Amerika Kecam Perampasan Kapal Ukraina oleh Rusia di Dekat Krimea

EpochTimesId – Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley mengkritik penyitaan kapal angkatan laut Ukraina yang dilakukan oleh Rusia. Haley menyebut tindakan Rusia sebagai pelanggaran yang keterlaluan terhadap wilayah Ukraina yang berdaulat.

Berbicara pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada 26 November 2018 waktu AS, Haley mengatakan langkah itu adalah ‘eskalasi Rusia sembrono lainnya’ dalam perang selama bertahun-tahun. Haley memberi catatan bahwa dia berbicara kepada Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sebelum membuat pernyataan.

“Pelanggaran yang memalukan hari Minggu terhadap wilayah Ukraina yang berdaulat adalah bagian dari pola perilaku Rusia yang termasuk aneksasi yang diakui Krimea dan pelanggaran terhadap Ukraina yang tak terhitung jumlahnya di Krimea, serta memicu konflik yang telah mengambil nyawa lebih dari 10.000 orang di Ukraina timur. Dan itu tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan,” kata Haley.

Menurut Ukraina, kapal-kapal militer Rusia menembaki sepasang kapal angkatan laut Ukraina dan sebuah ‘kapal tugboat’ pada 25 November 2018. Rusia menabrak setidaknya satu kapal dan melukai beberapa anggota awak kapal Ukraina. Kiev mengklaim enam orang terluka; namun Rusia melaporkan hanya tiga yang cedera. Perahu Ukraina yang disita ditarik ke pelabuhan terdekat.

Konflik itu terjadi di Selat Kerch yang strategis, di mana jembatan yang dibangun Kremlin menghubungkan Rusia ke bagian tenggara Ukraina yang diduduki oleh pasukan pemberontak yang didukung oleh Rusia.

Rusia mengatakan kapal Ukraina secara ilegal menyeberang ke perairan Rusia. Ukraina menyatakan bahwa kapal-kapalnya mengikuti aturan maritim internasional.

Volodymyr Yelchenko, duta besar Ukraina untuk PBB, mengatakan kepada para pejabat pada pertemuan darurat bahwa Rusia mengatur insiden itu. Yelchenko mengklaim memiliki rekaman lalu lintas radio yang akan membuktikan tuduhannya.

“Semua kekacauan pecah,” kata Yelchenko, menambahkan bahwa, “Tindakan agresi Moskow melanggar beberapa perjanjian bilateral dan internasional.”

Wakil Duta Besar Rusia, Dmitry Polanski menepis klaim Ukraina dan menuding insiden itu sebagai agresi Kiev. Seorang juru bicara untuk Dinas Keamanan Federal Rusia, yang mengawasi penjaga pantai, mengatakan bahwa kapal Ukraina melanggar perairan teritorial Rusia.

Kapal Ukraina juga dituduh melakukan manuver berbahaya, dan gagal mematuhi peringatan. FSB berencana untuk segera berbagi bukti, menurut Dmitry Peskov, juru bicara presiden Rusia.

“Ini adalah provokasi yang sangat berbahaya, yang membutuhkan perhatian khusus dan penyelidikan khusus,” kata Peskov.

Pejabat Ukraina kini meyakini bahwa Rusia mungkin tengah bersiap untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina, menurut Yelchenko. Poroshenko mengatakan dia memiliki intelijen yang menunjukkan ancaman serius dari operasi darat terhadap Ukraina oleh Rusia.

“Saya memiliki dokumen intelijen di tangan saya. Di sini, di beberapa halaman adalah deskripsi mendetail tentang semua kekuatan musuh yang terletak pada jarak beberapa puluh kilometer dari perbatasan kita. Siap setiap saat untuk invasi langsung ke Ukraina,” kata Presiden Ukraina.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko memerintahkan 30 hari darurat militer sebagai tanggapan atas insiden tersebut. Poroshenko membantah via Twitter, bahwa dia memberlakukan darurat militer selama 60 hari untuk mempengaruhi kampanye pemilihan umum di dalam negeri. Konstitusi Ukraina menyerukan pemilihan pada 31 Maret 2019.

Sebuah video yang difilmkan dari atas kapal Rusia menunjukkan orang-orang Rusia mengejar tugboat Ukraina dan menabrak kapal itu.

Kantor berita Interfax mengutip komisaris hak asasi manusia Rusia, Tatyana Moskalkova, mengatakan 26 November bahwa 24 pelaut Ukraina sedang ditahan. Tiga dari pelaut terluka tetapi tidak dalam kondisi serius dan sedang dalam pemulihan di rumah sakit.

Seorang saksi Reuters di Kerch, sebuah pelabuhan Krimea, mengatakan kapal Ukraina ditahan di sana pada 26 November 2018.

Politik domestik di Moskow dan Kiev menambah situasi yang mudah ‘membara’. Poroshenko menghadapi pertarungan pemilihan yang sulit awal tahun depan, dengan jajak pendapat menunjukkan dia tertinggal dari lawan-lawan politiknya.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah melihat peringkat persetujuannya yang tinggi, kini jatuh karena kebijakan domestik yang tidak populer. Di masa lalu, aksi militer yang berhasil di luar perbatasan Rusia telah meningkatkan popularitasnya.

Pemerintah dari beberapa negara Eropa, termasuk Inggris dan Jerman, juga mengutuk penangkapan kapal-kapal Ukraina oleh Rusia. Mereka menuntut Rusia membebaskan kapal-kapal dan menjamin perjalanan yang aman melalui selat Krimea. (@IvanPentchoukov dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ