Suara Berbeda Muncul di Kalangan Pejabat dalam Menanggapi Merayakan Natal di Tiongkok

Epochtimes.id- Di saat dunia sedang merayakan Hari Natal, muncul 2 suara di kalangan pejabat pemerintah dalam menanggapi perayaan Natal di Tiongkok.

Baru-baru ini sejumlah edaran menyangkut larangan anggota partai untuk merayakan Natal tersebar luas. Media resmi menyebutkan bahwa festival asing itu tidak seharusnya dilarang. Namun media corong PKT ‘Global Times’ menyebutkan bahwa pejabat tidak melarang Hari Natal dirayakan.

Pejabat Tiongkok tahun ini memperluas larangan perayaan Natal. Instruksi untuk Propinsi Hunan dan Liaoning menebutkan bahwa anggota partai dan kadernya tidak diizinkan untuk memperingati Hari Natal.

Baru-baru ini beredar di internet, berita tentang makin banyak masyarakat Tiongkok yang menolak kegiatan natal. Bahkan hiasan pohon natal raksasa yang ditempatkan di lapangan terbuka pun dirobohkan petugas berwenang.

Menurut video yang beredar di jaringan internet Daratan Tiongkok, Boikot Festival Barat juga menyebar ke sekolah dasar. Beberapa murid di kelas bersumpah : “Katakan tidak kepada festival asing, menolak festival asing dimulai dari saya, meneruskan warisan peradaban dan merayakan festival Tiongkok !”

Sebuah editorial yang diterbitkan ‘Global Times’ pada 25 Desember menyebutkan bahwa belakangan ini beredar berita tentang larangan merayakan natal di beberapa kota dan universitas, namun beberapa media asing menyimpulkan bahwa Tiongkok memboikot, melarang peringatan Hari Natal. Informasi asli di internet dibesar-besarkan dan diperluas.

Editorial tersebut juga menyebutkan bahwa sebagian dari pemberitahuan tersebut bertujuan untuk menjaga ketertiban umum dan keselamatan lalu lintas di kota. Tidak ada hubungannya dengan memboikot natal.

Pada 25 Desember, ‘Xiake dao’ sebuah Weibo yang beroperasi di bawah bendera ‘Renmin Rebao’ menggunakan artikel berjudul ‘Daripada Menolak, Coba Pikirkan Bagaimana Festival Tiongkok Dapat Ber-PK (menandingi) Festival Barat” untuk menyampaikan sikap bahwa pemerintah tidak memboikot natal.

Akibat pihak otoritas menggerakan kegiatan memboikot natal, sehingga perayaan Malam Kudus dan Hari Natal tidak sesemarak tahun-tahun sebelumnya. Tidak terdengar lagi suara pedagang kecil menjajakan buah apel, tamu yang makan malam di hotel-hotel juga jauh berkurang.

Warga Beijing bermarga Wang mengatakan, ia tidak melihat lagi suasana perayaan atau suka cita Natal yang biasa muncul di lingkungan tempat tinggalnya saat Natal tiba. “Sekolahan dan instansi-instansi juga lagi dihiasi pohon natal, Santa Claus, apel, sepi sekali.”

Pria bermarga Liu di Shanghai mengatakan bahwa kegiatan memboikot festival Barat itu merupakan langkah mundur yang pasti tidak populer dan tidak akan didukung masyarakat. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com