Perangkat Teknologi Tersohor Ini Dikembangkan untuk Penganiayaan Terhadap Falun Gong

Jennifer Zeng-The Epochtimes

Analisis Berita

Sembari negara-negara Barat baru-baru ini mengakui adanya potensi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh perusahaan telekomunikasi  Huawei. Sebenarnya, beberapa orang di daratan Tiongkok telah lama mengetahui bahwa perusahaan tersebut adalah bagian dari aparat Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Huawei sangat menekankan instruksi partai komunis tentang sejumlah isu. Misalnya, penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah latihan meditasi damai dan  spiritual berdasarkan prinsip sejati, baik, dan sabar.

Sebagai rangkaian berkolaborasi dengan penganiayaan itu, Huawei telah mengembangkan perangkat yang harus menjadi perhatian bagi semua orang di seluruh dunia, bukan hanya bagi praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Penganiayaan

Pada Juli 1999, pemimpin PKT sebelumnya, Jiang Zemin memulai kampanye untuk membasmi Falun Gong. Pasalnya, Jiang  takut terhadap jumlah besar warga Tiongkok yang menganggap ajaran moral tradisional Falun Gong lebih menarik daripada ideologi ateis partai komunis.

Warga New York, Amerika Serikat, Mindy, yang meminta hanya disebutkan dengan nama yang disebutkannya karena kekhawatiran terhadap anggota keluarganya di Tiongkok, tiba ke Amerika Serikat dari Tiongkok pada tahun 2009 lalu.

Dia mengatakan bahwa pada awal 1999, ketika penganiayaan terhadap Falun Gong baru saja dimulai, Huawei telah mengadopsi kebijakan dengan tidak mempekerjakan praktisi Falun Gong.

Tahun itu, Mindy adalah seorang mahasiswi pascasarjana di Universitas Zhejiang. Seorang praktisi Falun Gong yang dia kenal di universitas yang sama telah mempelajari ilmu komputer. Sebelum praktisi Falun Gong ini lulus, telah direkrut oleh Huawei, yang secara agresif mempekerjakannya pada saat itu.

Namun, ketika dia akan menandatangani kontrak dengan Huawei, dia menemukan bahwa ada item yang menyatakan bahwa semua karyawan Huawei harus menjamin diri mereka tidak akan berlatih Falun Gong.

Tingkat ketergantungan militer AS terhadap produk buatan RRTsangat besar, seperti ponsel Huawei dan ponsel ZTE yang selama ini menjadi bahaya laten bagi keamanan nasional yang sejak awal telah masuk ke dalam toko-toko di pangkalan militer AS. (WANG ZHAO/AFP/Getty Images)

“Praktisi Falun Gong ini tidak ingin menandatangani kontrak semacam ini,” kata Mindy.

“Akibatnya, dia tidak dapat dipekerjakan oleh Huawei. Dan, Huawei tidak hanya memiliki item ini dalam kontrak kerja, tetapi  secara aktif bertanya kepada setiap calon karyawan jika mereka berlatih Falun Gong, ” tambah Mindy.

Mindy menikah selama hampir dua tahun dengan seorang engineering Teknologi Informasi yang bekerja untuk Huawei. Suaminya adalah anggota Partai Komunis. Mindy mengatakan dia pernah melihat aturan dalam salinan buku pedoman karyawan Huawei yang melarang karyawan berlatih Falun Gong.

Situs web Minghui, yang mengabarkan info A1 tentang penganiayaan Falun Gong, menerbitkan laporan tentang kasus Wu Xia pada 2 Agustus 2007. Wu, saat berusia 27 tahun, adalah seorang praktisi Falun Gong dan karyawan Huawei yang dikirim ke Pabrik No. 1  Taijinbao Company (suplier Huawei di Kota Suzhou) dengan pekerjaan Quality Control, bersama dengan rekannya Peng Weifeng. Ketika Peng menemukan bahwa Wu adalah seorang praktisi Falun Gong, dia lantas melaporkannya kepada manajernya.

Pada tanggal 1 Juni 2007, dua manajer asal Taiwan dari Perusahaan Taijinbao membawa Wu ke kantor polisi. Keesokan harinya, Wu dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Wujiang di Kota Suzhou.

Laporan Minghui lainnya pada 26 Februari 2008, menyatakan bahwa Wu diberi hukuman tiga tahun penjara pada Desember 2007. Dia ditahan di Penjara Wanita Nantong di Provinsi Jiangsu. Laporan itu mengatakan bahwa dia telah menderita kerusakan mental dan fisik yang sangat parah di tahanan tersebut. Dia tidak berada dalam kondisi yang baik.

Hingga kini, tidak ada informasi terbaru tentang kondisi Wu yang dapat ditemukan.

Karyawan Huawei lainnya yang telah dianiaya karena hubungannya dengan Falun Gong adalah Liu Guangrong. Menurut laporan Minghui, Liu bekerja di kantin Markas Besar Eropa Huawei Technologies di Dusseldorf, Jerman. Dia diberhentikan oleh perusahaan pada bulan September 2008 setelah dia dalam perjalanan berangkat kerja berbicara kepada rekan kerjanya dari Tiongkok di kereta bawah tanah tentang penganiayaan Falun Gong dan gerakan akar rumput warga Tiongkok mundur dari Partai Komunis Tiongkok (yang dikenal dalam bahasa mandarin sebagai Tuidang).

“Rekan kerja itu segera melaporkan percakapan mereka kepada kepala departemen Liu Guangrong,” kata laporan itu.

“Pimpinan mengatakan kepada Liu, ‘Anda tidak boleh berbicara dengan staf Tiongkok tentang Falun Gong dan gerakan keluar dari Partai Komunis. Perusahaan kami memiliki peraturan yang tidak memungkinkan staf untuk berbicara tentang topik sensitif ini. Itu tidak akan berguna jika kamu berbicara tentang hal-hal ini.”

Menyensor dan Memata-matai

Huawei telah melakukan jauh lebih banyak penganiayaan terhadap Falun Gong daripada hanya mengawasi karyawannya sendiri.

Perusahaan ini telah membantu menempatkan peralatan yang digunakan oleh Komunis Tiongkok untuk melacak warga Tiongkok. Bahkan, menyensor tentang informasi yang dapat mereka akses, sehingga memungkinkan terjadinya penganiayaan.

Dokumen internal setebal 172 halaman (Klik lebih Lanjut) dari Huawei, yang diterbitkan pada tahun 2015, bocor pada tahun ini dan beredar di internet.

Dokumen yang berjudul “Panduan Operasi VCM (manajemen konten video)” dan digunakan untuk melatih polisi internet komunis Tiongkok tentang cara memantau, menganalisis, dan memproses konten video secara real time. Polisi diharapkan mengirimkan peringatan jika mereka menemukan sesuatu yang “mencurigakan.”

perusahaan telekomunikasi cina tiongkok, zte dan huawei
Logo Huawei dipasang di luar fasilitas penelitian di Ottawa, Ontario, Kanada pada 6 Desember 2018. (Chris Wattie / Reuters)

Menurut komentator Tiongkok, Chen Simin, dokumen yang bocor ini menunjukkan keterlibatan Huawei secara mendalam dengan program pengawasan PKT “Golden Shield Project,” yang digunakan untuk memblokir akses ke informasi, dan “Skynet System,” digunakan untuk pengawasan terhadap seluruh masyarakat.

Atas pemblokiran informasi ini, rezim Komunis Tiongkok bertujuan mencegah warga daratan Tiongkok mengetahui tentang pelanggaran besar-besaran atas hak asasi manusia yang dilakukan dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, serta ajaran spiritual.

Perangkat pengintai yang telah dikembangkan oleh  Huawei ini digunakan untuk banyak tujuan, tetapi di antaranya adalah melacak keberadaan praktisi Falun Gong.

Chen Simin mengatakan bahwa perintah program “Golden Shield Project” berasal dari Biro Keamanan Umum dan Kantor 610, sebuah Komisi Eksekutif Partai Komunis yang bertugas khusus melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong.

Skor Kredit Sosial Berlaku Secara Internasional

Sistem Skynet mengidentifikasi individu melalui teknologi pengenalan wajah dan menempatkan informasi orang tersebut dalam database di wilayah itu.

Database tersebut kini memberi setiap orang skor “kredit sosial” yang menunjukkan sejauh mana individu tersebut sejalan dengan prioritas rezim komunis Tiongkok.

Kompetensi Huawei telah dikembangkan membangun sistem raksasa ini yang digunakan untuk mengumpulkan data di luar Tiongkok.

Yu Chao, seorang ahli rekayasa sistem AS, mengatakan bahwa masyarakat internasional harus sangat khawatir tentang kemungkinan Huawei mengumpulkan data secara massal terhadap orang-orang dari negara lain melalui perangkat dan jaringan mereka.

Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengkompilasi nilai kredit sosial pada warga non-Tiongkok.

“Gambaran yang suram adalah, meskipun PKT tidak akan menggunakan ‘skor kredit sosial’ terhadap warga Amerika untuk menghentikan mereka membeli tiket pesawat, mereka dapat memperoleh pengetahuan yang sangat mendalam tentang semua hal dari seseorang yang ada di database mereka, dan menggunakan pengetahuan ini ketika dibutuhkan,” kata Yu.

“Itu sangat menakutkan,” ujarnya. (asr)

Artikel ini adalah bagian dari laporan khusus yang diterbitkan oleh The Epoch Times tentang Huawei. Artikel ini tayang di Theepochtimes.com.