Menolak Aborsi Mendatangkan Kebahagiaan

Wen Binrong (Direktur Poliklinik Minghui Taiwan)

Seiring terciptanya lampu penerangan, hari-hari kehidupan manusia telah menjadi lebih panjang, kesempatan baik untuk menjadi “orang yang hidup secara wajar” sering dilewatkan begitu saja, sehingga kian lama semakin banyak suami-istri yang mengalami infertilitas (ketidak-suburan), bahkan ada juga orang yang telah didatangi “Malaikat penghantar anak”, masih saja mondar-madir dalam keraguan.

Seorang karyawati bank (40), tubuhnya kurus lemah, mudah tegang, pekerjaan kantor yang cukup berat membuatnya kelelahan setiap hari. Sesampainya dirumah sehabis kerja, masih perlu merawat dua mertua dan sepasang anak perempuan yang masih kecil, belum lagi mengurusi pekerjaan rumah tangga, kegetiran hidup yang sulit diutarakan.

Namun siapa sangka, begitu tidak hati-hati, menstruasi yang rutin datang dengan tepat, kini 2 minggu berlalu belum juga datang, dia pun bergegas ke rumah sakit, ketika dokter mengucapkan selamat atas kehamilannya, dia malah dengan wajah muram menahan tangis yang tanpa airmata lagi!

Kehamilannya Ditolak Seluruh Keluarga

Seluruh keluarga menentang kehamilannya, dengan alasan usia, sangat berisiko jika melahirkan, lagipula tubuhnya juga kurang sehat, kondisi ekonomi keluarga tidak mampu memelihara anak ketiga ini, dan mertua yang sudah uzur mana mampu menjaga cucu kecil, lagipula dikhawatirkan yang dilahirkan ternyata anak perempuan lagi!

Berhubung sang ibu hamil tidak ingin memikul lagi beban berat keluarga dan pekerjaan kantor, maka telah bersepakat dengan dokter kebidanan untuk menentukan hari operasi pengguguran.

Sebelum melakukan operasi, dia datang ke poliklinik penulis untuk meyelaraskan tubuhnya dan mengharapkan pemulihan kesehatan berlangsung lebih cepat pasca operasi, demi memulai pekerjaan  dengan baik. Saya sempat tertegun ketika dia menyampaikan keadaannya. Saya menatapnya cukup lama, lalu memegang tangannya dan dengan nada rendah namun sangat serius bertanya kepadanya: ”Bagaimana jika Anda mempertimbangkannya sekali lagi?”

Dia ragu sejenak lalu mengatakan: ”Tanggal operasi telah disepakati dan minggu depan sudah akan dilakukan.” Saya langsung menyambung: ”Meski sudah janji juga dapat diubah, janin dalam perut Anda sedang menangis dengan memilukan! Belum juga terlahir bertemu dengan ibu, sudah dicampakkan terlebih dahulu, ini adalah membunuh kehidupan! Membunuh anakmu sendiri!” Dia segera tertunduk, air mata memenuhi kelopak matanya.

Setiap Kehidupan Adalah Sangat Berharga

Saya mengatakan: ”Jika Anda tidak menghendaki anak itu, bolehkah dilahirkan dulu, lalu diadopsikan kepada orang lain? Banyak orang menginginkan anak tapi tidak berhasil mengandungnya.” Dia menjawab sambil menangis: ”Memberikan anak kepada orang lain, mana tega, saya akan sangat bersedih!”, saya melanjutkan: ”Namun itu lebih baik daripada Anda membunuhnya.

Setiap kehidupan itu adalah sangat berharga dan memiliki misinya masingmasing ketika datang ke dunia ini, juga mempunyai masa hidup yang telah ditakdirkan. Jika sebuah kehidupan akan berakhir pada usia 80 tahun, namun telah dibunuh didalam kandungan, maka kehidupan tersebut akan bertahan di suatu tempat tanpa makan-minum, menanti selama 80 tahun baru dapat bereinkarnasi, bagi kehidupan kecil itu bukankah amat kejam dan mengerikan! Lagipula juga berbuat dosa karena telah mengacaukan seluruh kehidupan yang telah diatur oleh sang Pencipta! Ditambah lagi kegalauan si kecil itu, semuanya dapat membentuk hutang karma (hasil perbuatan), membuat kesehatan tubuh Anda tidak nyaman dan kelak menderita kerunyaman dalam sejumlah hal.”

 Setiap Hari Berdoa Untuk Kehidupan Kecil Dalam Kandungannya

Setelah mendengar katakata saya, dia menangis tersedu-sedu, saya memberinya tisu wajah, sehabis mengusap air matanya dia kemudian bertanya: ”Lalu saya harus bagaimana? Bagaimana menghadapi keluarga?”  Saya menjawab: “Seorang ibu adalah yang paling berani dan paling mulia, banyak ibu demi melindungi anaknya, tak segan mengorbankan jiwanya dan mengalami penderitaan apapun juga dipikul diam-diam! Coba Anda pikirkan lebih seksama, itu darah daging Anda, sudah seharusnya Anda bertahan dengan berani!” Nuraninya seakan telah tersentuh.

Saya kembali dengan nada lembut mengatakan kepadanya: ”Siapa tahu anak ini akan mendatangkan keberuntungan terhadap Anda sekeluarga, mungkin kedatangannya membawa sukacita dan di saat itu masalah ekonomi keluarga akan teratasi dengan sendirinya.”

“Usia Anda tidak bermasalah, karena sudah melahirkan 2 kali, sekarang melahirkan lagi tidak ada sangkut-pautnya dengan risiko lahir pada usia tua, saya dapat membantu Anda dengan terapi Akupunktur untuk mengatasi keluhan dalam proses kehamilan dan kelahiran anak Anda nanti, dan dalam satu bulan pasca melahirkan adalah kesempatan terbaik untuk menyerasikan tubuh Anda, satu kesempatan terakhir bagi Anda melalui kelahiran dapat menyelaraskan tubuh Anda. Kelamin anak juga bukan masalah, dapat disepakati menggunakan marga sang ibu.”

Dia mengangguk-anggukkan kepala, setelah mengusap kering air matanya, dia pulang dengan perasaan siap menghadapi tekanan berat keluarga dan bertahan hingga akhir.

Sejak hari pertama dia datang berobat, setiap hari saya berdoa untuknya, memohon Yang Maha Kuasa memberinya kekuatan untuk menyelamatkan si kecil. Dengan gelisah saya menunggu dia kembali berobat, akhirnya 2 minggu kemudian dia baru datang lagi. Ketika melihat dia berdiri di depan meja pendaftaran, saya sempat tegang, ingin mengetahui hasilnya.

Setelah menunggu 6 pasien tibalah gilirannya diperiksa. Begitu duduk dia langsung berkata: ”Saya sedang mengalami muntah kehamilan, mual dan tidak ada selera makan.” Mendengar perkataan itu saya langsung merasa lega, itu menandakan dia tidak menjalani operasi aborsi.

Terapi Makanan Dan Akupunktur Muntah Kehamilan

(Fotolia)

Beberapa cara terapi pola makan mengatasi muntah hamil:

  1. Ikan Mas (Carassius auratus) dimasak bersama beras ketan bubur, makan pagi dan malam hari (lihat foto).
  2. Cuka dan Jahe (perbandingan 4:1) direbus hingga mendidih, lalu masukkan telur ayam, gula batu dan air hingga mendidih lagi, makanlah telur dan minumlah supnya.
  3. Ume (Prunus mume) (seperti kurma, warna hitam) direbus dengan gula merah, diminum seperti teh. 4. Selain itu, Jahe setelah ditumbuk penyet, tempelkan di Pusar,
  4. Tekan titik Neiguan (lihat foto-1) dikala senggang, bisa meredakan rasa mual dan muntah.

Penyelarasan dengan terapi Akupunktur:

Ada sejumlah titik bagi ibu hamil dilarang ditusuk.

Memperkuat limpa dan lambung si ibu untuk pemeliharaan janin, zona Lambung (Akupunktur kepala, titik Touwei mengarah ke alis) + titik Zhusanli.

Memelihara dan menenangkan janin, tusuk zona reproduksi pada titik Touwei hingga ujung alis.

Mudah lelah tusuk titik Baihui.

Muntah hamil, tusuk titik Neiguan, jika parah tambahkan titik Jianshi.

Mencegah Flu, tusuk titik Baihui, Fengchi dan Quchi.

Menstabilkan emosi, tusuk titik Shenmen dan Taichong.

1 minggu terapi Akupunktur satu kali, setelah 3 bulan semuanya berjalan stabil, pemeriksaan kehamilan sang ibu berikut janinnya dalam keadaan normal.

5 bulan kemudian diketahui mengandung anak perempuan, juga tidak tampak penyesalan pada dirinya.

Satu bulan sebelum melahirkan, supaya lahir lancar, tambahkan tusuk titik Akupunktur Sanyinjiao, Yinlingquan dan Xuehai.

Minum jamu herbal demi memperkuat penetralan racun janin dan untuk mengurangi rasa nyeri perut menjelang kelahiran.

Terapi terkhir, sebulan pasca melahirkan berturut-turut minum jamu untuk pemulihan kesehatan tubuh.

Ketika melahirkan, semuanya berjalan lancar, ibu dan anak sehat dan selamat.

Sangat Menakjubkan  Segala Sesuatunya Terselesaikan Dengan Baik

Lima tahun kemudian, di suatu hari dia datang berobat karena terserang Flu dan sekali lagi  mengucapkan terima kasih atas dorongan saya disaat awal mula datang berobat, sehingga dapat melahirkan seorang anak perempuan yang cantik.

Selain itu, masih terdapat suatu hal yang mengherankan, semula kesehatan ibunya yang tidak baik, sejak kehamilan dirinya memasuki 7 bulan, tubuh sang ibu mulai berangsur-angsur menjadi sehat dan bersedia membantu merawat cucunya, sehingga meringankan biaya perawatan.

Lagipula bayi mungil itu sangat tenang, jarang sekali berteriak menangis dan mudah perawatannya. Setelah besar sangat dekat dengan ibunya dan menyenangkan, sering membawa sukacita di dalam keluarga. Dia sendiri berkat perawatan satu bulan pasca melahirkan telah dilakukan dengan baik, sehingga tubuhnya jauh lebih sehat dari sebelumnya dan segala sesuatunya telah terselesaikan dengan baik. (TYS/WHS/asr)