Komunis Tiongkok Memperkuat Pengawasan Terhadap Jaringan Internet

oleh Zhuang Zhengming

Beberapa tahun terakhir, seiring pemerintah Tiongkok terus memperkuat pengawasan terhadap jaringan internet, permintaan akan petugas pengawas bahkan ikut meningkat.

Media AS baru-baru ini mengungkapkan rincian pelatihan dan pekerjaan praktis dari penguji sebuah perusahaan layanan teknologi di Beijing.

Menurut laporan situs web ‘New York Times’ berbahasa Mandarin pada 2 Januari, bahwa karena pihak berwenang Tiongkok mengharuskan perusahaan untuk melakukan sendiri sensor berita internet, kebutuhan terhadap tenaga pengawas untuk meninjau konten berita jadi meningkat tajam. Akibatnya, bidang tersebut, yakni mengawasi pabrik telah menjadi lahan industri baru yang tumbuh cepat dan menguntungkan.

Beyondsoft adalah perusahaan manajemen layanan IT di Beijing yang mempekerjakan lebih dari 4.000 orang karyawan untuk menelusuri dan meninjau konten web secara siang dan malam. Pada tahun 2016, perusahaan ini hanya memiliki sekitar 200 orang anggota pesensor internet.

Li Chengzhi, salah satu karyawan berusia 24 tahun dari perusahaan tersebut yang ditugasi untuk mengawasi berita internet perusahaan lain.

Beyondsoft memiliki satu tim yang terdiri dari 160 orang yang ditempatkan di kota Chengdu, Sichuan. Dan Li Chengzhi adalah anggota tim tersebut. Anggota tim dibagi dan bekerja dalam 4 shift sehari untuk mengawasi konten yang berpotensi sensitif secara politis dalam aplikasi agregasi berita.

Menurut laporan, anggota pengawas hampir semuanya adalah para lulusan perguruan tinggi berusia 20-an tahun. Tetapi mereka biasanya tidak memahami politik atau tidak peduli pada politik, karena banyak orang tua dan guru di daratan Tiongkok akan memberitahu anak-anak muda bahwa peduli terhadap politik hanya akan menimbulkan masalah buat diri sendiri.

Oleh karena itu, karyawan baru harus terlebih dahulu mengikut pelatihan teori selama satu minggu, dan staf senior akan mengajari mereka informasi sensitif yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Dikatakan bahwa ‘suara yang mengejutkan’ sering dapat terdengar dalam ruang pelatihan.

Seorang eksekutif bisnis dari perusahaan tersebut mengatakan bahwa anak-anak muda sekarang bahkan tidak mengetahui tentang kejadian 4 Juni. Peristiwa yang mengacu pada penindasan terhadap mahasswa di Tiananmen tahun 1989.

Demi mencapai tujuan ini, perusahaan telah mengembangkan database informasi yang sangat besar.

Mereka juga menggunakan perangkat lunak anti-peninjauan untuk secara teratur mengunjungi situs web yang disebut kontra-revolusioner yang diblokir oleh pihak berwenang untuk mengumpulkan informasi dan kemudian memperbarui basis data.

Karyawan baru dapat belajar melalui database ini. Setelah dua minggu, mereka juga harus mengikuti ujian dan bisa lulus.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, Li Chengzhi tahu apa yang harus dicari dan apa yang harus diblokir. Dia menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahi Internet, membantu perusahaan media daratan menemukan konten apa saja yang mungkin membuat marah otoritas PKT, atau lelucon online yang tidak ingin dilihat oleh orang-orang PKT.

Pada awal setiap shift, pemeriksa akan mendengarkan instruksi ulasan terbaru yang diberikan oleh klien, yang diterima oleh klien korporat dari agen pengawas pemerintah. Anggota staf kemudian harus menjawab sekitar 10 pertanyaan tentang memori tes dan hasilnya akan mempengaruhi pembayaran kinerja mereka.

Mereka perlu membaca sekitar 1.000 hingga 2.000 artikel setiap kali pergantian shift dan perlu memastikan dalam satu jam setelah artikel baru diunggah, berita mana yang dapat disetujui  atau harus ditolak untuk publikasi.

Menurut laporan, banyak perusahaan media online daratan Tiongkok memiliki tim pengawas konten internal mereka sendiri, ada pula yang coba mengeksplorasi kemampuan kecerdasan buatan untuk menggantikan pekerjaan manusia tersebut. Namun, Li Chengzhi mengatakan bahwa pemikiran para robot tidak sefleksibel manusia, sehingga banyak yang lolos dari sensor.

Li Chengzhi kerap menemui informasi sensitif saat bertugas. Ketika ditanya apakah mereka telah berbagi informasi sensitif seperti peristiwa 4 Juni 1989 dengan keluarga atau kerabat ? Li Chengzhi mengatakan bahwa dia tidak melakukan hal itu, lalu menambahkan : “Takut penyebarannya meluas jika lebih banyak orang yang tahu”.

Tiongkok komunis telah membangun sistem sensor jaringan internet yang paling luas dan kompleks di dunia, dan kontrolnya menjadi lebih ketat dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir Desember tahun lalu, Media Inggris ‘Guardian’ merilis artikel yang menggambarkan bahwa tahun 2018 adalah tahun pengawasan bagi Tiongkok. Mengatakan bahwa Tiongkok komunis tahun lalu telah memperkuat tindakannya untuk mengendalikan informasi apa yang dapat dan tidak dapat dilihat oleh rakyat.

Menurut artikel tersebut, pihak berwenang Tiongkok memaksa aktivis demokrasi dan profesor universitas untuk menutup akun mereka di media sosial. Pada saat yang sama, konten tulisan non-politis mereka juga menjadi subjek untuk diteliti secara ketat oleh pihak berwenang.

Pada bulan Oktober tahun lalu, hampir 10.000 situs web yang berkaitan dengan penerbitan, hiburan, dan berita selebriti ditutup.

WeChat, sebuah platform sosial Tiongkok pada bulan Nopember tahun lalu juga mengeluarkan pernyataan yang isinya mengingatkan semua pihak untuk memperkuat pengawasan terhadap informasi yang berbahaya secara politis. Selama periode yang sama, lebih dari 9.800 akun self-media ditutup.

Menyangkut penguatan kontrol atas opini publik yang dilakukan pemerintah Tiongkok, komentator politik Tang Jingyuan kepada NTDTV mengatakan : “Sampai saat ini, PKT masih berusaha untuk melempar tanggung jawab krisis ekonomi dan keuangan yang dihadapinya kepada rakyat Tiongkok. Jika rakyat menguasai fakta kebenaran, pertolongan terhadap diri sendiri secara besar-besaran atau panik mungkin dapat menghancurkan keadaan kendali mereka terhadap masyarakat. Pemikiran PKT adalah berharap agar rakyat berada dalam kondisi terbius, tidak sadar jika dijadikan sapi perah.”

Ada juga pemilik self-media di daratan Tiongkok yang percaya bahwa tindakan PKT tersebut justru akan mendorong netizen untuk menemukan kebenaran dengan menggunakan alat anti-sensor/VPN. (Sin/asr)