkan oleh epidemi COVID-19 dan

krisis ekonomi dalam negeri. Untuk mencegah rezim Tiongkok runtuh, Komunis Tiongkok yang berkuasa memperketat cengkeramannya atas semua sumber daya. Menutup negara, hanya mengizinkan satu suara, dan bersiap untuk perang telah menjadi pilihan kebijakan pemimpin  Komunis Tiongkok Xi Jinping.

Li Zhengkuan mengatakan, Kali ini Komunis Tiongkok yang menargetkan industri hiburan tidak hanya ‘memotong bawang’ ( semacam istilah Tiongkok yang populer untuk menggambarkan rezim Tiongkok yang merampas uang dari orang-orang melalui manipulasi kebijakan), tetapi juga mempromosikan apa yang disebut ‘kemakmuran bersama,’ dan mengambil kesempatan untuk meluncurkan Revolusi Kebudayaan yang kedua.

“Ini juga melibatkan perjuangan politik yang sengit antara pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok. Karena faksi-faksi Partai Komunis Tiongkok yang berbeda berada di belakang korupsi industri hiburan Tiongkok,” ujarnya.  

Sementara itu, Komentator  Tang Qing mencatat bahwa tindakan keras terhadap industri hiburan adalah untuk memperkuat otoritas Partai Komunis Tiongkok. Seni dan opini publik hanya dapat dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok, bukan oleh orang-orang kaya atau para selebriti Tiongkok.

“Ketika jumlah penggemar seorang bintang melebihi jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok, maka Partai Komunis Tiongkok tidak akan mengizinkan jumlah penggemar tersebut dan harus menindaknya,” demikian tulis Tang Qing dalam artikelnya untuk The Epoch Times berbahasa Mandarin. (Vv)

Gagal Bayar Evergrande Dapat Menggoyahkan Ekonomi Tiongkok Secara Keseluruhan

0

Antonio Graceffo

Utang publik Tiongkok sudah mencapai 270 persen dari Produk Domestik Bruto, dan pinjaman non-berkinerja telah mencapai USD 466,9 miliar. Selain yang sudah ada tantangan ekonomi, raksasa real estat Evergrande Group  memberi isyarat terkait pihaknya mungkin gagal melakukan pembayaran yang terutang kepada para kreditur.

Pengembang terbesar kedua di Tiongkok tersebut menghadapi sebuah krisis likuiditas, karena perdagangan obligasi Evergrande di dalam negeri telah ditangguhkan.

Tanpa akses pendanaan, Evergrande tidak akan mungkin membayar pemasok, menyelesaikan proyek-proyek, atau meningkatkan pendapatan, lebih cenderung mengakibatkan gagal bayar utang-”, ”suatu kemungkinan yang dapat mengirim riak-riak ke seluruh ekonomi Tiongkok.

Evergrande menghasilkan USD 110 miliar dalam penjualan tahun lalu dan memiliki aset-aset sebesar USD 355 miliar. Pada Juni, Evergrande gagal membayar beberapa surat berharga  dan pemerintah membekukan sebuah rekening bank sebesar USD 20 juta. Kini Evergrande memiliki total kewajiban utang yang harus dibayar sebesar USD 305 miliar atau lebih dari Rp 4.000 triliun menjadikan Evergrande adalah pengembang real estate yang paling banyak dililit utang di dunia. 

Evergrande juga adalah penerbit obligasi dolar terbesar di Asia. Evergrande berutang kepada 128 bank dan berutang lebih dari 121 lembaga non-perbankan. Akibatnya, harga saham Evergrande turun 90 persen selama 14 bulan terakhir sementara obligasi Evergrande diperdagangkan pada 60 hingga 70 persen yang tidak normal.

Evergrande menyumbang 4 persen total utang bunga-tinggi real estat Tiongkok. Utang Evergrande adalah sangat besar sehingga Evergrande dapat menimbulkan sebuah risiko sistemik terhadap sistem perbankan Tiongkok. Pembayaran yang terlambat atau gagal bayar oleh Evergrande dapat menyebabkan sebuah reaksi berantai dari gagal bayar di seluruh lembaga. 

Sebuah aksi jual Evergrande dapat menurunkan harga-harga, menabrak para pengembang yang memiliki terlalu banyak utang dan tidak sanggup membayar utang tersebut. Pihak-pihak berwenang khawatir bahwa ancaman ini mengacaukan seluruh sektor real estat, yang merupakan sekitar 30 persen ekonomi Tiongkok.

Selain itu, Evergrande memiliki implikasi untuk pasar tenaga kerja. Evergrande mempekerjakan 200.000 orang secara teratur dan 3,8 juta pekerja per tahun pada sebuah proyek dasar. Setelah 18 bulan lockdown COVID-19, Tiongkok membutuhkan lebih banyak pekerjaan, bukan lebih sedikit pekerjaan.

Evergrande diperkirakan tidak mampu memenuhi pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo minggu depan.

The People’s Bank of China (PBOC) dan Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi Tiongkok, memperingatkan para eksekutif Evergrande untuk mengurangi risiko utang Evergrande. Beijing menginstruksikan pihak berwenang di Provinsi Guangdong untuk berkoordinasi dengan calon pembeli aset Evergrande yang potensial. 

Sementara itu, para regulator telah menandatangani sebuah proposal untuk membiarkan Evergrande bernegosiasi ulang tenggat waktu pembayaran, yang akan memberikan sebuah penangguhan hukuman sementara.

Evergrande bukanlah satu-satunya masalah di pasar utang Tiongkok. Pada pertengahan tahun, gagal utang Tiongkok di dalam dan luar negeri telah mencapai lebih dari USD 25 miliar, jumlah yang hampir sama dengan tahun sebelumnya. Perusahaan  real estate menyumbang sekitar 30 persen dari kegagalan membayar utang ini. Beberapa pelaku yang lebih besar adalah China Fortune Land Development dan Sichuan Languang Development.

Selanjutnya, sektor transportasi, pariwisata, dan ritel  terpukul akibat lockdown pandemi, sehingga meningkatkan gagal bayar utang di sektor  tersebut. Beberapa perusahaan yang terkait dengan negara juga menderita gagal bayar utang, seperti Yongcheng Coal Electricity Holding Group dan Tsinghua Unigroup. 

Selain itu, China Huarong Asset Management, sebuah perusahaan yang mayoritas adalah milik negara, gagal merilis hasil tahun 2020 tepat waktu. Antara perusahaan utama dan anak perusahaannya, China Huarong Asset Management memiliki sisa utang sebesar USD 39 miliar terutang, yang pada akhirnya menyebabkan kerugian sebesar USD 5,9 miliar untuk tahun 2020.

Selama beberapa tahun terakhir, rasio utang perusahaan Tiongkok terhadap Produk Domestik Bruto terus meningkat. Pada tahun 2017, mencapai rasio tersebut rekor 160 persen, naik dari 101 persen 10 tahun-tahun sebelumnya. Pemimpin Tiongkok Xi Jinping menjadikan rasio tersebut sebagai sebuah  prioritas untuk mengendalikan utang, khususnya di sektor kegiatan perantara keuangan Tiongkok senilai USD 10 triliun. 

Pembiayaan kendaraan oleh pemerintah daerah gagal bayar pada banyak pinjaman trust dalam sistem perbankan kegiatan perantara keuangan, tetapi tidak pada sebuah obligasi publik. Sejauh tahun ini, 915 juta pembiayaan kendaraan oleh pemerintah daerah mengalami gagal bayar. Ini disebut utang tersembunyi dari pemerintah daerah menjadi begitu luas sehingga Beijing mengidentifikasinya sebagai sebuah masalah keamanan nasional.

Kepercayaan investor  terguncang, baik perusahaan swasta ataupun perusahaan terkait-negara, yang pernah dianggap sebagai sebagai investasi yang aman mengalami gagal bayar. Bahaya tersebut adalah  para investor, karena takut menular, mungkin panik dan mulai melakukan aksi jual utang baik dan buruk, sehingga menurunkan harga pasar.

Runtuhnya Evergrande dapat menyebabkan kekacauan ekonomi yang meluas dan bahkan kerusuhan sipil. Masa depan Evergrande dan  ekonomi Tiongkok tergantung pada apakah pihak berwenang pusat akan mengizinkan Evergrande untuk gagal bayar, meninggalkan kreditur Evergrande dalam posisi yang sulit, atau jika Komunis Tiongkok akan melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas. (Vv)

Antonio Graceffo, Ph.D., telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Dia adalah lulusan dari Shanghai University of Sport dan memegang MBA dari Shanghai Jiaotong University. Antonio bekerja sebagai profesor ekonomi dan analis ekonomi Tiongkok, menulis untuk berbagai media internasional. Beberapa bukunya tentang Tiongkok termasuk “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” dan “A Short Course on the Chinese Economy

Ketidakpercayaan Berkepanjangan Menurunkan Harga Susu Bubuk Merek Domestik Tiongkok, Impor Susu Merek Asing Meningkat

0

Julia Ye

Para warga Tiongkok yang terkena dampak temuan yang terus-menerus mengenai susu bubuk domestik yang terkontaminasi hingga menyebabkan terus bergantung pada merek susu bubuk asing.

Kementerian Pertanian Rusia Rusia menyatakan pada tanggal 14 September bahwa Tiongkok mengimpor hampir seperempat dari ekspor susu bubuk global pada tahun 2020.

Permintaan Tiongkok untuk susu bubuk impor terus-menerus melonjak pada tahun 2021. Impor susu bubuk Tiongkok pada dua kuartal pertama tahun 2021 meningkat sebesar 34 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, dan lebih dari 90 persen volume tersebut dipasok dari Selandia Baru, kata laporan Kementerian Pertanian Rusia.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pada tahun 2020 untuk ekspor global susu bubuk, mentega, dan keju, Tiongkok mengimpor susu bubuk sebesar 13 persen, mengimpor mentega sebesar 9 persen, dan mengimpor keju sebesar 4 persen.

Sejak 7 Agustus 2020, Rusia dan Tiongkok menegosiasikan ekspor produk susu dan susu bubuk Rusia ke Tiongkok.

“Susu bubuk kering dapat menjadi sebuah prioritas utama dalam hal ekspor susu Rusia ke Tiongkok,” kata Artem Belov, direktur Uni Rusia untuk produsen susu Soyuzmoloko, sesaat sebelum negosiasi, menurut Dairy Global.

Sejak pandemi COVID-19, permintaan produk susu Tiongkok meningkat secara dramatis, karena kepercayaan pada “kualitas peningkatan kekebalan,” demikian laporan South China Morning Post.

Tiongkok mengimpor 1,31 juta ton susu bubuk pada tahun 2020 yaitu sebesar USD 8,356 miliar, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok.

Setelah 22 perusahaan Tiongkok ditemukan telah menambahkan melamin—suatu  produk beracun bahan kimia bagi kesehatan manusia yang membantu meningkatkan kadar protein secara artifisial dalam uji nutrisi–”untuk susu formula bayinya, sekarang terkait dengan keracunan 300.000 anak-anak dan enam kematian bayi, susu bubuk mere asing dianggap “jauh lebih dapat dipercaya,” demikian Dan Wang, analis Tiongkok untuk Unit Intelijen Ekonomi, mengatakan kepada South China Morning Post.

Skandal pada tahun 2008 silam, banyak bayi yang mengonsumsi susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan susu milik negara Sanlu Group, yang berbasis di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, menderita batu ginjal, memicu penyelidikan yang menemukan melamin atau asam melanat dalam susu bubuk Sanlu Group.

Melamin dan asam sianurat yang diserap ke dalam aliran darah diketahui menyebabkan gagal ginjal. Menurut Administrasi Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (FDA) asupan harian melamin harus lebih rendah dari 0,063 mg per kilogram massa tubuh.

Grup Sanlu mengklaim susu bubuk yang terkontaminasi adalah sebuah masalah bagi hanya satu batch yang sekitar 700 ton ada di pasar. Tetapi setelah investigasi, beberapa batch dari 22 dari 109 perusahaan susu Tiongkok ditemukan mengandung jumlah melamin yang berbeda.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Tiongkok, 296.000 anak menderita sakit karena mengkonsumsi susu bubuk yang terkontaminasi, dan 52.898 anak dirawat di rumah sakit pada akhir bulan Desember 2008.

Pada tahun 2007, Sanlu Group digambarkan oleh CCTV media pemerintah Tiongkok sebagai perusahaan-perusahaan patokan Tiongkok untuk susu bubuk bayi. Pada Januari 2008, sebelum skandal itu meledak, Dewan Negara Partai Komunis Tiongkok memberikan  “Penghargaan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional” kepada Sanlu Group atas peringkat produk susu bubuk bayi yang tinggi kepada Sanlu Group.

Dengan reputasi perusahaan compang-camping yang didukung negara, warga Tiongkok kehilangan kepercayaannya pada merek domestik sejak saat itu.

Insiden Sanlu Group membayangi produk buatan Tiongkok. Banyak orang tua masih ingin anaknya mengonsumsi susu bubuk yang didatangkan dari luar negeri meskipun sudah 13 tahun berlalu sejak skandal itu, demikian dikatakan Yang Yi, sebuah nama samaran, seorang manajer sebuah perusahaan susu di Xi’an, Provinsi Shaanxi kepada The Epoch Times.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan susu formula bayi cenderung datar, sedangkan susu formula dan susu formula khusus untuk orang dewasa, pasar  tumbuh dengan mantap tahun demi tahun, demikian yang dilaporkan outlet berita keuangan Tiongkok East Money.

Pada 11 Mei, Biro Statistik Nasional Tiongkok merilis hasil dari sensus ketujuh, melaporkan bahwa 18,7 persen penduduk berusia 60 tahun ke atas, dan 12 juta bayi lahir pada tahun 2020. Angka tersebut mengungkapkan sebuah angkatan kerja yang menyusut dan populasi menua dengan cepat, di mana angkan kesuburan turun terendah dalam tujuh dekade.

Yang Yi mengatakan bahwa meskipun angka kelahiran rendah, permintaan akan susu bubuk impor diperkirakan masih akan meningkat, didorong oleh pilihan konsumen yang berbasis di Tiongkok.

Skandal Melamin Didahului Masalah Kualitas Lainnya

Sanlu Group bukanlah satu-satunya perusahaan yang berbasis di Tiongkok yang mengalami kerusakan reputasi atas gangguan kesehatan terkait produksi susu bubuk dalam negeri.

Awal tahun 2003, sebuah wabah “bayi berkepala besar” pertama kali dilaporkan di Fuyang, Provinsi Anhui. Bayi-bayi ini umumnya memiliki “kepala yang besar dan tubuh yang kecil, lemah, reaksi yang tertunda, borok-borok di kulit, dan pembengkakan organ-organ dalam setelah mengkonsumsi susu bubuk di bawah standar. Sebanyak 229 Bayi lainnya adalah kurang gizi, 12 bayi di antaranya meninggal karena kekurangan gizi, menurut media pro-Beijing Wen Wei Po.

Pada tahun 2015, tiga produsen susu di Provinsi Shaanxi ditemukan memiliki kadar nitrat yang berlebihan dalam beberapa susu bubuknya, demikian BBC melaporkan pada waktu itu.

Pada Mei 2020, lima orangtua di daerah Yongxing, kota Chenzhou,  Provinsi Hunan, menemukan anaknya menderita eksim dan penurunan berat badan yang parah setelah mengonsumsi “susu bubuk medis khusus” yang dianjurkan seorang dokter untuk anak-anak  alergi susu, sebagaimana dilaporkan Hunan Economic TV. (Vv)

Gambar Petugas Perbatasan AS Berkuda dengan Imigran Ilegal Haiti Disalahartikan, Fotografernya : Mereka Tidak ‘Mencambuk Siapa Pun’

0

Jack Phillips

Seorang fotografer yang mengambil gambar seorang petugas Patroli Perbatasan berkuda di dekat  orang-orang Haiti yang secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko menegaskan, dia tidak menyaksikan petugas mencambuk siapa pun.

“Sejumlah pria Haiti mulai berlari, mencoba mengitari kuda, saya belum pernah melihat mereka mencambuk siapa pun, dia hanya mengayunkannya (tali kekang kuda), tetapi itu bisa disalahartikan ketika Anda melihat gambarnya,” kata fotografer Paul Ratje tentang gambar yang dijepretnya itu kepada media lokal KTSM Kamis (23/9/2021) ketika menjelaskan situasi sebenarnya. 

Gambar petugas perbatasan menunggang kuda menuai kritik dari  Demokrat AS, aktivis pro-imigrasi AS serta pejabat Gedung Putih. Mereka  mengklaim petugas patroli perbatasan mencambuk orang Haiti. 

Namun demikian, serikat pekerja yang mewakili petugas Patroli Perbatasan mengungkapkan kesalahan klaim tersebut.  Sedangkan sejumlah pejabat mengatakan petugas hanya mengendalikan kuda dengan tali kekangnya.

Presiden Joe Biden, selama konferensi pers Jumat (24/9), menjanjikan penyelidikan atas insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa tindakan para petugas itu “salah” dan “akan membayar.” Biden tidak merujuk pada penolakan terhadap klaim tentang agen mencambuk imigran ilegal.

Ribuan imigran gelap, sebagian besar warga Haiti, tinggal di kamp darurat yang primitif di bawah jembatan internasional yang membentang di Rio Grande antara AS dan Meksiko sambil menunggu untuk ditahan dan diproses oleh Patroli Perbatasan, di Del Rio, Texas, pada 21 September. , 2021. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

“Saya berjanji kepada Anda, orang-orang itu akan membayar,  Akan ada konsekuensinya. Ini memalukan. Tapi di luar rasa malu, itu berbahaya. Itu salah, ” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih. 

Seorang pejabat tinggi serikat Patroli Perbatasan, Brandon Judd kepada The Epoch Times pada minggu ini  mengatakan bahwa petugas perbatasan tidak mencambuk tali kendali mereka kepada orang asing ilegal.

“Agen harus menjauhkan para migran dari kuda untuk perlindungan mereka sendiri. Jadi mereka akan menggunakan tali kekang, untuk memutar kendali, sehingga mereka akan menjauh dari kuda. Tapi mereka tidak menggunakan tali kendali itu untuk menyerang atau mencoba menyerang orang. Petugas  tidak menggunakan tali kendali dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun untuk mencoba menyerang siapa pun,” kata pejabat itu, seraya menambahkan kuda digunakan sebagai “teknik pencegah” untuk mencegah orang ilegal memasuki negara itu.

Mengenai komentar yang disampaikan oleh pejabat Gedung Putih, Judd mengatakan pejabat Patroli Perbatasan merasa ditinggalkan di tengah krisis yang berkembang.

Beberapa pekan terakhir, lebih dari 15.000 orang asing ilegal Haiti berkemah di kolong jalan layang  internasional yang membentang di Del Rio, Texas, dan Meksiko, memicu keprihatinan kemanusiaan.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki  mengatakan patroli berkuda di sekitar perbatasan akan ditangguhkan setelah foto itu menjadi viral.

“Yang dirasakan presiden, kita semua merasa, tidak manusiawi, tidak bermoral, tidak efektif, tidak berfungsi secara operasional. Dan karena disfungsinya, kami telah menyebabkan sistem yang sangat rusak yang kami hadapi hari ini,” kata Psaki di Gedung Putih. (asr)

Apa Tujuan Komunis Tiongkok Membatasi Pemakaian Listrik Berskala Besar Tanpa Didahului Peringatan ?

0

oleh Li Lan

Selama periode paling sibuk dalam setahun bagi industri manufaktur mengejar target produksi, justru banyak pemerintah daerah di daratan Tiongkok menerapkan langkah-langkah pembatasan penggunaan listrik secara ketat. Hal mana menyebabkan menurunnya PDB di sejumlah provinsi besar seperti Jiangsu, Zhejiang, dan Guangdong. 

Jadi, apa tujuan dari langkah pemerintah komunis Tiongkok menerapkan langkah pembatasan penggunaan listrik berskala besar ini ? Mari simak analisisnya.

Pemerintah komunis Tiongkok  berulang kali berjanji kepada dunia bahwa emisi karbon dioksida daratan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 dan menjadi netral karbon pada tahun 2060, serta merumuskan beberapa rencana khusus untuk ini. 

Namun, laporan target pengendalian konsumsi energi untuk paruh pertama tahun ini yang dikeluarkan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi komunis Tiongkok pada bulan Agustus menunjukkan, bahwa lebih dari belasan provinsi dan wilayah tidak memenuhi target yang ditentukan.  Sehingga pemadaman listrik mulai diterapkan pada awal hingga akhir bulan September atau sampai pertengahan bulan Oktober.

Saat ini, daratan Tiongkok merupakan penghasil karbon dioksida terbesar yang menyumbang sekitar 28% dari emisi dunia, atau sekitar total emisi karbon Uni Eropa, Amerika Serikat dan India. 

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 akan diadakan pada November mendatang. Apakah langkah yang diterapkan Beijing ini adalah untuk memenuhi janjinya kepada dunia ? 

Komentator Heng He mengatakan : “Menjadi pemain di dunia dalam masalah netralitas karbon itu yang dianggap lebih penting oleh komunis Tiongkok, tetapi bukan sesungguhnya ingin mencapai tujuan netralitas karbon. Tentu saja, negara-negara maju di dunia sekarang sedang berkonsentrasi dalam membahas masalah netralitas karbon dan sejenisnya. Rupanya Beijing juga tidak mau ketinggalan dan harus mengikuti tren. 

Heng He juga menjelaskan, selain itu, sebelum Olimpiade Musim Dingin, pemerintah komunis Tiongkok ingin menunjukkan sesuatu yang dapat diakui oleh Barat untuk menghindari kena boikot karena hak asasi manusia. Ini mungkin merupakan kartu truf yang bisa digunakan sebagai sarana dalam tawar-menawar antara pemerintah komunis Tiongkok dengan Barat”.

Langkah pembatasan penggunaan listrik yang ketat tanpa didahului peringatan, telah berpengaruh cukup signifikan terhadap kota-kota industri besar di sebagian besar provinsi seperti Jiangsu, Zhejiang dan Guangdong. Di sana pabrik semen, baja, semikonduktor, dan elektronik semuanya berhenti berproduksi.

Su Tzu-yun, Direktur Lembaga Penelitian Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan : “Beberapa kawasan industri di Jiangsu pada dasarnya sudah tidak dapat mengirim keluar hasil produksi mereka. Ini akan menyebabkan kekacauan di seluruh rantai pasokan, yaitu, seluruh pasokan, produksi, dan pengiriman akan kacau balau”.

Ren Zhongdao, seorang peneliti di European Tianjun Political and Economic Think Tank mengatakan : “Guangdong dan Zhejiang adalah provinsi perdagangan luar negeri utama. Pembatasan dalam pemakaian listrik telah menyebabkan penangguhan pekerjaan dan produksi. Ini merupakan pukulan bagi Tiongkok yang mengandalkan pertumbuhan ekonominya melalui ekspor dan perdagangan luar negeri. Terutama menjelang akhir tahun, ada banyak festival di luar negeri, dan para importir biasanya akan menyiapkan barang sebelumnya. Dengan adanya kelambatan karena output pabrik di Tiongkok tidak dapat mengimbangi, tentu akan menjadi pukulan bagi ekonomi daratan Tiongkok”.

Batubara menyumbang 58% dari struktur energi Tiongkok, dan pembangkit listrik termal menyumbang 70%. Pembatasan pemakaian listrik berskala besar jelas memberikan pukulan bagi kehidupan penduduk dan produksi perusahaan. Apa yang menyebabkan pemerintah melakukan hal ini ?

Ren Zhongdao mengatakan : “Komunis Tiongkok memberlakukan sanksi terhadap Australia dengan tidak mengimpor batubara termal Australia yang memiliki nilai kalor yang relatif tinggi dan secara khusus digunakan untuk pembangkit listrik. Saat ini, baik harga maupun pasokan batubara di Tiongkok sangat ketat. Harga listrik termal per kilowatt per jam adalah lebih dari RMB. 0,40, tetapi biaya pembangkitan listrik telah mencapai hampir RMB. 0,60, yang berarti bahwa setiap kilowatt per jam listrik akan kehilangan lebih dari RMB. 0,1 lebih”.

Bagi Su Tzu-yun, alasan yang paling kritis adalah bahwa karena terlalu optimisnya para birokrat (dalam hal pasokan dan permintaan listrik) atau akibat penipuan berantai. (sin)

Erupsi Gunung La Palma Spanyol Memiliki Daya Rusak, 6.000 Orang Dievakuasi Hingga Penerbangan Dibatalkan

NTD

Letusan gunung berapi di pulau La Palma di Spanyol menyebabkan lahar meluap selama hampir seminggu, menelan banyak rumah dan ladang, dan penerbangan dibatalkan.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa magma yang meletus sepanjang malam mewarnai langit malam dengan warna merah cerah, dan lahar panas tersebar di kedua sisi gunung berapi di Cumbre Vieja.

Sejak 19 September, sekitar 6.000 dari 80.000 penduduk setempat telah dievakuasi. Orang-orang yang tinggal di daerah yang dilewati lahar telah diizinkan untuk segera pulang ke rumah untuk mengambil barang-barang mereka.

Dari lokasi kejadian bencana, terlihat lahar panas vulkanik meluncur turun dari lereng bukit dan terkikis selama perjalanan. Lava melewati kolam renang villa tempat liburan dan waduk. Lava tersebut langsung menguapkan air kolam dan uap air putih menghambur ke angkasa. Gambarnya sungguh mendebarkan. 

Kantor berita AFP melaporkan bahwa ketika awan abu vulkanik yang baru meletus membumbung tinggi. Beberapa maskapai mengatakan mereka akan menangguhkan penerbangan. Ini adalah pertama kalinya sejak 19 september, letusan Gunung Cumbre Vieja membatalkan penerbangan.

Gunung berapi Cumbre Vieja terletak di pulau berpenduduk jarang La Palma di bagian barat laut kepulauan. Sebuah video di situs sosial menunjukkan bahwa magma mengalir ke jalanan setelah letusan dan bergerak perlahan menuju pantai.

Binter Airlines Spanyol mentweet bahwa mereka masih tidak dapat mengkonfirmasi kapan akan melanjutkan penerbangan.

Untungnya, tidak ada korban yang dilaporkan dari letusan gunung berapi ini. Akan tetapi rekaman yang diambil oleh drone dari udara menunjukkan bahwa dua lava hitam di permukaan memotong jalur panjang dan merusak, yang bergerak di sepanjang sisi barat gunung berapi. menuju laut.

Para ahli mengatakan beberapa hari  lalu, bahwa jika lava mengalir ke laut, itu dapat menyebabkan lebih banyak ledakan dan awan asap gas beracun. Otoritas maritim telah memblokir wilayah laut dalam jarak 2 mil di laut untuk berjaga-jaga.

Awalnya diperkirakan lava akan mencapai pantai pada 20 September, tetapi laju aliran lava melambat. (Hui)

Tiba-tiba Tanah Longsor di Sichuan, Tiongkok Menyebabkan Gudang Terkubur Sekejap, 17 Orang Hilang Kontak

0

Luo Tingting

Banjir bandang dan tanah longsor melanda  Labahe Town, Kota Ya’an, Provinsi Sichuan, Tiongkok,  pada Minggu (26/9/2021). Sebuah gudang di lokasi konstruksi tersapu oleh aliran deras banjir bandang  dan 17 orang kehilangan kontak. Pada sore hari di hari yang sama, 5 orang yang hilang berhasil ditemukan. Sebanyak 2 orang meninggal dan 3 orang lainnya dipindahkan ke tempat yang aman.

Menurut informasi yang dirilis oleh Biro Manajemen Darurat Sichuan, pukul 03.00 pagi pada (26/9), banjir bandang melanda  Longtougou,  Labahe Town, Distrik Tianquan, Kota Ya’an, Provinsi Sichuan. Area waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Guolangqiao juga terendam. Orang-orang terjebak, jalan raya serta pasokan listrik sempat terputus.

Siang hari itu, sebanyak 45 orang yang terjebak, berhasil dievakuasi ke tempat yang aman. Sebanyak 17 orang lainnya hilang kontak. Hingga 26 september pada pukul 17.00, ditemukan 5 orang hilang, dimana 2 orang  diantaranya meninggal dunia, 2 orang luka ringan, dan 1 orang tidak luka.  Mereka  dipindahkan ke tempat yang aman. Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus berlanjut.

Setelah bencana, Kota Ya’an mengeluarkan tanggap darurat pengendalian banjir dan bencana geologi tingkat dua.

Saat banjir bandang  melanda, sempat mengubur gudang pekerjaan di lokasi konstruksi jalan lingkar. Seorang pekerja yang berada sekitar 2 kilometer jauhnya dari gudang pekerjaan mengatakan kepada Beijing News, bahwa gudang itu setinggi dua lantai dekat kaki gunung. Lokasinya berada  sebelah sungai. 

Pekerja tersebut mengatakan sekitar pukul 20.00 pada (25/9), terjadi hujan lebat di daerah tersebut. Akibatnya, permukaan air sungai di dekatnya naik.  Hujan deras kemudian melongsorkan tanah di gunung dan menyapu bagian tengah gudang.

“Rekan saya yang tinggal lima sampai enam ratus meter dari gudang kerja. Dia mengatakan  aliran deras dan tanah longsor menyapu tengah gudang pekerjaan dalam sekejap, bukan perlahan-lahan,” kata pekerja itu.

Pekerja itu mengatakan, atasannya ingin mengatur mereka untuk menyelamatkan orang-orang. Akan tetapi, terlalu banyak faktor yang tidak aman di malam hari sehingga tidak dapat dilakukan.  Pekerja itu juga mengatakan bahwa listrik padam dan internet terputus di malam tersebut.  Tim penyelamat baru bisa sampai ke lokasi sekitar 04.00 pagi pada Minggu (26/9). (hui)

Varian R.1 Melampaui 10.000 Kasus di Seluruh Dunia, Masih Sulit untuk Menghentikannya

0

Li Qingyi dan Yuwei – NTD

 Varian dari virus Komunis Tiongkok atau SARS-CoV-2  terus muncul sejak epidemi. Sementara dunia sibuk berurusan dengan virus varian Delta, strain baru “R.1” yang mengkhawatirkan kini terus menyebar

Strain virus varian ini, yang sementara bernama “R.1”, dapat melewati antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi penuh. Varian itu kini menyebar ke 37 negara di seluruh dunia, termasuk Tiongkok, Jepang, India, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat. Jumlahnya  melampaui 10.000 kasus.

Menurut laporan, sejak Maret 2021, lebih dari 2.200 kasus R.1 yang dikonfirmasi  dilaporkan di 47 negara bagian di Amerika Serikat, beberapa di antaranya sudah divaksinasi sepenuhnya.

Menurut laporan, strain virus varian R.1 ditemukan untuk pertama kalinya di Jepang. Mutasinya berbahaya yang dapat meningkatkan infektivitas virus, kemampuan replikasi diri, dan kemampuan imunosupresif. Virus ini mungkin lebih mudah untuk menghindari antibodi alami atau yang diproduksi oleh vaksin.

Para ahli dan cendekiawan saat ini sedang mengamati dan mempelajari apakah akan memasukkan varian baru virus R.1 dalam daftar pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Eric Chu Terpilih Sebagai Ketua Umum Partai Kuomintang Taiwan

0

oleh He Yating

Pada 25 September malam waktu Taiwan, hasil pemilihan ketua KMT diumumkan. Eric Chu memperoleh 85.164 suara (45,78%) dan terpilih sebagai ketua KMT. Ini adalah pertama kalinya sejak ketua KMT dipilih secara langsung, ada calon terpilih dengan suara kurang dari setengah kuorum.

Dalam pidatonya setelah Eric Chu terpilih, ia berulang kali menekankan pentingnya persatuan dalam partai KMT. Mulai saat ini, setiap anggota harus bersatu untuk membela Republik Tiongkok.

Ketika menyinggung soal kebijakan lintas selat, Eric Chu menekankan bahwa hubungan lintas selat sangat penting, setelah dia menjadi Ketua Umum Partai Kuomintang. Dia akan bekerja untuk memulihkan saluran dan platform komunikasi antar selat. Ia juga menyatakan bahwa Kuomintang tidak akan pernah mengikuti jalur DPP pada kebijakan mengenai lintas selat.

Mengenai masalah hubungan internasional, ia menyatakan bahwa dirinya akan memulai melakukan persiapan mendirikan “Kantor Perwakilan AS” pada hari pertama menduduki kursi ketua partai.

Dalam pemilihan ketua partai KMT, Chang Ya-chung, ketua umum Sekolah Sun Wen, yang pendiriannya diklasifikasikan sebagai “pro-reunifikasi” oleh dunia luar, memperoleh dukungan yang cukup tinggi dalam banyak jajak pendapat sebelum pemungutan suara berlangsung. 

Dalam pemungutan suara pemilihan kali ini, Chang Ya-chung yang mencalonkan diri sebagai ketua KMT untuk pertama kalinya, memenangkan 60.632 lembar suara, atau 32,59% suara, berada di peringkat kedua. Sedangkan Ketua Partai Kuomintang saat ini, Johnny Chiang Chi-chen hanya memenangkan 18,87% suara, berada di peringkat ketiga.

Dua hari sebelum pemungutan suara, Eric Chu secara terbuka menyebut Chang Ya-chung sebagai “ahli teori reunionis” dan bahkan menduga ia sebagai “faksi memerahkan Taiwan”. Masyarakat umum berpendapat bahwa pada akhirnya para anggota yang “sangsi terhadap Beijing” memberikan suara mereka kepada Eric Chu Li-luan.

Chu chao-Hsiang, seorang profesor di Institut Ilmu Politik di Universitas Normal Nasional Taiwan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia, bahwa setelah kenaikan pesat suara mendukung Chang Ya-chung, beberapa pemilih yang tetap netral merasakan krisis. 

Setelah pemilu digambarkan sebagai pertarungan antara “faksi yang sangsi terhadap Beijing” dengan “faksi memerahkan Taiwan”, maka sejumlah pemilih yang semula netral segera memihak ke Eric Chu.

Chu chao-Hsiang menjelaskan bahwa sikap Eric Chu tentang isu lintas selat adalah “Konsensus 92”, meskipun ia tidak akan mengulangi “Konsensus 1992” dari mantan Presiden Ma Ying-jeou, tetapi Eric Chu tidak akan menyangkalnya. 

Eric memilih untuk mengambil sikap “abu-abu”. Dirinya memperkirakan bahwa Eric Chu akan mengambil jalan kompromi dengan para pendukung Chang Ya-chung dan bahkan pendukung mantan Walikota Kaohsiung Han Kuo-yu, tetapi tidak akan mengubah sikap “abu-abu” dalam hubungan antar selat.

Du Sheng-tsung, Direktur Departemen Studi Radio dan Televisi di Universitas Ming Chuan, Taiwan berpendapat bahwa Eric Chu Li-luan tahu bahwa argumen Chang Ya-chung tidak sejalan dengan opini masyarakat di Taiwan, tetapi dia tidak dapat mengajukan argumen yang lebih meyakinkan. 

Dalam masalah ini, Eric Chu mengambil sikap mengelak, meskipun untuk sementara bisa lolos dari pemilihan ketua partai pada tahun 2021, tetapi tampaknya sulit untuk bisa lolos dari pemilihan walikota pada tahun 2022.

Du Sheng-tsung mengatakan bahwa ketika Kuomintang berurusan dengan hubungan lintas selat di masa lalu, secara langsung mengabaikan sejarah Taiwan dan teror putih. 

Sekarang ia harus menghadapi sejarah Taiwan. Kebutuhan dan konteks masyarakat Taiwan harus ditempatkan dalam pemikiran tentang hubungan lintas selat. Jika Kuomintang terus mempertahankan kekurangannya, ia akan menghadapi serangan balasan yang lebih besar. (Sin)