Kasus Pembunuhan di Mexico City Terkonsentrasi Pada Kawasan Hukum Rimba

EpochTimesId – Kasus pembunuhan di Mexico City, Meksiko, melonjak ke tingkat rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kasus-kasus pembunuhan sangat terkonsentrasi di sejumlah kecil lingkungan yang sangat berbahaya, sebuah laporan yang diterbitkan pada 26 September 2018 menunjukkan.

Setelah bertahun-tahun terisolasi oleh krisis terburuk dari kejahatan dengan kekerasan yang melanda negara itu, Kota Meksiko mendapati kasus pembunuhan naik 45 persen sejak 2014. Kondisi itu menghadirkan tantangan besar bagi pemerintahan Walikota Claudia Sheinbaum yang baru.

Sebuah lembaga pemikir Meksiko, Evalua menggunakan ribuan laporan polisi dari 2009 hingga 2016 untuk analisa kasus. Mereka menemukan bahwa pertumbuhan pembunuhan kebanyakan terkonsentrasi di daerah-daerah yang sudah sejak lama menjadi daerah berbahaya. Sementara penyebaran kasus pembunuhan secara umum ke seluruh wilayah kota tidak terlalu masif.

Wilayah Gustavo A. Madero, Cuauhtemoc, dan Venustiano Carranza sejauh ini adalah yang paling mematikan, menurut laporan itu. Meskipun memiliki kurang dari seperempat populasi kota, kawasan itu bertanggung jawab atas 37 persen kasus pembunuhan.

Departemen kepolisian Mexico City belum mengeluarkan komentar terkait laporan ini.

Yang paling mengkhawatirkan adalah Tepito, daerah terkenal Cuauhtemoc yang dikenal sebagai “barrio bravo”. Kawasan yang memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di setiap bagian kota. Ini adalah rumah bagi geng La Union, yang menurut polisi berada di belakang peningkatan perdagangan obat terlarang dan jasa perlindungan keamanan ilegal atau premanisme.

Awal bulan ini, sejumlah orang bersenjata api yang berpakaian layaknya musisi tradisional, mariachis, menewaskan lima orang di titik wisata Plaza Garibaldi. Kawasan itu terletak di pinggiran Tepito.

Meskipun secara keseluruhan masih jauh di bawah rata-rata nasional, dan sebanding dengan beberapa kota AS, kekerasan di Mexico City semakin parah. Hampir 90 persen penduduk melaporkan merasa tidak aman, menurut survei terbaru oleh badan statistik nasional INEGI.

Namun, dari 6.418 laporan polisi yang masuk ke pemerintah kota yang diperoleh Evalua, lebih dari seperempat tidak dapat digunakan. Sebagian besar laporan tidak layak karena salah diklasifikasikan, serta mengandung informasi yang salah atau tidak lengkap, kata lembaga pemikir itu.

Ramirez mengatakan dia berharap pemerintah berikutnya akan meningkatkan data laporan polisi. Mereka juga diharapkan menerapkan program pencegahan. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA