Tiongkok Masih Beli Kedelai Amerika Walau Ada Perang Tarif

EpochTimesId – Sebuah laporan dirilis oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat, Senin (6/8/2018). Laporan menunjukkan bahwa kapal pertama yang mengangkut kedelai AS sejak 3 pekan lalu telah berlayar dan tiba di Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa setelah pemerintah Tiongkok mulai memberlakukan tarif atas kedelai AS pada 6 Juli, mereka masih mengimpor komoditas asal AS.

Bloomberg mengabarkan bahwa menurut laporan dari Departemen Pertanian AS itu, kapal kargo Betis meninggalkan pelabuhan Kalama Marina di Washington pada 29 Juli 2018. Kapal berangkat menuju Shanghai dengan muatan kedelai AS, yang merupakan kiriman pertama sejak tiga pekan lalu. Pengirimnya adalah Gavilon Group di Nebraska, AS yang merupakan perusahaan pemasok pakan ternak, makanan, dan bahan bakar.

Kapal Betis adalah kapal kedelai Amerika keempat yang berlayar dari pantai AS sejak pertengahan Juni. Menurut data pengiriman yang dikumpulkan oleh Bloomberg, hanya satu dari tiga kapal kedelai AS sebelumnya yang benar-benar tiba sebelum tarif baru diberlakukan.

Kapal Cemtex Pioneer tiba di Pelabuhan Nantong, Tiongkok pada hari Senin sore. Itu adalah kapal kedelai AS pertama yang tiba setelah pemerintah Tiongkok memberlakukan tarif impor 25 persen pada kedelai AS sejak bulan Juli.

Kapal Peak Pegasus bermuatan 70.000 metrik ton kedelai AS. Kapal ngebut di laut untuk mengejar waktu agar tiba di pelabuhan Dalian sebelum tanggal 6 Juli (ketika diberlakukannya tarif baru). Namun, hingga saat ini masih belum berhasil merapat di pelabuhan tersebut. Konon kapal itu sedang menunggu proses yang dilakukan oleh Badan Urusan Logistik Bahan Makanan Tiongkok.

Belum ada pihak yang mampu menutupi kebutuhan pasar Tiongkok atas kedelai tanpa melibatkan AS. Karena perbandingan antara pasokan dan permintaan kedelai di pasar global relatif imbang, dunia luar berpendapat bahwa tidak bijaksana bagi otoritas Tiongkok untuk mengenakan tarif atas kedelai AS. Akibat kedelai AS diblokir, tidak ada pihak yang dapat mengisi kesenjangan kedelai di pasar domestik mereka.

Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa Tiongkok membutuhkan pasokan kedelai AS sekitar 15 juta metrik ton. Pengaruh terbesar mungkin terlihat pada penjualan kedelai AS yang tercatat dalam laporan bulan September mendatang.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Rabobank Belanda baru-baru ini memperkirakan bahwa Tiongkok mungkin terpaksa harus membeli 15 juta metrik ton kedelai AS yang bertarif baru untuk menutupi kekurangan permintaan pasar domestik mereka. Pelanggan kedelai domestik Tiongkok kemungkinan tidak dapat membebankan kenaikan biaya kepada konsumen setidaknya dalam jangka waktu pendek ini, jadi mereka mau tidak mau harus menderita kerugiannya.

Pembelian kedelai dari Brasil sebagai penggantian kedelai AS juga menyerah pada kenyataan. Sebelumnya, pasar pada umumnya memperkirakan bahwa setelah tarif diberlakukan, Tiongkok akan mengurangi impor kedelai AS dan meningkatkan pembelian kedelai Brasil.

Kedelai Brasil yang telah mencakup setengah dari impor kedelai Tiongkok. Sejak perang dagang dengan AS dimulai, Brasil telah menjadi pilihan pertama bagi pembeli Tiongkok dan mendorong kedelai Brazil menaikkan harganya.

Namun, Brazil, eksportir kedelai terbesar di dunia kemungkinan akan dipaksa untuk ‘membereskan kekacauan’ di Tiongkok. Beberapa hari yang lalu, sebuah asosiasi perdagangan memperingatkan bahwa karena sejumlah besar kedelai telah laku terjual ke pembeli Tiongkok, Brasil mungkin harus mengimpor kedelai dari Amerika Serikat untuk memenuhi permintaan pasar.

Sedangkan petani kedelai AS yang diperkirakan akan mengurangi pendapatan mereka selama tahun ini karena penurunan harga kedelai penyerahan berjangka dan kenaikan tarif. Beruntung karena Kementerian Pertanian AS bersedia memberikan mereka subsidi untuk membantu memulihkan sebagian dari kerugian.

Tentu saja, petani kedelai AS lebih mengharapkan pemerintah menyelesaikan masalah perdagangan lebih cepat dan lancar. Setelah lingkungan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan terbentuk, diharapkan kerugian yang mereka hadapi dapat teratasi. (Lin Yan/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA